Anda di halaman 1dari 8

PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS INSTRUMEN

PERCOBAAN I
SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET

Nama : Nada Auliya Rahman


NIM : 1900023065
Kelas/Golongan/Kelompok : 4A /3 /3
Hari, TanggalPraktikum :
Dosen : Aprilia Kusbandari, M.Sc.,apt

PernyataanKeaslian :
Yang bertandatangan di bawahinimenyatakanbahwalaporan yang saya buat
adalahhasilkaryasendiri dan atautidakmemanipulasi data. Jika
terbuktiadabagian yang merupakanhasilmenirukarya orang lain dan
ataumemanipulasi data, makasayasiapmenerimasanksi yang semestinya.

Yang menyatakan,

(TasyaSalwaSalsabila)

LABORATORIUM KIMIA ANALISIS


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
2021
A. TUJUAN
1. Menentukan pengaruh subtituen terhadap panjang gelombang serapan maksimum.
2. Menentukan pengaruh pelarut terhadap panjang gelombang serapan maksimum.

3. Menentukan E suatu senyawa.


4. Menetapkan kadar campuran senyawa secara simultan.

B. DASAR TEORI
Spektrofotometri yakni sebuah metode analisis yang dasarnya berasal dari ukuran
serapan cahaya monokromatis pada lajur larutan berwarna dengan gelombang yang
memanjang, dan alat yangdigunakan dalam hal ini adalah spektrofotometer (Harjadi,1990).
Spektrofotometri ini akan menjelaskan pengukuran serapan energi cahaya disebuah sistem
kimia untuk panjang gelombang radiasi. Spektrofotometri akan terjadi jika ada perpindahan
tingkatan energi dari rendah menuju tingkatan yang lebih tinggi. Namun, perpindahan ini juga
tidak akan di ikuti perubahan lajur spin/tereksitasi singlet (Underwood,1990).
Gelombang elektromagnetik lenih sering disebut dengan radiasi elektromagnetik
(REM). REM sangat berkaitan dengan analisis spektrofotometri karena gelombang ini berupa
cahaya yang disebar dengan gerak lurus (Harmita,2006).
Spektofotometer adalah alat yang terdiri dari spectrometer dan fotometer.
Spektrofotometer menghasilkan sinar dari spectrum dengan panjang gelombang tertentu dan
fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang di transmisikan atau yang di absorpsi.
Cahaya visible termasuk spectrum elektromagnetik yang dapat ditangkap oleh manusia.
Panjang gelombang tampak adalah 380-750 nm. Sehingga semua sinar yang dapat dilihat oleh
mata, maka sinar tersebut adalah masuk kedalam sinar tampak (Khopkar, 1990).
Spektrofotometer UV berbeda dengan spektrofotometri visible, pada spektrofotometri
UV berdasarkan interaksi sample dengan sinar UV. Sinar UV memiliki panjang gelombang
190-380 nm. Sebagai sumber sinar dapat digunakan lampu deuterium. Deuterium disebut juga
heavy hidrogen. Dia merupakan isotop hidrogen yang stabil yang terdapat berlimpah di laut
dan daratan. Inti atom deuterium mempunyai satu proton dan satu neutron, sementara
hidrogen hanya memiliki satu proton dan tidak memiliki neutron. Nama deuterium diambil
dari bahasa Yunani, deuteros, yang berarti ‘dua’, mengacu pada intinya yang memiliki dua
pertikel. Karena sinar UV tidak dapat dideteksi oleh mata kita, maka senyawa yang dapat
menyerap sinar ini terkadang merupakan senyawa yang tidak memiliki warna. Bening dan
transparan. Spektrofotometri UV memang lebih simple dan mudah dibanding
spektrofotometri visible, terutama pada bagian preparasi sample. Namun harus hati-hati juga,
karena banyak kemungkinan terjadi interferensi dari senyawa lain selain analat yang juga
menyerap pada panjang gelombang UV. Hal ini berpotensi menimbulkan bias pada hasil
analisa (Khopkar, 1990).
Pada spektrofotometri UV berdasarkan interaksi sampel dengan sinar UV. Sinar UV
memiliki panjang gelombang 190-380 nm. Sinar UV tudak dapat dideteksi dengan mata kita,
sehingga senyawa yang dapat menyerap sinar ini terkadang merupakan senyawa yang tidak
memiliki warna, bening dan transparan. Oleh karena itu, sampel tidak berwarna tidak perlu
dibuat berwarna dengan penambahan reagen tertentu. Bahkan sample dapat langsung
dianalisa meskipun tanpa preparasi. Prinsip dasar pada spektrofotometri adalah sampel harus
jernih dan larut sempurna, tidak ada partikel koloid (suspensi).
Secara garis besar spektrofotometer terdiri dari bagian-bagian penting yaitu:
a) Sumber cahaya Sumber cahaya pada spektrofotometer, haruslah memiliki pancaran
radiasi yang stabil dan intensitasnnya tinggi. Sumber energi cahaya yang biasa untuk daerah
tamak, ultraviolet dekat dan infrared dekat adalah sebuah lampu pijar dengan kawat rambut
terluar dari wolform (tunsgten). Lampu ini mirip dengan bola lampu pijar biasa, daerah
panjang gelombang (λ) adalah 350-2200 nm. Untuk sumber pada daerah ultraviloet (UV)
digunakan lampu hidrogen atau lampu deuterium dengan panjang gelombang 175 ke 375 atau
400 nm.
b) Monokromator Monokromator adalah alat yang berfungsi untuk menguraikan
cahaya polikromatis menjadi beberapa komponen panjang gelombang tertentu
(monokromatis) yang berbeda (terdispersi). Ada 2 macam monokromator yaitu prisma dan
erating (kisi difraksi). Cahaya monokromatis ini dapat dilihat dengan anjang gelombang
tertentu yang sesuai untuk kemudian dilewatkan melalui celah sempit yang disebut slit.
Ketelitian dari monokromator dipengaruhi juga oleh lebar celah (slidt width) yang dipakai.
c) Cuvet Cuvet spektrofotometer adalah suatu alat yang dipakai sebagai tempat
contoh atau cuplikan yang akan dianalisis. Cuvet harus memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut: (1) tidak berwarna sehingga dapat mentransmisikan semua cahaya (2)
permukaannnya secara optis harus benar-benar sejajar (3) harus tahan (tidak bereaksi)
terhadap bahan-bahan kimia (4) tidak boleh rapuh (5) mempunyai bentuk yang sederhana.
Cuvet biasanya terbuat dari kwars, plexigalass, kaca, plastik dengan bentuk tangan empat
persegi panjang 1x1 cm, dan tinggi 5 cm. Pada pengukuran didaerah ini dipakai cuvet kwarsa,
sedangkan cuvet dari kaca tidak dapat dipakai sebab kaca mengabsorbsi sinar UV. Semua
macam cuvet dapat dipakai untuk pengukuran sinar tampak.
d) Detektor Peranan detektor penerima adalah memberikan respon terhadap cahaya
pada berbagai panjang gelombang. Detektor akan megubah cahaya menjadi sinyal listrik yang
selanjutnya akan ditampilkan oleh penampil dalam bentuk jarum penunjuk atau angka digital.
Syarat-syarat ideal sebuah detektor yaitu kepekaan 6 tinggi, perbandingan isyarat atau signal
dengan bising tinggi, respon konstan cepat dan signal minimum tanpa radiasi. Signal listrik
yang dihasilkan harus sebanding dengan tenaga radiasi.
e) Amplifier Berfungsi untuk memperbesar arus yang dihasilkan oleh detektor agar
dapat dibaca oleh indikator yang biasanya berupa recorder analog atau komputer.
Asam benzoat (C6H5COOH) adalah padatan kristal berwarna putih dan merupakan
asam karboksilat aromatik yang paling sederhana. Nama asam ini berasal dari gum benzoin
(getah kemenyan), yang dahulu merupakan satu-satunya sumber asam benzoat. Asam lemah
ini beserta garam turunannya digunakan sebagai pengawet makanan. Asam benzoat adalah
prekursor yang penting dalam sintesis banyak bahan-bahan kimia lainnya.
(www.wihans.web.id/asam benzoat.html).
Dalam praktikum ini menggunakan sampel asam benzoate dan asam salisilat, Asam
benzoat (C6H5COOH) adalah padatan kristal berwarna putih dan merupakan asam
karboksilat aromatik yang paling sederhana. Nama asam ini berasal dari gum benzoin (getah
kemenyan), yang dahulu merupakan satu-satunya sumber asam benzoat. Asam lemah ini
beserta garam turunannya digunakan sebagai pengawet makanan. Asam benzoat adalah
prekursor yang penting dalam sintesis banyak bahan-bahan kimia lainnya.
Sifat Kimia yang dimiliki asam benzoate sendiri adalah sebagai berikut, 1. Reduksi
cincin asam benzoat membentuk asam karboksilat siklis, dan kaprolaktam sebagai
intermediate, yang digunakan pada pembuatan nilon. Dengan pemilihan katalis dan kondisi
operasi, reduksi asam benzoat pada gugus karboksil dapat membentuk benzil alkohol. 2.
Hidrogenasi asam benzoat menjadi kaprolaktam dengan katalis nikel dan direaksikan dengan
NOHSO4. 3. Asam benzoat mempunyai cincin dengan letak meta, sehingga dapat untuk
reaksi substitusi lebih lanjut. Reaksi cincin yang terjadi adalah sulfonasi, nitrasi dan klorinasi,
tetapi agak sulit pada deaktifasi cincin karena adanya gugus karboksil. Deaktifasi dapat
dilakukan dengan katalis atau dengan menaikkan suhu. 4. Oksidasi asam benzoat menjadi
fenol dengan katalis tembaga. 5. Garam potasium dari asam benzoat direaksikan dengan CO2
pada kenaikan suhu dan tekanan dapat membentuk asam terepthalat.
Asam salisilat semdiri memiliki bentuk padat, serbuk kristal tidak berwarna atau
berwarna putih tetapi jika dibuat dari metil salisilat alami, berwarna kuning atau merah muda,
tidak berbau atau sedikit berbau mint, berasa manis. Berat molekul 138,1; Rumus molekul
C7H6O3 (1); Titik sublimasi 76oC; Titik lebur 159oC; Kelarutan dalam air 0,2 g/100 mL
pada 20 oC. Kerapatan relatif (air=1) : 1,4.
MEKANISME REAKSI
C. Alat, Bahan dan Cara Kerja
1. Bahan
 Asam Benzoat
 Asam Salisilat
 Air Suling
 HCl 0,1 N
 NaOH 0,1 N
2. Alat
 Pipet
 Spektrofotometer UV
 Labu takar
 Spektrogram

3. Cara kerja

Buatlah arutan induk asam benzoat dalam air suling dengan konsentrasi 1 mg/mL

Buatlah larutan induk asam salisilat dalam air suling konsentrasi 1 mg/mL

Pipetlah masing-masing sebesar 1,0 mL, dan encerkan menjadi 10,0 mL dengan air suling

Pipetlah larutan nomer 3, sebanyak 1,0 ml dan encerkan dengan air suling sampai 5,0 ml. Dan
buatlah spectrogram dari masing-masing larutan lamda 200 nm sampai 320 nm. Amati,
mengapa lamda serapan maksimum berbeda? Perhatikan bahwa intensitas serapan tidak
melebihi 0,8 dan tidak kurang dari 0,2 untuk analisis kuantitatif. (Jika absorbansinya lebih
dari 0,8 maka larutan di encerkan lagi)

Kerjakan seperti nomer 4, tetapi sebelum diencerkan dengan air suling tambah dulu dengan
HCl 1,0 ml 0,1 N kemudian ditambah air suling ad 5,0 ml amati spectrogram pada lamda 200
nm sampai 320 nm, bandingkan lamda serapan maksimumnya dengan nomer 4
Kerjakan seperti nomer 4, tetapi sebelum diencerkan dengan air suling tambah dulu dengan
NaOH 1,0 ml 0,1 N kemudian ditambah air suling ad 5,0 ml amati spectrogram pada lamda
200 nm sampai 320 nm, bandingkan lamda serapan maksimumnya dengan nomer 4

Hitung masing-masing senyawa berapa harga serapan dengan data yang didapat dari
percobaan nomer 4 dan 6. Baca serapan asam benzoate pada lamda 2 (Lamda dari asam
salisilat) dan serapan asam salisilat pada lamda 1 (Lamda dari asam benzoate), kemudian pula
harga serapan . masing-masing senyawa tersebut. Apakah ada kenaikan intensitas dan
pergeseran lamda serapan maksimum.

Campurlah 1,0 ml asam benzoate dan 2,0 ml asam salisilat dari larutan nomer 3, kedalam labu
takar 10,0 ml, kemudian diamati spectrogram campuran tersebut pada lamda 200 nm sampai
320 nm. Kemudian carilah kadar masing-masing senyawa C1 untuk asam benzoate dan C2
untuk asam salisilat
D. Rancangan Analisis

1. Pembuatan larutan induk konsentrasi 1 mg/mL


Tiap 1 ml, pelarut akan ditambah 1 mg zat (Asam benzoate/asam salisilat)
Untuk 25 mL  1 mg/ml x 25 ml = 25 mg (Bahan yang ditimbang untuk dilarutkan dalam 25
ml, pelarut dan mendapatkan kadar1 mg/ml)

2. Pengenceran dari larutan induk untukasam benzoate dan asam salisilat (cara kerja nomer 3)
M1 X V1 = M2 X V2
1 ml x 1 mg/ml = 10 ml x M2
M2 = 0,1 mg/ml

3. Pengenceran dari larutan cara kerja 3 (cara kerja nomer 4)


M1 X V1 = M2 X V2
1 ml x 1 mg/ml = 5 ml x M2
M2 = 0,02 mg/ml

4. Rumus menghitung kadar

Anda mungkin juga menyukai