Anda di halaman 1dari 72

KARYA AKHIR

PERBANDINGAN BISHOP SCORE DAN


PENGUKURAN PANJANG SERVIKS
DENGAN MENGGUNAKAN USG TRANSVAGINAL
SEBAGAI PREDIKSI KEBERHASILAN
INDUKSI PERSALINAN

COMPARISON OF BISHOP SCORE AND MEASUREMENT


OF CERVICAL LENGTH BY USING TRANSVAGINAL
ULTRASOUND AS A PREDICTOR OF
SUCCESSFUL LABOR INDUCTION

FINIANTY RAYNELDA MANGELLE

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS-1 (Sp.1)


PROGRAM STUDI ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
ii

PERBANDINGAN BISHOP SCORE DAN


PENGUKURAN PANJANG SERVIKS
DENGAN MENGGUNAKAN USG TRANSVAGINAL
SEBAGAI PREDIKSI KEBERHASILAN
INDUKSI PERSALINAN

Karya Akhir
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Spesialis

Program Studi
Obstetri dan Ginekologi

Disusun dan diajukan oleh

FINIANTY RAYNELDA MANGELLE

kepada

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS-1 (Sp.1)


PROGRAM STUDI ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
iii

HALAMAN PENGESAHAN
SEMINAR HASIL

Program Pendidikan Dokter Spesialis Terpadu


Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin

PERBANDINGAN BISHOP SCORE DAN PENGUKURAN PANJANG


SERVIKS DENGAN MENGGUNAKAN USG TRANSVAGINAL SEBAGAI
PREDIKSI KEBERHASILAN INDUKSI PERSALINAN

Disetujui untuk diuji:

Nama : dr. Finianty Raynelda Mangelle


Nomor Pokok :
Hari/ Tanggal : Kamis, 04 Mei 2017
Tempat : Ruang Pertemuan Obstetri dan Ginekologi Lt.3 RS
Unhas Makassar

Makassar, Desember 2017

Pembimbing I Pembimbing II

Mengetahui,

Ketua Konsentrasi Program Pendidikan Dokter Spesialis Terpadu


Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin

Prof. Dr. dr. H. Dasril Daud, Sp.A(K)


NIP. 19520923 197903 1 003
iv

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS

Yang bertandatangan di bawah ini:

Nama : Finianty Raynelda Mangelle

No. Pokok : P1507213092

Program Studi : Obsteri dan Ginekologi

Konsentrasi : Program Pendidikan Dokter Spesialis Terpadu

Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tesis yang saya tulis ini

benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan

pengambilalihan tulisan atau pemikiran orang lain. Apabila dikemudian

hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa sebagian atau keseluruhan tesis

ini hasil karya orang lain, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan

tersebut.

Makassar, 04 Desember 2017

Yang menyatakan

Finianty Raynelda
v

PRAKATA

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa,

karena atas rahmat dan karuniaNya penulis dapat menyelesaikan tesis ini.

Penulisan tesis ini merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan

pendidikan spesialis pada Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas

Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar dan Konsentrasi

Pendidikan Dokter Spesialis Terpadu (Combined Degree) Program Studi

Biomedik, Pascasarjana Universitas Hasanuddin Makassar.

Penulis bermaksud menyumbangkan informasi ilmiah mengenai

Perbandingan Bishop Score dan Pengukuran Panjang Serviks dengan

Menggunakan USG Transvaginal sebagai Prediksi Keberhasilan Induksi

Persalinan . Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari

sempurna sehingga kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan.

Penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada Dr.dr. Efendi Lukas , SpOG(K) sebagai pembimbing I dan dr.

Sriwijaya Qadar,Sp.OG(K) sebagai pembimbing II, yang secara tulus

bersedia menjadi pembimbing dengan arif dan bijaksana, menerima

konsultasi dan memberikan bimbingan, serta saran mulai dari pemilihan

judul, penelitian dan penyusunan tesis ini. Terima kasih kepada Dr. dr. St.

Maisuri T Chalid, SpOG(K) selaku pembimbing statistik, yang telah

banyak memberikan arahan dan bimbingan dalam bidang statistik dan

pengolahan data. Terima kasih kepada Dr.dr. Deviana Soraya Riu,


vi

SpOG(K) dan Dr. dr. Nasruddin A M, SpOG(K) selaku penyanggah yang

telah memberikan masukan dan pengarahan demi perbaikan tesis ini.

Penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Kepala Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran

Universitas Hasanuddin, Prof. Dr. dr. Syahrul Rauf, SpOG(K) ; Ketua

Program Studi, Dr. dr. Deviana S. Riu, SpOG; Sekretaris Program

Studi, dr. Nugraha Utama Pelupessy, SpOG(K); dan seluruh staf

pengajar yang telah mendidik dan memberikan arahan kepada penulis

selama pendidikan.

2. Penasihat akademik, Prof.Dr. dr. Syahrul Rauf, SpOG(K)). Rasa

hormat dan penghargaan yang setinggi-tingginya atas segala

perhatian dan bimbingan yang telah diberikan selama ini

3. Ketua TK-PPDS, Ketua Konsentrasi, Ketua Program Studi Biomedik,

serta seluruh staf pengajar pada Konsentrasi Pendidikan Dokter

Spesialis Terpadu (Combined Degree) Program Biomedik

Pascasarjana Universitas Hasanuddin atas bimbingannya selama

penulis menjalani pendidikan

4. Teman sejawat peserta PPDS-1 Obstetri dan Ginekologi atas bantuan

dan kerja samanya dalam proses pendidikan.

5. Pasien yang telah bersedia ikut serta dalam penelitian ini sehingga

penelitian ini dapat berjalan sebagaimana mestinya.

6. Orang tua terkasih Ir. Firdaus Paressa , Ir.Charnia Iradat Rapa ,;

saudara tercinta, Regina Larasmitha, Randy Ariestha , Mielky Toding ,


vii

kedua keponakan tersayang Madelyn Renata , Marvel Roderik , atas

doa, kasih sayang, kesabaran, perhatian, pengertian, dan dukungan

yang tidak putus-putusnya pada penulis.

7. Semua pihak yang namanya tidak tercantum namun telah banyak

membantu penulis dalam menyelesaikan tesis ini.

Akhirnya penulis berharap semoga tesis ini dapat berguna bagi

perkembangan Ilmu Obstetri dan Ginekologi di masa mendatang.

Makassar, Desember 2017

Finianty Raynelda Mangelle


viii

ABSTRAK

FINIANTY RAYNELDA . Perbandingan Bishop score dan pengukuran


panjang serviks dengan menggunakan USG Transvaginal sebagai
prediksi keberhasilan induksi persalinan (dibimbing oleh Efendi Lukas,
Sriwijaya Qadar, dan St. Maisuri T.Chalid )
Induksi persalinan dilakukan pada sekitar 20 % kehamilan yang
disebabkan oleh berbagai indikasi dan kesuksesan berhubungan dengan
karakteristik dari serviks. Penelitian ini bertujuan membandingkan
keberhasilan induksi persalinan dengan penilaian bishop skor dan
penilaian panjang serviks menggunakan USG transvaginal.
Penelitian analitik observasional dengan metode cross sectional ini ini
dilaksanakan selama Mei -Oktober 2017 di beberapa rumah sakit
pendidikan di Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran
UNHAS Makassar. Terkumpul 110 sampel ibu hamil yang menjalani
proses induksi persalinan terdiri sampel dengan induksi yang berhasil (79
sampel) dan induksi gagal (31 sampel). Analisis data dengan
menggunakan uji Pearson Chi±Square, multivariat regresi logistik untuk
melihat pengaruh Bishop Score dan pengukuran panjang serviks terhadap
keberhasilan induksi persalinan.
Jumlah sampel dengan induksi persalinan yang berhasil dengan
Bishop Score <3 = 32,9 % dan Bishop Score ≥ 3 = 67,1 % dengan RR =
0,611 dan p = 0,000, sedangkan dengan pengukuran panjang serviks
(mean 2,78 cm) , panjang serviks < 2,78 = 55,7 % dan ≥2,78 = 44,3 %
dengan RR = 1,304 dan p = 0,027. Analisis multivariat regresi logistik
didapatkan Bishop Score lebih berpengaruh dalam prediksi keberhasilan
induksi persalinan p=0,002 dengan OR Bishop <3 = 1 dan OR Bishop ≥ 3
= 6,118. Pada penelitian ini didapatkan bahwa Bishop Score lebih baik
sebagai predictor dalam keberhasilan Induksi Persalinan.

Kata kunci : Bishop Score , Panjang Serviks, Induksi Persalinan


ix

ABSTRACT

FINIANTY RAYNELDA. Comparison of Bishop score and measurement of


cervical length by using Transvaginal ultrasound as a predictor of
successful labor induction (supervised by Efendi Lukas, Sriwijaya Qadar,
and St. Maisuri T.Chalid)

Induction of Labor is performed in about 20% of pregnancies due to


various indication and the successful of it associated with the
characteristics of the cervix. This study aims to compare the success of
labor induction with bishop score assessment and cervical length
assessment using transvaginal ultrasound.This cross-sectional
observational analytic study was perfomed during May-October 2017 in
several affiliation hospitals in Obstetrics and Gynecology Department of
Faculty of Medicine Hasanuddin University Makassar. Collected 110
samples of pregnant women undergoing labor induction process consisted
of samples with successful induction (79 samples) and failure induction
(31 samples). Data analysis using Pearson Chi-Square test, multivariate
logistic regression to see the comparison of Bishop Score and
measurement of cervical length with successful induction of labor. Number
of samples with successful labor induction with Bishop Score <3 = 32.9%
DQG%LVKRS6FRUH• ZLWK55 
measurement of cervical length (mean 2.78 cm), cervical length <2.78 =
 DQG • R = 
1.304 ZLWK
and p = 0.027. 5
Multivariate
analysis of logistic regression obtained Bishop Score is more influential in
predicting the success of labor induction p = 0,002 with OR Bishop <3 = 1
DQG25%LVKRS• 
This study found that Bishop Score still better
as predictor in the successfull of Labor Induction

Keywords: Bishop Score, Cervical Length, Labor Induction


x

DAFTAR ISI

halaman

PRAKATA v

ABSTRAK viii

ABSTRACT ix

DAFTAR ISI x

DAFTAR TABEL xii

DAFTAR GAMBAR xiii

DAFTAR LAMPIRAN xiv

DAFTAR ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 3

C. Tujuan Penelitian 3

D. Manfaat Penelitian 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Induksi Persalinan 5

B. Bishop Score 14

C. Pengukuran Panjang Serviks Dengan 16

USG Transvaginal

D. Kerangka Teori 18

E. Kerangka Konsep 19
xi

F. Identifikasi variabel 19

G. Definisi Operasional 20

H. Hipotesis 22

BAB III METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian 23

B. Lokasi dan Waktu Penelitian 23

C. Populasi Penelitian 24

D. Sampel dan Cara Pengambilan Sampel 24

E. Pengumpulan Data 26

F. Pengolahan Data 26

G. Penyajian Data 26

H. Analisis Data 26

I. Alur Penelitian 31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian 28

B. Pembahasan 35

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan 43

B. Saran 43

DAFTAR PUSTAKA 44

LAMPIRAN 48

DAFTAR TABEL
xii

Nomor Halaman

1 Skor Bishop 15

2 Karakteristik sampel penelitian 31

3 Analisis Hubungan Karakteristik Sampel Dengan 32

Keberhasilan Induksi Persalinan

4 Analisis Multi Variat Regresi Bishops Score dan 34

Panjang Serviks Pada Induksi Persalinan Berhasil

dan Induksi Persalinan Gagal


xiii

DAFTAR LAMPIRAN

nomor halaman

1 Naskah penjelasan untuk responden 48

2 Formulir persetujuan mengikuti penelitian setelah 50

mendapat penjelasan

3 Formulir penelitian 51
xiv

DAFTAR ARTI LAMBANG/SINGKATAN

Lambang/singkatan Arti dan keterangan

USG Ultrasonografi
TVUS Transvaginal ultrasonografi
His Kontraksi uterus
KPD Ketuban Pecah Dini
KJDR Kematian Janin Dalam Rahim
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Persalinan adalah suatu proses dimana janin berpindah dari

intrauterin ke lingkungan ekstra uterin. Ini merupakan diagnosis klinik yang

didefinisikan sebagai permulaan dan menetapnya kontraksi yang

bertujuan untuk menghasilkan pendataran dan dilatasi serviks yang

berkesinambungan. Mekanisme pasti yang bertanggung jawab atas

proses ini saat ini belum sepenuhnya dipahami (Bastani P et all. ,2011)

Induksi persalinan dilakukan pada sekitar 20% kehamilan dan

kesuksesan proses induksi persalinan dilaporkan berhubungan dengan

karakterisktik dari serviks, atau kematangan serviks. Induksi persalinan

merujuk dimana kontraksi uterus diawali secara medis maupun bedah

sebelum terjadinya partus spontan. Berdasarkan studi-studi terkini,

rasionya bervariasi dari 9,5 – 33,7% dari semua kehamilan setiap tahun.

Pada keadaan serviks yang tidak matang, jarang terjadi keberhasilan

partus pervaginam. Dengan demikian, pematangan serviks atau persiapan

induksi harus dinilai sebelum pemilihan terapi (Bansiwal R et all., 2013).

Beberapa kasus induksi persalinan dapat berakhir pada persalinan

spontan dan beberapa kasus berakhir dengan tindakan sectio secarea.

Sebanyak 1/5 kasus wanita hamil yang mengalami induksi persalinan

berakhir pada sectio secarea. Selama beberapa generasi palpasi secara


2

digital pada serviks merupakan pemeriksaan yang digunakan untuk

mengevaluasi kemajuan persalinan pada ibu yang menjalani proses

persalinan (Groenevel d et all 2010, Bastani P et all, 2011, Bansiwal R et

all, 2013).

Pemeriksaan dalam ini bersifat subjektif dan memiliki variabilitas

antara masing-masing pemeriksa. Skor Bishop sejak ditemukannya pada

tahun 1964, sampai saat ini tetap menjadi gold standar, untuk menilai

kematangan serviks sebagai acuan untuk melakukan induksi persalinan,

namun belum juga memberikan hasil prediksi yang memuaskan. Saat ini

telah dilakukan beberapa studi penilaian serviks melalui ultrasonografi.

Pemeriksaan panjang serviks dengan ultrasonografi transvaginal telah

berhasil digunakan untuk penilaian serviks, untuk memprediksi lama

waktu persalinan dan luaran setelah ibu menjalani proses induksi

persalinan (Tan PC, 2007).

Penentuan waktu yang tepat untuk melakukan induksi persalinan

untuk pasien dengan indikasi seperti diabetes melitus dalam kehamilan,

kehamilan postterm, serta hipertesi dalam kehamilan tetap menjadi

kontroversial. Bila risiko kegagalan induksi persalinan dapat diprediksi

dengan baik, maka penentuan waktu untuk melakukan induksi persalinan

dapat dipertimbangkan terutama pada kasus-kasus dengan indikasi yang

lebih ringan (Tan PC, 2007).

Beberapa studi telah dilakukan untuk membandingkan hasil

prediksi pemeriksaan ultrasonografi transvaginal dan Skor Bishop,


3

dengan hasil yang juga masih kontroversial. Park dkk 2011 melaporkan

bahwa panjang serviks yang diukur melalui transvaginal ultrasonografi

merupakan prediktor yang lebih baik dalam menilai keberhasilan induksi

persalinan dibandingkan dengan Skor Bishop. Namun studi oleh Hatfiel

dkk pada tahun 2007 melaporkan ultrasonografi transvaginal tidak terbukti

lebih baik sebagai prediktor dalam menilai induksibilitas dari serviks

dibandingkan dengan Skor Bishop.

Berdasarkan berbagai data dan hasil penelitian oleh berbagai

center pendidikan , kami dari bagian obstetri dan ginekologi Universitas

Hasanuddin bertujuan untuk membandingkan keberhasilan induksi

persalinan dengan penilaian panjang serviks melalui ultrasonografi

transvaginal dan Skor Bishop pada senter pendidikan kami.

B. Rumusan Masalah

Apakah penilaian panjang serviks ultrasonografi transvaginal lebih baik

dibandingkan dengan Skor Bishop dalam memprediksi keberhasilan

induksi persalinan.

C.Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum Penelitian

Membandingkan keberhasilan induksi persalinan dengan penilaian

Skor Bishop dan penilaian panjang serviks menggunakan USG

transvaginal.
4

2. Tujuan Khusus Penelitian

a. Menilai keberhasilan induksi persalinan dengan Skor Bishop

b. Menilai keberhasilan induksi persalinan dengan penilaian panjang

serviks melalui USG transvaginal .

c. Membandingkan prediksi keberhasilan induksi persalinan dengan

Skor Bishop dan USG transvaginal

D. Manfaat penelitian

1. Bidang pelayanan

Memberikan informasi ilmiah mengenai penilaian yang lebih baik

dalam prediksi keberhasilan induksi persalinan .

2. Bidang Akademik

a. Bila terbukti maka dapat diperoleh cara yang lebih baik dalam

penilaian prediksi keberhasilan induksi persalinan

b. Menjadi data dasar bagi penelitian selanjutnya


5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Induksi Persalinan

Persalinan atau partus adalah suatu proses pengeluaran hasil

konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar

(Prawirodiharjo, 2007). Sementara induksi persalinan sendiri didefinisikan

sebagai inisiasi kontraksi uterus sebelum timbulnya persalinan spontan

yang bertujuan untuk terjadinya persalinan (Cunningham,2005). Tujuan

induksi persalinan adalah untuk mempermudah persalinan pervaginam

dengan merangsang kontraksi uterus sebelum terjadinya persalinan

spontan. Umumnya induksi persalinan menjadi pilihan terapi apabila

keuntungan untuk mempercepat persalinan lebih besar daripada resiko

menunda persalinan. Keuntungan induksi persalinan ini dtitikberatkan

pada resiko ibu dan janin (ACOG, 1999).

Induksi persalinan berbeda dengan akselerasi persalinan dimana

pada akselerasi persalinan, tindakan tersebut dilakukan pada wanita hamil

yang telah inpartu. Tindakan akselerasi ini sendiri mempunyai tujuan

meningkatkan frekuensi, lama dan kekuatan kontraksi uterus dalam

persalinan (Saifuddin, 2002)

Dalam Society Obstetry and Gynecology 2013 tujuan dari induksi

persalinan itu sendiri adalah tercapainya persalinan normal (persalinan

pervaginam dengan presentasi kepala).


6

Induksi diindikasikan apabila manfaat bagi ibu atau janin melebihi

manfaat apabila persalinan dibiarkan berlanjut. Indikasi-indikasi penting

dilakukannya antara lain postmaturitas, hipertensi apapun sebabnya, pada

kehamilan lebih dari 37 minggu. Disamping itu,induksi dapat dilakukan

pada rhesus antagonimus, diabetes mellitus, ketuban pecah dini tanpa

timbulnya his, preeklamsi, insufisiensi plasenta, suspek terjadi retardasi

pada perkembangan intrauterin (Decherney et al, 1994).

Sejumlah kondisi di uterus, janin, atau ibu merupakan

kontraindikasi induksi persalinan. Kontraindikasi ini serupa dengan yang

meniadakan kemungkinan persalinan spontan. Kontraindikasi pada uterus

terutama berkaitan dengan riwayat cidera uterus misalnya insisi seksio

sesarea klasik atau bedah uterus. Plasenta previa juga tidak

memungkinkan terjadinya persalinan spontan. Kontra indikasi pada janin

antara lain makrosomia yang cukup besar, beberapa anomali janin

misalnya hydrocephalus, malpresentasi. Kontraindikasi pada ibu berkaitan

dengan ukuran ibu, anatomi panggul, dan beberapa penyakit medis

misalnya herpes genetalia aktif (Cunningham, 2005). Pada beberapa

sumber membagi kontraindikasi induksi persalinan menjadi kontraindikasi

absolut yaitu disproporsi kepala panggul, plasenta previa, plasenta yang

prolaps, struktur pelvis yang abnormal, infeksi herpes pada genital, kanker

serviks yang invasif, bekas luka pada uterus karena seksio sesarea,

miomektomi, histerektomi, insisi uterus atau miometrium yang memasuki

rongga uterus (Decherney,1994). Dan kontraindikasi relatif yaitu


7

polihidramnion, kehamilan ganda, grande multipara, kehamilan prematur,

breech presentation, penyakit jantung kongenital (Harman, 2009)

Ada beberapa faktor klinis yang mempengaruhi pilihan dari induksi

persalinan, antara lain paritas, kondisi serviks, kondisi dari selaput

ketuban, ada tidaknya riwayat seksio sesaria pada persalinan

sebelumnya. Paritas sangat penting karean wanita yang telah melahirkan

sebelumnya cenderung lebih sensitif terhadap stimulasi obat-obatan

(Antenatal and Neonatal Guidelines, 2003). Kondisi dari serviks wanita

dapat dinilai dari pemeriksaan dalam dan dinilai berdasarkan skor Bishop.

Ketika skor Bishop mencapai 5, kemungkinan keberhasilan dalam

persalinan pervaginam semakin besar. Follow up telah menunjukan

bahwa skor Bishop berhubungan dengan persalinan lama atau induksi

yang gagal dan perlu dilakukan seksio sesaria (Hofmey, 2007).

1. Anatomi dan fisiologi serviks

Serviks uteri atau biasa disebut serviks terdapat di setengah hingga

sepertiga bawah uterus, berbentuk silindris, dan menghubungkan

uterus dengan vagina melalui kanal endoservikal. Serviks uteri terdiri

dari portio vaginalis, yaitu bagian yang menonjol ke arah vagina dan

bagian supravaginal. Panjang serviks uteri kira-kira 2,5 – 3cm dan

memiliki diameter 2 - 2,5cm (Snell, 2006).

Bagian- bagian serviks:

a. Endoserviks : sering disebut juga sebagai kanal endoserviks.

b. Ektoserviks (eksoserviks) : bagian vaginal serviks


8

c. Os Eksternal : pembukaan kanal endoserviks ke ektoserviks

d. Forniks : refleksi dinding vaginal yang mengelilingi ektoserviks

e. Os Internal: bagian batas atas kanal

Serviks uteri merupakan organ yang kompleks dan heterogen yang

dapat mengalami perubahan yang sangat bermakna selama kehamilan

dan persalinan. Serviks layaknya sebagai suatu katup yang unik yang

bertanggung jawab untuk menjaga janin tetap dalam uterus sampai akhir

kehamilan dan berfungsi pula sebagai jalan lahir yang aman menuju dunia

luar selama persalinan. Serviks didominasi oleh jaringan ikat fibrosa,

tersusun atas matriks ekstraseluler yang didominasi oleh kolagen dengan

elastin dan proteoglikan, dan bagian seluler terdiri atas otot polos dan

fibroblas, terutama kolagen glikosaminoglikan dan glikoperotein, epitel,

dan pembuluh darah.

Pada awal persalinan, terjadi perubahan kadar asam hialuronat,

sitokin (interleukin 1β dan interleukin dan kolagenase yang selanjutnya

memecah kolagen serviks. Interaksi yang kompleks ini menyebabkan

serviks 4 mengalami perlunakan dan mulai dilatasi. Proses yang

menyebabkan terjadinya pembukaan serviks masih belum sepenuhnya

dipahami. Proses pasti yang terjadi saat pematangan serviks dapat

menyebabkan pendataran dan pembukaan masih belum jelas.

Waktu dan mekanisme yang pasti mengenai permulaan dan

pencetus proses perubahan serviks ini masih belum dapat diungkap.

Secara keseluruhan, faktor-faktor ini bertanggung jawab dalam


9

peningkatan kadar air serviks, menurunkan konsentrasi kolagen, dan

restrukturisasi kolagen. Konsep lama bahwa pematangan serviks

disebabkan karena kontraksi uterus tidak tepat. Saat ini jelas bahwa

mekanisme pematangan serviks melibatkan rangkaian peristiwa biokimia

yang berbeda dengan peristiwa yang bertanggung jawab terhadap aktivasi

miometrium dan serupa dengan yang terjadi pada inflamasi jaringan. Pada

fase akhir kehamilan kandungan air dalam serviks meningkat dan serviks

diinvasi oleh neutrofil, makrofag, sel mast, dan zat lain yang berpotensi

melepaskan sitokin inflamasi, seperti interleukin 1β dan interleukin.

Proses perubahan pada serviks juga dipengaruhi oleh adanya

kontraksi uterus , yang selanjutnya akan menghasilkan tekanan hidrostatik

ke seluruh seluruh selaput ketuban terhadap serviks dan segmen bawah

uterus. Bila selaput ketuban pecah , bagian terbawah janin dipkasa

langsung mendesak serviks dan segmen bawah uterus. Sebagai akibat

kegiatan daya dorong ini terjadi dua perubahan mendasar pendataran dan

dilatasi pada serviks yang sudah melunak . (Sarwono , 2008)

Saat ini oksitosin merupakan bahan yang paling sering digunakan

dalam induksi persalinan. Prinsip yang mendasar, metode induksi yang

paling sederhana dilakukan apabila serviks sudah matang dan diharapkan

persalinan dapat terjadi dalam beberapa jam setelah induksi persalinan

(Mackenzie, 2005).
10

2. Induksi Persalinan melalui Pematangan Serviks

Dalam proses induksi persalinan ,kesuksesan persalinan pervaginam ,

bergantung pada keadaan serviks . Beberapa metode untuk

pematangan serviks termasuk metode mekanik dan farmakologi.

a. Induksi Mekanik dengan Balon Kateter

Induksi secara mekanik dilakukan untuk membantu pematangan

serviks melalui pemasangan balon kateter ke dalam ostium uteri

interna . Tindakan ini membuat peregangan segmen bawah rahim

dengan merangsang pelepasan Prostaglandin Lokal. Metode ini

cenderung mudah dilakukan, biaya murah, reversibel, efek

kontraksi uterus berlebihan tidak ada. Kateter no 18 diinsersikan

pada canalis servikalis ,kemudian balon dikembangkan dengan 30

– 60 cc air. Kateter dibiarkan sampai terlepas secara spontan atau

selama 24 jam. Kontraindikasi pemasangan balon kateter seperti

plasenta previa, perdarahan antepartu, ketuban pecah dini , dan

adanya infeksi saluran kemih. (SOGC Guideline 2013)

Metode induksi persalinan secara kimiawi dilaporkan melalui

Cohrane review 2001 bahwa metode ini tidak mempengaruhi

perubahan pada denyut jantung janin dibandingkan dengan

Prostaglandin dan Misoprostol tetapi tidak ada perbedaan

bermakna dengan angka kejadian seksio sesarea. Jika

dibandingkan dengan pemakaian Oxytoxin saja pada serviks yang

tidak matang , angka sesio sesarea menurun dengan metode


11

mekanik ini.Pemasangan balon kateter dilanjutkan dengan

penggunaan oxytoxin untuk induksi lanjutan. (SOGC Guidelines

2013)

b. Induksi secara kimiawi

1) Prostaglandin

Prostaglandin E2 berperan pada serviks dengan

menguraikan struktur kolagen pada jaringan serviks.

Prostaglandin E2, dinoprostone dapat didapatkan dengan 3

sediaan , Gel 10 mg , intravaginal 1 mg dan 2 mg gel , dan

intracervical 0,5 mg gel.Keuntungan menggunakan PGE2

termasuk mudah diaplikasikan kepada pasien. PGE2

merupakan bronkodilator dan tidak menjadi kontraindikasi

pada wanita yang menderita asma. Pad studi yang dilakukan

pada 2513 wanita yang diketahui menderita asma dan

mendapatkan PG , tidak ada bukti munculnya serangan

asma pada wanita tersebut.(SOGC Guideline 2013).

Pasien dengan induksi persalinan pada kehamilan dengan

resiko rendah disarankan untuk melakukan monitoring pada

denyut jantung janin 1-2 jam setelah pemakaian PG . (SOGC

Guideline 2013)

2) Misoprostol

Merupakan PGE sintetik analog yang terbukti dan berfungsi

sebagai pencegahan dan pengobatan Ulkus Gaster .


12

Misoprostol diketahui sebagai agen untuk pematangan

serviks dan induksi persalinan .(SOGC 2013)

Manfaat dari misoprostol termasuk onsetnya yang cepat,

stabil dalam suhu ruangan, penggunaannya dapat berbagai

rute ( oral, buccal, sublingual, vaginal, rectal), dan biayanya

rendah. (SOGC 2013)

Dosis pemberian misoprostol :

a) Diberikan 50 mg per oral atau 25 mcg per vaginam

b) Dapat diulangi setiap 4 jam selama kontraksi belum ada

c) Pemberian oxytoxin setelah 4 jam misoprostol diberikan

Efek lanjut penggunaan misoprostol dapat menyebabkan

Tachysistole pada uterus dan berefek pada janin.

Uterotonika yang poten seperti misoprostol ini tidak boleh

diberikan pada pasien dengan riwayat seksio secarea

karena dapat mengakibatkan resiko ruptur uteri

3) Induksi Persalinan Dengan Oksitosin

Pada konsentrasi fisiologis, uterus mulai respon terhadap

oksitosin dan meningkat secara pelan pada UK 20-34

minggu dan mulai UK 34 minggu tidak ada perubahan

sensitivitas terhadap oksitosin. Komplikasi yang sering

terjadi pada penggunaan oksitosin adalah hiperstimulasi

uterus (>5 kontraksi dalam 10 menit). Selain waktu paruh

yang pendek (3-5 menit), konsentrasi yang menetap dalam


13

plasma diperoleh setelah pemberian infus oksitosin selama

40 menit. Konsentrasi oksitosin endogen selama kala I pada

persalinan spontan/tanpa induksi setara dengan infus

okstosin 2-4 mU/menit (Mohan and Bennet, 2006)

Oksitosin mempunyai banyak keuntungan, kuat dan mudah

digunakan, mempunyai waktu paruh yang pendek (1-5

menit) dan secara umum ditoleransi dengan baik. Dosis

berkaitan dengan efek yang ditimbulkan oleh karena

oksitosin hampir sam dengan struktur vasopresin, dapat

menyebabkan antidiuretikum, dimana diberikan dalam dosis

tinggi (40 mU/menit) dapat menyebabkan intoksikasi cairan,

hiperstimulasi uterus dan ruptur uteri juga dapat timbul.

Untuk itu, sangat diperlukan fetal heart rate (FHR) monitoring

yang berkesinambungan. Apabila timbul masalah pada FHR,

dosis oksitosin dapat dipelankan atau bahkan dapat

dihentikan sama sekali. Lalu posisi ibu diubah menjadi

miring, pemberian oksigen dan cairan (Wing, 2006)

4) Induksi Persalinan dengan Amniotomi

Amniotomi artifisialis dilakukan dengan cara memecahkan

selaput ketuban baik dibagian depan (fore water) maupun

belakang (hind water) dengan suatu alat khusus (drewsmith

catheter Mc Donald klem). Amniotomi dapat mengurangi

beban rahim sebesar 40% sehingga tenaga kontraksi rahim


14

lebih kuat membuka serviks. Disamping itu, amniotomi juga

menyebabkan berkurangnya aliran darah kedalam rahim

kira-kira 40 menit setelah amniotomi dikerjakan, sehingga

berkurangnya oksigenasi otot rahim dan keadaan ini

meningkatkan kepekaan otot rahim. Amniotomi juga

menyebabkan kepala dapat langsung menekan dinding

erviks dimana didalamnya banyak terdapat saraf yang

merangsang kontraksi rahim (Angsar and Setjalilakusuma,

2000)

B. Skor Bishop

Kematangan serviks ditentukan dengan menggunakan metode

penilaian Bishop yang diperkenalkan pada tahun 1964. Skor Bishop

diperoleh dari pemeriksaan serviks terdiri atas 5 karakteristik penilaian

yang biasanya menandai permulaan persalinan spontan dengan skor

berkisar dari 0-13. Berdasarkan penelitian terhadap 500 wanita, Bishop

menyatakan bahwa pada induksi elektif bila kematangan serviks dengan

skor Bishop ≥ 9 maka diharapkan persalinan dapat berhasil secara

pervaginam dengan aman ( Bishop, 1964)


15

Tabel 1. Skor Bishop

Ada beberapa perbedaan pendapat mengenai nilai yang diperoleh

dengan menggunakan skor Bishop, beberapa penelitian berpendapat

bahwa bila diperoleh nilai Bishop dibawah 6, diperlukan usaha untuk

pematangan serviks sebelum dilakukan induksi persalinan (Harman and

Kim, 1999). Skor Bishop membantu mendeskripsikan pasien-pasien yang

memiliki kecenderungan untuk mencapai keberhasilan induksi. Lama

persalinan berhubungan terbalik dengan skor Bishop. Nilai 8 berarti

kemungkinan besar persalinan terjadi secara pervaginam. Skor Bishop <6

biasanya membutuhkan metode pematangan serviks sebelum

penggunaan metode lain (Edwards and Richard, 2000)


16

C. Pengukuran Panjang Serviks dengan

Ultrasonografi Transvaginal

Serviks uteri merupakan organ yang kompleks dan heterogen yang

dapat mengalami perubahan yang sangat bermakna selama kehamilan

dan persalinan. Serviks layaknya sebagai suatu katup yang unik yang

bertanggung jawab untuk menjaga janin tetap dalam uterus sampai akhir

kehamilan dan berfungsi pula sebagai jalan lahir yang aman menuju dunia

luar selama persalinan (Tenore, 2003). Komponen struktural utama pada

serviks adalah kolagen, otot polos, dan jaringan ikat atau substansi dasar.

Bagian serviks yang penting pada perubahan serviks saat partus adalah

yang terdapat dalam matriks ekstraselluler dan substansi dasar,

glikosaminoglikan, determatan sulfat dan asam hialuronat (Cunningham,

2005). Rasio relatif jaringan ikat dengan otot polos distribusinya tidak

sama di sepanjang serviks. Bagian distal memiliki rasio jaringan ikat

dengan otot polos yang lebih besar daripada serviks bagian atas yang

lebih dekat dengan miometrium. Perubahan serviks terjadi sejak awal

kehamilan sampai periode postpartum (Tenore, 2003). Korpus uteri

(fundus) dan serviks, meskipun merupakan bagian organ yang sama,

walaupun demikian berespon dengan cara yang cukup berbeda selama

kehamilan dan partus. Pada masa kehamilan miometrium harus dapat

mengembang tetapi tetap tenang, sedang serviks tak responsif dan cukup

kaku. Namun bersamaan dengan inisiasi partus, serviks menjadi melunak

dan menjadi lebih mudah melebar. Fundus harus berubah dari organ yang
17

relatif relaks dan tidak responsif menjadi organ yang akan menimbulkan

kontraksi efektif dan mendorong janin melalui serviks yang mudah

membuka dan melalui jalan lahir (Cunningham, 2005).

Untuk menilai kematangan serviks sebelum dilakukan induksi,

Ultrasonografi Transvaginal dapat menjadi alternatif yang memnungkinkan

untuk digunakan selain skor Bishop. Selain mudah digunakan,

penggunaan USG transvagina dilengkapi dengan gambar sehingga dapat

melhat adanya perubahan tulang internal serviks meskipun belum ada

dilatasi serviks (Hoogeven, 2009)

Pada penelitian yang dilakukan oleh Hoogeven, et.al menunjukan

bahwa panjang serviks yang diukur pada posisi upright menjadi prediktor

terbaik dalam menilai keberhasilan odilakukan dengan dua posisi, yaitu

posisi upright dan supine (Hoogeven, 2009)

USG transvaginal sendiri dikenal sebagai salah satu teknik untuk

menilai panjang serviks dan karakteristik morfologi dari tulang internal

serviks bahkan saat tulang eksterna masih tertutup dan belum ada dilatasi

serviks (Ware and Raynor 2000)

Pemendekan serviks dapat dilihat dengan USG transvaginal yang

dapat menggambarkan penipisan serviks. Secara teori, pemeriksaan USG

transvaginal dapat jauh lebih akurat untuk menilai kondisi serviks

dibandingkan dengan pemeriksaan dalam vagina. Hal ini disebabkan

masih memungkinkan untuk menilai kondisi morfologi internal serviks saat

tulang eksterna tertutup. Selain itu, panjang serviks sekitar 50% berada
18

diatas dibagian supravaginal dan hal ini bervariasi untuk setiap individu

(Ware and Raynor 2000)

Pada penelitian yang dilakukan oleh Tendean, menunjukan bahwa

panjang serviks rata-rata pada induksi yang berhasil adalah 2,60+0,43 cm

dan pada gagal induksi adalah 3,54+0,77. Pada penelitian tersebut juga

didapatkan hubungan yang signifikan antara keberhasilan induksi dengan

panjang serviks dengan cut off point 2,895 cm dengan nilai sensitivitas dan

spesifisitas yang baik. Panjang serviks <2,895 cm dapat memprediksi

keberhasilan induksi dengan nilai prediksi 96,43% dan akurasi 79,49%

(Tendean, 2015).

D. Kerangka Teori

Faktor ibu : hipertensi,


preeklampsia, DM, penyakit
Skor ginjal, infeksi intrauterine,
Bishop gangguan koagulopati, penyakit
kardiovaskular, dll

Rangsangan oxytoxin
Pengeluaran
Paritas prostaglandin
Induksi Peregangan otot-otot
Usia Kehamilan Serviks His
Panjang serviks Persalinan serviks
Peregangan SBR

USG
Transvaginal Persalinan
Faktor fetus :
Polihidramnion,
pertumbuhan janin
terhambat, infeksi fetus,
serotinus, dll
19

E. Kerangka Konsep

Paritas

BISHOP
SCORE
INDUKSI PERSALINAN
Keberhasilan
Induksi
SERVIKS Persalinan

USG
TRANSVAGINA
L

Usia
Kehamilan

Keterangan :
Variabel bebas

Variabel tergantung

Variabel perancu

Variabel antara

F. Identifikasi Variabel

1. Variabel Independen

Variabel independen dari penelitian ini adalah penilaian Skor Bishop

dan penilaian panjang serviks dengan USG transvaginal.

2. Variabel Antara

Variabel antara pada penelitian ini adalah induksi persalinan dan

serviks
20

3. Variabel Dependen

Variabel dependen pada penelitian ini adalah Keberhasilan induksi

persalinan

4. Variabel Perancu

Variabel perancu pada penelitian ini adalah paritas dan usia

kehamilan.

G. Definisi Operasional Variabel

1. Skor Bishop, dimaksud dalam penelitian ini adalah pemeriksaan untuk

menilai serviks yang meliputi 5 karakteristik yang terdiri atas

pembukaan dan penipisan serviks,penurunan bagian bawah janin,

konsistensi serviks, serta posisi serviks. Cara ukur dengan melakukan

pemeriksaan dalam vagina, melakukan standar penilaian berdasarkan

sistem Skoring serviks “BISHOP”. Skala ordinal,hasil ukur

dikelompokkan menjadi :

a. < 3

b. ≥ 3

2. Panjang serviks, yang dimaksud dalam penelitian ini adalah ukuran

serviks panjang yang diukur melalui ostium internal, kanalis servikalis

hingga ostium external. Cara ukur melalui pemeriksaan USG

menggunakan probe Transvaginal dan didapatkan nilai pengukuran

panjang serviks . Nilai dari panjang serviks dari penelitian ini diambil
21

dari cut off point kurva ROC dengan nilai 2,98 cm. Skala ordinal, hasil

ukur dikelompokkan menjadi :

a. < 2,98 cm

b. ≥ 2,98 cm

3. Keberhasilan induksi persalinan, yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah subjek dapat mencapai pembukaan lengkap atau melahirkan

secara pervaginam dalam waktu 24 jam setelah pemberian induksi.

Cara ukur melalui catatan partograf atau catatan medik terhadap

subjek. Skala nominal , hasil ukur dikelompokkan menjadi :

a. Berhasil induksi

b. Gagal induksi

4. Paritas adalah jumlah anak yang dilahirkan oleh seseorang ibu baik

hidup maupun mati. Cara ukur melalui anamnesis atau catatan rekam

medik subjek penelitian. Skala ordinal , hasil ukur dikelompokkan

menjadi :

a. Primigravida : seorang wanita hamil yang untuk pertama kali atau

belum pernah melahirkan bayi yang viabel ke dunia luar.

b. Multigravida : seorang ibu hamil dengan riwayat pernah melahirkan

bayi viabel sebelumnya, pada penelitian ini subjek yang akan

diambil adalah

5. Usia kehamilan, adalah usia kehamilan yang diukur berdasarkan Hari

pertama haid terakhir (Naegle) dan dikonfirmasi dengan pemeriksaan


22

USG. Cara ukur melalui anamnesis atau catatan rekam medik subjek

penelitian. Skala ordinal, hasil ukur dikelompokkan menjadi :

a. Kehamilan aterm ( 37 minggu- 42 minggu)

b. Kehamilan post term (>42 minggu)

6. Indikasi induksi persalinan adalah indikasi obstetri dalam terminasi

kehamilan .

H. Hipotesis Penelitian

USG transvaginal lebih baik dalam memprediksi keberhasilan induksi

persalinan dibandingkan Skor Bishop


23

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian analitik observational dengan

menggunakan desain penelitian potong lintang/ cross-sectional, yang

mana pengukuran variabel dilakukan pada saat tertentu secara

bersamaaan untuk membandingkan keberhasilan induksi persalinan

dengan penilaian Skor Bishop dan penilaian panjang serviks melalui USG

transvaginal.

B. Lokasi dan waktu penelitian

1. Lokasi penelitian

Penelitian ini dilakukan di RS Wahidin Sudirohusodo, RS Unhas,

Bersalin Jejaring Pendidikan FK Unhas

2. Waktu penelitian

Untuk membandingkan keberhasilan induksi persalinan dengan

penilaian Skor Bishop dan penilaian panjang serviks melalui USG

transvaginals , maka waktu pelaksanaan penelitian ini dimulai pada

bulan Mei 2017 .


24

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah semua perempuan yang yang

akan bersalin di RS pendidikan saat penelitian sedang berlangsung

2. Sampel

Sampel pada penelitian ini adalah perempuan dari populasi yang

memenuhi kriteria seleksi.

1. Kriteria Inklusi :

- Bersedia ikut serta dalam kegiatan penelitian

- Usia kehamilan > 37 minggu

- Presentasi kepala

- Memenuhi syarat untuk dilakukan induksi persalinan

2. Kriteria Eksklusi

- Dalam pemantauan terjadi gawat janin

- Bila pasien menolak untuk melanjutkan induksi persalinan

- Ditemukan kelainan kongenital mayor pada janin


25

D. Jumlah dan Cara Pengambilan Sampel

Jumlah sampel minimal dalam penelitian ini ditentukan dengan

menggunakan rumus :

Keterangan :

- n = besar subjek minimum

- Z2α = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada α tertentu

- p = nilai proporsi di populasi

- q = 1- p

- d = kesalahan (absolut) yang dapat ditolerir/ presisi

Pada penelitian ini digunakan derajat kepercayaan α = 0,05, dengan

nilai confidence interval 95%, maka diperoleh nilai Z = 1,96, dengan nilai

presisi mutlak sebesar 10%. Pada penelitian ini tidak didapatkan data

proporsi populasi sebelumnya, maka di ambil nilai standar p sebesar 0,15.

Berdasarkan rumus diatas, maka didapatkan jumlah subjek sebesar 100

subjek (±10% subjek dropout). Dengan demikian, subjek minimal yang

akan diteliti dalam penelitian ini adalah 110 subjek. Karena penelitian ini

menggunakan metode cross sectional rancangan analitik komparatif,

Subjek yang diambil dengan menggunakan teknik ‘purposive

sampling’ yaitu pengambilan subjek dimana semua wanita yang

memenuhi kriteria populasi yang datang ke rumah sakit bersalin dijadikan


26

subjek hingga memenuhi jumlah total subjek yang dibutuhkan. Subjek

yang memenuhi kriteria inklusi , mengikuti pemeriksaan dalam untuk

menilai serviks terlebih dahulu, kemudian dilakukan pemeriksaan USG

Transvaginal untuk mengukur panjang serviks,dengan pemeriksa yang

berbeda.

E. Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini digunakan data primer yang diperoleh dengan

menggunakan questionaire, pemeriksaan Skor Bishop dan pemeriksaan

ultrasonografi transvaginal untuk mendapatkan ukuran panjang serviks.

I. Pengolahan Data

Setelah dilakukan pengumpulan dan pencatatan data primer, data

yang diperoleh diorganisasikan dan diolah dengan menggunakan program

komputer SPSS 17.0, Microsoft Excel dan Microsoft Word.

J. Penyajian Data

Data yang telah diolah akan disajikan dalam bentuk tabel dan uraian

untuk menggambarkan perbandingan keberhasilan induksi persalinan

dengan penilaian Skor Bishop dan penilaian panjang serviks melalui USG

transvaginal.
27

K. Analisis Data

Data dianalisa menggunakan uji tChi Square ,menggunakan p ≤

0.05 dengan menggunakan piranti lunak komputer SPSS

Selanjutnya, untuk melihat derajat hubungan kemaknaan antara

keberhasilan Skor Bishop maupun panjang serviks sebagai indikator

keberhasilan induksi persalinan digunakan uji regresi logistik. Kurva ROC

(Receiver-Operating Characteristic) digunakan dalam penelitian ini untuk

melihat nilai prediktif panjang serviks terkait sensitivitas dan spesifisitas

variabel dalam memprediksi keberhasilan induksi persalinan.

L. Alur Penelitian

Komite etik

Populasi Subjek kriteria inklusi dan


eksklusi

Subjek

Skor Bishop Ukur Panjang Serviks dengan USG


Transvaginal

INDUKSI
Nullipara Multiparitas Nullipara Multiparitas

Induksi Berhasil Induksi Gagal

Analisis Data , Hasil, dan


Kesimpulan
28

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan yaitu bulan Mei 2017

hingga bulan Oktober 2017 di bagian Obstetri dan Ginekologi beberapa

rumah sakit pendidikan fakultas kedokteran UNHAS Makassar di,

RS.Dr.Wahidin Sudirohusodo, dan RS jejaringnya. Penelitian dilakukan

mulai dengan pengumpulan subjek sampai dengan jumlah sampel

terpenuhi. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan keberhasilan

induksi persalinan dengan penilaian Skor Bishop dan penilaian panjang

serviks menggunakan USG transvaginal. Total subjek yang diperoleh

adalah 110 sample yang memenuhi kriteria inklusi.

Keseluruhan pasien yang menjadi subjek penelitian dilakukan

pengukuran pada waktu yang sama oleh 2 pemeriksa yang berbeda. Satu

subjek akan dilakukan pemeriksaan Skor Bishop dan penilaian panjang

serviks melalui USG transvaginal. Selanjutnya pasien yang diinduksi akan

menjalani observasi masa persalinan ,kami mencatat hasil akhir proses

persalinan . Hasil penelitian dijelaskan dalam beberapa tabel berikut


29

1. Koordinat kurva Spesifisitas dan sensitivitas cut off point


Panjang Serviks

Tabel 1. Uji Sensitivitas dan Spesifisitas Panjang Serviks


berdasarkan cut off point

Sensitivitas (%) Spesifisitas (%)

2,98 54,8 84,8

Panjang_Cervix
100

80
Sensitivity

60
Sensitivity: 54.8
Specificity: 84.8
40 Criterion: >2.98

20

0
0 20 40 60 80 100
100-Specificity
Pada penelitian ini didapatkan hasil berdasar uji sensitivitas dan

spesifisitas dari panjang serviks didapatkan cut off point panjang

serviks yang memiliki nilai diagnostik untuk terjadinya keberhasilan

induksi sebagaimana ditunjukkan pada ROC (Receiver Operating

Characteristic) CURVE. Dari uji ini didapatkan cut off point pada

panjang serviks 2,98 cm dengan spesifisitas 84,8% dan sensitivitas

54.8%.
30

2. Karakteristik Subjek Penelitian

Tabel 2. Distribusi Karakteristik Pasien

Bishop Panjang Serviks


Karakteristik <3 ≥3 > 2.98 ≤ 2.98
n % n % n % N %
Usia
> 35 tahun 13 27.1 13 21.0 9 32.1 17 20.7
≤ 35 tahun 35 72.9 49 79.0 19 67.9 65 79.3
Paritas
Primipara 25 52.1 24 38.7 13 46.4 36 43.9
Multipara 23 47.9 38 61.3 15 53.6 46 56.1
Usia Kehamilan
Postterm 12 25.0 7 11.3 9 32.1 10 12.2
Aterm 36 75.0 55 88.7 19 67.9 72 87.8
Pembukaan
0 21 43.8 2 3.2 10 35.7 13 15.9
1 21 43.8 24 38.7 14 50.0 31 37.8
2 6 12.5 32 51.6 3 10.7 35 42.7
3 0 0.0 4 6.5 1 3.6 3 3.7
Indikasi
Kala 1 Memanjang 2 4.2 7 11.3 1 3.6 8 9.8
KJDR 3 6.3 2 3.2 2 7.1 3 3.7
Preeklampsia 17 35,4 8 12.9 10 35.7 15 18.2
Oligohidramnion 9 18.8 4 6.5 6 21.4 7 8.5
Postterm 3 6.3 15 24.2 3 10.7 15 18.3
KPD 14 29.2 26 41.9 6 21.4 34 41.5
Jumlah 48 100.0 62 100.0 28 100.0 82 100.0
Sumber : Data Primer

Table 1 menunjukkan karakteristik subjek penelitian. Menurut

kelompok umur mayoritas subjek penelitian memiliki kelompok umur

<35 tahun yaitu sebanyak total 84 subjek dengan hasil pemeriksaan

Skor Bishop <3 sebanyak 35 subjek (72,9%), Skor Bishop ≥3


31

sebanyak 49 subjek (79,0%). Adapun pada kelompok umur ≤35 tahun

ini didapatkan hasil pengukuran panjang serviks cut off point

berdasarkan kurva ROC 2,98 cm , dengan kategori ≤2,98 yaitu

sebanyak 65 subjek (79,3%) dan panjang serviks > 2,98 yaitu 38

subjek (67,9%).

Menurut paritas, jumlah subjek terbanyak didapatkan pada

kelompok multigravida dengan total 61 subjek, dari total subjek ini

didapatkan jumlah subjek dengan hasil pengukuran Skor Bishop <3

yaitu sebanyak 36 subjek (61,3%) dan dengan Skor Bishop ≥3

sebanyak 23 subjek (47,9%). Sebanyak 82 subjek didapatkan hasil

pengukuran serviks ≤2,98 cm, dan 28 subjek > 2,98 cm.

Berdasarkan usia kehamilan, subjek terbanyak yang menjalani

induksi persalinan adalah pada kelompok usia kehamilan aterm yaitu

sebayak 99 subjek penelitian. Hasil penelitian menunjukkan dari 99

subjek sebanyak 55 subjek (88,7%) didapatkan pengukuran Bishop ≥

3, dan 43 subjek (75,0%) didapatkan pengukuran Bishop < 3. Adapun

hasil pengukuran serviks didapatkan hasil panjang <2,98 cm

sebanyak 72 subjek (87,8%) dan panjang ≥2,98 sebanyak 19 subjek

(67,9%).

Berdasarkan pemeriksaan dalam yang dilakukan, jumlah

terbanyak subjek didapatkan pada subjek dengan pembukaan 1 cm

yaitu 45 subjek. Pengukuran hasil Skor Bishop ≥3 sebanyak 24

subjek (38,7%) dan Bishop <3 sebanyak 21 subjek (43,8%) dengan


32

panjang serviks ≤2,98 sebanyak 31 subjek (37,8%) dan panjang

serviks > 2,98 sebanyak 14 subjek (50,0%).

Dari total 110 subjek penelitian, indikasi induksi persalinan

terbanyak, yaitu subjek inpartu dengan riwayat ketuban pecah dini

yaitu sebanyak 40 subjek, kemudian diikuti pasien dengan

preeklampsia sebanyak 25 subjek, oligohidramnion 13 subjek ,

kehamilan post term 18 subjek, kala 1 memanjang sebanyak 9

subjek, KJDR sebanyak 5 subjek. Hasil Pengukuran Bishop ≥3

terbanyak pada subjek riwayat ketuban pecah air yaitu 26 subjek

(41,9%) dan Bishop <3 pada pasien dengan Preeklampsia sebanyak

17 subjek (29,9%). Adapun hasil pengukuran panjang serviks juga

terbanyak pada kasus riwayat ketuban pecah dini denga rata-rata

panjang serviks ≤ 2,98 sebanyak 34 subjek (41,5%) dan panjang

serviks > 2,98 cm sebanyak 10 subjek (35,7%) pada pasien dengan

preeklampsia.
33

3. Analisis Bivariat

Tabel 3. Analisis Hubungan Karakteristik Subjek Dengan Keberhasilan

Induksi Persalinan

Induksi Persalinan CI
RR P
Gagal Berhasil Total 95%
n % N % n %

> 35 tahun 9 29.0 17 21.5 26 23.6 0.698-


Umur 1.322 0.559*
≤ 35 tahun 22 71.0 62 78.5 84 76.4 2.503

Primigravida 15 48.4 34 43.0 49 44.5 0.643-


Paritas 1.167 0.768*
Multigravida 16 51.6 45 57.0 51 55.5 2.117

Umur Postterm 8 25.8 11 13.9 19 17.3 0.883-


1.666 0.229*
Kehamilan Aterm 23 74.2 68 86.1 91 82.7 3.143

Bishop <3 23 74.2 25 31.9 48 43.6 1.824-


3.714
Score ≥3 8 25.8 54 68.4 62 56.4 7.559 0.000*

Panjang > 2.98 16 51.6 12 15.2 28 25.5 1.787-


3.124
serviks ≤ 2.98 15 48.4 67 84.8 82 74.5 5.462 0.000*

Keterangan
*=Uji Pearson Chi Square
Tabel 2 ini merupakan analisa hubungan karakteristik subjek dengan

keberhasilan induksi persalinan. Dari 84 subjek yang memiliki umur <35

tahun sebanyak 62 orang (71,5%) yang mengalami keberhasilan induksi.

Sedangkan dari 26 subjek yang memiliki umur >35 tahun sebanyak 17

orang (21, 5%) yang memiliki induksi persalinan berhasil. Dari 49 subjek

primigravida sebanyak 34 orang (43%) yang mengalami keberhasilan

induksi. Sedangkan dari 51 subjek multigravida sebanyak 45 orang (57%)

yang memiliki induksi persalinan berhasil

Dari 99 subjek yang diinduksi dengan kehamilan aterm sebanyak


34

68 subjek (86,1%) yang mengalami keberhasilan induksi. Sedangkan dari

19 subjek dengan kehamilan post term sebanyak 11 orang (13,9%) yang

memiliki induksi persalinan berhasil.

Dari 48 subjek yang memilikii Skor Bishop <3 sebanyak 25 orang

(31.9%) yang mengalami keberhasilan induksi. Sedangkan dari 62 subjek

yang memiliki Skor Bishop >3 sebanyak 53 orang (67.1%) yang memiliki

induksi persalinan berhasil. Dari 82 subjek yang memiliki panjang serviks

berdasarkan cut off point ≤ 2.98 cm sebanyak 67 orang (84,8 %) yang

mengalami keberhasilan induksi. Sedangkan dari 56 subjek yang memiliki

panjang serviks > 2.98 cm sebanyak 12 orang (15.2%) yang memiliki

induksi persalinan berhasil.

Hasil uji statistik menunjukkan nilai p >0.05 , yang berarti bahwa

tidak ada kemaknaan secara statistik antara umur, gravid, paritas,, umur

kehamilan, dengan keberhasilan induksi persalinan. Namun pada Skor

Bishop, panjang serviks, memiliki makna secara statistik dengan

keberhasilan induksi persalinan (p<0.05).

Berdasarkan hasil analisa pada Skor Bishop dengan Induksi

Persalinan didapatkan nilai p = 0.000, RR 3.714 , dan (95% CI: 1.824 –

7.559) , yang berarti bahwa pada subjek penelitian yang mengalami

induksi persalinan , dengan Skor Bishop ≥ 3 ,memiliki kemungkinan 3.714

kali keberhasilan induksi persalinan .

Hubungan statistik yang bermakna juga didapatkan pada panjang

serviks (p =0,000 ) dengan RR= 3,124,( (95% CI:1.787-5.462) ,


35

berdasarkan cut off point 2,98 cm . Hal ini berarti pada subjek penelitian

yang menjalani induksi persalinan dan pada saat pengukuran panjang

serviks dengan USG Transvaginal didapatkan panjang serviks ≤ 2,98,

memiliki kemungkinan 3.124 kali keberhasilan induksi persalinan.

4. Analisis Multivariat Regresi Logistik Perbandingan Bishops Score

dan Panjang Serviks Pada Induksi Persalinan Berhasil dan

Induksi Persalinan Gagal

Tabel 4 . Analisis Multi Variat Regresi Skor Bishop dan Panjang


Serviks Pada Induksi Persalinan Berhasil dan Induksi Persalinan Gagal

OR CI P
Skor Bishop ≥3 3.779 1.304-10.950 0.014
<3 1

Panjang
Servix ≤ 2.98 2.951 1.009-8.633 0.048
> 2.98 1

Hasil analisis bivariat didapatkan bahwa Skor Bishop dan Panjang

serviks bermakna secara statistik terhadap keberhasilan induksi

persalinan. Selanjutnya kedua variabel yang bermakna ini kami uji secara

statistik untuk melihat , faktor yang lebih berpengaruh terhadap

keberhasilan induksi persalinan. Tabel 3 menunjukkan hasil analisis

multivariat regresi antara Skor Bishop dan panjang serviks. Didapatkan

bahwa p bermakna pada Skor Bishop dengan nilai p =0,014, OR=3.779-

1, (95% CI 1.304-10.950). Nilai p juga bermakna pada pengukuran


36

panjang serviks (p= 0,048) , OR = 2.951-1 , (95% CI 1.009-8.663)

Berdasarkan tabel ini oleh karena nilai p pada Skor Bishop lebih

bermakna makna disimpulkan bahwa Skor Bishop lebih berpengaruh

dalam menilai keberhasilan Induksi persalinan jika dibandingkan dengan

pengukuran panjang servix melalui USG transvaginal . Hasil analisis

secara statistik juga menunjukkan bahwa pada pemeriksan dalam dengan

Skor Bishop ≥ 3 memiliki pengaruh 3.779 kali terhadap kemungkinan

keberhasilan induksi persalinan berhasil, jika dibandingkan dengan

pengukuran panjang serviks dengan cut off poin 2,98 cm hanya memiliki

kemungkinan 2,951 kali pada induksi persalinan berhasil.


37

B. Pembahasan

Induksi persalinan merupakan suatu tindakan umum dalam

praktik kebidanan. Dalam dunia obstetri penilaian serviks sudah

digunakan terlebih dahulu sebagai media dalam melakukan prediksi

keberhasilan induksi persalinan. Serviks merupakan bagian uterus yang

mengalami berbagai perubahan fisiologi, biologi, dan anatomi selama

beberapa masa transisi kehamilan baik pada masa antenatal, intranatal,

dan intrapartum. Berbagai metode telah dikembangkan dalam beberapa

dekade terakhir, untuk menilai konsisi serviks sebelum dilakukan induksi

persalinan, dilanjutkan melalui berbagai penelitian dilakukan

membandingkan pemeriksaan transvaginal dan digital untuk mengetahui

mana yang lebih baik untuk penilaian serviks pra-induksi dan namun hasil

yang diperoleh sampai saat ini masi kontroversial (Bansiwal R et all.,

2013)

Selama periode penelitian ini terkumpul subjek sejumlah 110 kasus

yang memenuhi kriteria inklusi penelitian. Karakteristik subjek meliputi

umur, paritas, usia kehamilan, Skor Bishop, pembukaan serviks, panjang

serviks.

Dari hasil pengukuran panjang serviks oleh 110 subjek penelitian ,

kami mengolah data penelitian kedalam kurva ROC ( Receiver Operating

Characteristic) untuk mendapatkan cut off point panjang serviks dari

penelitian ini. Adapun cut off point dari penelitian ini didapatkan panjang

serviks 2,98 cm dengan Sensitivitas 54,8 % dan Spesifisitas 84,8 %.


38

Hal ini sesuai dengan studi yang dilakukan oleh Khan RH dkk pada

tahun 2016 yang melakukan penelitian pengukuran panjang serviks untuk

menilai akurasi dari USG transvaginal sebagai pada wanita nullipara

mendapatkan cut off value dari 200 wanita yang menjalani induksi

persalinan adalah 3 cm dengan nilai sensitivitas 80 % dan spesifitas 70,7

% . ( Khan RH et all., 2016). Tendean H .2015 yang menganalisa panjang

serviks sebagai prediktor dalam keberhasilan induksi persalinan pada 39

wanita yang menjalani induksi persalinan dalam juga mendapatkan cut off

point <2,895 cm dengan sensitivitas 79,41 % dan spesifisitas 80,0 %.

(Tendean H , 2015). Pandis et al 2001 pada studi 240 wanita hamil yang

menjalani proses induksi persalinan juga mengemukakan nilai cut off point

yang terbaik pada panjang serviks adalah 2,8 cm dengan sensitivitas 87 %

dan spesifisitas 71 % .

Penelitian yang kami lakukan pemeriksa yang melakukan

pengukuran panjang serviks adalah pemeriksa yang sama , yang

memeriksa seluruh subjek penelitian . Penilaian panjang serviks dengan

menggunakan USG Transvaginal dianggap meminimalkan variasi antara

pemeriksaan oleh karena penilaian bersifat objektif sehingga dalam

beberapa penelitian , nilai cut off point dari panjang serviks tidak berbeda

secara signifikan (Khan RH et all 2016)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas subjek adalah ibu

hamil berusia <35 tahun (76,4%), dan multigravida (55,45%). Adapun

Distribusi karakteristik subjek ini serupa dengan hasil penelitian oleh


39

Tendean dkk pada tahun 2015 yang menemukan bahwa sebagian besar

subjek berusia <30 tahun (69,2%), dan sebanyak 84,6% subjek

merupakan ibu rumah tangga. Ban shamer et all 2016 juga menemukan

hasil yang sama yaitu mayoritas subjek berusia 21- 25 tahun ya (49,6%),

diikuti dengan kelompok usia 26-30 tahun sebanyak 35,2% (Banu S, et all

.,2016).

Penelitian ini tidak menemukan makna secara statistik antara usia,

paritas, dan usia kehamilan dengan keberhasilan induksi persalinan. Hasil

penelitian yang sama juga didapatkan oleh Bansiwal R dkk tahun 2013

bahwa usia ibu, paritas, dan usia kehamilan tidak memiliki makna dengan

keberhasilan induksi persalinan. Sama halnya dengan Abeldazim I dkk

yang melakukan studi terhadap 120 ibu hamil yang menjalani induksi

persalinan, kelompok mereka mendapatkan bahwa usia, paritas, dan usia

kehamilan tidak mempengaruhi keberhasilan induksi persalinan

(Abeldazim I et all.,2012).

Keberhasilan suatu induksi persalinan sangat dipengaruhi oleh

karakteristik dan kematangan serviks dari serviks , oleh karena itu selain

faktor serviks , Al Shaikh ,GK et all 2010 melakukan penelitian terhadap

564 ibu hamil ( Primigravida dan Multigravida) mengenai faktor yang

mempengaruhi suatu keberhasilan Induksi persalinan adapun

keberhasilan induksi persalinan dipengaruhi oleh faktor berat badan ibu

dan didapatkan bahwa usia dan paritas tidak berpengaruh pada

keberhasilan induksi.
40

Hasil analisis bivariat ditemukan hubungan yang bermakna secara

statistik antara skor Bishop dengan keberhasilan induksi persalinan

(p=0.000; RR=3,714; 95% CI 1,824-7,559). Ivars et al (2016) menemukan

bahwa pada wanita nulipara, tingkat keberhasilan induksi persalinan

mencapai 90%, namun pada penelitian mereka menggunakan skor Bishop

yang telah dimodifikasi dengan tidak menilai konsistensi dan posisi

serviks, dan menggunakan batasan skor Bishop 4 sebagai acuan. Mereka

juga menemukan hubungan signifikan antara skor Bishop dengan

keberhasilan induksi persalinan (p<0.001) (Ivars et al., 2016).

Cubal dkk 2013 yang melakukan studi terhadap 206 wanita yang

menjalani induksi persalinan , juga mengemukakan bahwa skor Bishop

merupakan prediktor yang baik dalam induksi persalinan , namun hasil

yang didapatkan bahwa skor Bishop lebih bermakna dalam memprediksi

wanita nulipara dibandingkan dengan wanita dengan multiparitas. Hal

yang sama dikemukakan oleh Gouri SR et all , penelitian yang dilakukan

pada tahun 2015 ini membandingkan Skor Bishop dan Panjang Serviks

sebagai prediksi keberhasilan induksi persalinan , melakukan pengamatan

kepada 100 ibu hami primiparitas , yang dikategorikan dengan Skor

Bishop <5 dan > 5 , dan panjang serviks 2,8 cm sebagai cut off

menyimpulkan bahwa Skor Bishop merupakan prediktor yang baik tetapi

lebih bermakna jika dilakukan penggabungan kedua parameter ini dalam

menilai keberhasilan induksi persalinan (Gouri SR et all., 2015).


41

Ban Shamera dkk 2015 , pada penelitian 125 wanita nulipara juga

mengemukakan , hal yang sama bahwa Skor Bishop dan Pengukuran

panjang serviks juga merupakan prediktor yang baik dalam memprediksi

status persalinan . Penelitian sistematik review yang dilakukan oleh

Banos et al (2015) juga menyimpulkan bahwa status serviks masih tetap

menjadi parameter penting dalam menilai keberhasilan induksi persalinan.

Dari total 507 studi yang tersaring dalam pencarian database, peneliti

mendapatkan 7 studi untuk dilakukan analisa lebih lanjut. 3 dari 7 studi

memberikan kesimpulan bahwa walaupun Skor Bishop merupakan salah

satu faktor prediksi keberhasilan induksi persalinan yang signifikan, skor

Bishop bukan merupakan satu-satunya faktor prediktif yang independen

(Banõs et al., 2015).,

Pada penelitian ini kami melakukan evaluasi pengukuran panjang

serviks yang dilakukan menggunakan USG transvaginal. Cut off point dari

bedasarkan kurva ROC pengukuran panjang serviks adalah 2.98 cm.

Nilai ini kami gunakan untuk mengkategorikan subjek menjadi dua

kelompok yaitu kelompok dengan panjang serviks <2.98 cm dan >2.98 cm

Kemudian dilakukan analisa bivariat untuk mencari hubungan antara

panjang serviks dengan keberhasilan induksi persalinan. Dapat

disimpulkan bahwa panjang serviks berhubungan bermakna dengan

keberhasilan induksi persalinan. Hasil penelitian ini didukung oleh Park et

al (2011) yang melakukan penelitian prospektif terhadap 154 wanita hamil

aterm. Mereka menyimpulkan bahwa pengukuran panjang serviks dengan


42

menggunakan USG transvaginal dapat mengurangi penggunaan

prostaglandin sebanyak 50% (Park et al., 2011).

Namun hasil penelitian ini berbeda dengan hasil oleh Hatfield et al

(2007) yang melakukan analisis sistematik pada 20 artikel dimana pada

analisa subgroup menggunakan cut off 30mm. Mereka menyimpulkan

bahwa panjang serviks sebelum induksi tidak dapat dijadikan prediktor

keberhasilan persalinan pervaginam pada pasien yang memenuhi syarat

untuk dilakukan induksi persalinan 1.22 (95% CI, 0.67-2.22). Mereka juga

membandingkan tingkat keberhasilan induksi persalinan dengan

menggunakan pengukuran panjang serviks dan Skor Bishop. Namun

kedua variabel tersebut tidak bermakna untuk memprediksi keberhasilan

induksi persalinan (Hatfield, Sanchez-Ramos and Kaunitz, 2007).

Dalam analisis bivariat, beberapa variabel dalam penelitian kami

terbukti berhubungan bermakna dengan keberhasilan induksi persalinan,

Skor Bishop ≥3 ( p= 0.000) , panjang serviks <2.98 cm (p = 0.000) ,

namun untuk menjawab pertanyaan apakah pengukuran panjang serviks

yang diukur melalui pemeriksaan USG transvaginal lebih baik

dibandingkan dengan Skor Bishop, kami melakukan analisa multivariat

regresi logistik dengan hanya menganalisa 2 variabel tersebut. Dari hasil

analisa kami menemukan bahwa Skor Bishop memiliki tingkat

kemaknaan yang lebih kuat secara statistik dengan p= 0.014 (OR: 3.779)

jika dibandingkan dengan panjang serviks dengan p=0.048 ( OR : 2, 951)


43

Penelitian oleh Lubena dan Kristanto (2016) pada 122 pasien yang

menjalani induksi persalinan di RSUP Dr. Kariadi Semarang selama

periode tahun Oktober 2015 hingga mAret 2016. Dari 120 pasien yang

memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi, didapatkan perbedaan yang

bermakna dalam hal umur, indikasi induksi karena KPD, skor Bishop,

panjang serviks dan adanya funneling pada kelompok yang berhasil

menjalani induksi persalinan dengan ditandai pembukaan 4 cm dalam

waktu < 12 jam. Cut off point untuk panjang serviks adalah 25,45 mm dan

3 untuk skor Bishop dalam memprediksi keberhasilan induksi persalinan.

Penelitian ini menunjukkan pengukuran panjang serviks dengan

menggunakan USG transvaginal lebih baik dalam memprediksi

keberhasilan induksi persalinan daripada skor bishop.

Hal yang sama dikemukakan oleh Kanwar SN et all 2015 , studi

terhadap 110 wanita nullipara , dengan cut off Bishop dan panjang serviks

<6, ≥ 6, dan panjang serviks < 3,5 cm dan ≥ 3,5 cm ( sensitivitas 54,8 %

dan `spesifisitas 100 %) juga menyimpulkan bahwa Panjang Serviks

merupakan prediktor yang lebih baik dalam memprediksi persalinan

normal

Namun hasil penelitian kami ini didukung oleh kajian literatur yang

dilakukan oleh Crane (2006) yang menyatakan bahwa meskipun kadar

fetal fibronektin dan pengukuran panjang serviks dengan USG

transvaginal telah dibuktikan dapat memprediksi keberhasilan induksi,

keduanya tidak lebih superior dari skor Bishop.


44

Berbagai Perbedaan hasil penelitian ini dengan hasil penelitian

sebelumnya dapat disebabkan oleh variasi berbagai metode penelitian,

teknik pengambilan sampel, penentuan kriteria inklusi sampel .Beberapa

studi juga memiliki variasi dalam penentuan cut off dari parameter yang

digunakan,tambahn parameter, kemudian adanya berbagai variasi dalam

penentuan berbagai karakteristik sampel.

Kelemahan dari penelitian ini adalah membandingkan Skor Bishop

yang merupakan multi parameter dalam menilai keberhasilan Induksi

persalinan , dan pengukuran panjang serviks yang hanya merupakan satu

parameter dalam menilai keberhasilan induksi persalinan. Beberapa

parameter tambahan yang mendukung pengukuran panjang serviks dapat

digunakan sebagai prediksi keberhasilan induksi persalinan seperti

pengukuran postero cervico angle serviks dan elastografi dari serviks.

Penelitian ini didapatkan bahwa skor Bishop lebih baik dalam

menilai keberhasilan induksi persalinan .Adapun yang melakukan

pemeriksaan pada Skor Bishop ini dilakukan oleh lebih dari 2 pemeriksa

yang belum melalui uji Internal antar pemeriksa, sehingga penelitian ini

dalam hal pengukuran skor Bishop dapat dikatakan memiliki variabilitas

dan subjektivitas yang tinggi yang dapat memberikan hasil bias pada

penelitian. Pengukuran panjang serviks oleh pemeriksa juga belum

dilakukan uji internal yang terstandarisasi .

Penelitian kami juga terbatas dalam hal jumlah subjek penelitian

yang mendapat perlakukan yang sama dalam proses induksi persalinan,


45

oleh karena subjek penelitian mendapat perlakuan tindakan induksi yang

berbeda yang sesuai dengan skor Bishop dari subjek.

Adapun alat Ultrasonografi yang kami gunakan dalam pengukuran

panjang serviks pada penelitian ini , merupakan alat yang berbeda

tergantung pada lokasi rumah sakit dan Alat Ultrasonografi yang tersedia

pada tempat pengambilan subjek penelitian.


46

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

A.SIMPULAN

Berdasarkan penelitian ini didapatkan bahwa Skor Bishop lebih

baik dalam memprediksi keberhasilan induksi persalinan dibandingkan

dengan pengukuran panjang servik menggunakan USG transvaginal.

B. SARAN

1. Perlu dilakukan penambahan parameter pengukuran panjang serviks

yaitu dengan pengukuran posterocervico angle dari serviks, dan

pemeriksaan elastografi dari serviks

2. Pada penelitian yang melibatkan beberapa pemeriksa perlu ,

dilakukan uji Internal antar pemeriksa terlebih dahulu untuk mencegah

terjadinya bias

DAFTAR PUSTAKA

ACOG Practice Bulletin. Induction of Labour. Int J Gynecol Obstet. Vol 69

(10).1999;283-292

Angsar MD, Setjalilakusuma L. Induksi Persalinan dalam Winkjsastro H d

kk. Ilmu Bedah Kebidanan. Ed 1 Cet 5. Jakarta 2000; 73-80

Antenatal and Neonatal Guidelines, Education and Learning


47

System.University of Arkansas for Medical Sciences. 2003

Abdelazim,I., Abu Faza, ML. 2012. Sonographic assessment of the

cervical length before induction of labor . Asian Pacific Journal of

Reproduction 2012; 1(4): 253-257

Bansiwal ,R., Rao,R., Misra,N., Kapur, V. 2013. Skor Bishop and

transvaginal ultrasound for preinduction cervical assessment: a

randomized clinical trial. International Journal of Reproduction,

Contraception, Obstetrics and Gynecology, 2(4):611-615.

Banu,S., Jayashree ,DJ., Latha K. 2016. Study of comparison on

transvaginal cervical length and modified Bishop’s score in

predicting the mode of delivery at term following induction of labour.

International Journal of Current Research and Development, 4

(2):134 – 140

Baños, N., Migliorelli,F., Posadas, E. 2015. Definition of Failed Induction of

Labor and Its Predictive Factors: Two Unsolved Issues of an

Everyday Clinical Situation .Fetal Diagnpsis and Therapy 38:161–

169

Bastani ,P., Hamdi, K., Abasalizadeh,F., Pourmousa,P., Ghatrehsamani,F.

2011.Transvaginal ultrasonography compared with Skor Bishop for

predicting cesarean section after induction of labor. International

Journal of Women’s Health,3 ,277–280.


48

Bishop EH. Pelvic Scoring for elective induction. Obstet Gynecol

1964;24:266-68 Cunningham FG. Induction of Labour. In William

Obstetrics, 22nd ed. McGRaw Hill Companies Inc United States of

America, 2005;535-46.

Cubal ,A., Carvalho, J., Ferreira,MJ., Rodrigues,G., Carmo,O. 2013.Value

of Skor Bishop and ultrasound cervical length measurement in the

prediction of cesarean deliveryJournal of Obstetrics and

Gynaecology Research, 39, No. 9: 1391–1396

Decherney, Allan, Marthin L. Pernoll. 1994. Current Obstetric and

Gynecologic diagnosis and treatment. 8th edition. connecticut :

Appleton & Lange

Edwards R.K., Richards D.S. 2000. Preinduction cervical assessment. Clin

Obstet Gynecol. 43: 440-6.

Harman JH, Kim A. 1999. Current Trends in Cervical Ripening and LaboR

Induction. Am Fam Physician Vol 60(2).

Hatfield, AS., Ramos,LS,. Kaunitz, AM . 2007. Sonographic cervical

assessment to predict the success of labor induction: a systematic

review with metaanalysis. American Journal of Obstetrics &

Gynecology, 186-192

Hofmey GJ, Alfirevic Z, Kelly T, et.al. 2007. Methode for Cervical Ripening

and Labour Induction in Late Pregnancy : Generic Protocol. The

Cochrane Library Issue 4.

Hoogeven MM. 2009. Transvaginal ultrasound measurement of cervical


49

length in the supine and upright positions versus Skor Bishop in

predicting successful induction of labor at term. Ultrasound Obstet

Gynecol 2009; 33: 213–220

Ivars,J., Garabedian,C ., Devos , P, Therby,D. , Carlier, S., c, Deruelle, P .,

Subtil,D. 2016. Simplified Skor Bishop including parity predicts

successful 3 induction of labor. European Journal of Obstetrics &

Gynecology and Reproductive Biology 9480 :1–6

Mackenzie IZ. 2005 Induction of Labour. British Columbia Reproductive

Care Program. 2005; 1-10

Mohan AR, Bennet PR. 2006. Drugs Acting on the Pregnant

Uterus.Current Obstet Gynecol..16.;174-80

Park,KH., Kim, SN., Lee, SY., Jeong,EH., Jung HJ, And Oh, KJ. 2011.

Comparison between sonographic cervical length and Skor Bishop

in preinduction cervical assessment: a randomized trial. Ultrasound

Obstet Gynecol, 38: 198–204

Prawirohardjo S. 2007. Ilmu Kebidanan Edisi ketiga. Jakarta : Yayasan

Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjoa

Saifuddin AB. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan

Neonatal. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta.

2002; 11-5

Tan,PC., Vallikkannun N., Suguna, S. 2007.Transvaginal sonographic

measurement of cervical length vs. Skor Bishop in labor induction

at term: tolerability andprediction of Cesarean delivery. Ultrasound


50

Obstet Gynecol, 29: 568 – 573.

Tendean HM. 2015. Correlation Between Cervical Length With Successful

Labor Induction. Jurnal Kedokteran Komunitas dan Tropik : Volume

III Nomor 3 Juli 2015;Manado

Tenore J.L. 2003. Methods For Cervical Ripening and Induction of Labor.

AAFP.67: 2123-26

Ware V, Raynor BD.Transvaginal ultrasonographic cervical measurement

as a predictor of succesful labor induction. Am J Obstet Gynecol,

2000, Vol. 182, pp.1030-2.

Wing DA, Gaffaney CAL. Vaginal Misoprostol Administration for Cervical

Ripening and Labor Induction. Clin Obstet Gynecol. Vol.

49(3).2006;627-4
51

Lampiran I.

NASKAH PENJELASAN UNTUK RESPONDEN (SUBYEK)

Selamat pagi ibu, saya dr Finianty Raynelda yang akan melakukan

penelitian tentang perbandingan pemeriksaan Skor Bishop dan USG

menggunakan transvaginal terhadap induksi persalinan . Penelitan ini

dilakukan melalui 2 pemeriksaan yang ibu akan lewati yaitu pemeriksaan

dalam dan pemeriksaan USG transvaginal. Penelitian ini bertujuan untuk

melihat pemeriksaan manakah yang lebih baik dalam menilai keberhasilan

induksi persalinan terhadap ibu. Manfaat yang bisa diperoleh adalah dapat

mengetahui alat ukur yang lebih baik dalam menilai keberhasilan induksi

persalinan. Semua data dan hasil penelitian ini akan diperlakukan secara

rahasia dan semua biaya penelitian akan ditanggung oleh peneliti. Data

penelitian akan disajikan pada:

Bila ibu merasa masih ada hal yang belum jelas atau belum

dimengerti dengan baik, maka ibu dapat menanyakan atau minta

penjelasan pada saya : dr. Finianty Raynelda (telepon

081241933338,08124107788)

Jika ibu setuju untuk berpartisipasi, diharapkan menandatangani

surat persetujuan mengikuti penelitian. Atas kesediaan dan kerjasamanya

kami ucapkan banyak terima kasih.


52

Identitas peneliti :

Nama : dr. Finianty Raynelda

Alamat : PPDS Obgin Fak. Kedokteran Unhas

Telepon : 081341933338,08124107788
DISETUJUI OLEH KOMISI
PENELITIAN KESEHATAN
FAK. KEDOKTERAN
UNHAS

Tgl. .................
53

Lampiran II.

FORMULIR PERSETUJUAN MENGIKUTI PENELITIAN SETELAH

MENDAPAT PENJELASAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : ..............................................................................................

Umur : ..............................................................................................

Alamat : .............................................................................................

Dengan ini menyatakan bahwa setelah saya mendapatkan

penjelasan serta memahami sepenuhnya maksud dan tujuan penelitian

yang berjudul

Perbandingan Keberhasilan Induksi Persalinan dengan Penilaian

Skor Bishop dan Penilaian Panjang Serviks menggunakan USG

Transvaginal

Maka saya menyatakan setuju untuk ikut serta dalam penelitian ini.

Untuk itu saya bersedia dan tidak keberatan mematuhi semua ketentuan

yang berlaku dalam penelitian ini dan memberikan keterangan yang

sebenarnya.

Demikian surat persetujuan ini saya buat dengan penuh kesadaran

untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Makassar, ...............2012

Peneliti Yang menyetujui

(dr.Finianty Raynelda ) .........................


DISETUJUI OLEH KOMISI
PENELITIAN KESEHATAN
Lampiran III. FAK. KEDOKTERAN
UNHAS

Tgl. .................
54

FORMULIR PENELITIAN

Perbandingan Keberhasilan Induksi Persalinan dengan Penilaian

Skor Bishop dan Penilaian Panjang Serviks menggunakan USG

Transvaginal

I. IDENTITAS PASIEN

1. Nama :…………….……………………………….

2. Rumah sakit dan No.Register : …….....……………………………………

3. Tanggal masuk :.........……………………...……………..

4. Rujukan dari dokter dan RS :…………………………………………….

5. Alamat Lengkap :….………………………………………….

6. No.telepon :…...……………………………...............

7. Suku bangsa :………………………….........................

II. DATA UMUM PASIEN

1. Umur : ……………………Tahun

2. Status perkawinan : 1. Tidak 2. Kawin 3. Janda

3. Lama perkawinan :…….,…………………………………………......

4. Pekerjaan :………….………………………………………….

5. Pendidikan :.…...…………………………………………….....

6. Status paritas :G P A

7. Berat Badan : ……………......Kg

8. Tinggi Badan : ………………….cm

9. Tekanan Darah : ………………….mmHg

III. DATA KLINIS PASIEN


55

1. Keadaan umum : 1. Baik 2. Sedang 3. Lemah

2. HPHT : ……………………………….

3. Taksiran Partus : ..............................................

4. Usia Kehamilan : ................................................

5. Riwayat Antenatal Care :

6. Riwayat Menggunakan Kontrasepsi :

7. Riwayat Operasi :

8. Riwayat Penyakit dalam Keluarga

a. Hipertensi c. Asma/ Alergi e. dll sebutkan

b. Diabetes Mellitus d. Jantung

8. Riwayat Obstetri :

1.

3.

4.

5.

6.

IV. DATA KLINIS PEMERIKSAAN PASIEN

1. Pemeriksaan Luar

a. TFU : LP :

b. Perlimaan :

c. TBJ :

d. SKOR BISHOP
56

2. Pemeriksaan dalam vagina

a. Vulva/vagina :

b. portio :

c. pembukaan :

d. ketuban :

e. bagian terdepan :

f. penurunan kepala :

3. USG Transvaginal Panjang Serviks :

V. PEMERIKSAAN LABORATORIUM

1. Hb : ………………….. gr%

2. WBC : ................................

3. PLT : ..................................

4.SGOT :…………………………………………………..

5. SGPT : ……………………………….………………….

9. Glukosa darah : 1. Sewaktu …… mg/dl 2. Puasa ………….mg/dl

10. Clotting Time (CT) : ………… menit ………….detik

11. Bledding Time (BT) : ………… menit ………… detik

VI . Pemeriksaan USG

VII : Luaran :
57

a. Metode Induksi Persalinan

b. metode persalinan

c. Berat bayi

d. Apgar Skor

Anda mungkin juga menyukai