Anda di halaman 1dari 5

Anti Vandalisme di

Yogyakarta
Makalah ini disusun sebagai tugas dalam mata kuliah Metodologi Desain

Disusun oleh :

Anggit Rigen Mandegani

181 2516 024

DKV B

PROGRAM STUDI S1 DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

JURUSAN DESAIN FAKULTAS SENI RUPA

INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA

TAHUN 2018/2019
Latar Belakang

Vandalisme menurut KBBI adalah “perbuatan merusak dan menghancurkan hasil


karya seni dan barang berharga lainnya (keindahan alam dan sebagainya)” atau
“perusakan dan penghancuran secara kasar dan ganas”.

Dalam hal ini vandalism yang akan dibahas adalah kegiatan merusak area atau
fasilitas umum di Yogyakarta dengan cara mencoret-coret..Biasanya coretan
vandalism bisa ditemukan di tembok ruko,tembok rumah warga,di bawah
jembatan flyover,rambu jalan,dan fasilitas umum lainnya.Bahkan baru-baru ini
Relief Monumen Serangan Umum 1 Maret juga jadi sasaran aksi
vandalisme.Coretan cat membentuk telapak tangan membekas di beberapa relief.

Aksi vandalisme seperti ini tentu sangat disayangkan.Coretan vandalisme yang


merupakan polusi visual dapat membuat kota terlihat kotor dan tidak
terurus.Belum lagi dapat menggangu fungsi objek yang menjadi
medianya,contohnya symbol di rambu lalu lintas yang dicoret-coret menjadi sulit
terlihat.

Vandalisme berbeda dengan mural,dimana mural dapat berfungsi untuk


mempercantik lingkungan sekitarnya,bahkan gambar mural sering memiliki
sebuah pesan atau nasehat.Sedangkan vandalisme adalah murni kegiatan merusak
fasilitas umum.
Dalam jangka panjangnya vandalism ini dapat merusak citra masyarakat dan kota
Yogyakarta yang selama ini dikenal ramah dan santun.Citra julukan kota
Yogyakarta seperti : kota pelajar ,kota sepeda, dan lain-lain juga dapat rusak oleh
aksi vandalism.Apalagi Yogyakarta termasuk salah satu kota besar di Indonesia
dimana kunjungan wisatawan baik domestik maupun mancanegara terbilang
cukup tinggi.

Lantas bagaimana cara mengatasi berbagai kasus vandalism di kota Yogyakarta?

Pembahasan

Pelaku aksi vandalisme biasanya adalah orang umum baik pelajar maupun non
pelajar dengan berbagai macam motif seperti ungkapan kebencian pada suatu
tokoh/organisasi tertentu,ekspresi dari protes social atau hanya sekedar ingin
menunjukkan eksistensi dari genk yang pelaku tersebut ikuti.Karena biasanya
coretan vandalisme berupa nama-nama genk.Alat yang mereka gunakan biasanya
berupa cat semprot.

Aksi vandalisme dilakukan pada jam-jam tertentu.Waktu paling rawan aksi


vandalisme adalah setelah lewat tengah malam sampai subuh.Para pelaku memilih
waktu tersebut karena sudah tidak banyak orang yang beraktivitas pada jam
tersebut sehingga para pelaku dapat melakukan aksi vandalisme dengan lebih
leluasa.

Upaya sudah dilakukan oleh pemerintah kota Yogyakarta untuk menanggulangi


kasus vandalisme di Yogyakarta seperti dikeluarkannya Instruksi Walikota
Yogyakarta Nomor: 02/INSTR/2008 tentang Pembentukan Satuan Tugas
Penanganan Aksi Vandalisme namun walaupun telah dibuat peraturan sedemikian
rupa aksi vandalisme masih terus terjadi sampai sekarang.

Sebenarnya ada beberapa cara yang cukup efektif untuk menangani aksi
vandalisme di Yogyakarta.Misalnya dilakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah serta
masyarakat.Hal ini mengingat bahwa para pelaku aksi vandalisme juga datang
dari kaum pelajar.Sehingga diharapkan dengan sosialisasi ini para pelajar dapat
memahami bahwa vandalisme merupakan tindakan yang salah.

Lalu bisa juga memperketat peraturan tentang vandalisme dan menghimbau


masyarakat untuk membantu pemerintah untuk melaksanakan peraturan
tersebut.Dapat juga pemberian imbalan bagi mereka yang dapat menangkap para
pelaku vandalisme.

Cara lain yang bisa dengan menggiatkan kegiatan patroli setiap malam pada
lokasi-lokasi yang rawan menjadi target vandalisme.Hal ini tidak hanya harus
dilakukan oleh pihak pemerintah melalui satpol PP,namun warga juga bisa
menggiatkan kegiatan serupa ketika melakukan ronda.Tidak harus keliling jauh-
jauh cukup berpatroli di sekitar daerahnya saja.

Lalu jika pelaku aksi vandalisme berhasil tertangkap segera diamankan ke pihak
berwajib untuk diberi hukuman.Namun sebaiknya bukan hukuman denda ataupun
kurungan karena menurut saya kedua hukuman tersebut tidak akan membuat jera
para pelaku.Kalau menurut saya hukuman yang cocok untuk para pelaku adalah
mereka disuruh untuk membersihkan tembok atau fasilitas umum yang mereka
coret.Hal ini agar mereka dapat merasakan betapa susahnya membersihkan
coretan vandalisme yang selama ini mereka buat.

Lalu setelah itu para pelaku tetap dibina seperti,diperkenalkan dengan mural atau
street art dimana itu lebih bermanfaat daripada vandalisme.Kita tidak tau,bisa jadi
ada yang memiliki bakat seni diantara para pelaku vandalisme tersebut.Hanya saja
mereka salah memilih cara untuk mengekspresikannya.

Menurut saya cara ketiga ini paling efektif dibanding dua cara sebeumnya.Karena
cara ini juga dapat dilakukan oleh khalayak ramai sehingga jangkauan patrol
vandalisme akan luas.Hanya tinggal kesadaran dari masing-masing personal saja
yang perlu ditingkatkan agar cara tersebut dapat membuahkan hasil.Kaerana
selain dapat memberantas tuntas aksi vandalisme,cara ketiga ini juga
kemungkinan bisa menemukan anak/orang yang memiliki bakat dalam bidang
seni.
Kesimpulan

Kesimpulan dari pembahasan aksi vandalisme yang akhir-akhir ini semakin marak
di Yogyakarta adalah dengan bekerja sama dengan masyarakat untuk menggiatkan
patroli rutin di lokasi rawan vandalisme.Lalu juga melakukan hukuman yang pas
serta pembinaan bagi para pelaku aksi vandalisme yang tertangkap.Namun tentu
hal ini juga harus disertai dengan kesadaran masyarakat terhadap buruknya aksi
vandalisme.

Sekian pembahasan saya tentang penanggulangan aksi vandalisme yang sedang


marak di Yogyakarta.Terima kasih.

Daftar Pustaka

https://www.inews.id/daerah/yogya/relief-serangan-umum-1-maret-di-yogyakarta-jadi-
sasaran-vandalisme/464917

https://jogja.tribunnews.com/2019/04/03/pemkab-sleman-kaji-kebijakan-vandalisme

http://mediainfokota.jogjakota.go.id/detail.php?berita_id=128

Anda mungkin juga menyukai