menyerahkan suatu kebendaan, dan pihak yang lain untuk membayar harga yang telah
dijanjikan
Jual Beli angsuran adalah penjualan barang yang dilaksanakan dengan perjanjian dimana
pembayaran dilakukan secara bertahap atau berangsur. Biasanya pada saat barang diserahkan
kepada pembeli, penjual menerima uang muka (down payment) sebagai pembayaran pertama
dan sisanya diangsur dengan beberapa kali angsuran.
Perjanjian jual-beli merupakan perjanjian timbal balik dimana pihak satu yakni penjual
berjanji untuk menyerahkan hak milik atas suatu barang, sedangkan pihak lainnya yakni
pembeli, berjanji membayar harga dengan sejumlah uang dari perolehan hak milik tersebut.
Perjanjian sewa beli tidak diatur dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata dan Kitab
Undang-undang Hukum Dagang, oleh sebab ini disebut dengan perjanjian tak bernama.
Jenis perjanjian lainnya yang mirip dengan sewa guna usaha (leasing)adalah sewa
beli (hire/lease purchase), yakni kontrak sewa sekaligus beli. Kontrak sewa beli
berkembang pada masa sekarang, serta merupakan variasi dari sewa guna usaha
(leasing). Perkembangannya diperlukan karena kebutuhan di dalam praktik. Pada
prinsipnya sewa beli ialah jual beli yang dilakukan dengan cara pembayaran
dilakukan secara angsuran. Dalam kontrak sewa beli ini, perpindahan kepemilikan
terjadi selama periode sewa secara bertahap. Bila kontrak sewa beli dibatalkan, hak
milik barang terbagi antara milik penyewa dan milik yang menyewakan. Berikut
perbedaan antara sewa guna usaha dan sewa beli.[12]
Selain dipersamakan dengan sewa-menyewa dan sewa beli, sewa guna usaha
atau leasing juga dipersamakan dengan ijarah. Hal ini dikarenakan
dalam leasing mengandung unsur sewa menyewa, begitu pun dalam akad ijarah.
Padahal leasing dan ijarah jelas berbeda. Salah satu perbedaan yang mencolok ialah
dari segi objek sewa, pada ijarah objek sewa bisa berupa manfaat tenaga kerja
manusia, sedangkan pada leasing, objek sewa hanya terbatas pada barang.
Perbedaan antara keduanya, secara lebih rinci, bisa dilihat dalam bagan berikut ini.
[13]
Menurut Pasal 1 huruf (a) Keputusan Menteri Perdagangan dan Koperasi Nomor:
34/KP/II/80 tentang Perizinan Kegiatan Usaha Sewa Beli (Hire Purchase), Jual Beli dengan
Angsuran dan Sewa (Renting) menyatakan bahwa: “Sewa beli adalah jual beli barang dimana
penjual melaksanakan penjualan barang dengan cara memperhitungkan setiap pembayaran
yang dilakukan oleh pembeli dengan pelunasan atas harga barang yang telah disepakati
Bersama dan yang diikat dalam suatu perjanjian, serta hak milik atas barang tersebut baru
beralih dari penjual kepada pembeli setelah jumlah harganya dibayar lunas oleh pembeli
kepada penjual.”