Jurnal Sosbud
Jurnal Sosbud
OLEH :
2020/2021
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapakan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat kesehatan dan kesempatan. Sehingga kami bisa menyusun atau menyelesaikan tugas pada
mata kuliah Sosial Budaya Masyarakat Pesisir. Penulisan ini disajikan secara ringkas dan
sederhana sesuai dengan kemampuan yang kami miliki, dan tugas ini disusun dalam rangka
memenuhi tugas membuat jurnal dalam mata kuliah : Sosial Budaya Masyarakat Pesisir
Dalam penyusunan tugas ini banyak kesalahan dan kekurangan, oleh karena itu kritik
yang membangun dari semua pihak sangat diharapkan demi kesempurnaan tugas ini. Dan dalam
kesepakatan ini saya mengucapkan terimakasih kepada, pihak-pihak yang telah membantu dan
secara khusus saya berterimakasih kepada Ibu : Miskah Aprianti,M.Psi. selaku dosen mata
kuliah Sosial Budaya Masyarakat Pesisir karena telah memberikan bimbingan untuk
menyelesaikan tugas ini hingga selesai.
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................ii
ABSTRAK.................................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................2
A. Latar Belakang.............................................................................................2
B. Rumusan Masalah........................................................................................2
C. Tujuan...........................................................................................................3
D. Manfaat Penelitian.......................................................................................3
A. Lokasi Penelitian...........................................................................................7
B. Waktu Penelitian..........................................................................................7
C. Metode Penelitian.........................................................................................7
D. Populasi dan Sampel....................................................................................7
E. Defenisi Operasional.....................................................................................7
F. Teknik Analisis Data....................................................................................8
BAB V PENUTUP..................................................................................................12
A. Kesimpulan..................................................................................................12
B. Saran............................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................13
LAMPIRAN............................................................................................................14
ii
ABSTRAK
Terdapat berbagai masalah dan fenomena anak yang terjadi di Indonesia saat ini,
diantaranya adalah masalah anak yang terjadi di wilayah pesisir. Kondisi pendidikan anak-
anak di kawasan pesisir sejumlah pulau di Indonesia yang sangat memperhatinkan. Beberapa
permasalahan sehingga kesempatan anak pesisir tertinggal dalam menuntut ilmu, antara lain
soal sarana dasar pendidikan yang minim, dan keterbatasan wawasan tentang pentingnya
pendidikan di kalangan orang tua.
Selain itu, permasalahan mendasar lainnya ketika anak-anak pesisir ikut dilibatkan
orang tua mencari nafkah untuk menopang pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari. Mereka
akhirnya mengabaikan pendidikan. Nelayan merupakan suatu fenomena sosial yang sampai saat
ini pembahasan yang cukup menarik, mulai dari pemukiman yang kumuh sampai ke tingkat
pendapatan dan pendidikan yang rendah.
Penghasilan yang mereka dapatkan digunakan untuk kehidupan sehari-hari dan biaya
anak sekolah. Penduduk di wilayah pesisir pantai memiliki tingkat ekonomi yang relatif rendah.
Penelitian ini di ambil di Desa Sialang Buah, Kecamatan Teluk Mengkudu, Kabupaten Serdang
Bedagai dan di laksanakan pada Minggu, 24 Januari 2021, Penelitian deskriptif dengan
menggunakan pendekatakan kualitatif yang bertujuan untuk mengenal dan memahami suatu
fenomena, sehingga dapat mendeskripsikan dan menggambarkan realita yaitu pendidikan
masyarakat pesisir. Metode pengumpulan data dengan menggunakan teknik wawancara dan
studi literatur dari jurnal serta sumber informasi tertulis lainnya.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Terdapat berbagai masalah dan fenomena anak yang terjadi di Indonesia saat ini,
diantaranya adalah masalah anak yang terjadi di wilayah pesisir. Kondisi pendidikan anak-anak
di kawasan pesisir sejumlah pulau di Indonesia yang sangat memperhatinkan. Beberapa
permasalahan sehingga kesempatan anak pesisir tertinggal dalam menuntut ilmu, antara lain soal
sarana dasar pendidikan yang minim, dan keterbatasan wawasan tentang pentingnya pendidikan
di kalangan orang tua.
Selain itu, permasalahan mendasar lainnya ketika anak-anak pesisir ikut dilibatkan orang
tua mencari nafkah untuk menopang pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari. Mereka akhirnya
mengabaikan pendidikan. Nelayan merupakan suatu fenomena sosial yang sampai saat ini
pembahasan yang cukup menarik, mulai dari pemukiman yang kumuh sampai ke tingkat
pendapatan dan pendidikan yang rendah.
Anak-anak di wilayah pesisir tersebut ada yang sebagian hanya bermain dan tidak jarang
pula anak-anak yang berada di daerah pesisir ini ikut bekerja guna untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya sehari-hari. Anak-anak yang berada di daerah pesisir ini dapat dipastikan tidak bersekolah
padahal dari segi usia, mereka masih duduk dibangku sekolah dan bukan disibukkan dengan
melakukan semua kegiatan yang belum pantas mereka lakukan.
Kebanyakan di daerah pesisir ini yang orangtuanya bermata pencaharian sebagai nelayan
pendidikan mereka masih rendah, bahkan masih ada para nelayan yang buta huruf atau tidak tahu
membaca. Dengan kondisi seperti ini, banyak orang tua masih kurang memotivasi anak-anaknya
untuk mengecap bahwa pendidikan itu penting, karena prinsip yang melekat dari masyarakat pesisir
adalah sekolah bukan sesuatu hal yang menjanjikan untuk memperbaiki hidup. Bahkan kebanyakan
anak perempuan yang dilarang keras untuk sekolah tinggi-tinggi, mereka juga mempunyai prinsip
bahwa perempuan itu kodratnya setelah dewasa ialah dapur, sumur, kasur dan banyak juga yang
berjualan hasil yang didapatkan anggota keluarganya dari laut, seperti berjualan ikan,kerang dan
lainnya. Jika dikaji lebih dalam lagi bahwa dengan pendidikan, maka nasib sekeluarga akan bisa di
perbaiki dan dengan pendidikan anak perempuan bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih baik.
Namun, berbeda dengan yang ditemukan oleh penulis pada masyarakat pesisir di daerah Sialang
Buah (Serdang Bedagai). Di desa ini banyak anak-anak yang putus sekolah dan lebih memilih untuk
ikut orang tuanya bekerja sebagai nelayan.
Lingkungan masyarakat yang sudah mengenalkan cara mendapatkan uang sehingga merubah
perilaku anak-anak yang seharusnya mengemban dunia pendidikan. Hampir 70% anak yang
menyelesaikan sekolah lanjutan tingkat pertama dan tidak melanjutkan sekolahnya lagi.
Peran keluarga dalam melihat pendidikan sebagai hal penting bagi masa depan anak pesisir.
Di Desa Sialang Buah sebagian besar orangtua menggangap pendidikan itu kurang penting.
Seharusnya orang tua dan pemerintah harus lebih memperhatikan pendidikan.
Jika dilihat dari pendapatan orang tuanya yang bermata pencaharian sebagai nelayan, pada
umumnya pendapatan mereka peroleh relatif akan cukup menyekolahkan anaknya ke jenjang yang
lebih tinggi. Namun, ternyata pendidikan di daerah pesisir khususnya nelayan hanya beberapa saja
yang sekolah jenjang yang lebih tinggi.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana keadaan masyarakat pesisir ?
2. Apasaja kegiatan masyarakat pesisir ?
3. Bagaimana pendidikan anak-anak pesisir ?
2
4. Apasaja kegiatan dilakukan anak-anak pesisir ?
5. Faktor apasaja yang mempengaruhi pendidikan masyarakat pesisir yang rendah ?
C. Tujuan
Tujuan Khusus
Untuk mengetahui pendidikan masyarakat pesisir di daerah Sialang Buah, Kecamatan
Teluk Mengkudu, Kabupaten Serdang Bedagai.
Tujuan Umum
1. Untuk mengetahui bagaimana keadaan masyarakat pesisir
2. Untuk mengetahui apasaja kegiatan anak-anak di daerah pesisir
3. Untuk mengetahui bagaimana pendidikan anak-anak di daerah pesisir
4. Untuk mengetahui kegiatan apasaja yang dilakukan anak-anak di daerah pesisir.
5. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi pendidikan masyarakat didaerah
pesisir.
D. Manfaat Penelitian
Setelah melakukan mini research ini penulis lebih menyadari bahwa banyak anak-
anak didaerah pesisir khususnya Sialang Buah Kec. Teluk Mengkudu yang tidak
mendapatkan pendidikan yang layak, karena ingin membantu orang tua untuk mencari
uang.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan
sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke geranasi berikutnya melalui
pengajaran, pelatihan, ataupun penelitian. Lain halnya dengan pendidikan di masyarakat
pesisir, tingkat pendidikan masyarakat pesisir cenderung sangat rendah, Tingkat
pendidikan masyarakat pesisir yang rendah biasanya disebabkan oleh pendapatan mereka
yang sangat kurang untuk mencukupi biaya kehidupan sehari-hari atau dapat dikatakan
miskin. Dengan kondisi kemiskinan yang dimiliki nelayan menyebabkan anak-anaknya
tidak mendapatkan pendidikan formal yang layak. Pendidikan juga sangat penting bagi
masyarakat nelayan khususnya pada anak-anak nelayan tersebut, sehingga mereka tidak
terus berujung pada kemiskinan. Kondisi nelayan juga mempengaruhi persepktif mereka
dengan pendidikan, kehidupan mereka yang kurang memadai juga dapat mengurangi
semangat mereka untuk melanjutkan pendidikan.
B. Landasan Teori
Pendidikan merupakan fenomena manusia yang fundamental, dan juga
mempunyai sifat yang sangat penting untuk kehidup manusia. Karena itulah kita dituntut
untuk terus menuntut ilmu. Di dalam Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) 1978
dinyatakan bahwa pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di dalam
lingkungan rumah tangga, sekolah, masyarakat. Maka dari itu, pendidikan pendidikan
merupakan tanggung jawab yang dipikul bersama anatara keluarga, masyarakat, dan
pemerintah.
Konsep pendidikan seumur hidup ini pada mulanya dikemukakan oleh filosofi
dan pendidik dari Amerika yang sangat terkenal, yaitu : John Dewey. Dan kemudian
dipopulerkan oleh Paul Langrend melalui bukunya : An Introduction to Life Long
Education. Menurut John Dewey, pendidikan iyu menyatu dengan kehidupan. Maka
pendidikan terus berlangsung seumur hidup sehingga pendidikan itu terus berlangsung
sepanjang hidup dan tidak pernah berakhir.
Menurut para ahli modern, pendidikan adalah mengadakan pengaruh dengan
bermacam-macam pengaruh yang di pilih dengan sengaja untuk menolong anak-anak
supaya dapat meningkatkan kemajuan jasmani, akhlaknya, sehingga sampai dengan
tingkat kesempurnaan, agar anak-anak tersebut dapat berguna untuk orang lain.
Konsep pendidikan yang tidak ada batasnya ini juga telah lama diajarkan oleh
agama Islam, sebagaimana dinyatakan dalam Hadits Nabi Muhammad SAW. yang
berbunya : “tuntutlah ilmu sejak dari buaian hingga liang lahad.”
Bagi umat Islam, agama merupakan dasar utama dalam mendidik anak-anaknya
melalui sarana-sarana pendidikan. Karena dengan menanamkan nilai-nilai agama akan
membantu terbentuknya sikap dan kepribadian seorang anak hingga dewasa. Dalam
agama Islam menuntuk ilmu juga merupakan suatu hal yang wajib hukumnya untuk
dilaksanakan.
Menurut Ki Hajar Dewantara konsep pendidikan manusia seluruhnya dan seumur
hidup ini merupakan merupakan orientasi baru yang mendasar dengan kebijakan tanpa
batas, baik itu batas umur maupun batas waktu belajar, maka kita dapat mendorong
pribadi kita untuk bertanggung jawab atas pendidikan diri sendiri.
Masyarakat nelayan umumnya masyarakat yang memiliki keinginan kerja yang
tinggi dan mempunyai sifat kekerabatan yang erat pada sesamanya. Masih banyak
masyarakat nelayan yang tingkat pendidikannya masih kurang. Pekerjaan sebagai nelayan
5
T
a
ik
d
n
e
D
S
P
-
t
g
m
lh
oadalah pekerjaan yang berat dan banyak mengandalkan otot dan pengalaman, sehingga
untuk bekerja sebagai nelayan tidak membutuhkan latar belakang pendidikan.
Menurut Raymond Firth, karakteristik yang memadai kehidupan nelayan adalah :
a. Pendapatan nelayan yang bersifat harian dan tak menentu.
b. Rendahnya tingkat pendidikan para nelayan serta anak-anak dari keluarga
nelayan yang menyebabkan para nelayan sulit untuk mendapatkan pekerjaan.
c. Sifat produk yang mudah rusak dan harus segera dipasarkan menimbulkan
ketergantungan yang besar bagi nelayan kepada pengepul hasil tangkapan
(produk).
d. Besarnya jumlah modal yang dikeluarkan dibidang usaha perikanan,
menyebabkan para nelayan lebih memilih bergerak dibidang perikanan kecil-
kecilan.
e. Keluarga nelayan miskin umumnya sangat rentan dan mudah terjerumus
dalam perangkap utang yang merugikan.
C. Kerangka Konsep
Nelayan yang memiliki tingkat sosial ekonomi yang rendah tentunya akan lebih
mengedepankan penghasilannya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari,
setelah semua terpenuhi mereka baru memikirkan kebutuhan pendidikan untuk anak-anak
mereka, tinggi ataupun rendah tingkat pendidikan anak nelayan ditentukan oleh faktor
sosial ekonomi yang dimiliki orang tuanya. Semakin tinggi sosial ekonomi yang dimiliki
oleh orang tuanya, maka semakin tinggi pula tingkat pendidikan yang didapatkan
anaknya, begitupun sebaliknya.
Dari kondisi ekonomi nelayan tersebut, maka akan memberikan imbas pada
tingkat pendidikan yang ditempuh oleh anak-anak nelayan.
6
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Penelitian ini mengambil lokasi di ambil di Desa Sialang Buah, Kecamatan Teluk
Mengkudu, Kabupaten Serdang Bedagai.
B. Waktu Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada Minggu, 24 Januari 2021, Pukul 10.00
WIB-Selesai.
C. Metode Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif. Penelitian
kualitatif merupakan penelitian yang menghasilkan dan mengolah data yang sifatnya
deskriptif, seperti transkripsi wawancara, foto, dan studi literature dari jurnal serta
sumber informasi tertulis lainnya.
Pada pendekatan kualitatif ini, peneliti mengumpulkan informasi dari beberapa
responden, dan membentuk informasi ini menjadi kategori-kategori atau tema-tema
tertentu (Creswell,2012:96).
E. Defenisi Operasional
N Variabel Definisi Operasional Jenis data
O
1 Kegiatan Responden Kegiatan sehari-hari yang Wawancara
dilakukan responden
2 Persepsi masyarakat Beberapa respon masyarakat Wawancara
nelayan tentang terkait pendidikan baik itu positif
pentingnya pendidikan maupun negative.
3 Kondisi sosial orang tua Latar belakang pendidikan orang Wawancara
tua, umur orang tua, status sosial
orang tua di lingkungan
masyarakat
4 Minat anak-anak pesisir Minat bersekolah adalah dimana Wawancara
untuk sekolah ukuran seajuh mana individu
termotifasi untuk bersekolah,
dengan indicator saya ingin
7
bersekolah, saya berniat untuk
sekolah, dan lain sebagainya.
5 Kondisi ekonomi Pendapatan keluarga, pemilikan Wawancara
kekayaan
8
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pendidikan Masyarakat Pesisir
Pendidikan merupakan salah satu aspek yang paling penting sebagai proses
pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas, maka seharusnya pendidikan untuk
anak-anak diusia sekolah harus mendapat pendidikan yang berkualitas, seperti program
yang sudah diterapkan pemerintah bahwa sekolah wajib 12 tahun dan didukung oleh
anggaran APBN sebesar 20% yang diperuntukkan bagi sector pendidikan, maka sudah
seharusnya seluruh warga Indonesia, khususnya masyarakat pesisir, wajib mendapatkan
kesempatan yang sama untuk mendapatkan pendidikan yang layak, walaupun fakta yang
sebenarnya terjadi masih banyak warga Indonesia yang berada di daerah terpencil belum
mendapatkan fasilitas pendidikan yang layak.
Dengan pendidikan manusia akan mempunyai wawasan yang luas dalam
hidupnya, sehingga hidupnya akan menjadi terarah dan apa yang diinginkan dapat
tercapai, maka pendidikan adalah tanggung jawab bersama keluarga, masyarakat, dan
juga pemerintah. Manusia yang berpendidikan akan mampu melihat dan menempatkan
dirinya di segala perkembangan dan perubahan situasi yang ada di dalam masyarakat.
Di masa sekarang ini pendidikan memiliki peran yang sangat besar terhadap
kemajuan ekonomi, pembangunan pendidikan pada dasarnya dilakukan dalam 4 (empat)
strategi pokok, yaitu pemerataan kesempatan, relefansi pendidikan dengan pembangunan,
kualitas pendidikan dan efisiensi pengelolaan. Hubungannya dengan sumber daya
manusia yang berkualitas dapat selain dapat ditingkatkan melalui pendidikan yang
bersifat formal juga dapat digali melalui pendidikan yang bersifat formal juga dapat
digali melalui pendidikan dalam keluarga sebagai wadah sosial terkecil.
Dari hasil wawancara peneliti dengan anak-anak nelayan di Desa Sialang Buah,
rata-rata pendidikan terakhir mereka hanya sampai Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Menurut mereka sekolah tinggi itu tidak penting, karena untuk menjadi seorang nelayan
tidak membutuhkan pendidikan yang tinggi, sehingga menurut mereka sekolah sampai
tingkat SMP sudah sangat tinggi dan sudah sangat cukup. Seperti yang dikatakan seorang
responden saat diwawancarai “Udah baguslah itu kak SMP, adalagi yang gak sekolah”. ,
mengingat jarak sekolah di desa Sialang Buah tidak terlalu jauh Kondisi ini menandakan
bahwa masih banyak masyarakat pesisir di desa Sialang Buah yang tidak menyadari
betapa pentingnya pendidikan yang tinggi.
Bagi para nelayan memang tidak ada pilihan lain, karena pekerjaan yang
berhadapan dengan anvaman gelombang laut yang tinggi,cuaca, dan kemungkinan terjadi
karam saat akan melaut untuk menangkap ikan, dan mencari ikan adalah pekerjaan turun
temurun tanpa perlu belajar untuk menjadi seorang nelayan. Pada usia remaja anak laki-
laki nelayan mulai diajak untuk berlayar dan ikut melaut, sedangkan pada anak
perempuan tugasnya menjual hasil tangkapan yang sudah didapat.
Anak nelayan turun melaut pada sore hari setelah ashar dan pulang pagi hari, atau
pada pagi hari dan pulang sore hari pada waktu yang sudah ditentukan oleh juragan.
Maka dengan demikian masalah sosial budaya yang dihadapi masyarakat pesisir adalah :
1. Rendahnya kesadaran masyarakat pesisir tentang pentingnya pendidikan.
2. Rendahnya pengetahuan ilmu dan teknologi untuk mendukung pekerjaannya.
3. Kurangnya lapangan pekerjaan untuk masyarakat pesisir yang putus sekolah.
9
4. Kurangnya daya kreativitas masyarakat pesisir, sehingga tidak dapat membuat
usaha-usaha lain.
5. Kehidupan masyarakat pesisir yang boros, sehingga mengharuskan mereka
untuk berhutang kepada tengkulak atau rentenir.
10
Hal tersebut dapat dilakukan oleh nelayan untuk menghadapi penghsilan yang
tidak menentu.
3. Sigbifikansi jaringan sosial
Dengan jaringan sosial, kehidupan rumah tangga akan lebih efektif dan efisien
untuk mencapai atau memperoleh akses terhadap sumber daya yang tersedia
di lingkungannya. Jaringan sosial ini berfungsi sebagai salah satu strategi
adaptasi yang paling efektif bagi keluarga nelayan kecil dalam mengatasi
kesulitan.
11
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kemiskinan yang melanda rumah tangga masyarakat pesisir telah mempersulit
mereka dalam hal menyekolahkan anak-anaknya, anak-anak mereka harus menerima
kenyataan bahwa mereka tidak mendapatkan tingkat pendidikanyang layak, karena
ketidak mampuan orang tuanya untuk menyekolahkan anaknya ke tingkat pendidikan
yang tinggi atau yang selayaknya, sehingga mereka tidak harus mengiuti garis keturunan
sebagai nelayan seperti orang tuanya, sehingga anak-anak dituntut untuk ikut mencari
nafkah, dan menanggung beban keluarga sehingga dapat meringankan beban tanggung
jawab orang tuanya, maka dari itu, sebagian besar anak nelayan lebih memilih untuk ikut
melaut dari pada melanjutkan sekolahnya.
Kesadaran masyarakat pesisir terhadap pendidikan anak di Desa Sialang Buah
masih sangat rendah. Ini dipengaruhi oleh tingkat pendidikan orang tua yang masih
rendah sehingga tidak pernah terlintas dipikiran mereka untuk menyekolahkan anaknya
sampai ke jenjang yang lebih tinggi, hal ini dapat dibuktikan dari sikap orang tua yang
kurang memperhatikan pendidikan anaknya yang seharusnya duduk di bangku sekolahan,
tetapi malah diizinkan untuk ikut pergi melaut untuk mecari ikan dan mendapatkan uang.
Padahal, jika dikaji lebih dalam bahwa pendidikanlah seseorang dapat mengubah
nasibnya menjadi lebih baik lagi, dan memutuskan tali keturunan untuk menjadi nelayan.
Sedangkan orang tua yang sadar akan pentingnya pendidikan anak pasti akan
terus berusaha untuk menyekolahkan anaknya sampai ke jenjang yang lebih tinggi,
karena bagaimanapun anak adalah penerus cita-cita dan harapan bangsa dimasa yang
akan datang.
B. Saran
Perlu adanya penelitian lebih lanjut tentang partisipasi masyarakat pesisir di
pesisir pada penyelenggaraan pendidikan yang ada di daerah pesisir lainnya. Selain itu
perlu adanya penempatan para ahli pendidikan di wilayah pesisir untuk selalu melakukan
pembinaan dan pengawasan masyarakat, agar masyarakat lebih sadar akan pentingnya
pendidikan dan masyarakat lebih termotivasi untuk menyekolahkan anaknya pada jenjang
pendidikan yang lebih tinggi.
Program pemberdayaan masyarakat di daerah pesisir masih sangat dibutuhkan,
agar masyarakat pesisir mampu memanfaatkan sumber daya alam dan sumber daya
manusia yang ada di daerah pesisir tersebut, dan juga dapat menaikkan tingkat
perekonomian masyarakat pesisir yang masih rendah.
12
DAFTAR PUSTAKA
Rini, Intan Puspa, 2017. Analisis Tingkat Pendidikan Anak Nelayan Pantai Sadeng
Dilihat Dari Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua (Studi Pada Nelayan Pantai Sadeng,
Kecamatan Girisubo, Kabupaten Gunung Kidul). Yogyakarta. Skripsi Sarjana Pendidikan
https://fatkur4ma4ns.blogspot.com/2012/04/konsep-pendidikan-seumur-hidup. diakses
pada 28 Januari 2021 pukul 15.36 WIB
Kurniasari, Desi Atika, 2016. Pengaruh Pendapatan, Dependency Ratio dan Tingkat
Pendidikan Nelayan Terhadap Pola Konsumsi Rumah Tangga Nelayan di Pesisir Pantai Depok
Yogyakarta. Yogyakarta. Skripsi Sarjana Pendidikan.
Basrowi dan Juariyah, S. 2010. Analisis Kondisi Sosial Ekonomi dan Tingkat Pendidikan
Masyarakat Desa Srigading, Labuhan Maringgai, Kapubaten Lampung Timur. Ekonomi &
Pendidikan.
13
LAMPIRAN
PEDOMAN WAWANCARA
14
Berikut adalah lampiran foto saat saya turun ke lapangan (Desa Sialang Buah, Kecamatan
Teluk Mengkudu, Kabupaten Serdang Bedagai)
15