BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Pelayanan kebidanan yang bermutu ditentukan oleh faktor input
dan proses dari pelayanan itu sendiri. Faktor input dari pelayanan
diantaranya meliputi kebijakan, tenaga yang melayani, sarana dan
prasarana, standar asuhan kebidanan dan standar lain atau metode yang
disepakati. Sedangkan faktor proses adalah suatu kinerja dalam
mendayagunakan input yang ada dalam interaksi antara bidan dengan
pasien yang meliputi penampilan kerja sesuai dengan standar dan etika
kebidanan.
Untuk mewujudkan pelayanan kebidanan yang bermutu di RSUD
Pasar Minggu, maka disusunlah pedoman pelayan kebidanan ini dengan
harapan dapat menjadi acuan dalam melaksanakan pelayanan kebidanan.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatkan pelayanan asuhan kebidanan di Rumah Sakit dalam
menentukan sikap menghadapi perkembangan pelayanan kesehatan
global, nasional maupun regional.
2. Tujuan Khusus
a. Sebagai acuan dalam memberikan pelayanan asuhan kebidanan secara
professional.
b. Sebagai bahan dasar pengembangan pelayanan asuhan kebidanan dan
organisasi profesi bidan.
c. Sebagai pedoman menilai mutu pelayanan asuhan kebidanan
C. Sasaran
1. Bagi fungsional medis dan keperawatan sebagai pedoman pelaksanaan
pelayanan kebidanan di Rumah Sakit
2. Bagi manajemen medis dan keperawatan sebagai pengelola pelayanan
kebidanan di Rumah Sakit
3. Bagi direksi Rumah Sakit sebagai pedoman untuk mengevaluasi
kinerja pelayanan medis dan keperawatan
2
D. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor : 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
2. Undang-Undang Nomor : 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
1575/Menkes/XI/2005 tentang Organisasi dan Tata Terja Departemen
Kesehatan.
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1457
Tahun 2003 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan/Kota.
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
836/Menkes/SK/VI/ 2005 tentang Pedoman Pengembangan
Manajemen Kinerja Perawat dan Bidan.
6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
369/Menkes/SK/III/ 2007 tentang Standar Profesi Bidan.
7. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
938/Menkes/SK/VIII/ 2007 tentang Standar Asuhan Kebidanan
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pelayanan Kebidanan
1. Pengertian Kebidanan
Kebidanan Adalah suatu bidang ilmu yang memepelajari keilmuan dan
seni yang mempersiapkan kehamilan, menolong persalinan, nifas dan
menyusui, masa interval dan pengaturan kesuburan, klimakterium dan
monopuase, bayi baru lahir, balita, fungsi-fungsi reproduksi manusia
serta memberikan bantuan/dukungan pada perempuan, keluarga dan
komunitasnya.
a. Pelayanan Kebidanan adalah bagian integral dari sistem
pelayanan kesehatan yang diberikan oleh bidan yang telah
teregistrasi yang dapat dilakukan secara mandiri, kolaborasi dan
rujukan.
b. Praktik Kebidanan adalah implementasi dari ilmu kebidanan
yang bersifat otonom, kepada perempuan, keluarga dan
komunitasnya didasari etika dan kode etik.
c. Manajemen asuhan kebidanan adalah pendekatan dan
kerangka fikir yang digunakan oleh bidan dalam menerapkan
metode pemecahan masalah secara sistematis mulai dari
pengumpulan data, analisa data, diagnosa kebidanan, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi.
d. Asuhan Kebidanan adalah proses pengambilan keputusan dan
tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan wewenang dan
ruang lingkup praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan
4
a. Poliklinik kebidanan
1).Melaksanakan pemeriksaan kehamilan, seleksi dan pencegahan
kehamilan resiko tinggi
2).Melaksanakan kegiatan penyuluhan, imunisasi dan senam hamil
3).Melaksanakan pelayanan post partum lanjutan
4).Melakukan deteksi dini terhadap kejadian infeksi luka operasi
b. Kamar Bersalin
1).Melayani ibu bersalin normal maupun patologis
2).Melayani ibu post partum sebelum dipindah ke rawat gabung
atau rawat inap khusus
3).Melakukan Inisisasi Menyusui Dini (IMD)
4).Melakukan pemeriksaan bayi baru lahir
5
Kepala ruang
kebidanan
Clinical instructur
(pembimbing
klinik)
2. Uraian Tugas
2.1 Kepala ruangan
Nama jabatan : Kepala Ruangan Kebidanan
Tugas pokok :
Memimpin, mengkoordinasikan dan mengawasi pelayanan
kamar bersalin berdasarkan standar yang berlaku agar dapat
memberikan pelayanan keperawatan yang berkualitas.
Uraian tugas :
a. Melakukan kerjasama dan berkomunikasi dengan seluruh
bagian terkait, pasien dan dokter serta menciptakan
lingkungan kerja yang kondusif sesuai dengan pedoman
pelayanan dan pedoman pengorganisasian agar
pelayanan dapat berjalan secara maksimal.
b. Melakukan pengawasan pelayanan kebidanan sesuai
dengan pedoman pelayanan agar pelayanan dapat
berjalan sesuai standar.
c. Melakukan pengawasan terhadap sarana dan prasarana,
inventaris alat dan bagian logistik di unit perawatan yang
6
menjadi supervisinya sesuai dengan kebijakan rumah
sakit agar selalu dalam keadaan tersedia dan siap pakai.
d. Membuat laporan setiap bulan sesuai dengan kebijakan
agar terinformasikan data pelayanan kebidanan.
e. Membuat jadwal dinas dan mengawasi pelaksanaannya
serta membuat rekapitulasinya sesuai dengan pedoman
agar ketenagaan yang ada sesuai dengan rasio pasien dan
kompetensi yang dibutuhkan.
f. Melakukan pendistribusian dan pendelegasian kerja bagi
personel yang berada dibawah supervisinya sesuai
dengan pedoman pengorganisasian agar pelayanan
terlaksana dengan baik.
g. Membuat usulan kebutuhan alat kesehatan yang
diperlukan sesuai dengan kebijakan rumah sakit agar
terpenuhinya alat kesehatan sesuai kebutuhan.
h. Mengusulkan promosi, rotasi dan peningkatan
pendidikan bagi bidan sesuai dengan peraturan
kepegawaian dan kebijakan pelayanan agar komposisi
ketenagaan seimbang.
i. Melakukan pembinaan staf bidan sesuai dengan
peraturan kepegawaian agar tercipta sumber daya yang
berkualitas.
j. Memberikan pelatihan keperawatan/sosialisasi SOP dan
melakukan orientasi pelayanan kepada karyawan
perawat/bidan lama maupun baru
k. Memberikan bimbingan tehnis keperawatan/kebidanan
kepada perawat/bidan.
l. Mengevaluasi pelaksanaan asuhan
keperawatan/kebidanan secara komprehensif
m.Melakukan penilaian terhadap kinerja staf bidan sesuai
dengan peraturan kepegawaian agar terlaksana sistem
penghargaan dengan baik.
7
n. Memberikan bimbingan klinik kepada mahasiswa yang
sedang menjalankan praktik klinik
keperawatan/kebidanan
o. Memimpin persalinan normal yang menjadi tanggung
jawabnya apabila dokter obgyn belum tiba di ruangan
atau keadaan mendesa
Tanggung jawab :
a. Keterwujudan koordinasi dengan seluruh bagian terkait,
pasien, dokter, tim kesehatan lain serta terciptanya
lingkungan kerja yang kondusif.
b. Kelancaran pelayanan keperawatan yang berkualitas dan
sesuai dengan standar serta mengevaluasinya.
c. Ketersediaan sarana dan prasarana, inventatris alat dan
logistik di unit yang menjadi supervisinya agar selalu
dalam keadaan siap pakai dan sesuai dengan kebutuhan.
d. Ketersediaan laporan bulanan
e. Ketersediaan jadwal dinas dan rekapitulasi jadwal dinas
bagi personel yang menjadi bawahannya
f. Terlaksananya distribusi dan delegasi kerja bagi
personel yang berada dibawah supervisinya
g. Ketersediaan usulan kebutuhan akan alat kesehatan yang
diperlukan
h. Ketersediaan usulan promosi, rotasi, dan peningkatan
pendidikan bagi perawat
i. Ketercapaian pembinaan staf di unitnya
j. Keterlaksanaan penilaian terhadap kinerja staf di unitnya
Wewenang :
a. Mengatur sumber daya yang berada di bawah
supervisinya.
b. Mengatur pelayanan kebidanan yang berada di bawah
supervisinya sesuai standar.
8
c. Mengelola sarana, prasarana dan alat kesehatan yang
menjadi tanggung jawabnya.
d. Mengatur pelaksanaan mutu asuhan kebidanan sesuai
standar.
e. Mengatur kelancaran proses persalinan normal jika
dalam keadaan mendesak
2.2 Penanggung Jawab Shift
Nama jabatan : penanggung jawab shift
ruang kebidanan
Tugas pokok :
Memimpin, melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan
asuhan keperawatan unit selama dalam shift yang menjadi
tanggung jawabnya dan ketika kepala ruangan tidak ada di
tempat sesuai ketentuan yang berlaku agar pelayanan dapat
berjalan lancar
Uraian tugas :
a. Melakukan asuhan kebidanan kepada pasien sesuai
dengan pedoman pelayanan agar dapat memberikan
asuhan keperawatan/kebidanan yang berkualitas dan
komprehensif.
b. Melakukan pengawasan terhadap pelayanan asuhan
kebidanan yang diberikan kepada pasien dalam shift
yang menjadi tanggung jawabnya dan menciptakan
komunikasi yang baik dengan pasien, dokter dan petugas
kesehatan lainnya sesuai dengan pedoman pelayanan dan
pedoman pengorganisasian agar pelayanan berjalan
lancar.
c. Membuat laporan harian pelayanan kebidanan sesuai
dengan kebijakan keperawatan agar data pasien
terinformasi dengan baik.
d. Melakukan pengawasan terhadap sarana dan prasarana
dan inventaris alat yang terdapat di unitnya sesuai
9
dengan pedoman pelayanan agar selalu dalam keadaan
siap pakai.
e. Melakukan partisipasi dalam program pendidikan dan
pelatihan sesuai dengan kebijakan pelayanan untuk
meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan staf.
f. Membantu melakukan penilaian prestasi bidan sesuai
dengan peraturan kepegawaian agar terlaksananya sistem
penghargaan dengan baik.
g. Melakukan pendistribusian dan pendelegasian kerja bagi
personel yang berada di bawah supervisinya selama jam
kerjanya sesuai dengan pedoman pengorganisasian agar
pelayanan terlaksana dengan baik.
h. Memberikan pelatihan keperawatan/sosialisasi SOP dan
melakukan orientasi pelayanan kepada karyawan
perawat/bidan lama maupun baru
i. Memberikan bimbingan tehnis keperawatan/kebidanan
kepada perawat/bidan.
j. Mengevaluasi pelaksanaan asuhan
keperawatan/kebidanan secara komprehensif
k. Memberikan bimbingan klinik kepada mahasiswa yang
sedang menjalankan praktik klinik
keperawatan/kebidanan
l. Memimpin persalinan normal yang menjadi tanggung
jawabnya apabila dokter obgyn belum tiba di ruangan
atau keadaan mendesak
Tanggung jawab :
a. Pelaksanaan asuhan kebidanan yang berkualitas.
b. Kelancaran terhadap pemberian asuhan kebidanan secara
komprehensif.
c. Keterwujudan kerjasama dan komunikasi dengan seluruh
bagian terkait, klien, dokter serta terciptanya lingkungan
kerja yang kondusif.
10
d. Ketersediaan laporan harian.
e. Ketersediaan sarana dan prasarana serta inventaris alat
agar selalu dalam keadaan siap pakai.
f. Keikutsertaan dalam program pendidikan dan pelatihan
g. Ketersediaan penilaian kinerja karyawa
h. Kejelasan distribusi dan delegasi kerja bagi personel
yang berada di bawah supervisinya
i. Kelancaran proses persalinan normal yang menjadi
tanggung jawabnya apabila dokter obgyn belum tiba di
ruangan atau keadaan mendesak
11
pedoman pelayanan agar alat-alat selalu dalam keadaan
siap pakai.
e. Membimbing dan mendampingi bidan junior dalam
pelaksanaan asuhan kebidanan sesuai dengan pedoman
pelayanan untuk meningkatkan kemampuan bidan.
f. Berpartisipasi dalam program pendidikan dan pelatihan
sesuai dengan kebijakan pelayanan untuk meningkatkan
pengetahuan dan ketrampilan staf.
g. Membantu melakukan penilaian prestasi bidan junior dan
nurse aid sesuai dengan peraturan kepegawaian agar
terlaksananya sistem penghargaan dengan baik.
h. Membantu persalinan normal yang menjadi tanggung
jawabnya apabila dokter obgyn belum tiba di ruangan
atau keadaan mendesak.
Tanggung Jawab:
a. Keterwujudan kerjasama dan komunikasi dengan seluruh
bagian terkait, klien, dokter serta terciptanya lingkungan
kerja yang kondusif.
b. Kelancaran pelaksanaan asuhan kebidanan yang
berkualitas dan sesuai dengan standar asuhan kebidanan.
c. Memastikan sarana dan prasarana, alat kesehatan dan
alat medis yang ada di unitnya dalam keadaan baik dan
siap pakai setiap shift serta alat rumah tangga berfungsi
dengan baik.
d. Memastikan bidan junior dapat melaksanakan pelayanan
asuhan kebidanan dengan benar.
e. Keikutsertaan dalam program pendidikan dan pelatihan.
f. Ketersediaan penilaian kinerja karyawan bidan junior
dan asisten perawat.
12
Nama jabatan :Bidan Junior
Tugas pokok : Melaksanakan asuhan kebidanan di
unit dalam shiftnya sesuai dengan pedoman pelayanan agar
pasien mendapatkan pelayanan keperawatan yang
berkualitas.
Uraian tugas :
Tanggung jawab :
a. Keterwujudan kerjasama dan komunikasi dengan seluruh
bagian terkait, klien dan dokter.
b. Kelancaran pemberian asuhan kebidanan yang
berkualitas dan sesuai dengan standar asuhan kebidanan
c. Memastikan sarana dan prasarana yang ada di unitnya
dalam keadaan baik dan siap pakai
13
d. Ketersediaan inventaris alat
e. Keikutsertaan dalam program pendidikan dan pelatihan
14
Tanggung Jawab:
a. Kelancaran transportasi pasien, serah terima linen,
pengiriman dan pengambilan instrument, pengiriman
formulir pemeriksaan, pengembalian berkas rekam
medis, pengerjaan tugas diluar asuhan
keperawatan/kebidanan dan pengambilan permintaan
logistik
b. Terjaganya kebersihan dan kerapihan ruangan
15
5 Resusitasi neonates
6 Manajemen laktasi
Pelatihan pendukung
1 BLS
2 IV therapy
3 Seminar dan workshop terkait konsep kebidanan
4 Pelaporan pelayanan kebidanan
TOT kebidanan
5 Standar asuhan kebidanan
Pelatihan umum
1 Orientasi karyawan
2 Pelatihan communication skill
3 Pelatihan customer service quality
4 Program komputer MS Word, Excell dan Power Point
5 Handling complain
6 Pelatihan nosokomial infection control
7 Patient safety
8 Pelatihan K3
9 Kursus Bahasa Inggris
Pelatihan Wajib
1 APN
2 PONEK
3 Resusitasi neonatus/kegawatan neonates
4 BLS
Kegawatdaruratan maternal neonatal
5 IV therapy
6 IMD
16
7 Konselor ASI
8 Manajemen laktasi
Pelatihan pendukung
1 Seminar dan workshop terkait konsep kebidanan
2 Senam hamil dan senam nifas
3 Standar asuhan kebidanan
4 Pijat bayi
5 Patient safety
6 Pelatihan K3
Pelatihan wajib
1 APN
2 PONEK
3 Resusitasi neonatus/kegawatan neonates
4 BLS
Kegawatdaruratan maternal neonatal
5 IV therapy
6 Manajemen laktasi
Pelatihan pendukung
1 Seminar dan workshop terkait konsep kebidanan
17
2 Senam hamil dan senam nifas
3 Standar asuhan kebidanan
4 Pijat bayi
5 Kegawatdaruratan maternal neonatal
18
Persyaratan jabatan asisten perawat/bidan
19
Jumlah hari dalam 1 tahun = 365 hari
Jumlah hari tidak kerja dalam 1 tahun :
Jumlah hari minggu = 52 hari
Jumlah hari libur nasional/hari besar = 14 hari
Jumlah cuti tahunan = 12 hari
Total hari tidak kerja (non efektif) = 78 hari
Jumlah hari kerja efektif dalam 1 tahun = 365 – 78 =
287
Jumlah jam perawatan setiap pasien dalam 24 jam
Kamar bersalin (standar tenaga keperawatan di rumah
sakit, Departemen Kesehatan, 2005)
1) 4 jam (mencakup kala I–IV)
2) Nifas : 3 jam/hari
3) Bayi/neonatus : 2,5 jam/hari
5. Mekanisme Rekrutmen
20
c. Proses penerimaan karyawan hanya dilaksankan di bagian
SDM (satuan pelaksana rekrutmen dan prestasi kerja).
d. Pelaksanaan penerimaan karyawan dilakukan secara terbuka,
langsung atau melalui pihak ketiga.
e. Setiap tahap seleksi menggunakan sistem gugur.
f. Pada kondisi tertentu, rumah sakit dapat meniadakan sistem
gugur tersebut.
g. Pada pegawai yang dalam pengangkatanya langsung diangkat
menjadi pegawai kontrak maka wajib mengikuti seluruh
tahapan rekrutmen.
6. Program orientasi
21
Program orientasi dijalankan setiap selesai proses rekrutmen
penerimaan bidan baru sebelum pegawai tersebut ditempatkan
di salah satu unit yang akan menjadi area kerjanya.
a. Materi orientasi
1) Struktur organisasi dan tata laksana dalam pelayanan di rumah
sakit.
2) Misi, visi, prinsip dan tujuan organisasi dan pelayanan di
rumah sakit.
3) Jenis-jenis pelayanan dan program yang tersedia.
4) Fasilitas-fasilitas yang ada di rumah sakit.
5) Prosedur yang digunakan untuk pemeliharaan fasilitas-
fasilitas rumah sakit.
6) Sistem pengamanan dan ketertiban termasuk peraturan di
rumah sakit
7) Wewenang dan larangan.
8) Hak dan kewajiban pegawai (insentif, libur, cuti, pension
dan kesejahteraan).
9) Sistem penghargaan dan sanksi.
10) Sistem pengembangan staf.
11) Sistem evaluasi kinerja staf.
12) Program pelayanan keperawatan dan kebidanan.
13) Deskripsi pekerjaan yang menjadi tugas dan tanggung
jawabnya.
14) Batas kewenangannya.
15) Kode etik profesi keperawatan dan kebidanan.
16) Dukungan standar keperawatan dan kebidanan.
17) Program pemasaran dan kepuasan konsumen.
18) Fasilitas peralatan kesehatan yang tersedia.
19) Prosedur pemeliharaan fasilitas atau perawatan/kebidanan.
20) Berbagai SPO asuhan/pelayanan, antara lain prosedur :
a) SPO penanganan pasien gawat.
b) Sistem pengendalian infeksi nosokomial.
22
c) Persiapan dan perawatan pasien operasi (kasus bedah).
d) Prosedur tindakan-tindakan seperti resusitasi dari
kardio pulmonary pertolongan melahirkan dan instalasi
seperti NGT, kateter, O2, infus, transfusi darah dan
lain-lain.
7. Distribusi Ketenagakerjaan
Pola ketenagaan di ruang kebidanan adalah sebagai berikut :
Petugas yang berdinas berjumlah 12 bidan pelaksana + 1 kepala
ruangan + 2 bidan penanggung jawab shift + 2 orang asisten
perawat.
a. Dinas pagi
Petugas yang berdinas berjumlah 6 orang dengan :
8. Pengaturan Jaga
23
a. Pengaturan jadwal dinas dibuat dan dipertanggungjawabkan
oleh kepala ruangan dan disetujui oleh kepala satuan pelayanan
keperawatan.
b. Jadwal dinas dibuat untuk jangka waktu 1 bulan dan
disosialisasikan kepada bidan pelaksana
c. Untuk bidan yang memiliki keperluan penting pada hari tertentu
dapat mengajukan permintaan dinas pada buku permintaan.
Permintaan akan disesuaikan dengan kebutuhan ruangan.
Apabila tenaga mencukupi dan berimbang serta tidak
mengganggu pelayanan maka permintaan akan disetujui.
d. Setiap tugas jaga/shift harus ada bidan penanggung jawab shift
dengan syarat dan kualifikasi yang telah ditetapkan.
e. Jadwal dinas terdiri dari dinas pagi, sore, malam dan llibur
f. Apabila ada bidan yang oleh karena satu dan lain hal tidak dapat
menjalankan tugasnya sesuai dengan jadwal yang telah
ditentukan maka yang bersangkutan harus memberitahu atasan
minimal 4 jam sebelum jam dinas berlangsung untuk dicarikan
pengganti dinasnya tersebut.
24
2. Kebutuhan Alat Tenun/linen
25
NO. NAMA BARANG RATIO
19 Waskom mandi 8-12/ruangan
20 Canul curet no. 5 4
21 Canul curet no. 6 5
22 Canul curet no. 7 2
23 Canul curet no. 8 5
24 CTG 1
25 Dingklik 4
26 Dopler 2
27 Infant warmer 1
28 Kursi tindakan bulat 4
29 Meja mayo 3
30 Pasien monitor 1
31 USG 1
32 Chamber pot/pispot 1
33 Rak pispot 1/ruangan
34 Tempat sampah pasien 1:1
35 Tempat sampah besar tertutup (Tempat sampah Infeksius) 4/ruangan
36 Gelas ukur besar 2/ruangan
37 Gelas ukur sedang 1/ruangan
26
NO. NAMA BARANG RATIO
19. Buku register pasien 4/ruangan/tahun
20. Buku folio 4/ruangan/tahun
21. White board 1
22. Perforator 1
23. Steples 1
24. Pensil 2
25. Pensil merah biru 2
26. Spidol white board 1
27
6. Denah Ruangan
28
D. Tata Laksana Pelayanan Kebidanan
1. Kebijakan dan prosedur
a. Penerimaan pasien baru
1) Prosedur yang dilakukan oleh bidan
a) Menerima pasien baru dan melakukan serah terima
dengan perawat/bidan dari ruangan sebelumnya.
b) Mencocokkan gelang identitas pasien, meyakinkan
ketepatan identitas pasien dengan bertanya langsung
kepada pasien. Setelah identitas sesuai, gelang dikenakan
ke tangan pasien.
29
c) Menambahkan gelang pasien dengan tanda alergi atau
resiko tinggi sesuai dengan ketentuan.
d) Melakukan pengkajian kebidanan.
e) Melakukan observasi tanda-tanda vital.
f) Melakukan pemeriksaan yang berhubungan dengan
keadaan pasien sesuai dengan kondisi pasien.
g) Melaporkan hasil pengkajian kepada dokter penanggung
jawab dan melakukan tindakan sesuai instruksi dokter.
h) Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas
rekam medis pasien yang ditandatangani oleh bidan yang
melakukan tindakan.
2) Prosedur yang dilakukan oleh dokter
a) Melakukan pemeriksaan yang berhubungan dengan
keadaan pasien sesuai dengan kondisi pasien
b) Dokter memberikan informed consent tentang tindakan
yang akan dilakukan beserta kemungkinan komplikasi
yang dapat terjadi baik selama tindakan maupun setelah
selesai tindakan.
c) Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas
rekam medis pasien yang ditandatangani oleh dokter
penanggung jawab yang melakukan tindakan
b. Penerimaan dan perawatan pasien rawat inap sehari (one
day care)
1) Prosedur yang dilakukan oleh bidan
a) Menerima pasien di kamar bersalin (VK)
b) Bidan kamar bersalin melengkapi berkas rekam medis
pasien
c) Bidan kamar bersalin melaporkan ke dokter operator dan
dokter anastesi bahwa pasien sudah di kamar bersalin
d) Bidan kamar bersalin melakukan persiapan tindakan
seperti mengganti baju pasien, membersihkan lipstik dan
melepaskan perhiasan pasien, observasi tanda-tanda
30
vital, anjurkan pasien buang air kecil terlebih dahulu dan
lain-lain
e) Setelah tindakan dilaksanakan, pasien diobservasi
kondisi umum dan tanda-tanda vitalnya
f) Jika keadaan umum pasien baik maka bidan memberi
tahu keluarga pasien untuk menyelesaikan administrasi
g) Keluarga pasien menyerahkan kartu izin pulang dari
penata rekening pada bidan
h) Bidan menjelaskan pada keluarga pasien mengenai
perawatan paska tindakan dirumah, menyerahkan obat
pulang dan kartu kontrol dengan menggunakan formulir
resume keperawatan
i) Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas
rekam medis pasien yang ditandatangani oleh bidan yang
melakukan tindakan
2) Prosedur yang dilakukan oleh dokter
a) Melakukan pemeriksaan yang berhubungan dengan
keadaan pasien sesuai dengan kondisi pasien
b) Dokter memberikan informed consent tentang tindakan
yanng akan dilakukan beserta kemungkinan komplikasi
yang dapat terjadi baik selama tindakan maupun setelah
selesai tindakan
c) Melakukan tindakan di ruang tindakan
d) Membuat resep dan menjadwalkan kontrol
e) Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas
rekam medis pasien yang ditandatangani oleh dokter
penanggung jawab yang melakukan tindakan
c. Persiapan pasien pre op sectio cesarea
1) Petugas yang melaksanakan : bidan yang bertanggung
jawab kepada pasien
Prosedur :
31
a) Memastikan bahwa pasien telah mendapatkan penjelasan
dari dokter penanggung jawab dan anestesi mengenai
tindakan operasi yang akan dilakukan
b) Meminta pasien atau keluarga mengisi formulir surat
persetujuan tindakan section cesarea dan surat ijin
tindakan anestesi
c) Melakukan pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan
penunjang lainnya sesuai anjuran dokter (hematologi,
masa perdarahan, PT/APTT)
d) Siapkan pasien, puasa, cukur daerah operasi, persiapkan
darah bila diperlukan, melepas protese dan lain-lain
e) Lengkapi formulir check list pre operasi yang terdapat
didalam pendokumentasian
f) Menghubungi dokter spesialis anak untuk
memberitahukan pasien sudah siap diantar ke kamar
operasi
g) Hubungi ruang operasi untuk memastikan bahwa pasien
akan diantar
h) Antar pasien ke ruang operasi sesuai jadwal, minimal 30
menit sebelum jadwal operasi
i) Cek Denyut Jantung Janin (DJJ) dengan disaksikan
perawat kamar operasi
j) Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas
rekam medis pasien yang ditandatangani oleh bidan yang
melakukan tindakan
32
yang dapat terjadi baik selama tindakan maupun setelah
selesai tindakan
c) Melakukan tindakan di kamar operasi
d) Membuat resep dan protap perawatan selanjutnya
e) Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas
rekam medis pasien yang ditandatangani oleh dokter
penanggung jawab yang melakukan tindakan
33
yang dapat terjadi baik selama tindakan maupun setelah
selesai tindakan
c) Melakukan tindakan pertolongan persalinan
d) Melakukan jahit perineum dengan didampingi oleh bidan
e) Membuat resep dan membuat protap perawatan
selanjutnya
f) Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas
rekam medis pasien yang ditandatangani oleh dokter
penanggung jawab yang melakukan tindakan
34
diperbolehkan pulang setelah menunjukkan surat ijin
pulang.
g) Mempersiapkan pasien pulang
2. Alur-alur Pelayanan
35
ALUR PELAYANAN PASIEN MELAHIRKAN DI KAMAR BERSALIN
DOKTER OBGYN
BIDAN RUANGAN TERKAIT
Bayi ke Ruang
Melaporkan Hasil Komplikasi perina Ibu ke
pemeriksaan kepada
Ya Ruang Perawatan
dokter OBGYN
Mengobservasi
Pasien sesuai Memberitahu
intruksi dokter tindakan yang akan
dilakukan kepada
keluarga dan pasien
Melaporkan Hasil Observasi Selesai
dan perkembangan pasien
kepada dokter OBGYN
Dokter
Membuat OK /
VK Tindakan ACC penata
komplikasi rekening (sistem)
Asisten dokter
melakukan tindakan OK / VK
Tindakan
Setuju
Tidak
Surat ijin Tindakan
Tindakan
Ya Penolakan
Tindakan
Melakukan
tindakan
Observasi pasien
Tindakan di VK Tindakan di OK
36
ALUR PELAYANAN ODC DI KAMAR BERSALIN
DOKTER OBGYN
BIDAN DR ANESTESI
Mulai
Menerima laporan Menerima laporan
Bidan Bidan
Melakukan serah
terima Pasien
Berkas Melakukan Tindakan
RM Dengan assisten Melakukan Anestesi
pasien Bidan
Melakukan
Pengkajian, TTV,
Pemeriksan Melakukan observasi
Observasi Pasca pasca Anestesi
kebidanan
tindakan
Catatan
Catatan
Dr
anestesi
Menghubungi dr Obgyn Obgyn
Perlu
Assisten dr Obgyn rawat
melakukan tindakan Inap
Tidak
Menyelesaikan
Menghubungi administrasi
admission untuk
permintaan rawat
inap
Selesai
37
ALUR PASIEN OPERASI SC DI KAMAR BERSALIN
Kamar Operasi
Mulai Menerima laporan Bidan
SIT SC
Menghubungi dr Anak
Keluarga setuju
Tindakan SC
Melakukan persiapan
Operasi
Melakukan tindakan
operasi di kamar Operasi
Bezet ke kamar operasi
E. KESELAMATAN PASIEN
38
1. Pengertian
Keselamatan pasien (patient safety)
Adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien
lebih aman. Sistem tersebut meliputi :
a. Assesment resiko
b. Identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan
resiko pasien
c. Pelaporan dan analisis insiden
d. Kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta
implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko
Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang
disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan
atau tidak melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan.
2. Tujuan
a. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit
b. Meningkatnya akutanbilitas rumah sakit terhadap pasien dan
masyarakat
c. Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di rumah sakit
d. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak
terjadi pengulangan kejadian tidak diharapkan
39
g. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai
keselamatan pasien
40
terima suatu obat kontra indikasi tetapi tidak timbul reaksi obat)
karena pencegahan (suatu obat dengan overdosis lethal akan
diberikan tetapi staf lain mengetahui dan membatalkannya sebelum
obat diberikan) atau peringanan (suatu obat dengan overdosis lethal
diberikan tetapi diketahui secara dini lalu diberikan antidotumnya)
.
8. Kesalahan medis
Medical errors adalah Kesalahan yang terjadi dalam proses asuhan
medis yang mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera
pada pasien termasuk gagal melaksanakan sepenuhnya suatu
rencana atau menggunakan rencana yang salah untuk mencapai
tujuannya, dapat merupakan akibat dari melaksanakan suatu
tindakan (commission) atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil (omission).
41
11. Tata laksana kerja untuk keselamatan pasien
a. Semua Pasien yang datang baik dalam kondisi inpartu
maupun observasi kebidanan harus dilakukan anamnesa
dan pemeriksaan fisik
b. Memperhatikan identitas pasien khususnya nama dan
nomor rekam medis
c. Memastikan pasien telah mendapatkan informed consent
dari dokter penanggung jawab pasien atau dokter konsulen
sebelum pasien mendapatkan penatalaksanaan medis
d. Seluruh persalinan normal wajib ditolong oleh dokter
spesialis kebidanan, bidan boleh menolong persalinan
dalam kondisi emergensi, disaat tidak ada dokter atau
dokter spesialis kebidanan
e. Pemeriksaan pervaginam dalam proses persalinan
dilakukan setiap 4 jam sekali atau bila ada indikasi
f. Observasi pasien ODC dilakukan selama 3-4 jam pasca
tindakan, pasien baru diperbolehkan pulang setelah sadar
penuh dan keadaan umumnya baik
g. Seluruh pemeriksaan penunjang medis harus disertai
dengan identitas pasien yang lengkap, benar dan jelas
h. Setiap bayi yang lahir, langsung dilakukan pemeriksaan
fisik, dicap kaki dan diberikan peneng untuk identitas
i. Penghalang tempat tidur pasien selalu dalam keadaan
terpasang bila ada pasien di atas tempat tidur
j. Selalu memperhatikan prinsip benar pemberian obat
k. Kuku petugas harus pendek
l. Mencuci tangan sesuai prosedur sebelum dan sesudah
tindakan
m. Mempertahankan sterilitas dan menjaga kebersihan
n. Sarung tangan yang digunakan harus sesuai dengan ukuran
42
F. KESELAMATAN KERJA
1. Pendahuluan
HIV/AIDS telah menjadi ancaman global. Ancaman
tersebut menjadi lebih tinggi dan berbahaya karena penderita
HIV/AIDS tidak menampakan gejala dan yang lebih
mengkhawatirkan hal tersebut banyak terjadi di negara-negara
berkembang yang belum mampu menyelenggarakan berbagai
kegiatan pencegahan dan penanggulangan secara memadai.
Penderita penyakit HIV/AIDS terus meningkat sejalan
dengan semakin tingginya potensi penularan dimasyarakat. Hal ini
di tunjang dengan perilaku seks bebas tanpa pelindung, pelayanan
kesehatan yang belum aman karena belum ditetapkannya
kewaspadaan umum dengan baik dan penggunaan bersama
peralatan yang menembus kulit, tato, tindik dan lain-lain.
Selain HIV/AIDS, juga wajib diwaspadai Penyakit Hepatitis
B dan C yang keduanya potensial menular melalui tindakan pada
pelayanan kesehatan. Kedua penyakit ini sering tidak dapat
terkenali secara klinis karena tidak menampakan gejala.
Dengan munculnya penyebaran penyakit-penyakit tersebut di
atas memperkuat keinginan untuk mengembangkan dan
menjalankan prosedur yang bisa melindungi semua pihak dari
penyebaran infeksi. Upaya pencegahan penyebaran infeksi dikenal
melalui “Universal Precaution”.
Tenaga kesehatan sebagai ujung tombak pelayanan yang
melakukan kontak 24 jam dengan pasien mempunyai resiko
terpajan lebih besar, oleh sebab itu tenaga kesehatan wajib menjaga
kesehatan dan keselamatan dirinya dari resiko tertular penyakit
agar dapat bekerja maksimal.
43
2. Tujuan
a. Petugas kesehatan dapat melindungi dirinya sendiri,
pasien,dan masyarakat dari penularan infeksi dalam
melaksanakan tugas dan kewajibannya.
b. Petugas kesehatan harus menerapkan prinsip universal
precaution dalam menjalankan tugas dan kewajibannya
sehingga dapat mengurangi resiko terpajan atau
terinfeksi penyakit menular.
44
c. Pengelolaan instrumen bekas pakai dan alat kesehatan
lainnya
d. Pengelolaan jarum dan alat tajam lainnya untuk
mencegah perlukaan
e. Pengelolaan limbah dan sanitasi ruangan
f. Pengelolaan alat tenun bekas pakai
g. Pemeriksaan kesehatan berkala bagi tenaga kesehatan
dan pemberian imunisasi
5. Hal-hal yang harus diketahui oleh petugas terpapar
Sebagai petugas kesehatan wajib mengetahui hal-hal yang harus
dilakukan jika terpajan/terpapar dengan infeksi menular sehingga
dapat ditanggulangi dengan tepat dan cepat. Hal-hal yang harus
diketahui petugas kesehatan yang terpapar adalah :
a. Tindakan sesuai dengan jenis paparan
b. Status kesehatan petugas terpapar
c. Status kesehatan sumber paparan
d. Kebijakan yang ada
e. Tindakan pertama pada pajanan bahan kimia atau
cairan tubuh
f. Tindakan pasca tertusuk jarum bekas pakai atau benda
tajam bekas pakai lainnya
G. PENGENDALIAN MUTU
1. Indikator mutu pelayanan kebidanan
Indikator mutu pelayanan kebidanan yang digunakan di Rumah
Sakit Umum Daerah Pasar Minggu diambil dari Standar Pelayanan
Minimal Rumah Sakit yang ditetapkan dalam Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 129/ Menkes/SK/II/2008
tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit, yaitu:
a. Kejadian kematian ibu karena persalinan
1) Perdarahan ≤ 1 %
45
2) Pre –Eklamsia ≤ 30%
3) Sepsis ≤ 0,2 %
b. Pemberi pelayanan persalinan normal
1) Dokter spesialis kebidanan
2) Dokter umum terlatih asuhan persalinan
normal
3) Bidan
c. Pemberi pelayanan dengan persalinan penyulit :
Tim PONEK yang terlatih.
d. Pemberi pelayanan persalinan dengan tindakan
operasi
1) Dokter spesialis kebidanan
2) Dokter spesialis anak
3) Dokter spesialis anastesi
e. Pertolongan persalinan melalui secsio cesaria ≤ 20%
f. Keluarga berencana :
1) Persentase keluarga berencana vasektomi
dan tubektomi yang dilakukan oleh tenaga
kompeten dokter spesialis kebidanan, dokter
spesialis bedah umum, dokter spesialis
urologi dan dokter umum terlatih 100%
2) Persentase peserta keluarga berencana
mantap yang mendapatkan konseling
keluarga berencana mantap oleh bidan
terlatih 100%
3) Kepuasan pelanggan ≥ 80%
46
2. Evaluasi dan pengendalian mutu
Merupakan upaya yang dilakukan untuk mengetahui capaian mutu
pelayanan berdasarkan indikator yang telah ditetapkan, dapat
dilakukan dengan cara :
a. Audit pelayanan Kebidanan
b. Audit pendokumentasian
47
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN
Konsep system manajemen pelayanan kebidanan di Rumah Sakit
disusun dalam rangka memberikan acuan bagi tenaga kesehatan yang
bekerja di unit pelayanan Kebidanan Rumah Sakit agar dapat
menyelenggarakan pelayanan Kebidanan yang bermutu, aman, efektif dan
efisien dengan mengutamakan keselamatan pasien.
Rumah sakit perlu menerapkan sistem manajemen yang
berorientasi pada kepuasan pelanggan. Untuk itu rumah sakit di Indonesia
harus menciptakan kinerja yang unggul. Kinerja yang unggul atau
Performance Excellence merupakan salah satu faktor utama yang harus
diupayakan oleh setiap organisasi untuk memenangkan persaingan global.
Pihak-pihak yang berperan dalam manajemen rumah sakit dalam
pelayanan kebidnan adalah dokter dan bidan serta tekhnisi lain yang
bekerja di rumah sakit tersebut.Untuk mencapai organisasi rumah sakit
yang baik diperlukan penerapan manajemen yang baik pula.
B. SARAN
Masalah manajemen pelayanan kesehatan (masalah program) dapat
diatasi dengan cara mengkaji hambatan dan kelemahan program. Langkah-
langkah yang perlu dilakukan adalah membuat daftar hambatan dan
kendala program kemudaian mengeliminasi, memodifikasi, serta
mengurangi yang tidak bisa dilakukan dan menyesuaikannya dengan
tujuan operasional kegiatan program. Prioritas masalah secara praktis
dapat ditetapkan berdasarkan pengalaman staf, dana, dan mudah tidaknya
masalah dipecahkan.
Masing-masing profesi terutama Dokter dan Bidan yang bekerja
memberikan pelayanan kebidanan di rumah sakit sebaiknya mengetahui
bagaimana suatu fungsi manajemen yang baik agar dapat menjalankan
48
profesinya tersebut sekaligus menjaga jalannya fungsi rumah sakit yang
baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA
49
Viraseptia,Monica .2015.Pedoman Pelayanan Kebidanan.Diposkan tanggal 10
nov 2015.Dkutip dari https://dokumen.tips/download/link/pedoman-
pelayanan-kebidanan diakses tanggal 28 Juni 2019
50