DAN
LINGKUNGAN AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
B. AKUNTABILITAS PUBLIK
Fenomena yang dapat diamati dalam perkembangan sektor publik adalah semakin
meningkatnya tuntutan pelaksanaan akuntabilitas publik pada organisasi sektor publik
seperti pemerintah pusat dan daerah unit-unit kerja pemerintah, departemen dan lembaga
negara. tuntutan akuntabilitas ini terkait dengan perlunya transparansi dan pemberian
informasi kepada publik dalam rangka memenuhi hak-hak publik.
Pengertian akuntabilitas publik adalah kewajiban pemegang saham (agent) untuk
Memberikan pertanggungjawaban menyajikan, melaporkan dan mengungkapkan segala
Akuntabilitas publik yang harus dilakukan oleh organisasi sektor publik terdiri atas
beberapa dimensi :
1. Akuntabilitas Kejujuran Dan Akuntabilitas Hukum
Akuntabilitas kejujuran terkait dengan penghindaran penyalahgunaan jabatan,
sedangkan akuntabilitas hukum terkait dengan jaminan adanya kepatuhan terhadap
hukum dan peraturan lain yang disyaratkan dalam penggunaan sumber dana publik.
2. Akuntabilitas Proses
Akuntabilitas proses terkait dengan apakah prosedur yang digunakan dalam
melaksanakan tugas sudah cukup baik dalam hal kecukupan informasi informasi
akuntansi, sistem informasi manajemen dan prosedur administrasi. Termanifestasi
melalui pemberian pelayanan publik yang cepat responsif dan biaya murah.
Pengawasan dan pemeriksaan terhadap akuntabilitas proses dapat dilakukan dengan ada
tidaknya mark-up dan pungutan yang lain diluar yang ditetapkan dan pemborosan yang
menyebabkan pemborosan sehingga menjadikan mahalnya biaya pelayanan publik dan
kelambanan pelayanan. Serta pengawasan dan pemeriksaan terhadap proyek proyek
tender untuk melaksanakan proyek proyek publik
3. Akuntabilitas Program
Akuntabilitas program terkait dengan pertimbangan apakah tujuan yang ditetapkan
dapat dicapai atau tidak dan apakah setelah mempertimbangkan alternatif program yang
memberikan hasil yang optimal dengan biaya yang minimal.
4. Akuntabilitas Kebijakan
Akuntabilitas kebijakan terkait dengan pertanggungjawaban gambar pusat maupun
daerah atas kebijakan yang diambil pemerintah terhadap DPR/DPRD dan masyarakat
luas.
C. PRIVATISASI
Di Indonesia masih banyak BUMN dan BUMD yang dijalankan secara efisien.
Efisiensinsi yang dialami tersebut disebabkan adanya intervensi politik sentralisasi dan
manajemen yang buruk.
Di era globalisasi BUMN dan BUMD menghadapi beberapa tekanan dan tuntutan
antara lain :
1. regulation and political pressure, BUMN/BUMD dituntut memberikan bagian laba
kepada Pemerintah (Pusat/Daerah).
2. social pressure, BUMN/BUMN dituntut utk menghasilkan barang/jasa dgn efisien dan
murah. (subsidi).
3. seeking behaviaor, perilaku mengeruk kekayaan BUMN/BUMD untuk pribadi.
4. economic & efficiency, BUMN/BUMD dituntut bekerja secara ekonomis dan efisien
serta dikelola secara profesional.
Privatisasi merupakan salah satu upaya reformasi perusahaan publik untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas perusahaan-perusahaan publik. Privatisasi berarti
pelibatan modal swasta dalam struktur modal perusahaan publik sehingga kinerja finansial
dapat dipengaruhi secara langsung oleh investor melalui mekanisme pasar uang.
D. OTONOMI DAERAH
Perkembangan akuntansi sektor publik khususnya di Indonesia semakin pesat seiring
dengan adanya era baru dalam pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal.
Desentralisasi tidak hanya berarti pelimpahan wewenang dari pemerintah pusat ke daerah
tetapi pelimpahan beberapa wewenang pemerintah lebih hak swasta dalam bentuk privatisasi.
Otonomi Daerah dilakukan melalui desentralisasi yang menghasilkan 2 manfaat : (1)
mendorong peningkatan partisipasi, prakarsa dan kreativitas masyarakat dalam pembangunan
; (2) mendorong pemerataan hasilnya.
Otonomi Daerah bertujuan memperbaiki alokasi sumber daya produktif melalui
pergeseran peran pengambilan keputusan publik ke tingkat pemerintah yang lebih rendah
yang memiliki informasi yang paling lengkap.