Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
“PUSKESMAS ANTANG”
RISMAWATI : NH0518077
SISMA : NH0518080
KEMENTERIAN RISET
TEKNOLOGI DAN
PENDIDIKAN TINGGI
NANI HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Praktek Kerja Lapangan (PKL) adalah suatu bentuk pendidikan dengan cara
memberikan pengalaman belajar bagi mahasiswa untuk berpartisipasi dan tugas secara
langsung dilapangan dengan sebuah perusahaan baik pemerintah maupun swasta setempat
Praktek Kerja Lapangan (PKL) akan menambah kemampuan untuk mengamati, mengkaji
serta menilai antara teori dengan kenyataan yang terjadi dilapangan pada akhirnya dapat
Puskesmas dibentuk pada tahun 1968 ketika dilangsungkan rapat kerja kesehatan
pelayanan kesehatan di tanah air, karena pelayanan kesehatan tingkat pertama pada waktu itu
dirasakan kurang mengutungkan dan dari kegiatan-kegiatan seperti BKIA, BP, dan P4M
sendiri-sendiri dan tidak saling berhubungan. Melalui rakerkesmas tersebut timbul gagasan
untuk menyatukan semua pelayanan tingkat pertama ke dalam suatu organisasi yang
dipercaya dan diberi nama pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) (Nurtina, 2016).
Puskesmas adalah suatu unit pelaksanaan fungsional yang berfungsi sebagai pusat
pembangunan kesehatan, pusat pembinaan, peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan
serta pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menyelenggerakan secara menyeluruh,
terpadu yang berkesinambungan pada suatu masyarakat yang bertempat tinggal dalam suatu
B. Tujuan
mahasiswa agar memperoleh hasil yang efesien, efektif dan optimal dalam memperoleh,
C. Manfaat
Menambah ilmu pengetahuan dalam hal ini, pelayanan informasi obat kepada
puskesmas dan mengembangkan teori yang sudah terima dikampus dengan kenyataan
TINJAUAN PUSTAKA
A. Defenisi Puskesmas
kesehatan masyarakat dan uapaya kesatatan upaya perseorangan tingkat pertama, dengan
lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat Kesehatan
2014).
memberikan pelayanan secara menyeluruh kepada masyarakat dalam suatu wilayah kerja
memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat
dan berkesinambungan.
C. Manfaat puskesmas
Kesehatan
Kesehatan
D. Resep
1. Pengertian Resep
dimaksud dengan resep adalah permintaa tertulis dari dokter, dokter gigi atau dokter
hewan kepada apoteker, baik dalam bentuk kertas maupun elektronik untuk
menyediakan dan menyerahkan sediaan farmasi dan/atau alat kesehatan bagi pasien.
Resep asli tidak boleh diberikan kembali kepada pasien setelah pemgambilan obat
selama 5 tahun dan hanya dapat diperlihatkan kepada orang lain seprti.
c. Petugas kesehatan atau petugas lain yang berwenang sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan
a. Formulae Offiscinalis, yaitu resep yang tercantum dalam buku farmakope atau
Resep selalu dimulai dengan tanda R/ yang artinya recipe sama dengan
ambilah. Dibelakang tanda ini biasanya tertera nama dan jumlah obat yang
diresepkan. Resep ditulis oleh dokter, biasanya resep ditulis dalam bahasa latin.
Jika resep tidak jelas dan tidak lengkap, apoteker harus menanyakan kepada
Penulisan resep
Infokation : Tanda penulisan resep dengan tanda
obatnya
Subcriptio : Tanda tangan/paraf dokter
3. Pelayanan Resep
komoditi. Pada saat ini pelayanan kefarmasian menjadi pelayanan yang berfokus pada
pasien yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. Peran apoteker
diharapkan dapat menyeimbakan antara aspek klinis dan aspek ekonomi demi
kepentingan pasien.
adanya standar prosedur yang mengatur setiap tahapan, mulai resep diterima, dibaca,
diinput, disiapkan sampai diserahkan. Prosedur menjadi acuan bagi setiap staf, untuk
tidak benar tidak terbaca dan tidak lengkap sehingga dapat membahayakan pasien serta
Ada regulasi yang mengatur kelengkapan resep serta penetapan dan penerapan
2. Dokter yang menulis resep atau memesan obat dikenal dan diketahui oleh unit
lanayan farmasi/ yang menyalurkan obat dan memiliki kewenangan dan kompetensi.
3. Resep dilayani oleh petugas farmasi yang memiliki izin dan kompetensi untuk
menjalankan pekerjaannya.
Resep tidak terbaca adalah resep yang ditulis oleh dokter dan tidak dapat
dilayani karena tulisan, nama obat dan dosis kurang jelas dan tidak lengkap.
Tujuannya agar resep dapat terlayani dengan baik, dan mencegah terjadinya
kesalahan dalam penyiapan sehingga pasien dapat menerima obat dengan tepat waktu
dan tepat obat. Adapun prosedur dari resep tidak terbaca adalah sebagai berikut
(Novia, 2019):
d. Petugas farmasi menghubungi dokter dan menkonfirmasi resep yang tidak terbaca
sesuai dengan regulasi yang ada. Adapun kebijakan dari prosedur pelayan resep
a. Resep yang mengandung narkotika dan psikotropika ditulis oleh dokter yang
b. Resep narkotika dan psikotropika diberikan dengan aturan pakai yang jelas, dan
psikotropika
b. Petugas farmasi menferifikasi ke absahan resep yaitu resep harus ditulis diresep
d. Petugas farmasi menkonfirmasi dokter, penulis resep bila ada ketidak sesuaian
pada resep
dipegang oleh 2 orang yang berbeda, yaitu penanggung jawab shif dan
apoteker
2) Petugas penanggung jawab kunci 1 dan penaggung jawab kunci 2 membuka
narkotika
g. Petugas farmasi menyiapkan label etiket, dengan menulis nama pasien, nama
c. Petugas farmasi menkonfirmasi kedokter, bila obat dan alkes yang ditulis tidak
tersedia. Konfirmasi harus disertai dengan informasi yang jelas kosong dan saran
subsitusinya
d. Bila dokter tidak bersedia untuk mengganti, maka petugas farmasi menanyakan
lengkap nama dokter, jumlah obat, alasan kosong dan alasan dokter tidak mau
BAB III
TINJAUAN KHUSUS
Puskesmas Antang kota Makassar berdiri sejak tahun 1977 merupakan puskesmas
Pustu yang berlokasi di jalan Antang Raya dengan status aset pemeritah daerah,
kemudian di tahun 1979 dibangunlah Puskesmas Antang yang berlokasi di jalan Antang
Tahun 2019 berada di Kelurahan Antang. Wilayah kerja Puskesmas Antang terdiri atas
2(dua) kelurahan, 13 ORW dan 64 ORT dengan luas wilayah 3,94 km/segi dengan batas
d. Sebelah utara : Berbatasan dengan Kel. Tello Baru dan Kecamatan Biringkanaya
a. Sarana
Jenis sarana kesehatan yang terdapat diwilayah kerja Puskesmas Antang tahun
No Fasilitas Jumlah
2) Puskesmas : 1 buah
7) Posyandu : 17 uah
b. Tenaga Kesehatan
KesehatanMasyarakat
a. Visi
Masyarakat Sehat Mandiri, dan Berkeadilan” serta Visi Dinas Kesehatan Kota
Makassar yaitu “ Makassar Sehat Menuju Kota Dunia” Bahwa sebagai upaya
penjabaran Visi Kementerian Kesehatan RI dan Visi Dinas Kesehatan Kota
b. Misi
bagian tercapainya Makassar Sehat Menuju Kota Dunia harus ditunjang Misi
Puskesmas yang dapat diukur serta tidak terpisahkan dari Visi Puskesmas.
d. Tata Nilai
1. Kepala Puskesmas
c) Pelayanan KIA, KB
d) Pelayanan Gizi
c) Pelayanan KIA-KB
d) Pelayanan Kamar Tindakan
e) Pelayanan Gizi
f) Pelayanan Kefarmasian
g) Laboratorium
b) Pelayanan Keliling
1. Kepala Puskesmas
Tugas Pokok dari Keapala Puskesmas adalah, Tugas kepala Puskesmas adalah
Fungsi dari Kepala Puskesmas yaitu Sebagai seorang dokter dan Sebagai
seorang manager
a) fungsi-fungsi manajemen
PKMD
e) Memberikan layanan humas kepada pihak lainnya secara transparan dan akurat
keuangan, tata usaha, perlengkapan, rumah tangga, dan perjalanan dinas untuk
h) Melaksanakan kegiatan pengelolaan naskah dinas yang masuk dan keluar serta
i) Mengelola arsip baik inaktif maupun statis sesuai pola kearsipan agar mudah dan
kantor baik pada jam dinas maupun diluar jam dinas agar terjamin keamanan kantor
dan lingkungan
l) Membuat laporan bulanan, triwulan dan tahunan serta hasil pelaksanaan tugas
koordinasi lainnya berdasarkan kegiatan yang dilakukan dan sumber daya yang ada
b) Memberi teguran kepada staf dan pegawai yang melanggar kedinasan/ kedisiplinan
3. Bendahara
c) Membuat buku kas umum, SPJ pengesahan, berita acara pemeriksaan kas, registrasi
penutupan kas, laporan pajak untuk kegiatan operasional dan bantuan operasional
kesehatan (BOK)
d) Membuat SPP dan SPM untuk pengajuan dokumen ke badan pengelola keuangan
daerah
l) Melakukan pencatatan dan pmbukuan kas dan buku bantu penerimaan dan
4. Pelaksana Farmasi
a) Melakukan pelayanan resep mulai dari menerima resep, menyerahkan obat sesuai
Sesuai dengan bidang yang sedang di tempuh, maka pada bab III ini penulis juga
memasukkan hal-hal yang berkaitan dengan kefarmasian sebagai urain khusus dari laporan
ini. Adapun hal-hal yang berhubungan dengan kefarmasian di Puskesmas Antang adalah
sebagai berikut:
Proses pengadaan dilakukan dengan proses seleksi sediaan Farmasi dan Bahan
Medis Habis Pakai dilakukan dengan mempertimbangkan pola penyakit, pola konsumsi
sediaan farmasi periode sebelumnya, data mutasi sediaan farmasi, dan rencana
berdasarkan pada pola konsumsi pemakaian Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis
Pakai.
Seluruh penggunaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis pakai di Puskesmas
Antang dibuat dalam rekapan dari masing-masing unit (Home Care, Imunisasi,
Laboratorium, Poli Gigi, Poli KIA/KB, Poli Umum, Pukesdes, Puskel, dan UGD) untuk
Sarana yang di gunakan untuk pencatatan dan pelaporan obat di puskesmas adalah
LPLPO (Laporan Permintaan dan Lembar Penerimaan Obat) , LPLPO (Laporan Permintaan
dan Lembar Penerimaan Obat) di buat oleh petugas puskesmas harus tepat data, tepat isi,
dan di kirim tepat waktu serta di simpan dan di arsipkan tepat waktu. LPLPO Berupa data
yang di input untuk obat yang akan di pesan dalam satu bulan untuk permintaan obat dalam
bulan depan Setelah itu permintaan diajukan di Gudang Farmasi Dinkes Kota Makassar
Pada saat penerimaaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai disesuaikan
dengan permintaan yang telah diajukan. Kemudian dilakukan pengecekan mulai dari
kelengkapan jumlah, kemasan, bentuk sediaan, nomor batch, ED sesuai dengan berita acara
setelah itu ditanda tangani oleh Asisten Apoteker atau Apoteker
obat Puskesmas penyimpanannya berdasarkan indikasi dan bentuk sediaan Farmasi dan
Bahan Medis Habis Pakai. Kedua yaitu penyimpanan di ruang obat berdasarkan bentuk
sediaan dan disusun secara alfabetis. Penyimpanan obatnya juga memperhatikan sistem
FEFO dan FIFO. Adapun penyimpanan obat-obat khusus (Narkotik dan Psikotropik, LASA,
a. Narkotik dan Psikotropik disimpan dalam lemari 2 pintu yang dilengkapi dengan kunci
Pendistribusian Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai di Puskesmas Antang
selain didistribusikan langsung ke pasien juga didistribusikan ke tiap-tiap unit unit yang ada
dipuskesmas juga kebutuhan sediaan farmasi untuk keperluan Puskel, Posyandu, Poslansia
Dll.
Pelaporan dilakukan dengan cara pemakaian permintaan obat untuk bulan sebelumnya
dan setelah itu dibuat kembali permintaan obat untuk bulan berjalan sehingga tidak terjadi
kekosongan. Dan Laporan Indikator Obat, Napsah (Narkotika dan Psikotropika) Pemakaian
Obat Generik, Pemakaian Obat Terbanyak, Laporan Triwulan, laporan pemakaian obat
kesehatan.
BAB IV
PEMBAHASAN
lebih mengutamakan upaya promotif dan prefentif untuk mencapai derajat kesehatan
mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medic yang terdiri dari Loket, poli
umum, poli gigi, poli gizi, poli KIA/KB,laboratorium, imunisasi, ruang tindakan,dan
Apoteker pemeriksaan dan penerimaan barang farmasi untuk kebenaran kualitas dan
kuantitas barang serta menandatangani surat pesanan dan penerimaan barang,
barang/obat di gudang.
Puskesmas antang memiliki tempat penyimpanan gudang obat dan ditata pada
infus NaCl disatukan dengan cairan infus yang lainnya. Begitu pula dengan sediaan
tablet, sirup, injeksi, dan alat kesehatan. Berbeda dengan vaksin disimpan dicool cain
dan insulin yang belum dipakai disimpan pada lemari pendingin dan setelah dipakai
disimpan disuhu ruangan, adapula obat yang disimpan pada suhu normal.
Penyimpanan Obat dengan suhu yang tidak sesuai akan menurunkan kualitas obat.
Misalnya saja pada tablet salut gula, apabila tablet salut gula disimpan pada suhu
yang panas, maka obat tersebut dapat meleleh dan tidak dapat digunakan sehingga
harus disimpan pada suhu yang sejuk.Selain itu obat yang harus disimpan pada suhu
yang dingin adalah vaksin, injeksi dan supositoria.Vaksin harus disimpan pada
lemari pendingin, tetapi suhunya harus diatur sesuai ketetapan suhu yang ada pada
kemasan.
First Out) penyimpanan berdasarkan pada obat yang masa kadaluarsa berarti harus
jenis dan jumlah obat dari kamar obat pasien dan ke unit-unit seperti poli umum, poli
gigi, poli lansia, ruang tindakan, poli gizi, dan poli KIA secara merata dan teratur
yang dilaksanakan oleh petugas di Instalasi Farmasi baik laporan harian, bulanan,
maupun tahunan. Laporan-laporan yang dilaksanakan antara lain, yaitu buku induk
sebagai alat control dari mutasi obat setiap bulan, laporan pengadaan obat dan laporan
Penyerahan obat diawali dengan penulisan resep oleh dokter kemudian ditebus di
Apotek, kemudian resep diterima oleh apoteker atau asisten apoteker yang bertugas.
administratif yang terdiri dari nama dokter, tanggal penulisan, paraf, nama pasien,
alamat, umur, signa, serta informasi lainnya. Kemudian kesesuaian farmasetik yang
terdiri dari bentuk sediaan, dosis, dan cara serta lama pemberian, adapaun
pertimbangan klinik yang harus diperhatikan adalah alergi terhadap obat, efek samping
serta interaksi obat yang digunakan. Dilanjutkan dengan penyiapan obat sesuai yang
tertera di resep, kemudian dilakukan penyerahan obat disertai pemberian informasi dan
konseling, konseling dilakukan pada pasien tertentu dan Tidak semua pasien harus
mendapatkan konseling pasien yang di maksud yaitu pasien yang mengalami penyakit
akut seperti TBC, Diabetes Melitus (DM), Hipertensi, pasien dengan ODGJ (orang
dalam gangguan jiwa), pasien Geriatric, pediatric, pasien dengan perlatan khusus dan
lain-lain.
Resep lengkap
Siapkan obat
Pemberian etiket
PENUTUP
A. Kesimpulan
PERMENKES.
B. Saran
1. Sebaiknya menjelaskan kepada pasien pada saat pemberian obat demi mencegah
dengan peningkatan kedisiplinan dalam pencatatan kartu stok obat agar kontrol
Anita Betri, dkk. 2019. Puskesmas dan jaminan kesehatan Nasional. Depublish: Yogyakarta
Basith, Z.A. and Prameswari, G.N., 2020. Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan di Puskesmas.
HIGEA (journal of publichealth Research and development ), 4(1),pp. 52-63
Ekasari, R., Pradana, M.S., Driansyah, G., Prasnowo, M,A., Rodli,.A.F. and Hidayat,K., 2017.
Analisis Kualitas pelayanan Puskesmas Dengan Metode Servqual. Jurnal Darusallam:
jurnal Pendidikan komunikasi Dan pemikran Hukum Islam 9(1), pp. 86-93i
Handayani Wuridia. 2019. Undang-undang Kesehatan 1. Depublish: Yogyakarta
Novia. 2019. Kumpulan Standar Prosedur Dalam Pelayanan Kefarmasian Puskesmas.
Depublish: Yogyakarta
Setyani. 2019. Resep Dan Peracikan Obat. Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma:
Yogyakarta