Anda di halaman 1dari 11

Tonggak berdirinya Muhammadiyah awalnya dimulai dari pembacaan kritis

terhadap realitas di sekitar. Banyaknya ketidakadilan dan kebodohan serta pudarnya


pemahaman terhadap Islam menggugah KH. Ahmad Dahlan untuk mengupayakan
purifikasi dalam mempertahankan ortodoksi ajaran Islam dan berorientasi pada gerakan
moral, dakwah, dan social. Hal ini ditunjukkan misi “amar ma’ruf nahi munkar” dan
selalu berlandaskan pada Al-Qur’an dan As-Sunnah.

Di wilayah sosial, Muhammadiyah telah banyak berperan  dalam kesejahteraan


dan pengentasan kemiskinan. Terbukti dengan didirikannya Rumah Sakit, sedangkan
dalam konteks pembangunan pendidikan bangsa, Muhammadiyah mampu
menunjukkan komitmennya sejak awal melalui pendidikan. Gerakan pendidikan yang
dilakukan Muhammadiyah ialah wujud komitmen Muhammadiyah untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa dan memberikan pencerahan mental kepada bangsa Indonesia.

Secara leksikal, ‘kepribadian’ berasal dari kata ‘pribadi’ yang berarti manusia
sebagai perseorangan. ‘Kepribadian’ (dengan imbuhan ke-an) berarti sifat hakiki yang
tercermin pada sikap seseorang atau suatu bangsa yang membedakan dirinya dengan
orang lain atau bangsa lain.

Dengan demikian, yang dimaksud dengan Kepribadian Muhammadiyah adalah


rumusan yang menggambarkan hakikat Muhammadiyah, serta apa yang menjadi dasar
dan pedoman amal usaha dan perjuangannya, serta sifat-sifat yang dimilikinya.

B.     Sejarah perumusan Kepribadian Muhammadiyah

Kepribadian Muhammadiyah adalah sebuah rumusan yang menguraikan tentang


jati diri, apa dan siapa Muhammadiyah. Kemudian dituangkan dalam bentuk teks yang
dikenal sebagai Matan Kepribadian Muhammadiyah. Adapun sejarah pembentukannya
dijabarkan sebagai berikut.

Kepribadian Muhammadiyah merupakan salah satu dari beberapa rumusan


resmi persyarikatan yang disahkan oleh Muktamar Muhammadiyah ke-35 tahun 1962 di
Jakarta, atau sering disebut dengan Muktamar setengah abad.

Gagasan untuk merumuskan Kepribadian Muhammadiyah yaitu pada masa


kepemimpinan H.M Yunus Anis (1959-1960). Perumusan tersebut sesungguhnya tidak
dapat dilepaskan dari keterkaitan dengan kondisi dan situasi Negara pada sekitar tahun
1962. Sebagaimana telah dimaklumi bersama bahwa sejak Dekrit 5 Juli 1959 hingga 11
Maret 1966 negara Indonesia memasuki jaman baru yang dikenal dengan jaman
Demokrasi Terpimpin atau disebut juga jaman Nasakom.

Satu hal yang tidak dapat dipungkiri bahwa sejak Presiden Soekarno
mendengungkan untuk menerapkan Demokrasi Terpimpin dalam sistem kenegaraan,
partai Masyumi dan Partai Sosialis Indonesia (PSI) yang paling lantang menentangnya.
Keduanya menentang karena beralasan bahwa Demokrasi Terpimpin akan dijadikan
alat oleh Soekarno untuk memusatkan kekuasaan di tangannya. Sikap kedua partai
tersebut membuat Soekarno kecewa dan marah. Kemarahan Sokarno dimanfaatkan
oleh PKI dengan membujuk Soekarno untuk membubarkan partai tersebut yang
berujung dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Presiden nomor 200 tahun 1960
yang intinya pemerintah membubarkan partai Masyumi secara menyeluruh.

Masyumi adalah partai Islam yang lahir di Jogjakarta di Madrasah Mu’alimin


Muhammadiyah, hasil dari kongres Umat Islam pada tanggal 7-8 November 1945.
Masyumi dianggap sebagai satu-satunya partai politik bagi umat Islam. Andil
Muhammadiyah dalam pendirian Masyumi cukup besar, di antara tokoh-tokoh
Muhammadiyah yang memimpin Masyumi antara lain Ki Bagus Hadikusumo, KH. Fakih
Usman, Prof. Kahar Muzakir, Prof. Hamka, HA. Malik Ahmad, dan sebagainya.

Di tengah-tengah kegalauan setelah dibubarkannya Masyumi, pimpinan pusat


Muhammadiyah menyelenggarakan kursus Pimpinan Pusat Muhammadiyah se-
Indonesia yang berlangsung di Yogyakarta pada bulan Ramadhan 1381 H (1961 M). Di
antara penceramah adalah KH. Fakih Usman. Beliau menyampaikan ceramahnya
dengan judul “Apakah Muhammadiyah itu?”. Dalam makalahnya diuraikan dengan tepat
tentang jati diri Muhammadiyah yang sebenarnya, menguraikan tentang hakikat apa
dan siapa Muhammadiyah yang sesungguhnya.

Respon atas ceramah KH. Fakih Usman tersebut, dibentuklah Tim Perumus
“KEPRIBADIAN MUHAMMADIYAH” yang terdiri dari Prof. Dr. Hamka, KH. Wardan
Diponingrat, H. Djarnawi Hadikusuma, HM. Djindar Tamimy, HM. Saleh Ibrahim, serta
KH. Fakih Usman (selaku narasumber).

C.    Fungsi Kepribadian Muhammadiyah

Penyusunan rumusan Kepribadian Muhammadiyah memiliki tujuan dan fungsi


sebagai landasan, pedoman, dan pegangan setiap gerak langkah Muhammadiyah
menuju cita-cita terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

Sebagai landasan dan pedoman, maka Kepribadian Muhammadiyah memiliki


fungsi lebih luas dalam setiap pribadi Muhammadiyah. Setiap amal dan aktivitas warga
Muhammadiyah, baik secara individu maupun organisasi perlu didasarkan pada
rumusan Kepribadian Muhammadiyah tersebut.

D.    Isi Kepribadian Muhammadiyah

Matan atau teks Kepribadian Muhammadiyah dihasilkan dalam Muktamar


Muhammadiyah ke-35 di Jakarta atau yang dikenal dengan Muktamar setengah abad.
Isi dari “Matan Kepribadian Muhammadiyah” ini harus diketahui dan dipahami oleh
setiap anggota persyarikatan Muhammadiyah. Adapun isi lengkapnya sebagai berikut :

Matan (teks) Kepribadian Muhammadiyah

1.      Apakah Muhammadiyah Itu ?

Muhammadiyah adalah suatu persyarikatan merupakan “Gerakan Islam”.


Maksudnya dakwah Islam amar ma’ruf nahi munkar yang ditujukan kepada dua hal
yaitu perseorangan dan masyarakat.

      Dakwah dan amar ma’ruf nahi munkar pada bidang yang pertama atau
perseorangan terbagi menjadi 2 yaitu :

a.       Kepada yang telah Islam bersifat Tajdid (Pembaruan). Artinya mengembalikan kepada
ajaran Islam yang murni.

b.      Kepada yang belum Islam bersifat seruan dan ajakan untuk memeluk agama Islam.

2.      Dasar Amal Usaha dan Perjuangan Muhammadiyah

Dalam perjuangan melaksanakan usahanya menuju tujuan terwujudnya masyarakat


utama, adil, dan makmur yang diridhoi Allah SWT dimana kesejahteraan, kebaikan, dan
kebahagiaan luas merata, Muhammadiyah mendasarkan segala gerak dan amal
usahanya atas prinsip-prinsip dalam muqadimah anggaran dasarnya, yaitu :

a.       Hidup manusia harus berdasar tauhid, ibadah, dan taat kepada Allah SWT.

b.      Hidup manusia harus bermanfaat.

c.       Mematuhi ajaran-ajaran agama islam.

d.      Menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam dalam masyarakat.

e.       Ittiba’ kepada langkah perjuangan langkah nabi Muhammad SAW.


f.       Melancarkan amal usaha dan perjuangan dengan ketertiban organisasi.

3.      Pedoman Amal Usaha dan Perjuangan Muhammadiyah

Dengan memperhatikan dasar prinsip diatas, maka Muhammadiyah berpedoman :


“Berpegang teguh akan ajaran Allah dan Rasul-Nya, bergerak membangun di segala
bidang dan lapangan dengan menggunakan cara serta menempuh jalan yang diridhoi
Allah SWT”. Artinya, setiap usaha dan aktivitas dalam Muhammadiyah perlu didasarkan
pada niat untuk beribadah kepada Allah SWT. Kemudian niat itu dikuatkan dengan
merujuk kepada ajaran Allah agar setiap usaha yang dilakukan mendapatkan ridho
Allah SWT.

4.      Sifat Muhammadiyah

Muhammadiyah memiliki sifat-sifat yang merupakan nilai-nilai dasar untuk


melakukan gerakan. Untuk itu, setiap warga Muhammadiyah wajib memelihara sifat-
sifatnya sebagaimana hasil Muktamar Muhammadiyah ke-35 di Jakarta tahun 1962.
Adapun sifat-sifat Muhammadiyah sebagai berikut :

a.       Beramal dan berjuang untuk perdamaian dan kesejahteraan.

b.      Memperbanyak kawan dan mengamalkan ukhuwah islamiyah.

c.       Lapang dada, luas pandangan dengan memegang teguh ajaran Islam.

d.      Bersifat keagamaan dan kemasyarakatan.

e.       Mengingahkan segala hukum, undang-undang, peraturan serta dasar Negara yang


sah.

f.       Amar ma’ruf nahi munkar dalam segala lapangan serta menjadi contoh teladan yang
baik.

g.      Aktif dalam perkembangan masyarakat dengan maksud ishlah dan pembangunan


sesuai dengan ajaran Islam.

h.      Kerjasama dengan golongan agama Islam manapun dalam usaha menyiarkan dan
mengamalkan agama Islam.

i.        Membantu pemerintah serta bekerjasama dengan golongan lain, sebagai pemelihara


dan membangun Negara.
j.        Bersifat adil serta korektif ke dalam dan ke luar dengan bijaksana.

E.     Penjelasan Kepribadian Muhammadiyah

1.      Apakah Muhammadiyah Itu ?

Pokok pembahasan pertama yang ditegaskan dalam kepribadian Muhammadiyah


adalah berupa pertanyaan “Apakah Muhammadiyah Itu ?”. Pertanyaan itu
sesungguhnya untuk mengungkapkan tentang hakikat apa dan siapa Muhammadiyah
itu, atau mengungkapkan tentang jati diri Muhammadiyah yang sebenar-benarnya. Oleh
karena itu, pertanyaan apakah Muhammadiyah itu dapat diganti dengan “Hakikat
Muhammadiyah”

·         Hakikat kepribadian Muhammadiyah

Hakikat kepribadian Muhammadiyah adalah wajah dan wijhahnya persyarikatan


Muhammadiyah. Wajah tersebut mencerminkan 3 predikat yang melekat kuat sebagai
asy-syaksiyah atau jati dirinya secara utuh. 3 predikat yang dimaksud adalah
Muhammadiyah sebagai gerakan Islam, dakwah, dan tajdid.

·         Muhammadiyah sebagai gerakan Islam

Muhammadiyah sebagai gerakan Islam didasarkan pada segi asas (aqidah) perjuangan
Muhammadiyah. Muhammadiyah menjadikan dinul Islam sebagai subjek (sumber nilai)
dan sumber objek (sumber konsep) perjuangannya. Sebagai sumber subjek ialah
bahwa semua kegiatan dan amal usaha Muhammadiyah selalu digerakkan oleh ruh Al-
Islam. Sebagai sumber objek ialah semua kegiatan dan amal usaha Muhammadiyah
dimaksudkan untuk “menegakkan dan menjunjung tinggi agama Allah SWT”. Sebagai
sumber nilai dan konsep dinul islam tidak bisa dipisahkan dari perjuangan
Muhammadiyah. Islam telah menjadi “sibghah” yang mendasari, menjiwai, dan
mewarnai gerakan Muhammadiyah.

            Tidak diragukan bahwa eksistensi dan esensi Muhammadiyah sebagai gerakan


Islam, bukan gerakan social-kemasyarakatan semata. Gerakan kemasyarakatannya
hanyalah bagian atau fungsi tranformasi dari gerakan Islam. Kondisi sosio-historis
berdirinya Muhammadiyah tidak lain karena diilhami, dimotivasi, dan disemangati oleh
ajaran-ajaran al-Qur’an. Motif gerakannya tidak lain kecuali semata-mata untuk
merealisasikan prinsip-prinsip ajaran islam dalam kehidupan nyata. Gerakannya
hendak berusaha menampilkan wajah islam dalam dinamika hidup, yang dapat dihayati,
dirasakan, dan dinikmati oleh manusia sebagai rahmatan lil ‘alamin.
·         Muhammadiyah Sebagai Gerakan Dakwah

Ciri kedua dari gerakan Muhammadiyah dikenal sebagai gerakan dakwah Islam ,
amar makruf nahi munkar. Ciri yang kedua ini telah muncul sejak dari kelahirannya dan
tetap melekat tak terpisahkan dalam jati diri Muhammadiyah. Hal ini diakui oleh
beberapa pihak yang menyatakan bahwa Muhammadiyah terlihat sebagai pergerakan
dakwah yang menekankan pengajaran serta pendalaman nilai-nilai dan memiliki
kepedulian yang sangat besar terhadap penetrasi misi Kristen di Indonesia.

              Secara  istilah (terminologi) berarti penyampaian Islam kepada manusia, baik


secara lisan,tulisan ,ataupun lukisan. Sedangkan secara istilah, setidaknya ada
beberapa batasan atau definisi sebagai berikut:

1.      Segala Aktivitas dan usaha untuk mengubah satu situasi tertentu kearah lain yang
lebih baik, sesuai dengan ajaran islam.

2.      Usaha-usaha menyerukan dan menyampaikan kepada perorangan manusia dan


seluruh umat konsepsi islam tentang pandangan dan tujuan hidup di dunia ini, yang
meliputi amar ma’ruf dannahi munkar, dengan berbagai media dan cara yang baik dan
membimbing mengamalkannya dalam perikehidupan perorangan , keluarga (usrah),
masyarakat dan bernegara.

3.      Mengajak dan menyeru manuasia atau masyarakat kepada ajaran islam, dengan
memberikan pengertian dan kesadaran akan kebenaran ajaran-ajaran islam sehingga
manusia atau masyarakat dapat menginsafi akan kebaikan, kelebihan , dan keutamaan
islam bagi pembentukan pribadi yang utama, dan bagi mengatur ketertiban hidup
bermasyarakat, dalam segala aspek kehidupan, seperti bidang ‘iktiqad , ibadah, akhlak,
kebudayaan , pendidikanm-pengajaran, ilmu pengetahuan, social, ekonomi, juga dalam
bidang kenegaraan-politik dan sebagainya.

Tujuan dakwah islamiyah secara proposional meliputi tiga sasaran , yaitu :

1.      Agar umat manusia menyembah kepada Allah , tidak menyekutukan-Nya dengan


sesuatu, dan tidak akan menyembah tuhan selain Allah semata-mata.

2.      Agar umat manusia bersedia menerima islam sebagai agamanya, memurniakan


keyakinannya, hanya mengakui Allah sebagai tuhannya, membersihkan jiwanya dari
penyakit nifaq (kemunafikan) dan selalu menjaga amal perbuatannya agar tidak
bertentangan dengan ajaran agama yang dianutnya.

3.      Dakwah ditujukan untuk merubah system pemerintahan yang zalim ke pemerintahan


islam.
Objek yang dijadikan sasaran dakwah (mad’u) Muhammadiyah ada dua macam, yaitu:

1.      Orang yang belum islam (umat dakwah)

Dakwah kepada orang yang belum islam adalah ajakan, seruan , dan panggilan yang
sifatnya menggembirakan dan menyenangkan (tabsyir). Caranya adalah dengan tidak
ada paksaan masuk itu sendiri.

2.      Orang yang sudah Islam (umat ijabi)

Sifat dakwah yang dilakukan kepada orang yang sudah islam bukan lagi bersifat ajakan
untuk menerima islam sebagai agamanya, tetapi bersifat tajdid dalam arti pemurnian
(purifikasi( dan dapat juga berarti pembaruan (reformasi).

·         Muhammadiyah sebagai gerakan Tajdid

Ciri ketiga yang melekat pada persyarikatan Muhammadiyah adalah sebagai gerakan
tajdid atau gerakan reformasi. Menurut paham Muhammadiyah, Tajdid mempunyai dua
pengertian. Pertama, mengandung pengertian purifikasi dan reformasi ; yaitu,
pembaruan dalam pemahaman dan pengalaman ajaran islam kearah keaslian dan
kemurniaannya sesuai dengan al-Qur’an dan al-Sunnah al-Maqbulah. Dalam
pengertian pertama ini diterapkan pada bidang akidah dan ibadah mahdah.   Kedua,
mengandung pengertian modernisasi atau dinamisasi (pengembangan) dalam
pemahaman dan pengalaman ajaran islam sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi serta perubahan masyarakat. Pengertian kedua diterapkan pada masalah
mu’amalah duniawiyah. Tajdid dalam pengertian ini sangat  diperlukan, terutama
setelah memasuki era globalisasi, karena pada era ini bangsa-bangsa di dunia
mengalami hubungan antarbudaya yang sangat kompleks.

Sebagai gerakan tajdid, Muhammadiyah telah melahirkan berbagai prestasi yang


mengagumkan. Diantaranya adalah:

1.      Membersihkan Islam dari pengaruh dan kebiasaan yang bukan islam

2.      Reformulasi doktrin Islam dengan pandangan alam pikiran modern

3.      Reformulasi ajaran Islam dan pendidikan Islam

4.      Mempertahankan islam dari pengaruh dan serangan orang diluar Islam.

2. Dasar Amal Usaha dan Perjuangan Muhammadiyah


                  Dalam perjuangan melaksanakan usaha menuju tujuan terwujudnya
masyarakat utama, adil dan makmur yang diridlai Allah SWT di mana kemakmuran dan
kesejahteraan, kebaikan dan kebahagiaan luas merata, persyarikatan Muhammadiyah
mendasarkan segala langkah, gerak dan amal usaha diatas prinsip-prinsip yang
tersimpul dalam Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah.

a.       Hidup manusia harus berdasarkan tauhid, ibadah, dan taat kepada Allah semata-mata

b.      Hidup Manusia Bermasyarakat

c.       Menegakkan ajaran islam dengan keyakinan bahwa ajaran islam adalah satu-satunya
landasan kepribadian dan ketertiban bersama untuk kebahagiaan dunia dan akhirat.

d.      Menegakkan dan menjunjung tinggi agama islam dalam masyarakat adalah wajib,
sebagai ibadah kepada Allah dan berbuat Ihsan dan Islah kepada kemanusiaan.

e.       Ittiba’ kepada langkah perjuangan Nabi Muhammad SAW

f.       Melancarkan amal usaha dan perjuangannya dengan ketertiban organisasi.

3. Pedoman Amal Usaha dan Perjuangan Muhammadiyah

Dari segi taktik perjuangan sering orang berpendirian bahwa tidak mengapa kita
bertindak menyalahi peraturan bahkan tidak mengapa bertindak sesuai dengan ajaran
islam, asal dengan maksud untuk mencapai tujuan yang lebih besar. Kadang-kadang
sampai orang berpendapat bahwa tiada celanya berbuat sesuatu yang menyeleweng
dari hokum agama, asal hanya untuk siasat belaka. Dalam Muhammadiyah hal ini tidak
boleh terjadi. Hukum dan ajaran agama islam wajib dipegang teguh dan di junjung
tinggi. Tujuan yang baik harus dicapai dengan cara yang baik pula. Cita-cita yang
diridhoi Allah harus dicapai dengan cara serta usaha yang diridhoi Allah SWT.
Muhammadiyah berjuang tidak sekedar mencari berhasilnya tujuan semata-mata, tetapi
disamping itu juga dengan maksud beribadah, berbakti kepada Allah dan berjasa
kepada kemanusiaan. Muhammadiyah berjuang dengan keyakinan bahwa
kemenangan ada di tangan Allah, dan tiu akan di anugerahkan kepada siapa yang
bersungguh-sungguh berjuang dengan cara yang adil dan jujur.

4. Sifat Muhammadiyah

   a.           “Beramal dan berjuang untuk perdamaian dan kesejahteraan”. Dengan sifat


ini Muhammadiyah tidak boleh mencela dan mendengki golongan lain. Sebaliknya
Muhammadiyah harus tabah menghadapi celaan dan kedengkian golongan lain tanpa
mengabaikan hak untuk membela diri kalau perlu dan itu pun harus dilakukan secara
baik tanpa dipengaruhi perasaan aneh .

b.              “Memperbanyak kawan dari mengamalkan Ukhuwah Islamiyah”. Setiap


warga Muhammadiyah- siapapun orangnya- termasuk para pemimpin dan da’inya
harus memegang teguh sifat ini. Dalam Rangka untuk “memperbanyak kawan dan
mengamalkan Ukhuwah Islamiyah”, Inilah pada umumnya ceramah atau kegiatan
dakwah lainnya yang dilancarkan oleh dai-da’I Muhammadiyah memakai gaya “sejuk
penuh senyum’ bukan dakwah yang agitatif menebar kebencian ke sana ke mari.

c.              “Lapang Dada, Luas Pandang dengan Memegang Teguh Ajaran Islam”


Lapang dada atau toleransi adalah satu keharusan bagi siapapun yang hidup dalam
masyarakat, apalagi hidup dalam masyarakat yang majemuk seperti masyarakat
Indonesia. Namun dalam berlapang dada kita tidak boleh kehilangan identitas sebagai
warga Muhammadiyah yang harus tetap memegang teguh ajaran islam. Dengan
demikian, bebas tetapi tetap terkendali.

d.             “Bersifat Keagamaan dan Kemasyarakatan”, Sifat ini merupakan sifat


Muhammadiyah sejak lahir , yang tidak mungkin terlepas dari jiwa dan raga
Muhammadiyah, karena Muhammadiyah sejak lahir mengemban misi agama, sedang
agama diturunkan oleh Allah melalui para Nabi-Nya untuk masyarakat, yakni untuk
memperbaiki masyarakat. Masyarakat “lahan” bagi segala aktivitas perjuangan
Muhammadiyah.

e. “Mengindahkan segala Hukum, Undang-undang serta dan falsafah Negara yang sah”
Muhammadiyah sebagai satu organisasi mempunyai sejumlah anggota.

f.              “Amar Ma’ruf Nahi Munkar dalam segala lapangan serta menjadi contoh


teladan yang baik”  Salah satu kewajiban tiap muslim ialah beramar ma’ruf dan bernahi
munkar, yakni menyuruh berbuat baik dan mencegah kemungkaran. Tanda adanya
amar ma’ruf dan nahi munkar kebaikan tidak akan dapat ditegakkan, dan kejahatan
tidak akan diberantas.

g.              “Aktif dalam Perkembangan Masyarakat dengan maksud Ishlah dan


pembangunan sesuai dengan ajaran Islam” kapan pun dan dimanapun Muhammadiyah
memang harus selalu aktif dalam perkembangan masyarakat, sebab tanpa begitu,
Muhammadiyah akan kehilangan peran dan ketinggalan sejarah, Muhammadiyah
adalah kekuatan ishlah dan pembangunan sesuai dengan ajaran Islam.

h. “Kerjasama dengan golongan lain mana pun, dalam usaha menyiarkan dan
mengamalkan Ajaran Islam serta membela kepentingannya” Menyiarkan Islam,
mengamalkan dan mengamalkan dan membela kepentingan islam, bukan hanya tugas
Muhammadiyah perlu menjalin kerjasama dengan semua golongan umat islam. Tanpa
Kerjasama ini, tidak mudah kita melaksanakan tugas yang berat ini.

i.               “Membantu Pemerintah serta kerjasama dengan golongan lain dalam


memelihara Negara dan membangunnya, untuk mencapai Masyarakat yang adil dan
Makmur yang Diridhoi” . Adalah suatu keharusan dijalinnya kerjasama di antara semua
unsure pemilik Negara, untuk membangun Negara dan bangsa menuju tercapainya
masyarakat yang adil dan makmur yg di ridhoi Allah.

j.               “Bersifat adil serta korektif ke dalam dan keluar, dengan bijaksana” dengan
sifat tersebut , Muhammadiyah tidak senang melihat sesuatu yang tidak semestinya,
dan ingin mengubahnya dengan yang lebih tepat dan lebih baik, meskipun mengenai
dirinya sendiri. Jadi Muhammdiyah tidak tinggal diam saja dan taqlid. Tetapi koreksi
pada diri sendiri dan keluar ini tidak boleh dilakukan dengan sembarangan, melainkan
harus dengan adil dan bijaksana.

F.     Kepada Siapa Kepribadian Muhammadiyah kita Pimpinkan / Berikan

Seperti telah kita uraikan diatas, bahwa kepribadian Muhammadiyah ini pada dasarnya
adalah memberikan pengertian dan kesadaran kepada warga kita, agar mereka itu tahu
tugas kewajibannya, tahu sandaran atau dasar-dasar beramal-usahanya, juga tahu
sifat-sifat atau bentuk / irama bagaimana mereka bertindak / bersikap pada saat
melaksanakan kewajibannya.

G.    Cara Memberikan atau Menentukan

Tidak ada cara lain dalam memberikan atau menentukan Kepribadian


Muhammadiyah  ini, Kecuali harus dengan teori dan praktik penanaman, pengertian
dan pelaksanaan.

1.      Penandaan atau pendalaman pengertian tentang da’wah dan bertabligh.

2.      Menggembirakan dan memantapkan tugas berda’wah. Tidak merasa rendah diri dalam
menjalankan da’wah , namun tidak memandang rendah kepada yang bertugas dalam
lapangan lainya (politik, ekonomi, seni-budaya, dan lain-lain)

3.      Keadaan mereka –pra warga –hendaklah ditugaskan dengan tugas yang tentu-tentu,
bukan dengan hanya sukarela. Bila perlu dilakukan dengan suatu ikatan, misalnya
dengan perjanjian dengan bai’at dan lain-lain.
4.      Sesuai dengan masa itu, perlu dilakukan dengan musyawarah yang sifatnya
mengevaluasi tugas-tugas itu.

5.      Sesuai dengan suasana sekarang , perlu pula dilakukan dengan formalitas yang
menarik, yang tidak melanggar hukum-hukum agama dan juga dengan memberikan
bantuan logistik.

6.      Pimpinan Cabang, Ranting Bersama-sama dengan aggota-anggotanya


memusyawarahkan sasaran-sasaran yang di tuju, bahan-bahan yang perlu di bawakan
dan membagi petugas-petugas sesuai dengan kemampuan dan sasarannya.

7.      Pada Musyawarah yang melakukan evaluasi , sekaligus dapat di tambahkan bahan-


bahan atau bekal yang di perlukan, yang akan di bagikan kepada warga selaku
muballigh dan muballighot.

Anda mungkin juga menyukai