Oleh :
SALMA SALSABILA
(207110526)
TENGKU DEWI SYAFRIYANI
(207110439)
Segala puji bagi Allah Yang Maha Megetahui dan Maha Bijaksana yang telah
memberi petunjuk agama yang lurus kepada hamba-Nya. Salawat serta salam semoga
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang membimbing umatnya dengan suri
tauladan-Nya yang baik.
Dan segala syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah
yang berjudul “Aqidah Islam dan Syari’ah Islam” sebagai salah satu tugas mata
pelajaran“Pendidikan Agama Islam”. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Pak
Ali Noer selaku dosen Agama Islam.
Kami menyadari bahwa dalam penyususnan makalah masih terdapat banyak
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik
serta saran yang membangun guna menyempurnakan makalah ini dan dapat menjadi
acuan dalam menyusun makalah-makalah atau tugas-tugas selanjutnya.
1
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam agama Islam terdapat tiga ajaran yang sangat ditekankan oleh Allah dan
Rasul-Nya, yang harus diamalkan dan dibenarkan dalam hati. Yaitu iman (akidah),
Islam (syariat), dan ihsan (akhlak). Tetapi pada zaman sekarang, ada yang mengabaikan
salah satu dari tiga hal tersebut bahkan ada yang mengabaikan ketiga hal tersebut.
Sehingga kehidupannya menjadi jauh dari agama.
Aqidah, syariah dan akhlak pada dasarnya merupakan satu kesatuan dalam ajaran
islam. Ketiga unsur tersebut dapat dibedakan tetapi tidak bisa dipisahkan. Aqidah
sebagai system kepercayaan yg bermuatan elemen-elemen dasar keyakinan,
menggambarkan sumber dan hakikat keberadaan agama. Sementara syariah sebagai
system nilai berisi peraturan yang menggambarkan fungsi agama. Sedangkan akhlak
sebagai sistematika menggambarkan arah dan tujuan yg hendak dicapai agama.
Atas dasar hubungan itu, maka seseorang yg melakukan suatu perbuatan baik,
tetapi tidak dilandasi oleh aqidah atau keimanan, maka orang itu termasuk ke dalam
kategori kafir. Seseorang yg mengaku beraqidah atau beriman, tetapi tidak mau
melaksanakan syariah, maka orang itu disebut fasik. Sedangkan orang yg mengaku
beriman dan melaksanakan syariah tetapi dengan landasan aqidah yg tidak lurus disebut
munafik.
Hal yang melatar belakangi kami membuat makalah ini ialah selain sebagai tugas
kami selaku Mahasiswa juga kami ingin lebih mengetahui dan memahami tentang apa
pengertian Aqidah, Syariah, dan bagaimana hubungan antara aqidah dan syariah.
B.Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan aqidah islam ?
2. Apa ruang lingkup dan prinsip-prinsip dari aqidah islam ?
3. Apa tujuan dan fungsi aqidah islam ?
4. Apa yang dimaksud dengan syari’ah islam?
5. Apa prinsip-prinsip dan tujuan dari syari’ah islam ?
3
C.Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu aqidah.
2. Untuk mengetahui ruang lingkup dan prinsip-prinsip aqidah islam.
3. Untuk mengetahui tujuan dan fungsi aqidah islam.
4. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan syariah.
5. Untuk mengetahui prinsip-prinsip dan tujuan aqidah islam.
4
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam Islam, aqidah ialah iman atau kepercayaan yang sumber pokoknya ialah
al-Qur'an. Iman adalah segi teoritis yang dituntut untuk pertama kalinya dari segala
sesuatu untuk dipercaya. Keimanan tidak boleh dibarengi dengan keraguan dan tidak
boleh dipengaruhi oleh prasangka. Ia ditetapkan dengan prinsip oleh saling bantunya
antar teks dan antar ayat al-Qur'an, kemudian adanya konsensus kaum muslim yang
tidak pernah berubah, bertolak sejak penyiaran Islam pertama di masa Rasulullah SAW
5
hingga kini. Ayat al-Qur'an tersebut bisa menuntut kepada manusia untuk memiliki
kepercayaan itu. Keimanan juga merupakan seruan utama setiap Rasul yang diutus oleh
Allah SWT sebagaimana yang dinyatakan al-Qur'an dalam pembicaraannya mengenai
para Nabi dan Rasul.
Aqidah merupakan suatu pusaka yang ditinggalkan oleh Rasulullah yang tidak
mungkin berbeda baik di masa maupun di tempat manapun juga. Selain itu aqidah
adalah suatu kepercayaan yang tidak memaksa, mudah diterima oleh akal fikiran tetapi
mampu mengarahkan manusia menuju ke arah kemuliaan dan keluhuran dalam hidup
ini.
6
2. Prinsip-prinsip aqidah islam
Aqidah Islam penting untuk ditanamkan pada setiap diri seorang muslim,
agar dapat diamalkan dalam perbuatan sehari-hari. Iman adalah segi teoretis
dengan dianut pertama-tama dan terdahulu dari segala sesuatu yang dipercaya
dengan suatu keyakinan yang tidak ragu-ragu.
Dalam riwayat Muslim dari Umar bin Khattab, bahwa Rasulullah SAW
bersabda: “Iman yaitu hendaklah engkau beriman kepada Allah,
malaikatmalaikat-Nya, utusan-utusan-Nya, hari akhir, engkau beriman kepada
qadar yang baik dan yang buruk (HR. Muslim)”.
Untuk membentuk aqidah dalam masyarakat atau merubahnya memerlukan
masa, karena masalah bisa mematerikan aqidah. Pengajaran dan pendidikan
aqidah adalah faktor penting yang dapat digunakan untuk masa mendatang atau
kehidupan yang sedang dan akan dijalani. Sebab semakin tua usia manusia
semakin banyak pula goncangan yang dihadapi. Maka sangatlah penting peran
aqidah dalam kehidupan untuk menempuh ridha-Nya. Rukun aqidah Islam
disebut juga dengan rukun iman, dan rukun iman ada enam unsur, yaitu:
a. Iman kepada Allah
Iman atau percaya kepada Allah SWT adalah rukun yang pertama dari
keenam rukun iman. Orang-orang yang beriman akan mendapatkan ketenangan
jiwa. Ketenangan jiwa tidak bisa didapat dengan keberlimpahan materi, akan
tetapi didapat dari kalbu secara ikhlas.
b. Iman kepada Malaikat-Malaikat Allah
Rukun iman kedua adalah beriman kepada malaikat-malaikat Allah.
Malaikat adalah suatu makhluk ciptaan Allah yang terbuat dari nur (cahaya).
Malaikat tidak mempunyai hawa nafsu, melainkan hanya memiliki akal,
sehingga mereka terpelihara dari kesalahan dan dosa.
c. Iman kepada Kitab-Kitab Allah
Rukun iman yang ketiga yaitu iman kepada kitab-kitab Allah, berarti kita
wajib pula meyakini bahwa sesungguhnya Allah telah menurunkan beberapa
kitab kepada para Nabi-Nya. Tujuan Allah menurunkan kitab-kitab itu yaitu
agar digunakan sebagai pedoman hidup bagi seluruh manusia menuju jalan
hidup yang benar dan diridhai Allah SWT. Atau dengan kata lain, fungsinya
adalah sebagai penuntun menuju kebahagiaan dan keselamatan dunia akhirat.
7
d. Iman kepada Rasul-Rasul Allah
Beriman kepada rasul-rasul Allah merupakan rukun iman yang keempat,
yaitu bahwa mempercayai bahwa Allah SWT telah mengutus para Rasul-Nya
untuk membawa syi’ar agama dan pembimbing umat pada jalan lurus serta
akan diridhai Allah SWT.
e. Iman kepada Hari Akhir
Rukun iman kelima adalah percaya akan adanya hari akhir, yaitu mulai
hancurnya dunia hingga masuknya seseorang ke surga atau neraka. Jadi, pada
hari akhir atau hari kiamat itu, seluruh jagad raya ini akan tergoncang hebat
yang mengakibatkan perubahan total dan terjadinya peristiwa yang sangat
dahsyat dan mengerikan. Saat itulah, Allah memusnahkan kehidupan alam ini.
f. Iman kepada Qadha’ dan Qadar Allah
Rukun iman keenam yaitu iman kepada qadha’ dan qadar. Qadha’ ialah
kepastian dan qadar adalah ketentuan. Jika ia mendapat kegembiraan ia
bersyukur dan itu suatu kebaikan baginya. Dan jika ia mendapat musibah, ia
bersabar dan itu pun suatu kebaikan baginya.
8
d. Meluruskan tujuan dan perbuatan dari penyelewengan dalam beribadah kepada
Allah dan bermuamalah dengan orang lain. Karena diantara dasar akidah ini adalah
mengimani para rasul yang mengandung mengikuti jalan mereka yang lurus dalam
tujuan dan perbuatan.
e. Bersngguh-sungguh dalam segala sesuatu dengan tidak menghilangkan kesempatan
beramal baik kecuali digunakannya dengan mengharap pahala serta tidak melihat
tempat dosa kecuali menjauhinya dengan rasa takut dari siksa. Karena diantara dasar
akidah ini adalah mengimani kebangkitan serta balasan terhadap seluruh perbuatan.
Manusia harus memiliki aqidah atau kepercayaan yang benar. Aqidah adalah suatu
hal yang sangat penting bagi manusia dalam kehidupan ini. Aqidah merupakan
pemelihara kesucian hati nurani, tempat berpijak dan tali berpegang. Adapun fungsi
aqidah dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Aqidah sebagai pemelihara kesucian hati nurani
Aqidah menolong hati nurani, memberinya makanan dengan cahaya terang,
sehingga tetap kuat, bersih dan mempunyai pandangan yang jernih dan terang. Itu
disebabkan karena orang beriman meyakini, bahwa Allah senantiasa di dekatnya, di
mana saja dia berada. Di waktu berjalan atau menetap, di lapangan terbuka atau di
tempat persembunyian. Tuhan tetap di sampingnya dan senantiasa mengawasinya,
tidak ada yang tersembunyi bagi Tuhan, sampai hal yang sekecil-kecilnya.
b. Aqidah Menimbulkan Perasaan Aman
Sebagaimana orang beriman itu tidak menyesali dan menangisi masa yang lalu,
dan tidak menghadapi masa yang sedang dialaminya dengan kesal dan keluh kesah,
demikian pula dia tidak menanti masa datang dengan ketakutan dan kecemasan. Dia
hidup dengan perasaan aman, bagi orang yang mendiami surga. Itulah pengaruh
aqidah, karena aqidah menimbulkan perasaan aman.
c. Aqidah Menimbulkan Pengharapan
Pengharapan merupakan suatu kekuatan yang mendorong dan membukakan hati
manusia untuk bekerja. Harapan membangkitkan perjuangan, menunaikan
kewajiban, menimbulkan kegiatan, menjauhkan malas dan segan serta menimbulkan
kesungguhan. Karena mengharap akan memperoleh keridhaan Tuhan dan surga,
orang beriman mau melawan hawa nafsunya dan mematuhi perintah Tuhan.
Demikianlah besarnya pengaruh harapan dalam hidup ini.
9
d. Aqidah sebagai Tempat Berpijak
Tegaknya suatu bangunan bergantung pada landasannya. Jika bangunan itu
memiliki dasar yang kuat maka akan berdiri kokoh dengan megahnya. Begitu juga
sebaliknya, jika dasarnya tidak kuat, maka bangunan di atas akan runtuh.
e. Aqidah Membebaskan Manusia dari yang Penghambaan kepada Sesama Makhluk
Orang yang mempunyai aqidah yang benar, tidak akan pernah mau
menghambakan dirinya kepada sesama makhluk, walau dalam keadaan yang
bagaimanapun, karena makhluk ciptaan Allah itu hanyalah hamba Allah semata.
10
sempit adalah hukum-hukum yang berdalil pasti dan tegas, yang tertera dalam al-
Qur’an, hadis yang sahih, atau yang ditetapkan oleh ijma’.
Tujuan Pelaksanaan Syari’ah Islam adalah Setiap pemeluk agama Islam wajib
mentaati, mengamalkan dan menjalankan Syari'ah Islam secara kaffah dalam kehidupan
sehari-hari dengan tertib dan sempurna, baik melaui diri pribadi, keluarga, masyarakat
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Secara umum, maksud dan tujuan
diturunkan syari’ah Islam adalah untuk mendatangkan kemaslahatan dan sekaligus
menolak kemudharatan dalam kehidupan umat manusia.
11
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Dalam keseluruhan bangunan Islam, aqidah dapat diibaratkan sebagai fondasi. Di
mana seluruh komponen ajaran Islam tegak di atasnya. Aqidah merupakan beberapa
prinsip keyakinan. Dengan keyakinan itulah seseorang termotivasi untuk menunaikan
kewajiban-kewajiban agamanya. Karena sifatnya keyakinan maka materi aqidah
sepenuhnya adalah informasi yang disampaikan oleh Allah Swt. melalui wahyu kepada
nabi-Nya, Muhammad Saw.
Pada hakikatnya filsafat dalam bahasan aqidah tetap bersumber pada Al-Qur’an
dan Sunnah. Allah menganugerahkan kebijakan dan kecerdasan berfikir kepada manusia
untuk mengenal adanya Allah dengan memperhatikan alam sebagai bukti hasil
perbuatan-Nya Yang Maha Kuasa. Hasil perbuatan Allah itu serba teratur, cermat dan
berhati-hati.
Sumber aqidah Islam adalah Al-Qur’an dan Sunnah. Akal pikiran tidaklah menjadi
sumber aqidah, tetapi hanya berfungsi memahami nash-nash yang terdapat dalam kedua
sumber tersebut dan mencoba –kalau diperlukan – membuktikan secara ilmiah
kebenaran yang disampaikan Al-Qur’an dan Sunnah. Itupun harus didasari oleh suatu
kesadaran bahwa kemampuan akal sangat terbatas. Sesuatu yang terbatas/akal tidak
akan mampu menggapai sesuatu yang tidak terbatas.Jadi aqidah berfungsi sebagai ruh
dari kehidupan agama, tanpa ruh/aqidah maka syari’at/jasad kita tidak ada gunanya.
B.Saran
Aqidah merupakan hal yang sangat penting namun sering kali diabaikan.
Persoalannya adalah bagaimana kita ber-aqidah yang sesuai dengan Al-Quran dan
Hadist. Karena dewasa ini telah banyak bertebaran aqidah yang mengatasnamakan
islam namun melenceng dari tuntunan yang berlaku.
Marilah kita sebagai kaum muslim berintelektual membangun peradaban islam
yang baldatun, toyibatun, warabbun ghofur. Semoga apa yang telah kami sajikan tadi
dapat diambil intisarinya yang kemudian diamalkan juga semoga berguna bagi
kehidupan kita di masa yang akan datang.
12
DAFTAR PUSTAKA
Mudawam, S. 2012.
http://moraref.kemenag.go.id/documents/article/97406410605851398/download.
Diakses tanggal 13 November 2020.
13