DISUSUN OLEH:
NAMA :
NAMA & NIM KETIK
NIM :
KELOMPOK :
1.1 Tujuan
Fluida adalah zat yang dapat mengalir. Kata fluida mencakup zat cair dan gas
karena kedua zat ini dapat mengalir. Berdasarkan kondisinya fluida dibedakan
menjadi dua yaitu fluida statis dan fluida dinamis. Konveksi untuk menunjukkan pada
perpindahan panas yang akan terjadi antara permukaan dan fluida yang bergerak
ketika mereka berada pada perbedaan temperature. Perpindahan panas konveksi
terdiri dari dua mekanisme yaitu perpindahan energy sebagai akibat dari pergerakan
molekuler acak dan ada juga energy yang dipindahkan oleh pergerakan secara
mikroskopis dari fluida. Perpindahan panas konveksi yang terjadi antara fluida yang
bergerak dan batas permukaan, ketika keduanya berada pada temperature yang
berbeda.
Kondisi aliran dalam pipa bulat dengan jari-jari 𝑟0 merupakan aliran laminar
dimana fluida memasuki pipa dengan kecepatan yang sama. Fluida berkontak
langsung dengan permukaan di dinding pipa dan efek viskos berperan penting
sedangkan lapisan batas berkembang dengan pertambahan x. Adapun perkembangan
terjadi akibat pengecilannya daerah aliran yang tidak berviskositas dan menghasilkan
pertemuan lapisan batas pada garis pusat pipa pada gambar 2, h merupakan jarak dari
ujung masuk sampai dimana lapisan batas bertemu, xfdh ini disebut panjang
masukkan hidrodinamika dimana x > xfd.h pada seluruh luas penampang pipa dan
aliran disebut pengembangan penuh (fully developed).
1. Konveksi bebas yang dimana aliran fluida disebabkan oleh adanya variasi
massa jenis yang selalu diikuti denngan adanya perbedaan temperature
fluida.
2. Konveksi paksa yang mana aliran disebabkan oleh beberapa cara yang
berasal dari luar atau dengan menggunakan alat. Misalnya dari fan, pompa
ataupun tiupan angina.
Secara umum aliran fluida dapat diklasifikasikan sebagai aliran eksternal dan
aliran internal. Aliran eksternal terjadi saat fluida mengenai suatu permukaan benda.
Contohnya adalah aliran fluida melintasi plat atau melintang pipa. Aliran internal
adalah aliran fluida yang dibatasioleh permukaan zat padat,misalnya aliran dalam
pipa. Perbedaan antara aliran eksternal dan aliran internal pada suatu pipa/saluran
ditunjukkan pada Gambar 2.4
𝑞 ′′ = ℎ (𝑇𝑠 − 𝑇∞)
Konveksi paksa adalah panas yang mana dialirkan tersebut berasal dari luar
yaitu dengan menggunakan bantuan alat seperti blower atau pompa. Konveksi paksa
dalam pipa merupakan persoalan perpindahan konveksi untuk aliran dalam atau yang
disebut dengan internal flow. Adapun aliran yang terjadi dalam pipa adalah fluida
yang dibatasi oleh suatu permukaan. Sehingga lapisan batas tidak dapat berkembang
secara bebas seperti pada aliran luar.
Internal flow adalah aliran fluida yang dibatasi oleh benda solid (padat). Biasanya
konrol volume yang digunakan untuk aliran ini batasannya adlah benda solid yang
menghimpit aliran fluida tersebut. Dalam perpindahan panas konveksi ini mencakup
berpindahnya panas karena terbawa oleh fluida dari suatu permukaan ke permukaan
lain pada suatu jarak tertentu. Jadi panas disini dialirkan oleh sejumlah massa fluida.
Laju aliran panas konveksi dalam hal ini adalah :
𝑑𝑚
𝐻= . 𝐶𝑝 . ∆𝑇
𝑑𝑡
Keterangan :
𝑑𝑚 𝑘𝑔𝑚⁄
= Laju aliran massa ( 𝑠)
𝑑𝑡
𝐽𝑜𝑢𝑙𝑒
𝐶𝑝 = Kapasitas panas fluida ( ⁄𝑘𝑔. 𝐾)
Dalam mekanika fluida, bilangan Reynolds adalah rasio antara gaya inersia (vsρ)
terhadap gaya viskos (μ/L) yang mengkuantifikasikan hubungan kedua gaya tersebut
dengan suatu kondisi aliran tertentu. Bilangan ini digunakan untuk mengidentikasikan
jenis aliran yang berbeda, misalnya laminar dan turbulen. Namanya diambil
dari Osborne Reynolds (1842–1912) yang mengusulkannya pada tahun 1883.
Bilangan Reynold merupakan salah satu bilangan tak berdimensi yang paling
penting dalam mekanika fluida dan digunakan, seperti halnya dengan bilangan tak
berdimensi lain, untuk memberikan kriteria untuk menentukan dynamic similitude.
Jika dua pola aliran yang mirip secara geometris, mungkin pada fluida yang berbeda
dan laju alir yang berbeda pula, memiliki nilai bilangan tak berdimensi yang relevan,
keduanya disebut memiliki kemiripan dinamis.
dengan:
vs - kecepatan fluida,
L - panjang karakteristik,
μ - viskositas absolut fluida dinamis,
ν - viskositas kinematik fluida: ν = μ / ρ,
ρ - kerapatan (densitas) fluida.
Misalnya pada aliran dalam pipa, panjang karakteristik adalah diameter pipa,
jika penampang pipa bulat, atau diameter hidraulik, untuk penampang tak bulat
Bilangan Nusselt adalah rasio pindah panas konveksi dan konduksi normal
terhadap batas dalam kasus pindah panas pada permukaan fluida; bilangan Nusselt
adalah satuan tak berdimensi yang dinamai menggunakan nama Wilhelm Nusselt.
Komponen konduktif diukur di bawah kondisi yang sama dengan konveksi dengan
kondisi fluida stagnan atau tidak bergerak.
Aliran panas konduksi dan konveksi sifatnya sejajar satu sama lainnya dan
terhadap permukaan normal terhadap bidang batas, sehingga
dimana:
L = panjang karakteristik
kf = konduktivitas termal fluida
h = koefisien pindah panas konvektif
Pemilihan panjang karakteristik harus searah dengan ketebalan dari lapisan
batas. Contoh dari panjang karakteristik misalnya diameter terluar dari silinder pada
aliran yang mengalir di luar silinder, tegak lurus terhadap aksis silinder. Selain itu,
panjang papan vertikal terhadap konveksi alami yang bergerak ke atas dan
diameter bola yang berada di dalam aliran konveksi juga merupakan panjang
karakteristik. Untuk bangun yang lebih rumit, panjang karakteristik bisa dihitung
dengan membagi volume terhadap luas permukaannya.
1. Isikan air kedalam tangki reservoir 1 dan 2. Kemudian nyalakan switch pompa
sehingga air naik ke tangki reservoir atas. Matikan suplai air bila semua tangka sudah
penuh. Selanjutnya nyalakan pompa sekaligus nyalakan pemanas listrik.
2. Bila suhu air sudah mencapai suhu yang diinginkan, atur debit air dengan mengatur
katup. Debit air akan ditampilkan pada flow rate.
3. Atur arah aliran menjadi parallel (searah) atau counter (berlawanan) flow.
4. Hidupkan blower agar udara mengalir ke dalam Heat Exchanger (HE).
5. Lakukan pengukuran sesudah suhu mencapai keadaan steady.
6. Masukkan data yang diambil pada data sheet
7. Ulangi pengukuran paling sedikit 5 kali pada kecepatan aliran air yang berbeda
dengan kecepatan aliran udara tetap.
dengan :
F = Flow rate ( L/hr )
γw = Berat spesifikasi air ( kg/m3 ) (lihat pada table 3)
Cp = Panas spesifikasi air ( kcal/kg˚C ) (lihat pada table 3)
T2 = Temperatur air ( ˚C )
T4 = Temperatur air ( ˚C )
dengan :
ΔTw = Suhu logaritma rata-rata (air dalam pipa) ( ˚C )
T2 = Suhu air ( ˚C )
T4 = Suhu air ( ˚C )
tw2 = Suhu pipa bagian dalam ( ˚C )
tw4 = Suhu pipa bagian dalam ( ˚C)
dengan :
qw = Panas yang hilang (air) (kcal/h)
A = Luas perpindahan kalor (m2)
Δtw = Suhu logaritma rata-rata (air dalam pipa) ( ˚C )
dengan :
F = Flow rate (L/hr)
d = Diameter dalam pipa (m)
dengan :
Vw = kecepatan air dalam pipa
d = Diameter dalam pipa
Vm = Viscositas kinematic air (m2/s) pada suhu T ˚c
𝑇2 +𝑇4 𝑇𝑤2 +𝑇𝑤4
T ˚c =[ + ] /2 Parallel
2 2
𝑇2 +𝑇4 𝑇𝑤2 +𝑇𝑤4
T ˚c =[ + ] /2 Counter
2 2
dengan :
hw = Koefisien perpindahan kalor local (air kepipa) (kcal/m2.hr.˚c)
d = Diameter dalam pipa (m)
λw = Konduktivitas panas air (kcal/m.h.˚c) pada suhu T˚c
dengan :
Pa = Tekanan uap air (kg/m3)
Pd = Tekanan uap air jenuh (kg/m3) (lihat pada table 2)
γd = Berat spesifikasi uap air jenuh (kg/m3) (lihat pada table 2)
t0 = Suhu awal udara (˚c)
∆𝑃
Qa = 0,01242 × α × (d0)2 √𝛾𝑑
dengan :
α = koefisien aliran
d0 = diameter orifice (mm)
∆𝑃 = Perbedaan tekananuap air (kg/m3)
𝛾𝑑 = Berat spesifik udara (kg/m3)
dengan :
Qa = Debit Udara (m3/h)
𝛾𝑎 = Berat Spesifikasi udara (kg/m3)
Cpa = Panas spesifik udara (kcal/kg˚c) (lihat pada table 4)
t2 = Suhu udara (˚c)
t4 = Suhu udara (˚c)
3.2.10 Suhu Logaritma rata-rata, Δta (˚C)
dengan :
Tw2 = Temperatur dalam pipa (˚C)
Tw4 = Temperatur dalam pipa (˚C)
t2 = Temperatur udara (˚C)
t4 = Temperatur udara (˚C)
ha = qa/A0 × ΔTa
dengan :
qa = Perpindahan kalor ke udara (kcal/kg.˚C)
A0 = Luasan perpindahan panas (m2)
ΔTa = Suhu logaritma rata-rata .(˚C)
10 11
12
8
7
6
5
4
3 2
Keterangan :
1. Blower udara
2. Switch ON/OFF
3. Switch Pompa
4. Switch Blower
5. Switch Pemanas
6. Indikator Temperatur
7. Manometer
8. Tangki reservoir 1
9. Flowmeter
10. Pemanas listrik
11. Tangki reservoir 2
12. Termocopel
Tabel-2
P J P J
T(˚C) Kg/𝑚 3 T(˚C) Kg/𝑚3
(mmHg) (mmHg)
0,0 4,581 0,00485 20,0 17,53 0,01730
1,0 4,925 0,00520 21,0 19,65 0,01834
2,0 5,292 0,00550 22,0 19,82 0,01943
3,0 5,682 0,00595 23,0 21,07 0,02058
4,0 6,098 0,00636 24,0 22,38 0,02179
5,0 6,540 0,00680 25,0 23,75 0,02306
6,0 7,010 0,00726 26,0 25,21 0,02438
7,0 7,511 0,00775 27,0 26,74 0,02578
8,0 8,042 0,00827 28,0 28,35 0,02725
9,0 8,606 0,00882 29,0 30,04 0,02878
γw Cpw Vw Zw
T˚C kg/m3 Kcal/kg˚C m /s × 10-6
2 Kcal/kg˚C
Prw
Tabel-4
γw Cpw Vw Zw
T˚C kg/m3 Kcal/kg˚C m2/s × 10-6 Kcal/kg˚C
Prw