Secara leksikal, ‘kepribadian’ berasal dari kata ‘pribadi’ yang berarti manusia
sebagai perseorangan. ‘Kepribadian’ (dengan imbuhan ke-an) berarti sifat hakiki yang
tercermin pada sikap seseorang atau suatu bangsa yang membedakan dirinya dengan
orang lain atau bangsa lain.
Satu hal yang tidak dapat dipungkiri bahwa sejak Presiden Soekarno
mendengungkan untuk menerapkan Demokrasi Terpimpin dalam sistem kenegaraan,
partai Masyumi dan Partai Sosialis Indonesia (PSI) yang paling lantang menentangnya.
Keduanya menentang karena beralasan bahwa Demokrasi Terpimpin akan dijadikan
alat oleh Soekarno untuk memusatkan kekuasaan di tangannya. Sikap kedua partai
tersebut membuat Soekarno kecewa dan marah. Kemarahan Sokarno dimanfaatkan
oleh PKI dengan membujuk Soekarno untuk membubarkan partai tersebut yang
berujung dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Presiden nomor 200 tahun 1960
yang intinya pemerintah membubarkan partai Masyumi secara menyeluruh.
Respon atas ceramah KH. Fakih Usman tersebut, dibentuklah Tim Perumus
“KEPRIBADIAN MUHAMMADIYAH” yang terdiri dari Prof. Dr. Hamka, KH. Wardan
Diponingrat, H. Djarnawi Hadikusuma, HM. Djindar Tamimy, HM. Saleh Ibrahim, serta
KH. Fakih Usman (selaku narasumber).
Dakwah dan amar ma’ruf nahi munkar pada bidang yang pertama atau
perseorangan terbagi menjadi 2 yaitu :
a. Kepada yang telah Islam bersifat Tajdid (Pembaruan). Artinya mengembalikan kepada
ajaran Islam yang murni.
b. Kepada yang belum Islam bersifat seruan dan ajakan untuk memeluk agama Islam.
a. Hidup manusia harus berdasar tauhid, ibadah, dan taat kepada Allah SWT.
4. Sifat Muhammadiyah
f. Amar ma’ruf nahi munkar dalam segala lapangan serta menjadi contoh teladan yang
baik.
h. Kerjasama dengan golongan agama Islam manapun dalam usaha menyiarkan dan
mengamalkan agama Islam.
Muhammadiyah sebagai gerakan Islam didasarkan pada segi asas (aqidah) perjuangan
Muhammadiyah. Muhammadiyah menjadikan dinul Islam sebagai subjek (sumber nilai)
dan sumber objek (sumber konsep) perjuangannya. Sebagai sumber subjek ialah
bahwa semua kegiatan dan amal usaha Muhammadiyah selalu digerakkan oleh ruh Al-
Islam. Sebagai sumber objek ialah semua kegiatan dan amal usaha Muhammadiyah
dimaksudkan untuk “menegakkan dan menjunjung tinggi agama Allah SWT”. Sebagai
sumber nilai dan konsep dinul islam tidak bisa dipisahkan dari perjuangan
Muhammadiyah. Islam telah menjadi “sibghah” yang mendasari, menjiwai, dan
mewarnai gerakan Muhammadiyah.
Ciri kedua dari gerakan Muhammadiyah dikenal sebagai gerakan dakwah Islam ,
amar makruf nahi munkar. Ciri yang kedua ini telah muncul sejak dari kelahirannya dan
tetap melekat tak terpisahkan dalam jati diri Muhammadiyah. Hal ini diakui oleh
beberapa pihak yang menyatakan bahwa Muhammadiyah terlihat sebagai pergerakan
dakwah yang menekankan pengajaran serta pendalaman nilai-nilai dan memiliki
kepedulian yang sangat besar terhadap penetrasi misi Kristen di Indonesia.
1. Segala Aktivitas dan usaha untuk mengubah satu situasi tertentu kearah lain yang
lebih baik, sesuai dengan ajaran islam.
3. Mengajak dan menyeru manuasia atau masyarakat kepada ajaran islam, dengan
memberikan pengertian dan kesadaran akan kebenaran ajaran-ajaran islam sehingga
manusia atau masyarakat dapat menginsafi akan kebaikan, kelebihan , dan keutamaan
islam bagi pembentukan pribadi yang utama, dan bagi mengatur ketertiban hidup
bermasyarakat, dalam segala aspek kehidupan, seperti bidang ‘iktiqad , ibadah, akhlak,
kebudayaan , pendidikanm-pengajaran, ilmu pengetahuan, social, ekonomi, juga dalam
bidang kenegaraan-politik dan sebagainya.
Dakwah kepada orang yang belum islam adalah ajakan, seruan , dan panggilan yang
sifatnya menggembirakan dan menyenangkan (tabsyir). Caranya adalah dengan tidak
ada paksaan masuk itu sendiri.
Sifat dakwah yang dilakukan kepada orang yang sudah islam bukan lagi bersifat ajakan
untuk menerima islam sebagai agamanya, tetapi bersifat tajdid dalam arti pemurnian
(purifikasi( dan dapat juga berarti pembaruan (reformasi).
Ciri ketiga yang melekat pada persyarikatan Muhammadiyah adalah sebagai gerakan
tajdid atau gerakan reformasi. Menurut paham Muhammadiyah, Tajdid mempunyai dua
pengertian. Pertama, mengandung pengertian purifikasi dan reformasi ; yaitu,
pembaruan dalam pemahaman dan pengalaman ajaran islam kearah keaslian dan
kemurniaannya sesuai dengan al-Qur’an dan al-Sunnah al-Maqbulah. Dalam
pengertian pertama ini diterapkan pada bidang akidah dan ibadah mahdah. Kedua,
mengandung pengertian modernisasi atau dinamisasi (pengembangan) dalam
pemahaman dan pengalaman ajaran islam sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi serta perubahan masyarakat. Pengertian kedua diterapkan pada masalah
mu’amalah duniawiyah. Tajdid dalam pengertian ini sangat diperlukan, terutama
setelah memasuki era globalisasi, karena pada era ini bangsa-bangsa di dunia
mengalami hubungan antarbudaya yang sangat kompleks.
a. Hidup manusia harus berdasarkan tauhid, ibadah, dan taat kepada Allah semata-mata
c. Menegakkan ajaran islam dengan keyakinan bahwa ajaran islam adalah satu-satunya
landasan kepribadian dan ketertiban bersama untuk kebahagiaan dunia dan akhirat.
d. Menegakkan dan menjunjung tinggi agama islam dalam masyarakat adalah wajib,
sebagai ibadah kepada Allah dan berbuat Ihsan dan Islah kepada kemanusiaan.
Dari segi taktik perjuangan sering orang berpendirian bahwa tidak mengapa kita
bertindak menyalahi peraturan bahkan tidak mengapa bertindak sesuai dengan ajaran
islam, asal dengan maksud untuk mencapai tujuan yang lebih besar. Kadang-kadang
sampai orang berpendapat bahwa tiada celanya berbuat sesuatu yang menyeleweng
dari hokum agama, asal hanya untuk siasat belaka. Dalam Muhammadiyah hal ini tidak
boleh terjadi. Hukum dan ajaran agama islam wajib dipegang teguh dan di junjung
tinggi. Tujuan yang baik harus dicapai dengan cara yang baik pula. Cita-cita yang
diridhoi Allah harus dicapai dengan cara serta usaha yang diridhoi Allah SWT.
Muhammadiyah berjuang tidak sekedar mencari berhasilnya tujuan semata-mata, tetapi
disamping itu juga dengan maksud beribadah, berbakti kepada Allah dan berjasa
kepada kemanusiaan. Muhammadiyah berjuang dengan keyakinan bahwa
kemenangan ada di tangan Allah, dan tiu akan di anugerahkan kepada siapa yang
bersungguh-sungguh berjuang dengan cara yang adil dan jujur.
4. Sifat Muhammadiyah
e. “Mengindahkan segala Hukum, Undang-undang serta dan falsafah Negara yang sah”
Muhammadiyah sebagai satu organisasi mempunyai sejumlah anggota.
h. “Kerjasama dengan golongan lain mana pun, dalam usaha menyiarkan dan
mengamalkan Ajaran Islam serta membela kepentingannya” Menyiarkan Islam,
mengamalkan dan mengamalkan dan membela kepentingan islam, bukan hanya tugas
Muhammadiyah perlu menjalin kerjasama dengan semua golongan umat islam. Tanpa
Kerjasama ini, tidak mudah kita melaksanakan tugas yang berat ini.
j. “Bersifat adil serta korektif ke dalam dan keluar, dengan bijaksana” dengan
sifat tersebut , Muhammadiyah tidak senang melihat sesuatu yang tidak semestinya,
dan ingin mengubahnya dengan yang lebih tepat dan lebih baik, meskipun mengenai
dirinya sendiri. Jadi Muhammdiyah tidak tinggal diam saja dan taqlid. Tetapi koreksi
pada diri sendiri dan keluar ini tidak boleh dilakukan dengan sembarangan, melainkan
harus dengan adil dan bijaksana.
Seperti telah kita uraikan diatas, bahwa kepribadian Muhammadiyah ini pada dasarnya
adalah memberikan pengertian dan kesadaran kepada warga kita, agar mereka itu tahu
tugas kewajibannya, tahu sandaran atau dasar-dasar beramal-usahanya, juga tahu
sifat-sifat atau bentuk / irama bagaimana mereka bertindak / bersikap pada saat
melaksanakan kewajibannya.
2. Menggembirakan dan memantapkan tugas berda’wah. Tidak merasa rendah diri dalam
menjalankan da’wah , namun tidak memandang rendah kepada yang bertugas dalam
lapangan lainya (politik, ekonomi, seni-budaya, dan lain-lain)
3. Keadaan mereka –pra warga –hendaklah ditugaskan dengan tugas yang tentu-tentu,
bukan dengan hanya sukarela. Bila perlu dilakukan dengan suatu ikatan, misalnya
dengan perjanjian dengan bai’at dan lain-lain.
4. Sesuai dengan masa itu, perlu dilakukan dengan musyawarah yang sifatnya
mengevaluasi tugas-tugas itu.
5. Sesuai dengan suasana sekarang , perlu pula dilakukan dengan formalitas yang
menarik, yang tidak melanggar hukum-hukum agama dan juga dengan memberikan
bantuan logistik.