Anda di halaman 1dari 16

Fitriyadi, Integrasi Teknologi Informasi Komunikasi dalam Pendidikan 269

INTEGRASI TEKNOLOGI INFORMASI KOMUNIKASI


DALAM PENDIDIKAN: POTENSI MANFAAT, MASYARAKAT BERBASIS
PENGETAHUAN, PENDIDIKAN NILAI, STRATEGI IMPLEMENTASI DAN
PENGEMBANGAN PROFESIONAL

Herry Fitriyadi
SMK Negeri 2 Amuntai
!   ZQ¡!ZZZ

ABSTRACT
3 
 3 


2 '%2
$  %  


 
 "
3  %

&
6
 "3&   
1


   % 
 "'
  
 &  
?*+.
 
& 3  
 ' &
 
7   
  7$
&
 
    
 
$

 
'#7$   

  

 $
  7
 
1
 
 
  2   &
 &'    *0.
1
# '
&
%2$ 
  &   2  
$% 3  
 
$#% 
3 



 
%7




  ' '
$
3 
 %  

 

*/.
 
1
   3 
  & &%
  
$


 
 $
  

  
 $


22&

 2
  2
 
&

 

2'
'  
%&

2  
2
 



%
*(.
 
 % 
 $ 
3 
 
 
 
$

"

&$'? 
&

%

2


 
 

"
  %

%  $3 < 2
%? 2<
23 
2 U&
' $'
 

 2  2   2


2'
% "

Keywords?3 

 2
 
 %

ABSTRAK
Integrasi TIK dalam kehidupan saat ini mengubah hubungan kita dengan informasi dan pengetahuan tak
terkecuali di bidang pendidikan. Penggunaan TIK menawarkan peluang yang begitu banyak jumlahnya, sehingga
dapat mengarah pada pengalaman belajar yang lebih baik dan lebih menarik. Hal ini menjadi tantangan yang
     G!   
   ZZ  
      G   
dari makalah ini sebagai berikut. 1) Beberapa potensi manfaat TIK untuk pendidikan, yaitu: berfungsi sebagai
 & untuk pembelajaran seumur hidup; membawa perubahan peran guru dalam mengajar dan peran siswa
dalam belajar; menyediakan akses terbuka terhadap materi dan informasi interaktif melalui jaringan; menghilangkan
kendala waktu dan ruang dalam lingkungan belajar; mendukung organisasi dan manajemen pembelajaran dan
pendidikan; dan membuka peluang kolaborasi antar-guru dan antar-siswa. 2) Untuk mewujudkan masyarakat
berbasis pengetahuan diperlukan upaya-upaya, yaitu: memastikan bahwa setiap orang mampu memperoleh
kompetensi TIK dan mengembangkan kompetensi kunci lain melalui TIK untuk berpartisipasi dalam masyarakat;
menetapkan tujuan pembelajaran bagi emansipasi dan pemberdayaan; dan meningkatkan literasi TIK sebagai
bagian berkelanjutan dari pembelajaran seumur hidup. 3) Proses internalisasi nilai dalam pembelajaran TIK dapat
ditranformasikan dengan melakukan pembudayaan di lingkungan sekolah dengan mengintegrasikan pendidikan
nilai dalam bahan ajar sehingga pembiasaan, penugasan, dan keteladanan menjadi bagian yang integral, holistik,
yang secara terus menerus menjadi bagian yang dipelajari, dipahami, diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. 4)
Strategi impelementasi dan pengembangan profesional di bidang TIK harus mengacu pada kegiatan belajar dan
mengajar. Indikator-indikator yang harus dikembangkan adalah: indikator akses, indikator output, dan indikator
dampak. Kebijakan yang terarah dan sistematis dapat mengacu pada level Sekolah Berbasis TIK, yaitu: Perintis,
Dasar, Menengah, dan Mapan, dimana pada masing-masing level ditinjau dari faktor: infrastruktur, sumber daya
manusia, konten, pembelajaran, serta kebijakan dan program.

Kata kunci: integrasi TIK, strategi implementasi

269
270 Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, VVolume 21, Nomor 3, Mei 2013

PENDAHULUAN an nilai sebagai fenomena universal intrinsik untuk


Teknologi Informasi dan Komunikasi semua pembelajaran dan pendidikan, baik di rumah
(TIK) merupakan topik penting yang berkembang atau di sebuah institusi. Pendidikan nilai diyakini
dalam berbagai kebijakan publik, tak terkecuali dapat mendorong kita untuk menyatakan nilai-
dalam bidang pendidikan. Integrasi TIK dalam nilai kita dengan jelas dan untuk mengembangkan
kehidupan sehari-hari mengubah hubungan kita integritas dan kepercayaan diri dalam kehidupan
dengan informasi dan pengetahuan. dengan mengenal dan menyatakan nilai-nilai yang
Peluang yang ditawarkan oleh penggunaan menentukan tindakan kita. Hal ini membantu kita
TIK dalam pendidikan begitu banyak jumlahnya, menutup kesenjangan antara apa yang kita katakan
sehingga dapat mengarah pada pengalaman dan apa yang kita lakukan.
belajar yang lebih baik dan lebih menarik. Efek Pemerintah telah mengadopsi mengadopsi
ini tidak hanya terbatas pada ruang kelas, tetapi TIK dalam bingkai kebijakan pendidikan dan
juga transformasi model pendidikan, contohnya kurikulum nasional. Jenis keterampilan baru
seperti model jarak jauh ke model e-learning yang dibutuhkan sebagian besar didorong oleh
atau & 
 yang menawarkan pilihan pertumbuhan pesat informasi dalam repo-
baru dalam penyampaian, serta peluang baru sitori di seluruh dunia. Akibatnya, siswa perlu
dalam layanan pelatihan guru dan dukungan lain. mengembangkan literasi informasi dan keteram-
Kapasitas TIK untuk membangun jaringan tanpa pilan terkait lainnya untuk mencari informasi
batas merupakan kemungkinan pembelajaran dari sumber-sumber yang tak terbatas. Pada saat
inovatif yang setara di seluruh wilayah dan yang sama, kemajuan TIK tumbuh dengan cepat.
negara. Kemampuan siswa untuk memanfaatkan Jika kemajuan baru dalam TIK ini dimanfaatkan
TIK sudah menjadi kebutuhan baru untuk sistem untuk pendidikan, tentunya siswa maupun guru
pendidikan yang efektif. membutuhkan keahlian baru. Untuk itu diperlukan
Banyak negara menghadapi tantangan yang strategi implementasi dan pengembangan profe-
 
  G!   
  sional yang komprehensif.
teknologi menjadi kenyataan untuk pembelajaran. Berdasarkan uraian di atas tentang integrasi
Kebanyakan tantangan ini terkait dengan biaya TIK dalam pendidikan, maka masalah yang akan
atau masalah infrastruktur dan teknis, seperti dikaji lebih lanjut dalam makalah ini dirumuskan
kurangnya akses terhadap teknologi atau buruknya sebagai berikut: 1) Bagaimanakah potensi man-
konektivitas. Tantangan lainnya adalah kurangnya faat TIK untuk pendidikan?, 2) Bagaimanakah
konten yang relevan dalam bahasa yang dimengerti mewujudkan masyarakat berbasis pengetahuan
oleh pengguna dan terbatasnya akses untuk sumber dengan penggunaan TIK?, 3) Bagaimanakah
daya pendidikan terbuka. Namun tantangan TIK dapat memperkuat pendidikan nilai?, dan
utama, termasuk pada sistem pendidikan yang 4) Bagaimanakah strategi implementasi dan
paling canggih sekalipun, terletak pada kapasitas pengembangan profesional di bidang TIK?
guru untuk menggunakan TIK secara efektif di
dalam kelas. Dengan disadarinya kontribusi TIK Potensi Manfaat TIK untuk Pendidikan
dalam membangun hubungan baru antara sekolah Dodi Nandika, Gatot H. Priowirjanto dan
dan masyarakat, serta menjembatani kesenjangan Soekartawi (2007: 11) menjelaskan TIK adalah
antara pendidikan formal, non-formal dan infor- istilah yang digunakan untuk menggambarkan cara
mal, maka para pembuat kebijakan dituntut yang menarik dan inovatif untuk menyediakan
untuk menyiapkan strategi untuk menghasilkan pembelajaran seumur hidup dengan akses global
keterampilan dan kapasitas yang diperlukan dalam terhadap informasi, pembelajaran dan dukungan.
masyarakat berbasis pengetahuan (# ' Dalam hal ini TIK mencakup perangkat komuni-
&
%). kasi atau aplikasi, meliputi: radio, televisi, telepon
Di tengah sorotan terhadap dampak negatif selular, komputer dan jaringan perangkat keras dan
akibat terjadinya penyalahgunaan dalam peng- perangkat lunak, sistem satelit dan sebagainya,
gunaan TIK, meskipun di sisi lain juga tidak serta berbagai layanan dan aplikasi yang terkait
terbantahkan dampak berupa nilai-nilai positif, dengan mereka, seperti video conference dan
maka perlu disiapkan benteng untuk mengawal pembelajaran jarak jauh.
penggunaan TIK tersebut, diantaranya dengan pe- Hal senada dikemukakan oleh Anderson
nguatan pada pendidikan nilai (karakter). Pendidik- (2010: 4) bahwa TIK mencakup banyak teknologi
Fitriyadi, Integrasi Teknologi Informasi Komunikasi dalam Pendidikan 271

yang memungkinkan kita untuk menerima infor- untuk 


 (menangkap), interpreting (me-
masi dan berkomunikasi atau bertukar informasi nafsirkan), storing (menyimpan), dan transmitting
dengan orang lain, dengan perangkat dan fungsi (mengirimkan) informasi seperti disajikan pada
Gambar 1 berikut:

Gambar 1. Cakupan TIK

Pada konsesus UNESCO (2011a: 4) ter- Yves Punie and Marcelino Cabrera
dapat konsensus tentang manfaat bagi pendi- (2006: 27) menjelaskan terdapat dua perspektif
dikan melalui penggunaan yang tepat dari per- utama tentang peran TIK, yaitu: (1) TIK untuk
kembanganTIK. Masalah mendasar adalah apakah pembelajaran dan (2) belajar dengan menggunakan
guru tahu bagaimana menggunakan TIK secara TIK. Sementara Anderson (2010: 6) menge-
efektif dalam pengajaran mereka. Bagaimana mukakan bahwa penggunaan TIK di kelas, ruang
TIK digunakan akan tergantung pada subjek kuliah dan laboratorium pengajaran diseluruh
yang diajarkan, tujuan pembelajaran dan sifat dari z! Y ! Gz  G!
siswa. TIK menawarkan lingkungan belajar yang dalam cara guru mengajar dan bagaimana siswa
cepat berkembang dan menarik, mengaburkan belajar, mengutip pendapat yang dikemukakan
batas-batas antara pendidikan formal dan informal oleh Resta dan Patru (2010), digambarkan
dan mengajak guru untuk mengembangkan cara- bagaimana peran guru berubah sebagai hasil dari
cara mengajar baru dan memungkinkan siswa penerapan TIK di kelas, seperti disajikan dalam
untuk belajar. Tabel 1 berikut:

Tabel 1. Penggunaan TIK Membawa Perubahan pada Peran Guru


Perubahan dalam Peran Guru
Bergeser dari Menjadi
Penular pengetahuan, sumber informasi Fasilitator pembelajaran, kolaborator,
primer pelatih, navigator pengetahuan dan
Î mitra-pelajar
Guru mengendalikan dan mengarahkan Guru memberikan siswa lebih banyak
semua aspek pembelajaran pilihan dan tanggung jawab untuk
pembelajaran mandiri

Sejalan dengan perubahan peran guru, penerapan TIK di kelas, seperti disajikan dalam
maka peran siswa juga berubah sebagai hasil dari Tabel 2 berikut:
272 Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, VVolume 21, Nomor 3, Mei 2013

Tabel 2. Penggunaan TIK Membawa Perubahan pada Peran Siswa


Perubahan dalam Peran Siswa
Bergeser dari Menjadi
Penerima informasi pasif Berpartisipasi aktif dalam proses
Î pembelajaran
Mereproduksi pengetahuan belajar Memproduksi pengetahuan belajar
sebagai kegiatan sendiri bersama-sama dengan siswa lainnya

Menurut UNDP (2005: 121-123) Potensi dan eksplorasi, dan mempersiapkan individu
peluang dan manfaat terkait dengan penggunaan terhadap dorongan dunia teknologi. Dari sisi
TIK dalam pendidikan banyak ragamnya. pengajaran, TIK meningkatkan kualitas karena
Kapasitas TIK untuk mencapai siswa di mana saja dapat digunakan sebagai alat untuk pelatihan dan
dan kapan saja membawa perubahan revolusioner
  G    
 
  Z 
dalam paradigma pendidikan tradisional dengan mereka. Bahkan penelitian telah menunjukkan
menghilangkan premis bahwa waktu belajar bahwa pengenalan TIK untuk tujuan pendidikan
sama dengan waktu di dalam kelas. Dengan memiliki efek positif pada praktek pengajaran.
 
  G ƒG
   Y Manfaat lain bagi penyedia pendidikan termasuk
aktif serta akses dimana dan kapan saja, TIK     
  G G
memberikan materi yang siswa butuhkan kapan dengan biaya lebih rendah seperti disajikan pada
dan di mana saja mereka menginginkannya. TIK Tabel 3, manfaat hasil dari berbagi sumber daya
memungkinkan mereka untuk berinteraksi tanpa dan lingkungan belajar, membuka ruang kelas
batasan ruang dan waktu dengan para guru dan serta mempromosikan pembelajaran kolaboratif
kelompoknya. Guru dapat mengambil keuntungan dan langkah umum terhadap otonomi siswa yang
dari sistem interaktif yang membantu siswa lebih besar.
memahami kebutuhan pembelajar dan kinerja Sementara TIK sendiri tidak memiliki sifat
yang lebih akurat, serta membuat penilaian yang khusus atau kekuasaan yang dapat merevolusi
lebih efektif. pendidikan. Para aktor utama dalam proses
Dengan sistem berbasis TIK akan mening- belajar dan mengajar adalah guru dan siswa,
katkan kualitas pendidikan bagi siswa dalam me- dan jika kedua belah pihak berkomitmen untuk
ningkatkan motivasi, memfasilitasi perolehan menggunakan alat yang ampuh ini, perbaikan
keterampilan dasar, mempromosikan penyelidikan pembelajaran dimungkinkan akan terjadi.

Tabel 3. Potensi Peluang dan Manfaat Penggunaan TIK dalam Pendidikan

Peluang Manfaat
Akses terhadap materi pembelajaran berkualitas tinggi Materi belajar dikembangkan di mana saja dan dapat
dari lokasi terpencil diakses oleh siswa di mana saja
Membuka konektivitas antar siswa Arus informasi gratis di dalam dan antar kelompok
siswa
Pembelajaran interaktif melampaui keterbatasan akses Jaringan TIK memungkinkan interaksi antar siswa,
sederhana terhadap informasi dengan guru, dan pengembangan program pembelajaran
 Q  G ƒG      z Menghilangkan kendala waktu pada pembelajaran
memungkinkan tingkat kemajuan yang berbeda
Menghilangkan kendala ruang pada lingkungan belajar ‚    
  
    G &
meminimalkan biaya perjalanan dan hidup, dan jarak
tidak lagi menjadi penentu marjinalisasi
Pengembangan jasa perantara untuk mendukung Penggunaan jaringan guru dan penasihat untuk
pembelajaran menyusun proses dan mendistribusikan ide-ide dan
bahan untuk khalayak yang lebih luas
Pengelolaan pembelajaran dapat menampilkan Sistem interaktif dapat menghasilkan data formatif
kekayaan data pada data tentang kemajuan belajar dan pada kemajuan pembelajaran dan menghubungkan ke
kinerja siswa pembelajaran adaptif yang sesuai dengan kebutuhan
siswa
Fitriyadi, Integrasi Teknologi Informasi Komunikasi dalam Pendidikan 273

Peluang Manfaat
 
  


  
   
  

   
menggunakan TIK online dengan kemungkinan untuk mengurangi biaya,
meningkatkan keamanan dan standarisasi tugas
penilaian
Penyedia layanan pendidikan dapat menggunakan TIK Sistem manajemen keuangan, administrasi dan sumber
       &       & daya dapat menggunakan data yang dihasilkan TIK di
dan mengurangi biaya berbagai tingkat analisis untuk meningkatkan pelayanan
Kolaborasi kegiatan belajar antar siswa Siswa dari lokasi yang berbeda dapat belajar dan
berbagi sumber belajar bersama-sama
Kolaborasi kegiatan mengajar antar guru Guru dari tempat yang berbeda dan dengan perspektif
yang bervariasi dapat berbagi pengalaman dan bersama-
sama mengembangkan sumber-sumber belajar

Mewujudkan Masyarakat Berbasis Pengetahuan informasi dan mengambilnya tanpa perlu


Menurut GesCI (2011: 4) yang mengutip mengandalkan memori; M$
 J yang
pendapat Evers, karakteristik masyarakat terjadi di pertengahan abad ke-15 ditandati
berbasis pengetahuan antara lain: a) industri dengan penemuan mesin cetak, dimana dengan
menghasilkan produk dengan kecerdasan buatan revolusi ini informasi dalam buku-buku dan
yang terintegrasi; b) organisasi pembelajaran, baik ƒ G
G  ! G! 

oleh swasta, pemerintah dan masyarakat sipil, cepat; M$
 J
 yang dibawa oleh TIK
menjadi cerdas; c) adanya peningkatan organisasi adalah mempercepat penyebaran informasi dan
pengetahuan dalam bentuk keahlian digital, pengetahuan. Dalam dekade kedua abad ke-
disimpan dalam bank data, sistem pakar, rencana 21 ini internet dan layanan seperti Google dan
organisasi, dan media lainnya; d)adanya beberapa email, secara bersamaan dengan berbagai baru-
pusat keahlian dan produksi pengetahuan, dan; e) produk seperti Wikipedia, Skype, Facebook dan
adanya budaya epistemik yang berbeda dalam Twitter akan mengubah lebih lanjut cara kita
produksi dan pemanfaatan pengetahuan. hidup, belajar, bekerja dan bermain. Akankah hal
Sebuah masyarakat berbasis pengetahuan ini menunjukkan munculnya Revolusi Keempat?
bercirikan pertumbuhan, pengembangan, dan Realitas di beberapa negara bahwa pembelajaran
inovasi yang didorong oleh penggunaan optimal dilaksanakan di luar kelas, sebuah ekspresi inovatif
dari penggunaan informasi dan produk informasi. dalam pembelajaran, yang dikenal dengan istilah:
Lebih lanjut GesCI (2011: 5-6) mengurai- &

*
. atau pembelajaran
kan empat pilar utama masyarakat berbasis pe- bergerak dan &
=

 *
.
ngetahuan, yaitu: (1) pendidikan, (2) TIK, (3) atau pembelajaran di mana-mana.
sains dan teknologi, dan (4) inovasi. Sebagai
pilar kedua, TIK dianggap sebagai alat penting Memperkuat Pendidikan Nilai
dalam mempersiapkan dan mendidik siswa Menurut Dodi Nandika, dkk (2007:16) me-
dengan keterampilan yang dibutuhkan dalam nerangkan pendidikan nilai umumnya membangun
lingkungan kerja global, sehingga mereka dapat kebajikan, karakter yang kuat dan makna hidup.
terus beradaptasi dengan inovasi teknologi Di sekolah, siswa kita dimungkinkan untuk me-
berkelanjutan di dunia kerja, dan membuat siswa mahami nilai-nilai mereka sendiri dan nilai-nilai
lebih mudah untuk mengakses pengetahuan. Lebih orang lain. Kebajikan adalah nilai-nilai universal
jauh TIK dianggap sebagai mesin pertumbuhan yang diterima sebagai kualitas manusia yang
dan alat untuk pemberdayaan, dengan implikasi diinginkan oleh semua agama dan budaya di
yang besar untuk perubahan pendidikan dan dunia.
pembangunan sosial ekonomi. Pendidikan nilai di Indonesia telah ditam-
Menurut Anderson (2010: 7) penyebaran pung dan ditetapkan dalam Rencana Strategis
pengetahuan tercatat dalam beberapa fase revo- Pembangunan Pendidikan, dimana pendidikan
lusi, yaitu: M$
 2 ditandai dengan nilai dikelompokkan menjadi tiga nilai, yaitu:
penemuan bahasa tertulis, yang berarti bahwa (1) nilai input, adalah nilai yang diharapkan yang
untuk pertama kalinya orang bisa menyimpan dapat ditemukan dalam setiap kegiatan yang
274 Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, VVolume 21, Nomor 3, Mei 2013

berkaitan dengan penyelenggara pendidikan; output, adalah nilai yang diharapkan yang dapat
(2) nilai proses, adalah nilai yang diharapkan dimanfaatkan oleh pengguna. Nilai-nilai tersebut
selalu diwujudkan dalam mengelola pendidikan seperti disajikan pada Gambar 2 berikut.
untuk mencapai tonggak tujuan; dan (3) nilai

Dampak Positif TIK yang Diharapkan terhadap Pendidikan Nilai

Nilai Input
Ä
Nilai Proses Nilai Output
@ terpercaya @ visi dan persepsi yang baik @  
 
@ profesional @ model yag baik @ layanan prima
@ antusias dan motivasi tinggi @ memotivasi @ terpercaya
@ bertanggung jawab @ menginspirasi @ resposif dan aspiratif
@ kreatif @ memberdayakan @ antisipatif dan inovatif
@ disiplin @ membentuk budaya @ demokratis, adil/jujur dan
@ penuh perhatian @ loyal inklusif
@ belajar seumur hidup @ koordinatif dan sinergi
@ akuntabel

Gambar 2. Dampak dari Integrasi TIK terhadap Pendidikan Nilai

Ali Muhtadi (2011: 7-8) menjelaskan ter dalam bahan ajar sehingga pembiasaan, pe-
bahwa alasan mengapa pendidikan karakter (nilai) nugasan, keteladanan menjadi bagian yang inte-
penting untuk diberikan dalam proses pendidikan gral, holistik, yang secara terus menerus menjadi
adalah berdasarkan hasil penelitian Heckman, bagian yang dipelajari, dipahami, diamalkan
James dan Pedro Carneiro yang dikutip oleh Ratna dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini menjadi
Megawangi yang menunjukkan bahwa kecerdasan sangat mungkin dilakukan mengingat pendidikan
intelektual seseorang hanya memberikan karakter merupakan bagian dari tiga aspek
kontribusi 20% saja dari keberhasilan seseorang pendidikan (kognitif, psikomotor, afektif)
di masyarakat, sedangkan 80% lebih banyak Suwarsih Madya (2011) menjelaskan pe-
ditentukan oleh kecerdasan emosi seseorang manfaatan TIK harus dijaga agar tetap mem-
tersebut. Kecerdasan emosi merujuk pada karakter G  Z G    !
  Y
atau akhlak mulia. Penelitian tersebut sesuai bangan peserta didik menjadi manusia berkarakter
dengan hasil penelitian George Boggs, yang juga dan berkecerdasan intelektual dan pemberdayaan
dikutip oleh Ratna Megawangi yang menunjukkan pendidik dan tenaga kependidikan terkait.
bahwa dari 13 faktor penunjang keberhasilan Sementara menurut Siti Irene Astuti D. (2011:
seseorang di dunia kerja, 10 di antaranya (hampir 16) menerangkan sekolah masih memainkan
80%) adalah kualitas karakter seseorang, dan peran penting dalam proses pendidikan karakter,
sisanya (tiga) berkaitan dengan faktor kecerdasan pada saat yang sama dengan penggunaan TIK
intelektual. di sekolah tanpa mengabaikan maknanya dalam
Menurut St. Nurbaya (2012: 590) me- proses pembelajaran, yaitu menumbuhkan nilai-
ngutip pendapat Mulyana bahwa proses nilai karakter yang dibutuhkan dalam kehidupan,
internalisasi karakter dalam pembelajaran dapat dimana penggunaan TIK yang dirancang secara
ditranformasikan dengan melakukan pembudayaan rinci dapat meminimalkan dampak negatifnya.
di lingkungan tingkat satuan pendidikan melalui: Menurut UNESCO (2011b: 17) memberikan
(1) penugasan, (2) pembiasaan, (3) pelatihan, (4) arah bahwa selain berdampak terhadap prestasi
pembelajaran, (5) pengarahan, serta (6) ketelada- mata pelajaran, sejumlah studi tentang TIK telah
naan. Internalisasi dalam pembelajaran dilakukan menemukan bahwa komputer dapat memiliki efek
dengan mengintegrasikan nilai pendidikan karak- positif pada motivasi siswa, seperti sikap mereka
Fitriyadi, Integrasi Teknologi Informasi Komunikasi dalam Pendidikan 275

terhadap teknologi, pengajaran, atau materi dasar lainnya, belum memulai memperkenalkan
pelajaran. TIK di sekolah. Di sisi lain, ada sekolah yang
telah mengintegrasi TIK ke dalam kurikulum di
4. Strategi Implementasi dan Pengembangan semua bidang pelajaran sedemikian rupa sehingga
Profesional merubah proses belajar mengajar, ruang kelas dan
Menurut Anderson (2010: 30-33) mema- administrasi sekolah, dan etos seluruh organisasi.
   Y  
 z Y Untuk mengukur tahap integrasi TIK
sangat berbeda dalam hal berbagai indikator dicapai oleh negara, kabupaten, sekolah, atau

Z 
 

 &   
    bahkan kelas dalam sekolah, sebuah model seperti
menyebabkan perbedaan luas dalam mengim- disajikan pada Gambar 3, yang berfungsi sebagai
plementasikan TIK dalam pendidikan. Di satu sisi, kerangka representasi dari integrasi TIK dalam
ada sekolah di daerah terpencil, karena sumber pendidikan dan untuk mengetahui pada tingkat/
daya keuangan yang terbatas, tidak teratur atau level apa keberadaan sekolah dalam integrasi TIK
tidak pasokan listrik, atau kurangnya infrastruktur pada seluruh kurikulum.

Gambar 3. Tahapan dalam Mengadopsi dan Menggunakan TIK

Model pada Gambar 3 memiliki dua Fokus di kelas sering pada pembelajaran
dimensi, yaitu: (1) teknologi dan (2) pedagogi.    |

  
 
Teknologi mengacu pada semua cakupan TIK, komponen-komponen TIK. Guru sering meng-
dan pedagogi adalah seni dan ilmu mengajar. gunakan peralatan yang tersedia untuk tujuan
Dimensi teknologi adalah sebuah kontinum profesionalnya, seperti '  
 untuk
yang mewakili meningkatnya jumlah dan variasi menyiapkan lembar tugas, spreadsheets untuk
penggunaan TIK. Dimensi pedagogi juga sebuah mengelola daftar kelas, dan jika internet juga
kontinum dan mewakili perubahan praktek- tersedia digunakan untuk mencari informasi atau
praktek pengajaran yang dihasilkan dari penerapan berkomunikasi lewat e-mail. Guru mengem-
TIK. Dalam dua dimensi tersebut terdapat empat bangkan literasi TIK dan belajar bagaimana
tingkat/level yang dilewati kelas atau sekolah menerapkan TIK untuk tugas pribadi dan pro-
dalam mengintegrasikan TIK. Ada konsensus fesional, lebih menekankan pada mempelajari
umum bahwa integrasi TIK dalam pendidikan penggunaan peralatan dan aplikasi, menjadi
berlangsung secara progresif dalam serangkaian peduli terhadap potensi TIK untuk pengajaran di
tingkatan sebagai berikut. masa yang akan datang. Praktek pengajaran di
kelas masih sangat berpusat pada guru (teacher-
Emerging (Muncul) centered).
Pada tahap ini sekolah baru saja mulai
memperkenalkan komputer, dimana pada awalnya !%
 (Menerapkan)
mungkin hanya memiliki satu atau dua komputer Pada tingkat ini sekolah telah mem-
dan printer, baik hasil sumbangan atau dibeli peroleh tambahan peralatan TIK. Administrator
oleh dinas pendidikan. Pada awal tingkat ini, sekolah menggunakan TIK untuk tugas-tugas
administrator dan satu atau lebih guru perintis manajemen yang lebih terorganisir, sementara
mulai menggali potensi TIK untuk manajemen guru mulai mengadaptasi kurikulum dalam
sekolah dan untuk pengajaran di kelas. rangka meningkatkan penggunaan TIK pada mata
pelajaran yang berbeda, menerapkan perangkat
276 Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, VVolume 21, Nomor 3, Mei 2013

lunak tertentu seperti menggambar, merancang, Transforming (Transformasi)


pemodelan, dan simulasi dalam pengajaran. Pada tingkat ini guru biasanya mempunyai
Guru masih cenderung mendominasi rasa percaya diri akan kemudahan dengan TIK
kegiatan pembelajaran di kelas. Namun, mereka saat mengubah pedagogi dan pembelajaran siswa
menggunakan TIK untuk tujuan profesional, mereka. Tantangan utama adalah untuk membawa
fokus pada peningkatan pengajaran mata pelajaran guru melalui tingkat menanamkan ke titik di mana
untuk memperkaya bagaimana mereka mengajar TIK adalah alat yang digunakan secara rutin
dengan berbagai aplikasi TIK. Secara bertahap untuk membantu pembelajaran sedemikian rupa
mereka memperoleh kepercayaan diri dalam sehingga sepenuhnya terintegrasi di semua kelas.
menggunakan alat khusus TIK dalam mengajar. Ketika TIK sepenuhnya terintegrasi dalam
Kesempatan untuk menerapkan TIK dalam semua kegiatan pembelajaran di kelas, ketika TIK
semua penajaran mereka sering hanya dibatasi digunakan untuk memikirkan dan memperbaharui
oleh kurangnya kesiapan akses pada fasilitas dan kembali organisasi kelembagaan dengan cara
sumber daya TIK. yang kreatif, dan ketika TIK adalah bagian rutin
dari kehidupan sehari-hari lembaga, maka sekolah
3 
 (Menanamkan) berada pada tingkat transformasi. Fokus dalam
Pada tingkat ini TIK dimasukkan ke ruang kelas telah pindah sepenuhnya dari berpusat
seluruh kurikulum. Hampir semua kelas dileng- pada guru menjadi berpusat pada siswa ( 
kapi dengan komputer, sama halnya juga kantor centered).
dan perpustakaan, dan sekolah memiliki koneksi Selanjutnya dapat dikembangkan model
internet. Penanaman TIK pada semua aspek ke- baru berdasarkan pemetaan empat tingkat inte-
hidupan profesional guru dengan cara seperti untuk grasi TIK terhadap kegiatan belajar dan meng-
meningkatkan pembelajaran siswa dan penge- ajar seperti disajikan pada Gambar 4, yang me-
lolaan pembelajaran. Pendekatan dari staf senior nunjukkan langkah-langkah yang dilewati siswa
adalah untuk mendukung guru yang aktif dan saat mereka belajar tentang TIK (menjadi peduli
kreatif yang mampu merangsang dan mengelola terhadap TIK - belajar bagaimana menggunakan
pembelajaran siswa, dan untuk mengintegrasikan TIK dalam mata pelajaran – memahami bagai-
berbagai gaya belajar yang dalam mencapai tujuan mana dan kapan menggunakan TIK - memper-
mereka. dalam penggunaan TIK) dan saat guru mengajar
Guru menggunakan TIK untuk membantu dengan TIK (menerapkan alat produktivitas
siswa mereka untuk menilai pembelajaran mereka - meningkatkan pengajaran tradisional - mem-
sendiri dalam mencapai tujuan. Pada saat yang fasilitasi penggunaan berbagai model pengajaran -
sama, secara alamiah guru berkolaborasi dengan membuat dan mengelola lingkungan pembelajaran
guru lain dalam memecahkan masalah umum dan inovatif dan terbuka).
berbagi pengalaman mengajar.

Gambar 4. Pemetaan Tingkat TIK terhadap Belajar dan Mengajar


Fitriyadi, Integrasi Teknologi Informasi Komunikasi dalam Pendidikan 277

UNDP-APDIP (2004: 157) memberikan data sesuai tujuan; memastikan bahwa data dapat
arahan bahwa sifat TIK mengharuskan masya- diakses dan dibagi dengan mudah; mengem-
rakat untuk membuat perubahan yang cepat dan bangkan peralatan informasi manajemen secara
kompleks, untuk membuat transisi dari: penge- bertahap; dan mendukung penggunaan data pada
nalan - adopsi - pemanfaatan TIK. Jika suatu sekolah dan masyarakat. 4) Menyertakan semua
negara berhasil membuat transisi ini, berikutnya biaya jangka pendek dan jangka panjang dalam
adalah harus memprioritaskan pengembangan perencanaan anggaran, dengan strategi antara
sumber daya manusia. Terdapat empat alasan lain: anggaran program berdasarkan total biaya
mengapa integrasi TIK dilakukan, mengutip dari teknologi yang akan digunakan; menjamin
pendapat yang dikemukakan oleh Byron dan kapasitas untuk melakukan pengadaan yang
Gagliarki (2002), yaitu alasan: (1) sosial, (2) efektif; dan mencari ' dan '
kejuruan, (3) pedagogis dan (4) katalis. Alasan alternatif yang mengurangi biaya. 5) Mencari
sosial berkaitan dengan meresapkan penggunaan alternatif teknologi untuk menemukan solusi yang
TIK dalam kehidupan sehari-hari. Pengenalan tepat, dengan strategi antara lain: menggunakan
TIK di kelas tidak hanya pembiasaan, tetapi teknologi yang sesuai dengan infrastruktur yang
juga mengembangkan keterampilan siswa dalam tersedia; menggunakan teknologi yang sesuai
penggunaan TIK sebagai alat yang lazim. Alasan dengan keahlian dan kemampuan guru; me-
kejuruan mengacu pada TIK yang berbasis manfaatkan apa yang sudah familiar dan apa
kesempatan kerja dan keterampilan yang diper- yang sudah digunakan; menggunakan teknologi
lukan untuk pasar kerja. Alasan pedagogis yang sesuai dengan tujuan pendidikan; dan
mencakup dampak positif pada keefektifan berhati-hati dalam mengandalkan teknologi
pengajaran dan pembelajaran terkait integrasi TIK baru atau yang belum terbukti. 6) Fokus pada
dalam kurikulum. Alasan katalis mengacu pada pengembangan guru, pelatihan, dan dukungan
  G!z |
       yang berkelanjutan, dengan strategi antara lain:
keseluruhan penyelenggaraan pendidikan, tidak mendesain pengembangan profesional untuk
hanya di sekolah tetapi juga di lembaga manajemen memenuhi kebutuhan guru dan tujuan program;
pendidikan, di tingkat nasional/provinsi dan menghubungkan pengembangan profesional guru
komunitas, dimana TIK adalah katalis untuk dengan standar yang diakui untuk penggunaan
reformasi kelembagaan di bidang infrastruktur, teknologi; melengkapi pengembangan profesi
pengiriman, administrasi dan manajemen. guru dengan pelatihan bagi para pemimpin
USAID (2011: 7-39) memberikan pe- sekolah; membangun pengembangan profesional
tunjuk dalam merancang program pendidikan teknologi yang berfokus pada metode praktek;
yang efektif dalam menggunakan TIK terdapat pengembangan profesional dilakukan dalam
sepuluh prinsip kunci sebagai berikut. 1) Meng- lingkungan duplikasi kondisi sekolah; sinkronisasi
gunakan TIK untuk mencapai tujuan pen- pengembangan profesional dengan teknologi yang
didikan dan pengembangan, dengan strategi bergulir untuk sekolah; dan menggunakan TIK
antara lain: menangani bidang dengan kebutuhan untuk menyediakan tindak lanjut dan dukungan
tinggi; konsep teknologi sebagai infrastruktur untuk pengembangan profesional. 7) Mencari
pendidikan; dan TIK untuk mendukung perubahan dan mengkoordinasikan keterlibatan pemangku
yang konfrehensif. 2) Menggunakan TIK untuk kepentingan yang berbeda, dengan strategi
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan antara lain: mencari LSM lokal yang dapat
siswa, dengan strategi antara lain: membantu berkontribusi bagi keberhasilan program; mencari
siswa membangun keterampilan membaca dan perusahaan teknologi swasta lokal yang potensial;
keterampilan dasar dalam semua mata pela- melibatkan perusahaan swasta nasional dan
jaran; membantu siswa membangun kehidupan internasional; mempertimbangkan manfaat dan
abad ke-21 dan keterampilan belajar; dan mem- risiko dari kontribusi sektor swasta dari produk
perluas penggunaan komputer dan internet di dan jasa; dan membangun mekanisme yang tepat
luar “kurikulum IT” dan keterampilan TIK atau untuk mengkoordinasikan upaya pemangku
instruksi guru. 3) Menggunakan TIK untuk men- kepentingan. 8) Mengembangkan lingkungan
dukung data pengambilan keputusan, dengan kebijakan yang mendukung, dengan strategi
strategi antara lain: menggunakan peralatan antara lain: memfasilitasi pengembangan kebija-
sederhana pada tingkat sekolah; mengumpulkan kan pendidikan teknologi dan pencapaian
278 Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, VVolume 21, Nomor 3, Mei 2013

rencana yang sejalan dengan tujuan nasional; Indikator-indikator yang harus dikem-
dukungan kebijakan pengembangan terkait bangkan dalam kaitannya dengan rancangan
tujuan pendidikan; mencari keterlibatan lembaga program dan tujuan, lingkungan pendidikan yang
pusat teknologi pendidikan; dan mengarahkan sudah ada sebelumnya, dan faktor lainnya, adalah:
pengembangan kebijakan dan perencanaan ke 1) Indikator Akses Akses ke teknologi di sekolah
arah tujuan yang lebih luas dan jangka panjang. G  
        & G 
9) Mengintegrasikan monitoring dan evaluasi dampak proyek dalam kaitannya dengan belajar
ke dalam perencanaan proyek, dengan strategi siswa dan hasil penting lainnya. Indikator akses
antara lain: dukungan evaluasi berbasis hasil tersebut antara lain: - ketersediaan daya listrik -
serta matrik kinerja; menghubungkan indikator ke ketersediaan tenaga listrik alternatif - jumlah
tujuan proyek dan sasaran kebijakan; melakukan dan jenis perangkat TIK, jumlah perangkat yang
evaluasi proses partisipatif; melakukan penilaian berfungsi, dan jumlah pengguna per perangkat
formatif; menggunakan hasil evaluasi dalam - tipe koneksi internet, & '
, dan jumlah
pengambilan keputusan; dan berbagi temuan perangkat yang terhubung - prosentase siswa
secara luas dan transparan. 10) Penguatan sis- menggunakan komputer sekolah per minggu,
tem mendahului transformasi sistem, dengan dan jumlah jam penggunaan komputer 2)
strategi antara lain: mengadakan peralatan TIK; Indikator Output Indikator output dapat dinilai
menopang pendekatan untuk integrasi teknologi; dari perubahan dalam praktek pengajaran dan
dan mengembangkan infrastruktur TIK untuk perilaku belajar yang mengandalkan teknologi
meningkatkan kapasitas sistem yang lebih luas. atau yang memenuhi tujuan teknologi dan
Menurut Harry Firman dan Burhanuddin didukung pengembangan profesional. Indikator
Tola (2008: 77) ada beberapa kendala dalam output tersebut antara lain: - siswa menggunakan
implementasi e-learning di tingkat sekolah, antara sumber daya perangkat lunak pendidikan - siswa
lain kurangnya peralatan dan infrastruktur TIK terlibat dalam teknologi, didukung oleh kegiatan
(termasuk jaringan telepon dan pasokan listrik kolaboratif dengan siswa lain di kelasnya, dengan
yang dapat diandalkan) serta tidak tersedianya siswa di kelas lain, dan dengan siswa di sekolah
tenaga terampil untuk mengelola peralatan TIK atau negara lain - siswa melakukan penelitian
di banyak sekolah, terutama di daerah pedesaan. independen, menulis laporan, dan membuat
Mahalnya biaya akses internet dan keterbatasan presentasi - guru menampilkan kurikulum yang ber-
sumber belajar digitalisasi ditulis dalam bahasa hubungan dengan sumber daya (misalnya, video,
Indonesia adalah masalah lain dalam pemanfaatan simulasi) untuk kelas - guru mencari, menemukan,
pendidikan berbasis TIK. Hasil penelitian oleh dan menggunakan rencana pelajaran atau sumber
Herry Fitriyadi (2012: 231) ditemukan kendala- daya lainnya di DVD, server sekolah, atau internet
kendala implementasi TIK dalam pembelajaran - guru menggunakan teknologi (misalnya, email,
produktif SMK di Kabupaten Hulu Sungai Utara blog, SMS) untuk berkomunikasi dengan guru
berkaitan dengan: (1) kebijakan pemerintah lain. 3) Indikator Dampak; Indikator dampak
daerah dalam bidang TIK, (2) pendanaan pro- (hasil) di bidang proyek teknologi pendidikan
gram, (3) pengembangan profesional di bidang seringkali sama dengan indikator dampak yang
TIK, (4) ketersediaan sumber daya TIK, dan (5) digunakan untuk mengevaluasi proyek-proyek
penggunaan TIK di sekolah. Sementara menurut pendidikan yang tidak menggunakan teknologi.
GesCI (2011: 23) program pengembangan profe- Teknologi telah terbukti memiliki dampak positif
sional cenderung masih berfokus pada upaya pada motivasi siswa dan motivasi guru, dengan
untuk mengajar para pendidik untuk menggunakan dampak tidak langsung terhadap kehadiran
teknologi. dan penyelesaian sekolah. Dalam konteks
Lebih lanjut USAID (2011: 40-44) me- Indonesia, langkah strategis yang lebih rinci
ngemukakan adanya tantangan dan keterbatasan dikemukakan oleh Kwarta Adimphrana (2011:
pada dampak TIK di sekolah, yaitu: (1) teknologi 5-22) bahwa kebijakan Kementerian Pendidikan
meningkatkan kompleksitas dalam sistem dan Kebudayaan berupa Sekolah Berbasis TIK
pendidikan; (2) proyek teknologi pendidikan diharapkan dapat menunjang inovasi pembelajaran
tunduk pada tekanan politik dan pasar; (3) dampak yang menghasilkan peningkatan mutu proses
teknologi dibatasi oleh banyak faktor; dan (4) pembelajaran dan bermuara pada peningkatan
peningkatan pendidikan membutuhkan waktu. mutu lulusan. Terdapat empat level Sekolah
Fitriyadi, Integrasi Teknologi Informasi Komunikasi dalam Pendidikan 279

Berbasis TIK, yaitu: (1) Perintis, (2) Dasar, (3) Konten, (4) Pembelajaran, dan (5) Kebijakan dan
Menengah, dan (4) Mapan, dimana keempat  Z  Z   Q
  Z  G
level tersebut ditentukan oleh lima faktor, yaitu: seperti pada Tabel 4 sampai dengan Tabel 8
(1) Infrastruktur, (2) sumber daya manusia, (3) berikut.

Tabel 4. Level Sekolah Berbasis TIK Ditinjau dari Infrastruktur


Level Sekolah Berbasis TIK
Infrastruktur
Perintis Dasar Menengah Mapan
a. Prasarana ¢ •G Z  ¢ •G Z  ¢ •G Z  ¢ •G Z 
¢ •– •G Z  ¢ •– •G Z  ¢ •– •G Z 
¢ ]  ‚ 
 ¢ ]  ‚ 
 ¢ ]  ‚ 

¢ •– +Z! ¢ •– +Z!
¢ + Q ¢ + Q
¢ œ£ +Z!
¢ ]ZZ + Q
b. Sarana ¢ •  ¢ •  ¢ •  ¢ • 
¢ |Z ¢ |Z ¢ |Z ¢ |Z
¢    ¢    ¢    ¢   
¢ |Q ¢ |Q ¢ |Q ¢ |Q
¢ ]
Z ¢ ]
Z ¢ ]
Z ¢ ]
Z
¢ Z   Z¤ ¢ Z   Z¤ ¢ Z   Z¤ ¢ Z   Z¤
Laptop Laptop Laptop Laptop
¢ •  Z Z ¢ •  Z Z ¢ •  Z Z
¢ Z  + Q ¢ Z  + Q ¢ Z  + Q
¢  ¢  ¢ 
¢ 3  
$'
& ¢ 3  
$'
&
¢ G  #  G! ¢ V
   
¢ G  $ Y > 
Publish
c. Bandwith, ¢    >#$ G ¢    # ‚G ¢    $ ‚G ¢    ` < ‚G
Rasio, dan ¢ #  " [ +z ¢ #  " < +z ¢ #  " $ +z ¢ #  " # +z
Sistem ¢ #  " ' }  ¢ #  " [ }  ¢ #  " < }  ¢ #  " # } 
¢ # •  Z Z " #$ ¢ # •  Z Z " ' ¢ # •  Z Z " < ¢ # •  Z Z " #
Kelas Kelas Kelas Kelas
¢ # |Q " #$  ¢ # |Q " '  ¢ # |Q " <  ¢ # |Q " # 
¢ Electronic Learning ¢ &
 
 ¢ &
=
 


Tabel 5. Level Sekolah Berbasis TIK Ditinjau dari SDM


Level Sekolah Berbasis TIK
SDM
Perintis Dasar Menengah Mapan
a. e-Pembelajaran x Minimal 25% guru x Minimal 50% x 75% guru terlatih x 100% guru terlatih
dapat mengoperasikan guru terlatih membuat media membuat dan
& memanfaatkan mengoperasikan pembelajaran Z
 

media pembelajaran & memanfaatkan berbasis TIK pembelajaran melalui
berbasis TIK secara media pembelajaran Portal Rumah Belajar
sukarela atau otodidak berbasis TIK
b. e-Administrasi x Minimal 1 pegawai x Minimal 10% x 70% pegawai terlatih x 100% pegawai terlatih
menguasai aplikasi pegawai terlatih memutakhirkan menyajikan data dan
perkantoran ( ) mengoperasikan dan pangkalan data informasi sekolah untuk
memanfaatkan SIM pendukung SIM DSS (

  
Sekolah Sekolah %) Sekolah
c. Sistem x Minimal 1 pegawai/ x Minimal 1 pegawai/ x Minimal 1 pegawai/ x Minimal 1 pegawai/
Pendukung teknisi menguasai teknisi menguasai teknisi menguasai teknisi menguasai teknik
teknik komputer teknik komputer teknik komputer komputer
x Minimal 1 pegawai/ x Minimal 1 pegawai/ x Minimal 1 pegawai/teknisi
teknisi menguasai teknisi menguasai menguasai jaringan dan
jaringan dan server jaringan dan server server komputer
komputer komputer x Minimal 1 pegawai/
x Minimal 1 pegawai/ admin menguasai
admin menguasai manajemen CMS (Content
manajemen    %)
CMS (Content x Minimal 1 pegawai/
   admin menguasai LMS
%) ( 
  
%)
280 Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, VVolume 21, Nomor 3, Mei 2013

Tabel 6. Level Sekolah Berbasis TIK Ditinjau dari Konten


Level Sekolah Berbasis TIK
Konten
Perintis Dasar Menengah Mapan
a. e-learning ¢ B^
 ¢ Online ¢ Online ¢ Online
¢ ¤† ‚ 
 ¢ !
   ¢ + Z  ¢ Z  G 
Pembelajaran (AoD), V
  pembelajaran yang di web pembelajaran
¢ † †
Z Demand (VoD), terintegrasi di web sekolah dapat diakses
Pembelajaran dan Multimedia pembelajaran sekolah oleh guru, orangtua,
Interaktif untuk dapat diakses melalui dan publik melalui
pembelajaran internet smartphone & gadget
terintegrasi di dalam ¢ q>x   lainnya
web intranet sekolah memanfaatkan Portal ¢ #\\x  
Rumah Belajar memanfaatkan Portal
Rumah Belajar
b. e-Administrasi ¢     ¢     ¢     ¢    
Persuratan Persuratan Persuratan Persuratan
¢     ¢     ¢     +z
Siswa (PDS) Siswa (PDS) (PDS)
¢     ¢     – ¢     –
Nilai Siswa Siswa Siswa
¢     ¤ ¢     ¤ ¢     ¤
BK BK ¢     } 
¢     }  dan Pegawai (PDGP)
dan Pegawai (PDGP) ¢    
¢     Kurikulum Sekolah
Kurikulum Sekolah ¢    
¢     Keuangan Sekolah
Keuangan Sekolah ¢      Z
¢     Buku Perpustakaan
Katalog Buku ¢    
Perpustakaan Inventaris Sekolah
¢     | 
c. Sistem ¢ +‚     ¢ +‚     ¢ +‚     ¢ +‚     Y‚
Pendukung (e-Mail) (e-Mail) (e-Mail) ¢ +‚     
¢ +‚    ¢ +‚    Didik Baru (PPDB)
Peserta Didik Baru Peserta Didik Baru ¢ +‚    
(PPDB) (PPDB) Didik
¢ +‚   ¢ +‚     ¢ +‚ ¤
Peserta Didik Didik ¢ + Q +Z!
¢ +‚ ¤ ¢ +‚ ¤ ¢    +Z!
¢ + Q +Z! ¢ + Q +Z! ¢ +‚ 



¢    +Z! ¢    +Z! Tenaga Kependidikan
¢ +‚ 


 ¢ +‚  
Tenaga Kependidikan ¢ +‚   +Z!
¢ +‚   ¢ +‚   
¢ +‚   Sekolah
Sekolah ¢ œG +Z!
¢ +‚    ¢ +‚    ‚
Sekolah Sekolah
¢ œG +Z! ¢ +‚   
Tamatan
¢ +‚+ D'%
¢ &
 Web Sekolah
Fitriyadi, Integrasi Teknologi Informasi Komunikasi dalam Pendidikan 281

Tabel 7. Level Sekolah Berbasis TIK Ditinjau dari Pembelajaran


Level Sekolah Berbasis TIK
Pembelajaran
Perintis Dasar Menengah Mapan
a. e-learning ¢ |
   ¢ ‚  $\x   ¢ ‚  >\x   ¢ #\\x  
untuk mencari memanfaatkan Portal memanfaatkan Portal memanfaatkan Portal
sumber belajar, Rumah Belajar untuk Rumah Belajar Rumah Belajar
media presentasi, Z
 
 untuk inovasi media untuk berragam
data, informasi, dan pembelajaran berbasis pembelajaran berbasis model pembelajaran
komunikasi melalui internet internet inovatif: PBL, WBL,
internet, Radio Edukasi,  &
 2
Televisi Edukasi, dan <  
,
Portal Rumah Belajar V
 ,
dsb.
b. e-Administrasi ¢ |
   ¢ $\x z ¢ >\x z ¢ #\\x z
untuk mengelola memanfaatkan memanfaatkan memanfaatkan
administrasi persuratan aplikasi SAS/SIMS aplikasi SAS/SIMS aplikasi SAS/SIMS
sekolah melalui aplikasi untuk layanan untuk layanan untuk layanan
SAS/SIMS kesiswaan kepegawaian, penulusuran
kurikulum, keuangan, pendidikan/
dan perpustakaan karier tamatan dan
inventaris sekolah
c. Sistem ¢ Z 
 ¢ Z 
 ¢ Z 
 ¢ Z 

Pendukung internet dimanfaatkan internet dimanfaatkan internet dimanfaatkan internet dimanfaatkan
untuk mendukung untuk mendukung untuk mendukung untuk mendukung
pembelajaran di pembelajaran di pembelajaran di pembelajaran di
kelas/labkom dan kelas/labkom dan kelas/labkom dan kelas/labkom dan
administrasi di bagian administrasi di bagian administrasi di bagian administrasi di bagian
tata usaha secara tata usaha secara tata usaha secara tata usaha secara
optimal optimal optimal optimal
¢ + Q
    ¢ + Q
    ¢ + Q
   
dimanfaatkan untuk dimanfaatkan untuk dimanfaatkan untuk
mendukung layanan mendukung layanan mendukung layanan
aplikasi, konten dan aplikasi, konten dan aplikasi, konten dan
data pembelajaran data pembelajaran data pembelajaran
dan SAS/SIMS dan SAS/SIMS dan SAS/SIMS
melalui intranet melalui intranet melalui intranet
secara optimal secara optimal secara optimal
¢ ‚+
   ¢ ‚+
  
oleh guru untuk oleh guru untuk
pembelajaran di pembelajaran di
kelas maupun di kelas maupun di
luar sekolah secara luar sekolah secara
optimal optimal
¢ •‚+
  
oleh siswa untuk
meningkatkan
prestasi dan guru
untuk meningkatkan
performansi secara
optimal

Tabel 8. Level Sekolah Berbasis TIK Ditinjau dari Kebijakan dan Program
Kebijakan dan Level Sekolah Berbasis TIK
Program Perintis Dasar Menengah Mapan
a. e-learning ¢ 
    
 ¢ 
  Z  ¢ 
  Z  ¢ 
  Z   ZQ
(action plan) pengadaan, pelatihan e-pembelajaran
pendayagunaan TIK pengembangan pengembangan media sekolah
untuk pembelajaran dan pemeliharaan pembelajaran berbasis
aplikasi dan konten TIK untuk guru
pembelajaran
282 Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, VVolume 21, Nomor 3, Mei 2013

Kebijakan dan Level Sekolah Berbasis TIK


Program Perintis Dasar Menengah Mapan
b. e-Administrasi ¢ 
    
 ¢ 
  Z  ¢ 
  Z  ¢ 
  Z   ZQ
(action plan) pengadaan, pelatihan pengelolaan e-administrasi
pendayagunaan TIK pengembangan dan dan pengendalian sekolah
untuk SAS/SIM pemeliharaan aplikasi SAS/SIMS berbasis
Sekolah SAS/SIMS dan TIK untuk pegawai
pangkalan data
c. Sistem ¢ 
    
 ¢ 
    
 ¢ 
    
 ¢ 
   
Pendukung (action plan) (action plan) (action plan) tindakan (action
pengembangan sarana pengembangan sarana pengembangan sarana plan) pengembangan
dan prasarana TIK dan prasarana TIK dan prasarana TIK sarana dan prasarana
sekolah sekolah. sekolah. TIK sekolah.
¢ 
  Z  ¢ 
  Z  ¢ 
  Z 
pengadaan, pengadaan, pengadaan,
pengembangan dan pengembangan dan pengembangan dan
pemeliharaan sarana pemeliharaan sarana pemeliharaan sarana
dan prasarana TIK dan prasarana TIK dan prasarana TIK
sekolah sekolah sekolah
¢ 
  Z  ¢ 
  Z 
pelatihan pengelolaan pelatihan pengelolaan
dan pengendalian dan pengendalian
sarana dan prasarana sarana dan prasarana
TIK sekolah untuk TIK sekolah untuk
teknisi/admin teknisi/admin
¢ 
  Z   ZQ
sistem pendukung
pembelajaran dan
administrasi sekolah

HASIL DAN PEMBAHASAN  





 
Keterampilan belajar mengajar abad ke- beberapa potensi manfaat TIK untuk pendidikan,
21 menggarisbawahi kebutuhan untuk beralih yaitu: berfungsi sebagai  & untuk pem-
dari metode yang berpusat pada guru (teacher- belajaran seumur hidup jika digunakan dengan
centered learning) untuk lebih berpusat pada tepat; membawa perubahan peran guru dalam
siswa (    
). Lingkungan mengajar dan peran siswa dalam belajar; me-
pembelajaran aktif dan kolaboratif difasilitasi nyediakan akses terbuka terhadap materi dan
oleh TIK berkontribusi pada penciptaan populasi informasi interaktif melalui jaringan; meng-
siswa berbasis pengetahuan. Kepemimpinan, hilangkan kendala waktu dan ruang dalam
manajemen, dan tata kelola juga dapat ditingkatkan lingkungan belajar; mendukung organisasi dan
melalui TIK dengan meningkatkan pengembangan manajemen pembelajaran dan pendidikan; dan
konten pendidikan dan mendukung proses membuka peluang kolaborasi antar-guru dan
administrasi di sekolah-sekolah dan lembaga antar-siswa.
pendidikan lainnya. Dalam bidang sosial, masyarakat berbasis
Dalam pendidikan abad ke-21 meng- pengetahuan membawa lebih banyak akses ke
integrasikan teknologi, siswa dan guru terlibat informasi dan bentuk-bentuk baru interaksi sosial
dalam cara-cara yang sebelumnya tidak mungkin, dan ekspresi budaya. Individu memiliki lebih
memungkinkan penciptaan kegiatan belajar banyak kesempatan untuk berpartisipasi dan
mengajar baru, meningkatkan prestasi dan mem- mempengaruhi perkembangan masyarakat mereka.
perluas interaksi dengan masyarakat lokal dan Munculnya masyarakat berbasis pengetahuan dan
global. Siswa dan guru hidup di dunia infor- penyebaran luas penggunaan TIK menghasilkan
masi dengan perubahan sosial dan ekonomi yang kebutuhan akan keterampilan digital baru dan
 
   } 
 
   Y kompetensi untuk pekerjaan, pendidikan dan
  G    
 
    G pelatihan, pengembangan diri dan partisipasi
teks cetak yang sering kali ketinggalan jaman. dalam masyarakat. Meskipun ada risiko yang
cukup besar bahwa kelompok-kelompok yang
Fitriyadi, Integrasi Teknologi Informasi Komunikasi dalam Pendidikan 283

kurang beruntung dan orang-orang terpinggirkan sehari-hari.


tidak akan sepenuhnya mampu mengambil Kebijakan nasional dalam bentuk kerangka
manfaat dari peluang baru yang ditawarkan oleh kerja untuk implementasi TIK, realitasnya
TIK, pengguna TIK yang kompeten adalah siswa menunjukkan tren bergerak menuju pendekatan
pada umumnya dan pendidik pada khususnya. yang lebih terdesentralisasi sejalan dengan era
Oleh karena itu untuk mewujukan masya- otonomi. Upaya inisiatif awal dari pemerintah
rakat berbasis pengetahuan diperlukan upaya- pusat sering tidak diikuti dengan kesiapan
upaya, yaitu: memastikan bahwa setiap orang program tindak lanjut oleh setiap pemerintah
mampu memperoleh kompetensi TIK yang daerah. Atau sebaliknya pemerintah daerah sama
diperlukan dalam masyarakat informasi dan sekali tidak mempunyai inisiatif strategi dalam
untuk belajar dan mengembangkan kompetensi hal implementasi dan pengembangan profesional
kunci lain melalui TIK untuk berpartisipasi dalam di bidang TIK. Tidak mengherankan jika ditemui
masyarakat; menetapkan tujuan pembelajaran bagi perbedaan kebijakan yang dibuat oleh masing-
emansipasi dan pemberdayaan, seperti kompetensi masing daerah. Hal lain yang juga harus disadari
sosial, berpikir kritis, berbagi pengetahuan dan bahwa perubahan dan inovasi dalam teknologi
teknik kerjasama; dan meningkatkan literasi TIK cenderung jauh lebih cepat daripada perubahan
sebagai bagian berkelanjutan dari pembelajaran dalam sistem pendidikan.
seumur hidup, karena masyarakat berbasis Strategi impelementasi dan pengembangan
pengetahuan yang dinamis dan cepat berubah profesional di bidang TIK harus mengacu pada
membutuhkan keterampilan yang terus-menerus kegiatan belajar dan mengajar, dengan memper-
harus diperbaharui. hatikan bagaimana siswa belajar tentang TIK dan
Dengan mengetahui nilai-nilai yang di- bagaimana guru mengajar dengan TIK. Indikator-
anggap penting, baik yang relevan dengan indi- indikator yang harus dikembangkan adalah:
vidu (misalnya kebiasaan kerja, disiplin diri, indikator akses, indikator output, dan indikator
kesabaran, kejujuran) ataupun yang relevan se- dampak. Untuk menunjang inovasi pembelajaran
cara sosial kohesif (misalnya berbagi, kebaikan, yang menghasilkan peningkatan mutu proses
kerjasama, toleransi), akan menambah keyakinan pembelajaran dan bermuara pada peningkatan
bahwa mengintegrasikan nilai dalam kurikulum mutu lulusan, maka kebijakan yang terarah dan
pendidikan sangatlah penting. Untuk memperkuat sistematis dapat mengacu pada level Sekolah
pendidikan nilai diperlukan upaya-upaya untuk Berbasis TIK, yaitu: Perintis, Dasar, Menengah,
senantiasa berkomitmen dan konsisten dalam dan Mapan, dimana pada masing-masing level
menanam, memupuk, dan merawat nilai-nilai ditinjau dari faktor: infrastruktur, SDM, konten,
positif melalui penggunaan TIK. Beberapa langkah pembelajaran, serta kebijakan dan program.
harus diikuti ketika mencoba menggunakan
TIK untuk mengajarkan nilai-nilai, antara lain: SIMPULAN
membuat pelajaran lebih menarik, membuat
Berdasarkan analisa dan pembahasan,
pelajaran lebih beragam, meningkatkan penyajian
dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Beberapa
bahan untuk pelajaran, memberikan lebih banyak
potensi manfaat TIK untuk pendidikan, yaitu:
  & G 
   G!  &
berfungsi sebagai  & untuk pembelajaran
memberikan lebih banyak percaya diri, dan
seumur hidup; membawa perubahan peran
membuat pelajaran lebih menyenangkan.
guru dalam mengajar dan peran siswa dalam
Keberhasilan seseorang di masyarakat lebih
belajar; menyediakan akses terbuka terhadap
banyak ditentukan oleh kecerdasan emosi yang
materi dan informasi interaktif melalui jaringan;
merujuk pada nilai (karakter) atau akhlak mulia.
menghilangkan kendala waktu dan ruang dalam
Proses internalisasi nilai dalam pembelajaran
lingkungan belajar; mendukung organisasi dan
TIK dapat ditranformasikan dengan melakukan
manajemen pembelajaran dan pendidikan; dan
pembudayaan di lingkungan sekolah dengan
membuka peluang kolaborasi antar-guru dan
mengintegrasikan pendidikan nilai dalam bahan
antar-siswa, 2) Untuk mewujukan masyarakat
ajar sehingga pembiasaan, penugasan, dan
berbasis pengetahuan diperlukan upaya-upaya,
keteladanan menjadi bagian yang integral, holistik,
yaitu: memastikan bahwa setiap orang mampu
yang secara terus menerus menjadi bagian yang
memperoleh kompetensi TIK dan mengem-
dipelajari, dipahami, diamalkan dalam kehidupan
bangkan kompetensi kunci lain melalui TIK untuk
284 Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, VVolume 21, Nomor 3, Mei 2013

berpartisipasi dalam masyarakat; menetapkan Vol.11 No.1 pp.71-84, http://home.


tujuan pembelajaran bagi emansipasi dan hiroshima-u.ac.jp/cice/11-1Firman_Tola.
pemberdayaan; dan meningkatkan literasi TIK pdf. (Diakses 25 Maret 2013).
sebagai bagian berkelanjutan dari pembelajaran Herry Fitriyadi. 2012. J
  3J D
seumur hidup, 3) Proses internalisasi nilai dalam #
 J
J& K  

pembelajaran TIK dapat ditranformasikan dengan    3 
% 
melakukan pembudayaan di lingkungan sekolah &) . Jurnal Pendidikan Vokasi,
dengan mengintegrasikan pendidikan nilai dalam Vol.2 No.2 pp.213-233.
bahan ajar sehingga pembiasaan, penugasan, dan Kwarta Adimphrana, 2011. J&
)# 
keteladanan menjadi bagian yang integral, holistik,   3J # 

# . http://
yang secara terus menerus menjadi bagian yang www. slideshare.net/guruonline/kebijakan-
dipelajari, dipahami, diamalkan dalam kehidupan pemanfaatan-tik-untuk-pendidikan.
sehari-hari, dan 4) Strategi impelementasi dan (Diakses 24 Maret 2013).
pengembangan profesional di bidang TIK harus Siti Irene Astuti D. 2011,  
 3 
mengacu pada kegiatan belajar dan mengajar.  3     <

 
Indikator-indikator yang harus dikembangkan    
 . http://staff.uny.
adalah: indikator akses, indikator output, dan 
¤ ¤
 ¤¤‚•x$\
indikator dampak. Kebijakan yang terarah dan SEMINAR%20 ICT-2011.pdf. (Diakses
sistematis dapat mengacu pada level Sekolah 22 Maret 2013).
Berbasis TIK, yaitu: Perintis, Dasar, Menengah, St. Nurbaya, 2012.  &   
dan Mapan, dimana pada masing-masing level &)  <&
 

 *

ditinjau dari faktor: infrastruktur, sumber daya  &   

# J#
manusia, konten, pembelajaran, serta kebijakan &)  < 3  
.. http://
dan program. 
zZ
 Z¤$\#$¤#\¤
proceeding-seminar-nasional.pdf. (Diakses
DAFTAR RUJUKAN 22 Maret 2013).

Ali Muhtadi, 2011.    # 


 UNDP. 2005. 
 3   K 
3 
   J
#
 *3J.  $ 
 !
? M
1
 
 

# J#
 #. http://staff. 

 $  D. UNDP
uny.ac.id/sites/default/files/132280878/ New Delhi.
18.%20Pemanfaatan%20TIK%20 UNDP-APDIP. 2004. 3  

  
dalam%20Pendidikan%20Karakter%20  

!

 ?! 


di%20Sekolah-prosiding.pdf. (Diakses 22 ! U%'. UNDP-
Maret 2013). APDIP New Delhi.
Anderson, J, 2010. 3  
 
 ? UNESCO. 2011a.  B 3   %
!M
 D
, UNESCO Bangkok. '#   . UNESCO and
Dodi Nandika, Gatot H. Priowirjanto, & Microsoft Paris.
Soekartawi. 2007. 3 
 3   UNESCO. 2011b.  
 
 ?
< _
%   V   
 ? '3 

. UNESCO Paris.
 3  
. http://www.seameo.
USAID. 2011. First Principles: Designing
org/vl/library/dlwelcome/publications/
 
$  
   

report/thematic/07forum42.pdf. (Diakses
3 
    

 
24 Maret 2013).
  %*3 .. USAID Washington.
GeSCI. 2011. 3 2 
 2$ 2 
Yves Punie & Marcelino Cabrera. 2006. The
J ' 
%. http://www.gesci.
  3    

 
org/assets/files/ICT,%20Education,%20
J ' 
%. European Communities
Development,%20and%20te%20
Luxembourg.
Knowledge%20Society(1).pdf. (Diakses
25 Maret 2013).
Harry Firman & Burhanuddin Tola. 2008. The
 

3  
. Journal
of International Cooperation in Education,

Anda mungkin juga menyukai