OLEH :
NAMA : INDIRA RAHMANA RAZAK
NIM : 1903110004
KELAS/KELOMPOK : A/2
HARI/TANGGAL : SELASA/27 OKTOBER 2020
NAMA ASISTEN : ANA FITRIANI, S.Si.
LABORATORIUM GENETIKA
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS RIAU
2020
I. PENDAHULUAN
Mengenai Persilangan Tanaman”. Hukum ini terdiri dari dua bagian, hukum
pemisahan (Segregation) dari Mendel, juga dikenal sebagai hukum pertama Mendel,
dan hukum berpasangan secara bebas (Independent Assortment) dari Mendel juga
Hukum pewarisan sifat Mendel adalah hukum mengenai pewarisan sifat pada
organisme, yang kita kenal dengan hukum segregasi dan bukum asortasi bebas yang
telah dijabarkan oleh Gregor Johan Mendel. Mendel mengatakan bahwa pada
pembentukan gamet (sel kelamin), kedua gen induk (parental) yang merupakan
pasangan alel akan memisah sehingga tiap-tiap gamet menerima satu gen dari
induknya sebagaimana bunyi hukum Mendel I dan bunyi Hukum Mendel II,
menyatakan bahwa bila dua individu mempunyai dua pasang sifat atau lebih sifat,
maka diturunkannya sepasang sifat secara bebas, tidak bergantung pada pasangan
Defenisi hereditas sebagai transmusi genetic dari orang tua pada keturunannya
kepada anak oleh orang tuanya adalah satu alel dari masing-masing orang tuanya,
serta mitokondria yang terletak diluar nukleus (intisel). Kode genetik inilah yang
memproduksi protein dan kemudian berinteraksi dengan lingkungan untuk
Ciri yang paling nyata dari kehidupan adalah kemampuan organisme untuk
organisme yang sama, suatu keturunan akan lebih menyerupai orangtuanya dari pada
individu lama, yang jenisnya sama. Tetapi, hubungannya lebih jauh dari perpindahan
sifat dari suatu generasi ke generasi selanjutnya, hal ini dinamakan penurunan sifat
yang dikenal dengan istilah hereditas. Selain itu, ada pula variasi keturunan yang
memiliki penampilan yang sedikit berbeda dari orangtuanya atau saudaranya yang
sekandung. Mekanisme hereditas dan variasi menjadi perhatian seiring abad ke-20
(Crowdeer 2010).
Hukum kedua Mendel menyatakan bahwa bila dua individu mempunyai duap
pasang atau lebih sifat, maka diturunkanya sipasang sifat secara bebas, tidak
bergantug pada pasangan sifat yang lain. Dengan kata lain, alel dengan gen sifat yang
berbeda tidak saling mempengaruhi. Hal ini menjelaskan bahwa gen yang
menentukan sifat tanaman seperti tinggi tanaman atau warna bunga suatu tanaman
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
Mengetahui prinsip hukum Mendel dalam berbagai pewarisan sifat dan dapat
dari induk kepada keturunanya. Bapak genetika adalah Johan Mendel (1822-1884)
melalui percobaan pada kacang ercis, prinsip-prinsip genetika kini dikenal dengan
berbeda dan diharapkan mendapatkan sifat yang baik bagi keturunannya, orang yang
pertama kali menyelidiki perkawinan silang dan menganalisis hasilnya dengan teliti
berkembang dan menjadi satu lapangan ilmu pengetahuan dalam Biologi. Mendel
telah melakukan berbagai percobaan persilangan terhadap banyak jenis tumbuhan dan
tanaman ercis (kapri) dipekarangan biara sebagai kebun percobaannya (Roini 2018).
ialah perkawinan yang menghasilkan pewarisan dua karakter yang berlainan. Hukum
Mendel II mengungkapkan bahwa setiap pasang alel terpisah secara bebas pada setiap
gamet. Hukum ini berlaku ketika terjadi proses pembentukan gamet, gen se-alel
murni yang mempunyai dua sifat beda, yaitu antara kacang ercis berbiji bulat
berwarna kuning (BBKK) dengan kacang ercis berbiji keriput berwarna hijau (bbkk).
Kedua kacang itu memiliki dua sifat beda yaitu bentuk dan warna biji. Penurunan
sifat dari kacang ercis berbiji bulat berwarna kuning (BBKK) dengan kacang ercis
berbiji keriput berwaarna hijau (bbkk). Jika hukum Mendel I dapat dibuktikan dengan
penyilangan satu sifat beda (monohibrid). Ada pun hukum Mendel II dapat
dibuktikan melalui penyilangan dua sifat beda (dihibrid) atau lebih (polihibrid).
Hukum Mendel II terjadi pada proses gametosis atau pembelahan meiosis. Dan
Bila semua gamet individu diketahui, maka genotipe individu itu juga akan
menunjukkan bahwa ada satu pasang faktor yang memisah. Suatu uji silang dihibrida
berpisah dan berpilih secara bebas. Hukum pewarisan ini mengikuti pola yang teratur
dan terulang dari generasi ke generasi. Dengan mempelajari cara pewarisan gel
tunggal akan dimengerti mekanisme pewarisan suatu sifat dan bagaimana suatu sifat
tetap ada dalam populasi. Demikian juga akan dimengerti bagaimana pewarisan dua
sifat atau lebih banyak sifat pada tanaman. Binatang dan mikroba yang diatur oleh
satu gen. Gen-gen dalam individu diploid berupa pasangan-pasangan alel dan masing-
masing orang tua mewariskan satu alel dari satu pasangan gen tadi kepada
penelitian terdahulu diketahui bahwa biji bulat (W) dominan terhadap biji berkerut
(w), dan menghasilkan nisbah 3 : 1. Pada keturunan F2, Mendel juga mendapatkan
bahwa warna biji kuning (G) dominan terhadap biji hijau (g), dan segregasi dengan
nisbah 3 : 1. Persilangan kapri dihibrida berbiji kuning bulat dan berbiji hijau
dengan cara bebas dan tetap bebas selama meiosis. Sebagai akibatnya, gen-gen yang
terletak pada kromosom homolog. Dengan kata lain, gen-gen yang tidak terpaut
hukum genetika. Mendel kedua adalah hukum pemilihan acak yang menyatakan
bahwa gen-gen yang menentukan sifat yang berbeda dipindahkan secara bebas satu
dengan yang lain. Sebab itu akan timbul lagi secara pilihan acak pada keturunannya.
Individu-individu demikian disebut dihibrida atau hibrida dengan dua sifat beda
(Susanti 2017).
pasang atau lebih sifat, maka diturunkannya sepasang sifat secara bebas, tidak
bergantung pada pasangan sifat yang lain. Dengan kata lain, alel dengan gen sifat
yang bebeda tidak saling mempengaruhi. Hal ini menjelaskan bahwa gen yang
menentukan sifat seperti tinggi tanaman dengan warna bunga suatu tanaman tidak
saling mempengaruhi. Tiap sifat organisme hidup dikendalikan oleh sepasang “faktor
keturunan”. Pada waktu itu Mendel belum menggunakan istilah “gen” (Yasin 2015).
Persilangan dihibrid adalah persilangan antara individu untuk dua gen yang
berbeda. Eksperimen Mendel dengan bentuk biji dan warna ercis adalah sebuah
contoh dari persilangan dihibrid. Metode Punnet kuadrat menentukan rasio fenotipe
dan genotipenya. Metode ini pada dasarnya sama dengan persilangan monohibrid.
atau 2 gen yang berbeda. Hukum Mendel II yaitu pengelompokan gen secara bebas
berlaku ketika pembuatan gamet. Dimana gen se-alel secara pergi ke masing-masing
kutub meiosis. Pembuktian hukum ini dipakai pada dihibrid atau polihibrid, yaitu
persilangan dari dua individu yang memiliki dua atau lebih karakter yang berbeda.
Hukum ini juga disebut hukum Asortasi. Hibrid adalah turunan dari suatu persilangan
antara 2 individu yang secara genetik berbeda. Persilangan dihibrid yaitu persilangan
dengan 2 sifat beda sangat berhubungan dengan Hukum Mendel II yang berbunyi
hibrid semacam itu juga dikemukakan oleh Gardner Ratio. Fenotipe klasik yang
dihasilkan dari perkawinan dihibrida adalah 9 : 3 : 3 : 1, rasio ini diperoleh oleh alel-
alel pada kedua lokus mempunyai alel-alel dominan dan alel lethal (Stansfield 2001).
berpasangan secara bebas. Menurut hukum ini, setiap gen atau sifat dapat
berpasangan secara bebas dengan gen atau sifat lain. Meskipun demikian, gen untuk
satu sifat tidak berpengaruh pada gen untuk sifat yang lain yang bukan termasuk
alelnya. Hukum Mendel II ini dapat dijelaskan melalui persilangan dihibrida, yaitu
persilangan dengan dua sifat beda, dengan dua alel berbeda. Misalnya, bentuk biji
(bulat + keriput) dan warna biji (kuning + hijau). Pada persilangan antara tanaman
biji bulat warna kuning. Karena setiap gen dapat berpapasan secara bebas, maka hasil
persilangan antara F1 diperoleh tanaman bulat kuning, keriput kuning, bulat hijau dan
Hukum Mendel II ini hanya berlaku untuk gen yang letaknya berjauhan. Jika
kedua gen itu letaknya berdekatan, hukum ini tidak berlaku. Hukum Mendel II ini
juga tidak berlaku untuk persilangan buncis dengan dua sifat beda (dihibrida). Buncis
bulat berwarna kuning disilangkan dengan biji keriput warna hijau. Keturunan
pertama semuanya berbiji bulat warna kuning. Artinyya sifat bulat dominan terhadap
sifat keriput dan kuning dominan terhadap warna hijau. Persilangan antar F1
pewarisan sifat dari induk kepada keturunannya. Hereditas adalah pewarisan sifat-
sifat fisik biokimia dan perilaku dari suatu makhluk hidup kepada keturunannya.
Sifat-sifat menurun ini dikendalikan oleh substansi genetika yang disebut DNA yang
terdapat dalam gen. Gen terkandung dalam kromosom, yang terletak didalam inti sel.
Ciri, sifat dan warna mata dan lainnya dapat diwariskan atau diturunkan orang tua
kepada anaknya atau keturunannya, karena itu disebut sifat menurun (Crowder 2010).
Sejak dulu kala, manusia sudah menyadari bahwa perkawinan silang hewan
atau tumbuhan akan menghasilkan keturunan dengan sifat tertentu yang dinginkan,
misalnya sapi dengan produksi susu yang banyak atau pohon manga dengan buah
yang manis. Namun tidak pernah ada pejelasan bagaimana sifat-sifat itu diturunkan.
Pada pertengahan abad ke-19 hal ini dapat dapat dijelaskan, yaitu saat Gregor Mendel
Mendel lah yang menjadi orang pertama yang memberikan penjelasan tanttang
mekanisme hereditas yang sampai sekarang masih digunakan dan diterapkan dalam
Genetika yang sesungguhnya dimulai pada decade kedua dari abad ke-19
persilangan yang dibuatnya pada tanaman ercis/kapri. Johan Mendel lahir pada 27
Juli 1822 dikota kecil Heinzendorf di Silesia, Austria. Johan mempunyai dua saudara
ternyata dimulai semenjak dia masih kecil. Eksperimen Mendel dimulai sejak ia
berada di biara brunn dan didorong oleh keingintahuannya tentang suatu ciri
tumbuhan diturunkan dari induk keturunannya. Jika misteri ini dapat dipecahkan,
petani dapat menanam hibrida dengan hasil yang lebih besar. Prosedur Mendel sangat
berbagai macam ciri dan meneliti satu jenis ciri saja pada waktu tertentu dan tidak
Praktikum dilaksanakan pada hari Selasa, 27 Oktober 2020 pada pukul 13.30
WIB dan berakhir pada pukul 16.30 WIB. Praktikum mengenai Hukum Mendel II ini
Adapun Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah 2 buah box yang
berfungsi sebagai wadah dan tempat pengacakan kancing, dan 2 buah tabel uji
Sedangkan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah kancing baju
diibaratkan sebagai alel penentu sifat beda pada organisme yang sedang dilakukan
perkawinan silang.
a. Dominasi Penuh
Pertama-tama kancing sebanyak 16 buah per warna disiapkan, lalu
kombinasikan 2 buah kancing dengan warna berbeda yang akan mewakili 2 sifat beda
dengan ketentuan :
kedalam masing-masing box yang berbeda. Lalu kancing diambil satu persatu dari
tiap box tanpa melihat secara bersamaan dan kancing yang diperoleh dicatat hasilnya
serta terus diulang hingga kancing dalam box habis. Pertemuan dari kedua pasang
kombinasikan 2 buah kancing dengan warna berbeda yang akan mewakili 2 sifat beda
dengan ketentuan :
orange/hitam
kedalam masing-masing box yang berbeda. Lalu kancing diambil satu persatu dari
tiap box tanpa melihat secara bersamaan dan kancing yang diperoleh dicatat hasilnya
serta terus diulang hingga kancing dalam box habis. Pertemuan dari kedua pasang
Setelah melakukan percobaan pada dominasi penuh dan dominasi tak penuh,
kancing baju tersebut berfungsi sebagai alel untuk menguji hukum Mendel II serta
persilangan dihibrid dinyatakan bahwa pada persilangan dua individu dengan dua
tersebut merupakan karakter nonparental atau tidak ada pada tetua, selain itu karena
adanya interaksi gen maka bisa saja terjadi modifikasi nisbah menjadi 9 : 3 : 4; 9 :7;
dan 15 :1.
a. Dominasi Penuh
kancing yang sudah dikombinasikan pada 2 buah box dan diambil secara acak tanpa
Jumlah 16 16 16 0 5,5 -
Berdasarkan data percobaan pada tabel diatas, maka akan dapat dilakukan
- E (R_B_) = 9 X 16
16
=9
- E (R_bb) = 3 X 16
16
=3
- E (rrB_) = 3 X 16
16
=3
- E (rrbb) = 1 X 16
16
=1
Deviasi = (O – E)
- Deviasi (R_B_) = 10 – 9
=1
- Deviasi (R_bb) =2–3
= -1
- Deviasi (rrB_) =1–3
= -2
- Deviasi (rrbb) = 3 –1
=2
Chi Square = (O – E)2
E
-
- Chi Square (R_B_) = (O – E)2
E
= (10 – 9)2
9
= 0,1
Db = (n – 1) ; α
= (4 – 1) ; 0, 05
= 3 ; 0,05
= 7,815
Dari hasil perhitungan hasil pengamatan diatas dapat ditarik kesimpulan
bahwa X2 hitung < X2 (n -1) ; α. Maka HO dapat diterima, yang berarti sebaran
teori hukum Mendel 9 : 3 : 3 : 1 yang bunyinya yaitu sifat yang berbeda berpadu
kancing yang sudah dikombinasikan pada 2 buah box dan diambil secara acak tanpa
buah bulat
buah bulat
buah oval
buah bulat
buah oval
Berdasarkan data percobaan pada tabel diatas, maka akan dapat dilakukan
- E (RRBB) = 1 X 16
16
=1
- E (RRbb) = 2 X 16
16
=2
- E (RrBB) = 2 X 16
16
=2
- E (RrBb) = 4 X 16
16
=4
- E (RRbb) = 1 X 16
16
=1
- E (Rrbb) = 2 X 16
16
=2
- E (rrBB) = 1 X 16
16
=1
- E (rrBB) = 1 X 16
16
=1
- E (rrbb) = 1 X 16
16
=1
Deviasi = (O – E)
Db = (n – 1) ; α
= (4 – 1) ; 0, 05
= 3 ; 0,05
= 7,815
*Digunakan n = 4, karena genotipe yang dihasilkan adalah R_B_, R_bb, rrB_ dan
rrbb.
Dari hasil perhitungan hasil pengamatan diatas dapat ditarik kesimpulan
bahwa X2 hitung > X2 (n -1) ; α. Maka HO tidak dapat diterima, yang berarti sebaran
Percobaan dominasi penuh kali ini diperoleh hasil akhir yang tidak sesuai
dengan teori hukum Mendel 9 : 3 : 3 : 1 yang bunyinya yaitu sifat yang berbeda
berpadu secara bebas saat pembentukan sel-sel gamet. Melainkan adanya modifikasi
pada nisbah fenotipe F2 dalam dihibrid yang menghasilkan fenotipe dengan berbagai
variasi. Hal ini tentunya sesuai dengan penyimpangan semu hukum Mendel yaitu gen
yang dominan berinteraksi dan saling melengkapi dalam mengekspresikan suatu sifat.
Kehadiran gen tersebut akan secara bersamaan bekerjasama saling melengkapi untuk
memunculkan suatu karaktter baru. Sebaliknya, jika salah satu gen tidak muncul,
maka permunculan karakter tersebut akan terhalang atau tidak sempurna. Jadi, gen
yang satu akan melengkapi gen yang lain dan jika masing-masing gen berada
sendirian, pengaruhnya tidak akan dapat terlihat. Dalam hal ini apat diketahui bahwa
penyimpangan terjadi disebabkan oleh adanya interaksi antara dua ayau lebih alel dari
dua lokus yang berbeda yang menyebabkan fenotipe menjadi bebas dan bervariasi.
Sehingga dalam hal ini teori Mendel yang dikemukakan tidak sesuai dengan hukum
Mendel karena terdapat penyimpangan semu. Hasil rasio yang tidak sesuai tersebut
dapat juga dikarenakan hasil yang kurang akurat sehingga besar kemungkinan
gamet (meiosis).
Keterkaitan antara hukum perpaduan bebas dengan proses meiosis yaitu pada
dari induk jantan dan setengah sifat dari induk betina sehingga proses tersebut
dari kedua gen yang berbeda akan dapat berpadu secara bebas saat
sifat baru.
zuriat F2 terdiri atas 126 berbunga putih dan 33 berbunga ungu. Buatlah
diagram persilangan (genotipe dan fenotipe) mulai dari tetua hingga generasi
BB bb
FI : Bb
G1 : Putih 100%
Bb Bb
F2 : BB : Bb : Bb : bb
Ratio genotipe = 1 : 2 : 1
Ratio fenotipe = 3 : 1
Harapan (E)
Putih = 3 X 159
4
= 119, 25
Ungu = 1 X 159
4
= 39, 25
X2
Putih = 45,56
119,25
= 0,78
Ungu = 45,56
39,75
= 1,77
Db = (n-1) ; α
= (2 – 1) ; 0.05
= 1 ; 0,05
= 3,841
3. Pada tanaman garden pea, batang tinggi (T) dominan terhadap pendek (t),
polong hijau (G) dominan terhadap polong kuning (g). Jika tanaman
: ttGG X TTgg
Gamet TG Tg tG tg
1. Prinsip pada perpaduan bebas adalah alel-alel dari dua gen yang berbeda akan
berpadu bebas saat pembentukan sel-sel gamet dan tidak bergantung pada
pasangan lain, dan dapat terjadi perpaduan bebas yang menghasilkan sifat baru.
untuk dijadikan pembeda antara alel satu dengan alel lain. Nisbah fenotipenya
3. Gen pengendali satu sifat berupa alel dominan yaitu sifat yang menutupi gen
resesif, dan alel resesif adalah gen yang ditutupi oleh alel dominan, pada
dominasi tidak penuh tidak berlaku karena muncul sifat baru dan hanya berlaku
Heri. 2015. Uji F1 dari Persilangan Genotipe Antara Beberapa Varietas Introduksi
Roini. 2018. Organisai Konsep Genetika pada Hukum Mendel II. Jurnal Edisi
Yasin. 2015. Uji Kesesuaian Hukum Mendel dalam Memiliki Benih Jagung Opague.
Hukum mendel II adalah sebuah hukum yang menyatakan bahwa bila dua
individu mempunyai dua pasang atau lebih sifat, maka akan diturunkannya
sepasang sifat secara bebas, tidak bergantung pada pasangan sifat lain.
Dengan kata lain, alel dengan gen sifat yang berbeda tidak saling
mempengaruhi. Hal ini menjelaskan bahwa gen yang menentukan e.g. tinggi
a. Kodominan
b. Polimetri
Polimeri adalah suatu gejala dimana terdapat banyak gen bukan sealel
lokus yang berbeda. Semakin banyaknya gen yang bersifat dominan maka
d. Alel ganda
Alel ganda adalah fenomena adanya tiga atau lebih alel dari suatu gen.
biasanya satu gen tersusun dari dua alel alternatif. Alel ganda dapat terjadi
e. Alel letal
karena tugas gen aslinya adalah untuk menumbuhkan karakter atau bagian
f. Atavisme
Epistasis dan hipostatis adalah salah satu bentuk interaksi antara gen
h. Kriptomeri
sebelumnya tersembunyi
Tanaman ercis berbatang tinggi (T) dan berbunga Ungu (P) dominan
terhadap ercis berbatang pendek (t) dan berbunga putih (p). Tanaman ercis
galur murni berbatang tinggi berbunga unggu disilangkan dengan ercis galur
P1 : TTPP X ttpp
G1 : T, P t, p
F1 : TtPp
P2 : TtPp X TtPp
F2 :
TP Tp tP tp
dominan?
= 1.530 tanaman.
homosigot resesif?
Ttpp = 1/16 x 2.720
= 170 tanaman.
5. A. Sebutkan fenotip yang ada pada F2 dan berapa jumlah tanaman masing-
masing fenotip !
P1 = TTPP X ttpp
P2 = TtPp X TtPp
F1 = TtPp