Anda di halaman 1dari 2

5.

Bagaimana mekanisme patofisiologi yang terjadi sehingga pasien mengeluhkan atau


memiliki manifestasi klinis (gejala dan tanda) sesuai dengan masalah klinis/problem
medic pada pasien tersebut?
Jawab :
 Patofisiologi
 RA merupakan akibat dari disregulasi komponen humoral dan dimendiasi
sel sistem imun, kebanyakan pasien menghasilkan antibod yang disebut
faktor rematoid, pasien-pasien seropositif ini cenderung untuk lebih
memiliki “aggressive source” dibandingkan pasien yang seronegatif
 Immunoglobulin dapat mengaktivasi sistem komplemen, yang melipat
gandakan respon imun dengan meningkatkan kemotaksis, fagositosis, dan
pelepasan limfokin oleh sel mononuklear yang kemudian disajikan kepada
limfosit T, Antigen yang diproses dikenali oleh protein major histo-
compatibility complex (MHC) pada permukaan limfosit, yang berakibat
pada aktivasi sel T dan B
 Tumor necosis factor (TNF), interleukin-1 (IL-1), dan Interleukin-6 (IL-6)
merupakan sitokin proinflamasi yang penting dalam inisiasi dan
kelanjutan inflamasi.
 Sel T yang teraktivasi menghasilkan sitotoksin, yang secara langsung
toksis terhadap jaringan, dan sitoksin, yang menstimulasi aktivasi lebih
lanjut proses inflamasi dan menarik sel-sel ke daerah inflamasi. Makrofag
testimulasi untuk melepaskan prostaglandin dan sitoksin.
 Sel B yang terkativasi menghasilkan sel plasma, yang akan membentuk
antibodi yang dengan kombinasi dengan komplemen, mengakibatkan
akumulasi polymorphonuclear leukocyse (PMN). PMN melepaskan
sitotoksin, radikal bebas oksigen, dan radikal hidroksil yang mendukung
kerusakan seluler pada sinovium dan tulang.
 Substansi vasoaktif ( histamin, kinin, prostaglandin). Dilepaskan pada
daerah inflamasi, meingkatkan aliran darah dan permeabilitas pembuluh
darah. Hal ini menyebabkan udem, rasa hangat, eritema, rasa sakit dan
membuat granulosit lebih mudah untuk keluar dari pembuluh darah dan
menuju daerah inflamasi.
 Inflamasi kronik pada jaringan lapisan sinovial kapsul sendi menghasilkan
proliferasi jaringan (bentuk pannus). Pannus menyerang kartilago dan
permukaan tulang, menghasilkan menghasilkan erosi tulang dan kartilago
dan menyebabkan destruksi sendi. Hasil akhir mungkin kehilangan ruang
sendi, kehilangan pergerakan sendi, fusi tulang(ankilosis) dislokasi sendi,
penyusutan tendon dan kelainan bentuk yang kronik.

6. Bagaimana panduan penata laksanaan/ manajemen secara umum masalah klinik/problem


medic pada pasien tersebut?
Jawab :
Penatalaksanaan pada RA mencakup terapi farmakologi, rehabilitasi dan pembedahan
bila diperlukan, serta edukasi kepada pasien dan keluarga. Tujuan pengobatan adalah
menghilangkan inflamasi, mencegah deformitas, mengembalikan fungsi sendi, dan
mencegah destruksi jaringan lebih lanjut (Kapita Selekta,2014).
1. NSAID (Nonsteroidal Anti-Inflammatory Drug) Diberikan sejak awal untuk
menangani nyeri sendi akibat inflamasi. NSAID yang dapat diberikan atara lain: aspirin,
ibuprofen, naproksen, piroksikam, dikofenak, dan sebagainya. Namun NSAID tidak
melindungi kerusakan tulang rawan sendi dan tulang dari proses destruksi.
2. DMARD (Disease-Modifying Antirheumatic Drug) Digunakan untuk melindungi
sendi (tulang dan kartilago) dari proses destruksi oleh Rheumatoid Arthritis. Contoh obat
DMARD yaitu: hidroksiklorokuin, metotreksat, sulfasalazine, garam emas, penisilamin,
dan asatioprin. DMARD dapat diberikan tunggal maupun kombinasi (Putra dkk,2013).
3. Kortikosteroid Diberikan kortikosteroid dosis rendah setara prednison 5-7,5mg/hari
sebagai “bridge” terapi untuk mengurangi keluhan pasien sambil menunggu efek
DMARDs yang baru muncul setelah 4-16 minggu.
4. Rehabilitasi Terapi ini dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.
Caranya dapat dengan mengistirahatkan sendi yang terlibat melalui pemakaian tongkat,
pemasangan bidai, latihan, dan sebagainya. Setelah nyeri berkurang, dapat mulai
dilakukan fisioterapi.
5. Pembedahan Jika segala pengobatan di atas tidak memberikan hasil yang diharapkan,
maka dapat dipertimbangkan pembedahan yang bersifat ortopedi, contohnya
sinovektomi, arthrodesis, total hip replacement, dan sebagainya. (Kapita Selekta, 2014)

Anda mungkin juga menyukai