Etika disini sama artinya dengan filsafat moral. Etika adalah ilmu yang mempelajari
cara manusia memperlakukan sesamanya dan apa arti hidup yang baik. Etika
mempertanyakan pandangan orang dan mencari kebenaran.
Moralitas atau sering disebut ethos ialah sikap manusia berkenaan dengan hukum
moral. Moralitas ini terkandung dalam ajaran berbentuk petuah, nasihat, wejangan, peraturan,
perintah yang diwariskan secara turun temurun melalui agama atau kebudayaaan. Sedangkan
norma berarti ukuran, garis pengarah atau aturan, kaidah bagi pertimbangan dan penilaian.
Nilai yang menjadi milik bersama dalam suatu masyarakat dan telah tertanam dengan emosi
yang mendalam akan menjadi norma yang disepakati bersama. Norma ini mengandung sangsi
dan penguatan ( reinforcement), yaitu (a) jika tidak dilakukan sesuai norma, maka
hukumannya adalah celaan, (b) jika dilakukan sesuai dengan norma, maka pujian, balas jasa
adalah imbalannya.
Norma hukum adalah suatu aturan sosial yang dibuat oleh lembaga-lembaga tertentu yang
dengan tegas atau memaksa seseorang untuk tunduk dan berperilaku sesuai keinginan
pembuat peraturan hukum
Norma agama adalah aturan atau kaidah, yang berfungsi sebagai petunjuk, pedoman hidup
yang berasal dari Tuhan yang disampaikan melalui utusan-Nya yang berisi perintah, larangan
dan anjuran-anjuran. Petunjuk hidup atau aturan yang ada dalam norma agama sifatnya pasti
dan tidak perlu diragukan lagi, karena berasal secara langsung dari Tuhan Yang Maha Esa.
Dengan demikian, norma agama dapat memperkuat norma lainnya, sehingga keberadaan
norma ini sangat kuat dan dapat mempengaruhi seseorang dalam bertingkah laku.
Jawab:
Secara sederhana yang dimaksud dengan etika bisnis adalah cara-cara untuk melakukan
kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan,
industri dan juga masyarakat. Kesemuanya ini mencakup bagaimana kita menjalankan bisnis
secara adil, sesuai dengan hukum yang berlaku, dan tidak tergantung pada kedudukan
individu ataupun perusahaan di masyarakat.
Etika bisnis juga merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah.
Studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan,
institusi, dan perilaku bisnis. Etika bisnis merupakan studi standar formal dan bagaimana
standar itu diterapkan ke dalam system dan organisasi yang digunakan masyarakat modern
untuk memproduksi dan mendistribusikan barang dan jasa dan diterapkan kepada orang-
orang yang ada di dalam organisasi.
Tujuan dari adanya etika bisnis yang pertama adalah mendorong kesadaran moral
bagi pebisnis itu sendiri. Di dalam jalannya sebuah kegiatan berbisnis yang baik adalah tidak
hanya berorientasi pada keuntungan, produksi barang dan kegiatan operasional. Tetapi juga
harus memperhatikan tingkat moralitas yang baik dari seorang pebisnis dan perusahaan
pengelola itu sendiri.
Maksudnya adalah dengan memiliki sikap yang baik tentu saja bisa memberikan penghargaan
yang baik bagi klien. Tingkat kesopanan yang tinggi untuk menjalankan bisnis bersama-sama
dapat terjalin. Kemudian kerjasama yang bersih tanpa adanya praktik curang dan penipuan
dapat terhindarkan bagi masing-masing perusahaan.
Dalam bisnis sendiri tentu saja ada aturan dan standar operasional kerja yang berlaku
dimana salah satunya memiliki etika bisnis. Hal ini dibuktikan dengan adanya penjagaan tata
sikap dan perilaku ketika menjalankan bisnis. Misalnya sama-sama menghargai privacy klien
dan perusahaan pengelola atau memberikan transparansi data sesuai kenyataan.
Selanjutnya tujuan dari diadakannya sebuah etika yang baik dalam berbisnis adalah
agar adanya batasan kerja yang profesional di antara kedua pihak. Kemudian adanya
pembatasan untuk tetap menjalankan bisnis yang baik sesuai standar tanpa mengurangi
banyak hal. Maksudnya disini adalah apabila sebuah perusahaan memiliki sebuah moralitas
yang baik dalam berbisnis maka pasti enggan untuk berbuat curang.
Mereka akan menjunjung aturan, perjanjian dan tahapan kerja yang sudah disepakati
dan sesuai SOP. Batasan moralitas ini akan menjaga kepercayaan masing-masing klien dan
perkembangan operasional perusahaan itu sendiri. Oleh sebab itu menjadi penting sekali
sebenarnya tujuan dari adanya sebuah kemampuan moralitas juga beretika ini dalam jalannya
pekerjaan.
Tujuan lainnya dari adanya kemampuan menjaga moralitas dan etika ini adalah
mampu memberikan citra perusahaan yang baik. Citra ini jelas mampu terbentuk dengan
adanya pembuktian komitmen dari sebuah perusahaan yang memiliki etos kerja ini. Dengan
kerja sesuai peraturan tentu saja akan terhindar dari yang namanya kecurangan, KKN atau
praktik merugikan lainnya.
Hal inilah yang kemudian akan memberikan sebuah citra baik dalam perusahaan
secara otomatis dan tanpa dibuat-buat. Calon klien,klien, pekerja perusahaan atau karyawan
tentu akan mendapatkan imbas dari citra perusahaan yang baik ini. Oleh sebab itu menjadi
penting memiliki sikap beretika.
Jika adanya sebuah pembentukan citra yang baik maka tentu saja citra buruk bisa
terhindar bukan. Dengan tetap menerapkan sebuah kinerja yang mumpuni, professional dan
baik tentu citra buruk tidak akan mampir ke perusahaan.
Jawab:
Teori adalah pengetahuan ilmiah yang mencakup penjelasan mengenai suatu faktor
tertentu dari sebuah disiplin keilmuan (suriasumawatri), fungsi Teori dan ilmu
pengetahuan adalah untuk menjelaskan, meramalkan dan mengkontrol. Etika sebagai
disiplin ilmu berhubungan dengan kajian secara kritis tentang adat kebiasaan, nilai-nilai
dan norma-norma perilaku manusia yang dianggap baik atau tidak baik.
1. Egoisme
Rachel (2004) memperkenalkan dua konsep yang berhubungan dengan egoisme,
yaitu egoisme psikologi dan egoisme etis. Egoisme psikologi adalah suatu teori yang
menjelaskan bahwa semua tindakan manusia dimotivasi oleh kepentingan berkutat diri,
dalam teori ini orang boleh saja yakni bahwa ada tindakan mereka yang bersifat luhur dan
suka berkorban, namun semua tindakan yang terkesan luhur dan/atau tindakan yang suka
berkorban tersebut hanyalah ilusi. Jadi menurut teori ini, tidak ada tindakan yang
sesungguhnya bersifat altruisme. Altruisme adalah suatu tindakan yang peduli pada orang
lain atau mengutamakan kepentingan orang lain dengan mengorbankan kepentingan
dirinya. Sedangkan paham egoisme etis adalah tindakan yang dilandasi oleh kepentingan
diri sendiri, jadi yang membedakan tindakan berkutat diri dengan tindakan untuk
kepentingan diri adalah pada akibatnya terhadap orang lain.
Tindakan berkutat diri ditandai dengan ciri mengabaikan atau merugikan kepentingan orang
lain, sedangkan tindakan mementingkan tidak selalu merugikan kepentingan orang lain.
Dengan perbedaan pemahaman diatas, jelas bahwa paham egoisme psikologi dilandasi oleh
ketamakan sehingga tidak dapat dikatakan tindakan tersebut bersifat etis.
2. Utilitarisme
Teori ini dipelopori oleh David june (1711-1776), dan dikembangkan Jeremy bentham
(1748-1832) dan John Stuart Mill (1806-1873). Utilitarianisme berasal dari kata latin
utilis, utility (Inggris) yang berarti bermanfaat (bertens, 2000). Menurut teori ini, suatu
tindakan dapat dikatakan baik jika membawa manfaat bagi sebanyak mungkin anggota
masyarakat. jadi ukuran baik tidaknya dilihat dari akibat, konsekuensi atau tujuan dari
tindakan itu (bermanfaat atau tidak). Teori ini juga disebut teologis yang berarti tujuan.
3. Deontologi
Deontologi berasal dari kata yunani Deon yang berarti kewajiban (bartender, 2000),
teori ini dipelopori oleh Immanuel kant (1724-1804). Berbeda dengan paham sebelumnya
menilai etis atau tidaknya suatu tindakan berdasarkan hasil, tujuan atau konsekuensi dari
tindakan tersebut, namun dalam deontogi semua itu tidak ada kaitannya sama sekali. Ada
dua konsep penting yaitu imperative hypothesis yaitu perintah-perintah yang bersifat
khusus yang harus diikuti jika keinginan yang relevan. Selanjutnya Konsep imperative
categories adalah kewajiban moral yang mewajibkan kita begitu saja tanpa syarat apapun,
kewajiban moral bersifat mutlak tanpa pengecualian apapun dan tanpa dikaitkan dengan
keinginan atau tujuan apapun.
Kant menganggapn bahwa kewajiban moral harus dilaksanakan demi kewajiban itu
sendiri, bukan karena keinginan untuk memperoleh tujuan kebahagiaan, bukan juga karena
kewajiban itu diperintahkan oleh tuhan (Allah SWT). Kant membangun teorinya dengan
berlandaskan pemikiran rasional dengan asumsi bahwa Karena manusia bermartabat,
maka setiap perlakuan Manusia terhadap manusia lainnya harus dilandasi oleh kewajiban
moral universal.
4. Teori Hak
Selain deontologi dan imperative categories, Kant juga memperkenalkan teori hak
(right theory). Menurut teori hak, suatu tindakan atau perbuatan dianggap baik bila
perbuatan atau tindakan tersebut sesuai dengan hak asasi manusia (HAM). Hak asasi
manusia didasarkan atas beberapa sumber otoritas (weiss, 2006), yaitu hak hukum (legal
right), hak moral atau kemanusiaan (moral, human right), dan hak kontraktual (contractual
right). Hak legal adalah hak yang didasarkan atas sistem/yurisdiksi hukum suatu negara.
Hak moral dihubungkan dengan pribadi manusia secara individu atau dalam kelompok
(bukan masyarakat luas). Hak kontraktual mengikat individu-individu yang membuat
kesepakatan (kontrak) bersama dalam wujud hak dan kewajiban masing-masing pihak.
Pada tingkat perusahaan, teori HAM ini banyak dirujuk untuk menilai tindakan
manajemen terhadap karyawannya, apa karyawan diperlakukan secara manusiawi atau
tidak. Pada pemerintahan dan kerjasama antar negara, PBB, para pemerhati HAM dan
organisasi-organisasi
Jawab:
HAKIKAT MANUSIA Stevenson dan haberman ( 2001 ) mengatakan bahwa meski ada
begitu banyak hal yang sangat bergantung pada konsep tentang hakikat manusia, namun
terdapat begitu banyak ketidaksepakatan mengenai apa itu hakikat manusia. Misalnya, Karl
Marx ( dalam Stevenson dan haberman, 2001 ) adalah keseluruhan hubungan social dengan
monolak adanya Tuhan dan menganggap tiap pribadi adalah produk dari tahapan ekonomis
tertentu dari masyarakat menusia temapat manusia itu hidup.
Jawab:
Otak merupakan organ tubuh yang paling kompleks. Otak memiliki kemampuan sangat
luar biasa. Menurut Agus Ngermanto ( 2001 ), paling tidak ada 9 subkomponen di dalam
otak manusia,
1. Neocortex
2. Corpus Callasum
3. Cerebellum
4. Otak Reptile
5. Hippocampus
6. Amigdala
7. Pituitary Gland
8. Hypothalamus
9. Thalamus
Sebagaimana dikatakan oleh A.M. Rukky Santoso ( 2001 ), pada otak terdapat tiga
puluh miliar sel, dan membentuk kerjasama yang rumit melalui bagian-bagian kecil
lainnya yang disebut neuron. Ilmuwan yang pertama kali meneliti tentang otak kiri ( left
hemisphere ) dan belahan otak kanan ( right hemisphere ) adalah Roger Wolkott Sperry
( dalam Taugada, 2003 ). Humphery ( 2000 ) mmbedakan kerja otak berdasarkan
gelombang elektro, yaitu gelombang alpha, beta, delta, dan theta.
Zohar dan marshal ( 2002 ) melihat fungsi otak dari tiga cara berfikir atau tiga ragam
kecerdasan yaitu : 1. 2. 3. Proses berfikir seri ( Intellectual Quotient – IQ ) Berfikir Asosiatif
( Emotional Quotient - EQ ) Befikir Menyatukan ( Spiritual Quotient – SQ ) Zohar dan
Marshall mengungkapkan bahwa kecerdasan intelektual ( IQ ) merupakan alat yang efektif
untuk mengeksplorasi dunia materi serta mengumpulkan modal materiil ( uang dan segala
sesuatu yang dapat dibeli dengan uang )
27,6 % bumi
Menyeimbangi ekosistem
Meyerap CO2 melepas O2
Pengokoh tanah dan penyerap air
Makanan
Kemudahan manusia
Sumber ilmu
Bernafas
Kapal Layar
Kincir Angin
Strategi Adabtasi
Pengumpul-berburu
Perladangan-perkebunan
Peternakan
Pertanian intensif
Kehidupan industri
Para ilmuwan lingkungan hidup menyatakan bahwa aturan utama dalam
memanfaatkan alam adalah memperhankan standar dan kapasitas yang ada.Eksploitasi
alam secara berlebihan dantanpa aturan dan pertimbangan yangmatang akan menyebabkan
krisislingkungan.
Pengertian Manusia Manusia adalah makhluk paling sempurna yang pernah diciptakan oleh
Allah SWT. Kesempurnaan yang dimiliki manusia merupakan suatu konsekuensi fungsi dan
tugas mereka sebagai khalifah di muka bumi ini. Al-Quran menerangkan bahwa manusia
berasal dari tanah. Manusia memiliki 3 unsur yaitu: 1. Jasmani. 2. Ruh. 3. Jiwa. Manusia
memiliki fitrah dalam arti potensi yaitu kelengkapan yang diberikan pada saat dilahirkan ke
dunia. Potensi yang dimiliki manusia dapat di kelompokkan pada dua hal yaitu potensi fisik
dan potensi rohania.
Proses penciptaan manusia Dalam Al-Qur’an di jelaskan tentang proses penciptaan manusia,
antara lain dalam Q.S 23:12,13 dan 14. 12. Dan Sesungguhnya kami Telah menciptakan
manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. 13. Kemudian kami jadikan saripati itu air
mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). 14. Kemudian air mani itu kami
jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan
segumpal daging itu kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami bungkus
dengan daging. Kemudian kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha
sucilah Allah, Pencipta yang paling baik.
Fitrah manusia. Kata fitrah berasal dari kata “sfatara” yang artinya ciptaan, suci dan
seimbang. Kata fitrah dalam arti penciptaan tidak hanya dikaitkan dengan arti penciptaan
fisik dalam konotasi nilai. Menurut Al-Ghazali Fitrah manusia:
a) kemampuan dasar sejak lahir yang berpusat pada potensi dasar untuk berkembang.
b) Potensi dasar yang berkembang secara menyeluruh menggerakkan seluruh aspek
secara mekanik dimana satu sama lain saling mempengaruhi menuju kearah tertentu.
c) Merupakan komponen dasar yang bersifat dinamis, dan responsif terhadap pengaruh
luar yang meliputi: bakat, insting, hereditas, nafsu, karakter dan intuisi.
“Hai orang-orang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan
(kebenaran) karena Allah SWT, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-
sekali kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak
adil.Berlaku adillah karena adil lebih dekat dengan takwa’’
c) Kehendak Bebas (Free Will) Kebebasan merupakan bagian penting dalam nilai etika
bisnis islam, tetapi kebebasan itu tidak merugikan kepentingan kolektif. Kepentingan
individu dibuka lebar. Tidak adanya batasan pendapatan bagi seseorang mendorong
manusia untuk aktif berkarya dan bekerja dengan segala potensi yang dimilikinya.
Kecenderungan manusia untuk terus menerus memenuhi kebutuhan pribadinya yang
tak terbatas dikendalikan dengan adanya kewajiban setiap individu terhadap
masyarakatnya melalui zakat, infak dan sedekah.
1) Teori Antroposentrisme
2) Teori Ekosentrisme
3) Teori Egosentris
4) Teori Biosentrisme
Teori Biosentrisme mengagungkan nilai kehidupan yang ada pada ciptaan,
sehingga komunitas moral tidak lagi dapat dibatasi hanya pada ruang lingkup
manusia. Mencakup alam sebagai ciptaan sebagai satu kesatuan komunitas hidup
(biotic community). Inti pemikiran biosentrisme adalah bahwa setiap ciptaan
mempunyai nilai intrinsik dan keberadaannya memiliki relevansi moral. Setiap
ciptaan (makhluk hidup) pantas mendapatkan keprihatinan dan tanggung jawab moral
karena kehidupan merupakan inti pokok dari konsern moral. Prinsip moral yang
berlaku adalah “mempertahankan serta memlihara kehidupan adalah baik secara
moral, sedangkan merusak dan menghancurkan kehidupan adalah jahat secara moral”
(Light, 2003: 109). Biosentrisme memiliki tiga varian, yakni, the life centered theory
(hidup sebagai pusat), yang dikemukakan oleh Albert Schweizer dan Paul Taylor,
land ethic (etika bumi), dikemukakan oleh Aldo Leopold, dan equal treatment
(perlakuan setara), dikemukakan oleh Peter Singer dan James Rachel.
5) Etika Homosentris
6) Etika Ekosentris
Etika ekosentris mendasarkan diri pada kosmos. Menurut etika ekosentris ini,
lingkungan secara keseluruhan dinilai pada dirinya sendiri. Etika ini menurut aliran
etis ekologi tingkat tinggi yakni deep ecology, adalah yang paling mungkin sebagai
alternatif untuk memecahkan dilema etis ekologis. Menurut ekosentrisme, hal yang
paling penting adalah tetap bertahannya semua yang hidup dan yang tidak hidup
sebagai komponen ekosistem yang sehat, seperti halnya manusia, semua benda
kosmis memiliki tanggung jawab moralnya sendiri (J. Sudriyanto, 1992:243) Menurut
etika ini, bumi memperluas berbagai ikatan komunitas yang mencakup “tanah, air,
tumbuhan dan binatang atau secara kolektif, bumi”. Bumi mengubah perah “homo
sapiens” dari makhluk komunitas bumi, menjadi bagian susunan warga dirinya.
terdapat rasa hormat terhadap anggota yang lain dan juga terhadap komunitas alam itu
sendiri (J. Sudriyanto, 1992:2-13). Etika ekosentris bersifat holistik, lebih bersifat
mekanis atau metafisik. Terdapat lima asumsi dasar yang secara implisit ada dalam
perspektif holistik ini, J. Sudriyanto (1992:20) menjelaskan: Segala sesuati itu saling
berhubungan. Keseluruhan merupakan bagian, sebaliknya perubahan yang terjadi
adalah pada bagian yang akan mengubah bagian yang lain dan keseluruhan. Tidak ada
bagian dalam ekosistem yang dapat diubah tanpa mengubah dinamika perputarannya.
Jika terdapat banyak perubahan yang terjadi maka akan terjadi kehancuran ekosistem.
Keseluruhan lebih daripada penjumlahan banyak bagian. Hal ini tidak dapat
disamakan dengan konsep individu yang mempunyai emosi bahwa keseluruhan sama
dengan penjumlahan dari banyak bagian. Sistem ekologi mengalami proses sinergis,
merupakan kombinasi bagian yang terpisah dan akan menghasilkan akibat yang lebih
besar daripada penjumlahan efek-efek individual. Makna tergantung pada konteksnya,
sebagai lawan dari “independensi konteks” dari “mekanisme”. Setiap bagian
mendapatkan artinya dalam konteks keseluruhan.Merupakan proses untuk mengetahui
berbagai bagian. Alam manusia dan alam non manusia adalah satu. Dalam holistik
tidak terdapat dualisme. Manusia dan alam merupakan bagian dari sistem kosmologi
organik yang sama. Uraian di atas akan mengantarkan pada sebuah pendapat Arne
Naess, seorang filsuf Norwegia bahwa kepedulian terhadap alam lingkungan dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu: Kepedulian lingkungan yang “dangkal”
(shallow ecology) Kepedulian lingkungan yang “dalam” (deep ecology). Kepedulian
ekologis ini sering disebut altruisme platener holistik, yang beranggapan bahwa hal
ini memiliki relevansi moral hakiki, bukan tipe-tipe pengadu (termasuk individu atau
masyarakat), melainkan alam secara keseluruhan (J. Sudriyanto, 1992:22)
7) Teosentrisme
8) Teori Nikomakea
Teori Nikomakea (bahasa Inggris: ‘Nicomachean Ethics’), atau Ta Ethika,
adalah karya Aristoteles tentang kebajikan dan karakter moral yang memainkan
peranan penting dalam mendefinisikan etika Aristoteles. Kesepuluh buku yang
menjadi etika ini didasarkan pada catatan-catatan dari kuliah-kuliahnya di Lyceum
dan disunting atau dipersembahkan kepada anak lelaki Aristoteles, Nikomakus. Teori
Nikomakea memusatkan perhatian pada pentingnya membiasakan berperilaku bajik
dan mengembangkan watak yang bajik pula. Aristoteles menekankan pentingnya
konteks dalam perilaku etis, dan kemampuan dari orang yang bajik untuk mengenali
langkah terbaik yang perlu diambil. Aristoteles berpendapat bahwa eudaimonia adalah
tujuan hidup, dan bahwa ucaha mencapai eudaimonia, bila dipahami dengan tepat,
akan menghasilkan perilaku yang bajik.
9) Zoosentrisme
10) Antroposentris
Jawab:
Dalam hal ini, etika bisnis Islam adalah merupakan hal yang penting dalam perjalanan
sebuah aktivitas bisnis profesional. Sebagaimana diungkapkan oleh Dr. Syahata, bahwa
etika bisnis Islam mempunyai fungsi substansial yang membekali para pelaku bisnis,
beberapa hal sebagai berikut :
a) Membangun kode etik islami yang mengatur, mengembangkan dan
menancapkan metode berbisnis dalam kerangka ajaran agama. Kode etik ini
juga menjadi simbol arahan agar melindungi pelaku bisnis dari risiko.
b) Kode ini dapat menjadi dasar hukum dalam menetapkan tanggungjawab para
pelaku bisnis, terutama bagi diri mereka sendiri, antara komunitas bisnis,
masyarakat, dan diatas segalanya adalah tanggungjawab di hadapan Allah SWT.
c) Kode etik ini dipersepsi sebagai dokumen hukum yang dapat menyelesaikan
persoalan yang muncul, daripada harus diserahkan kepada pihak peradilan.
d) Kode etik dapat memberi kontribusi dalam penyelesaian banyak persoalan yang
terjadi antara sesama pelaku bisnis dan masyarakat tempat mereka bekerja.
Sebuah hal yang dapat membangun persaudaraan (ukhuwah) dan kerja sama
antara mereka semua.