Anda di halaman 1dari 28

KESEIMBANGAN

CAIRAN DAN ASAM BASA


Rima Trices Raadhona,S.Kep.,Ners
 KONSEP DASAR ASAM BASA DAN BUFFER
Asam dan Basa merupakan dua golongan zat kimia yang sangat penting
dalam kehidupan sehari-hari. Berkaitan dengan sifat asam basa, larutan
dikelompokkan dalam tiga golongan, yaitu bersifat asam, bersifat basa,
dan bersifat netral.

Asam dan basa memiliki sifat-sifat yang berbeda, sehingga kita bisa
menentukan sifat suatu larutan. Sifat asam basa suatu larutan juga
dapat ditentukan dengan mengukur pH-nya. pH merupakan suatu
parameter yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman
larutan.
ASAM
Menurut Arrhenius (1884), asam adalah zat yang melepaskan ion H+ atau H3O+ dalam air.
Sedangkan basa adalah senyawa yang melepas ion OH- dalam air. Bila asam dan basa
direaksikan, maka produk yang akan terbentuk adalah senyawa netral (yang disebut
garam) dan air. Reaksi ini disebut sebagai reaksi pembentukan garam atau reaksi
penetralan, yang akan mengurangi ion H+  dan OH- serta menghilangkan sifat asam dan
basa dalam larutan secara bersamaan. Jika asam yang bereaksi dengan basa adalah asam
poliprotik, maka akan dihasilkan lebih dari satu jenis garam.

Teori Bronsted-Lowry adalah teori mengenai asam basa yang digagaskan oleh Johannes
Nicolaus Bronsted dan Thomas Martin Lowry pada tahun 1923 secara terpisah. Dalam teori
ini, asam Bronsted didefinisikan sebagai sebuah molekul atau ion yang mampu melepaskan
atau "mendonorkan" kation hidrogen (proton, H+), dan basa Bronsted sebagai spesi kimia
yang mampu menarik atau "menerima" kation hidrogen (proton).

Asam didefinisikan sebagai zat yang dapat memberikan ion H+ ke zat lain (disebut sebagai
donor proton),
BASA
Basa adalah ion atau molekul yang menerima ion hidrogen. Sebagai contoh, ion
bikarbonat (HCO3-), adalah suatu basa karena dia dapat bergabung dengan satu ion
hidrogen untuk membentuk asam karbonat (H2CO3). Protein- protein dalam tubuh
juga berfungsi sebagai basa karena beberapa asam amino yang membangun protein
dengan muatan akhir negatif siap menerima ion-ion hidrogen. Protein hemoglobin
dalam sel darah merah dan protein dalam sel-sel tubuh yang lain merupakan basa-
basa tubuh yang paling penting.

Basa kuat adalah basa yang bereaksi secara cepat dan kuat dengan H+. Oleh karena
itu dengan cepat menghilangkannya dari larutan. Contoh yang khas adalah OH-, yang
bereaksi dengan H+ untuk membentuk air (H2O). Basa lemah yang khas adalah HCO3-
karena HCO3-berikatan dengan H+ secara jauh lebih lemah daripada OH-.1
Kebanyakan asam dan basa dalam cairan ekstraseluler yang berhubungan dengan
pengaturan asam basa normal adalah asam dan basa lemah.
LARUTAN DAPAR (BUFFER)

Jika [H+] (atau pH) suatu larutan tidak banyak terpengaruh oleh
penambahan asam dan basa dalam jumlah kecil, larutan itu di sebut
bersifat dapar (buffer). Larutan akan mempunyai sifat-sifat berikut jika
mengandung asam lemah maupun basa lemah, dalam jumlah agak
besar. Jika asam kuat dalam jumlah kecil di tambahkan kepada larutan
demikian, kebanyakan H+ yang akan ditambahkan bergabung dengan
basa lemah dari dapar itu dalam jumlah yang equifalen dan membentuk
asam konjugasi dari basa lemah itu.
PENGATURAN KESEIMBANGAN ASAM BASA
Keseimbangan asam basa adalah suat keadaan dimana konsentrasi ion hidrogen yang
diproduksi setara dengan konsentrasi ion hidrogen yang dikeluarkan oleh sel.

Keseimbangan asam basa adalah keseimbangan ion hidrogen. Walaupun produksi


akan terus menghasilkan ion hidrogen dalam jumlah sangat banyak, ternyata
konsentrasi ion hidrogen dipertahankan pada kadar rendah pH 7,4. Derajat keasaman
(pH) darah manusia normalnya berkisar antara 7.35 hingga 7.45.

Tubuh manusia mampu mempertahan keseimbangan asam dan basa agar proses
metabolisme dan fungsi organ dapat berjalan optimal. Keseimbangan asam basa
dalam tubuh manusia diatur oleh dua sistem organ yakni paru dan ginjal. Paru
berperan dalam pelepasan (eksresiCO2) dan ginjal berperan dalam pelepasan asam.
LANJUTAN..
Beberapa prinsip yang perlu diketahui terlebih dahulu adalah :
1. Istilah asidosis mengacu pada kondisi pH < 7.35 sedangkan alkalosis bila pH
> 7.45
2. CO2 (karbondioksida) adalah gas dalam darah yang berperan sebagai
komponen asam. CO2 juga merupakan komponen respiratorik. Nilai
normalnya adalah 40 mmHg.
3. HCO3 (bikarbonat) berperan sebagai komponen basa dan disebut juga
sebagai komponen metabolik. Nilai normalnya adalah 24 mEq/L.
4. Asidosis berarti terjadi peningkatan jumlah komponen asam atau
berkurangnya jumlah komponen basa.
5. Alkalosis berarti terjadi peningkatan jumlah komponen basa atau
berkurangnya jumlah komponen asam.
LANJUTAN ..

Keseimbangan asam-basa terkait dengan pengaturan pengaturan konsentrasi ion H bebas


dalam cairan tubuh.
pH rata-rata darah adalah 7,4, pH darah arteri 7,45 dan darah vena 7,35. Jika pH darah < 7,35
dikatakan asidosis, dan jika pH darah > 7,45 dikatakan alkalosis. Ion H terutama diperoleh dari
aktivitas metabolik dalam tubuh. Ion H secara normal dan kontinyu akan ditambahkan ke
cairan tubuh dari 3 sumber, yaitu:
a. Pembentukan asam karbonat dan sebagian akan berdisosiasi menjadi ion H dan bikarbonat
b. Katabolisme zat organik
c. Disosiasi asam organic pada metabolisme intermedia, misalnya pada metabolisme lemak
terbentuk asam lemak dan asam laktat, sebagian asam ini akan berdisosiasi melepaskan
ion H.
LANJUTAN...
CLASS OBJECTIVES AND RULES
Bila terjadi perubahan konsentrasi ion H maka tubuh berusaha mempertahankan
ion H seperti nilai semula dengan
cara:
1. Mengaktifkan sistem dapar kimia
2. Mekanisme pengontrolan pH oleh sistem pernapasan
3. Mekanisme pengontrolan pH oleh sistem perkemihan

Ada 4 sistem dapar


Objectives kimia,
inform yaitu:
students the learning Rules provide the structure necessary for
outcomes of the class. What will they an engaging and productive class. Keep it
1. Dapar bikarbonat; merupakan sistem dapar di cairan
know? What will they be able to do? Why
ekstrasel terutama
simple and easy to follow. It can be
untuk
is thisperubahan
important to yang
know?disebabkan olehnon-bikarbonat.
It's an effective general to cover different situations or
way to assess their learning progress. very specific to your students.
2. Dapar protein; merupakan sistem dapar di cairan ekstrasel dan intrasel.
3. Dapar hemoglobin; merupakan sistem dapar di dalameritrosit untuk
perubahan asam karbonat.
4. Dapar fosfat; merupakan sistem dapar di sistem perkemihan dan cairan
intrasel
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
CLASS OBJECTIVES AND RULES
KESEIMBANGAN ASAM DAN BASA

1. Sistem Buffer
2. Sistem Paru
Objectives inform students the learning
outcomes of the class. What will they
know? What will they be able to do? Why
Rules provide the structure necessary for
an engaging and productive class. Keep it
simple and easy to follow. It can be

3. Sistem Ginjal
is this important to know? It's an effective general to cover different situations or
way to assess their learning progress. very specific to your students.
KETIDAKSEIMBANGAN ASAM-BASA
Ada 4 kategori ketidakseimbangan asam-basa, yaitu:
1. Asidosis respiratori, disebabkan oleh retensi CO2 akibat hipoventilasi. Pembentukan
H2CO3 meningkat, dan disosiasi asam ini akan meningkatkan konsentrasi ion H.
2. Alkalosis respiratori, disebabkan oleh kehilangan CO2 yang berlebihan akibat
hiperventilasi. Pembentukan H2CO3 menurun sehingga pembentukan ion H menurun.
3. Asidosis metabolik, asidosis yang bukan disebabkan oleh gangguan ventilasi paru.
Diare akut, diabetes mellitus, olahraga yang terlalu berat, dan asidosis uremia akibat
gagal ginjal akan menyebabkan penurunan kadar bikarbonat sehingga kadar ion H
bebas meningkat.
4. Alkalosis metabolik, terjadi penurunan kadar ion H dalam plasma karena defisiensi
asam non-karbonat. Akibatnya konsentrasi bikarbonat meningkat. Hal ini terjadi
karena kehilangan ion H karena muntah-muntah dan minum obat-obat alkalis.
Hilangnya ion H akan menyebabkan berkurangnya kemampuan untuk menetralisir
bikarbonat, sehingga kadar bikarbonat plasmameningkat.
GANGGUAN KESEIMBANGAN ASAM-BASA
GANGGUAN KESEIMBANGAN ASAM BASA
ASIDOSIS METABOLIK
KOMPENSASI PADA ASIDOSIS METABOLIK
ALKALOSIS METABOLIK
ASIDOSIS RESPIRATORIK
KOMPENSASI
PADA ASIDOSIS RESPIRATORIK
ALKALOSIS RESPIRATORIK
AKIBAT  ASIDOSIS  BERAT
AKIBAT  ALKALOSIS  BERAT
GANGGUAN KESEIMBANGAN ASAM-BASA
CONTOH KASUS 
THANKYOU!!

Anda mungkin juga menyukai