"KEBUDAYAN SOLO"
Kelompok Solo
• Alfito Nahzar
• Aljidan Rizki
• M.Darwis Aswin
• Rahmat Hidayat
Puji syukur selalu dipanjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat dan hidayahnya makalah ini dapat dibuat. Makalah ini dibuat
dengan tujuan untuk memenuhi tugas Geografi dan diucapkan lupa terima kasih
kepada teman-teman yang ikut dalam mengerjakan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam proses pembuatan makalah ini dan hasil dari
makalah terdapat banyak kekurangan dan kesalahan. Sehingga Kami sangat
membuka bagi siapa pun yang ingin memberikan kritik dan saran yang
membangun bagi kelompok Kami. Kami berharap dengan selesainya makalah
dengan judul kebudayaan solo ini akan membuat teman-teman lebih mengetahui
unsur-unsur kebudayaan solo yang sebelumnya tidak diketahui oleh teman teman
sekalian.
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KataPengantar
Daftar Isi
A. Pendahuluan
A. Nasi Liwet
B. Selat Solo
C. Timlo
D. Tengkleng
Bab 3 : Penutup
A.Kesimpulan
DaftarPustaka
Kota Surakarta atau juga disebut Solo adalah wilayah otonom dengan status Kota
di bawah Provinsi Jawa Tengah, Indonesia, dengan penduduk 503.421 jiwa (2010)
dan kepadatan 13.636/km2. Kota dengan luas 44 km2, ini berbatasan dengan
Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Boyolali di sebelah utara, Kabupaten
Karanganyar dan Kabupaten Sukoharjo di sebelah timur dan barat, dan Kabupaten
Sukoharjo di sebelah selatan. Kota ini juga merupakan kota terbesar ketiga di
pulau Jawa bagian selatan setelah Bandung dan Malang menurut jumlah
penduduk.
1. Bahasa
Bahasa Jawa Solo adalah dialek bahasa Jawa yang diucapkan di daerah Solo dan
sekitarnya. Dialek ini menjadi standar bagi pengajaran bahasa Jawa.
Meskipun satu rumpun, Bahasa Jawa di tiap daerah di Jawa Tengah mempunyai
ciri-ciri tersendiri yang khas mencerminkan dari mana asal Bahasa Jawa tersebut.
istilah "dingin" di Solo menggunakan kata Bahasa Jawa "adem", sedangkan orang
yang tinggal di Semarang menyebutnya "atis". Contoh:
"Mbok kowe mesake aku, dijilehi duit piro wae sak nduwekmu."
"Sesok tak baleke yen wis oleh kiriman soko mbakyu ku."
("Besok (dalam waktu yang tidak bisa ditentukan kapan) saya kembalikan kalau
sudah dapat kiriman dari kakak perempuan saya.")
2. Pengetahuan
Salah satu bentuk sistem pengetahuan yang ada, berkembang, dan masih ada
hingga saat ini adalah bentuk penanggalan atau kalender. Bentuk kalender Jawa
menurut kelompok para ahli, adalah salah satu bentuk pengetahuan yang maju dan
unik yang berhasil diciptakan oleh para masyarakat Jawa kuno, karena
penciptaanya yang terpengaruh unsur budaya islam, Hindu-Budha, Jawa Kuno,
dan sedikit adanya pengaruh budaya barat. Namun tetap dipertahankan
penggunaanya hingga saat ini. Walaupun penggunaanya yang cukup rumit, tetapi
kalender Jawa lebih lengkap dalam menggambarkan penanggalan, karena di
dalamnya berpadu dua sistem penanggalan, baik penanggalan berdasarkan sistem
matahari (sonar/syamsiah) dan juga penanggalan berdasarkan perputaran bulan
(lunar/komariah).
3. Kemasyarakatan
Salah satu kegiatan kesenian yang saat ini masih berlangsung yaitu musik
keroncong. Musik keroncong yang ada di PMS sebenarnya untuk mengisi acara
pernikahan di Gedung PMS yang terletak di Warung Pelem, Solo. Aktivitas
pernikahan yang begitu padat di gedung tersebut membuat pihak PMS merasa
perlu adanya sebuah hiburan yang merakyat, maka terbentuklah OK PMS.
•Pakaian Adat
Pakaian resmi adat Provinsi Jawa Tengah adalah Jawi Jangkep dan Kebaya. Jawi
jangkep merupakan pakaian pria yang terdiri dari beberapa kelengkapan dan
biasanya dipakai untuk keperluan adat. Jawi jangkep sendiri terdiri dari atasan
yang berupa baju beskap dengan motif bunga, bawahan yang berupa kain jarik
yang dililitkan dibagian pinggang, destar berupa blangkon, dan aksesoris lainnya
yang berupa keris dan cemila (alas kaki).
•Senjata Tradisional
Plintheng
Plintheng adalah senjata tradisional Jawa Tengah yang kerap digunakan sebagai
sarana hiburan anak-anak di masa silam. Dalam bahasa Indonesia senjata ini
bernama ketapel. Ia terbuat dari kayu cagak, 2 buah karet, dan selembar kulit
hewan. Batu atau kerikil digunakan untuk peluru, sementara karet ditarik untuk
menciptakan gaya pegas yang kuat. Senjata Tradisional Jawa Tengah – Plintheng
Tombak
Bila kita melihat film-film kolosal Jawa, kita akan melihat para prajurit kerajaan
yang menggunakan tombak dan perisai untuk menjaga diri. Tombak memang
banyak digunakan di masa silam, sekalipun kini sudah tidak lagi. Salah satu
tombak yang cukup terkenal dan kerap dikeramatkan adalah Tombak Kyai Pleret
•Rumah Adat
Rumah Joglo dibangun dengan desain arsitektur yang cukup unik. Salah satu
keunikan tersebut terletak pada desain rangka atapnya yang memiliki bubungan
cukup tinggi. Desain atap yang demikian dihasilkan dari pola tiang-tiang yang
menyangga rumah. Utamanya pada bagian tengah rumah, terdapat 4 tiang
berukuran lebih tinggi yang menyangga beban atap. Keempat tiang yang kerap
disebut “soko guru” ini menyangga dan menjadi tempat pertemuan rangka atap
yang menopang beban atap.
5. Mata Pencaharian
A.Pertanian
B.Nelayan
Negara kita kaya akan potensi perikanan. Selain memiliki laut yang luas dan garis
pantai yang panjang, Indonesia juga memiliki sumber air darat yang melimpah.
Semua potensi tersebut dapat digunakan untuk mendukung sektor perikanan.
Sehingga dalam hal ini, mayoritas masyarakat di Indonesia termasuk masyarakat
di Jawa Tengah banyak yang bekerja sebagai nelayan.
Kehidupan nelayan merupakan kehidupan keras dan berat, kepada laut hidupnya
digantungkan. Nelayan identik dengan laut, mereka melaut pada sore hari
bersamaan angin darat dan pulang di pagi hari bersamaan angin laut. Nelayan
harus menguasai ilmu perbintangan, iklim, cuaca, arah angin, dan kondisi perairan
sebelum melaut.
C.Pembuat gerabah
Gerabah adalah perkakas yang terbuat dari tanah liat yang dibentuk kemudian
dibakar untuk dijadikan alat-alat yang berguna membantu kehidupan manusia.
Gerabah telah diperkirakan telah ada sejak masa pra sejarah, tepatnya setelah
manusia hidup menetap dan mulai bercocok tanam.
6. Religi
Sebagian besar masyarakat nya menganut agama Islam. Dari sisi religi, Kota Solo
juga terdapat bangunan ibdah bersejarah yang beragam. Antara lain Masjid Agung
Surakarta, Masjid Mangkunegaran,Gereja Katolik Santo Antonius Surakarta ,
hingga tempat ibadah Tri Dharma Tien Kok Sie, Vihara Am Po Kian, dan Sahasra
Adhi Pura. Hal ini membuktikan bahwa masyarakat Solo memilki keragaman
dalam hal keyakinan (agama) serta mampu hidup berdampingan dengan saling
menghormati dan harmoni.
7. Kesenian
•Tarian
Bedhaya Ketawang terdiri dari kata Bedhaya dan Ketawang. Bedhaya artinya
penari wanita di Istana. Ketawang berasal dari kata ‘tawang’ yang berarti bintang
di langit. Tarian ini sangat kental dengan budaya Jawa dan dianggap sakral. Tari
yang digelar satu tahun sekali ini diperagakan oleh sembilan perempuan dengan
tata rias seperti pengantin Jawa. Sembilan pernari tersebut memiliki sebutan
masing-masing, yaitu: Batak, Endhel Ajeg, Endhel Weton, Apit Ngarep, Apit
Mburi, Apit Meneg, Gulu, Dhada, Dan Boncit. Nomor sembilan juga dapat
direpresentasikan sebagai konstelasi bintang-bintang dari arti Ketawang.
•Lagu
Bengawan Solo
Bengawan solo adalah sebuah lagu terkenal dari Indonesia yang menceritakan
tentang aliran Sungai Bengawan Solo. Bengawan Solo diciptakan oleh Gesang
pada tahun 1940. Selain terkenal di Indonesia, lagu ini merupakan lagu yang
terkenal di seluruh Asia semenjak diperkenalkan oleh para tentara Jepang.
•Alat Musik
Gamelan
Salah satu Industri gamelan (alat musik tradisional) di Surakarta terletak di Wirun,
Mojolaban – Bekonang – Sukoharjo. Sekitar 5 km sebelah timur Surakarta.
Selain memproduksi gamelan untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal, industri ini
juga memproduksi gamelan untuk pasar internasional.
Musiknya membawa unsur nilai sejarah dan filosofi. Gamelan sering dipakai
untuk mengiringi wayang kulit, yang seringkali terdiri dari kurang lebih 15
instrumen yang berbeda, kebanyakan terbuat dari tembaga. Dimana seruling,
kendang, rebab, dan gambang di gamelan bukan termasuk instrumen yang terbuat
dari tembaga.
Bab 2 : Makanan Khas Solo
A. Nasi Liwet
Makanan khas Solo yang satu ini memiliki reputasinya tersendiri. Nasi putih yang
disajikan dalam pincuk daun pisang bersama dengan sayur labu siam, suwiran
ayam dan telur rebus ditambah sedikit santan kental gurih yang disebut areh ini
akan membawa kamu ke dunia yang berbeda.
B. Selat Solo
Selat solo adalah hidangan khas Jawa dengan pengaruh dari Eropa dan merupakan
makanan khas Solo. Untuk menikmatinya, kamu bisa menuju ke Warung Selat
Mbak Lies.
C. Timlo
Makan timlo di Solo adalah keharusan. Untuk mendapatkan yang terbaik, silakan
berkunjung ke Warung Timlo Solo Sastro di wilayah Pasar Gede. Kuliner soto
dengan citarasa sup ini menawarkan kesegaran dalam setiap suapan.
D. Tengkleng
Masakan yang mirip dengan gulai tersebut memiliki kuah yang lebih cair dan
berisi tulang kambing dengan sedikit daging yang melekat. Cara penyajian
tengkleng di atas pincuk juga menambah kenikmatan tersendiri.
Bab 3 : Penutup
A. Kesimpulan
Kebudayaan yang ada di Indonesia harus kita lestarikan dan harus diwariskan
kepada generasi-generasi selanjutnya. Sebagai penerus bangsa kita harus
mempelajari semua kebudayaan yang ada agar tidak pudar oleh budaya barat.
Daftar Pustaka
https://www.google.co.id/amp/s/www.tripzilla.id/makanan-khas-solo/4940/amp
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kota_Surakarta
http://teh90blog.blogspot.com/2018/04/unsur-kebudayaan-pulau-jawa.html
https://www.coursehero.com/file/p342bu8/6-Sistem-teknologi-suku-Jawa-
Sebagai-suatu-kebudayaan-suku-Jawa-tentu-memiliki/
https://m.liputan6.com/amp/3137759/rumah-adat-solo-dan-cermin-kebhinekaan-
di-pulau-bacan
http://www.bentarabudaya.com/detail-acara/ok-perkumpulan-masyarakat-
surakarta
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Jawa_Surakarta
http://purwadi99.blogspot.com/2014/03/?m=1
http://adat-tradisional.blogspot.com/2016/11/rumah-adat-jawa-tengah-joglo-
gambar-dan.html?m=1
https://firdahtuljannah.wordpress.com/2016/09/25/macam-macam-kesenian-di-
solo/amp/
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Bengawan_Solo_(lagu)
https://www.google.co.id/amp/soloevent.id/3-tari-tradisional-jawa-tengah-yang-
terkenal/amp/