Anda di halaman 1dari 131

BUKU PRAKTIKUM I

KURIKULUM PERGURUAN TINGGI BERBASIS KKNI


2021
KEPERAWATAN ANAK

TIM PENYUSUN

Eka Santi, Ns, M.Kep


Ifa Hafifah, Ns, M.Kep
Windy Yuliana B., Ns, M.Biomed
Devi Rahmayanti, Ns, M.Imun

EDITOR
Eka Santi, Ns, M.Kep

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

1
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM
KEPERAWATAN ANAK I

NAMA MAHASISWA :

N I M / SEMESTER :

PROGAM : REGULER

Tandatangan Mahasiswa

(....................................)

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan
ijin Nya, buku Praktikum Keperawatan Anak I untuk Reguler ini dapat kami
selesaikan. Buku ini sebagai pegangan mahasiswa, dosen dan asisten praktikum
untuk mengikuti kegiatan proses belajar mengajar selama 1 semester yang berisi
tentang beberapa keterampilan dalam mata kuliah Keperawatan Anak yang
dilaksanakan di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Unlam.
Semoga buku praktikum ini dapat digunakan dan sesuai dengan apa yang
diharapkan
Penyusun menyadari bahwa buku ini masih banyak kekurangan, sehingga
kami mengharapkan kritikan maupun saran-saran yang bersifat membangun.
Akhirnya, semoga buku ini dapat membawa kemaslahatan dan memberikan
manfaat bagi semua pihak.

Banjarbaru, Pebruari 2021

Editor

3
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ......................................................................................... 3


Daftar isi.................................................................................................... 4
Informasi Umum ....................................................................................... 5
Ketentuan Praktikum ................................................................................ 5
Tujuan dan Kegiatan Praktikum ............................................................... 6
Evaluasi ..................................................................................................... 6
Jadwal Praktikum ...................................................................................... 6
Komunikasi pada Anak ............................................................................. 7
Pemeriksaan Refleks Primitif ................................................................. 18
KPSP ....................................................................................................... 30
Pengkajian Nyeri dan Tingkat Kesadaran .............................................. 44
Anamnesis ............................................................................................... 61
Pemeriksaan Fisik pada Bayi dan Anak ................................................. 69
Format pengkajian Bayi .......................................................................... 76
Format pengkajian Anak ......................................................................... 84
DDST .................................................................................................... 100
Terapi Bermain ..................................................................................... 117
Absensi Mahasiswa............................................................................... 129
Format Penilaian Sikap ......................................................................... 130

4
A. Informasi Umum
Praktikum Keperawatan Anak I merupakan rangkaian dari kegiatan pelaksanaan
pembelajaran pada mata kuliah Keperawatan Anak I. Mata kuliah ini diberikan pada Program
Reguler Program Studi Ilmu Keperawatan Semester IV dengan beban 1 SKS . Fokus mata
kuliah ini membahas tentang pemahaman dan penerapan asuhan keperawatan pada bayi dan
anak sehat/sakit antara lain komunikasi pada anak, pengkajian nyeri dan tingkat kesadaran,
anamnesis, pemeriksaan fisik, KPSP dan Refleks Primitif.
Praktikum Keperawatan Anak I ini akan berguna bagi mahasiswa pada saat
melaksanakan peran perawat sebagai pemberi asuhan dalam berbagai asuhan keperawatan
dan integrasi keperawatan pada bidang-bidang keperawatan lain yang memerlukan
keterampilan pada anak.

B. Ketentuan Praktikum
 Praktikan diharuskan datang tepat waktu, 15 menit sebelum praktikum dimulai. Jika
terlambat kurang dari 15 menit praktikan wajib melapor ke dosen koordinator dan
hanya dapat mengikuti praktikum atas izin dosen koordinator praktikum.
Keterlambatan lebih dari 15 menit dianggap praktikan tidak mengikuti kegiatan
praktikum pada hari itu.
 Segala bentuk pelanggaran atas ketentuan akan mendapatkan sanksi dari asisten
praktikum atau koordinator praktikum

Saat praktikum dilaksanakan, praktikan harus :


 Membawa Buku Panduan Praktikum
 Memakai jas praktik dan memakai identitas/ tanda pengenal
 Bekerja dengan tertib dan teliti, berpakaian dan berperilaku yang sopan sesuai
ketentuan, membawa literatur serta alat bantu pembelajaran yang diperlukan (alat tulis
menulis)
 Jika menemukan kesulitan pada saat praktikum, praktikan diperkenankan untuk
bertanya kepada asisten/dosen praktikum dengan sopan
 Praktikan harus dapat menyelesaikan praktikum tepat pada waktu yang telah
ditentukan. Kelompok yang belum menyelesaikan praktikum pada waktunya
diharuskan mengulangnya pada waktu yang lain.
 Setiap selesai praktikum meminta tandatangan/ paraf dosen pembimbing praktikum

5
 Segala masalah yang mungkin timbul saat sebelum, selama dan sesudah praktikum
diselesaikan dengan mengutamakan dialog, keterbukaan dan suasana kekeluargaan
demi menjunjung kejujuran keilmuan dan profesionalisme keperawatan

C. Tujuan dan Kegiatan Praktikum


Tujuan umum kegiatan praktikum adalah mahasiswa mampu melakukan keterampilan
pada bayi/anak sehat/sakit dalam penerapan asuhan keperawatan anak dengan pendekatan
keluarga dan prinsip atraumatic care.
Tujuan khusus :
1. Mahasiswa mampu melakukan komunikasi pada anak sesuai dengan usia
2. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan refleks primitif pada bayi
3. Mahasiswa mampu melakukan skrining perkembangan menggunakan KPSP
4. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian nyeri dan tingkat kesadaran pada bayi anak
5. Mahasiswa mampu melakukan anamnesis pada anak/bayi dan keluarga
6. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan fisik pada bayi dan anak
7. Mahasiswa mampu melakukan skrining tumbuh kembang pada anak menggunakan
DDST
8. Mahasiswa mampu melakukan terapi bermain pada anak sesuai usia

Kegiatan mahasiswa selama praktikum adalah melakukan laporan tertulis setiap pertemuan
setelah praktikum selesai dilaksanakan dan dikumpulkan paling lambat 1 minggu setelah
praktikum tersebut terlaksana. Kegiatan setiap pertemuan dilaksanakan secara berkelompok.

D. Evaluasi
Pre test 20%, Sikap 25%, Laporan 15%, Ujian praktikum 40%

E. Jadwal Praktikum (Selasa j:10.00 – 13.00 WITA)


No Hari/tanggal Kegiatan Praktikum Pengajar
1. 23/02/2021 Komunikasi pada Anak Ifa Hafifah, Ns, M.Kep
2. 02/03/2021 Refleks Primitif Windy Yuliana B., Ns, M.Biomed
3. 09/03/2021 KPSP Eka Santi, Ns, M.Kep
4. 16/03/2021 Pengkajian Nyeri dan Kesadaran Windy Yuliana B., Ns, M.Biomed
5. 23/03/2021 Anamnesis Eka Santi, Ns, M.Kep
6. 30/03/2021 Pemeriksaan fisik pada bayi dan Eka Santi, Ns, M.Kep
Anak
7. 06/04/2021 DDST Eka Santi, Ns, M.Kep
8. 13/04/2021 Terapi bermain Eka Santi, Ns, M.Kep
9. 20/04/2021 Ujian Praktikum TIM

6
Praktikum 1
KOMUNIKASI KEPERAWATAN PADA BAYI DAN ANAK

Oleh
Ifa Hafifah, Ns., M.Kep.

Proses keperawatan merupakan suatu metode untuk mengorganisasi dan memberikan


tindakan keperawatan dari perawat kepada klien (Arwani, 2002: 46). Komunikasi merupakan
bentuk yang selalu dilakukan pada setiap tahap atau komponen proses keperawatan.
Komponen proses keperawatan meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan,
pelaksanaan dan penilaian (Arwani, 2002: 47-48). Berkomunikasi dengan pasien anak-anak
pada tingkat usia yang berbeda membutuhkan modifikasi dari keterampilan yang dipelajari.
Dengan memahami tingkat kognitif, perkembangan, dan fungsional anak, perawat dapat
memilih strategi komunikasi yang paling tepat. Anak-anak mengalami perubahan terkait
dengan usia dalam kemampuan yang signifikan untuk memproses informasi kognitif dan
kemampuan untuk berinteraksi secara efektif dengan lingkungan. Untuk memiliki hubungan
terapeutik yang efektif dengan seorang anak, perawat harus mampu memahami perasaan dan
proses berpikir dari sudut pandang anak.

Pengertian Komunikasi
Komunikasi merupakan proses penyampaian informasi baik verbal dan nonverbal
untuk mencapai keseragaman atau kesamaan pengertian dari pengirim informasi kepada
penerima informasi sehingga menimbulkan tingkah laku yang diinginkan oleh pengirim dan
penerima informasi (Suliswati, dkk, 2005).

Faktor Yang Mempengaruhi Komunikasi


 Situasi/suasana
Situasi/suasana yang gaduh akan membuat pesan tidak jelas, kabur, bahkan sulit diterima.
Oleh karena itu, sebelum komunikasi dilaksanakan, lingkungan harus diciptakan
sedemikian rupa sehingga tenang dan nyaman.

7
 Waktu
Waktu melakukan komunikasi harus tepat karena waktu yang tidak tepat menyebabkan
pesan yang dikirimkan kurang tepat pula. Misal: perawat memberikan penjelasan tentang
cara penangganan anak panas di rumah yang disampaikan pada saat anak kejang. Pesan
tesebut tidak akan diterima oleh orang tua dengan baik.
 Kejelasan pesan
Kejelasan pesan sangat mempengaruhi kefektifan komunikasi. Pesan yang kurang jelas
dapat ditafsirkan berbeda oleh penerima pesan sehingga terjadi perbedaan persepsi
tentang pesan yang disampaikan.

Fase Komunikasi Terapeutik


Fase komunikasi terapeutik perawat-pasien terdiri dari 4 fase yaitu:
Fase Tugas perawat

Prainteraksi - Mengkaji perasaan, fantasi dan rasa takut dalam


diri sendiri
- Menganalisa kekuatan dan keterbatasan
profesional diri sendiri
- Mengumpulkan data tentang pasien jika
memungkinkan
- Merencanakan pertemuan pertama dengan pasien

Perkenalan atau orientasi - Menetapkan alasan pasien mencari bantuan


- Membina rasa percaya, penerimaan dan
komunikasi terbuka
- Mengkaji pikiran, perasaan dan tindakan pasien
- Mengidentifikasi masalah pasien
- Menjelaskan tujuan kepada pasien
- Merumuskan kontrak secara timbal balik meliputi
nama, peran, tanggung jawab, harapan, tujuan,
tempat pertemuan, waktu pertemuan, kondisi
terminasi dan kerahasiaan

Kerja - Mengkaji stressor yang relevan


- Meningkatkan pengembangan pemahaman dan
penggunaan mekanisme koping yang konstruktif
- Mendiskusikan dan mengatasi permasalahan
dengan teknik komunikasi yang sesuai usia pasien

Terminasi - Menetapkan realitas perpisahan


- Meninjau kemajuan terapi dan pencapaian tujuan
- Mengkaji secara timbal balik perasaan penolakan,
kehilangan, kesedihan dan kemarahan serta
perilaku yang muncul.

8
Komunikasi pada Anak Sesuai Tahapan Perkembangan
 Masa bayi : lebih banyak menggunakan komunikasi non verbal : sentuhan, dekapan,
menggendong, berbicara dengan lembut. Respon non verbal yang ditunjukkan bayi adalah
: menggerakkan badan, tangan, dan kaki. Stranger anxiety (cemas terhadap orang asing
yang tidak dikenal) adalah ciri bayi usia > 6 bulan, sehingga jangan langsung
mengendong bayi di usia tersebut namun lakukan komunikasi terlebih dahulu.
 Masa balita ( 1 – 5 tahun) : gunakan kata-kata yang jelas, sederhana, singkat, dan gunakan
istilah yang dikenal. Posisi yang baik adalah dengan posisi mata sejajar dengannya,
berikan pujian atas apa yang telah dicapainya.
 Anak usia 5 – 8 tahun : jelaskan tentang tindakan yang akan dilakukan (apa, mengapa,
dan bagaimana) dengan menggunakan bahasa yang dimengerti oleh anak. Hal ini perlu
dilakukan karena anak di usia ini sangat peka terhadap stimuli yang dirasakan
mengancam keutuhan tubuhnya.
 Anak usia 8 – 12 tahun : anak sudah lebih mampu berkomunikasi dengan orang dewasa.
Saat akan melakukan tindakan, perawat dapat menjelaskan dengan demonstrasi pada
mainan anak.
 Anak usia remaja : menghargai keberadaan identitas diri dan harga dirinya merupakan hal
yang prinsip untuk diperhatikan dalam berkomunikasi dengan anak remaja. Tunjukkan
ekspresi wajah yang bersahabat, jangan memotong pembicaraan saat ia sedang
mengekspresikan perasaan dan pikirannya, hindari perkataan yang menyinggung harga
dirinya, hormati privasinya dan beri dukungan pada apa yang telah dicapai secara positif
dengan selalu memberikan penguatan yang positif.

Bentuk-bentuk Komunikasi pada Bayi dan Anak


Sebelum bayi mampu menyampaikan keinginan dengan kata-kata, bayi melakukan
komunikasi melalui kode-kode khusus untuk menyampaikan keinginannya sebagai bentuk
komunikasinya. Komunikasi yang demikian disebut sebagai bentuk komunikasi prabicara
(prespeech). Komunikasi ini bersifat sementara, berlangsung selama tahun pertama kelahiran
bayi, dan akan berakhir seiring dengan perkembangan bayi atau anak telah menunjukkan
kematangan fungsi mental dan emosionalnya. Bentuk komunikasi prabicara ada empat, yaitu
tangisan, celoteh, isyarat, dan ekspresi emosional.

9
 Tangisan
Tangisan seorang bayi merupakan bentuk komunikasi dari seorang bayi kepada orang
dewasa. Dengan tangisan itu, bayi dapat memberikan pesan dan orang dewasa
menangkap pesan yang diberikan sang bayi. Menangis merupakan salah satu cara
pertama yang dapat dilakukan bayi untuk berkomunikasi dengan dunia luar. Melalui
tangisan, dia memberi tahu kebutuhannya, seperti lapar, dingin, panas, lelah, dan
kebutuhan untuk diperhatikan.
 Ocehan dan celoteh
 Bentuk komunikasi prabicara disebut ocehan (cooing) atau celoteh (babbling). Ocehan
timbul karena bunyi eksplosif awal yang disebabkan oleh perubahan gerakan mekanisme
‘suara’. Ocehan ini terjadi pada bulan awal kehidupan bayi, seperti merengek, menjerit,
menguap, bersin, menangis, dan mengeluh. Sebagian ocehan akan berkembang menjadi
celoteh dan sebagian akan hilang. Sebagian bayi mulai berceloteh pada awal bulan kedua,
kemudian meningkat cepat antara bulan keenam dan kedelapan. Celoteh merupakan
indikator mekanisme perkembangan otot saraf bayi.
 Isyarat
Isyarat adalah gerakan anggota badan tertentu yang berfungsi sebagai pengganti atau
pelengkap bicara. Bahasa isyarat bayi dapat mempercepat komunikasi dini pada anak.
Contoh isyarat umum pada masa bayi yaitu mendorong puting susu dari mulut artinya
kenyang/ tidak lapar.
 Ungkapan emosional
Ungkapan emosional bayi dilakukan melalui perubahan tubuh dan roman muka. Contoh
tubuh yang mengejang atau gerakan-gerakan tangan/ kaki disertai jeritan dan wajah
tertawa adalah bentuk ekspresi kegembiraan pada bayi.

Teknik-teknik komunikasi pada anak


Anak adalah individu yang unik dan berespons secara berbeda-beda untuk kebutuhan
mereka. Anak dengan keunikannya mempunyai cara yang berbeda pula dalam menyatakan
keinginannya. Untuk berkomunikasi dengan anak, diperlukan pendekatan atau teknik khusus
agar hubungan yang dijalankan dapat berlangsung dengan baik sesuai dengan tumbuh
kembang anak. Secara umum ada dua teknik berkomunikasi yang digunakan pada anak, yaitu
teknik komunikasi verbal dan nonverbal.

10
 Teknik Komunikasi Verbal
 Bercerita (story telling)
Bercerita menggunakan bahasa anak dapat menghindari ketakutan-ketakutan yang
terjadi selama anak dirawat. Teknik strory telling dapat dilakukan dengan cara
meminta anak menceritakan pengalamannya ketika sedang diperiksa. Contohnya,
anak bercerita tentang ketakutannya saat diperiksa oleh perawat. Kemudian, perawat
bercerita bahwa pasien anak di sebelah juga diperiksa, tetapi tidak merasa takut
karena perawatnya baik dan ramah-ramah. Dengan demikian, diharapkan perasaan
takut anak akan berkurang karena semua anak juga diperiksa seperti dirinya.
 Bibliotheraphy
Bibliotheraphy adalah teknik komunikasi terapeutik pada anak yang dilakukan dengan
menggunakan buku-buku dalam rangka proses therapeutic dan supportive.
Sasarannya adalah membantu anak mengungkapkan perasaan-perasaan dan
perhatiannya melalui aktivitas membaca. Dalam menggunakan buku untuk
berkomunikasi dengan anak, yang penting diperhatikan adalah mengetahui emosi dan
pengetahuan anak serta melakukan penghayatan terhadap cerita sehingga dapat
menyampaikan sesuai dengan maksud dalam buku yang dibaca dengan bahasa yang
sederhana dan dapat dipahami anak. Selanjutnya, diskusikan isi buku dengan anak
dan bersama anak membuat kesimpulan.

Gambar 1. Komunikasi dengan biblioterapi


 Mimpi
Mimpi adalah aktivitas tidak sadar sebagai bentuk perasaan dan pikiran yang ditekan
ke alam tidak sadar. Mimpi ini dapat digunakan oleh perawat untuk mengidentifikasi
adanya perasaan bersalah, perasaan tertekan, perasaan jengkel, atau perasaan marah
yang mengganggu anak sehingga terjadi ketidaknyamanan.

11
 Meminta untuk menyebutkan keinginan
Ungkapan ini penting dalam berkomunikasi dengan anak. Dengan meminta anak
untuk menyebutkan keinginan, dapat diketahui berbagai keluhan yang dirasakan anak
dan keinginan tersebut dapat menunjukkan perasaan dan pikiran anak pada saat itu.
 Bermain dan permainan
Bermain adalah salah satu bentuk komunikasi yang paling penting dan dapat menjadi
teknik yang paling efektif untuk berhubungan dengan anak. Dengan bermain dapat
memberikan petunjuk mengenai tumbuh kembang fisik, intelektual dan sosial.
Bermain sering digunakan untuk mengurangi trauma akibat sakit atau masuk rumah
sakit atau untuk mempersiapkan anak sebelum dilakukan prosedur medis/perawatan.
Perawat dapat melakukan permainan bersama anak sehingga perawat dapat bertanya
dan mengeksplorasi perasaan anak selama di rumah sakit.

Gambar 2 Bermain sebagai cara berkomunikasi dengan anak


 Melengkapi kalimat (sentences completion)
Teknik komunikasi ini dilakukan dengan cara meminta anak menyempurnakan atau
melengkapi kalimat yang dibuat perawat. Dengan teknik ini, perawat dapat
mengetahui perasaan anak tanpa bertanya secara langsung kepadanya, misalnya
terkait dengan kesehatannya atau perasaannya. Pernyataan dimulai dengan yang netral
kemudian dilanjutkan dengan pernyataan yang difokuskan pada perasaannya.
Contohnya sebagai berikut. “Apa yang menyenangkan waktu di rumah?” “Kalau di
rumah sakit ini, apa yang menyenangkan?”
 Pro dan kontra
Penggunaan teknik komunikasi ini sangat penting dalam menentukan atau mengetahui
perasaan dan pikiran anak. Anak diminta mengajukan pilihan positif atau negatif
sesuai dengan pendapat anak. Teknik komunikasi ini dilakukan dengan tujuan
mengeksplorasi perasaan-perasaan anak, baik yang menyenangkan maupun tidak

12
menyenangkan. Teknik ini penting diterapkan untuk menciptakan hubungan baik
antara perawat dan anak. Teknik ini dimulai dari hal-hal yang bersifat netral,
selanjutnya hal yang serius. Contoh: Topik netral: anak diminta menceritakan
hobinya, selanjutnya anak diminta menyebutkan kebaikan-kebaikan dari hobinya dan
keburukan-keburukan dari hobinya. Topik khusus: anak diminta menceritakan
pengalamannya di rawat di rumah sakit, selanjutnya anak diminta menyebutkan
kebaikan-kebaikan dan keburukan-keburukan dirawat di rumah sakit.
 Teknik Komunikasi Nonverbal
 Menulis
 Menulis adalah pendekatan komunikasi yang secara efektif tidak saja dilakukan pada
anak tetapi juga pada remaja. Ungkapan rasa yang sulit dikomunikasikan secara
verbal bisa ampuh dengan komunikasi lewat tulisan. Cara ini dapat dilakukan apabila
anak sudah memiliki kemampuan untuk menulis. Melalui cara ini, anak akan dapat
mengekspresikan dirinya baik pada keadaan sedih, marah, atau lainnya dan biasanya
banyak dilakukan pada anak yang jengkel, marah, dan diam. Perawat dapat memulai
komunikasi dengan anak melalui cara memeriksa/menyelidiki tulisan. Dengan
meminta anak menulis, perawat dapat mengetahui apa yang dipikirkan anak dan
bagaimana perasaan anak.

Gambar 3 Komunikasi pada Anak dengan Tulisan

 Menggambar
Teknik ini dilakukan dengan cara meminta anak untuk menggambarkan sesuatu
terkait dengan dirinya, misalnya perasaan, apa yang dipikirkan, keinginan, dan lain-
lain.

13
 Nada suara
Gunakan nada suara lembut, terutama jika emosi anak dalam keadaan tidak stabil.
Hindari berteriak karena berteriak hanya akan mendorong pergerakan fisik dan
merangsang kemarahan anak semakin meningkat.
 Aktivitas pengalihan
Untuk mengurangi kecemasan anak saat berkomunikasi, gunakan aktivitas
pengalihan, misalnya membiarkan anak bermain dengan barang-barang kesukaannya,
seperti boneka, mobil-mobilan, dan lain-lain. Komunikasi dilakukan sambil anak
bermain dengan barang kesukaannya. Aktivitas ini akan berdampak fokus anak
teralihkan sehingga dia merasa lebih rileks/santai saat berkomunikasi.
 Posisi tubuh
Pembicaraan atau komunikasi akan terasa lancar dan efektif jika kita sejajar. Saat
berkomunikasi dengan anak, sikap ini dapat dilakukan dengan cara membungkuk atau
merendahkan posisi kita sejajar dengan anak. Dengan posisi sejajar, kita dapat
mempertahankan kontak mata dengan anak dan mendengarkan secara jelas apa yang
dikomunikasikan anak.
 Sentuhan
Sentuhan adalah kontak fisik yang dilakukan dengan cara memegang sebagian tangan
atau bagian tubuh anak, misalnya pundak, usapan di kepala, berjabat tangan, atau
pelukan, bertujuan untuk memberikan perhatian dan penguatan terhadap komunikasi
yang dilakukan. Dengan kontak fisik berupa sentuhan ini, anak merasa dekat dan
aman selama komunikasi. Teknik ini efektif dilakukan saat anak merasa sedih,
menangis, atau bahkan marah.

Referensi
Arwani. 2002. Komunikasi Dalam Keperawatan. Jakarta: EGC
Caughan, A & Long A.(2000). Communication Is The Essence Of Nursing Care : Ethical
Foundation. : Br J Nurs
Chitty. 1997. Professional Nursing Practice. St. Louis: Mosby.
DeVito, J.A. 1997. Komunikasi Antarmanusia, penj. Agus Maulana. Jakarta: Professional
Book.
Elizabeth C.Arnold, Kathleen Underman Boggs. (2007). Interpersonal Relationships :
Professional Communication Skill for Nurses. USA: Saunders Elsevier Inc

14
Kennedy, Lisa Sheldon. 2010. Komunikasi Untuk Keperawatan. Jakarta: Erlangga (Edisi
Terjemahan).
Kozier dan Erb. 1999. Fundamental of Nursing: Concept and Practice. St. Louis: Mosby.
Mundakir. 2006. Komunikasi Keperawatan: Aplikasi dalam Keperawatan. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Pearson, A, dkk. 1997. Practicing Nursing Therapeutically Through Acting As A Skilled
Companion On The Illness Journey. : Adv Pract Nurs
Taylor, C.; C. Lillis, dan P. LeMone. 1989. Fundamental of Nursing : The Art and Science
of Nursing Care. Philadelphia: J.B. Lippincott.
Vardiansyah, Dani. 2008. Filsafat Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Index

Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Pasien Anak

Anda adalah perawat ruang anak Rumah Sakit Berkah. Pasien


yang Anda rawat hari ini adalah An. M. Usia 4 tahun yang
menderita demam tifoid. Pasien baru masuk ke ruangan, pasien
selalu menangis dan ingin dipeluk ibunya. Pasien belum pernah
mengalami hospitalisasi sebelumnya. Ners Sinta akan melakukan
pengkajian fisik kepada pasien namun mengalami kesulitan karena
pasien tidak mau didekati perawat. Ners Sinta akan melakukan
komunikasi keperawatan kepada pasien terlebih dahulu.

Tugas :

 Berpasangan dengan teman untuk melakukan role play skenario


kasus di atas. Pilihlah teknik komunikasi yang sesuai untuk
pasien. Buatlah laporannya!
 Identifikasi langkah-langkah komunikasi terapeutik pada kasus
di atas!

15
LEMBAR KERJA MAHASISWA

16
LEMBAR KERJA MAHASISWA

17
Praktikum 2

REFLEKS PRIMITIF PADA BAYI

Perkembangan sistem saraf pusat pada bayi dapat dinilai dengan pemeriksaan
otomatisme infantil, biasa disebut refleks primitif. Refleks-refleks ini berkembang selama
dalam kandungan, umumnya muncul setelah lahir, dan menghilang pada umur tertentu.
Kelainan pada refleks-refleks ini menandakan penyakit neurologis dan mengindikasikan
investigasi lebih intensif. Kelainannya dapat berupa:
a. Tidak ada pada umur yang sesuai.
b. Tetap ada lebih lama dari normalnya.
c. Asimetris
d. Berhubungan dengan postur atau gerakan tertentu (posturing / twitching)
Gerakan reflek bayi adalah gerakan yang terjadi secara spontan, tanpa bayi sadari.
Refleks tersebut bersifat spontan atau otomatis dan diluar kendali bayi yang baru lahir.
Refleks tersebut merupkan reaksi inheren terhadap rangsangan dari luar dan dari dalam.
Gerakan refleks merupakan blok bangunan kecerdasan dan dasar dari koordinasi fisik. Bayi
memiliki refleks dasar yang secara genetik merupakan mekanisme pertahanan hidupnya. Ibu
harus bisa mengamati atau memriksa setiap gerak gerik anak termasuk refleks pada bayi baru
lahir.
Adapun reflek-reflek tersebut, antara lain:
1. Refleks Moro
Refleks ini timbul ketika si kecil terkejut, umumnya karena ia merasa akan jatuh atau
karena ada suara yang sangat keras. Reaksi yang timbul setelah terkejut adalah membuka
kedua lengan dan tungkainya dan kepala bergerak ke belakang. Terkadang tangannya
menggapai benda-benda yang ada di dekatnya. Biasanya akan menangis terlebih dahulu saat
dikejutkan. Refleks ini mulai menghilang antara usia 3-6 bulan.
 Cara pemeriksaan : pegang bayi di bagian kepala, punggung, dan kaki dalam posisi
supine. Rendahkan seluruh tubuh bayi secara tiba-tiba, lalu perhatikan reaksi bayi,
apakah reaksi moro muncul/tidak.
 Interpretasi :
 Reaksi positif: lengan akan abduksi dan ekstensi, tangan terbuka, dan kaki
fleksi. Mungkin diikuti dengan menangis.

18
 Reaksi positif adalah normal pada usia bayi 3-6 bulan
 Reaksi positif setelah usia 6 bulan merupakan suatu indikasi ketelambatan
refleksif kematangan.
 Reaksi negative adalah normal setelah usia 6 bulan

2. Asimetric Tonic Neck Reflex (ATNR)


Merupakan refleks mempertahankan posisi leher / kepala. Timbul bila kita membaringkan bayi
secara telentang. Ketika dibaringkan dan wajahnya dipaling ke salah satu arah, misalnya kanan,
tangannya akan membentuk posisi seperti pemain anggar dalam posisi siap, tangan kanannya
lurus dan tangan kiri ditekuk. Refleks ini sering juga disebut fencing reflex (posisi pemain
anggar). Menghilang saat bayi berusia 3-4 bulan.
 Cara pemeriksaan: Bayi pada posisi supine, palingkan kepala ke satu sisi, rahang
diatas bahu.. ulangi ke sisi lainnya.
 Interpretasi :
 Reaksi negatif : Tidak ada reaksi dari anggota badan pada salah satu sisi
 Reaksi positif : Kedua lengan dan kedua tungkai ekstensi pada arah sisi wajah,
atau peningkatan tonus ekstensor, fleksi lengan dan tungkai sisi yang
berlawanan, atau peningkatan tonus fleksor
 Bila tak ada respons, menunjukkan ada kelainan pada susunan
saraf. Sebaliknya bila gerak refleks itu menetap kemungkunan ada kelainan
otak.

19
3. Refleks Mencari (Rooting Reflex)
Merupakan kemampuan dasar bayi untuk bertahan hidup. Refleks rooting sangat
membantu pada saat proses menyusui. Seorang bayi baru lahir akan menggerakkan kepalanya
menuju sesuatu yang menyentuh pipi atau mulutnya, dan mencari obyek tersebut dengan
menggerakkan kepalanya terus-menerus hingga ia berhasil menemukan obyek tersebut.
Setelah merespon rangsangan ini (jika menyusui, kira-kira selama tiga minggu setelah
kelahiran) bayi akan langsung menggerakkan kepalanya lebih cepat dan tepat untuk
menemukan obyek tanpa harus mencari-cari.
 Cara pemeriksaan: letakkan bayi di tempat tidur atau pada tempat yang nyaman.
Pemeriksa lalu mengusap atau menyentuh bagian pinggir mulutnya, lalu perhatikan
reaksi atau respon dari bayi.
 Intepretasi:
 Bayi akan membuka mulutnya dan langsung memalingkan kepalanya ke arah
benda yang menyentuhnya kemudian akan mengisap.
 Reaksi positif terjadi sejak bayi lahir hingga bayi berusia 2-4 bulan.
 Refleks negatif: saat bayi tidak merespon menandakan adanya penyakit SSP
atau sistemik berat.

20
4. Refleks Hisap ( Sucking Reflex )
Merupakan kemampuan dasar bayi untuk bertahan hidup. Refleks ini menjamin bayi untuk
memdapatkan makanan hingga bayi secara sadar mampu menghisap sendiri. Refleks ini ditimbulkan oleh
rangsangan pada daerah mulut atau pipi bayi dengan puting susu atau tangan. Bibir bayi akan maju ke depan
dan lidah melingkar ke dalam untuk menyedot. Refleks ini akan menghilang saat bayi berusia 2-3 bulan.
 Cara pemeriksaan: letakkan bayi di tempat tidur atau tempat yang nyaman. Pemeriksa
lalu meletakkan jari tangannya di sekitar bibir bayi, lalu perhatikan reaksinya
 Interpretasi : bayi akan langsung menghisap jari pemeriksa. Bila taka ada respons,
menunjukkan ada kelainan pada susunan saraf. Bayi prematur yang lahir sebelum usia
kandungan 34 minggu biasanya belum memiliki refleks mengisap.

21
5. Refleks Menggenggam (Grasping Reflex)
Refleks ini merupakan gerakan jari-jari tangan mencengkram benda-benda yang
disentuhkan ke bayi, indikasi syafar berkembang normal hilang setelah 3-4 bulan. Bayi akan
otomatis menggenggam jari ketika Anda menyodorkan jari telunjuk kepadanya. Reflek
menggenggam tejadi ketika sesuatu menyentuh telapak tangan bayi. Bayi akan merespons
dengan cara menggenggamnya kuat kuat. Pada akhir bulan, ketika refleks menggenggam
berkurang dan bayi memperlihatkan suatu genggaman yang lebih spontan, yang sering
dihasilkan dari rangasangan visual. Misalnya, ketika bayi melihat suatu gerakan yang
berputar diatas tempat tidurnya, ia akan meraih dan mencoba menggenggamnya. Ketika
perkembangan motoriknya semakin lancar, bayi akan menggenggam benda-benda,
menggunakannya secara hati hati, dan mengamati benda-benda tersebut menggenggam
benda-benda, menggunakannya secara hati hati, dan mengamati benda benda tersebut.

 Cara pemeriksaan: letakkan bayi di tempat tidur atau tempat yang nyaman. Sodorkan
jari kelingking pemeriksa ke tangan bayi, tekan di permukaan telapak tangan. Setelah
itu lihat respon dari bayi

 Cara intepretasi: semua jari bayi akan fleksi menggenggamjari yang menekan
telapang tangannya.

22
6. Refleks Babinski (Babinski Reflex)
Merupakan refleks yang muncul setelah bayi lahir hingga kira-kira berusia 4 bulan.
Refleks ini terjadi karena kurangnya myelinasi traktus corticospinal pada bayi. Pada orang
dewasa, saat hasil menunjukkan positif maka orang tersebut mengalami abnormalitas pada
bagian saraf tepi seperti adanya lesi neuromotorik atas.
 Cara Pemeriksaan: bayi dibaringkan pada kasur atau pada tempat yamg nyaman.
Lakukan goresan pada telapak kaki dari arah tumit ke arah jari melalui sisi lateral.
Setelah itu lihat respon dari bayi.
 Intepretasi:
 Reaksi positif: pada bayi akan terjadi fleksi pada jari-jari kaki dan akan
menarik tungkai.
 Reaksi positif terjadi normal pada bayi sejak lahir hingga berusia 4 bulan
 Reaksi negatif: pada bayi akan timbul respon dimana jempol kaki akan
dorsofleksi, sedangkan jari-jari lain akan membuka atau menyebar.

7. Refleks Galant (Galant Reflex)


Merupakan pemeriksaan refleks yang dilakukan pada bayi yang baru lahir hingga
berumur 2 bulan. Pemeriksaan refleks ini bertujuan untuk melihat tingkat perkembangan pada
bayi serta untuk mendeteksi adanya kelainan pada medula spinalis. Saat bayi baru lahir
sampai berusia 2 bulan, jika dilakukan pemeriksaan terhdap refleks galant dan hasilnya
negatif maka menunjukkan adanya lesi atau trauma pada medula spinalis. Sementara itu saa
refleks galant positif pada bayi berusia 2 bulan dan refleks menetap maka menunjukkan
adanya perkembangan yang terhambat pada bayi tersebut.
 Cara Pemeriksaan: pegang bayi dengan satu tangan pada posisi pronasi, kemudian
usap satu sisi punggung ±1cm dari garis tengah, dimulai mengusap dari bahu
sampai pantat. Setelah itu lihat respon dari bayi.

23
 Intepretasi:
 Reaksi positif: tulang belakang bayi akan melengkung ke sisi yang
dirangsang
 Reaksi negatif: bayi tidak akan merespon rangsangan yang dilakukan oleh
pemeriksa

8. Refleks Landau (Landau Reflex)


Refleks landau merupakan refleks yang terlihat pada bayi normal dari usia 3 bulan
hingga 1 tahun. Refelks ini bertujuan untuk melihat tinglat perkembangan pada bayi. Jika –
refleks ini menetap setelah bayi berusia 1 tahun maka menandakan adanya perkembangan
yang terhambat pada bayi tersebut.
 Cara Pemeriksaan: pegang bayi dengan menggunakan satu tangan dalam posisi
pronasi. Setelah itu perhatikan respon bayi.
 Cara intepretasi:
 Reaksi positif: bayi akan mengangkat kepala, dan tulang belakang bayi akan
menjadi lurus.
 Reaksi negatif: bayi tidak akan merespon refleks tersebut, bayi cenderung akan
tetap pada posisi asal dengan meletakkan kepala berada sejajar dengan badan.

24
9. Refleks Parasut (Parasut Reflex)
Merupakan refleks yang dilakukan saat bayi berusia 4-6 bulan. Refleks ini akan
menetap setelah bayi berusia 6 bulan dan tidak akan pernah hilang. Saat bayi berusia 4-6
bulan, jika hasil dari pemeriksaan refleks parasut adalah negatif maka bayi tersebut memiliki
resiko tinggi mengalami keterlambatan perkembangan motorik volunter saat dewasa atau di
masa depan.
 Cara pemeriksaan: pegang bayi dalam posisi pronasi dengan satu tangan, kemudian
perlahan rendahkan bagian kepala bayi ke arah permukaan. Setelah itu lihat respon dari
bayi.
 Cara intepretasi:
 Respon positif: bayi akan merespon dengan lengan dan kaki akan menjadi ekstensi.
 Respon negatif: bayi tidak memberikan respon apa-apa

10. Refleks Berdiri (Standing Reflex)


 Cara pemeriksaan : Pasien posisi berdiri, pegang pada dibawah ketiak. Miringkan
badannya ke belakang
 Interpretasi :
 Reaksi negatif Kepala dan thoraks tidak tegak sendirinya, tidak ada dorsifleksi
dari kedua kaki
 Reaksi positif : Kepala dan thoraks tegak, dorsifleksi kedua kaki
 Reaksi positif normal sekitar usia 5 belas sampai 8 belas bulan dan
berlangsung selama hidupnya.
 Reaksi negatif setelah usia 18 bulan merupakan suatu indikasi keterlambatan
refleksif kematangan.

25
11. Refleks Merangkak (Crawling Reflex)
 Cara pemeriksaan : Pasien posisi merangkak (quadriped) kemudian miringkan ke
salah satu sisi
 Interpretasi :
 Reaksi negative : Kepala dan thoraks tidak tegak sendirinya, tidak ada
keseimbangan atau reaksi perlindungan. (hal ini sebagai reaksi positif dari
beberapa bagian badan tetapi tidak pada bagian lainnya)
 Reaksi positip Kepala dan thoraks tegak, abduksi-ekstensi lengan dan tungkai
ke arah samping (reaksi keseimbangan), dan reaksi perlindungan pada bagian
samping bawah.
 Reaksi positif normal sekitar usia 8 bulan dan berlangsung selama hidupnya.
 Reaksi negative setelah usia 8 bulan merupakan suatu indikasi keterlambatan
refleksif kematangan.

Daftar Pustaka
Sidharta, P., Pemeriksaan Neurologik Pada Bayi dalam Tata Pemeriksaan Klinis dalam
Neurologi, Cetakan keempat, Dian Rakyat, Jakarta, 1999.

Szilagyi P., Techniques of Examination for Newborns and Infants: The Nervous System
dalam Bates’ Guide to Physical Examination abd History, Edisi ke-9, Lippincott
Williams & Wilkins, New York, 2007.

Pearce, Evelyn. 2009. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis, Jakarta: Gramedia.

26
PENILAIAN KETERAMPILAN PEMERIKSAAN REFLEKS PRIMITIF

NAMA MAHASISWA :
NIM :
NILAI
NO ASPEK YANG DINILAI
0 1 2 3
Tahap Pre Interaksi / Nurse Station
1. Persiapan perawat
a. Kesiapan diri perawat melakukan tindakan
b. Kebersihan tangan: sebelum bertemu pasien*
1) Jika tangan tampak bersih maka Handrub
2) Jika tangan tampak kotor maka Handwash
2. Persiapan pasien
a. Baca status dan data klien untuk memastikan tindakan
b. Identifikasi: Nama / Umur / No RMK pasien
c. Mengkonfirmasi kontrak sebelumnya terkait tindakan yang akan
dilakukan kepada keluarga
3. Persiapan alat dan bahan: Cek alat dan bahan yang akan digunakan
a. Manekin bayi
b. Alas tempat tidur
4. Kebersihan tangan menggunakan Handrub: sebelum bertemu pasien*
A. Tahap Orientasi
1. Beri salam dan tersenyum pada pasien
2. Cek warna gelang (pink/biru) identitas dan samakan dengan data awal
pasien*
3. Panggil nama kesukaan pasien dan menatap mata pasien
4. Perkenalkan nama perawat dan menunjukkan sikap terbuka pada pasien
5. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan pada klien
6. Jelaskan tujuan tindakan yang dilakukan
7. Menjelaskan informed consent pada pasien dan keluarga
8. Beri kesempatan pada klien untuk bertanya
D. Tahap Kerja
Refleks Moro
1. Pegang kepala, punggung dan kaki bayi dalam posisi supine
2. Rendahkan seluruh tubuh bayi secara tiba-tiba
3. Perhatikan reaksi bayi dan interpretasikan
- Reaksi positif: lengan akan abduksi dan ekstensi, tangan terbuka, dan
kaki fleksi. Mungkin diikuti dengan menangis, normal pada usia bayi
3-6 bulan
- Reaksi positif setelah usia 6 bulan merupakan suatu indikasi
ketelambatan refleksif kematangan.
- Reaksi negative adalah normal setelah usia 6 bulan
Refleks Asimetric Tonic Neck Reflex (ATNR)
1. Letakkan bayi dalam posisi supine
2. palingkan kepala ke satu sisi rahang diatas bahu
3. ulangi ke sisi lainnya
Perhatikan reaksi bayi dan interpretasikan
- Reaksi negatif : Tidak ada reaksi dari anggota badan pada salah satu

27
sisi
- Reaksi positif : Kedua lengan dan kedua tungkai ekstensi pada arah
sisi wajah, atau peningkatan tonus ekstensor, fleksi lengan dan tungkai
sisi yang berlawanan, atau peningkatan tonus fleksor
- Bila tak ada respons, menunjukkan ada kelainan pada susunan
saraf. Sebaliknya bila gerak refleks itu menetap kemungkunan ada
kelainan otak.
Refleks Rooting (Refleks Mencari)
1. Letakkan bayi di atas tempat tidur atau pada tempat yang nyaman
2. Pemeriksa lalu mengusap atau menyentuh bagian pinggir mulutnya
3. Perhatikan reaksi bayi dan interpretasikan
- Bayi akan membuka mulutnya dan langsung memalingkan kepalanya
ke arah benda yang menyentuhnya kemudian akan mengisap.
- Reaksi positif terjadi sejak bayi lahir hingga bayi berusia 2-4 bulan.
- Refleks negatif: saat bayi tidak merespon menandakan adanya
penyakit SSP atau sistemik berat.
Sucking Reflex (Refleks Hisap)
1. Letakkan bayi di tempat tidur atau tempat yang nyaman
2. Pemeriksa lalu meletakkan jari tangannya di sekitar bibir bayi
3. Perhatikan reaksi bayi dan interpretasikan
bayi akan langsung menghisap jari pemeriksa. Bila tidak ada respons,
menunjukkan ada kelainan pada susunan saraf. Bayi prematur yang lahir
sebelum usia kandungan 34 minggu biasanya belum memiliki refleks
mengisap. Refleks ini akan menghilang saat bayi berusia 2-3 bulan.
Refleks Menggenggam (Grasping Reflex)
1. Letakkan bayi di tempat tidur atau tempat yang nyaman
2. Sodorkan jari kelingking pemeriksa ke tangan bayi, tekan di permukaan
telapak tangan
3. Perhatikan reaksi bayi dan interpretasikan
Positif jika semua jari bayi akan fleksi menggenggamjari yang menekan
telapak tangannya, hilang setelah 3-4 bulan
Babinski Reflex (Refleks Babinski)
1. Letakkan bayi di tempat tidur atau tempat yang nyaman
2. Lakukan goresan pada telapak kaki dari arah tumit ke arah jari melalui sisi
lateral
3. Perhatikan reaksi bayi dan interpretasikan
- Reaksi positif: pada bayi akan terjadi fleksi pada jari-jari kaki dan akan
menarik tungkai.
- Reaksi positif terjadi normal pada bayi sejak lahir hingga berusia 4
bulan
- Reaksi negatif: pada bayi akan timbul respon dimana jempol kaki akan
dorsofleksi, sedangkan jari-jari lain akan membuka atau menyebar.
Refleks Galant (Galant Reflex)
1. Pegang bayi dengan satu tangan pada posisi pronasi
2. Usap satu sisi punggung ±1cm dari garis tengah, dimulai mengusap dari
bahu sampai pantat
3. Perhatikan reaksi bayi dan interpretasikan
- Reaksi positif: tulang belakang bayi akan melengkung ke sisi yang
dirangsang
- Reaksi negatif: bayi tidak akan merespon rangsangan yang dilakukan
28
oleh pemeriksa
Refleks Berdiri (Standing Reflex)
1. Pegang bayi dengan kedua tangan pada posisi berdiri, pegang dibawah
aksila
2. Miringkan badan bayi ke belakang
3. Perhatikan reaksi bayi dan interpretasikan
- Reaksi negatif Kepala dan thoraks tidak tegak sendirinya, tidak ada
dorsifleksi dari kedua kaki
- Reaksi positif : Kepala dan thoraks tegak, dorsifleksi kedua kaki
- Reaksi positif normal sekitar usia 5 belas sampai 8 belas bulan dan
berlangsung selama hidupnya.
- Reaksi negatif setelah usia 18 bulan merupakan suatu indikasi
keterlambatan refleksif kematangan

Refleks Merangkak (Crawling Reflex


1. Letakkan bayi pada posisi merangkak (quadriped)
2. Miringkan ke salah satu sisi
3. Perhatikan reaksi bayi dan interpretasikan
- Reaksi negative : Kepala dan thoraks tidak tegak sendirinya, tidak ada
keseimbangan atau reaksi perlindungan. (hal ini sebagai reaksi positif
dari beberapa bagian badan tetapi tidak pada bagian lainnya)
- Reaksi positip Kepala dan thoraks tegak, abduksi-ekstensi lengan dan
tungkai ke arah samping (reaksi keseimbangan), dan reaksi
perlindungan pada bagian samping bawah.
- Reaksi positif normal sekitar usia 8 bulan dan berlangsung selama
hidupnya.
- Reaksi negatif setelah usia 8 bulan merupakan suatu indikasi
keterlambatan refleksif kematangan.
Refleks Landau (Landau Reflex)
1. Pegang bayi dengan menggunakan satu tangan dalam posisi pronasi.
2. Perhatikan reaksi bayi dan interpretasikan
- Reaksi positif: bayi akan mengangkat kepala, dan tulang belakang bayi
akan menjadi lurus.
- Reaksi negatif: bayi tidak akan merespon refleks tersebut, bayi
cenderung akan tetap pada posisi asal dengan meletakkan kepala
berada sejajar dengan badan.
- normal dari usia 3 bulan hingga 1 tahun
Refleks Parasut (Parasut Reflex)
1. Pegang bayi dalam posisi pronasi dengan satu tangan
2. Perlahan rendahkan bagian kepala bayi ke arah permukaan
Perhatikan reaksi bayi dan interpretasikan
- Respon positif: bayi akan merespon dengan lengan dan kaki akan
menjadi ekstensi.
- Respon negatif: bayi tidak memberikan respon apa-apa
E. Terminasi
1. Berikan reinforcement positif
2. Buat kontrak pertemuan selanjutnya
3. Akhiri kegiatan dengan salam dan tersenyum
4. Kebersihan tangan dengan menggunakan handwash
F. Dokumentasi
1. Dokumentasikan di catatan perawatan : interpretasi semua refleks

29
Petunjuk Praktikum 2
Bergabung lah dalam kelompok masing-masing, lakukan semua
pemeriksaan refleks primitif bersama dengan teman-teman dalam
kelompok setelah menyaksikan video yang ditayangkan dan
intepretasikan hasil pemeriksaan. Kemudian diskusikan dalam
kelompok tentang penerapan refleks primitif dalam asuhan
keperawatan dan menjawab beberapa pertanyaan berikut :
1. Sebut dan jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi
pemeriksaan refleks!
2. Jelaskan definisi dari refleks primitif!
3. Sebut dan jelaskan macam-macam refleks primitif!
4. Sebutkan beberapa kasus pada bayi yang perlu pemeriksaan
refleks primitif!
5. Apakah perlu semua refleks primitif dilakukan pengkajian
pada seorang klien?

30
LEMBAR KERJA MAHASISWA

31
LEMBAR KERJA MAHASISWA

32
Praktikum 3

Deteksi Tumbuh Kembang menggunakan


KPSP (Kuesioner Pra Skrining Perkembangan)

Berdasarkan rekomendasi Departemen Kesehatan RI tahun 2006, ada dua instrumen


yang dapat digunakan dalam pelaksanaan deteksi perkembangan ini, yaitu Denver II dan
KPSP (Kuesioner Pra Skrining Perkembangan). Meskipun secara spesifik KPSP khusus
digunakan pada fasilitas pelayanan kesehatan dasar, tapi hasil kesimpulan dari kedua
instrumen ini tidak mengalami perbedaan makna yang sangat signifikan.
Tujuan penggunaan KPSP sebagai instrumen skrining adalah untuk mengetahui
bagaimana perkembangan anak sesuai dengan umurnya dan untuk mendeteksi penyimpangan
perkembangan anak. Pelaksana KPSP adalah tenaga kesehatan, guru TK dan petugas PAUD
yang terlatih.

Alat/instrumen yang digunakan, yaitu :


1. Formulir KPSP menurut umur
Formulir berisi 9 – 10 pertanyaan tentang kemampuan perkembangan yang telah
dicapai anak. Sasaran KPSP adalah anak umur 0 – 72 bulan. Formulir yang digunakan
disesuaikan dengan usia yaitu 3, 6, 9, 12, 15 18, 21, 24, 30, 36, 42, 48, 54, 60, 66, dan
72 bulan
2. Alat bantu pemeriksaan
Pensil, kertas, bola sebesar bola tenis, kerincingan, kubus berukuran sisi 2,5 cm
sebanyak 6 buah, kismis, kacang tanah, dan potongan biskuit kecil ukuran 0,5 – 1 cm

Cara Penggunaan KPSP

1. Pada waktu pemeriksaan anak harus dibawa


Tentukan umur anak dengan menanyakan tanggal, bulan dan tahun anak lahir. Bila
umur anak (dalam hitungan bulan) lebihnya 16 hari, maka dibulatkan menjadi
1 bulan. Contoh : umur anak 6 bulan 16 hari, maka dibulatkan menjadi 7 bulan. Jika
umur anak 6 bulan 15 hari, makaumur anak tetap di hitung 6 bulan.
2. Pilihlah KPSP sesuai dengan umur anak
Bila anak berusia diantaranya maka KPSP yang digunakan adalah yang lebih
kecil dari usia anak. Contoh : bayi umur umur 7 bulan maka yang digunakan adalah
KPSP 6 bulan. Bila anak ini kemudian sudah berumur 9 bulan yang diberikan adalah
KPSP 9 bulan.
3. KPSP terdiri dari dua macam pertanyaan sebagai berikut :
a. Pertanyaan yang dijawab oleh ibu/pengasuh anak. Contoh, “Dapatkah bayi makan
kue sendiri?”
b. Perintah kepada ibu/pengasuh anak atau petugas untuk melaksanakan tugas yang
tertulis pada KPSP. Misalnya, “Pada posisi anak telentang, tariklah bayi pada
pergelangan tangannya secara perlahan ke arah posisi duduk!”

33
4. Jelaskan kepada orang tua agar tidak takut atau ragu-ragu untuk menjawab. Oleh
karena itu, pastikan orang tua/pengasuh anak mengerti dengan apa yang ditanyakan
padanya
5. Ajukan pertanyaan secara berurutan dan satu per satu. Setiap pertanyaan hanya
membutuhkan satu jawaban, yaitu ya atau tidak. Catat jawaban tersebut pada formulir
6. Ajukan pertanyaan berikutnya setelah orang tua/pengasuh anak menjawab pertanyaan
sebelumnya
7. Setiap pertanyaan hanya mempunyai satu jawaban YA atau TIDAK
8. Teliti kembali apakah semua pertanyaan yang ada sudah terjawab

Interpretasi Hasil KPSP

1. Hitung jawaban Ya (bila dijawab bisa atau sering atau kadang-kadang)


2. Hitung jawabab Tidak (bila jawaban belum pernah atau tidak pernah)
3. Bila jawaban YA = 9-10, perkembangan anak sesuai dengan tahapan
perkembangan (S)
4. Bila jawaban YA = 7 atau 8, perkembangan anak meragukan (M)
5. Bila jawaban YA = 6 atau kurang, kemungkinan ada penyimpangan (P).
6. Rincilah jawaban TIDAK menurut jenis keterlambatan (gerak kasar, gerak halus,
bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian)

INTERVENSI
Untuk Anak dengan Perkembangan SESUAI (S)
 Orangtua/pengasuh anak sudah mengasuh anak dengan baik.
 Pola asuh anak selanjutnya terus lakukan sesuai dengan bagan stimulasi sesuaikan
dengan umur dan kesiapan anak.
 Keterlibatan orangtua sangat baik dalam tiap kesempatan stimulasi. Tidak usah
mengambil momen khusus. Laksanakan stimulasi sebagai kegiatan sehari-hari yang
terarah.
 Ikutkan anak setiap ada kegiatan Posyandu.

Untuk Anak dengan Perkembangan MERAGUKAN (M)


 Konsultasikan nomer jawaban tidak, mintalah jenis stimulasi apa yang diberikan lebih
sering .
 Lakukan stimulasi intensif selama 2 minggu untuk mengejar ketertinggalan anak.
 Bila anak sakit lakukan pemeriksaan kesehatan pada dokter/dokter anak. Tanyakan
adakah penyakit pada anak tersebut yang menghambat perkembangannya.
 Lakukan KPSP ulang setelah 2 minggu menggunakan daftar KPSP yang sama pada
saat anak pertama dinilai.
 Bila usia anak sudah berpindah golongan dan KPSP yang pertama sudah bisa semua
dilakukan. Lakukan lagi untuk KPSP yang sesuai umur anak.Misalnya umur anak
sekarang adalah 8 bulan 2 minggu, dan ia hanya bisa 7-8 YA. Lakukan stimulasi
selama 2 minggu. Pada saat menilai KPSP kembali gunakan dulu KPSP 6 bulan. Bila
semua bisa, karena anak sudah berusia 9 bulan, bisa dilaksanakan KPSP 9 bulan.
 Lakukan skrining rutin, pastikan anak tidak mengalami ketertinggalan lagi.
 Bila setelah 2 minggu intensif stimulasi, jawaban masih (M) = 7-8 jawaban YA, maka
kemungkinan memang ada penyimpangan perkembangan (P)

34
Untuk Anak dengan Perkembangan PENYIMPANGAN (P)
 Konsultasikan dengan dokter spesialis anak atau ke rumah sakit dengan fasilitas klinik
tumbuh kembang dengan menuliskan jenis dan jumlah penyimpangan perkembangan
(gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian)

Formulir KPSP Umur 3 bulan

35
Formulir KPSP Umur 21 bulan

36
Contoh Intervensi

37
PENILAIAN KETERAMPILAN KPSP (Kuesioner Pra Skrining Perkembangan)

NAMA MAHASISWA :
NIM :
NILAI
NO ASPEK YANG DINILAI
0 1 2 3
A. Tahap Pre Interaksi / Nurse Station
5. Persiapan perawat
c. Kesiapan diri perawat melakukan tindakan
d. Kebersihan tangan: sebelum bertemu pasien*
3) Jika tangan tampak bersih maka Handrub
4) Jika tangan tampak kotor maka Handwash
6. Persiapan pasien
d. Baca status dan data klien untuk memastikan tindakan
e. Identifikasi: Nama / Umur / No RMK pasien
f. Mengkonfirmasi kontrak sebelumnya terkait tindakan yang akan
dilakukan
7. Persiapan alat dan bahan: Cek alat dan bahan yang akan digunakan
a. Formulir yang digunakan disesuaikan dengan usia yaitu 3, 6, 9, 12, 15
18, 21, 24, 30, 36, 42, 48, 54, 60, 66, dan 72 bulan
b. Pensil, kertas, bola sebesar bola tenis, kerincingan, kubus berukuran
sisi 2,5 cm sebanyak 6 buah, kismis, kacang tanah, dan potongan
biskuit kecil ukuran 0,5 – 1 cm
8. Kebersihan tangan menggunakan Handrub: sebelum bertemu pasien*
B. Tahap Orientasi
9. Beri salam dan tersenyum pada pasien dan keluarga
10. Menanyakan identitas pasien (nama), cek warna gelang (pink/biru) identitas
dan samakan dengan data awal pasien*
11. Panggil nama kesukaan dengan menatap mata pasien dan keluarga
12. Perkenalkan nama perawat dan menunjukkan sikap terbuka pada pasien dan
keluarga
13. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan pada klien
14. Jelaskan tujuan tindakan yang dilakukan
15. Menjelaskan informed consent pada pasien dan keluarga
16. Beri kesempatan pada klien untuk bertanya
17. Tanyakan tanggal lahir dan adakah keluhan ibu/keluarga tentang anaknya.
Jika anak belum mencapai usia skrining, minta ibu datang pada usia
skrining terdekat. Apabila ada keluhan masalah tumbuh kembang, sedang
usia anak bukan usia skrining, pemeriksaan digunakan KPSP terdekat yang
lebih muda
18. Periksa pasien dalam ruangan yang tenang dan perhatian anak tidak mudah
teralihkan
C. Tahap Kerja
1. Tentukan formulir KPSP berdasarkan tanggal lahir dan tanggal
pemeriksaan (bila usia > 16 hari dibulatkan 1 bulan). Bayi premature <=
35 minggu dan usia di bawah 2 tahun pakai usia koreksi
2. Memilih alat bantu pemeriksa yang sesuai

38
3. Tanyakan secara berurutan pertanyaan satu per satu pada ibu atau
pengantar yang mengetahui perkembangan anak sehari-hari dan tes
kemampuan anak sesuai format pernyataan KPSP. Setiap pertanyaan
hanya ada satu jawaban, YA (bila pernah, kadang, sering melakukan),
TIDAK (belum pernah, tidak pernah atau tidak tahu)
4. Catat jawaban pada formulir
5. Menghitung jumlah YA pada formulir KPSP
Skor 9-10 SESUAI
Skor 7-8 MERAGUKAN
Skor <=6 PENYIMPANGAN
6. Lakukan Intervensi

Sesuai :
- Beri pujian ibu karena telah mengasuh anak dengan baik
- Teruskan pola asuh sesuai dengan tahapan perkembangan
- Beri stimulasi perkembangan anak setiap saat, sesering mungkin, sesuai
usia dan kesiapan anak
- Ikutkan anak pada kegiatan penimbangan dan pelayanan kesehatan di
posyandu secara teratur sebulan 1 kali dan setiap ada kegiatan Bina
Keluarga Balita (BKB). Jika anak sudah memasuki usia pra sekolah
(36-72 bulan), anak dapat diikutikan pada kegiatan di Pusat PAUD,
KB dan TK
- Lakukan pemeriksaan/skrining rutin menggunakan KPSP setiap 3
bulan pada anak berumur kurang dari 24 bulan dan setiap 6 bulan pada
anak umu2 24 sampai 72 bulan

Meragukan
- Beri petunjuk pada ibu agar melakukan stimulasi pada anak lebih
sering lagi, setiap saat dan sesering mungkin
- Ajarkan ibu cara melakukan intervensi stimulasi perkembangan anak
untuk mengatasi penyimpangan/mengejar ketertinggalan
- Lakukan pemeriksaan kesehatan untuk mencari kemungkinan adanya
penyakit yang menyebabkan penyimpangan perkembangannya dan
lakukan pengobatan
- Lakukan penilaian ulang KPSP 2 minggu kemudian dengan
menggunakan daftar KPSP yang sesuai dengan umur anak
- Jika hasil KPSP ulang jawaban YA tetap 7 atau 8 maka kemungkinan
ada penyimpangan (P)

Penyimpangan
- Merujuk ke rumah sakit dengan menuliskan jenis dan jumlah
penyimpangan perkembangan (gerak kasar, gerak halus, bicara dan
Bahasa, sosialisasi dan kemandirian)
D. Terminasi
1. Berikan reinforcement positif
2. Buat kontrak pertemuan selanjutnya
3. Akhiri kegiatan dengan salam dan tersenyum
4. Kebersihan tangan dengan menggunakan handwash
E. Dokumentasikan
5. Dokumentasikan di catatan perawatan atau formulir : interpretasi dan
intervensi yang sudah diberikan

39
40
Tugas Praktikum 3

Lakukan role play bersama dengan anggota kelompok sesuai dengan


kasus yang diberikan. Sesuaikan formulir dengan usia anak. Lakukan
kegiatan secara berurutan sesuai dengan pelaksanaan KPSP sampai
dengan interpretasi. Hasil kerja kelompok dituliskan dalam lembar kerja
mahasiswa. Kasus akan diberikan per kelompok melalui asisten/dosen
pembimbing praktikum.
Tugas kelompok di luar kelas membuat penilaian menggunakan KPSP
pada seorang anak di lingkungan tempat tinggal anda. Tugas di jilid dan
dikumpulkan sebelum pelaksanaan ujian praktikum.

41
LEMBAR KERJA MAHASISWA

42
LEMBAR KERJA MAHASISWA

43
Praktikum 4

PENGKAJIAN NYERI DAN KESADARAN PADA BAYI DAN ANAK

Pendahuluan
International Association For Study of Pain disingkat (IASP) mengatakan bahwa
nyeri adalah sensor subjektif dan emosional yang tidak menyenangkan yang didapat terkait
dengan kerusakan jaringan aktual maupun potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya
kerusakan (James and Ashwill, 2007). Berman, Snyder, Kozier, dan Erb (2009) menyatakan
bahwa nyeri adalah sensasi yang sangat tidak menyenangkan dan sangat individual yang
tidak dapat dibagi dengan orang lain
Pengkajian awal pada anak meliputi riwayat nyeri dan informasi kompherensif
tentang pengalaman nyeri anak pada masa lalu, strategi perawatan, dan segala sesuatu yang
disukai anak perawat perlu menanyakan kepada anak dan pengasuh anak tentang intevensi
dan strategi koping yang telah berhasil dimasa lalu. Pengkajian nyeri meliputi PQRST
(Perensence Of Pain, Quality, Radiation, Saverity, Timing) yang dilakukan oleh perawat
dengan cara mewawancarai orang tua (atau primary kare provider) dan anak.
Anak diberi kesempatan untuk menggambarkan dan menilai rasa nyerinya dengan
menggunakan skala pengukuran nyeri. Perkembangan kognitif anak belum mampu
menggambarkan atau mengungkapkan nyeri yang dirasakannya, perawat sebaiknya
melakukan pengkajian kepada orang tuanya. Informasi yang diberikan orang tua harus
dihargai sebagai jawaban klien

Pengkajian Nyeri di tinjau dari usia perkembangan


Pengkajian nyeri secara sistematis untuk memperoleh riwayat nyeri akan menunjukan
penilaian yang lebih komprehensif (Potts & Mandleco, 2012). Pengkajian nyeri berdasarkan
tingkat perkembangan (James & Ashwill, 2007) yaitu:
a. Neonatus dan bayi
 Biasanya menunjukan perubahan dalam ekpresi wajah, termasuk mengerutkan
kening, menyeringai, alis berkerut, ekspresi terkejut dan wajah berkedip
 Menunjukan peningkatan tekanan darah dan denyut jantung dan penurunan saturasi
oksigen.
 Bersuara tinggi, tegang, menangis keras.

44
 Ektremitas menunjukan tremor
 Menuntukan lokasi nyeri, memijart daerah tersebut dan menjaga bagiannya
b. Toddler
 Menunjukan dengan menangis keras
 Mampu menyampaikan secara verbal unruk menunjukan ketidak nyamanan seperti “
aduh “, “sakit”
 Mencoba untuk menunda prosedur karena dianggap menyakitkan
 Menunjukan gelisah umum
 Menyentuh area yang sakit
 Lari dari perwat
c. Pra sekolah
 Sakit dirasakan sebagai hukuman atas sesuatu yang mereka lakukan
 Cenderung menangis
 Menggambarkan lokasi dan intensitas nyeri
 Menunjukan regresi untuk prilaku sebelumnya, seperti kehilangan kontrol
 Menolak rasa sakit untuk menghindari kemungkinan di injeksi
d. Sekolah
 Menggambarkan rasa sakit dan mengukur intensitas nyeri
 Menunjukan fostur tubuh kaku
 Menunjukan penarikan
 Menunda untuk melakukan prosedur
e. Remaja
 Merasakan nyeri pada tingkat fisik, emosi dan kognitif
 Mengerti sebab dan efeknya
 Menggambarkan rasa sakit dan menguur intensitas nyeri
 Meningkatkan tegangan otot
 Menunjukan penurunan aktivitas mototrik
 Menyebutkan kata sakit atau berdebar untuk menjelaskan nyeri

Pengukuran Nyeri pada Anak


Sejumlah cara penilaian nyeri telah dikembangkan untuk mengukur nyeri pada anak.
Pengukuran nyeri dibagi menjadi 2 kategori, yaitu : pengukuran objektif (objective measure)

45
digunakan untuk mengobservasi skor parameter perilaku (behavioral measure) atau psikologi
(physiologic measure) dan pengukuran subjektif (subjective measure) yaitu laporan diri (self
report measure) yang digunakan agar anak dapat mengukur nyerinya (Hockenberry &
Wilson, 2009; Potts & Mandleco, 2012)
a. Pengukuran Objektif (objective measures)
1) Behavioral Measure
Pengkajian perilaku sangat berguna untuk mengukur nyeri pada bayi dan anak preverbal
yaitu anak yang belum memiliki kemampuan untuk mengkomunikasikan nyeri yang
dirasakan, atau pada anak dengan gangguan mental yang memiliki kemampuan yang terbatas
dalam me nyampaikan kalimat yang memiliki arti. Pengukuran ini bergantung pada observer
dalam mengamati dan merekam perilaku anak misalnya vokalisasi (suara), ekspresi wajah,
dan gerak tubuh yang menunjukan ketidaknyamanan dalam mengukur nyeri akut, nyeri dari
prosedur yang tajam seperti injeksi dan pungsi lumbar, namun kurang realibel saat mengukur
nyeri yang berkepanjangan (Hockenberry & Wilson, 2009). Terdapat beberapa skala
pengkajian perilaku nyeri yang sering digunakan, antara lain (James & Ashwill, 2007;
Hockenberry & Wilson, 2009; Potts & Mandleco, 2012) :
a) FLACC (Face, Leg, Activity, Cry, Consolability) Pain Assessment Tool
Skala ini digunakan untuk mengkaji intensitas nyeri pada anak mulai usia 2 bulan – 7
tahun. Skala ini terdiri dari 5 penilaian dengan skor total 0 untuk tidak ada nyeri dan 10
untuk nyeri hebat. Penilaian tersebut adalah ekspresi muka (0-2), gerakan kiri (0-2),
aktivitas (0-2), menangis (0-2), kemampuan di hibur (0-2). Hasil skor perilakunya
adalah : 0 untuk rileks dan nyaman, 1-3 nyeri ringan/ ketidaknyamanan ringan, 4-6
nyeri sedang, 7-10 nyeri hebat/ketidaknyamanan berat (Potts & Mandleco, 2012) lihat
tabel 4.1
b) The Children’s Hospital of Eastern Ontario Pain Scale (CHEOPS)
Skala ini digunakan untuk mengkaji intensitas nyeri pada anak usia 1-5 tahun skala ini
terdiri dari 6 kategori dengan skor total 4 untuk tidak ada nyeri dan 13 untuk nyeri
hebat.
c) The Todler – Preschooler Postoperative Pain Scale (TPPPS)
Skala ini digunakan untuk mengobservasi nyeri pasca operasi pada anak usia 1-5 tahun.
Skala ini terdiri dari tiga kategori perilaku nyeri yaitu :
1. Keluhan nyeri secara verbal
2. Ekspresi wajah
3. Ekspresi nyeri tubuh

46
d) Deferens Postoperative Pain Rating Scale (PPPRS)
Skala ini adalah skala yang dapat digunakan orangtua untuk menilai nyeri yang
dirasakan anak mereka dengan mencatat perubahan perilaku anaknya.
e) Neonatal Infant Pain Scale (NIPS)
Skala ini mengkaji intensitas nyeri pada bayi dengan rata-rata umur kehamilan 33,5
minggu. Skala terdiri dari enam variable penilaian dengan total score 0 untuk tidak ada
nyeri sedangkjan 7 nilai nyeri hebat. Variable yang dinilai adalah ekspresi wajah (0-1),
menangis (0-2), pola pernafasan (0-1), tangan (0-1), kaki (0-1), dan kepekaan terhadap
rangsangan (0-1).
f) CRIES (Crying, Requiring, Increased, Oksigen, Increased Vital Sign, Ekspresion, and
Sleeplessness)
Skala ini digunakan untuk mengkaji intensitas nyeri pasca bedah neonatal (0-6 bulan)
yang baru. Skala ini terdiri dari 5 penilaian dengan score total 0 untuk tidak ada nyeri
dan 10 untuk nyeri hebat. Penilaian tersebut adalah menangis (0-2), peningkatan
kebutuhan oksigen tambahan (0-2), peningkatan tanda vital (0-2), ekspresi (0-2), tidak
bisa tidur (0-2).
g) Skala nyeri post operasi (post operative pain score/POPS)
Skala ini di gunakan untuk mengkaji nyeri pada bayi usia 1-7 bulan. Skala ini terdiri
dari 10 penilaian dengan masiang-masing skor 0-2 dengan rentang skor total 0 untuk
nyeri hebat dan 20 untuk tidak nyeri. Variabel yang di nilai adalah tidur (0-2), fleksi
jari-jari tangan maupun kaki (0-2), exoresi wajah (0-2), kemampuan menghisap(0-2),
kualitas menangis (0-2), suara (0-2), rangsangan spontan (0-2), consolability
(kemampuan dihibur) (0-2), keramahan (0-2).
h) Pain assessment tool (PAT)
Skala ini di guakan untuk mengkaji intensitas nyeri pada bayi dengan umur kehamilan
27 minggu sampai matur. Skala ini terdiri dari 10 variabel penilaian dengan skor total 4
untuk tidak ada nyeri dan 20 untuk nyeri hebat. Variabel tersebut adalah sikap/suara (1-
2), pernafasan (1-2), pola tidur (0-2), frekuensi jantung (1-2), ekpresi (1-2), saturasi (0-
2), warna (0-2), tekanan darah (0-2), menangis (0-2), persepsi perawat (0-2).
i) Pain ranting scale (PRS)
Skala ini di gunakan untuk mengkaji intensitas nyeri pada bayi umur 1-36 bulan. Skala
ini terdiri dari 6 penialaian dengan skor total 0 untuk tidak ada nyeri dan 5 untuk nyeri
hebat. Penilaian tersebut adalah tersenyum, tidur tidak ada perubahan ketika di gerakan
maupun di sentuh (0), membutuhkan sedikit kata-kata, gelisah bergerak, menagis (1),

47
perubahan perilaku, tidak mau makan/minum, menangis dengan periode pendek,
menglihkan perhtian dengan bergoyang atau dot (2), peka rangsang, tangan dan kai
bergerak-gerak, wajah menangis (3), menggapai-gapai, meratap dengan nada tinggi,
orang tua meminta obat untuk mengurangi nyeri, tidak dapat mengalihkan perhatian (4),
tidur yang lama terganggu sentakan, terus menerus, pernafsan cepat dan dangkal (5).
j) Objective pain score (OPS)
Skala ini digunakan untuk mengkaji intensitas nyeri pada anak mulai 4 bulan sampai 18
tahun. Skala ini terdiri dari 5 penilaian dengan skor total 0 untuk tidak ada nyeri dan 10
untuk nyeri hebat. Adapun penilaian tersebut adalah tekanan daran (0-2), menangis (0-
2), bergerak (0-2), agitasi(0-2), dan bahasa tubuh (0-2).
k) Nurses assesment of paint inventory (NAPI)
Skala ini digunakan untuk mengkaji intensitas nyeri pada anak baru lahir sampai 16
tahun. Skala ini terdiri dari 3 penilaian dengan skor total 0 untuk tidak ada nyeri dan 7
untuk nyeri hebat.penilaian tersebut adalah gerak tubuh (0-2), wajah (0-3), da
menyentuh (0-2).
l) Behavioral pain score (BPS)
skala ini digunakan untuk mengkaji intensitas nyeri pada anak usia 3-36 bulan. Skala ini
terdiri dari 3 penilaian dengan skor total 0 tidak ada nyeri dan 8 untuk nyeri hebat.
Penilaian tersebut adalah ekspresi wajah (0-2), menangis (0-3), dan bergerak (0-3).
m) Modified behavioral pain score (MBPS)
Skala ini digunakan untuk mengkaji intensitas nyeri pada usia 4-6 bulan. Skala ini
terdiri dari 3 penilaian dengan skor total 0 untuk todak ada nyeri dan 10 untuk nyeri
hebat. Penilaian tersebut adalah ekspresi wajah (0-3), menangis (0-4), dan gerak (0,2,3).
n) Riley infant scale (RIPS)
Skala ini digunakan untuk mengkaji i tensitas nyeri pada usia lebih dari 36 bulan. Skala
ini terdri dari 3 penilaian dengan skor total 0 untuk tidak ada nyeri dan 3 untuk nyeri
hebat. Penilaian tersebut adalah wajah netral, tenang, tidur tenang, tidak ada teriakan,
consolable, bergerak dengan mudah (0); mengerutkan kening, gerakan tubuh gelisah,
sudah tidur, merintih, meringis, dengan sentuhan (1), gigi terkatup, agitasi moderat, tidur
sebentar-sebentar, sulit untuk di hibur, menangis (2), dan ekpresi menangis penuh,
meronta-ronta, tidur waktu yang lama terganggu oleh sentakan atau tidak tidur,
menangis dengan nada tinggi, tidak dapat di hibur, menjerit ketika di sentuh/pindah (3).

48
2) Physiologic measures
Pengukuran fisiologis dapat dipisahkan dari repon tubuh terhadap nyeri dan bentuk
stress dan lainnya pada tubuh. Perubhan fisiologis secara mendalam/besar seringkali myertai
pengalaman nyeri. Parameter fisiologis, antara lain denyut nadi, pernafasan, tekanan darah,
telapak tangan berkeringat, level kartison, oksigen transkutaneus, vagal tone, dan konsentrasi
endhorpin. Parameter ini tidak menunjukan lokasi nyeri, tetapi memberikan informasi yang
berguna mengenai tingkat distress (keadaan bahaya) untuk secara umum yang mengalai
nyeri. Penilaian nyeri secara fisiologis berguna pada infant dan anak yang tidak bisa
berkomunikasi secara verbal (Hockenberry & Wilson, 2009).

Tabel 4.1 FLACC Behavioral Pain Assessment Scale


Skor
Kriteria
0 1 2
Face (wajah) Tidak ada ekspresi Sesekali meringis Sering sampai
tertentu atau senyum atau mengerutkan konstan
kening, menarik mengerutkan
diri, tidak tertarik kening, rahang
terkatup, dagu
gemetaran
Legs (kaki) Posisi normal atau Cemas, gelisah, Menendang atau
santai tegang menarik kaki
Activity Berbaring tenang, Menggeliat, Melengkung, kaku
(aktivitas) posisi normal, mondar-mandir, atau menyentak
bergerak dengan tegang
mudah
Cry (tangis) Tidak ada teriakan Mengerang atau Menangis terus,
(terjaga atau tertidur) merintih, sesekali teriak atau isak
mengeluh tangis, sering
mengeluh
Consolability Puas/senang, santai Sesekali diyakinkan Sulit untuk dihibur
dengan sentuhan, atau dibuat nyaman
pelukan atau diajak
berbicara, dialihkan

Nilai : 0 = tidak nyeri; 1-3 = nyeri ringan; 4-6 = nyeri sedang; 7-10 = nyeri berat sekali

49
50
b. Pengukuran subjektif (subjective- self report measures)
Semua jenis rasa nyeri, informasi terpenting dapat diperoleh ketika anak mengukur
rasa nyeri itu sendiri. Beberapa metode membatu anak-anak dalam mengukur nyeri mereka
sendiri. Pemilihan ukuran tertentu dapat harus di dasarkan pada tingkat perkembangan anak
dan kesukaan, kebijakan institusi, dan ketersediaan instrumen. Sebuah ukuran kuantitatif
nyeri juga menambah validitas ketika mendiskusikan pengobatan nyeri dengan anggota tim
perawatan kesehatan karena melaporkan nyeri anak dengan angka atau langkah-langkah yang
lebih kredibel dari pada mengatakan “dia bilang dia sakit” (Potts & Mandleco, 2012).
Terdapat beberapa skala pengukuran nyeri pada anak, antara lain (Hockenberry & Wilson,
2009)
1) Faces Pain Rating Scale (Wong and Baker, 1998)
Skala ini digunakan pada usia 3 tahun dan usia yang lebih tua.

2) Oucher (Beyer, Denyes and Villarruel, 1992)


Skala ini digunakan pada anak usia 3-13 tahun.

51
3) Word Graphics Rating Scale (Tesler, Savedra, Holzemer, and others, 1991)
Skala ini digunakan pada anak usia 4-17 tahun.
4) Numeric Scale
Skala ini digunakn pada anak usia 5 tahun dan anak usia yang lebih tua.

5) Visual Analog Scale (VAS) (Cline. Herman, Shaw, and others, 1992)
Skala ini digunakan pada anak usia 4,5 tahun dan usia yang lebih tua; pada umumnya
pada anak usia 7 tahun

52
Penilaian nyeri pada anak yang sering digunakan yaitu:
1. Tahap pre verbal (bayi – anak < 3 tahun)
Parameter perubahan perilaku (ekspresi wajah, motorik dan respon fisiologis) dan
pendapat orang tua dapat menggunakan antara lain FLACC (Face, Leg, Activity, Cry,
Consolability)
2. Tahap verbal (3 – 8 tahun)
Menggunakan self-information melalui gambar wajah, misal : Wong Baker Face Scale
3. Lebih dari 8 tahun
Anak kompeten bisa gunakan penilaian uni-dimensional, misal Visual Analogue Scale
(VAS) atau Numeric Rating Scale (NRS)

Penilaian Nyeri dan Sedasi


Menggunakan Skala Comfort yaitu penilaian nyeri dan sedasi yang telah divalidasi untuk
PICU. Dapat digunakan untuk bayi, anak maupun dewasa di ruang rawat intensif/kamar
operasi/ruang rawat inap yang tidak dapat di nilai dengan Visual Analougue Scale (VAS),
Numeric Rating Scale maupun Wong-Baker FACES Pain Scale. Terdiri dari 8 variabel (6
variabel perilaku dan 2 variabel fisiologi), masing-masing berisi 5 kategori . Tidak bisa
digunakan pada pasien-pasien di bawah pengaruh obat pelumpuh otot (neuromuscular
blocking agents).
Interpretasi : Nilai 8-16 : sedasi dalam; Nilai 17-26 : sedasi dan analgesia kuat; Nilai 27-40 :
sedasi inadekuat

Pengukuran Tingkat Kesadaran


Tingkat kesadaran merupakan salah satu pemeriksaan neurologis yang sangat penting untuk
menilai secara komprehensif pasien anak sakit kritis dan dapat memberikan informasi
prognosis. Penilaian kesadaran merupakan keterampilan klinis yang harus dipunyai tenaga
kesehatan, walaupun definisi yang tepat untuk mendeskripsikan tingkat kesadaran sulit
diterapkan.
a. Glasgow Coma Scale (GCS)
Teasdale dan Jennet dari Institute of neurological science Glasgow (1974)
mempublikasikan indeks koma yang kemudian berganti nama menjadi GCS. Sejak
dipublikasikan pertama kali, GCS menjadi skala yang paling sering digunakan. Pada GCS
terdapat 3 komponen penilaian yaitu pergerakan bola mata, verbal dan pergerakan motorik
yang dinilai dengan memberikan skor pada masing-masing komponen. Nilai total dari

53
ketiga komponen berkisar antara 3-15, dengan nilai makin kecil semakin buruk
prognosisnya. Pada pasien dengan cedera otak dapat diklasifikasikan sebagai ringan (skor
GCS 14-15), sedang (skor GCS 9-13) dan berat (skor GCS ≤ 8). Berikut nilai acuan dalam
penilaian GCS pada bayi/anak:
1. Eye (respon membuka mata) : (4) : spontan (3) : membuka mata saat
diperintah atau mendengar suara (2) : membuka mata saat ada rangsangan nyeri (1) :
tidak ada respon
2. Verbal (respon verbal) : (5) : berbicara mengoceh seperti biasa (4) : menangis lemah
(3) : menangis karena diberi rangsangan nyeri (2) : merintih karena diberi rangsangan
nyeri (1) : tidak ada respon
3. Motorik (Gerakan) : (6) : bergerak spontan (5) : menarik anggota gerak karena
sentuhan (4) : menarik anggota gerak karena rangsangan nyeri (3) : fleksi abnormal
(2) : ekstensi abnormal (1) : tidak ada respon
Hasil pemeriksaan tingkat kesadaran berdasarkan GCS disajikan dalam simbol E-V-M dan
selanjutnya nilai GCS tersebut dijumlahkan. Nilai GCS yang tertinggi atau GCS normal
adalah 15 yaitu E4V5M6 , sedangkan yang terendah adalah 3 yaitu E1V1M1. Berikut
beberapa penilaian GCS dan interpretasinya terhadap tingkat kesadaran :
 Nilai GCS (15-14) : Composmentis
 Nilai GCS (13-12) : Apatis
 Nilai GCS (11-10) : Delirium
 Nilai GCS (9-7) : Somnolen
 Nilai GCS (6-5) : Sopor
 Nilai GCS (4) : semi-coma
 Nilai GCS (3) : Coma

54
b. Full outline of unresponsiveness (FOUR) Score
Dikembangkan untuk mengatasi berbagai keterbatasan yang dimiliki GCS. Skala ini
memberikan lebih banyak informasi dengan adanya empat komponen penilaian: refleks
batang otak, penilaian mata, respon motorik dengan spektrum luas, pola napas abnormal
serta usaha napas pada pasien yang memakai ventilator, dengan skala penilaian 0-4 untuk
masing-masing komponen FOUR score dianggap lebih baik dibandingkan dengan skala-
skala yang telah ada sebelumnya dalam mengklasifikasikan penurunan kesadaran. FOUR
score lebih sederhana dan memberikan informasi yang lebih baik, terutama pada pasien-
pasien yang terintubasi.Skala ini dapat membantu klinisi untuk bertindak lebih cepat atas
perubahan klinis pasien dan memudahkan dalam pertukaran informasi yang lebih akurat
dengan klinisi lain.Kelebihan lain dari FOUR score adalah tetap dapat digunakan pada
pasien-pasien dengan gangguan metabolik akut, syok, atau kerusakan otak nonstruktu-ral
lain karena skala ini dapat mendeteksi perubahan kesadaran lebih dini.Dengan rentang
skala penilaian yang sama di tiap-tiap komponen yakni 0-4, maka menjadi lebih mudah
diingat.

55
c. Skala Ramsay
Banyak sistem skoring yang dapat digunakan, tetapi yang paling luas digunakan adalah
skala Ramsay. Tingkat kesadaran diklasifikasikan 6 tingkatan (skor 1 sampai 6). Sebagian
besar intensivis memilih tingkatan sedasi pada kondisi pasien tetap mengantuk tetapi
mudah untuk dibangunkan (skor ideal 2 – 3)

56
Daftar Pustaka
Berman, A., Snyder, S., Kozier, B., & Erb,G (2009). Buku Ajar Praktik Keperawatan klinik
Kozier dan erb. Jakarta : EGC
Ekwueme, H. (2009) Non-Pharmacological Management Of Pain in children.
Dewi, R. dkk. 2016. Tinjauan Pustaka : Penilaian Kesadaran pada Anak Sakit Kritis :
Glasgow Coma Scale atau Full Outline of UnResponsiveness Score?. Sari Pediatri.
Volume 17 No. 5 : 401-6
Hockenberry, M.J., & Wilson, D (2009) Wong’s essential of pediatric nursing. (8th ed) St.
Louis : Mosby Elsevier.
James SR., & Ashwill, J. W (2007) Nursing care of children principles & practice (8th ed).
St louis : sounders Elsevier
Potts, N.L., & Mandleco, B.L. (2007). Pediatric nursing caring for children and their
families. (3rd ed). New York: thomsom Delmar Learning
Potts, N.L., & Mandleco, B.L. (2012). Pediatric nursing caring for children and their
families. (3rd ed). New York: Delmar Cengange Learning

57
58
LEMBAR KERJA MAHASISWA

59
LEMBAR KERJA MAHASISWA

60
Praktikum 5
ANAMNESIS

Cara Mendapat Informasi Riwayat Kesehatan Anak


Wawancara tentang riwayat kesehatan anak merupakan pembicaraan penting dengan orang
tua, pengasuh anak dan remaja melalui strategi komunikasi yang tepat. Intepretasi dari
informasi berdasarkan pengalaman pribadi seseorang, budaya dan pendidikan. Sebelum
melakukan wawancara pastikan keluarga memahami tujuan wawancara dan menyampaikan
informasi yang sesuai dengan pertanyaan yang diajukan perawat. Strategi untuk mendapatkan
penjelasan dari keluarga anak selama pengkajian riwayat kesehatan anak, yaitu :
- Perkenalkan diri perawat (nama, gelar/jabatan, peran dalam perawatan terhadap anak)
- Jelaskan tujuan dari wawancara. Misal : Perawat akan menggunakan informasi
riwayat kesehatan untuk memberikan rencana keperawatan yang terbaik kepada anak
- Tingkatkan privasi dan jauhkan semua hal yang dapat mengganggu proses wawancara
- Utamakan penggunaan pertanyaan terbuka selama proses wawancara. Pertanyaan
tertutup untuk mengklarifikasi informasi
- Buat pertanyaan satu per satu
- Libatkan anak selama wawancara
- Jujur pada anak
- Pilih gaya bahasa yang dipahami keluarga dan anak
- Dapat menggunakan penerjemah atau orang lain untuk memperlancar proses
wawancara

Informasi Klien
Nama dan nama kecil anak, usia, jenis kelamin, suku bangsa, tanggal lahir, agama, alamat
dan nomor telepon yang dapat dihubungi. Catat orang terdekat yang mudah dihubungi dan
mampu memberikan penjelasan tentang riwayat kesehatan anak.

Keluhan Utama
Identifikasi masalah utama anak atau alasan masuk rumah sakit/mengunjungi pelayanan
kesehatan, berdasarkan perihal yang diungkapkan anak atau orang tua.

61
Riwayat Penyakit/Kesehatan Sekarang
Karakteristik Definisi variabel
Onset Tiba-tiba atau berulang, merupakan gejala lanjutan, tanggal dan
waktu kejadian
Klasifikasi gejala Nyeri, batuk, muntah, diare, gatal, kemerahan, pusing, lemah, dll
Lokasi Umum atau lokal, pastikan secara anatomi
Durasi Berlanjut atau episodik, lama episode berlangsung
Severity Efek terhadap aktivitas sehari-hari, misal kurang tidur, nafsu
makan menurun, terlalu lelah saat menjalani aktivitas
Faktor yang mempengaruhi Hal yang dapat meningkatkan atau mengurangi gejala, pencetus
gejala, paparan terhadap infeksi atau alergen
Pemeriksaan masalah Hasil laboratorium, pemeriksaan dokter, pemeriksaan
sebelumnya
Penatalaksanaan sebelumnya Obat-obatan yang digunakan, terapi yang sudah dilakukan
dan saat ini (kompres, pijat, dll), respon terhadap terapi yang digunakan atau
dilakukan

Riwayat Penyakit/Kesehatan Dahulu


Kumpulkan data klien secara detail tentang masalah kesehatan utama/prioritas antara lain
semua penyakit dan injuri yang terjadi sebelumnya. Riwayat kelahiran juga diperlukan pada
beberapa kasus yang ada keterkaitan dengan keluhan dan penyakit saat ini. Catat usia anak
saat penyaki atau injuri terjadi, penyakit infeksi, tindakan operasi, hospitalisasi, transfusi
(reaksi dan tipe), diagnosis medis, penatalaksanaan, outcome, komplikasi, gejala sisa, reaksi
anak terhadap tindakan. Riwayat kelahiran yang dapat dikaji :
Kondisi Pranatal  Usia ibu, kesehatan ketika hamil, prenatal care, peningkatan
BB, diet khusus, HPL
 Detail sakit, hasil diagnostik, hospitalisasi, pengobatan,
komplikasi, waktu keluhan saat hamil
Intranatal  Tempat melahirkan (rs, rumah, bidan, klinik)
 Ditolong atau tidak, ruptur membran, lama penolong
 Spontan/SC/forceps atau penggunaan suction, posisi vertex
atau breech
Kondisi saat bayi dilahirkan  BB, apgar score, menangis cepat
 Penggunaan inkubator, resusitasi, oksigen, ventilator
 Deteksi abnormalitas, mekonium
Kondisi post natal  Kesulitan waktu perawatan : makan, kesulitan pernapasan,
jaundice, sianosis, kemerahan, kejang
 Lama rawat inap, perawatan khusus, tinggal bersama
ibu/tidak
 Menyusui/tidak, penurunan BB saat hospitalisasi
 Penggunaan pengobatan medis pada minggu pertama
kehidupan sampai dengan keluar dari rumah sakit

62
Status Kesehatan Saat Ini
 Pelayanan kesehatan yang sering digunakan klien seperti rumah sakit, puskesmas, dokter
gigi dan tempat lainnya yang terakhir dikunjungi.
 Pengobatan harian, frekuensi, manajemen demam, kedinginan, batuk, kemerahan di
rumah. Tanyakan tentang penggunaan herbal atau terapi komplementer lainnya
 Alergi terhadap makanan, obat, binatang, gigitan serangga atau paparan lainnya, tipe
reaksi alergi (misal : sesak napas, kemerahan, dll)
 Kaji riwayat imunisasi dan reaksi terhadap imunisasi
 Kaji penggunaan peralatan keamanan pada anak misal penggunaan sabuk car seat,
pengaman jendela, tempat obat, peralatan olahraga, detektor asap, helm sepeda, dll
 Kaji keterbatasan mobilitas secara fisik, penggunaan alat untuk beradaptasi, kemampuan
baktivitas atau olahraga
 Kaji pemberian nutrisi misal menyusui atau melalui dot, lama menyusui, tipe dan jumlah
susu formula yang diberikan dalam sehari, awal pemberian MPASI, kemampuan makan
dan kebiasaan makan kudapan, jenis makanan yang dikonsumsi, nafsu makan
 Lama dan waktu tidur siang dan tidur malam, mimpi buruk atau teror di malam hari,
gangguan tidur lainnya, tempat dan waktu kebiasaan anak tidur

Riwayat Keluarga
Jelaskan tentang penyakit herediter dalam keluarga dalam tiga generasi antara lain orang tua,
kaken, nenek, bibi, paman, sepupu, anak dan saudaranya. Kumpulkan informasi tentang
status kesehatan dan latar belakang etnis dari masing-masing orang tua dan tanyakan
hubungan semuanya. Penyakit infeksi : tuberkulosis, HIV, hepatitis, varicella, herpes.
Penyakit jantung : defek pada jantung, infark miokard, hipertensi, dislipidemia, kematian
anak secara tiba-tiba. Gangguan alergi : eksim, hay fever. Kelainan mata : glukoma, katarak,
vision loss. Kelainan telinga : gangguan pendengaran misal tuli. Kelainan darah : penyakit
sickle cell, talasemia, defisiensi G6PD, leukemia, hemofilia. Kelainan paru : cyst fibrosis,
asma. Kelainan endokrin : DM tipe 1 atau 2, hipotiroid, turner syndrome. Kanker : tipe,
stadium. Kelainan mental : RM, epilepsi, kelainan psikiatrik. Kelainan muskuloskeletal :
artritis, distropi muskular, skoliosis, spina bipida. Kelainan pencernaan : ulcer, kolitis,
penyakit celliac, penyakit ginjal. Kelainan metabolik : penilketonuria, galaktosemia, penyakit
maple syrup urine, penyakit Tay-Sachs. Masalah dalam kehamilan : abortus berulang,
stiilbirths. Masalah gangguan belajar : ADHD, down syndrome.

63
Informasi Psikososial
Anggota keluarga yang tinggal serumah, hubungan dengan anak, status pernikahan orang tua,
koping keluarga, pekerjaan orang tua, sumber keuangan keluarga (asuransi, pendapatan per
bulan, dll), deskripsi kondisi lingkungan rumah (keamanan, fasilitas, sanitasi, dll), deskripsi
komunitas sekitar rumah, misal tetangga, keamanan lingkungan komunitas, transportasi,
akses, dll. Psikososial pada bayi antara lain dukungan ketika melahirkan, transportasi,
kesiapan keluarga terhadap kehadiran bayi, dll. Pada remaja kaji tentang hubungan dengan
teman sebaya dan kontribusi lingkungan terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak
remaja.

Status Perkembangan
Informasi tentang perkembangan motorik, kognitif, bahasa dan sosial anak. Tanyakan orang
tua tentang tahapan perkembangan anak dan keterampilan motorik kasar dan halusnya.
Tanyakan usia anak pertama kali mampu menggunakan kata atau kalimat atau kemampuan
bahasa anak. Pada anak yang bersekolah, tanyakan kemampuan akademik untuk mengkaji
perkembangan kognitif anak. Tanyakan tentang kemampuan interaksi anak dengan anak
lainnya, keluarga dan orang asing.

PANDUAN WAWANCARA RIWAYAT KELAHIRAN

PRE NATAL

1. Apakah anda merencanakan kehamilan anda selama …….. ? (sebutkan bulan)


2. Berapa minggu setelah anda memikirkan kehamilan anda untuk pergi ke pelayanan
kesehatan untuk melakukan cek up?
3. Berapa anak yang anda lahirkan cukup bulan?
4. Apakah ada kehamilan anda yang tidak cukup bulan? Apa yang terjadi?
5. Apakah anda mendapatkan resep atau membeli obat sendiri, termasuk produk ibuprofen?
6. Apakah anda meminum alcohol atau kafein atau merokok selama hamil?
7. Apakah anda mendapatkan pengobatan selama hamil, seperti marijuana, kokain,
amfetamin atau halusinogen seperti LSD atau mescaline? Jika iya berapa jumlah dan
frekuensi yang digunakan?
8. Apakah ada masalah atau sakit yang anda khawatirkan selama kehamilan? (hipertensi,
prematuritas, diabetes gestasional, HIV, grup B streptococcus (GBS), TORCH atau
abnormalitas yang ditemukan pada hasil USG)
9. Apakah kehamilan dirasakan natural? (conceived naturally)

64
NATAL

1. Berapa minggu umur kehamilan adan ketika anda melahirkan? Usia gestasi
2. Apakah lahir spontan atau induksi?
3. Berapa lama proses kelahiran?
4. Apakah bayi dilahirkan per vaginam atau SC? Jika SC apa alasannya?
5. Apakah ada analgetik atau anastesi yang digunakan?
6. Apakah anda segera memeluk bayi setelah lahir? (Pertanyaan ini untuk mendapat
informasi tentang kondisi bayi saat dilahirkan)
7. Apakah warna kulit bayi segera setelah lahir?
8. Bagaimana apgar score bayi pada 1 dan 5 menit?
9. Berapa berat badan dan panjang badan bayi saat lahir?
10. Apakah ayah bayi mendampingi pada saat persalinan?
11. Dimana bayi dilahirkan (rumah, RS, automobile atau lokasi lainnya)

POST NATAL

1. Apakah anda dan bayi pulang bersama? (jika jawabannya tidak, berikan pertanyaan
terkait dengan itu)
2. Jika dilahirkan di rumah sakit, berapa lama rawat anda dan bayi?
3. Apakah bayi mengalami gangguan pernapasan atau masalah makan selama 2 minggu
pertama kehidupannya?
4. Sepengetahuan anda, apakah bayi anda mendapatkan pengobatan selama minggu
pertama?
5. Bagaimana anda menggambarkan warna kulit bayi pada minggu pertama ? (untuk warna
kulit bayi yang putih, tanyakan kulit pucat, pucat kemerahan, biru atau kuning). Untuk
bayi berkulit gelap, dapatkan data warna pada sklera, mukosa oral dan kuku
6. Pada bayi laki-laki apakah dilakukan sirkumsisi?
7. Apakah anda menyiapkan untuk menyusui atau melalui dot untuk pemberian makan
pada bayi?
8. Apakah anda mempunyai masalah dengan pilihan anda dalam pemberian makan?
9. Apakah bayi mengalami demam setelah dilahirkan?
10. Apakah anda memiliki orang yang membantu anda untuk merawat bayi anda pada
beberapa minggu awal setelah kelahiran?

65
PENILAIAN ANAMNESIS

NAMA MAHASISWA :
NIM :

Dilakukan
NO ASPEK YANG DINILAI
1 2
Pre Interaksi
1 Verifikasi order
2 Mempersiapkan alat
Orientasi
3 Mengucapkan salam, memperkenalkan diri perawat dan memanggil klien dan
keluarga dengan nama yang disukai (pemeriksa berdiri dan melakukan jabat
tangan). Pastikan identitas klien dan keluarga sudah benar
4 Mempersilakan duduk berseberangan/berhadapan
5 Menciptakan suasana membantu dan menyenangkan
6 Berbicara dengan lafal yang jelas dengan menggunakan bahasa verbal, non verbal
yang mudah dipahami, pilih gaya Bahasa yang dipahami keluarga dan anak
7 Menanyakan identitas : nama dan nama kecil anak, umur, jenis kelamin, suku
bangsa, tanggal lahir, agama, alamat, pekerjaan (klien dan keluarga), orang terdekat
yang mudah dihubungi
8 Menyebutkan nama keluarga dan klien pada saat mengajukan pertanyaan
9 Menanyakan keluhan utama
a. Menggunakan kalimat terbuka
b. Menggunakan bahasa/istilah awam
c. Biarkan keluarga atau klien menjabarkan dengan bahasanya sendiri mengenai
keluhan utamanya
d. Jangan menginterupsi
e. Tunjukkan bahasa non verbal yang sesuai/mendukung klien
f. Buat catatan penting
10 Tanyakan beberapa hal seputar keluhan utama (terkait riwayat penyakit sekarang :
onset, klasifikasi gejala, lokasi, durasi, severity, faktor yang mempengaruhi,
pemeriksaan masalah, penatalaksanaan sebelumnya dan saat ini)
11 Menanyakan keluhan tambahan yang berhubungan dengan keluhan utama
12 Melakukan anamnesis yang berkaitan dengan sistem
13 Menggali riwayat penyakit /kesehatan terdahulu : riwayat kelahiran, medis,
cedera/kecelakaan, penyakit masa kecil, imunisasi, alergi
14 Menggali obat-obatan yang pernah/sedang dikonsumsi (jenis dan lamanya)
15 Menggali riwayat penyakit dalam keluarga (dalam 3 generasi)
16 Menggali riwayat sosial : lingkungan kerja pengasuh/orang tua, lingkungan rumah,
kebiasaan pribadi anak
17 Menggali aktivitas kesehatan harian : tidur, bermain, diet, keamanan
18 Menggali pemberian nutrisi
19 Menggali informasi psikososial anak (hubungan dengan anak, status pernikahan,
dll)
20 Menggali riwayat status perkembangan anak (motorik, kognitif, Bahasa dan sosial
anak)
21 Melakukan cek silang/validasi data yang sudah diungkapkan klien dengan
pertanyaan yang lebih detail
22 Menarik kesimpulan dari anamnesis untuk mendapatkan rumusan masalah
23 Terminasi
24 Dokumentasi

66
LEMBAR KERJA MAHASISWA

67
LEMBAR KERJA MAHASISWA

68
Praktikum 6

PENGKAJIAN FISIK PADA ANAK

Anatomi dan Fisiologi Anak

69
Prinsip Pemeriksaan pada Bayi Baru Lahir (BBL)
 Jelaskan prosedur pada orang tua dan minta persetujuan tindakan
 Cuci dan keringkan tangan, pakai sarung tangan
 Pastikan pencahayaan baik
 Letakkan bayi pada permukaan yang rata
 Periksa apakah bayi dalam keadaan hangat, buka bagian yang akan diperiksa (jika
bayi telanjang pemeriksaan harus dibawah lampu pemancar) dan segera selimuti
kembali dengan cepat. Pelaksanaan dapat ditunda apabila suhu tubh bayi rendah atau
bayi tampak tidak sehat
 Periksa bayi secara sistematis dan menyeluruh

Peralatan dan Perlengkapan Pemeriksaan


Kapas, senter, termometer, stetoskop, selimut bayi, bengkok, timbangan bayi, pita
ukur/metlin, pengukur panjang badan

Pemeriksaan Tanda Vital


Tekanan darah Nadi
Usia Sistolik Diastolik Usia Frekuensi
Neonatus 80 mmHg 45 mmHg 2 – 12 bulan < 160 x/menit
6 – 12 bulan 90 mmHg 60 mmHg 1 – 2 tahun < 120 x/menit
1 – 5 tahun 95 mmHg 65 mmHg 3 – 8 tahun < 110 x/menit
5 – 10 tahun 100 mmHg 60 mmHg
10 – 15 tahun 115 mmHg 60 mmHg

Pernapasan
Usia Frekuensi
< 2 bulan < 60 x/menit
2 – 12 bulan < 50 x/menit
1 – 5 tahun < 40 x/menit
6 – 8 tahun < 30 x/menit

Pengukuran Antropometri
TB/PB, BB, Lingkar Dada, Lingkar Kepala, Lingkar Lengan Atas. Interpretasi dapat
menggunakan rumus dan grafik.

70
Pemeriksaan Fisik pada Anak
 Bentuk kepala ; makrosefali atau mikrosefali; Anencefali : tidak ada tulang tengkorak;
Encefalokel : tidak menutupnya fontanel occipital; Fontanel anterior menutup : 18
bulan; Fontanel posterior : menutup 2 – 6 bulan; Caput succedeneum : berisi serosa ,
muncul 24 jam pertama dan hilang dalam 2 hari; Cepal hematoma : berisi
darah,muncul 24 – 48 jam dan hilang 2 – 3 minggu; Jika rambut berwearna /
kuning dan gampang tercabut merupakan indikasi adanya gangguan nutrisi;
Ukuran lingkar kepala 33 – 34 atau < 49 dan diukur dari bagian frontal kebagian
occipital; kesimetrisan muka/wajah; tes nervus 7 (fascialis); tes nervus 5 (trigeminus)
 Sutura yang berjarak lebar mengindikasikan bayi pre term, moulding yang buruk atau
hidrocefalus. Pada kelahiran spontan letak kepala sering terlihat tulang kepala
tumpang tindih yang disebut moulding/molase. Keadaan ini normal kembali setelah
beberapa hari sehingga ubun-ubun mudah diraba
 Fontanel anterior harus diraba, fontanel yang besar akibat prematuritas atau
hidrocefalus sedangkan yang terlalu kecil terjadi pada mikrosefali. Fontanel menonjol
menunjukkan adanya peningkatan tekanan intrakranial, fontanel cekung terjadi akibat
dehidrasi. Jika teraba fontanel ketiga antara fontanel anterior dan posterior
menunjukkan adanya trisomi 21
 Kesimetrisan mata kanan dan kiri; adanya edema pada kelopak mata; ptosis;
eksoftalmus; enoftalmus; pemeriksaan nervus 2 (optikus); tes konfrontasi dan
ketajaman penglihatan; reaksi dan kesimetrisan pupil; gerakan bola mata, refleks
kornea; stabismus; glaukoma kongenital; adanya sekret pada mata
 Kesimetrisan hidung; tidak adanya jembatan hidung merupakan dugaan down
syndrome, cuping hidung masih keras pada umur < 40 hari; pernapasan, adanya
deviasi septum; tes fungsi penciuman; bayi bernapas melalui hidung, adanya sekret
mukopurulen (dugaan sifilis kongenital)
 Bibir kering/tidak, adanya labio schizis, perdarahan atau pembengkakan gusi; refleks
muntah(gag refleks), ovula; kaji kemampuan sensoris lidah; rooting refleks; sucking
refleks
 Kesimetrisan telinga kiri dan kanan; tes fungsi pendengaran (Rinne, Weber); tes bisik;
kelaianan bentuk telinga, adanya serumen atau cairan

71
 Ukuran leher anak 2-3 kali lipat lebih pendek dari orang dewasa, arteri karotis, vena
jugularis, kelenjar tiroid; Tonick neck reflex; Neck rigting refleks; otot
sternokleidomastoideus
 Kesimetrisan bentuk dada; suara napas, bunyi jantung, pemeriksaan fisik paru dan
jantung, kesimetrisan gerak dada saat bernapas
 Observasi tali pusat; perdarahan atau edema pada abdomen; distensi abdomen;
observasi vena abdomen; pemeriksaan fisik abdomen; refleks kremaster
 Adanya spina bipida okulta/sistika, herniasi, lanugo pada punggung; meningokel;
skoliosis, atau kelainan bentuk lainnya
 Polidaktil, sindaktil, kuku mudah patah merupakan dugaan malnutrisi; clubbing
finger; grasping refleks; palmar refleks
 Kesimetrisan lipatan paha kiri dan kanan; ortholani test; barlow tes; trendelenburg
test; waddling gait; thomas test; ballotement patella; refleks patella; talipes; clubfoot;
refleks saraf patologis
 Pada bayi laki-laki penis 3-4 cm dan lebar 1-1,3 cm, periksa posisi lubang penis,
prepusium tidak boleh ditarik karena akan menyebabkan fimosis. Periksa adanya
hispofadia atau efispadia. Skrotum harus di palpasi untuk memastikan jumlah testis
ada dua.
 Pada bayi perempuan cukup bulan labia mayora menutupi labia minora, lubang uretra
terpisah dengan lubang vagina, terkadang terdapat adanya sekret yang berdarah dari
vagina karena adanya pengaruh hormon ibu (withdrawl bedding)
 Periksa adanya kelainan atresia ani, kaji posisinya. Mekonium secara umum keluar 24
jam pertama, jika sampai 48 jam belum keluar kemungkinan adanya mekonium plug
syndrome, megakolon atau obstruksi saluran pencernaan

Daftar Pustaka :
Ball, JW, Bindler RC, Cowen KJ. 2008. Principles of pediatric nursing : caring for children.
5th edition. Pearson Education. New Jersey.

___________ 2016. Pediatric : Make It Easy Only with Medical Mini Notes. Edisi revisi
Medical Mini Notes Production.

Matondang CS, dkk. 2000. Diagnosis Fisis pada Anak. Edisi ke 2. Sagung Seto. Jakarta.

72
PENILAIAN PEMERIKSAAN FISIK

NAMA MAHASISWA :
NIM :

Dilakukan
NO ASPEK YANG DINILAI
Ya Tidak
Tahap Pre Interaksi
1 Verifikasi order
2 Mempersiapkan alat
Tahap Orientasi
3 Salam terapeutik, memanggil nama klien dan memperkenalkan diri
4 Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
5 Meminta persetujuan klien untuk pelaksanaan tindakan
Tahap Kerja
6 Penampilan umum
7 Meminta klien/keluarga untuk membuka pakaian anak seperlunya
8 Melakukan penilaian kesan keadaan sakit
9 Melakukan penilaian kesadaran secara kualitatif
10 Melakukan penilaian kesan status gizi
11 Melakukan penilaian terhadap warna kulit pada seluruh tubuh
12 Melakukan penilaian terhadap postur tubuh
13 Melakukan pengukuran tanda-tanda vital (suhu, frekuensi napas, nadi, TD)
14 Melakukan pengukuran BB, PB/TB
15 Melakukan inspeksi umum
16 Melakukan inspeksi lokal
17 Melaporkan temuan-temuan pada inspeksi
18 Melakukan palpasi secara keseluruhan dengan menggunakan beberapa area
tangan
19 Melakukan palpasi ringan
20 Melakukan palpasi dalam
21 Melaporkan temuan-temuan pada palpasi
22 Melakukan perkusi di daerah tertentu (thoraks, abdomen)
23 Melaporkan temuan-temuan pada perkusi
24 Melakukan auskultasi di daerah tertentu
25 Melaporkan temuan-temuan pada auskultasi
26 Interpretasi hasil temuan
27 Terminasi
28 Dokumentasi

73
LEMBAR KERJA MAHASISWA

74
LEMBAR KERJA MAHASISWA

75
FORMAT PENGKAJIAN NEONATUS

DATA BAYI

Nama bayi : Tanggal dirawat:


Jenis kelamin : Alamat :
Tanggal lahir :
Nama Org tua :
Pendidikan ayah/ibu :
Pekerjaan ayah/ibu :
Usia ayah/ibu :
Diagnosis medis :
Riwayat bayi
Apgar skor :
Usia gestasi :
Berat badan :
(PB, OB, OS, OK , dan No Pening)
Komplikasi persalinan
( ) tidak ada ( ) ada
a. Mekonium ( )
b. Denyut jantung janin abnormal ( )
c. Masalah lain: ( )
d. Prolas tali pusat/lilitan tali pusat ( )
e. Ketuban pecah dini ( ) ; berapa jam: .

Riwayat Ibu

Usia Gravid Partus Abortus

Jenis persalinan:
 Pervaginam ( )
 Sectio cesarea ( ); alasan: .

76
Komplikasi kehamilan
 Tidak ada ( ) ada ( )
 Perawatan antenatal ( )
 Ruptur plasenta/ plasenta previa ( )
 Pre eklampsia/toksemia ( )
 Suspect sepsis ( )
 Persalinan prematur / post matur ( )
 Masalah lain : .

PENGKAJIAN FISIK NEONATUS


a. Keadaan umum =
Kesadaran =
Tanda Vital = Nadi : …… x/ menit Suhu : ………C RR : …..x/ menit

Saat lahir Saat ini


Berat badan
Panjang badan
Lingkar kepala

b. Reflek
Moro ( ) Menggenggam ( ) : kuat / lemah
Menghisap ( ): kuat / lemah
c. Tonus / aktifitas
a. Aktif ( ) Tenang ( ) Letargi ( ) Kejang ( )
b. Menangis keras ( ) Lemah ( ) Melengking ( ) Sulit menangis ( )
d. Kepala / leher
a. Fontanel anterior: lunak ( ) tegas ( ) datar ( ) menonjol ( ) cekung ( )
b. Sutura sagitalis: tepat ( ) terpisah ( ) menjauh( ) tumpang tindih( )
c. Gambar wajah : simetris ( ) asimetris ( )
d. Molding( ) caput sucadaneum ( ) cephalhematoma( )
e. Mata
Bersih( ) sekresi( ) jaundice( )
Jarak interkantus sklera:
f. THT
a. Telinga normal( ) abnormal( )
b. Hidung simetris( ) asimetris( )
c. Mulut Tonge tile( ) kelainan lain:
g. Wajah
a. bibir sumbing ( )
b. sumbing langit-langit/palatum( )
c. kelainan lain

77
h. Abdomen
a. Lunak( ) tegas( ) datar( ) kembung( )
b. Lingkar perut...............cm
c. Liver: teraba( ) kurang 2cm( ) lebih 2cm( )
tidak teraba( )
i. Thoraks
a. Simetris( ) asimetris( )
b. Retraksi derajat 0 ( ) derajat 1 ( ) derajat 2 ( )
c. Klavikula normal ( ) abnormal ( )
j. Paru-paru
a. Suara nafas kanan/kiri sama( ) tidak sama( )
b. Suara nafas bersih( ) ronchi( ) sekresi( )
Whezing ( ) vesikuler( )
c. Respirasi spontan( ) tidak spontan( )
Alat bantu nafas ( ) Oxihood
( ) Nasal kanul
( ) O2 / inkubator
Konsentrasi O2: liter/menit
k. Jantung
a. Bunyi normal sinus rhytm( )
Frekuensi
b. Murmur( ) PMI( ): Lokasi:
c. Waktu pengisian kapiler
d. Denyut nadi

Nadi perifer Berat Lemah Tidak ada


Brakhial -kanan
Brakhial – kiri
Femoral - kanan
Femoral – kiri

l. Ekstrimitas
Gerakan bebas( ) ROM terbatas( ) tidak terkaji( )
Ekstrimitas atas Normal( ) abnormal( )
Sebutkan
Ekstrimitas bawah Normal( ) abnormal( )
Sebutkan
Panggul Normal( ) abnormal( )
Tidak terkaji( )
m. Umbilikus Normal( ) abnormal( )
Inflamasi( ) drainase( )
n. Genital
Perempuan normal( ) laki-laku normal( ) abnormal( )

78
Sebutkan:
o. Anus paten( ) imperforata( )
p. Spina Normal( ) abnormal( )
Sebutkan:
q. Kulit
a. Warna Pucat( ) jaundice( ) warna pink( )
Kuku( ) sirkumolar( )
Sianosis pada periorbitasl( ) seluruh tubuh( )
b. Kemerahan (rash): sebutkan
c. Tanda lahir( ) tidak elastis( ) edema( )
d. Turgor kulit elastis( )
e. Lanugo( )
r. Suhu
Lingkungan
( ) Penghangat radian ( ) Pengaturan suhu
( ) Inkubator ( ) suhu ruang ( ) Boks terbuka
Suhu kulit :

RIWAYAT SOSIAL

- Struktur keluarga (genogram)

79
- Antisipasi vs pengalaman nyata kelahiran :
- Budaya :
- Suku :
- Agama :
- Bahasa umum :
- Perencanaan makanan bayi :

- Problem sosial yang penting


( ) Kurangnya Sistem pendukung social
( ) Perbedaan bahasa
( ) Riwayat penyalahgunaan zat adiktif & obat-obatan )
( ) Lingkungan rumah yang kurang memadai
( ) Keuangan
( ) Lain-lain, sebutkan ………………………………………………………………………
- Hubungan orang tua & bayi :
Ibu Ayah
Memeluk
Berbicara
Berkunjung
Kontak mata
Menyentuh

- Orang terdekat yg dapat dihubungi


- Org tua berespon terhadap penyakit ya( ) tidak( )
Respon
- Org tua berespon terhadap hospitalisasi ya( ) tidak( )
Respon

- Riwayat anak yang lain


Jenis Kelamin anak Riwayat Persalinan Riwayat Imunisasi

- Pemeriksaan diagnostik
…………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………..

80
…………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………..
- Hasil laboratorium

…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
Riwayat Keperawatan

81
ANALISIS DATA
DIAGNOSA
KEPERAWATAN/
DATA MASALAH
MASALAH
KOLABORATIF

82
PRIORITAS MASALAH
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
XIII. RENCANA PERAWATAN
XIV. DAFTAR PUSTAKA
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………

………………….., …………………

( )

83
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN ANAK

DATA IDENTITAS KLIEN


Nama : ..................................................................................
Tempat / Tanggal lahir/ Umur: ..................................................................................
Jenis Kelamin : ..................................................................................
Nama Ayah/lbu : ..................................................................................
Pekerjaan Ayah : ..................................................................................
Pendidikan Ayah : ..................................................................................
Pekerjaan lbu : ..................................................................................
Pendidikan Ibu : ..................................................................................
Alamat : ..................................................................................
Kultur : ..................................................................................
Agama : ..................................................................................

Diagnosis Medis : ..................................................................................

I. KELUHAN UTAMA
a. Keluhan Masuk Rumah Sakit
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
b. Keluhan Saat ini
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................

II. RIWAYAT KESEHATAN


a. Riwayat penyakit sekarang:
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
................................................................................................................................

84
b. Riwayat penyakit dahulu
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
c. Riwayat kesehatan keluarga
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
d. Riwayat tindakan operasi
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................

III. RIWAYAT IMUNISASI


......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
GENOGRAM

85
Keterangan:

.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
IV. RIWAYAT SOSIAL

1. Sistem pendukung/ keluarga terdekat yang dapat dihubungi

......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
2. Lingkungan rumah

......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
3. Problem sosial yang penting
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................

4. Peran dan Fungsi Keluarga


......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................

5. Koping Keluarga
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................

86
V. KEBUTUHAN ENERGI
1. Status Nutrisi
Sebelum Masuk Rumah Sakit
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
Saat Dirawat di Rumah Sakit
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
Pengkajian Mual dan Munatah

......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................

2. Status Cairan:
Sebelum Masuk Rumah Sakit
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................

Saat Dirawat di Rumah Sakit


......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................

87
3. Aktivitas Bermain Anak
Sebelum Masuk Rumah Sakit:
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
Saat Dirawat Di Rumah Sakit:
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................

4. Kebutuhan Istirahat dan Tidur


Sebelum Masuk Rumah Sakit:
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
Saat Dirawat di Rumah Sakit
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................

5. Kebersihan Diri
Sebelum Masuk Rumah Sakit
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
Saat Dirawat di Rumah Sakit
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
6. Obat-Obatan
(Terlampir)

88
7. Hasil Laboratorium
(Terlampir)
8. Pemeriksaan Penunjang
Hasil Pemeriksaan

Keterangan:
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................

VI. PEMERIKSAAN FISIK


1. Keadaan Umum:
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
2. Kesadaran : .......................................................................................................
 Tanda Vital : .......................................................................................................
 Nadi : x/ menit
 Suhu : °C
 RR : x/ menit

89
3. Pengkajian Skala Nyeri

....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
4. Kepala dan Leher
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................

5. Mata
Posisi bola mata : ...........................................................................................
Gerakan mata : ...............................................................................................
Konjungtiva : .............................................................................................................
Kornea : .....................................................................................................................
Sklera : ......................................................................................................................
Pupil :.........................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
6. THT
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................

90
................................................................................................................................................
................................................................................................
7. Ekstremitas
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
8. Integritas Kulit
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
...............................................................................................
9. Toraks
Inspeksi:.....................................................................................................................
Palpasi:.......................................................................................................................
Perkusi:.......................................................................................................................
Auskultasi:..................................................................................................................
10. Jantung
Inspeksi:.....................................................................................................................
Palpasi:.......................................................................................................................
Perkusi:.......................................................................................................................
Auskultasi:..................................................................................................................
11. Abdomen
Inspeksi:.....................................................................................................................
Auskultasi...................................................................................................................
Perkusi:.......................................................................................................................
Palpasi:.......................................................................................................................
12. Genitalia
Frekuensi BAK: ......................../hari , Jumlah Urine: ........................ cc
Warna Urine: .............................................................................................................
Penggunaan Alat bantu berkemih: ............................................................................
Kondisi Blast: ............................................................................................................
Tanggal defekasi terakhir: .........................................................................................

91
Frekuensi BAB: .........../hari, Konsistensi: ..............., Warna: ......................
Penggunaan Alat bantu (Laksatif): ............................................................................

13. Tumbuh Kembang


Motorik Kasar
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
Motorik Halus
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
Integritas Personal
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
Integritas Sosial
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................

92
Lampiran 1. Daftar Obat-Obatan
No Obat Dosis Indikasi
.......................................... ................................ ....................................................
.......................................... ................................ ....................................................
.......................................... ................................ ....................................................
.......................................... ................................ ....................................................
.......................................... ................................ ....................................................
.......................................... ................................ ....................................................
.......................................... ................................ ....................................................
.......................................... ................................ ....................................................
.......................................... ................................ ....................................................
.......................................... ................................ ....................................................
.......................................... ................................ ....................................................
.......................................... ................................ ....................................................
.......................................... ................................ ....................................................
.......................................... ................................ ....................................................
.......................................... ................................ ....................................................
.......................................... ................................ ....................................................
.......................................... ................................ ....................................................
.......................................... ................................ ....................................................
.......................................... ................................ ....................................................
.......................................... ................................ ....................................................
.......................................... ................................ ....................................................
.......................................... ................................ ....................................................
.......................................... ................................ ....................................................
.......................................... ................................ ....................................................
.......................................... ................................ ....................................................
.......................................... ................................ ....................................................
.......................................... ................................ ....................................................
.......................................... ................................ ....................................................
.......................................... ................................ ....................................................
.......................................... ................................ ....................................................

93
Lampiran 2. Hasil Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Satuan


HEMATOLOGI
Hemoglobin ................. 10.00-17.00 g/dl
Lekosit ................. 4.0-10.5 ribu/ul
Eritrosit ................. 3.40-5.50 juta/ul
Hematokrit ................. 35.00-50.00 vol%
Trombosit ................. 150-450 ribu/ul
RDW-CV ................. 11.5-14.7 %
MCV,MCH, MCHC
MCV ................. 80.0 – 97.00 fl
MCH ................. 27.0 – 32.0 pg
MCHC ................. 32.0 – 38.0 %
HITUNG JENIS
Gran% ................. 50.0 – 70.0 %
Limfosit% ................. 25.0 – 40.0 %
MID% ................. 4.0-11.0 %
Gran# ................. 2.50 – 7.00 ribu/ul
Limfosit# ................. 1.25-4.0 ribu/ul
MID# ................. ribu/ul
KIMIA DARAH
Glukosa Darah Sewaktu ................. <200 mg/dl
HATI
SGOT ................. 0-46 u/l
SGPT ................. 0-45 u/l
GINJAL
Ureum ................. 10-50 mg/dl
Kreatinin ................. 0.7-1.4 mg/dl
ELEKTROLIT
Natrium ................. 135-146 mmol/l
Kalium ................. 3.4-5.4 mmol/l
Chlorida ................. 95-100 mmol/l

94
ANALISIS DATA
Nama Klien : ..............................................

Umur : ..............................................

Ruangan/Kamar : ..............................................

No. Data Penyebab Masalah

.......................................................................

.......................................................................

.......................................................................

.......................................................................

.......................................................................

.......................................................................

.......................................................................

.......................................................................

.......................................................................

.......................................................................

.......................................................................

.......................................................................

.......................................................................

.......................................................................

.......................................................................

.......................................................................

.......................................................................

95
.......................................................................

.......................................................................

.......................................................................

.......................................................................

.......................................................................

.......................................................................

.......................................................................

.......................................................................

.......................................................................

.......................................................................

96
PRIORITAS MASALAH

Nama klien : ..............................................

Umur : ..............................................

Ruangan/kamar : ..............................................

No. RM : ..............................................

Tanggal Paraf
No. Masalah Keperawatan
Ditemukan Teratasi (Nama Perawat)

97
RENCANA KEPERAWATAN

Tujuan Dan
No. Diagnosa Keperawatan Intervensi Rasional
Kriteria Hasil

98
Tujuan Dan
No. Diagnosa Keperawatan Intervensi Rasional
Kriteria Hasil

99
Praktikum 7

DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG MENGGUNAKAN DDST II


(DDST = DENVER DEVELOPMENTAL SCREENING TEST)
Devi Rahmayanti, Ns, M.Imun
Eka Santi, Ns, M.Kep

DDST adalah salah satu dari metode skrining terhadap kelainan perkembangan
anak, tes ini bukahlah tes diagnostik atau tes IQ. DDST memenuhi semua persyaratan yang
diperlukan untuk metode skrining yang baik. Tes ini mudah dan cepat (15 -20 menit),
dapat diandalkan dan menunjukkan validitas yang tinggi. Dari beberapa penelitian yang
pernah dilakukan ternyata DDST secara efektif dapat mengidentifikasikan antara 85 -
100% bayi dan anak-anak prasekolah yang mengalami keterlambatan perkembangan,
dan pada 'follow-up" selanjutnya ternyata 89% dari kelompok DDST abnormal mengalarni,
kegagalan di sekolah 5-6 tahun kemudian.
Tetapi dari penelitian Borowitz (1986) menunjukkan bahwa DDST tidak dapat meng-
identifikasikan lebih separoh anak dengan kelainan bicara. Frankenberg melakukan revisi
dan restandarisasi kembali DDST dan juga tugas perkembangan pada sektor bahasa di -
tambah, yang kemudian hasil revisi dari DDST tersebut dinamakan Denver II.
a. Aspek perkembangan yang dinilai
Terdiri dari 105 tugas perkembangan pada DDST dan DDST-R. yang kemudian pada
Denver II dilakukan revisi dan restandarisasi dari DDST sehingga terdapat 125 tugas
perkembangan. Perbedaan lainnya adalah, pada Denver II terdapat:
 peningkatan 86% pada sektor bahasa,
 2 pemeriksaan untuk artikulasi bahasa Skala umur yang baru
 kategori baru untuk interpretasi pada kelainan yang ringan
 Skala penilaian tingkah lake
 materi training yang baru

Semua tugas perkembangan itu disusun berdasarkan urutan perkembangan dan diatur
dalam 4 kelompok besar yang disebut sektor perkembangan, yang meliputi:
a. Personal social (perilaku sosial)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi
dengan lingkungannya.

100
b. Fine motor adaptive (gerakan motorik halus)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu,
melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan
otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat.
c. Language (bahasa)
Kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, mengikuti perintah dan
berbicara spontan.
d. Gross motor (gerakan motorik kasar)
Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh.

Setiap tugas (kemampuan) digambarkan dalam bentuk kotak persegi panjang


horisontal yang berurutan menurut umur, dalam lembar DDST. Pada umumnya pada
waktu tes, tugas yang perlu diperiksa pada setiap kah skrining hanya berkisar antara
25-30 tugas saja, sehingga tidak memakan waktu lama hanya sekitar 15-20 menit saja.

b. Alat yang digunakan


- Alat peraga: gulungan benang wol merah, kerincingan dengan gagang kecil, cangkir
plastik kecil dengan pegangan, kismis/manik-manik, kubus warna merah kuning-hijau-
biru masing-masing 2 buah dengan ukuran 2,5x2,5x2,5, botol bening kecil dengan tutup
berdiameter kira-kira 1,5 cm, lonceng kecil bergagang, bola tenis, bel kecil, kertas dan
pensil.
- Lembar formulir DDST.
- Buku petunjuk sebagai referensi yang menjelaskan cara-cara melakukan tes dan
cara menilainya.

c. Prosedur DDST terdiri dari 2 tahap, yaitu:


- Tahap pertama: secara periodik dilakukan pada semua anak yang berusia : 3 - 6 bulan,
9 - 12 bulan, 18 - 24 bulan, 3 tahun, 4 tahun
- Tahap, kedua: dilakukan pada mereka yang dicurigai adanya hambatan per -
kembangan pada tahap pertama. Kemudian dilanjutkan dengan evaluasi diagnostik
yang lengkap.

101
d. Penilaian
Skor dari setiap komponen yang dilakukan pada sebelah kiri dari kotak segi empat
- P = Passed/Lulus
Anak melakukan komponen dengan baik atau orang tua/pengasuh memberi laporan
yang dapat dipercaya bahwa anak dapat melakukannya
- F = Fail/Gagal)
Anak tidak dapat melakukan komponen dengan baik atau orang tua/pengasuh
memberikan laporan bahwa anak tidak dapat melakukan komponen dengan baik
- NO = No Opportunity/Tidak mendapat kesempatan
Anak tidak dapat mempunyai kesempatan untuk melakukan komponen karena
ada hambatan. Skor ini hanya digunakan untuk komponen yang ada kode “L”
(Laporan) dari orang tua atau pengasuh.
- R = Refusal/Menolak
Anak menolak melakukan tes perkembangan. Penolakan dapat dikurangi dengan
mengatakan kepada anak apa yang harus dilakukannya (komponen tugas yang
dilaporkan oleh orang tua atau pengasuh tidak diskor sebagai penolakan). Jika tidak,
tanyakan kepada anak apakah dapat melakukannya (tes perkembangan yang
dilaporkan oleh orang tua atau pengasuh anak tidak diskor sebagai penolakan)

e. Interpretasi Hasil Penilaian


- Advance/Lebih
Bila anak “lulus” pada komponen tes yang terletak di kanan garis umur, maka
dinyatakan perkembangan anak lebih pada tes tersebut (dilewati pada kurang dari 25%
anak pada usia lebih besar).

Garis umur

- Normal
Komponen individual yang gagal atau ditolak tidak menunjukkan satu keterlambatan dalam
perkembangan (garis usia antara persentil ke-25 dan ke-75). Anak dapat “lewat”, “gagal” atau
“menolak” pada garis umur

102
Garis umur Garis umur

F R

Garis umur Garis umur


Garis umur

P F R

- Caution/Peringatan
Satu Caution (C) pada komponen individu perlu diperhatikan saat menginterpretasi hasil tes.
Bila anak “gagal” (F) atau “menolak” (R) melakukan komponen tes pada garis umur terletak
pada atau di antara 75 sampai 90 persen maka diberikan skor C. Ini menunjukkan lebih dari 75
persen anak-anak sampel standar dapat “lewat” pada umur lebih mua dibandingkan dengan
umur anak yang sedang di tes. Setelah itu tulislah C di sebelah kanan kotak segi panjang.
Garis umur Garis umur Garis umur Garis umur

C
F C R C R C F

- Delayed/Keterlambatan
Komponen individual yang terlambat perlu diperhatikan saat menginterpretasikan tes.
Komponen dinilai “terlambat” bila anak “gagal” atau “menolak” melakukan komponen tes
yang terletak jelas berada di sebelah kiri garis umur. Hal ini disebabkan anak telah “gagal” atau
“menolak” pada komponen tes yang 90 persen anak-anak pada sampel standar telah dapat
“lewat” pada umur yang lebih muda. Keterlambatan komponen diberi warna pada tepi akhir
kotak.
Garis Umur
D
F
R D

Garis Umur
- No Opportunity (NO)/Tidak ada kesempatan
Komponen tes yang berdasarkan laporan orang tua saat anak tidak ada
kesempatan untuk melakukannya. Hasil ini tidak dimasukkan dalam mengambil
kesimpulan.

103
Garis Umur Garis Umur

NO NO

f. Kesimpulan Tes Denver II

Hasil atau kesimpulan Denver II terdiri atas tiga interpretasi, sebagai berikut :
1. Normal
a) Bila tidak ada Delays (D) dan atau paling banyak satu Caution (C)
b) Lakukan ulangan tes pada kunjungan berikutnya
2. Suspect/Diduga/Dicurigai ada keterlambatan
a) Bila ada dua atau lebih C dan atau satu atau lebih D
b) Lakukan uji ulang dalam 1 – 2 minggu untuk menghilangkan faktor sesaat,
seperti rasa takut, keadaan sakit dan kelelahan
3. Tidak dapat diuji/Untestable
a) Bila ada skor menolak pada satu atau lebih komponen di sebelah kiri garis
umur atau menolak lebih dari satu komponen yang ditembus garis umur
pada daerah 75-90 persen
b) Lakukan uji ulang dalam 1 – 2 minggu

Dalam pelaksanaan skrining dengan DDST ini, umur anak perlu ditetapkan terlebih
dahulu, dengan menggunakan patokan 30 hari untuk satu bulan dan 12 bulan untuk satu
tahun. Bila dalam perhitungan umur kurang dari 15 hari dibulatkan ke bawah dan
sama dengan atau lebih dari 15 hari dibulatkan keatas.

Contoh 1 :
Perhitungan umur adalah sebagai berikut:
Misalnya Budi lahir pada tanggal 23 Mei 2015 dari kehamilan yang cukup bulan dan tes
dilakukan pada tanggal 5 Oktober 2017, maka perhitungannya sebagai berikut:
2017 - 10 - 5 (saat tes dilakukan)
2015 - 5 - 23 (tanggal lahir Budi)
Umur Budi 2 - 4 – 12 = 2 tahun 4 bulan 12 hari, karena 12 hari adalah lebih kecil

104
dari, 15 hari, maka dibulatkan ke bawah, sehingga umur Budi adalah 2 tahun 4 bulan.
Kemudian garis umur ditarik vertikal pada formulir DDST yang memotong
kotakkotak tugas perkembangan pada ke-4 sektor. Tugas-tugas yang terletak disebelah
kiri garis itu, pada umumnya telah dapat dikerjakan oleh anak-anak seusia Budi (2 tahun
4 bulan). Apabila Budi gagal mengerjakan beberapa tugas-tugas tersebut (F), maka
berarti suatu keterlambatan pada tugas tersebut. Bila tugas-tugas yang gagal dikerjakan
berada pada kotak yang terpotong oleh garis vertikal umur, maka ini bukan suatu
keterlambatan, karena pada kontrol lebih lanjut masih mungkin terdapat perkem bangan
lagi.
Contoh 2 :
Bila pada perhitungan pertama diketahui anak berusia kurang dari 2 tahun, tanyakan apakah
ia lahir kurang dari 2 minggu sebelum tanggal perkiraan persalinan (HPL). Jika jawaban ya,
maka lakukan penyesuaian prematuritas dengan cara umur anak dikurangi jumlah minggu
tersebut.
2017 - 8 - 20 (saat tes dilakukan)
2017 - 6 - 1 (tanggal lahir anak)
Umur anak 2 19
Prematur 6 minggu -1 -14
Penyesuaian umur anak 1 5

Agar lebih cepat dalam melaksanakan skrining, maka dapat digunakan tahap pra -
skrining dengan menggunakan :
1. DDST Short Form, yang masing-masing sektor hanya diambil 3
t u g a s ( s e hingga seluruhnya ada 12 tugas) yang ditanyakan pada ibunya. Bila
didapatkan salah satu gagal atau ditolak, maka dianggap "suspect" dan perlu
dilanjutkan dengan DDST lengkap. Dari penelitian Frankenburg didapatkan 25%
anak pada pemeriksaan DDST Short Form ternyata memerlukan pemeriksaan
DDST lengkap.
2. PDQ (Pra-screening Developmental Questiotwaire)
Bentuk kuesioner ini digunakan bagi orang tua yang berpendidikan SLTA
keatas. Dapat diisi orang tua di rumah atau pada saat menunggu di klinik.
Dipilih 10 pertanyaan pada kuesioner yang sesuai dengan umur anak. Kemudian
dinilai berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan, dan pada kasus yang dicurigai
dilakukan tes DDST lengkap.
105
106
107
108
109
110
111
PENILAIAN KETERAMPILAN MENGUKUR PERKEMBANGAN DENGAN
DEVELOPMENT SCREENING TEST (DDST)

NAMA :
NIM :
Dilakukan
NO ASPEK YANG DINILAI
Ya Tidak
A. Tahap Pre Interaksi
1. Melakukan verifikasi order sesuai tindakan yang akan dilakukan
2. Menyiapkan alat
Alat yang digunakan
- Alat peraga: gulungan benang wol merah, kerincingan dengan gagang
kecil, cangkir plastik kecil dengan pegangan, kismis/manik-manik,
kubus warna merah kuning-hijau-biru masing-masing 2 buah dengan
ukuran 2,5x2,5x2,5, botol bening kecil dengan tutup berdiameter kira-
kira 1,5 cm, lonceng kecil bergagang, bola tenis, bel kecil, kertas dan
pensil.
- Lembar formulir DDST.
- Buku petunjuk sebagai referensi yang menjelaskan cara-cara
melakukan tes dan cara penilaiannya.
B. Tahap Orientasi
3. Memberi salam, panggil pasien dan keluarga dengan panggilan yang
disenangi.
4. Memperkenalkan nama perawat
5. Menjelaskan prosedur dan tujuan penilaian DDST pada keluarga
6. Menjelaskan informed consent pada pasien dan keluarga
7. Menunjukkan rasa empati pada pasien.
8. Menanyakan keluhan pasien (keluarga) dan mengikutsertakan anak saat
berkomunikasi dengan keluarga
9. Memberi kesempatan pasien untuk bertanya
10. Membuat kontrak (waktu, tempat dan tindakan yang akan dilakukan
perawat)
C. Tahap Kerja
11. Tetapkan umur kronologis anak, tanyakan tanggal lahir anak yang akan
diperiksa (Gunakan patokan 30 hari untuk satu bulan dan 12 bulan untuk
satu tahun. Jika dalam perhitungan umur kurang dari 15 hari dibulatkan ke
bawah, jika sama dengan atau lebih dari 15 hari dibulatkan ke atas).
12. Tarik garis berdasarkan umur kronologis yang memotong garis horisontal
tugas perkembangan pada formulir DDST.
13. Setelah itu dihitung pada masing-masing sektor, jumlah P dan jumlah F.
Lakukan penilaian pada masing-masing sektor; seperti contoh poin dibawah ini :
14. Coba tersenyum, berbicara atau melambaikan tangan kepadanya jangan
menyentuh anak.
Orang tua dapat menolong mengarahkan sikat gigi dan menaruh odol pada

112
sikat.
Gerakkan benang dengan perlahan-lahan dalam suatu busur dari satu sisi
kesisi lain + 20 cm di atas muka anak.
Sentuhkan icik-icik pada punggung atau ujung jari-jarinya
Benang dijatuhkan secepatnya dari pandangan tanpa tangan pemeriksa
bergerak.
Meletakkan kubus di dekat anak
Memasukkan jarum dan spuit kurang lebih 45 -90 derajat terhadap kulit
Meletakkan manik-manik dekat anak agar anak dapat rnengambil manik-
manik dengan ibu jari dan jari
Membuat garis sehingga anak dapat mencontohnya
Genggamkan tangan dengan ibu jari menghadap ke atas dan goyangkan ibu
jari. Agar anak bisa menirukan dan tidak menggerakkan jari selain ibu jari
Meminta anak membuat lingkaran

Meminta anak menyebutkan garis mana yang lebih panjang dengan


sesekali memutar kertas sampai terbalik
Meminta anak membuat garis menyilang

Meminta anak membuat kotak (Biarkan anak meniru, Jika tidak dapat
demonsirasikan)
Taruh satu kubus di cangkir, kocok per lahan-lahan dekat telinga anak.
Ulangi untuk telinga lainnya.
Tunjuk masing-masing gambar dan minta anak menyebutkan nama
gambar tersebut (Gagal bila hanya suara). Bila 4 name yang betul,
minta anak menunjuk gambar dari nama yang disebut oleh pemeriksa.

Gunakan boneka, katakan kepada anak : Tunjukkan hidung, mata.


telinga, mulut. tangan, kaki, perut, rambut. (Lulus 6 dari 8)
Gunakan gambar, tanyakan kepada anak mana yang terbang?
………………..meong?, ................................... bicara? . .................
..................menggonggong? ................ meringkik?. (Lulus 2 dari 5, 4
dari 5
Tanya kepada anak: Apa yang kau lakukan,..... bila dingin?
.................................. capai? ...................lapar?.( Lulus 2 dart 3, 3 dari 3)
Tanya kepada anak: Apa gunanya cangkir ? Apa gunanya kursi? Apa
gunanya pensil ? Jawaban harus termasuk kata kata gerakan.
Lulus bila anak menaruh dan mengatakan berapa kubus yang ada di atas
kertas dengan benar. (1,5).

113
Katakan kepada anak: Taruh kubus di atas meja, di bawah meja, di
depan saya, di belakang saya. Lulus 4 dan 4 (Jangan membantu anak
dengan menunjuk, menggerakkan kepala atau mata )
Tanya kepada anak: Bola itu apa? .................................... danau?
................................... meja? ................................... rumah?
................................... pisang? ......................... korden?
.................................... pagar? ................................... atap?
................................... Lulus bila disebutkan kegunaanrrya. bentuk, dibuat
dari apa, atau katagori umum ( seperti pisang adalah buah, bukan hanya
kuning) Lulus 5 dari 8, 7 dari 8
Tanya kepada anak: Jika kuda itu besar tikus adalah ........ ... ........ .....?
Jika api itu panas, es…………………..? Jika matahari bersinar pagi
hari, bulan bersinar................... ............... ? Lulus 2 dan 3.
Meminta anak untuk berjalan hanya boleh menggunakan dinding atau besi
pegangan, tidak orang, tidak boleh merangkak
Meminta Anak melempar bola di atas bahu + 1 m ( 3 kaki) ke arah
pemeriksa.
Anak harus melompat melampaui lebamya formulir + 22 cm ( 8 112" ).
Suruh anak berjalan kedepan ..... Tumit berjarak ± 2 1/2 cm dari ibu
jari kaki. Pemeriksa dapat mendemonstrasikan. Anak harus berjalan 4
langkah berturut - turut.
15. Tentukan interpretasi setiap komponen atau aspek perkembangan
16. Tentukan kesimpulan dari interpretasi setiap komponen
17. Rapikan alat
D. Terminasi
18. Menanyakan pada anak apa yang dirasakan setelah dilakukan tindakan
19. Menyimpulkan hasil prosedur yang telah dilakukan kepada anak dan
keluarga
20. Melakukan kontrak (waktu, tempat dan kegiatan selanjutnya)
21. Memberikan reinforcement sesuai dengan kemampuan anak dan keluarga
22. Mengakhiri kegiatan dengan cara memberi salam.
E. Dokumentasi
23. Dokumentasikan : Tanggal dan perilaku selama observasi (perasaan
anak ketika di test, hubungan dengan si pemeriksa, seberapa besar
perhatiannya, perilaku verbal, rasa percaya diri dan sebagainya)
24. Menuliskan hasil intepretasi pada lembar dokumentasi
25. Menjelaskan hasil interpretasi pada keluarga

114
LEMBAR KERJA MAHASISWA

115
LEMBAR KERJA MAHASISWA

116
Praktikum 8

TERAPI BERMAIN

Windy Yuliana Budianto, Ns

Bermain adalah sebuah komponen penting bagi anak-anak. Stress karena sakit dan
proses hospitalisasi menambah pentingnya bermain. Tidak hanya untuk memfasilitasi
perkembangan anak, terapi sesi bermain dapat menambah pengertian anak untuk belajar
mengenai perawatan kesehatan, mengeksplorasi kecemasan, mengatasi perasaannya dan
untuk mencapai penguasaan perasaan atau control terhadap ketakutan yang berlebihan karena
sedikitnya pemahaman tentang situasi yang buruk.
Program bermain dapat meminimalisasi rasa sakit oleh karena itu perawat seharusnya
mendokumentasikan apa yang mereka perlukan dan manfaat bermain.
Terapi bermain adalah suatu kesempatan untuk mengadakan perjanjian dengan rasa
takut, keprihatinan dan stressor bagi kesehatan anak. Terapi bermain akan memberikan 2
keuntungan pada anak & professional kesehatan. Terapi bermain akan memberikan
kesempatan pada anak untuk mengenang, mengerti & mengintegrasikan rasa takut dengan
pengalaman perawatan kesehatan. Anak-anak dapat mencapai penguasaan dengan kontrol
kejadian selama bermain. Pada kesempatan ini akan membantu memperpendek stress
&kecemasan anak.
Dan bagi perawatan professional dapat mengobservasi permainan anak-anak; belajar
banyak mengenai type peristiwa yang dapat menyebabkan cemas pada anak. Metode koping
anak dapat diobservasi & menambah tekhnik perawatan anak.
Terapi bermain adalah suatu mental tekhnik yang digunakan untuk mentreatment
anak-anak dengan masalah kesehatan mental. Hal ini tidak digunakan pada anak dengan
kecemasan yang disebabkan oleh kejadian hidup normal.
Terapi bermain dapat mempersiapkan pengetahuan anak mengenai sakit atau luka
yang dapat dinilai atau diakses/ ditaksir. Suatu tekhnik yang bisa digunakan adalah dengan
menggunakan gambar yang besar mengenai tubuh, digunakan mengidentifikasi apa yang
anak ketahui& dimengerti mengenai tubuh atau gambar kejadian anak dengan hospitalisasi.
Menggambar dapat digunakan untuk membedakan apa yang anak ketahui mengenai
hospitalisasi. Mereka dapat juga memberikan suatu indikasi berhubungan dengan
perasaannnya berupa cemas & stress.

117
Perawat dapat menggunakan gambar tubuh anak untuk membesarkan hati anak
mengenai apa yang dipikirkan mengenai masalah pengobatan mereka. Dari gambar anak akan
menyatakan hasil interpretasinya. Yangmana perawat dapat bekerja dengan dengan
menyediakan mempertinggi mengajar.
Menggambar dapat digunakan sebagai pengkajian dan dapat dijadikan sebagai suatu
intervensi bagi perawat. Penampilan anak dalam suatu gambar selama proses treatment
pembedahan. Anak-anak menggambarkan ekspresinya.

BERMAIN DRAMA
Pada situasi pengobatan akan ada reaksi penolakan dari anak, perlu upaya membantu
anak menanggulangi treatment yang menyakitkan dan prosedur intrusive.
Penjagaan pengobatan dilengkapi seperti perban, suntikan tanpa jarum dan seragam
untuk pakaian, adalah benda yang efektiv untuk membesarkan hati dalam permainan drama.
Aktivitas yang membolehkan anak mendapatkan kesempatan untuk terbiasa dengan
lingkungan hospital & prosedur-prosedurnya. Observasi permainan drama akan menemukan
persepsi anak mengenai kesakitan& procedure-prosedure dan kemudian mengklarifikasi
beberapa miskonsepsi. Permainan drama juga akan menawarkan jalan keluar untuk
kecemasan anak, mencoba untuk melakukan perjanjian dengan stress dan situasi yang
membingungkan.

118
Tekhnik yang sfesifik dapat dipilih untuk menggambarkan tiap tahapan
perkembangan anak & tehnik yang dapat digunakan untuk mempromosikan terapi &
permainan drama.
1. Bercerita
a. Pengkajian
Anak membuat cerita mengenai gambar, menganalisa isi dan petunjuk emosional.
Anak bercerita mengenai ekspresi hal yang penting dalam suatu group atau ke anak
yang lain.
b. Intervensi
Membaca menyusun cerita untuk menjelaskan kesakitan, hospitalisasi atau asfek
yang sfesifik dalam perawatan emosi seperti rasa takut termasuk didalamnya
2. Menggambar
a. Pengkajian
Minta anak untuk menggambar suatu gambar yang terjadi diRumah sakit baik subjek
yang diperhatikan, ukuran dan tempat dalam gambar, warna yang digunakan,
kehadiran atau ketidakhadiran fisik , perasaan emosional secara umum
b. Intervensi
Menggunakan gambar anak atau outline tubuh untuk menjelaskan perawatan,
procedure atau kondisi. Keuntungan yang bisa didapatkan untuk anak yang
menggambarkan gambar. Pilihan topic langsung seperti gambar mengenai keluarga
atau pertemuan perawatan. Kemudian sampaikan kepadanya “ Katakan kepada saya
mengenai gambarmu” Perhatikan emosi anak “ anak ketakutan dengan mesin
radiografi yang besar”

119
3. Musik
a. Pengkajian
Observasi tipe musik yang dipilih dan efek musik yang bermain pada kebiasaan
b. Intervensi
Membesarkan hati orang tua&anak untuk membawa Tape& CD keRS untuk
meringankan stress. Tape dimainkan selama tess dan procedur pemeriksaan.
Orangtua dapat merekam suara mereka untuk dimainkan untuk bayi dan anak selama
pemisahan. Selama waktu yang lama dalam proses hospitalisasi anak dapat memutar
pesan untuk saudara kandung & atau teman sekelas. Yang kemudian untuk
membesarkan hati dengan merekam respon mereka. Waktu bermain dapat masuk
dalam kesempatan untuk bermain instrument dan menyanyi.
4. Puppets (Golek/ wayang)
a. Pengkajian
Puppets dapat menanyakan tentang pertanyaan anak, yang lebih suka menjawab
puppet kemudian 1 orang
b. Intervensi
Tampilan lakon pendek & lucu untuk mengajarkan anak keperluan informasi
kesehatan. Termasuk didalamnya berisi kondisi emosional yang tepat

5. Pets/ Binatang kesayangan


a. Pengkajian
Tonton interaksi antara anak & binatang

120
b. Intervensi
Respon dan emosi yang ditunjukkan oleh anak. Fasilitas sentuhan dan pukulan pada
binatang

6. Permainan Drama
a. Pengkajian
Menyediakan boneka dan perlengkapan medis dan analisa /batasan tanda untuk
boneka oleh anak, kebiasaan untuk mendemonstrasikan boneka dalam permainan
anak, dan emosi yang jelas kelihatan. Boneka dengan kesakitan atau masalah
kesehatan seperti beberapa anak yang suka memberikan bantuan special .
b. Intervensi
Menyediakan boneka dan kelengkapan untuk bermain. Menjamin keamanan,
mengawasi dengan teliti ketika perlengkapan yang asli digunakan. Respon emosi
dan perilakau yang nampak. Gunakan boneka dan perlengkapan seperti nebulizer,
peralatan intravena, dan statescope untuk menjelaskan perawatan. Gunakan boneka
dengan dengan masalah atau kesakitan serupa untuk beberapa anak ketika
didapatkan. Menyediakan mainan-mainan yang membantu perkembangan ekspresi
emosi, seperti ketokan papan dan melepaskan anak panah dalam rumah.

121
PROSEDUR TERAPI BERMAIN

A. LATAR BELAKANG
B. TOPIK
C. TUJUAN
D. LANDASAN TEORITIS
E. FUNGSI BERMAIN
F. KLIEN
1. Karakteristik / kriteria.
2. Proses Seleksi
3. Jumlah Klien
A. PENGORGANISASIAN
1. Waktu
a. Hari / Tanggal
b. Waktu
c. Tempat
2. Tim Terapi
K : Klien
L : Leader
C: Co Leader
O : Observer

122
M: Mainan
F : Fasilitator
3. Tim Terapis dan Perannya
a. Leader :
Uraian Tugas :
1) Menjelaskan tujuan pelaksanaan TAB.
2) Menjelaskan peraturan kegiatan TAB sebelum kegiatan dimulai.
3) Mampu memotivasi anggota untuk aktif dalam kelompok.
4) Mampu memimpin TAK dengan baik.
b. Co Leader :
Uraian Tugas:
1) Menyampaikan Informasi dari fasilitator ke leader tentang aktivitas klien.
2) Mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang.
3) Mengingatkan leader tentang waktu.
c. Fasilitator :
Uraian Tugas :
1) Memfasilitasi klien yang kurang aktif.
2) Berperan sebagai role model bagi klien selama kegiatan berlangsung.
3) Mempertahankan kehadiran peserta.
d. Observer :
Uraian Tugas :
1) Mengobservasi jalannya / proses kegiatan.
2) Mencatat perilaku verbal dan nonverbal klien selama kegiatan berlangsung.
4. Metode dan Media
1) Metode yang digunakan antara lain :
a) Komunikasi kepada ibu dan anak.
b) Bermain permainan menyusun gambar.
c) Mainan di letakkan di tengah-tengah kemudian klien di bebaskan memilih gambar
sesuai dengan keinginannya.
2) Media.
a). Alat yang dapat dipegang dengan tangan dan dapat disusun.
b). Musik.

123
F. PROSES PELAKSANAAN
1. Persiapan.
a. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
b. Mengingatkan kontrak dengan anggota kelompok.
c. Memberi kesempatan klien untuk memenuhi kebutuhan dasarnya ( BAB, BAK,
makan dan minum ).
2. Orientasi.
a. Salam Teraupetik.
b. Evaluasi / Validasi
c. Kontrak:
1) Menjelaskan tujuan kegiatan yaitu memenuhi kebutuhan bermain saat anak sakit
2) Menjelaskan aturan main
a) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta izin kepada
terapis.
b) Lama kegiatan 20 menit
c) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
3. Tahap kerja
4. Feed Back/timbal balik
5. Kesimpulan

124
PENILAIAN KETERAMPILAN TERAPI BERMAIN
PADA ANAK USIA SEKOLAH (JENIS PERMAIN DRAMA)

NAMA ANAK :
UMUR/ TTL :
DX MEDIS : THYPUS ABDOMINALIS
Dilakukan
NO ASPEK YANG DINILAI
Ya Tidak
A. Persiapan (Pre interaksi)
1. Alat
a. Perban
b. Suntikan tanpa jarum
c. Seragam untuk pakaian
d. Intravena set
e. Stateskop mainan
f. Boneka
2. Persiapan Suasana & Tempat
3. Pesiapan Pasien; memperhatikan & mempersilahkan pemenuhan kebutuhan
dasar Klien
4. Persiapan tim therapist (Perawat)
B. Tahap Orientasi
1. Memberi salam, panggil klien dengan panggilan yang disenangi
a. Salam Teraupetik.
" Assalammuallaikum Wr...Wb.... ( Selamat pagi Ibu, adik ) "
b. Evaluasi / Validasi
" Bagaimana dengan kondisi anak ibu...........semoga semakin membaik
ya Bu........... Bisa saya berbicara dengan adik ......
2. Memperkenalkan nama perawat
3. Jelaskan tujuan terapi bermain
4. Menjelaskan aturan bermain; kontrak waktu (lama), peran klien, peran
perawat dan alat-alat yang akan digunakan
C. Tahap Kerja
1. Membawa alat-alat ke dekat klien
2. Memberi kesempatan kepada klien untuk memilih permainan yang
diinginkan/ diminati
3. Menanyakan kepada klien apakah telah mengetahui tata cara permainan
tersebut
4. Menjelaskan & memberikan contoh ketika klien nampak bingung atau tidak
tahu cara menggunakan alat permainan dengan terlebih dulu meminta ijin
dengan klien
5. Memberikan reinfocement ketika klien dapat mengikuti sampai pada
tahapan ini
6. Mengawasi tingkah-laku dan pola anak-anak dalam bermain.

125
6. Tanyakan dan temukan :
a. terbiasa dengan lingkungan hospital & prosedur-prosedurnya
b. persepsi anak mengenai kesakitan (dengan menggunakan gambar
tubuh) & procedure-prosedure
c. mengklarifikasi beberapa miskonsepsi (jika nampak dari respon;
anak mengeluh, marah, kecewa)
d. Tawarkan jalan keluar terhadap hasil temuan ( stress, bingung,
cemas)
E. Terminasi
1. Tanyakan ke klien tentang perasaannya terhadap tindakan yang telah
dilakukan
2. Berikan Reinfocment kepada klien atas kerjasamanya
3. Berpamitan dengan pasien
1. Mendokumentasikan perasat dan hasil temuan yang berhubungan dengan
tindakan yang telah dilakukan (Tgl & jam pelaksanaan pengukuran oleh
perawat)

126
LEMBAR KERJA MAHASISWA

127
LEMBAR KERJA MAHASISWA

128
ABSENSI KEGIATAN PRAKTIKUM

No Hari/Tanggal Praktikum Tanda tangan Keterangan


1

129
FORMAT PENILAIAN SIKAP

N Nilai mahasiswa (skala 60 - 100)


Kriteria
O 1 2 3 4 5 6
1. Melaksanakan semua tugas dari Dosen dengan penuh
tanggung jawab
2. Tidak melakukan manipulasi kehadiran, tidak
memalsu tanda tangan, dan tidak berbohong dalam
kaitannya dengan pelaksanaan tugas yang telah
disepakati bersama
3. Tidak melakukan tindak plagiasi perangkat
pembelajaran dan atau tindakan kriminal lainnya.
4. Hadir sesuai dengan jumlah pertemuan dan jam
efektif yang disepakati bersama dan tepat waktu
5. Melaporkan kesalahan dengan segera
6. Mengumpulkan tugas tepat waktu
7. Dapat mengelola semua tugas yang menjadi
tanggung jawabnya dengan benar dan sistematis
8. Dapat bekerjasama dengan siapa saja sesuai dengan
tugas yang menjadi tanggung jawabnya
9. Berpakaian dan berhias diri secara sopan dan tidak
berlebihan
10. Bertutur kata secara santun
11. Bersikap dan berperilaku baik
12. Melaksanakan tugas sesuai wewenangnya
13. Dapat beradaptasi, berkomunikasi dan berinteraksi
secara baik dengan teman dan semua unsur terkait
14. Memiliki inisiatif untuk peduli dan empati kepada
teman dan orang di sekitarnya
15. Melakukan semua tata tertib yang telah disepakati
16. Menghargai teman sekelompok dan kelompok lain
Rata2

Daftar nama mahasiswa :

130
131

Anda mungkin juga menyukai