Anda di halaman 1dari 23

Pekanbaru, 25 Februari 2020

KARAKTERISTIK HABITAT

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI

OLEH :

NAMA : ARIES TRI FURQONI


NIM : 1903113106
KELAS : BIOLOGI A
ASISTEN : ELMA TIANA
NIM : 1703110292

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2020
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Tanah adalah suatu benda alam yang terdapat di permukaan kulit bumi, yang

tersusun dari bahan-bahan mineral sebagai hasil pelapukan batuan dan bahan-bahan

organik sebagai hasil pelapukan sisa-sisa tumbuhan dan hewan, yang merupakan

medium atau tempat tumbuhnya tanaman dengan sifat-sifat tertentu, yang terjadi

akibat dari pengaruh kombinasi faktor-faktor iklim, bahan induk, jasad hidup, bentuk

wilayah dan lamanya waktu pembentukan (Yulipriyanto 2010).

Proses pembentukan tanah dikenal sebagai “pedogensis”. Proses ini membentuk

tanah sebagai tubuh alam yang terdiri atas lapisan-lapisan atau disebut sebagai

horizon tanah. Setiap horizon menceritakan mengenai asal dan proses-prose fisika,

kimia, dan biologi yang dilalui tubuh tanah tersebut (Hardjowigeno 2010)

Tanah juga memiliki klasifikasi, kalsifikasi tanah adalah usaha untuk membeda-

bedakan tanah berdasarkan atas sifat-sifat yang dimilikinya. Dengan cara ini maka

tanah-tanah dengan sifat yang sama dimasukkan ke dalam suatu kelas yang sama. Hal

ini penting karena tanah-tanah dengan sifat yang berbeda memerlukan perlakuan

(pengelolaan) yang berbeda pula. Sistem klarifikasi tanah pada akhirnya akan

menghasilkan tata nama (penamaan) dari suatu jenis tanah. Dari tata nama tersebut

bias diketahui sifat dan ciri tanah tersebut (Karnilawati 2018).

Secara umum, sifat fisik tanah meliputi warna tanah, tekstur tanah dan

konsistensi tanah. Warna pada tanah merupakan ciri tanah yang paling jelas dan
mudah di tentukan di lapangan. Warna mencerminkan jenis mineral penyusun tanah,

reaksi kimiawi, dan akumulasi bahan-bahan yanag terjadi, misalnya kandungan bahan

organik yang tinggi pada tanah akan mrnimbulkan warna lebih gelap.tekstur

mencerminkan ukuran partikel dari friksi-friksi tanah, sedangkan struktur tanah

merupakan kenampakan bentuk atau susunan partikel-partikel primer tanah hingga

partikel sekunder yang membentuk agregat. Kosistensi tanah merupakan ketahanan

tanah terhadap tekanan gaya-gaya dari luar yang merupaakn indicator derajat

manifestasi kekuatan dan corak gaya-gaya fisik yang bekerja pada tanah selaras

dengan tingkat kejenuhan airnya (Foth 1991).

Pada praktikum ini di lakukan beberapa uji karakteristik tanah seperti uji profil

tanah dan uji tekstur tanah

I.2 Tujuan

Adapun tujuan dari dilakukannya praktikum in adalah :

1. Mempelajari cara menggali tanah untuk pembuatan sebuah profil tanah

2. Mempelajari cara sederhana menggambar profil tanah

3. Mempelajari cara praktis dan sederhana (by feel) untuk mengenali tekstur

tanah

4. Mempelajari cara sederhana membuat deskripsi profil tanah, terutama sekali

untuk kepentingan penelitian ekologi.


II. TINJAUAN PUSTAKA

Tanah adalah kumpulan tubuh alam yang menduduki sebagian besar daratan

planet bumi, yang menumbuhkan tanaman dan sebagaian tempat makhluk hidup

lainnya dalam melangsungkan kehidupnya. Tanah memliki sifat-sifat fisik yang

beberapa diantaranya dapat diamati dengan indra manusia. Beberapa sifat fisik tanah

yang dapat dimati dengan indera manusia. Beberapa sifat fisik tanah yang dapat

diamati dengan indera manusia antara lain ialah warna tanah, struktur tanah, dan

konsistensi. Tanah mempunyai sifat yang mudah dipengaruhi oleh iklim, serta jasad

hidup yang bertindak terhadap bahan induk dalam jangka waktu tertentu (Margolang

2015).

Warna merupakan sifat fisik tanah yang lebih banyakbdigunakan untuk

pendeskripsian karakter tanah, karena tidak mempunyai efek langsung terhadap

tetanaman tetapi secara tidak langsung berpengaruh lewat dampaknya terhadap

temperature dan kelembapan tanah. Warna tanah dapat meliputi putih, merah,

cokelat,kelabu, kuning, dan hitam, kadangkala dapat pula kebiruan atau kehijauan.

Kebanyakan tanah mempunyai warna yang tidak murni, tetapi campuran

kelabu,cokelat, dan bercak, kerap kali 2-3 warna terjdi dalam bentuk spot-spot,

disebut karatan (Margolang 2015)

Intesitas warna tanah dipengaruhi tiga factor berikut:

1. Jenis mineral dan jumlahnya

2. Kandungan bahan oragnik


3. Kadar air tanah dan tingkat hidratasi. Tanah yang mengandung mineral

feldspar, kaolin, kapur, kuarsa dapat menyebabkan warna outih pada

tanah. Jenis mineral feldspar menyebabkan beragam warna putih pada

tanah. Jenis mineral feldspar menyebabkan beragam warna putih sampai

warna merah. Hematit dpat menyebabkan warna tanah menjadi merah

sampai warna merah tua. Makin tinggi kandungan bahan organic maka

warna tanah semakin gelap (kelam) dan sebaliknya makin sedikit

kandungan bahan organic tanah maka warna tanah akan tampak lebih

terang. Tanah denngan kadar air yang lebih tinggi atau lebih lembab

hingga memyebabkan warna tanah menjadi lebih gelap (kelam).

Sedangkan tingkat hidratasi berkaitan dengan kedudukan terhadap

permukaan air tanah, yang ternyata mengarah ke warna reduksi (gleisasi)

yaitu warna kelabu biru hingga kelabu hijau (Madjid 2010)

Horzon tanah merupakan lapisan-lapisan tanah yang terbentuk karena hasil

dari pembentukan tanah (pedogenesis). Batas horizon tanah dengan horizon lainnya

dalam profil tanah dapat diamati dengan mudah, namun dapat pula sukar. Bentuk

horizon topografi tanah dibedakan dalam empat tingkat yaitu, rata, berombak, tidak

teratur, danputus. Penamaan horizon tanah dan cirinya yaitu pada horizon O,

merupakan horizon organik yang terbentuk di atas lapisan tanah mineral. Horizon A,

horizon dipermukaan tanah yang terdiri dari campuran bahan mineral dan organik,

merupakan horizon evaluasi yang telah mengalami pencucian. Horizon B, horizon

penimbunan (illuviasi) dari berbagai bahan liat, Fe dan bahan organic. Horizon C,

bahan induk yang sedikit terlapuk. Horizon D atau R, batuan keras yang belum
terlapuk. Namun tidak semua tanah selalu memiliki susunan horizon sesuai dengan

susunan horizon yang telah dijelaskan (Hanafiah 2012).

Tekstur dapat didefinisikan dalam masa tanah. Dalam tanah terdapat

perbandingan relative jumlah fraksi pasir, debu, dan liat dalam masa tanah. Dalam

tanah terdapat perbandingan ketiga fraksi tersebut dikenal 12 macam struktur dari

kasar sampai haluls, yaitu ; pasir, berlempung, lempung berpasir, lempung, lempung

berdebu, debu, lempung liat berpasir, lempung berliat, lempung berliat berdebu, lliat

berpasir, liat berdebu dan liat. Tekstur merupakan salah satu sifat morfologi tanah

yang penting, Karena vaiasi tekstur dapat digunakan untk menduga sejarah

geogenesis dan pedogenesis (Foth 1991)

Profil tanah merupakan irisan vertical tanah dari lapisan palng atas hingga

bebatuan induk tanah (regolit), yang biasanya terdiri dari horizon-horizon O-A-E-B-

C-R. Empat lapisan teratas yang masih dipengaruhi cuaca disebut solum tanah,

meskipun tanah terdiri dari beberapa horizon O-A (lapisan) yang biasanya

mempunyai ketebalan dibawah 30 cm, bahkan bagi tanaman berakar dangkal seperti

padi, palawijaya dan sesayuran yang berperan adlah kedalaman di bawah 20 cm

(Arifin 2010)

Pengenalan profil tanah secara lengkap meliputi fisik, kimia, dan biologi tanah.

Pengenalan ini penting dalam hal mempelajari pembentukan darimklasifikasi tanah

dengan pertumbuhan serta kemungkinan pengolahan tanah yang lebih tepat. Adapun

factor pembentuk tanah, maka jadi pootoesi untuk membentuk berbagai jenis tanah

yang berbeda amat besar (Foth 1991).


Pembentukan lapisan tanah atau perkembangan horizon dapat membangun alam

yang disebut tanah. Tiap tanah dicirikan oleh susunan horizon tertentu. Secara umum

dapt di sebutkan bahwa setiap profil tanah terdiri atas dua atau lebih horizon utama.

Tiap horizon dapat dibedakan berdasarkan warna, tekstur, dan difat morfologinya

(Harahap 2014).

Bahan organic tanah merupakan sisa-sisa jaringan tumbuhan yang telah tua.

Bahan organic mengandung berbagai jenis mikroorganisme dan makroorganisme

yang dapat di serap oleh perakaran tanaman secara berkelanjutan dan akrab

lingkungan. Bahan organic merupakan pembentuk granulasi dalam tanah dan sangat

penting dalm pembentukan agregat tanah yang stabil, sehingga bahan organic penting

dalam pembentukan struktur tanah. Kurangnya bahan organic pada tanah dapat

menyebabkan erosi tanah. Idhkam meyatakan bahwa salah satu cara untuk

mengurangi erosi tanah dan perbaikan sifat fisik tanah adalah dengan penambahan

organic. Diduga dengan percampuran bahan organic dalam tanah dapat mengurangi

erosi tanah dan aliran permukaan, serta menambah unsur hara dalam tanah yang

berguna bagi tanaman (Juarti 2016).

 Serasah adalah lapisan tanah bagian atas yang terdiri dari bagian tumbuhan yang

telah mati seperti guguran daun, ranting dan cabang, bunga dan buah, kulit kayu serta

bagian lainnya, yang menyebar di permukaan tanah di bawah hutan sebelum bahan

tersebut mengalami dekomposisi. Serasah berfungsi sebagai penyimpanan air

sementara secara berangsur akan melepaskan ke tanah bersama dengan bahan organik

berbentuk zarah yang larut, memperbaiki struktur tanah, dan menaikkan kapasitas
penyerapan. Produktivitas Serasah Produktivitas serasah adalah jumlah serasah yang

jatuh ke lantai hutan pada periode tertentu per satuan luas arel tertentu (Mindiwati

2008). 

Struktur berperan mengubah pengaruh tekstur dengan memperhatikan hubungan

dengan kelembapan dan udara. Ukuran mikroskopis dari sebagian besar berakibat

terhadap ruang-ruang ped. Hal ini merupakan akibat structural dan hubungannya

dengan ruang pori yang membuat struktur menjadi penting. Gerakan air dan udara

dipermudah. Konsistensi penting untuk dipertimbangkan dalam pengelolahan tanah

dan untuk kepentingan lalu lintas (Foth 1991).

Konsistensi adalah salah satu sifat fisika tanah yang menggambarkan ketahanan

tanah pada saat memperoleh gaya atau tekanan dari luar yang menggambarkan

bekerjanya gaya kohesi (tarik menarik antara partikel) dan adhesi (tarik menarik

antara partikel dan air) dengan berbagai kelembapan tanah. Konsistensi tanah

menunjukkan integrasi antara kekuatan daya kohesi butir-butir tanah dengan daya

adhesi butuir-butir tanah dengan benda lain (Hardjowigeno 2010).

Penetapan konsistensi tanah dapat dilakukan dengan tiga kondisi, yaitu: basah,

lembap, dan kering. Konsistensi basah merupakan penetapan konsistensi tanah pada

kondisi kadar air tanah di atas kapasitas lapang (field capacity). Konsistensi lembap

merupakan penetapan konsistenai tanah pada kondisi air tanah sekitar kapasitas

lapang. Konsistensi kering merupakan penetapan konsistensi tanah pada kondisi

kadar air tanah kering udara (Madjid 2010).


III. METODE

III.1 Waktu dan Tempat

Praktikum tentang karakteristik tanah dilakuakn pada hari Minggu, tanggal 25

Februari 2020 di Arboreteum UNRI.

III.2 Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah cangkul,

sendok semen, semprotan air, papan alas (20 cm x 20 cm), penggris metal.

Kamera digital, kertas atau buku catatan, pensi, aplikasi munsell soil color

chat dan meteran.

III.3 Cara Kerja

III.3.1 Pemeriksaan Profil Tanah

1. Tanah yang akan digali, dikenali kondisinya.

2. Tanah dibuat sedalam seratus meter dengan irisan yang tegak lurus

dengan bidang datar permukaan.

3. Tanah difoto dengan kamera digital jika sudah mencapai seratus meter.

4. Masing-masing tanah difoto close up.

5. Tebal lapisan O, lapisan A dan lapisan B di ukur dan dicatat hasil

pengukurannya.

6. Gambar didokumentasikan sedalam apa perakaran tumbuhan yang

tampak dalam profil beserta tipe tumbuhannya.

III.3.2 Pemeriksaan Tekstur Tanah

1. Sampel tanah dilakukan pemeriksaan pada masing-masing lapisan.


2. Tanah kering diambil sebanyak satu sendok makan.

3. Air disemprotkan dua sampai tiga kali semprotan untuk membuat

tanah sedikit basah dan lengket.

4. Tanah diremas-remas secara perlahan. Bila terdapat kerikil dipisahkan

dan dibuang.

5. Selanjutnya, apabila tanah terasa sebagai pasir dan tidak juga bisa

membentuk bola, serta apabila diletakkan pada papan ia membentuk

gundukan seperti gunung, maka berarti butiran tanah didominasi oleh

pasir (sand).

6. Apabila tanah dapat membentuk sebuah bola tanah (yang berdiameter

kurang-lebih 2,5 cm), tetapi bolanya segera retak apabila diletakkan,

maka berartti tanah mengandung liat dan debu, sehingga

dikelompokkan sebagai pasir yang mengandung camouran galuh (

loamy sand ).

7. Tanah digiling pelan-pelan pada papan dan dibentuk sebuah gulungan

( silinder ) tanah. Apabila hanya bisa terbentuk gulungan tanah tebal

dan pendek, maka tanah dikelompokkan sebagai campuran lempung

dan liat (silt loam).

8. Apabila tanah bisa digiling hingga membentuk gulungan yang cukup

panjang, sekitar 15 cm, maka tanah dikelompokkan sebagai galuh

( loam).
9. Apabila gulungan tersebut hanya bisa dibengkokkan membentuk huruf

“U, maka tanah dikelompokkan sebagai campuran lempung dan galuh

( clay loam ).

10. Apabila gulungan tersebut sampai bisa di bengkokkan hingga

membentuk sebuah lingkaran tetapi dengan retakan-retakan, maka

tanah dikelompokkan sebagai lempung ringan( light clay).

11. Apabila gulungan tersebut sampai bisa dibengkokkan hingga

membentuk sebuah lingkaran tanp retakan-retakan, maka tanah

dikelompokkan sebagai disebut lempung berat (heavy clay).


HASIL DAN PEMBAHASAN

III.4 Hasil

III.4.1 Gambar

III.4.2 Tabel Data

Lapisan Ketinggia Warna Tekstur % Sand % Slit % Clay

n (cm)
O 5 Pale Red - - - -
A 107 Pale Pasir 84-100 0-10 0-18

Brown
B 31 Dusty Pasir 70-90 0-15 0-30

Brown galuh

III.5 Pembahasan
Tanah merupakan kumpulan butiran (agregat) mineral alami yang bisa

dipisahkan oleh suatu cara mekanik bila agregat tersebut diaduk dalam air atau

kumpulan mineral, bahan organic dan endapan-endapan yang relative lepas (loose),

yang terletak diatas batuan dasar (bedrock).

Tanah adalah himpunan mineral, bahan organik dan endapan-endapan yang

relative lepas (loose), yang terletak diatas batuan dasar (bedrock). Ikatan antara

butiran yang relative lemah dapat disebabkan oleh karbonat, zat organic atau oksida-

oksida yang mengendap diantara partikel-partikel. Ruang diantara partikel-partikel

dapat berisi air, udara maupun keduanya. Proses pelapukan batuan atau proses

geologi lainnya yang terjadi di dekat permukaan bumi membentuk tanah.

Pembentukan tanah dari batuan induknya, dapat berupa proses fisik maupun kimia.

Proses pembentukan tanah secara fisik yang mengubah batuan menjadi partikel-

partikel yang lebih kecil, terjadi akibat pengaruh erosi, angin, air, es, manusia, atau

hancurnya pertikel tanah akibat perubahan suhu atau cuaca.

Partikel-partikel mungkin berbentuk bulat, bergerigi maupun bentuk-bentuk

diantaranya. Umumnya, pelapukan akibat proses kimia dapat terjadi oleh pengaruh

oksigen., karbondioksida, air (terutama yang mengandung asam atau alkali) dan

prosesproses kimia yang lain. Jika hasil pelapukan masih berada di tempat asalnya.

maka tanah ini disebut tanah residual (residual soil) dan apabila tanah berpindah

tempatnya, disebut tanah terangkut (transported soil) (Sutanto 2005).

Warna merupakan sifat fisik tanah yang lebih banyak bdigunakan untuk

pendeskripsian karakter tanah, karena tidak mempunyai efek langsung terhadap

tetanaman tetapi secara tidak langsung berpengaruh lewat dampaknya terhadap


temperature dan kelembapan tanah. Warna tanah dapat meliputi putih, merah,

cokelat, kelabu, kuning, dan hitam, kadangkala dapat pula kebiruan atau kehijauan.

Kebanyakan tanah mempunyai warna yang tidak murni, tetapi campuran kelabu,

cokelat, dan bercak, kerap kali 2-3 warna terjdi dalam bentuk spot-spot, disebut

karatan (Margolang 2015).

Intesitas warna tanah dipengaruhi tiga factor berikut:

1 Jenis mineral dan jumlahnya.

2 Kandungan bahan oragnik.

3 Kadar air tanah dan tingkat hidratasi. Tanah yang mengandung mineral

feldspar, kaolin, kapur, kuarsa dapat menyebabkan warna outih pada

tanah. Jenis mineral feldspar menyebabkan beragam warna putih pada

tanah. Jenis mineral feldspar menyebabkan beragam warna putih sampai

warna merah. Hematit dpat menyebabkan warna tanah menjadi merah

sampai warna merah tua. Makin tinggi kandungan bahan organic maka

warna tanah semakin gelap (kelam) dan sebaliknya makin sedikit

kandungan bahan organic tanah maka warna tanah akan tampak lebih

terang. Tanah denngan kadar air yang lebih tinggi atau lebih lembab

hingga memyebabkan warna tanah menjadi lebih gelap (kelam).

Sedangkan tingkat hidratasi berkaitan dengan kedudukan terhadap

permukaan air tanah, yang ternyata mengarah ke warna reduksi (gleisasi)

yaitu warna kelabu biru hingga kelabu hijau (Madjid 2010).

Manusia merupakan salah satu faktor pembentuk tanah. Manusia dapat

berpengaruh langsung dan tidak langsung terhadap pembentukan tanah. Pengaruh


langsung manusia ialah melalui budidaya yang dilaksanakannya. Manusia

berpengaruh terhadap proses pembentukan tanah melalui pengolahan tanah yang

terdiri atas penggalian, pembajakan, pemindahan tanah dan pemupukan (organik dan

mineral). Kegiatan ini apabila tidak dilaksanakan dengan benar akan berakibat buruk

pada tanah. Diantaranya adalah dapat merusak struktur, menurunkan pH tanah, dan

menurunkan hara tanaman sehingga mempercepat proses pembentukan tanah.

Sementara itu, pengaruh tidak langsung menusia terhadap pembentukan tanah ialah

melalui tumbuhan (vegetasi) (Sutanto 2005).

Vegetasi berpengaruh terhadap sifat-sifat tanah karena kemampuannya

mengubah iklim mikro tanah. Seperti diketahui bahwa akar tanaman mengabsorbsi

unsurunsur hara dari larutan tanah dan mentranformasikannya ke daun, batang

maupun pucuk tanaman. Jika bagian atas (top) tanaman mati dan jatuh ke permukaan

tanah, maka dekomposisi bahan organik akan membebaskan unsur-unsur itu ke dalam

larutan tanah. Kation-kation basa yang dibebaskan akan menghambat turunnya pH

tanah, selanjutnya kation-kation ini menggantikan kation-kation basa yang hilang

(Hakim 1986). Darmawijaya (1997) juga menjelaskan bahwa vegetasi berpengaruh

langsung karena tempat kedudukannya tetap untuk selang waktu yang lama. Pengaruh

vegetasi dapat dilihat dari rasio C dan N (rasio C/N), pH, persentase bahan organik,

persentase N, dan lain-lain (Darmawijaya 1997).

Berdasarkan hasil dari praktikum lapangan, pembuatan irisan tegak lurus dengan

bidang atau secara horizontal sedalam 143 cm bertujuan untuk melihat profil tanah.

Lahan yang akan dibuat profil tanah ditutupi oleh serasah dengan vegetasi sisa hutan

alam yang dan berupa rumput dan terdapat pohon disekitar lahan. Lahan yang
digunakan berupa lahan yang terdapat aktifitas manusia seperti lahan tersebut

digunakan sebagai akses untuk berjalan masuk dan keluar hutan.

Dari hasil pemeriksaan profil tanah, lapisan paling atas adalah lapisan O

yangditutupi oleh serasah, rerumputan dan sedikit tumbuhan putri malu yang

memiliki ketebalan sekitar 5 cm. Selanjutnya lapisan A yang memiliki ketebalan 107

cm yang bewarna Pale brown dan terdapat sedikit akar-akar rumput. Lapisan B

memiliki ketebalan 31 cm dengan warna Dusty brown.

Pada lahan ini, tidak ditemukannya lapisan tanah C yang berupa hasil pelapukan

batuan. Tanah di lahan tersebut pada bagian bawah atau lapisan B masih terdapat

sedikit serasah, ini disebabkan karena lahan tersebut merupakan akses jalan masuk ke

dalam dan keluar hutan. Karena lahan tersebut sering di lewati oleh orang-orang, ini

mengakibatkan tanah bagian atas yang terdapat serasah tertimbun ke bawah sehingga

tanah pada lapisan bawah masih terdapat sedikit serasah. Ini merupakan salah satu

pengaruh kegiatan atau pengaruh dari penggunaan lahan yanag digunakan sebagai

akses jalan masuk kedalam hutan atau keluar dari hutan. Pengaruh tersebut dapat

berdampak positif maupun negative terhadap tanah.

Pada pemeriksaan tekstur tanah, setiap lapisan tanah dibentuk beberapa bentuk

dengan menyemprotkan sedikit air. Pada lapisan A, tanah memiliki tekstur pasir

(sand) karena tanah tidak dapat membentuk bola dan hanya dapat dibentuk seperti

gundukan . Lapisan A memiliki komposisi partikel tanah sebanyak 84-100% sand, 0-

10% silt dan 0-18% clay. Pada lapisan B, tekstur tanahnya adalah galuh (loam) yang

berarti tanah merupakan gabungan atau campuran dari ketiga tekstur tanah tersebut.
Lapisan B mempunyai komposisi partikel tanah sebanyak 70-90% sand, 0-15% silt

dan 0-30 clay.

Tanah merupakan habitat kompleks untuk organisme. Di dalam tanah hidup

berbagai jenis organisme yang dapat dibedakan menjadi jenis hewan (fauna) dan

tumbuhan (flora), baik yang berukuran makro maupun mikro, golongan flora meliputi

bakteri (autotrof dan heterotrof), aktinomisetes, fungi dan ganggang. Sedangkan

golongan fauna meliputi protozoa, nematode, dan cacing tanah (Soetedjo 1991). Di

lahan tersebut didapatkan beberapa hewan yang berukuran kecil yang dapat dilihat

langsung dengan mata tanpa harus menggunakan mikroskop, salah satunya cacing

tanah.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN

IV.1 Kesimpulan

Dari praktikum yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan :

1. Pembuatan profil tanah dapat dilakukan dengan cara membuat irisan tanah yang

tegak lurus dengan bidang (horizontal).

2. Lapisan tanah terdiri dari lapisan O, lapisan A, lapisan B dan lapisan C yang dapat

dilihat dengan uji profil tanah.

3. Karakteristik tanah dapat di tentukan dengan melihat lapisan tanah, warna dan

tekstur tanahnya.

4. Setiap lapisan tanah memiliki tekstur tanah yang berbeda berdasarkan komposisi

partikel tanah yang mendominasinya.

IV.2 Saran

Untuk praktikum kedepannya, sebaiknya praktikan dapat dating tepat waktu dan tidak

mengulur waktu agar kita dapat memulai praktikum lapangan sesuai jadwal dan

cepat. Saat praktikum sebaiknya praktikan melengkapi perlengkapan baik

perlengkapan sendiri maupun kelompok. Dan di harapkan kepada praktikan untuk

membaca dan memahami materi yang di praktikum kan begitu pula dengan cara

kerja.
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Moch. 2020. Kajian sifat fisik tanah dan berbagai penggunaan lahan dalam

hubungannya dengan pendugaan erosi tanah. Jurnal Pertanian Mapeta

12(2):72-144.

Darmawijaya. 1997. Klasifikasi Tanah. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta

Foth, Henry D. 1991. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Gadjah Mada University Press,

Yogyakarta.

Hakim, N. 2003. Penuntun Ringkas Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Andalas

University Press, Padang.

Hanafiah, K. A. 2012. Dasar – Dasar Ilmu Tanah. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Handayani dan Karnilawati. 2018.Karakteristik dan klasifikasi tanah ultisol di

Kecamatan Indrajaya Kabupaten Pidie. Jurnal Pertanian.14(2):53

Harahap, E., Aziza, N., dan Affandi, A. 2014. Menetukan tekstur tanah dengan

metode perasaan di lahan politani. Jurnal Nasional Ecopedon 2(2): 13-15

Hardjowigeno S. 2010. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo, Jakarta.

Juarti. 2016. Analisis indeks kualitas tanah andisol pada berbagai penggunaan lahan

desa Sumber Brantas Kota Batu. Jurnal Pendidikan Geografi 2(1): 131-144

Madjid, Abdul. 2010. Defenisi Tanah, Fungsi dan Profil Tanah. Sriwijaya University

Press, Palembang.
Margolang, R.D., Jamilah, dan M. Sembiring. 2015. Karakteristik beberapa sifat

fisik, kimia. Dan biologi tanah pada system pertanian organic. Jurnal

Agroteknologi 3(2): 717-723

Mindawati, N. dan Pratiwi. 2008. Kajian penetapan daur optimal hutan tanaman

ditinjau dari kesuburan tanah. Jurnal Penelitian Hutan Tanaman 5(2): 109-

118.

Soetedjo, M.M., A.G. Kartasapoetra dan RD.S. Sastroatmodjo. 1991. Mikrobiologi

Tanah. Rineka Cipta, Jakarta

Sutanto, R. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah Konsep dan Kenyataan. Kanisius,

Yogyakarta.

Yulipriyanto, H. 2010. Biologi Tanah Strategi Pengelolanya. Graha Ilmu,

Yogyakarta.
LAMPIRAN

Lampiran 1. Prosedur kerja praktikum karakteristik tanah

Profil tanah 143 cm Ketebalan serasah 5 cm


Ketebalan lapisan A 107 cm Ketebalan lapisan B 31 cm
Sand hanya berbentuk gundukan Loam dapat dapat di bentuk bola

Anda mungkin juga menyukai