Anda di halaman 1dari 3

Waktu Pemberian MP-ASI Pada Bayi

Mulai pemberian MP-ASI pada saat yang tepat sangat bermanfaat bagi
pemenuhan kebutuhan nutrisi dan tumbuh-kembang bayi serta merupakan periode
peralihan dari ASI eksklusif ke makanan keluarga. Periode peralihan dari ASI eksklusif
ke makanan keluarga dikenal pula sebagai masa penyapihan (weaning) yang
merupakan suatu proses dimulainya pemberian makanan khusus selain ASI secara
bertahap jenis, jumlah, frekuensi maupun tekstuer dan konsistensinya sampai seluruh
kebutuhan nutrisi anak dipenuhi oleh makanan keluarga. Masa peralihan ini
berlangsung antara 6 bulan sampai 23 bulan yang merupakan masa rawan pertumbuhan
anak.
Bayi mengalami perkembangan keterampilan makan bayi seiring bertambahnya
usia. Pola perkembangan keterampilan makan bayi adalah sebagai berikut :
 0-4 bulan : menelan makanan cair (ASI) tetapi mendorong keluar
makanan yang padat
 4-6 bulan : dapat mengontrol posisi makanan dalam mulut dan menelan
makanan tanpa tersedak
 6-9 bulan : mampu makan pure, makanan lumat atau cincang, makan
memakai sendok dengan mudah
 9-12 bulan : mampu makan makanan lunak, cincang kasar, dan mulai
mencoba makan dengan tangannya sendiri
 12-23 bulan : makanan keluarga, makan sendiri, masih dengan bantuan.10
Pemberian MP-ASI yang tidak sesuai dengan waktu yang dianjurkan, seperti
terlalu dini diberikan atau terlalu lambat dapat mengakibatkan hal-hal yang merugikan.
Waktu yang baik dalam memulai pemberian MP-ASI pada bayi adalah umur 6 bulan.
Pemberian makanan pendamping pada bayi sebelum umur tersebut akan menimbulkan
risiko sebagai berikut :
 Rusaknya sistem pencernaan karena perkembangan usus bayi dan pembentukan
enzim yang dibutuhkan untuk pencernaan memerlukan waktu 6 bulan. Sebelum
sampai usia ini, ginjal belum cukup berkembang untuk dapat menguraikan sisa yang
dihasilkan oleh makanan padat.
 Tersedak disebabkan sampai usia 6 bulan, koordinasi syaraf otot (neuromuscular)
bayi belum cukup berkembang untuk mengendalikan gerak kepala dan leher ketika
duduk dikursi. Jadi, bayi masih sulit menelan makanan dengan menggerakan
makanan dari bagian depan ke bagian belakang mulutnya, karena gerakan ini
melibatkan susunan refleks yang berbeda dengan minum susu.
 Meningkatkan resiko terjadinya alergi seperti asma, demam tinggi , penyakit seliak
atau alergi gluten (protein dalam gandum).
 Batuk, penelitian bangsa Scotlandia adanya hubungan antara pengenalan makanan
pada umur 4 bulan dengan batuk yang berkesinambungan.
 Obesitas, penelitian telah menghubungkan pemberian makanan yang berlebih di
awal masa perkenalan dengan obesitas dan peningkatan resiko timbulnya kanker,
diabetes dan penyakit jantung di usia lanjut.

Frekuensi Pemberian ASI Pada Bayi 3 Bulan


Menyusui adalah suatu proses alami yang sangat penting bagi bayi dan ibu.
Menyusui memiliki suatu proses yang dinamakan laktasi. Laktasi merupakan sekresi air
susu dari payudara ibu, yang disebabkan oleh adanya pengaruh hormon estrogen,
progesteron, dan prolaktin selama kehamilan. Keluarnya air susu dari puting susu terjadi
akibat pelepasan oksitosin dari hipofisis posterior ebagai respon dari hisapan oleh bayi pada
puting payudara yang telah berada dibawah pengaruh prolaktin, oksitosin akan merangsang
kontraksi otot polos duktus payudara dan menyebabkan keluarnya air susu, dimana
oksitosin berada dibawah kontrol hipotalamus dan dipengaruhi faktor emosi maupun fisik
ibu (Corwin, 2009). Frekuensi menyusui adalah seberapa sering dan lama waktu ibu
menyusui bayinya dalam satu hari (Greiner, 1995).
Pemberian ASI pada bayi, sekurang-kurangnya setiap 3 jam pada siang hari. Pada
bayi dengan usia 3 bulan, kebutuhan ASI bayi tersebut bisa mencapai 80 sampai 150 mL
dalam sekali minum tergantung dari kondisi yang dimiliki masing-masing bayi. Adapun
konsumsi ASI oleh bayi dapat dilakukan setiap 2 sampai 4 jam sekali ketika bayi
membutuhkan ASI.
Daftar Pustaka
Complimentary feeding: Report of the Global Consultation and of Guiding Principles for
Complimentary Feeding of the Breastfed Child Geneva, World Health Organization,
2001.
Corwin, E. J. 2009. Buku Saku Patofisiologi. EGC
Departemen Kesehatan RI. Makanan Pendamping ASI (MP-ASI). 2000.
Departemen Kesehatan RI. Pedoman Umum Pemberian Makanan Pendamping Air Susu
Ibu (MP-ASI Lokal). 2006.
Departemen Kesehatan RI. Peranan Dokter Dalam Peningkatan Penggunaan ASI. 2004.
Dewey KG, Cohen RJ, Brown KH, Rivera LL. Age of Introduction of Complementary
Foods and Growth of Term, Low Birth Weight, Breast-fed Infants: A Randomized
Intervention Study in Honduras. Am J Clin Nutr 1999; 69:678-86.
Greiner T. Sustained Breastfeeding, Complementation and Care Food and Nutrition Bull
1995; 16:313-9.
Nadia, N. 2018. Frekuensi Minum Asi Pada Bayi 3 Bulan.
www.alodokter.com/komunitas/topic/takaran-asip-untuk-bayi-3-bulan.com (diakses
tanggal 14 maret 2021).
Report of Informal Meeting to Review and Develop Indications for Complimentary
Feeding, Washington D.C, 2002.
Soetjiningsih, Suandi IKG. Gizi untuk Tumbuh Kembang Anak. Dalam: Narendra MB,
Sularyo TS, Soetjiningsih, Suyitno H, Ranuh ING, penyunting. Tumbuh kembang
anak dan remaja. Edisi ke-1. Jakarta: Sagung Seto, 2002. h. 22-47.
Starting Solid Food for Infant. Diunduh dari: www.framinghampediatircs.com.

Anda mungkin juga menyukai