Anda di halaman 1dari 13

MODUL PERKULIAHAN

Komunikasi Antar Budaya

KONSEP DASAR
KOMUNIKASI
ANTAR BUDAYA

Fakultas Program Studi TatapMuka Kode MK Disusun Oleh

02
FIKOM Ilmu Komunikasi W051700004 Drs. Nono Sungkono, M.M.

Abstract Kompetensi
Konsep Dasar Komunikasi Diharapkan Mahasiswa dapat mampu
Antar Budaya memahami dan menjelaskan tentang
konsep dasar KAB
Deskripsi
1. Ilmu Komunikasi, definisi menurut para ahli;
a. Rogers & D. Lawrence Kincaid, 1981, Komunikasi adalah suatu proses dimana dua
orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama
lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam.
(pengantar Ilmu komunikasi, 1998, hal 20, Prof. Dr. Hafied Cangara, M. Sc.)

b. Shannon & Weaver, 1949, Komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling
pengaruh mempengaruhi satu sama lainnya, sengaja atau tidak sengaja. Tidak
terbatas pada bentuk komunikasi menggunakan bahasa verbal, tetapi juga dalam hal
ekspresi muka, lukisan, seni, dan teknologi. (pengantar Ilmu komunikasi, 1998, hal
20, Prof. Dr. Hafied Cangara, M. Sc.)

c. Komunikasi adalah suatu proses melalui mana seseorang (komunikator)


menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan mengubah
atau membentuk perilaku orang-orang lainnya (khalayak). Hovland, Janis &
Kelley:1953.

2. Organisasi dan Budaya, Menurut Schein pengertian budaya organisasi adalah


sebuah pola dari berbagai asumsi dasar yang ditemukan, diciptakan, atau
dikembangkan oleh sebuah kelompok dengan tujuan agar organisasi belajar
mengatasi dan menganggulangi masalah-masalah yang timbul akibat adaptasi
eksternal dan integrasi internal yang sudah berjalan dengan cukup baik.

Dengan begitu, budaya organisasi harus diajarkan kepada semua anggota


baru sebagai cara yang benar untuk memahami, memikirkan, dan merasakan
berkenaan dengan masalah-masalah tersebut.

Karakteristik Budaya Organisasi

Dari penjelasan beberapa ahli tentang budaya organisasi, kita dapat mengetahui
beberapa ciri / karakteristik budaya organisasi, diantaranya:

1. Innovation and Risk Taking

Inovasi dan Pengambilan Resiko adalah sebuah tindakan melakukan inovasi dan


berani mengambil resiko dalam proses inovasi tersebut.

2. Attention to Detail

Perhatian lebih hal-hal detail maksudnya adalah organisasi mengharapkan para


pekerja untuk bekerja lebih detail, analisis, dan tepat sasaran.

3. Outcome Orientation

Orientasi pada manfaat artinya manajemen berorientasi/ fokus pada hasil/ manfaat
dan tidak hanya pada proses untuk mendapatkan hasil tersebut.

2020 Komunikasi Antar Budaya


2 Drs. Nono Sungkono, MM
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
4. People Orientation

Orientasi pada orang artinya manajemen sangat memperhatikan pengaruh atau


manfaat dari sesuatu yang dihasilkan kepada orang-orang dalam organisasi.

5. Team Orientation

Orientasi pada tim adalah tindakan memprioritaskan aktivitas kerja dalam organisasi
berdasarkan tim, bukan pada individu.

6. Aggresiveness

Agresivitas (Aggresiveness) adalah situasi dimana orang-orang cenderung lebih


kompetitif dan agresif ketimbang easygoing.

7. Stability

Stabilitas (Stability) adalah situasi dimana aktivitas organisasi lebih menekankan


pada menjaga status quo sebagai lawan daripada perkembangan.

A. Konsep Dasar KAB


Asumsi dari Komunikasi Antar Budaya :

1. Komunikasi antar budaya dimulai dengan anggapan dasar bahwa ada perbedaan
persepsi antara komunikator dan komunikan
2. Dalam komuniksi antarbudaya terkandung isi dan relasi antar pribadi
3. Gaya personal mempengaruhi komunikasi antar budaya
4. Komunikasi antar budaya bertujuan mengurangi tingkat ketidakpastian
5. Komunikasi berpusat pada kebudayaan
6. Efektifitas antarbudaya merupakan tujuan komunikasi antarbudaya

Hambatan-hambatan tersebut adalah (Chaney & Martin, 2004, p. 11 – 12): 

1. Fisik (Physical) 
Hambatan komunikasi semacam ini berasal dari hambatan waktu, lingkungan,
kebutuhan diri, dan juga media fisik. 
2. Budaya (Cultural) 
Hambatan ini berasal dari etnik yang berbeda, agama, dan juga perbedaan sosial
yang ada antara budaya yang satu dengan yang lainnya. 
3. Persepsi (Perceptual) 
Jenis hambatan ini muncul dikarenakan setiap orang memiliki persepsi yang

2020 Komunikasi Antar Budaya


3 Drs. Nono Sungkono, MM
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
berbeda -beda mengenai suatu hal. Sehingga untuk mengartikan sesuatu setiap
budaya akan mempunyai pemikiran yang berbeda- beda. 

2020 Komunikasi Antar Budaya


4 Drs. Nono Sungkono, MM
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
4. Motivasi (Motivational) 
Hambatan semacam ini berkaitan dengan tingkat motivasi dari pendengar,
maksudnya adalah apakah pendengar yang menerima pesan ingin menerima
pesan tersebut atau apakah pendengar tersebut sedang malas dan tidak punya
motivasi sehingga dapat menjadi hambatan komunikasi. 
5. Pengalaman (Experiantial) 
Experiental adalah jenis hambatan komunikasi antar budaya yang terjadi karena
setiap individu tidak memiliki pengalaman hidup yang sama sehingga setiap
individu mempunyai persepsi dan juga konsep yang berbeda-beda dalam melihat
sesuatu. 
6. Emosi (Emotional) 
Hal ini berkaitan dengan emosi atau perasaan pribadi dari pendengar. Apabila
emosi pendengar sedang buruk maka hambatan komunikasi yang terjadi akan
semakin besar dan sulit untuk dilalui. 
7. Bahasa (Linguistic ) 
Hambatan komunikasi yang berikut ini terjadi apabila pengirim pesan (sender)
dan penerima pesan (receiver) menggunakan bahasa yang berbeda atau
penggunaan kata-kata yang tidak dimengerti oleh penerima pesan. 
8. Non-verbal 
Hambatan non-verbal adalah hambatan komunikasi yang tidak berbentuk kata-
kata tetapi dapat menjadi hambatan komunikasi. Contohnya adalah wajah marah
yang dibuat oleh penerima pesan (receiver) ketika pengirim pesan (sender)
melakukan komunikasi. Wajah marah yang dibuat tersebut dapat menjadi
penghambat komunikasi karena mungkin saja pengirim pesan akan merasa tidak
maksimal atau takut untuk mengirimkan pesan kepada penerima pesan. 
9. Kompetisi (Competition) 
Hambatan semacam ini muncul apabila penerima pesan sedang melakukan
kegiatan lain sambil mendengarkan. Contohnya adalah menerima telepon selular
sambil menyetir, karena melakukan dua kegiatan sekaligus maka penerima
pesan tidak akan mendengarkan pesan yang disampaikan melalui telepon
selularnya secara maksimal. 

Hakikat Komunikasi Antar Budaya

Kebudayaan adalah cara hidup yang berkembang dan dianut oleh sekelompok
orang serta berlangsung dari generasi ke generasi. Jadi sudah pasti adanya dua
fenomena unik, yaitu Enkulturasi dan Akulturasi.

2020 Komunikasi Antar Budaya


5 Drs. Nono Sungkono, MM
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Enkulturasi mengacu pada proses dimana kultur (budaya) ditransmisikan dari
satu generasi ke generasi berikutnya. Kita mempelajari kultur, bukan mewarisinya.
Kultur ditransmisikan melalui proses belajar, bukan melalui gen. Orang tua, kelompok,
teman, sekolah, lembaga keagamaan, dan lembaga pemerintahan merupakan guru-
guru utama dibidang kultur. Enkulturasi terjadi melalui mereka. Contoh adalah
pembelajaran seni Tari Topeng di sanggar Tari Keraton Kacirebonan.

Akulturasi mengacu pada proses dimana kultur seseorang dimodifikasi melalui


kontak atau pemaparan langsung dengan kultur lain. Misalnya, bila
sekelompok imigran kemudian berdiam di Amerika Serikat (kultur tuan rumah), kultur
mereka sendiri akan dipengaruhi oleh kultur tuan rumah ini. Berangsur-angsur, nilai-
nilai, cara berperilaku, serta kepercayaan dari kultur tuan rumah akan menjadi bagian
dari kultur kelompok imigran itu. Pada waktu yang sama, kultur tuan rumah pun ikut
berubah.

Fungsi Komunikasi Antar Budaya

Adapun beberapa fungsi dari komunikasi antarbudaya di antaranya :

1. Menyatakan Identitas Sosial: Dengan adanya komunikasi antarbudaya, individu


tersebut dapat menunjukkan identitas sosialnya sendiri.
2. Menyatakan Intergasi Sosial: Komunikasi antarbudaya dapat menyatukan dan
mempersatukan antar pribadi dalam interaksi tersebut. (Baca juga: Komunikasi
Pertanian)
3. Menambah Pengetahuan: Komunikasi antarbudaya pun dapat memberikan
wawasan yang baru, bahkan wawasan yang belum pernah diketahui oleh individu
tersebut.
4. Hubungan Interaksi: Selain itu, komunikasi antarbudaya juga dapat menciptakan
hubungan yang komplementer serta hubungan yang selaras.
5. Di dalam komunikasi antarbudaya pun juga terdapat fungsi sosial, di antaranya :
6. Pengawasan: Pada umumnya, kegiatan komunikasi antarbudaya terjadi ketika
komunikator dan komunikan yang berbeda kebudayaan. Fungsi ini lebih banyak
digunakan oleh media masa.
7. Penghubung: Komunikasi antarbudaya ini dapat juga dijadikan sebagai jembatan
bagi setiap individu yang memiliki kebudayaan yang berbeda. Biasanya, Beda
individu atau lebih akan menyampaikan presepsi mereka yang berbeda-beda.
8. Sosialisasi Nilai: Di sini, fungsi komunikasi antar budaya dapat memberikan
ajaran dan perkenalan nilai-nilai dari suatu kebudayaan suatu masyarakat lain.

2020 Komunikasi Antar Budaya


6 Drs. Nono Sungkono, MM
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
9. Menghibur: Dalam hiburan pun juga ada kegiatan komunikasi antar budaya. Hal
ini dapat ditemukan seperti di saat menonton tarian, nyanyian, bahkan drama
sekaligus.

Tujuan Komunikasi Antar Budaya

Komunikasi antarbudaya terjadi bertujuan untuk mengurangi tingkat ketidakpastian.


Seperti halnya ketika ada dua individu yang sedang berkomunikasi, namun kedua individu
tersebut menggunakan bahasa yang berbeda-beda karena kebudayaan yang berbeda.

Sehingga, komunikasi antarbudaya inilah yang akan berperan sebagai alat untuk
mengurangi tingkat keidakpastian logika maupun definisi dari topik yang sedang
dibicarakan. Bahkan, komunikasi antarbudaya pun juga bertujuan sebagai alat efektifitas
komunikasi. Agar informasi yang disampaikan itu dapat dimengerti secara efektif, maka
diperlukan adanya komunikasi antarbudaya ini.

Peranan Bahasa dalam Komunikasi Antar Budaya

Komunikasi antar budaya acapkali terdengar sukar untuk dilakukan. Karena


kebudayaan atau pola hidup mereka yang berbeda akan membuat kesalahpahaman di
antara kedua individu. Sehingga, perlu adanya sesuatu yang dapat menurunkan tingkat
kesalahpahaman di antara kedua individu agar tidak terjadi pertikaian. Hal itu dapat
ditemukan pada bahasa baik verbal maupun nonverbal.

Peranan bahasa saat ini merupakan alat yang sangat berperan penting dalam
komunikasi antarbudaya. Contohnya, orang pesisir yang memiliki pola hidup keras kerap kali
berbicara dengan kencang, sehingga dapat membuat orang salah mengartikan. Dikiranya
orang tersebut sedang marah-marah, padahal sebenarnya tidak. Sehingga, keberadaan
bahasa di sinilah diperlukan.

Dengan menggunakan bahasa Indonesia atau bahasa kebangsaan, maka


kesalahpahaman akan menurun dan perlahan menghilang. Karena, bahasa sendiri yang
dapat memilah mana marah, mana senang, dan mana yang sedih. Dan juga, bahasa
merupakan simbolik dari rasa.

Perbedaan Komunikasi Antar Budaya dan Lintas Budaya

Komunikasi antarbudaya merupakan sesuatu yang memiliki arti umum pada


komunikasi antar individu yang mempunyai latar belakang atau pola hidup yang berbeda.
Namun, seringkali terdengar bahwa komunikasi antar budaya memiliki pengertian yang
sama dengan komunikasi lintas budaya.

2020 Komunikasi Antar Budaya


7 Drs. Nono Sungkono, MM
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Padahal, komunikasi lintas budaya sendiri lebih fokus pada perbedaan fenomena
komunikasi dalam budaya antar individu. Seperti, gaya komunikasi laki-laki berbeda dengan
perempuan. Sehingga, terjadilah persilangan antar bahasa pada komunikasi antara laki-laki
dan perempuan. Itulah yang disebut sebagai komunikasi lintas budaya.

Sedangkan untuk komunikasi antarbudaya merupakan komunikasi antara dua


individu yang memiliki pola hidup atau tata cara hidup yang berbeda. Oleh karena itu,
perbedaan terletak pada sisi lain dari hasil persilangan antar budaya. Kemudian,
komunikasi lintas budaya dapat dilihat dari hasil persilangan komunikasinya.

Manfaat Mempelajari Komunikasi Antar Budaya

Berbeda halnya dengan komunikasi antar budaya yang terletak pada pola hidup atau
cara hidup seseorang yang berbeda-beda dan membuat kesalahpahaman antar individu
ketika berkomunikasi. Sehingga, perlu adanya mempelajari komunikasi antarbudaya ini.

Karena, dengan mempelajari komunikasi antarbudaya ini, akan mendapatkan


manfaat dalam berkomunikasi ketika menemukan orang dengan pola hidup yang berbeda.
Agar tidak terjadi kesalahpahaman bahkan pertikaian ketika berkomunikasi dengan orang
tersebut.

Kemudian, Manfaat lain juga dapat dirasakan disaat kita sebagai orang ketiga yang
melihat kedua orang sedang bertikai karena komunikasi mereka saling salah paham. Maka,
di sanalah kita dapat menjadi jembatan di antara keduanya.

B. Dimensi – Dimensi KAB


Ada 3 Dimensi komunikasi antar budaya yang perlu diperhatikan yakni sebagai
berikut:

Tingkat masyarakat kelompok budaya dari partisipan-partisipan komunikasi Istilah


kebudayaan telah digunakan untuk menunjuk pada   macam-macam tingkat lingkungan dan
kompleksitas dari organisasi sosial. Umumnya istilah kebudayaan mencakup Kawasan –
kawasan di dunia (budaya timur/barat), Sub kawasan-kawasan di dunia (budaya Amerika
Utara/Asia), Nasional/ Negara (budaya Indonesia/ Perancis/ Jepang), Kelompok-kelompok
etnik-ras dalam negara (budaya orang Amerika Hutam, budaya Amerika Asia, budya Cina
Indonesia), Macam-macam sub kelompok sosiologis berdasarkan kategorisasi jenis kelamin
kelas sosial. Countercultures (budaya Happie, budaya orang dipenjara, budaya
gelandangan, budaya kemiskinan).

2020 Komunikasi Antar Budaya


8 Drs. Nono Sungkono, MM
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Konteks sosial tempat terjadinya komunikasi antar budaya. Komunikasi dalam
semua konteks merupakan persamaan dalam hal unsur- unsur dasar dan proses
komunikasi manusia (transmitting, receiving, processing). Tetapi adanya pengaruh
kebudayaan yang tercakup dalam latar belakang pengalaman individu membentuk pola-pola
persepsi pemikiran.Penggunaan pesan-pesan verbal/nonverbal serta hubungan-hubungan
antarnya. Maka variasi kontekstual, merupakan dimensi tambahan yang mempengaruhi
prose-proses komunikasi antar budaya misalnya komunikasi antar orang Indonesia dan
Jepang dalam suatu transaksi dagang akan berbeda dengan komunikasi antar keduanya
dalam berperan sebagai dua mahasiswa dari suatu universitas.Jadi konteks sosial khusus
tempat terjadinya komunikasi antar budaya memberikan pada para partisipan hubungna-
hubungan antar peran. ekpektasi, norma-norma dan aturan- aturan tingkah laku yang
khusus. Saluran yang dilalui oleh pesan-pesan komunikasi antar budaya (baik yang bersifat
verbal maupun nonverbal.

Macam KAB dapat lagi diklasifikasi berdasarkan konteks sosial dari


terjadinya. Yang biasanya termasuk dalam studi KAB :
– Business
– Organizational
– Pendidikan
– Alkulturasi imigran
– Politik
– Penyesuaian perlancong/pendatang sementara
– Perkembangan alih teknologi/pembangunan/difusi inovasi
– Konsultasi terapis.
Komunikasi dalam semua konteks merupakan persamaan dalam hal unsur-unsur
dasar dan proses komunikasi manusia (transmitting, receiving,processing). Tetapi adanya
pengaruh kebudayaan yang tercakup dalam latar belakang pengalaman individu membentuk
pola-pola persepsi pemikiran. Penggunaan pesan-pesan verbal/nonverbal serta hubungan-
hubungan antaranya. Maka variasi kontekstual, merupakan dimensi tambahan yang
mempengaruhi prose-proses KAB. Misalnya : Komunikasi antar orang Indonesia dan
Jepang dalam suatu transaksi dagang akan berbeda dengan komunikasi antar keduanya
dalam berperan sebagai dua mahasiswa dari suatu universitas.
Dimensi lain yang membedakan KAB ialah saluran melalui mana KAB terjadi. Secara
garis besar, saluran dapat dibagi atas :

– Antarpribadi/interpersonal/person-person,

– Media massa.

2020 Komunikasi Antar Budaya


9 Drs. Nono Sungkono, MM
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Bersama –sama dengan dua dimensi sebelumnya, saluran komunikasi juga
mempengaruhi proses dan hasil keseluruhan dari KAB. Misalnya : orang Indonesia
menonton melalui TV keadaan kehidupan di Afrika akan memilih pengalaman yang bebeda
dengan keadaan apabila ia sendiri berada disana dan melihat dengan mata kepala sendiri.

Umumnya, pengalaman komunikasi antar pribadi dianggap memberikan dampak


yang lebih mendalam. Komunikasi melalui media kurang dalam hal feedback langsung antar
partisipan dan oleh karena itu, pada pokoknya bersifat satu arah. Sebaliknya, saluran
antarpribadi tidak dapat menyaingi kekuatan saluran media dalam mencapai jumlah besar
manusia sekaligus melalui batas-batas kebudayaan. Tetapi dalam keduanya, proses-proses
komunikasi bersifat antar budaya bila partisipan-partisipannya berbeda latar belakang
budayanya. Ketiga dimensi di atas dapat digunakan secara terpisah ataupun bersamaan,
dalam mengklasifikasikan fenomena KAB khusus.

Dalam rangka memahami kajian komunikasi antarbudaya maka kita mengenal beberapa
asumsi, yaitu :

1. Komunikasi antarbudaya di mulai dengan anggapan dasar bahwa ada perbedaan


persepsi antara komunikator dengan komunikan.
2. Dalam komunikasi antarbudaya terkandung isi dan relasi antarpribadi.
3. Gaya personal mempengaruhi komunikasi antarpribadi.
4. Komunikasi antarbudaya bertujuan mengurangi tingkat ketidakpastian
5. Komunikasi berpusat pada kebudayaan
6. Efektifitas antarbudaya merupakan tujuan komunikasi antarbudaya.

Enam asumsi atau pernyataan teoritis diatas merupakan bagian dari teori – teori komunikasi
diantaranya adalah :

1. Perbedaan Persepsi Antar Komunikator Dan Komunikan


Perbedaan iklim antara komunikator dengan komunikan merupakan asumsi
dan bahkan prinsip utama dari komunikasi, terutama komunikasi antarbudaya.
Karena ada perbedaan iklim budaya tersebut maka pada umumnya perhatian
teoritis atau praktis dari komunikasi selalu di fokuskan pada pesan – pesan yang
dihubungkan individu atau kelompok dari dua situasi budaya yang berbeda.
Hambatan komunikasi antarbudaya acap kali tampil dalam bentuk perbedaan
persepsi terhadap norma-norma budaya , pola – pola berpikir , struktur budaya, dan
system budaya. Dengan kata lain kalau kita ingin agar komunikasi antarbudaya
menjadi sukses maka hendaklah kita mengetahui dan menerima perbedaan –

2020 Komunikasi Antar Budaya


10 Drs. Nono Sungkono, MM
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
perbedaan budaya sebagaimana adanya dan bukan sebagaimana yang kita
kehendaki.
2. Komunikasi Antarbudaya Mengandung Isi dan Relasi Antarpribadi
Secara alamiah proses komunikasi antarbudaya berakal dari relasi sosial
antarbudaya yang menghendaki adanya interaksi sosial. Watzlawick , Beavin dan
Jackson menekankan bahwa isi (content of communication) komunikasi tidak
berada dalam sebuah ruangan yang terisolasi. Isi (content) dan makna (meaning)
adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan, dua hal yang esensial dalam
membentuk relasi (relations). Dengan kata lain, relasi antarmanusia sangat
mempengaruhi bagaimana isi dan makna sebuah pesan tersebut terinterpretasi.
3. Gaya Personal Mempengaruhi Komunikasi Antarpribadi
Gaya komunikasi antarpribadi dapat diterangkan secara kognitif maupun
sosial. Beberapa orang memiliki gaya komunikasi yang menunjukkan dominasi (sok
kuasa) sebaliknya orang lain mungkin memilih gaya komunikasi yang submisif. Ada
orang bercakap – cakap dalam kehangatan namun orang lain menampakan wajah
dingin dan kurang bersahabat sehingga membuat perasaan anda merasa kurang
enak. Kadang – kadang anda berhadapan dengan orang yang bersikap otoriter
namun orang lain sangat demokratis dan partisipatif serta terbuka, ada orang yang
cepat bereaksi dan mendahului, namun adapun orang lain menunggu.

Pengalaman sosial dalam berkomunikasi, terutama komunikasi antarbudaya,


dengan macam-macam orang dari latar belakang budaya yang berbeda – beda akan
membuat anda semakin berpengalaman, berpendapat, dan mungkin memberikan
evaluasi secara kognitif tentang gaya personal maupun gaya suatu kelompok
tertentu.

4. Tujuan Komunikasi Antarbudaya : Mengurangi Tingkat Ketidakpastian


Salah satu perspektif komunikasi antarbudaya menekankan bahwa tujuan
komunikasi antarbudaya adalah mengurangi tingkat ketidakpastian tentang orang
lain. Dalam penjumpaan antarpribadi, anda dan saya sering berhadapan dengan
beberapa ambiguitas tentang relasi, sekurang – kurangnya dalam pertanyaan :
Bagaimana perasaan dia terhadap saya? Bagaimana sikap dia terhadap saya? Apa
yang saya akan peroleh kalau saya berkomunikasi dengan dia? Pertanyaan tentang
kebingungan ini “memaksa” orang untuk berkomunikasi sehingga anda merasa diri
berada dalam suasana relasi yang lebih pasti , dan selanjutnya akan mengambil
keputusan meneruskan dan menghentikan komunikasi tersebut. Dalam studi
komunikasi, terutama teori informasi, diajarkan bahwa tingkat ketidaktentuan itu
akan berkurang manakala kita mampu meramalkan secara tepat proses komunikasi.

2020 Komunikasi Antar Budaya


11 Drs. Nono Sungkono, MM
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Iklan

Daftar Pustaka
Alo Liliweri, Dasar-dasar Komunikasi Antarbudaya, Yogyakarta: Pustaka Pelajar;2013
Hovland, Carl L. (2011). Definisi Komunikasi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Katt Soff Louis. O, 1992, Pengantar Filsafat Alih Bahasa Soejono Soemargono, Tiara
Wacana, Yogyakarta.
Mulyana Deddy dan Jalaluddin Rakhmat [Ed]. 2006. Komunikasi Antarbudaya: Panduan
Berkomunikasi dengan Orang-Orang Berbeda Budaya. Remaja Rosdakarya:
Bandung.

Mulyana, Dedy. 2009. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Remaja Rosdakarya:


Bandung

Schramm, Wilbur, Perihal membangun Jembatan, Dalam: Komunikasi Antar Budaya,


Panduan Berkomunikasi Dengan Orang-orang berbeda budaya, Editor: Dedy
Mulyana dan Jalaludin Rakhmat, Bandung: Remaja Rosdakarya. 2001

Shannon, Calude and Weaver. 1949. The Mathematical Theory of Communication.

S.Djuarsa Sendjaya; Dedy Mulyana & Jalaludin Rakhmat, Bandung: Remaja


Rosdakarya. 2001

Sumarno, Kismiyati El Kariman, Ninis Agustini Damayani, 2004, Filsafat dan Etika
Komunikasi, Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, Jakarta.

2020 Komunikasi Antar Budaya


12 Drs. Nono Sungkono, MM
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
2020 Komunikasi Antar Budaya
13 Drs. Nono Sungkono, MM
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai