Anda di halaman 1dari 12

221

Bias Gender dalam Iklan Attack Easy di Televisi

Alvi Septi Rahmawati/Sigit Tripambudi/Puji Lestari


Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP)
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta, Jl. Babarsari No.2 Yogyakarta
Telp. 0274 485268, Fax. 0274 487147, Hp. 0857 2929 0433
email: luv_chocochips_na@yahoo.co.id

Abstract

The gender imbalance toward the female in household is something that occurs in the
past until now among the Indonesians. The gender imbalance was occurs because the existing
male domination toward female, and also supported by paternalistic values. Actually, the fe-
male was inflicted from this domination, until occur the imbalance in household’s work sharing,
which is male or husband was always placed at above female or wife. In this advertising, there
was the paternalistic values were supported and performed by female. This research will under-
stand how the message purpose about the gender bias in household that contained in Attack
Easy version “My mother is beauty when washing” at television media. According Roland Barthes
semiology methods, this research finds : This advertising is presenting the existing of gender
equivalent, that was the female capable performed the hard work which usually performed by
male. But in fact, this advertising still has a meaning the gender imbalance with presenting the
typical stereotype that placed at female as the housewife.

Abstrak

Selama ini di Indonesia telah terjadi ketidakseimbangan gender terhadap perempuan dalam
rumah tangga. Hal ini terjadi karena dominasi laki-laki terhadap perempuan yang dikuatkan dengan
nilai-nilai paternalistik. Perempuan berada dalam posisi yang dirugikan, sehingga terjadi keti-
dakseimbangan dalam pembagian pekerjaan rumah tangga. Laki-laki atau kepala rumah tangga selalu
berada di atas perempuan atau ibu rumah tangga. Nilai-nilai tersebut juga sering muncul dalam iklan.
Penelitian ini mendeskripsikan bias gender dalam iklan televisi Attack Easy versi “Ibuku Cantik saat
Mencuci” dengan analisis semiologi Roland Barthes. Hasilnya terdapat kesetaraan gender dan ke-
tidakseimbangan gender. Perempuan mampu mengerjakan pekerjaan berat yang biasa dikerjakan laki-
laki, namun masih ditempatkan sebagai ibu rumah tangga.

Kata kunci : gender, perempuan, ibu rumah tangga, iklan

Pendahuluan bawa pesan-pesan penjualan pada calon pembeli.


Dari berbagai media yang digunakan sebagai sara-
Iklan dipandang berhasil apabila mampu na untuk beriklan, televisi merupakan salah satu
menarik minat audience untuk terlibat dalam me- media yang cepat dalam penyampaian pesan bagi
mahami pesan yang disampaikan dalam iklan ter- produsen untuk mengiklankan produknya. Dulu
sebut.Kegiatan periklanan membutuhkan adanya periklanan banyak disampaikan melalui media
suatu media, yaitu media periklanan yang meliputi cetak, namun sekarang iklan televisi sangat banyak
segenap perangkat yang dapat memuat atau mem- diminati oleh para pengiklan. Pesan melalui audio

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


222 Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 8, Nomor 3, September - Desember 2010, halaman 221 - 232

visual yang terdapat dalam media televisi me- syarakat berbagai program telah dirancang dan
mungkinkan pesan terlihat nyata sehingga mem- dilakukan oleh pemerintah sebagai bentuk so-
berikan gambaran riil terhadap khalayak yang sialisasi mengenai arti penting Pengarusutamaan
menjadi calon konsumen. Saat ini media televisi Gender (PUG) termasuk melalui media massa
merupakan salah satu senjata utama bagi produsen (Dewi,2009).
sebuah produk untuk beriklan. Periklanan sebagai sebuah sistem komu-
Attack Easy adalah salah satu produk de- nikasi massa, kini cenderung menjadi parameter
terjen dari salah satu produsen produk rumah atau implementasi wacana gender yang menggu-
tangga terbesar di Indonesia, yaitu PT KAO. PT gat adanya bias-bias ketidakadilan gender. Per-
KAO memasarkan produknya menggunakan iklanan kini dengan agak sinis dikatakan sebagai
media iklan terutama di televisi. PT KAO dalam sarana legimitasi hegemoni ideologi maupun pe-
mengiklankan produknya mempunyai ciri khas lestari dominasi ideologi patriarkis. Kecende-
yang hampir sama dengan produk-produk deter- rungan menggunakan periklanan sebagai contoh
jen lainnya yaitu memasukkan kehidupan rumah arena bentuk subordinasi perempuan memang
tangga di dalamnya, memberikan gambaran umum mudah sekali dimunculkan. Hal ini disebabkan
tentang seorang perempuan yang erat hubungan- periklanan memang merupakan bentuk komu-
nya dengan kehidupan rumah tangga yang berkait- nikasi yang sering memunculkan kode-kode sosial
an dengan deterjen. PT KAO mengeluarkan be- sebagai fragmentasi realitas sosialnya, di mana
berapa versi iklan Attack Easy di media televisi, kode-kode sosial tersebut tidak jarang pula menga-
salah satunya yaitu versi Ibuku “Cantik Saat dopsi stereotipe, asosiasi-asosiasi, refleksi kul-
Mencuci”. Pada iklan produk Attack Easy versi tural, ideologi serta pola jender yang ada di ma-
“Ibuku Cantik Saat Mencuci” memperlihatkan syarakat (Anne, Anastasi, 1989:439).
seorang ibu bekerja di rumahnya. Kode-kode sosial yang dijadikan referensi
Iklan ini merefleksikan peran perempuan dimensi memang cenderung dipakai sebagai re-
sebagai ibu rumah tangga yang bertanggung jawab alitas sosial representasi iklan. Adanya gambaran
terhadap keluarga. Secara sekilas, representasi yang menyiratkan ideologi pengiburumahtangga-
tersebut terlihat lumrah, visibilitas dari representasi an (housewifization) pada beberapa representasi
ini dikonsepsikan pada fenomena rumah tangga, iklan semata-mata dijadikan referensi penciptaan
bahwa perempuan sebagai ibu rumah tangga citra idealisasi hubungan sosial. Berdasarkan latar
berperan sebagai subjek jender yang bertanggung belakang di atas, penelitian ini menjawab perta-
jawab terhadap kebersihan pakaian. Fenomena nyaan “Bagaimana makna pesan bias gender yang
yang demikian merupakan fenomena sosial yang terkandung dalam iklan Attack Easy versi ‘Ibuku
biasa bagi para perancang iklan dan pemirsa. Cantik saat Mencuci’?” “Apa saja simbol-simbol
Sesungguhnya, dalam representasi iklan ini ter- dalam rumah tangga yang dominan muncul dalam
dapat pemahaman ideologi yang mempunyai iklan Attack Easy versi ‘Ibuku Cantik saat Men-
perspektif jender. cuci’ ?
Diskursus tentang gender sampai saat ini
masih menjadi diskusi yang menarik. Selama ada Semiotika Roland Barthes
pihak-pihak yang masih mempertanyakan tentang
ketidakadilan gender, selalu ada orang yang me- Roland Barthes membedakan dua pe-
rasa dirugikan, terutama menyangkut ideologinya. ngertian (signification) yaitu denotasi dan ko-
Sebagai contoh dalam dunia bisnis periklanan, notasi. Denotasi adalah level deskriptif dan hara-
perempuan ada pada pihak yang terkait dari ber- fiah makna yang disepakati seluruh anggota
bagai posisi, baik sebagai pemakai, subjek, maupun budaya. Pada level konotasi, makna dihasilkan
objek itu sendiri, bahkan bisa dikatakan perem- oleh hubungan antara signifiers dan budaya seca-
puan saat ini telah menjadi objek komoditi yang ra luas yang mencakup kepercayaan-keperca-
dapat dikomersialkan (Suasana,2001:1). Berkait- yaan, tingkah laku, kerangka kerja dan ideologi
an dengan hal tersebut, guna menyadarkan ma- dari sebuah formasi sosial. Makna menjadi per-

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


Rahmawati/Tripambudi/Lestari, Bias Gender dalam Iklan Attack Easy di Televisi 223

soalan dari asosiasi tanda-tanda dengan kode- diungkap penanda-penanda yang menunjuk pada
kode makna kultural yang lain. Konotasi mem- seperangkat petanda fragmen ideologi tertentu
bawa nilai-nilai ekspresi yang muncul dari ke- yang dikonstruksikan di dalamnya.
kuatan akumulatif sequence (syntagmatically),
atau dengan perbandingan ketidakhadiran alter- Perempuan, Gender dan Media Iklan
natif (paradigmatically). Ketika konotasi telah
menjadi natural sebagai hegemoni, diterima se- Gender adalah suatu konsep yang digu-
cara normal dan natural, maka ia bertindak sebagai nakan untuk mengidentifikasi perbedaan antara
peletak konseptual makna yang akan membuat laki-laki dan perempuan yang dipandang dari
makna tentang dunia. Inilah yang diistilahkan segi sosial budaya. Gender dibentuk oleh ma-
Barthes dengan myth (connotative system), yang syarakat dan bukan bersifat kodrati. Berbeda de-
merupakan sebuah konstruksi budaya. Konsep ngan seks yang tidak dapat dipertukarkan kare-
myth seperti konsep ideologi, yang bekerja pada na merupakan kodrat Tuhan, sedangkan gender
level konotasi. Volosinov menyebutkan bahwa dapat berubah manakala masyakarat menghen-
ideologi berkorespondensi dengan tanda-tanda dakinya. Secara struktur biologis, manusia terdiri
sehingga jika terdapat tanda-tanda (signs), maka dari laki-laki dan perempuan, di mana masing-
di sana terdapat ideologi. Menurut Barthes, tidak masing memiliki alat dan fungsi biologis yang
semua sistem semiologi adalah mythic. Tidak melekat serta tidak dapat dipertukarkan. Laki-laki
semua tanda membawa muatan ideologi (Griffin, memiliki penis, jakun, memproduksi sperma dan
2000 : 329). sebagainya. Perempuan memiliki organ ovari-
Myth diistilahkan juga dengan second- um, memproduksi sel telur, menyusui, dan mela-
order semiological system atau metalanguage, hirkan.
yaitu bahasa level kedua yang bicara tentang ba- Sedangkan konsep gender, adalah suatu
hasa level pertama. Tanda sistem pertama (signi- sifat yang melekat pada kaum laki-laki maupun
fier dan signified) yang menggerakkan makna perempuan yang merupakan: pertama, hasil
denotatif menjadi signifier pada makna kono- konstruksi sosial maupun kultural, misalnya
tatif mitologi kedua. Barthes menyebut ini de- perempuan dikenal lemah lembut, cantik, emo-
ngan metaphor (Barker, 2000:69). Roland Bar- sional, keibuan. Sementara laki-laki dianggap ku-
thes adalah penerus pemikiran Saussure. Sau- at, rasional, jantan, dan perkasa. Terdapat bebe-
ssure tertarik pada cara kompleks pembentukan rapa karakter dari sifat-sifat tersebut yang dapat
kalimat dan cara bentuk-bentuk kalimat menen- dipertukarkan, misalnya: ada laki-laki yang lemah
tukan makna, tetapi kurang tertarik pada kenya- lembut dan emosional, sementara ada juga pe-
taan bahwa kalimat yang sama bisa saja menyam- rempuan yang kuat dan rasional. Kedua, peru-
paikan makna yang berbeda pada orang yang bahan yang terjadi dari waktu ke waktu dan dari
berbeda situasinya. Saussure semiotika lebih cen- tempat ke tempat lain, misalnya pada jaman dulu
derung pada kerangka konsep linguistik. Menurut di suatu suku terdapat perempuan lebih kuat dari
Saussure, proses signifikansi dijalankan oleh dua laki-laki, tapi pada jaman dan tempat yang lain
unsur sinyal, meliputi signifier dan signified, yaitu yang berlaku sebaliknya. Ketiga, adalah dari kelas
konsep mental yang diharapkan didalam kode ke kelas masyarakat yang lain yang juga berbeda.
bahasa tertentu. Pada perempuan kelas bawah di pedesaan pada
Penyingkapan kode (decoding) dalam suku tertentu lebih kuat dari laki-laki. Semua yang
penelitian ini dilakukan dengan mencari kode- dapat dipertukarkan antara sifat perempuan dan
kode tertentu yang tersirat dalam gambar dan ge- laki-laki berubah dari waktu ke waktu, serta ber-
rak. Pada tataran pertama, akan dilakukan identifi- beda dari suatu tempat ke tempat yang lain, serta
kasi terhadap setiap penanda dalam citra yang ter- dari kelas ke kelas yang lain. Itulah yang disebut
sirat dalam konsep-konsep yang tepat. Apa yang konsep gender (Fakih, 1996:8-9).
diperoleh dalam tataran yang pertama ini (tataran Perempuan memang telah menjadi feno-
denotasi) akan membangun seperangkat tanda. mena komoditas yang tidak terelakkan dalam
Pada tataran kedua (tataran konotasi dan mitos) kancah komunikasi iklan. Perempuan telah menjadi

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


224 Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 8, Nomor 3, September - Desember 2010, halaman 221 - 232

sarana legimitasi daya tarik terhadap aktualisasi Raport talk adalah istilah yang digunakan untuk
nilai produk. Sebuah produk yang pada kenyata- menilai obrolan perempuan yang cenderung
annya mempunyai fungsi yang general, telah diko- terkesan simpatik. Report talk adalah istilah yang
munikasikan tidak lagi bersifat fungsional tetapi digunakan menilai obrolan laki-laki yang cenderung
sudah bergeser ke arah konsep gender. Feminini- apa adanya, pokoknya sampai. Berkenaan dengan
tas atau maskulinitas seringkali menjadi ajang ma- kedua nilai ini, Tanent mendeskripsikan temuan-
nifestasi untuk membuat komoditi atau produk temuan yang dikategorikan sebagai berikut, (Grif-
mempunyai nilai tertentu. ‘Jantan’, ‘maskulin’, fin,2006:474): (1) Publik speaking versus pri-
‘eksklusif’, Pemberani telah menjadi idiom yang vate speaking, dalam kategori ini diketemukan
dimiliki oleh komoditi seperti rokok, suplemen, bahwa perempuan lebih banyak bicara pada
parfum, jamu atau obat kuat lelaki, otomotif, dan pembicaraan pribadi. Sedangkan laki-laki lebih
lain sebagainya. Sedangkan sabun, shampoo, pe- banyak terlibat pembicaraan publik, laki-laki
ralatan rumah tangga dan elektronik sering dima- menggunakan pembicaraan sebagai pernyataan
nifestasikan sebagai komoditi yang dekat dengan fungsi perintah; menyampaikan informasi; memin-
wilayah femininitas. ta persetujuan. (2) Telling a story, cerita-cerita
Pembahasan mengenai gender dan ko- menggambarkan harapan-harapan, kebutuhan-
munikasi, dapat digunakan kerangka teori sebagai kebutuhan, dan nilai-nilai si pencerita. Pada kate-
acuan, yaitu : Genderlect Styles (dari Deborah gori ini laki-laki lebih banyak bercerita dibanding
Tannen) dan Muted Group Theory (dari Cheris perempuan khususnya tentang guyonan. Cerita
Kramarae). Menurut Genderlect Styles (Grif- guyonan merupakan suatu cara maskulin mene-
fin,2006:470), Deborah Tannent mendiskripsikan gosiasikan status. (3) Listening, perempuan cen-
ketidakmengertian (misunderstanding) antara derung menjaga pandangan, sering manggut-
laki-laki dan perempuan berkenaan dengan fakta manggut, bergumam sebagai tanda telah mende-
bahwa fokus pembicaraan perempuan adalah ngarkan dan menyatakan kebersamaannya. Laki-
koneksitas, sementara laki-laki pada pelayanan laki dalam hal mendengarkan berusaha menga-
status dan kemandiriannya. Genderlect Styles burkan kesan itu sebagai upaya menjaga statusnya.
membicarakan gaya bercakap-cakap-bukan apa (4) Asking questions, ketika ingin bicara untuk
yang dikatakan tetapi bagaimana mengatakannya. menyela pembicara, perempuan terlebih dahulu
Tannent meyakini bahwa terdapat gap antara laki- mengungkapkan persetujuan. Tanent menyebutnya
laki dan perempuan, dikarenakan masing-masing sebagai kooperatif sebuah tanda raport simpatik
berada pada posisi lintas budaya (cross culture), daripada kompetitif. Pada laki-laki, interupsi di-
untuk itu perlu mengantisipasi berkenaan dengan pandang oleh Tanent sebagai power atau keku-
gap itu. Kegagalan mengamati perbedaan gaya asaan untuk mengendalikan pembicaraan. Dengan
berbicara dapat membawa masalah yang besar. kata lain, pertanyaan dipakai oleh perempuan
Perbedaan-perbedaan itu terletak pada: (1) Ke- untuk memantabkan hubungan, dan untuk mem-
cenderungan feminis versus maskulin, hal ini harus perhalus ketidaksetujuan dengan pembicara,
dipandang sebagai dua dialek yang berbeda: antara sedangkan laki-laki memakai kesempatan berta-
superior dan inferior dalam pembicaraan. Komu- nya sebagai upaya untuk menjadikan pembicara
nitas feminis – untuk membangun relationship dan menjadi lemah. (5) Conflict, perempuan meman-
menunjukkan responsif. Komunitas maskulin – dang konflik sebagai ancaman dan perlu dihindari.
menyelesaikan tugas; menyatakan diri; dan men- Laki-laki biasanya memulai konflik namun ku-
dapatkan kekuasaan; (2) Perempuan berhasrat rang senang memeliharanya.
pada koneksi versus laki-laki berhasrat untuk sta- Menurut Muted Group Theory atau Teori
tus. Koneksi berhubungan erat dengan kedekatan, Kelompok Bungkam (West and Turner, 2008:
status berhubungan erat dengan kekuasaan 200), Griffin (2006:494), Cheris Kramarae me-
(power); (3) Raport talk versus report talk. Per- mandang pembicaraan laki-laki dan perempuan
bedaan budaya linguistik berperan dalam menyusun sebagai pertukaran yang tidak setara antara pihak
kontak verbal antara laki-laki dan perempuan. yang mempunyai kekuasaan di masyarakat dan

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


Rahmawati/Tripambudi/Lestari, Bias Gender dalam Iklan Attack Easy di Televisi 225

yang tidak. Berdasarkan analisisnya bahwa adanya konsep citra perempuan yang muncul da-
perempuan kurang bisa mengartikulasikan diri atau lam iklan oleh sosiolog, Thamrin Amal Tamagola.
memperjuangkan diri dibanding laki-laki di sec- Konsep tersebut adalah: citra pigura, citra pilar,
tor public. Hal ini disebabkan kata dalam bahasa citra peraduan, citra pinggan, dan citra pergaulan
dan norma-norma yang digunakan itu telah (Tomagola, 1998). Secara rinci kelima rumusan
dikendalikan oleh laki-laki. Sepanjang pem- tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: (1) Pi-
bicaraan perempuan sebagai tentatif dan sepele, gura; digambarkan sebagai mahluk yang harus
posisi dominan laki-laki aman. Kramarae yakin memikat dengan ciri-ciri biologisnya seperti: buah
bahwa kebisuan perempuan itu cenderung menipis, dada, pinggul, dan ciri-ciri keperempuanan yang
kontrol dalam kehidupan akan meningkat. Cheris dibentuk oleh budaya; seperti rambut, panjang
Kramarae mengemukakan asumsi-asumsi dasar betis, dan lain-lain; (2) Pilar; digambarkan sebagai
dari teori ini sebagai berikut : (1) Perempuan me- pilar pengurus utama keluarga; pengurus rumah
nanggapi dunia secara berbeda dari laki-laki tangga, dan wilayah tanggung jawabanya dalam
karena pengalaman dan aktivitasnya berbeda yang rumah tangga. Dalam hal ini perempuan ber-
berakar pada pembagian pekerjaan. (2) Berda- tanggung jawab terhadap keindahan fisik rumah
sarkan dominasi politiknya, sistem persepsi laki- suaminya, pengelolaan sumber daya rumah, dan
laki menjadi lebih dominan, menghambat ekspresi anak-anak; (3) Peraduan; citra ini menganggap
bebas bagi pemikiran alternatif perempuan. perempuan sebagai obyek seks atau pemuasan
(3) Agar dapat berpartisipasi dalam masyarakat, laki-laki. Seluruh kecantikan perempuan (ke-
perempuan harus mengubah perspektif ke dalam cantikan alamiah maupun buatan) disediakan un-
sistem ekspresi yang dapat diterima laki-laki. tuk dikonsumsi laki-laki) seperti menyentuh, me-
Kramarae (dalam West and Turner, 2008: mandang, dan mencium.Kepuasan laki-laki adalah
200) mengemukakan sejumlah hipotesis mengenai kepuasan perempuan yang mmerasa dihargai.
komunikasi perempuan berdasarkan beberapa Baagian tubuh yang dieksploitir adalah betis, dada,
temuan penelitian. (1) Perempuan lebih banyak punggung, pinggul dan rambut; (4) Pinggan; pe-
mengalami kesulitan dalam mengekspresikan diri rempuan digambarkan sebagai pemilik kodrat,
dibanding laki-laki. (2) Perempuan lebih mudah setinggi apapun pendidikannya atau pengha-
memahami makna laki-laki daripada laki-laki silannya, kewajibannya tetap di dapur; (5) Perga-
memahami makna perempuan. (3) Perempuan ulan; perempuan digambarkan sebagai mahluk
telah menciptakan cara-cara ekspresinya sendiri yang dipenuhi kekhawatiran tidak memikat, tidak
di luar sistem laki-laki yang dominan. (4) Pe- tampil menawan, tidak bisa dibawa ke muka
rempuan cenderung untuk mengekspresikan lebih umum, dan lain-lain. (http://atwarbajari.
banyak ketidakpuasan tentang komunikasi wordpress.com/2008/04/17/wanita-dan-iklan-tv-
dibanding laki-laki. (5) Perempuan seringkali ketidakadilan-gender/, diakses pada 15 Juli 2010).
berusaha untuk mengubah aturan-aturan komu-
nikasi yang dominan dalam rangka menghindari Metode Penelitian
atau menentang aturan-aturan konvensional.
(6) Secara tradisional perempuan kurang meng- Penelitian ini dilakukan dengan meng-
hasilkan kata-kata baru yang populer dalam ma- gunakan jenis penelitian kualitatif. Data kuali-
syarakat luas; konsekuensinya, mereka merasa tatif dikumpulkan melalui berbagai cara, seperti
tidak dianggap memiliki kontribusi terhadap wawancara, intisari, dokumentasi (rekaman).
bahasa. (7) Perempuan memiliki konsepsi hu- Metode penelitian yang digunakan adalah metode
moris yang berbeda dari pada laki-laki. analisis semiotik yaitu metode untuk mengetahui
Teori-teori tersebut ada relevansinya konstruksi makna yang terdapat dalam iklan,
dengan fenomena masyarakat komunikasi khu- khususnya dalam aspek yang berhubungan dengan
susnya pembahasan tentang perempuan dan iklan. gender, serta berbagai hal yang berkaitan dengan
Wanita kadang-kadang ditempatkan media massa deterjen Attack Easy, dalam iklannya versi “Ibuku
secara subordinat. Hal tersebut diperkuat dengan Cantik saat Mencuci” pada media televisi. Pe-

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


226 Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 8, Nomor 3, September - Desember 2010, halaman 221 - 232

nelitian kualitatif dengan menggunakan analisis produk andalan untuk perawatan rumah tangga.
semiotika Roland Barthes yang mencoba me- Attack Easy adalah salah satu rangkaian dari
maparkan dan menjelaskan bias gender dalam merek Attack. Deterjen yang membuat mencuci
iklan ini. Semiotika Roland Barthes digunakan menjadi ringan, serasa dibantu oleh “Kekuatan
untuk mengetahui hubungan antara penanda dan 10 Tangan”. Formula Power Slide menghasilkan
petanda dalam suatu tanda. busa spesial yang memudahkan mengucek dan
Iklan Attack Easy versi “Ibuku Cantik menyikat. Dengan sedikit tenaga, noda akan hilang
saat Mencuci” di media televisi adalah objek dari dengan mudah. Pakaian benar-benar bersih, wangi,
penelitian ini, memiliki beberapa sudut pandang segar dan tahan lama.
yang dianggap mewakili simbol-simbol yang Produk Attack Easy sudah ada di Indo-
dimaknai serta yang berkaitan dengan gender nesia sejak tahun 2008, dengan menghadirkan
dalam iklan tersebut, yaitu : tema, endorse, latar berbagai macam iklan yang berkaitan dengan urus-
belakang, narasi, teknik senematografi, warna, an rumah tangga. Iklan-iklan tersebut ditampilkan
dan tanda-tanda lainnya yang mendukung. dengan berbagai macam gaya, namun selalu ter-
Analisis data dalam penelitian ini menca- dapat unsur komedi dan visualisasi “Kekuatan 10
kup beberapa langkah, yaitu (1) Menginterpre- Tangan”. Iklan dengan versi “Ibuku Cantik Saat
tasikan iklan dengan cara mengidentifikasi Mencuci” adalah salah satu versi dari iklan-iklan
simbol-simbol yang terdapat pada iklan, kemu- Attack Easy dengan berbagai macam permasa-
dian diuraikan berdasarkan struktur yaitu makna lahan yang paling kompleks di dalam rumah tangga.
denotatif dan makna konotatif (2) Meneliti aso- Peran seorang ibu di dalam rumahnya diperlihatkan
siasi-asosiasi atau simbol-simbol, membedah dengan berbagai macam adegan, yaitu (1) meng-
objek penelitian (3) Menafsirkan arti tanda-tanda angkat galon minuman; (2) mengejar kucing yang
tersebut dari interpretasi penulis dengan mengom- akan mencuri makanan; (3) membetulkan keran
binasikan data pendukung yang diperoleh melalui air; (4) mencuci dan (5) menjemur. Semua peker-
studi kepustakaan dan wawancara (4) Penyajian jaan tersebut dilakukan sendirian, diperlihat-
data, data disusun sehingga memungkinkan untuk kan dengan ekspresi, tingkah, gerak, kostum, dan
penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. make up, si Ibu diperlihatkan berusah payah dalam
Penulis menyusun dan memaparkan data yang di- melakukan segala macam kegiatan tersebut, ke-
peroleh dan diteliti dengan menarik kesimpulan cuali kegiatan mencuci. Kegiatan mencuci menjadi
berdasarkan analisis semiotika. target utama di dalam iklan. Kegiatan mencuci
Penelitian iklan ini menggunakan uji va- menjadi lebih mudah dilakukan dengan Attack
liditas data empat formula dari sembilan formula, Easy, karena Attack Easy memiliki kekuatan
yaitu (1) Siapa komunikator; (2) Motivasi komuni- 10 tangan, sehingga ibu tak perlu lagi bersusah
kator; (3) Fungsi tanda, sejarah, mitologi; (4) In- payah ketika mencuci dengan tangan.
tertekstualitas (Purwasito, 2003 : 37-41). Berdasarkan scene-scene tersebut dike-
tahui, perempuan memang telah menjadi fenomena
Hasil Penelitian dan Pembahasan komoditas yang tak terelakkan dalam kancah
komunikasi iklan. Perempuan telah menjadi sa-
PT. KAO merupakan salah satu peru- rana legimitasi daya tarik terhadap aktualisasi
sahaan besar di Indonesia, yang menjadi salah satu nilai produk. Sebuah produk yang pada kenya-
produsen berbagai macam kebutuhan di bidang taannya mempunyai fungsi yang general, telah
kebersihan, kesehatan, dan kecantikan. Kao Cor- dikomunikasikan tidak lagi bersifat fungsional
poration hadir di Indonesia dengan keyakinan tetapi sudah bergeser ke arah konsep gender. Fe-
bahwa bangsa yang bersih adalah bangsa yang mininitas atau maskulinitas seringkali menjadi
sejahtera. Cara hidup yang sehat adalah cerminan ajang manifestasi untuk membuat komoditi atau
sebuah tingkat kehidupan yang lebih baik. produk mempunyai nilai tertentu. ‘jantan’, ‘mas-
Attack Easy merupakan salah satu produk kulin’, ‘eksklusif’, Pemberani telah menjadi idiom
dari PT. KAO. Produk deterjen ini merupakan yang dimiliki oleh komoditi seperti rokok, su-

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


Rahmawati/Tripambudi/Lestari, Bias Gender dalam Iklan Attack Easy di Televisi 227

plemen, parfum, jamu atau obat kuat lelaki, oto- tack Easy ini membantu ibu rumah tangga meng-
motif, dan lain sebagainya. Sedangkan sabun, hemat tenaganya.
shampoo, peralatan rumah tangga dan dapur PT KAO memiliki suatu motivasi me-
sampai elektronik sering pula dimanifestasikan nampilkan nilai-nilai yang sering muncul dalam
sebagai komoditi yang dekat dengan wilayah kehidupan rumah tangga, menampilkan adanya
perempuan. suatu realitas sosial yang terjadi di dalam ma-
Penampilan yang cantik seorang pe- syarakat, dan ingin memberikan nilai lebih kepada
rempuan selalu menjadi objek bagi laki-laki. Ibu kaum perempuan, bahwa perempuan adalah sang-
ketika dirinya terlihat cantik menjadi objek bagi gup melakukan pekerjaan apapun dalam ruang
ayah. Laki-laki memang menyukai hal yang indah lingkup rumah tangganya.
dan cantik, sedangkan perempuan selalu dituntut Dalam konteks citra perempuan dalam
untuk menjadi sesorang yang cantik, yang dapat iklan, budaya gender tersebut dibangun dengan
menarik perhatian laki-laki. memanipulasi tubuh perempuan sebagai tanda dari
PT. KAO sebagai komunikator adalah simbol simbol tertentu yang secara stereotif me-
ingin memberikan sebuah solusi bagi ibu-ibu ru- lekat pada diri perempuan, seperti: keanggunan,
mah tangga, bahwa mencuci adalah pekerjaan kelembutan, kelincahan, keibuan, kemanjaan dan
yang mudah, apalagi mencuci dengan tangan yang lain-lain. Iklan berupaya untuk merepresentasikan
di zaman serba modern ini sangat jarang ditemui kenyataan yang hidup dalam masyarakat melalui
di daerah perkotaan. Mencuci saat ini banyak di- tanda-tanda tertentu, sehingga mampu menghi-
lakukan dengan menggunakan mesin cuci. PT dupkan impresi dalam benak konsumen bahwa
KAO ingin menunjukkan bahwa mencuci dengan citra produk yang ditampilkan adalah juga bagian
tangan adalah suatu pekerjaan yang mudah di- dari kesadaran budayanya; meskipun yang terjadi
lakukan dengan bantuan produknya, yaitu Attack hanya ilusi belaka.
Easy. Selain membantu dalam hal mencuci, PT Laki-laki mendapatkan hak-hak yang
KAO juga ingin membuat ibu-ibu tampil lebih istimewa, sedangkan perempuan menjadi kaum
cantik meskipun saat sedang mencuci, karena At- kelas kedua. Pembagian hak tersebut terlihat tidak

Scene Frame Denotasi Konotasi


1 1-4 Mengangkat gallon air Bentuk kesetaraan gender, perempuan
minuman sanggup melakukan pekerjaan berat,
sebagai bentuk tanggung jawab di rumah

Gambar 1. Scene tentang seorang ibu rumah tangga mengangkat gallon air minum

Scene Frame Denotasi Konotasi


2 5-8 Menjaga makanan dari Bentuk kesetaraan gender, perempuan
gangguan luar (kucing liar) sanggup bertanggung jawab dalam hal
pangan dan urusan dapur.
Gambar 2. Scene tentang seorang ibu rumah tangga menjaga makanan

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


228 Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 8, Nomor 3, September - Desember 2010, halaman 221 - 232

Scene Frame Denotasi Konotasi


3 9-11 Membetulkan wastafel Stereotip bahwa perempuan hanyalah
dengan tanpa hasil. makhluk lemah, setinggi apapun
pendidikannya, pasti akan berujung ke dapur
juga
Gambar 3. Scene tentang seorang ibu rumah tangga membetulkan Wastafel

Scene Frame Denotasi Konotasi


4 12-17 Ibu terlihat cantik saat Perempuan sebagai objek seks bagi laki -
mencuci. laki. Kecantikan adalah suatu hal yang
disenangi laki-laki.
Gambar 4. Scene tentang seorang ibu mencuci terlihat cantik oleh suami dan anak.

Scene Frame Denotasi Konotasi


5 18-20 Kegiatan Ayah sebagai Subordinasi, laki -laki memiliki kekuasaan
suami di rumah dan yang lebih tinggi dibandingakan perempuan di
keterkejutan menyaksikan dalam rumah. Laki -laki menyukai keindahan
Ibu. dan mengagumi kecantikan.
Gambar 5. Scene tentang seorang ayah dan anak yang menyaksikan ibu mencuci.

setara ketika diperlihatkan bagaimana kenyamanan Dari berbagai hal yang diperlihatkan dalam
yang didapatkan oleh seorang ayah atau laki-laki iklan Attack Easy ini, terdapat simbol-simbol yang
di pagi, dengan duduk bersantai di teras rumah dominan muncul sangat kental di dalam iklan ini,
sambil membaca koran dan meminum kopi, se- mengenai perempuan dan kehidupanya di rumah
dangkan seorang ibu atau perempuan digambar- tangga, yaitu : (a) Rumah beserta isinya menjadi
kan berturut-turut melakukan pekerjaan rumah dari sebuah tanggung jawab bagi seorang ibu rumah
pekerjaan yang berat hingga yang ringan. tangga. Rumah memiliki bagian ruang tamu, kamar,

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


Rahmawati/Tripambudi/Lestari, Bias Gender dalam Iklan Attack Easy di Televisi 229

ruang makan, dapur, dan lain sebagainya. Di dalam (b) Dominasi laki-laki atas perempuan yang di-
iklan ini, dapur, ruang makan, dan ruang keluarga dukung oleh budaya patriarki. Perempuan harus
menjadi sebuah simbol yang sangat erat hubungan- menurut pada laki-laki. Perempuan sebagai se-
nya dengan ibu atau perempuan. Hal ini menunjuk- orang istri memiliki tugas yaitu mengurusi urusan
kan sebuah tempat atau ruang lingkup pekerjaan dapur, mencuci, menyiapkan pakaian, dan berdan-
seorang perempuan di dalam rumah. Ibu adalah dan untuk suaminya. Namun dominasi nilai-nilai
seorang perempuan yang memiliki tanggung jawab partiarki juga didukung dan dilakukan oleh perem-
untuk urusan tersebut; (b) Pekerjaan menyiapkan puan, yang dilakukan secara represif yang halus.
minuman dan makanan, menyapu, mencuci, Akibatnya, perempuan memiliki beban dan tang-
menjemur, adalah berbagai macam kegiatan yang gung jawab yang besar di dalam rumah tangga;
menjadi simbol pekerjaan bagi kaum perempuan. (c) Dominasi nilai-nilai atas perempuan ini terjadi
Pekerjaan tersebut masih berkaitan erat dengan pembagian tugas tak seimbang yang memuncul-
ruang lingkup rumah, terutama dapur; (c) Simbol kan adanya peran ganda. Istri memiliki tugas yang
kecantikan perempuan adalah hal berharga yang lebih berat daripada suami. Istri memiliki serentet-
dapat memikat kaum lelaki. Hal tersebut menjadi an tugas di dalam rumah yang harus dikerjakannya.
sebuah tuntutan bagi kaum perempuan untuk tetap Ia memiliki tanggung jawab yang besar. Tugas-
terlihat cantik. Promosi dari perusahaan KAO ini tugas tersebut tak melihat berat atau ringannya,
ingin mengangkat suatu tema bahwa meskipun karena semua hal tersebut dilakukan oleh kaum
sedang melakukan pekerjaan berat, yaitu mencuci perempuan. Pekerjaan berat yang seharusnya
dengan tangan, namun Ibu masih dapat terlihat dilakukan oleh pihak laki-laki, ditunjukkan dila-
cantik sehingga memikat suami, karena produk kukan oleh perempuan. Hal tersebut ingin menun-
deterjen Attack Easy memiliki kekuatan sepuluh jukkan adanya sebuah gebrakan gender, kesetaaan
tangan, yang meringankan pekerjaan mencuci. gende, bahwa perempuan pun dapat melakukan-
Simbol-simbol tersebut adalah suatu hal nya, namun pada akhirnya akan terjadi pula adanya
yang dominan muncul dalam iklan, selanjutnya beban ganda, karena dalam iklan ini ditunjukkan
dapat dimakna lebih dalam kembali bahwa bahwa laki-laki tidak membantu dalam mengurusi
kandungan makna dalam iklan Attack Easy versi urusan dalam rumah.
“Ibuku Cantik saat Mencuci”, dapat disam- Setereotip yang dimaksud adalah citra baku
paikan mitos, yaitu tentang subordinasi atau me- tentang individu atau kelompok yang tidak sesuai
nomerduakan perempuan di bawah laki-laki, dengan kenyataan empiris yang ada. Pelabelan
stereotipe dan beban ganda yang harus dipikul oleh negatif secara umum selalu melahirkan ketidak-
seorang ibu di dalam rumah tangga, terjadi adanya adilan. Salah satu stereotip yang berkem-bang
dominasi laki-laki atas perempuan yang me- berdasarkan pengertian gender, yakni terjadi ter-
nimbulkan adanya ketidakadilan gender, dimana hadap salah satu jenis kelamin perempuan. Hal ini
diakibatkan oleh bentuk dominasi sistem patriarki. mengakibatkan terjadinya diskriminasi dan ber-
Kandungan makna dalam iklan Attack bagai ketidakadilan yang merugikan kaum perem-
Easy yaitu : (a) Dominasi laki-laki atas perempuan puan.
dalam rumah tangga, laki-laki memiliki hak untuk Iklan Attack ini memperlihatkan bahwa
mendapatkan keistimewaan bak seorang raja, perempuan atau seorang istri adalah seorang ibu
sedangkan perempuan memiliki tugas melayaninya. rumah tangga. Hal tersebut sama dengan citra pi-
Dominasi laki-laki atas perempuan dalam hal lar, pinggan dan peraduan, seperti yang disebutkan
pembagian kerja, yakni pembagian pekerjaan saat oleh Thamrin Amal Tamagola. Perempuan di-
dirumah yang dibagi secara tidak seimbang, gambarkan sebagai seorang yang memiliki kewa-
menempatkan suami berada di atas istri. Hal ini jiban dalam mengurus rumah tangganya, menjadi
ditunjukkan dalam kegiatan santai yang dilakukan pilar utama dalam rumah tangga. Dalam hal ini,
suami dengan meminum minuman panas sambil perempuan memiliki tanggung jawab terhadap
membaca koran di teras rumah, sedangnya istrinya keindahan fisik rumah yaitu kebersihan rumah,
sedang mencuci pakaian. Suami tersebut bersan- kenyamanan rumah, pengelolaan sumber daya
tai sambil melihat istrinya yang sedang bekerja; rumah dan anak-anak. Perempuan setinggi apapun

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


230 Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 8, Nomor 3, September - Desember 2010, halaman 221 - 232

pendidikannya, pasti akan masuk dapur juga, me- terdomestikasi, yakni sebagai subyek gender yang
nyiapkan makanan dan minuman untuk suami dan mempunyai tanggung jawab serta peranan besar
anaknya sebagai peran pinggan bagi dirinya. Se- dalam pengelolaan rumah tangga. Jika hal ini
dangkan peran peraduan, menjadi seorang yang dihadapkan pada konsep gender secara univer-
cantik dan memikat adalah sebuah tuntutan bagi sal, memang terdapat ketimpangan peran, di mana
dirinya, karena perempuan dalam iklan ini menjadi perempuan lebih dipercaya dalam kepengurusan
objek bagi laki-laki, kecantikanlah yang membuat rumah tangga, sedangkan laki-laki tidak terlalu
dirinya terlihat di mata suaminya. dituntut untuk ikut mengurusi peran domestik ini.
Kandungan makna yang juga kuat di dalam Meskipun terdapat penanaman ideologi yang
iklan ini yaitu beban ganda yang harus dilakukan dimaksudkan mengangkat citra perempuan seperti
oleh salah satu jenis kelamin tertentu (perempuan) halnya ideologi atau pandangan bahwa perempuan
secara berlebihan, karena dalam suatu rumah yang mulia dan berbudi luhur secara kultural adalah
tangga pada umumnya beberapa jenis kegiatan perempuan yang berfungsi sebagai istri dan ibu
dilakukan laki-laki, dan beberapa dilakukan oleh rumah tangga, pada satu sisi dimaksudkan untuk
perempuan. Hal ini dicontohkan dengan peker- menyatakan bahwa pengelolaan rumah tangga
jaan-pekerjaan berat yang dilakukan oleh seorang merupakan peran yang mulia serta ideal jika
ibu di dalam rumahnya, dari awal hingga akhir difungsikan oleh perempuan, tetapi di sisi lain
iklan, sedangkan sang suami hanya diperlihatkan perempuan dapat dikatakan mengalami pengucilan
sedang bersantai sambil melihat dirinya bekerja (exclusion) dari wilayah publik, sedangkan laki
keras mengurus urusan rumah tangga. laki meskipun tidak terlalu mengurusi persoalan
Budaya patriarki menjadikan salah satu domestik masih disebut sebagai kepala rumah
jenis kelamin yaitu perempuan harus patuh pada tangga. (http://puslit.petra.ac.id/journals/de-
peraturan yang berlaku dalam budaya tersebut. sign/, diakses pada 2 Desember 2010).
Laki-laki dianggap memiliki kekuatan lebih di- Dari permasalahan ketidakadilan gender
bandingkan perempuan. Di semua lini kehidupan, dalam rumah tangga dari keseluruhan iklan Attack
masyarakat memandang perempuan sebagai Easy versi “Ibuku Cantik saat Mencuci”, semua
seorang yang lemah dan tidak berdaya. Dominasi ketidakadilan gender terjadi terlalu “abu abu” atau
laki-laki atas perempuan di dalam iklan ini yang “hitam putih”. Semua permasalahan dilakukan
didukung oleh budaya patriarki, memperlihatkan secara sepihak oleh laki-laki atau suami yang tidak
bahwa perempuan harus menurut pada laki-laki, turut membantu istrinya atau perempuan dalam
tugas seorang perempuan adalah mengurusi urusan mengurusi urusan rumah, dengan suatu alasan
dapur, mencuci, menyiapkan pakaian, dan ber- bahwa pada saat itu suami sedang bersantai di te-
dandan untuk suaminya. Dominasi nilai patriarki ras dengan secangkir minuman panas sambil mem-
juga didukung oleh sebagian perempuan. Nilai-nilai baca koran. Sangat jarang ditemui laki-laki melaku-
ini dilakukan dengan cara represif yang halus. Hal kan hampir semua pekerjaan rumah dalam ruang
ini dicontohkan dengan ekspresi wajah Ibu yang lingkup dapur, ruang makan, dan kebersihan ru-
cerah dan ceria saat melakukan tugasnya sebagai mah. Bahkan perempuan atau istri juga mendu-
Ibu rumah tangga dalam menerima tugasnya se- kung dari tindakan tersebut, dengan tetap mela-
bagai pencuci pakaian, dan pada saat itu juga diri- kukan pekerjaan yang seharusnya bisa ia bagi de-
nya mengetahui bahwa suaminya sedang bersantai ngan suaminya, karena pekerjaan tersebut tergo-
di teras sambil menikmati minuman panas. long berat jika dilakukan oleh kaum perempuan.
Secara general perempuan memang masih Perempuan tetap ingin menampilkan dirinya yang
belum bisa dipisahkan dari wilayah domestik, dan kuat, sanggup melakukan pekerjaan berat, namun
bagi sebagian orang posisi ini masih dianggap dalam iklan ini, perempuan masih terlihat seper-
sebagai peran yang belum dapat digantikan oleh ti sebuah bahan ejekan, karena setiap pekerja-
jenis kelamin lain. Sehingga perempuan dalam hal an berat yang ia lakukan memiliki hasil sebagai
ini mengalami marginalisasi dari arena yang lebih bahan komedi saja. Perempuan tersanjung dan
luas yakni wilayah publik. Perempuan cenderung bangga ketika dirinya diperhatikan oleh laki-laki

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


Rahmawati/Tripambudi/Lestari, Bias Gender dalam Iklan Attack Easy di Televisi 231

atas hasil kecantikan fisik dirinya. Perempuan, semaunya mengeksploitasi dan mendefinisikan
dalam hal ini adalah seorang ibu rumah tangga gagasan tentang konstruksi sosial, di mana di
digambarkan sebagai sosok kaum perempuan dalamnya termuat ketidakadilan gender ? Hal ini
sebagai pelengkap (konco wingking) bagi kaum akan berpulang pada desainer dalam menangkap
laki-laki. fenomena atau kode-kode sosial untuk ditrans-
formasikan ke dalam proses berpikir kreatif yang
Simpulan digunakan sebagai mainstream ketika mereka
mulai memposisikan gagasan tentang feminitas dan
Telah disebutkan bahwa kode-kode sosial maskulinitas. Dalam konsep berfikir kreatif, dis-
yang dijadikan referensi dimensi budaya memang kursus tentang gender ini memang terasa ikut
cenderung dipakai sebagai realitas sosial repre- mempengaruhi kreatifitas dalam berkarya. Ketika
sentasi iklan. Adanya gambaran yang menyiratkan mereka memandang sentuhan estetika dengan
ideologi pengiburumahtanggaan (housewifiza- menempatkan perempuan sebagai obyek dan
tion) pada beberapa representasi iklan semata- subjek gender, hal ini akan masuk dalam rambu-
mata dijadikan referensi penciptaan citra ideali- rambu sosial yang di dalamnya banyak sekali sis-
sasi hubungan sosial. Secara general perempuan tem nilai yang ikut mempengaruhi. Banyak inter-
memang masih belum bisa dipisahkan dari wilayah pretasi yang mengesankan subordinasi dan do-
domestik, dan bagi sebagian orang posisi ini masih mestikasi dalam menyikapi beberapa representasi
dianggap sebagai peran yang belum dapat iklan televisi pada sisi normatif memang merujuk
digantikan oleh jenis kelamin lain. Perempuan pada pemahaman ketidakadilan gender. Hendak-
dalam hal ini mengalami marginalisasi dari arena nya tanggung jawab terhadap citra-citra tersebut
yang lebih luas yakni wilayah publik. Perempuan tidak dapat hanya dibebankan langsung pada
cenderung terdomestikasi, yakni sebagai subyek desainer atau malah menjadikan keterbatasan da-
gender yang mempunyai tanggung jawab serta lam mengekspresikan estetika dalam berkesenian.
peranan besar dalam pengelolaan rumah tangga. Hal ini adalah tanggung jawab masyarakat bersama
Jika hal ini dihadapkan pada konsep gender secara sebagai suatu komunitas budaya.
universal, memang terdapat ketimpangan peran,
di mana perempuan lebih dipercaya dalam ke- Ucapan Terimakasih
pengurusan rumah tangga, sedangkan laki-laki
tidak terlalu dituntut untuk ikut mengurusi peran Penulis mengucapkan terimakasih kepada
domestik ini. Terdapat penanaman ideologi yang para pihak yang telah membantu proses penelitian
dimaksudkan mengangkat citra perempuan seperti sampai terpublikasikannya hasil penelitian ini.
halnya ideologi atau pandangan bahwa perempuan Kepada ketua Prodi dan segenap dosen di Prodi
yang mulia dan berbudi luhur secara kultural adalah Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
perempuan yang berfungsi sebagai istri dan ibu Politik UPN”Veteran” Yogyakarta, kami ucapkan
rumah tangga, pada satu sisi dimaksudkan untuk banyak terimakasih.
menyatakan bahwa pengelolaan rumah tangga
merupakan peran yang mulia serta ideal jika difung- Daftar Pustaka
sikan oleh perempuan, tetapi di sisi lain perempuan
dapat dikatakan mengalami pengucilan (exclusion) Anne, Anastasi, 1989, Bidang-Bidang Psikologi
dari wilayah publik, sedangkan laki-laki meskipun Terapan, Rajawali Pers, Jakarta.
tidak terlalu mengurusi persoalan domestik masih Barker, Chris, 2000, Cultural Studies : Theory
disebut sebagai kepala rumah tangga. and Practic, Sage Publications, London.
Representasi iklan mungkin dapat di- Fakih, Mansour, 2001, Analisa Gender dan
katakan sebagai perpanjangan dari sistem ka- Transformasi Gender, Pustaka Pelajar,
pitalisme yang memang terasa menguntungkan bagi Yogyakarta
biro-biro periklanan, production house dan Griffin, Em, 2006, A First Look At Communi-
broadcasting house. Akan tetapi apakah dengan cation Theory, Mc. Graw Hill Book Com-
kekuatan ekonomi dari pemilik perusahaan dapat pany, Boston.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


232 Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 8, Nomor 3, September - Desember 2010, halaman 221 - 232

Purwasito, Andrik, 2003, Message Studies : Suasana, Arief Agung, 2001, Hubungan Gender
Pesan Penggerak Kebudayaan, Ndalem dalam Representasi Iklan Televisi,
Purwohadiningratan Press, Surakarta. NIRMANA Vol. 3, No. 1, Januari 2001,
Sobur, Alex, 2003, Semiotika Komunikasi, Jurusan Desain Komunikasi Visual,
PT. Remaja Rosdakarya, Bandung. Fakultas Seni dan Desain Universitas
West, Richard & Lynn H.Turner, 2008, Pengan- Kristen Petra, Surabaya.
tar Teori Komunikasi Analisis dan Apli-
kasi, buku 2, Terjemahan, Editor Nina Internet
Setyaningsih, Penerbit Salemba Humanika,
Jakarta. http://atwarbajari.wordpress.com/2008/04/17/
wanita-dan-iklan-tv-ketidakadilan-gen-
Jurnal der/ diakses 3 Desember 2010.
http://www.PTKAO.com diakses 5 Desember
Dewi, Machya Astuti, 2009, Media Massa dan 2010.
Penyebaran Isu Perempuan, Jurnal Ilmu http://puslit.petra.ac.id/journals/design/,
Komunikasi Terakreditasi B, Volume 7 diakses pada 2 Desember 2010).
Nomor 3, Tahun 2009, Jurusan Ilmu
Komunikasi FISIP UPN”Vet eran”
Yogyakarta.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

Anda mungkin juga menyukai