Anda di halaman 1dari 20

11

KOMUNIKASI POLITIK MEDIA SURAT KABAR DALAM STUDI PESAN


REALITAS POLITIK PADA MEDIA CETAK RIAU POS DAN Tribun
PEKANBARU

Hefri Yodiansyah
Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Yayasan Pendidikan Persada Bunda Pekanbaru

ABSTRAK

Pada era demokrasi, kebebasan informasi masih dalam tataran pemikiran, niat, kekuatan, dan
pemodalan media massa. Politik berdampak terhadap tuntutan demokratisasi bernegara yang
”good ideas” melalui pemilihan umum yang berkeadilan, dan kesadaran pemilih akan situasi dan
kondisi masyarakatnya. Penelitian ini membahas tentang iklim komunikasi politik dan pemilihan
umum kepala negara. Untuk menganalisis data, peneliti menggunakan perangkat analisis framing
berdasarkan model Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosciki yang pernah dikemukakan oleh
Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosciki yang terdiri dari 4 (empat) elemen makna dalam memaknai
ideologi, yaitu struktur sintaksis, skrip, struktur tematik, dan retoris. Dengan analisis framing tidak
hanya terbatas pada kerangka teori dalam mewacanakan bahasa politik dalam teks berita media
massa. Akan tetapi, sekaligus dapat sebagai metode analisis untuk studi media massa (media studies).
Temuan penelitian mencakup dinamika komunikasi politik, komunikator, pasangan kandidat, massa
pendukung, media massa, dan partisipasi pemilih dalam menggunakan hak pilihnya, dan kualitas
legitimasi politik menuju pemilihan umum berwibawa dan bermartabat. Ini merupakan faktor-faktor
penting pendukung keberhasilan pelaksanaan pemilihan umum yang berkualitas.
Kata-kata kunci: Media massa, politik, framing, analisis kritis, komunikasi politik

POLITICAL COMMUNICATION IN THE STUDY OF MEDIA NEWSPAPERS


POLITICAL REALITY MESSAGES
ABSTRACT

Freedom of information as an effort in the thoughts, intentions, strengths, and the capitalization
of the media over democratic demands. Politic impacted to demands of democratization state that
“good ideas” through fair elections and generate political candidates and voters who know the
situation and condition of the society. This study of the climate of political communication and
election head of state aims to provide a formulation of the topic of political discourse in order to
contribute information needed in the general election. The findings of the study include the dynamics
of political communication, communicators; a couple of candidates, supporters, the media, and
voter participation in using their voting rights, and the quality of political legitimacy to the electoral
authority and dignity. This is the important factors supporting the successful implementation of
quality elections. This study uses a qualitative methodology that places the emphasis on tracking
and triangulation of data sources related to the presidential and vice presidential elections.
Keywords: Mass media, politics, framing, criticalanalysis, political communication

Korespondensi: Hefri Yodiansyah, S.Sos, M.I.Kom. Yayasan Pendidikan Persada Bunda Sekolah Tinggi
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Program Studi Ilmu Komunikasi, Jln. Diponegoro No. 42, Riau, Pekanbaru
28116.
Email: hefri.yordiansyah@gmail.com
12 Jurnal Kajian Komunikasi, Volume 5, No. 1, Juni 2017 hlm 11–30

PENDAHULUAN Yusuf Kalla dengan terbukanya ruang informasi


publik pada saat itu. Dengan adanya jaminan
Peristiwa pemilihan presiden dan wakil sistem demokrasi yang demikian itulah, maka
presiden merupakan salah satu pesta demokrasi kesejahteraan dan keadilan dapat diwujudkan
yang ada di Indonesia. Banyak media massa dengan sebaik-baiknya. Di samping hal tersebut,
khususnya media cetak yang menyorot peristiwa dengan kebebasan pers yang diselenggarakan
itu sebagai pemberitan headline di surat kabar oleh media massa secara berkala dan juga
mereka. Sikap media tersebut merupakan ara untuk memberi kesempatan kepada rakyat, baik
pandangan media dalam memberi ruang sistem mereka yang mengkonsumsi beraneka ragam
demokrasi yang lebih berkualitas. Kerangka informasi untuk turut menentukan jalannya
atau jalan pemikiran media cetak acapkali proses kebijakan kenegaraan dan pemerintah
melihat sisi tertentu aspek kelompoknya pada saat itu.
dibandingkan dengan ciri unik pada diri Media massa secara aktif melaporkan
seseorang yang hendak dilaporkan. Bergulirnya liputan politiknya memberi dampak yang amat
dinamika politik yang makin bertambah luas signifikan memberi perkembangan pendidikan
dan komplek menghubungkan antara peristiwa politik di masa depan. Semasa pemilihan
dengan peristiwa lainnya, antara seseorang presiden dan wakil presiden 2009 yang lalu
dengan orang lain. ditandai dengan kebebasan berdemokrasi di
Dengan pesatnya perkembangan media itu Indonesia, dinamika politik itu mengalami
tidak dapat dipungkiri lagi bahwa surat kabar itu perkembangan pers yang begitu signifikan.
telah tumbuh dengan terbitnya lagi surat kabar Keterbukaan ruang kritik itu ditandai dengan
diantaranya haluan riau, metro riau, media riau, wujud nyata dari perkembangan dinamika politik
pekanbaru pos, pekanbaru MX dan sebagainya. yang ada di Indonesia terhadap kebijakan politik
Semua itu tidak terlepas dari peran dan fungsi pada saat itu. Pemikiran itu dapat distereotipkan
pers dengan memproduksi suatu informasi atau dikategorikan dalam sebuah alur cerita
kepada khalayaknya. Produk jurnalis itu tampil dalam pemberitaan politiknya. Dapat dilihat
dalam bentuk karya tulis yang beraneka ragam, dengan menyusun, mengungkap, mengisahkan,
maupun versi dari realitas yang sama dengan maupun menekankan kepada realitas politik
pengkonstruksiannya. Kemampuan media yang luas dan kompleks. Mudah ditafsirkan
mengkontruksi realitas dengan menonjolkan oleh semua pihak dengan skema atau pemikiran
sisi-sisi atau aspek tertentu di dalam karya dalam diri jurnalis atas suatu permasalahan atas
tulis jurnalis yang dikemas untuk dikomsumsi suatu realitas membentuk gagasan, pendapat
khalayak pembaca. Riau Pos dan Tribun ataupun ide-ide dalam menggunakan simbol,
Pekanbaru merupakan surat kabar terbesar yang perangkat kode-kode, maupun lambang dalam
telah terbit memberi sumbangsih realitas atas kemasan berita politiknya (Eriyanto, 2001: vii-
peristiwa politik yang akan disajikannya. xiv; dan 2002: 85-89). Rangkaian berita politik
Dinamika politik tersebut terus bergulir itu dikemas melalui pemikiran jurnalis dalam
hingga berbagai persoalan yang berkaitan bentuk skema berita tertentu. Mengandung
dengan para pelaku politik di Indonesia. Para daya tarik dan ide-ide penulisan berita atas
Pelaku politik tersebut antara lain selaku dasar fakta-fakta dalam arti “reality”. Bahkan
pimpinan negara dari masa ke masa, seperti dapat jadi produk itu merupakan hasil interaksi
Megawati (Mega) – Prabowo Subianto, Susilo simbolik antara jurnalis dengan reality fakta
Bambang Yudhoyono (SBY) – Boediono, dan yang telah diperoleh dilapangan.
M. Yusuf Kalla – Wiranto pada masa Pemilihan Realitas sosial itu dipahami, dimaknai,
Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2009 yang dengan merekonstruksi makna atas fakta melalui
silam. Berkaitan dengan para pelaku kandidat bentuk bingkai beritanya. Realitas sosial tersebut
politik tersebut, publik kerap memperoleh bukan hanya dipahami sebagai bagian teknis
informasi secara luas dan terbuka seiring dengan penulisan jurnalistik, melainkan menandakan
besarnya rasa keingintahuan publik terhadap bagaimana peristiwa dimaknai dan ditampilkan.
berbagai macam informasi politik dalam negeri Inilah sesungguhnya sebuah realitas politik,
yang terjadi pada masa itu. bagaimana media membangun, menyuguhkan,
Pada masa pemerintahan Presiden Susilo mempertahankan, dan mereproduksi, suatu
Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden M. peristiwa kepada publik (Eriyanto, 2002: vi).
KOMUNIKASI POLITIK MEDIA SURAT KABAR DALAM STUDI PESAN REALITAS POLITIK PADA MEDIA
13
CETAK RIAU POS DAN TRIBUN PEKANBARU

Dalam proses penulisan berita komunikasi namun secara terus-menerus mempunyai aksi
politik secara penulisan berita dapat ditentukan kembali terhadap penghasilannya. Sebaliknya
dengan menentukan struktur organisasinya manusia adalah hasil dari produk masyarakat
oleh media massa. Dengan langkah pertama, mengandung ideology tertentu. Seseorang baru
proses pembuatan itu darimana berita politik menjadi seorang berpribadian yang berindentitas
direkonstruksi mulai dari media menuliskan sejauh ia tetap tinggal di dalam masyarakat atau
fakta dan diterbitkan. Lalu yang menjadi lingkungannya (dalam Eriyanto, 2002: 13-14).
pertanyaan “cerita berita politik itu bertutur Proses produk dialektis melalui bahasa
tentang apa?” menjadi langkah kedua, dalam politik (politics language) ada dua definisi
menjelaskan beberapa tema sentral dalam menurut Barelson dan Stainer (1964)
simbol dalam proses penulisan berita, perangkat yakni communicationis the transmission of
dengan analisis data, maupun lambang bahasa information, ideas, emotions, skill, etc. by
yang digunakan dalam berita politik. the use of symbols, pictures, grapds, etc.
Kemampuan seorang jurnalis dalam sementara Gerbner (1964) mendefinisikan
menggambarkan realitas politik lengkap communication is social interaction through
dengan aspek-aspek tertentu. Menimbulkan symbols and massage system (dalam Cangara,
implikasi terhadap berbagai bidang seperti 2009: 19). Jika menyimak kandungan makna
ideologis, politik, ekonomi, budaya, hukum, (politics language) yang terdapat dalam setiap
dan seterusnya. Dengan pengalaman yang definsi komunikasi yang telah dikemukakan,
dimilikinya belum tentu dinamika politik dapat menemukan adanya sejumlah unsur-
memiliki arti penting sebagai agenda publik. unsur komunikasi yaitu; sumber, pesan, media,
Karena pengalaman dan pengetahuan publik penerima, pengaruh, tanggapan balik, dan
“melek media” terhadap suatu realitas yang lingkungan (Cangara, 2009: 20-23).
akan ditampilkan belum rata kesemua lapisan Dengan faktor-faktoritu dapat jadi asumsi
masyarakat. Liputan politik itu sesuai dengan mewacanakan realitas politik mencerminkan
perkembangan pers yang menampilkan upaya pembentukan opini publik bermakna
realitas, berkemungkinan realitas politik itu komunikasi bahasa politik yang dinamis, plural
akan ditampilkan atau tidak ditampilkan dalam secara terus menerus dalam proses komunikasi
proses produksi media massa. itu terjadi dalam anggota masyarakat secara
Untuk menganalisis data penelitian, terus menerus pula,sehingga sedikit banyak
peneliti menggunakan analisis data dengan mempengaruhi sikap dan tingkah laku pihak
perangkat analisis framing berdasarkan model yang dituju dalam hal ini adalah komunikator
milik Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosciki. politik dan media massa sebagai pengguna
Kendati sistem bahasa dan komunikasi bahasa politik (politics language).
politik yang digunakan komunikator politik Sehingga proses dialektis dalam
mempengaruhi persepsi massa pendukung menggunakan bahasa politik (politics
politik dalam memperebutkan simpati politik language) perlu pengetahuan dan pengalaman
yang dilakukan oleh media massa sebagai yang dapat dipahami sebagai proses produk
dengan menghubungkan konteks situasi dialektis, dinamis, dan plural di masyarakat
politik kenyataan pada realitas sosial yang sosial yang dapat dinikmati, sebagai kekuatan
diangkatnya dalam bentuk bahasa politik yang (power) dalam lingkungan secara berkelanjutan
bermakna ideologi tertentu. Dalam memproses countineu yang dilakukan secara bersama
produksi bahasa politik itu dapat jadi asumsi (serempak) dimanapun kapan pun.
pengkonstruksian realitas politik mencerminkan Fokus tinjauan kepustakaan ini terhubung
faktor–faktor dalam upaya pembentukan opini denganorientasi “ideology” sebagai kekuatan
publik bermakna komunikasi bahasa politik. (power) dalam lingkungan secara berkelanjutan
Pandangan Peter L. Berger dan Thomas countineu yang dilakukan secara bersama
Luckmann tentang konstruksi sosial atas realitas (serempak), dimanapun kapan pun dengan
yang diungkapnya. Beliau menggungkap sesuai yang menitikberatkan hubungan komunikasi
dengan alasan Berger adalah “manusia dan langsung atau tatap muka, dengan media massa
masyarakat adalah produk dialektis, dinamis, atau komunikasi massa mengunakan teknologi
dan plural secara terus-menerus. Masyarakat komunikasi media cetak.
tidak lain adalah produk manusia itu sendiri, Menurut Pan dan Kosicki dalam Eriyanto
14 Jurnal Kajian Komunikasi, Volume 5, No. 1, Juni 2017 hlm 11–30

(2002: 251) tidak melihat teks berita sebagai terdiri dari berbagai hal, dan berbagai elemen
suatu studi pesan politik yang hadir begitu saja masyarakat tentang ciri–ciri khas seseorang
seperti yang ada dalam analisis isi tradisional. dalam membentuk kredibilitas diri seorang
Dalam kehadiran teks berita itu disusun (communicator politic) sebagai objektifitas
berdasarkan formasi dan struktur tertentuatas pembuat kebijakan publik mengandung nilai
pandangan, ideas, gagasan, pendapat dari latent “ideology”.
komunikator politik dalam menggunakan Kemudian ditambahkan Eriyanto (2002)
bahasa politik (politics language) sebagai mengatakan pendapatnya bahwa generalisasi,
kebijakan politik yang akan diambil, namun sebagai elemen utama yang sering digunakan
bahasa politik melibatkan proses produksi dan seseorang dalam melihat, memperkirakan,
konsumsi dari suatu teks yang disajikan keranah dan mempelajari yang berhubungan dengan
komunikan (pembaca) target komunikasinya. generalisasi itu dipakai komunikator politik, dan
Senada dengan Budiardjo (2002) dalam media massa sebagai penghubung lingkungan
menggunakan bahasa politik (politics language) yang dilukiskan atas fenomena komunikasi itu
sebagai kebijakan politik mengatakan politik dengan melekatkan pada ciri–ciri yang sama.
adalah kegiatan yang dilakukan dalam suatu Ideologi merupakan sebuah pengaruh yang
Negara yang terkait dengan proses menemukan paling menyeluh dari semua pengaruh. Ideologi
tujuan dan melaksanakan tujuan dari kebijakan diartikan sebagai gagasan, ide-ide, mekanisme
umum (public policy) yang mengatur sumber simbolik yang menyediakan kekuatan kohesif
daya yang ada untuk kepentingan seluruh yang mempersatukan persepsi masyarakat
masyarakat. Dimensi politik dalam hubungan (public opinion).
antar Negara dengan masyarakat. Dalam hal Dalam upaya melihat serta mempelajari/
ini pertama, politik sebagai studi kelembagaan memahami wacana pembentukan opini publik
(institution stadies). Kedua, politik sebagai ini, sebagai permainan kata (war of words),
studi kekuasaan (power stadies), dan Ketiga, sebagai bahasa politik, juga sebagai motif
politik sebagai studi kebijakan publik (public media massa, seringkali surat kabar melakukan
policy stadies) (Cangara, 2009: 29-32). tiga objek sekaligus sebagai strategi ideologi,
Studi media massa pada umumnya, strategi komunikator politik, dan strategi
khususnya media cetak menggunakan bahasa lingkup media massanya (individu, rutinitas
politik mengenai kebijakan umum dalam media, organisasi media, ekstramedia, sampai
ilmu politik sebagai studi politik (political dengan tatanan ideologi). Rumusan tersebut
studies). Dalam proses studi itu memerlukan dalam objek penelitian ini ditunjukkan dalam
pengetahuan dan pengalaman seseorang, dalam tabel 1.
menggunakan skema teks berita mempunyai Kerangka pemikiran ini memperlihatkan
tujuan untuk mengorganisir pengetahuan, objek penelitian dengan orientasi peneliti
memancing pengalaman dan memori masa lalu sebagai berikut: Ideologis, idealis, Politik
untuk melihat dunia sekarang dan memprediksi Praktis, dan Pasar atau Lokasi Daerah distribusi
dunia masa depan. Berdasarkan peristiwa– Objek penelitian. Dengan orientasi menentukan
peristiwa yang datang silih berganti tiap hari, komunikasi politik dalam pemahaman dan
dapat menggunakan kerangka berfikir tertentu: seleksi media massa dalam memproses sistem
karena pandangan ini mirip dengan skenario bahasa yang digunakan dalam komunikasi
yang ditulis untuk meletakkan setiap kejadian politik.
dan fenomena dalam alur cerita (Eriyanto, Ibnu Hamad (2004) mengatakan bahwa
2002: 85). pertama, menggunakan simbol–simbol politik
Dalam Eriyanto (2002) juga membagi (politics language). Kedua, melaksanakan
beberapa skema teks berita itu dapat hadir strategi pengemasan pesan (Framing
sebagai klasifikasi, skema digunakan oleh Strategies). Ketiga, melakukan fungsi agenda
individu untuk membuat dunia ini tampak media (agenda setting function). Dan ketiga
bermakna mudah di mengerti untuk itu, strategi dalam pembentukan opini publik ini
dunia ini digambarkan sebagai sesuatu yang seringkali dipengaruhi oleh faktor internal
beraturan. Seiring dengan perkembangan atas dasar kepentingan media massa tersebut
psikologi manusia dalam memahami manusia berupa kebijakan redaksional mengenai suatu
itu sendiri, dengan secara sadar bahwa dunia ini kepentingan politik tertentu, kepentingan
KOMUNIKASI POLITIK MEDIA SURAT KABAR DALAM STUDI PESAN REALITAS POLITIK PADA MEDIA
15
CETAK RIAU POS DAN TRIBUN PEKANBARU

pengelola media, relasi media dengan kekuatan massa mewacanakan dalam bentuk bahasa
politik tertentu, dan faktor eksternal seperti politik, memiliki makna ideologi yang akan
sistem politik yang berlaku, permintaan pasar, diinformasi atas realitas (kenyataan) yang
dan kekuatan-kekuatan luar lainnya. Faktor diterimanya (John Fiske, 2007: 228-258; M.
inilah yang seringkali menimbulkan kemasan Edy Susilo 2000: 19-20; Eriyanto, 2002: 254;
redaksional yang berbeda-beda antara media dan Alex Sobur, 2001: 138-139).
satu dengan yang lainnya dalam menyampaikan
peristiwa politik yang sama. METODE PENELITIAN

Tabel 1 Objek Penelitian: Kandidat Politik dan Pada dasarnya, dalam mewacanakan
Surat Kabar Berdasarkan Orientasi peristiwa tertentu yang akan disajikan media
massa adalah akumulasi dari pengaruh
yang beragam, dengan level media massa
Nama dalam mempengaruhi perilaku manusia atau
Orientasi Nama Kandidat Politik
Koran pergeseran perilaku (shifting attitudes). Pamela
Ideologi 1. Megawati (Mega)- Riau Pos J. Shoemaker dan Stephen D. Reese (1996)
PrabowoSubianto
Tribun mengemukakan lima level media massa dapat
2. Susilo Bambang Pekanbaru memengaruhi pengambilan keputusan publik
Yudhoyono (SBY)- agenda setting (dalam Sobur, 2001: 138),
Boediono
yaitu: level individu, level rutinitas media, level
3. M. Yusuf Kalla- organisasi media, level ekstramedia, dan level
Wiranto
ideologi.
Idealis 1. Megawati (Mega)- Riau Pos Komunikasi politik lazim dikaitkan dengan
Prabowo Subianto
Tribun pembicaraan politik atau penyampaian pesan
2. Susilo Bambang Pekanbaru politik verbal maupun non verbal yang dapat
Yudhoyono (SBY)-
mempengaruhi rakyat maupun pemerintah
Boediono
dalam suatu sistem politik. Atau secara
3. M. Yusuf Kalla- sederhana dapat disebutkan bahwa komunikasi
Wiranto
politik adalah penyampaian pesan yang
Politik 1. Megawati (Mega)- Riau Pos bermuatan politik dari suatu sumber kepada
Praktis Prabowo Subianto
Tribun penerima untuk menciptakan pemahaman
2. Susilo Bambang Pekanbaru makna bersama (Eko Harry Susanto, 2013).
Yudhoyono (SBY)-
Boediono
Mengingat komunikasi melekat pada setiap
orang sebagaimana, menurut Bower dan
3. M. Yusuf Kalla- Bradac, (1982: 3), “manusia adalah mahluk
Wiranto
yang tidak bisa tidak berkomunikasi”, maka
Pasar atau 1. Megawati (Mega)- Riau Pos
Lokasi
setiap tingkah laku manusia, termasuk pada saat
Prabowo Subianto
Daerah
Tribun diam, dan tidak merespon pesan politik dari
2. Susilo Bambang Pekanbaru suatu sumber, tetap saja menimbulkan makna
Yudhoyono (SBY)-
Boediono
yang berhubungan dengan nuansa politik
(dalam Susanto, 2013).
3. M. Yusuf Kalla- Penelitian ini menggunakan metode
Wiranto
penelitian kualitatif dengan kajian secara
Sumber: Diolah dari Penelitian Berdasarkan deskripsi atau analisis terhadap fenomena
Orientasi Objek Penelitian Pada Harian Riau Pos komunikasi yang tidak tergantung pada
dan Tribun Pekanbaru pengukuran variabel, akan tetapi penelitan
memusatkan pada penganalisaanpada makna
ideology yang akan disampaikan atau tidak,
Komunikasi politik inilah yang seringkali kecenderungan analisis dalam upaya atau
menimbulkan kemasan redaksional bahasa usaha untuk faktor-faktor yang mempengaruhi
politik yang yang dipakai berbeda–beda, “ideology” dengan menginterpretasikan
media massa satu dengan yang lainnya dalam data menguatkan penelitian yang ada, serta
menyampaikan bahasa politik itu.Ketika media menganalisis objek yang akan diteliti dengan
16 Jurnal Kajian Komunikasi, Volume 5, No. 1, Juni 2017 hlm 11–30

merujuk pada kajian-kajian riset yang


menghasilkan data kualitatif (Fiske, 2007: 280). PERANGKAT FRAMING
Peneliti memfokuskan analisis dengan
konteks yang akan diteliti, yaitu memusatkan STRUKTUR PERANGKAT UNIT YANG
pada konteks bagaimana wartawan menyusun, FRAMING DIAMATI

mengungkap, mengisahkan, dan menekankan Headline, lead,


Sintaksis 1. Skema Berita
dalam mengkontruksi suatu realitas atas latar informasi,
kutipan sumber,
peristiwa tertentu yang berkembang Cara wartawan
Pernyataan,
Menyusun Fakta
dimasyarakat, tanpa mengkajinya dengan Penutup
bantuan matematika atau statistik dengan kata Skrip 2. Kelengkapan 5W+1H
istilah lainnya sejauhmana (Fiske, 20007: 280). Cara Wartawan
Berita

Peneliti juga akan menunjukan makna strategi Mengungkap Fakta

mewacanakan itu untuk menyakinkan khalayak Tematik 3. Detail Paragraf,


pembaca bahwa berita yang dituliskan adalah proposisi,
Cara Wartawan 4. Koherensi kalimat,
benar. mengisahkan hubungan
Pada subjek ini peneliti mengambil Fakta 5. Bentuk kalimat
antarkalimat

beberapa wartawan tetap yang rutin mengelola 6. Kata Ganti


media massa dengan wawancara mendalam
Retoris
(depht interview) wartawan media massa sesuai 7. Leksikon Kata, idiom,
gambar/foto
dengan tujuan penelitian ini. Sedangkan yang Cara Wartawan 8. Grafis garfik
menekankan Fakta
menjadi objek di dalam penelitian ini adalah 9. Metafora
pemberitaan (teks naskah) politik Susilo
Bambang Yudhoyono (SBY), Megawati (Mega), Gambar 1 Perangkat Framing
dan M. Yusuf Kalla yang pernah dimuat di Riau
Pos dan harian Tribun Pekanbaru. Mulai proses
Pendekatan model analisis Zhongdang
menyusun, mengungkap, mengisahkan, dan
Pan dan Gerald M. Kosicki dapat digunakan
menekankan persitiwa mencerminkan suatu
dalam menganalisis teks naskah politik dalam
realitas atas persoalan isu politik motif, citra,
berita media massa, secara sistematis sebagai
opini publik, dan sebagainya dalam teks naskah
berikut:“pertama, teks naskah berita terdiri dari
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Megawati
berbagai simbol atau seperangkat kode yang
(Mega), dan M. Yusuf Kalla. Yang sebelumnya
membutuhkan interpretasi sesuai dengan tujuan
terbit melalui ”Riau Pos dan Tribun Pekanbaru”
penelitian. Makna karenanya, tidak dimaknai
dan dijadikan wacana headline yang telah
sebagai sesuatu yang dapat diidentifikasi
terbit dalam wujud teks naskah berita politik
dengan menggunakan ukuran yang objektif,
pemilihan presiden dan wakil presiden dalam
yang akan dikonstruksi dalam memori khalayak
pemilihan umum. Dari pilihan teks naskah
atau peneliti. Kedua, teks naskah media massa
berita itu peneliti mengambil beberapa edisi
ini dilihat sebagai teks yang dibentuk lewat
mulai edisi tanggal 25 Mei sampai 9 Juli 2009
struktur dan formasi tertentu oleh pandangan
sebanyak 10 (sepuluh) edisi berita pemilihan
tertentu, melibatkan proses produksi dan
presiden dan wakil presiden pada masing-
konsumsi dari suatu teks naskah berita politik.
masing surat kabar yang telah terbit.
Ketiga, Bagaimana teks naskah berita media
Kecenderungan wartawan memahami
massa menyimpan kode–kode yang dapat
peristiwa diamati dari keempat elemen struktur
ditafsirkan dengan jalan tertentu oleh peneliti.
makna media massa. Ketika menuliskan
Ini mengandaikan tidak ada ukuran yang valid,
berita dan menekankan makna atas peristiwa
karena tergantung pada bagaimana seseorang
tertentu, wartawan akan memaknai strategi
menafsirkan studi pesan teks naskah tersebut”
mewacanakan untuk menyakinkan khalayak
(dalam Eriyanto, 2002: 251-252).
pembaca bahwa berita yang dituliskan adalah
benar. Pendekatan studi pesan politik ini dapat
digambarkan dalam bentuk skema perangkat HASIL DAN PEMBAHASAN
framing kemudian diambil implikasi dalam
tujuan penelitian ini (Eriyanto, 2002: 256). Surat kabar Riau Pos merupakan surat kabar
tertua yang terbit di Riau. Riau Pos berdiri pada
KOMUNIKASI POLITIK MEDIA SURAT KABAR DALAM STUDI PESAN REALITAS POLITIK PADA MEDIA
17
CETAK RIAU POS DAN TRIBUN PEKANBARU

18 Januari 1991 di Pekanbaru, dan sebenarnya harian Riau Pos, sekaligus penanggung jawab
pada tahun 1989 Riau Pos telah hadir, namun keuangan. Dengan frekuensi penerbitan dengan
dalam bentuk mingguan diterbitkan oleh SIUP hanya mengizinkan terbit sebanyak 4
yayasan Riau Makmur yang berafiliasi pada (empat) kali seminggu dalam bentuk harian
Pemerintah Provinsi Riau. Koran (Sumber: wawancara dengan staf
Pada tahun 1987, surat kabar Riau Pos redaksi).
pada awalnya merupakan surat kabar mingguan Surat kabar Riau Pos pada awalnya berfungsi
dengan nama Warta Karya. Sebuah informasi mempublikasikan berita pembangunan kepada
yang merupakan media informasi berfungsi khalayak ramai di Riau. Seiring dengan
sebagai surat kabar yang representative bagai pesatnya pembangunan, maka perlu adanya
para insane pers untuk sebuah media lokal yang media informasi yang dapat dihandalkan untuk
ada di Riau. Pada waktu pemerintahan Imam merekam dan menyebarluaskan informasi
Munandar selaku gubernur Riau pada masa itu pembangunan secara efektif sekaligus berfungsi
memberikan izin pendirian Yayasan Penerbitan untuk kontrol sosial, baik antara Pemerintah
dan Percetakan dengan nama Riau Makmur. dengan masyarakat, ataupun masyarakat dengan
Kemudian pada tanggal 28 Desember masyarakat yang lain. Maka pengelolaan surat
1988, Yayasan Riau Makmur mmperoleh Surat kabar Riau Pos mingguan Riau Pos yang
Izin Usaha Penerbitan (SIUP) pada tahun profesionali sangat mendesak untuk segera
1989 untuk menerbitkan surat kabar mingguan diwujudkan di Provinsi Riau. Sementara saat
dengan nama Riau Pos. Nama Riau Pos itu Provinsi Riau hanya mengimpor surat kabar
berasal dari nama Koran yang pernah terbit di terbitan ibukota atau daerah lainnya. Hadirnya
Pekanbaru sekitar tahun 1959-1961, serta atas surat kabar Riau Pos disambut oleh masyarakat
seizing seorang pejuang 1945, yaitu Letkol TNI Riau yang sudah lama menginginkan sumber
(pur.) Hasan Basri selaku pemilih Koran yang informasi tentang perkembangan daerah sendiri.
bernama Riau Pos terebut. Pada tahap perkembangannya, Riau Pos
Kemudian pada tanggal 23 Juli 1990 di terus meningkatkan sirkulasinya di setiap
Pekanbaru, PT. Jawa Pos memberi kuasa pada daerah yang ada di Riau dengan menerapkan
Indra Slamet Santoso dan Ridar K. Liamsi dan penerbitan Sistem Cetak Jarak Jauh (SCJJ)
dari penerbit pada saat itu adalah Yayasan Riau yang terletak di Tanjung Pinang dalam bentuk
Makmur memberi kuasa kepada Zuhdi, SH, H. halaman Koran.Pada tahun keenam dan ketujuh
Abdul Kadir MZ, dan Asparaini Rasyad dengan Riau Pos telah terbit dengan tampilan halaman
melakukan perundingan saham. Perundingan muka full color setiap harinya dapat menembus
saham tersebut tercetusnya secara bersama angka hingga 25.000 eksemplar. Tahun
mengenai perbandingan komposisi saham PT. kedelapan tepatnya pada tahun 1998 Riau Pos
Riau Pos yang akan didirikan, yaitu yayasan mencetak kembali sebanyak 50.000 eksemplar
Riau Makmur 65%, dan PT. Jawa Pos 35%. korannya. Dari setiap eksemplar surat kabar
Dalam perundingan menyepakati beberapa yang telah diterbitkan bertahan selama 10
posisi jabatan strategis untuk PT. Jawa Pos tahun dengan jumlah 35.000 eksemplar setiap
mengisi jabatan yang ada di Riau Pos, yaitu bulannya (wawancara Staf Pemasaran).
Komisaris Utama dipegang oleh Eric Samola, Pesatnya perkembangan Riau Pos dari
Komisaris dipegang oleh Trianto, Direktur tahun ke tahun membawa Riau Pos Group
Utama dipegang oleh Dahlan Iskan, dan (RPG) menjadi sebuah media Group yang maju
posisi Direktur dipegang oleh Rida K. Liamsi. dan besar di Provinsi Riau. Riau Pos memiliki
Kemudian di sisi lainnya, Yayasan Riau visi “menjadi perusahaan multimedia terdepan
Makmur mendapat 3 (tiga) posisi jabatan, yaitu dan terkemuka di Sumatera”, misi “Ikut serta
posisi Komisaris dipegang oleh H. Abdul Kadir mencerdaskan kehidupan berbangsa, serta
MZ, Komisaris dipegang oleh Drs. Aparaini motto “bangun negeri bijakan bangsa”.
Rasyad, dan posisi Direktur dipegang oleh Umar Pada tanggal 18 April 2007 PT. Riau Media
Umaiyah (Wawancara Redaksi). Kesepakatan Grafika dari kelompok Kompas Gramedia
itu juga memberi tanggung jawab kepada Rida kembali meluncurkan surat kabar baru di
K. Liamsi. Direktur Utama PT. Riau Pos yang Riau, dengan nama surat kabar harian Tribun
dipegang oleh Dahlan Iskan menetapkan Rida Pekanbaru. Harian Tribun Pekanbaru adalah
K. Liamsi sebagai penanggung jawab redaksi surat kabar termuda dan terbesar yang telah terbit
18 Jurnal Kajian Komunikasi, Volume 5, No. 1, Juni 2017 hlm 11–30

di Provinsi Riau. Dengan rekrutmen jurnalis Spirit Baru Riau. Memasuki pasar Riau dibawah
yang professional di bidangnya. Penampilan bendera PT Riau media grafika sebagai penerbit
harian Tribun Pekanbaru memberi dampak Tribun Pekanbaru dengan melakukan persiapan
yang sangat signifikan dalam perkembangan yang matang dan terencana. Setelah melakukan
pembangunan di Riau (Staf Redaksi). riset dalam waktu yang cukup panjang
Menurut staf redaksi pada harian Tribun dipengujung tahun 2006 rekrumen SDM mulai
pekanbaru berkedudukan di Pekanbaru, karena dilakukan.
harian Tribun Pekanbaru itu merupakan Selanjutnya di awal tahun 2007 SDM
kelompok Kompas Gramedia. Dengan motto terpilih sudah masuk dapur pelatihan intensif
“Spirit Baru Riau” dengan pemimpin umumnya selama tiga bulan, dengan prinsip-prinsip
H. Herman Darmo. Dengan penerbit PT. Riau cover book size atau berita berimbang,
Media Grafika. Harian Tribun Pekanbaru independent, dan kredibel adalah hal-hal yang
kelompok Kompas Gramedia adalah surat paling ditekankan dalam pelatihan. Dalam
kabar yang lahir ditengah era reformasi. sikap Independent, dan kredibel kami juga
Dalam perubahan yang melanda hampir berita- menekankan suatu sikap bahwa sebuah berita
berita umum, ekonomi dan bisnis, seputar harus dipandang dari berbagai sisi caver book
Pekanbaru, Kepulauan Riau dan Siak, Rengat, size orang mengatakan bahkan sekarang kami
dan Bangkinang, serta liputan sport, info artikel mencoba mengembangkan namanya cover
life style, dan info selebritis, essy wreding dan book all. Jadi kami melihat suatu persoalan
friendly adalah kunci. Bertumpu pada keyakinan tidak dilihat dari satu sisi atau dari satu
bahwa kedekatan dengan publik pembaca adalah narasumber saja tetapi berbagai narasumber
segalanya bagi surat kabar ini. Upaya yang jelas yang terkait dalam persoalan tersebut. Itu satu
tidak mudah, namun puji Tuhan, kami berhasil sikap independent kredibel yang terus selalu
menggapainya. Berangkat dari Indenpendent, kami bangun dilingkungan Tribun Pekanbaru.
friendly, infossible, essy wreding, educating, Para wartawanpun selalu dikenalkan pada
dift, difrends, credible tersebut, memilih surat teori baru jurnalistik essy wreding dan friendly
kabar untuk sarana promosi menjadi lebih dengan format desain dan layout yang hendy
mudah. Memang dibutuhkan perencanaan media menonjolkan kekuatan visual. Kaitannya
yang matang dan efektif agar setiap manajeman adalah dengan tampil independent dan kridebel
marketing yang dikeluarkan mengenai sasaran tentu kami tidak berpihak pada siapapun kepada
(wawancara dengan staf redaksi). perorangan golongan lembaga tetapi kami
Tribun Pekanbaru kelompok Kompas berpihak kepada kebenaran (wawancara dengan
Gramedia layak menjadi pilihan utama karena staf redaksi).
memilih riset yang representatif, sesuai Selanjutnya PT. Indrafeasda Prima media
dengan segmen pembaca, siapa dan bagaimana dari kelompok kompas gramedia kembali
pembaca Koran Tribun Pekanbaru Cabang meluncurkan Koran baru di bumi lancang
Kompas. Dengan data-data yang tertera, anda kuning Riau dengan nama Harian Tribun
dapat memahami bahwa surat kabar Tribun Pekanbaru. Kami hadir di sini ini sebenarnya
Pekanbaru benar-benar memiliki karakter menawarkan banyak hal yang baru namun
spesifik sebuah media Riau. Terdapat data yang pasti satu yang kita catat bersama adalah
penyebaran Tribun Pekanbaru kelompok kami membawa spirit baru riau. Memasuki
Kompas Gramedia keseluruh pelosok daerah pasar Riau dibawah bendera PT. Riau Media
Riau bahkan kepulauan Riau berikut dengan Grafika sebagai penerbit Tribun Pekanbaru
oplah hariannya. dengan melakukan persiapan yang matang dan
Setelah sukses mengembrak pasar Kota terencana.
Batam dengan Harian Tribun Batam pada Seperti yang diketahui bahwa setiap suatu
bulan April 2007 lalu PT. Riau Media Grafika badan usaha yang bergerak dibidang bisnis
dari kelompok kompas gramedia kembali tentunya memerlukan biaya, baik itu di awal
meluncurkan Koran baru di bumi lancang usahanya maupun setelah usahanya berjalan.
kuning Riau dengan nama Tribun Pekanbaru. Harian Tribun Pekanbaru pada awal berdirinya
Kami hadir di sini ini sebenarnya menawarkan dana sendiri yaitu berupa aset penjualan koran
banyak hal yang baru namun yang pasti satu setiap harinya dan aset dari iklan itulah yang
yang kita catat bersama adalah kami membawa dipakai untuk membiayai gaji karyawan,
KOMUNIKASI POLITIK MEDIA SURAT KABAR DALAM STUDI PESAN REALITAS POLITIK PADA MEDIA
19
CETAK RIAU POS DAN TRIBUN PEKANBARU

wartawan, ataupun biaya-biaya lainnya. dibangun dilingkungan Tribun Pekanbaru


Seiring dengan perjalanan waktu, Harian (wawancara dengan staf pemasaran).
Tribun Pekanbaru terus melakukan terobosan- Data analisis pemberitaaan realitas pesan
terobosan untuk tetap eksis dan memberikan politik dengan menggunakan perangkat analisis
informasi-informasi yang sangat diperlukan framing secara perspektif komunikasi dapat
oleh masyarakat Riau pada khususnya. Oplah membuktikan penelaahan sistem komunikasi
Harian Tribun Pekanbaru terus meningkat media massa. Proses analisis pemberitaan
setiap tahunnya, dari 50.000 eksemplar pada tersebut memperkirakan subjek dan objek
tahun 2007 dan hampir 68.000 eksemplar penyelenggaraan pemilihan umum presiden
pada tahun 2008. Harian Tribun Pekanbaru dan wakil presiden Republik Indonesia. Dalam
berhasil meningkatkan oplah dengan hasil total aplikasi sederhana milik Zhongdang Pan
oplah pada tahun 2009 kini 85.000 eksemplar dan Gerald M. Kosciki bahwa pemberitaan
untuk pengembangan oplah Harian Tribun studi realitas politik komunikasi massa dalam
Pekanbaru begitu seterusnya pada tahun mewacanakan studi pesan realitas politik
berikutnya. Dengan strategi pemasaran dan memberikan multimakna dalam proses kejadian
kualitas isi media yang baik pihak manajemen dalam penyelenggaraan pemilihan umum
Harian Tribun Pekanbaru melakukan perbaikan tersebut.
dengan menambah karyawan–karyawan yang Dengan pemberitaan surat kabar Riau
memiliki kemampuan jurnalistik skala nasional Pos dan Tribun Pekanbaru dalam transmisi
maupun internasional. Agar oplah tetap naik, informasi menggunakan berbagai teknik
pihak manajemen juga menerapkan strategi jurnalistik yang dikemasnya menjadi
pemberitaan dan sirkulasi dengan memecah dan pemberitaan politik yang cukup bagus. Namun
menerbitkan media di daerah tersebut. bukti pemberitaan itu dalam studi realitas politik
Seiring dengan perjalanan waktu, harian itu ditemukan dengan multimakna (status quo)
Tribun Pekanbaru kelompok Kompas Gramedia atau legistimasi pola komunikasi dalam politik
terus melakukan terobosan-terobosan untuk dalam penyelenggaraan komunikasi politik itu.
tetap eksis dan memberikan informasi- Dalam struktur perangkat analisis
informasi dan usaha bisnis yang sangat Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosciki dilihat,
diperlukan oleh masyarakat Riau. Oplah harian diperkirakan, dan dipelajari aplikasi teori
Tribun Pekanbaru kelompok Kompas Gramedia studi pesan politik dalam mewacanakanuntuk
terus meningkat pada tahun 2007, dari 35.000 membedah teks naskah media massa. Dengan
eksemplar pada bulan April 2007 dan sekitar mewacanakan media massa yang mereka
50.000 sampai 55.000 eksemplar pada akhir gunakan dalam teks naskah berita politik,
tahun 2007. Harian Tribun Pekanbaru berhasil dengan implikasi temuan penelitian sebagai
meningkatkan oplah dengan hasil total oplah berikut:
pada tahun 2009 kini 85.000 eksemplar untuk Temuan penelitian 1: Perbandingan
pengembangan oplah harian Tribun Pekanbaru frame Riau Pos memperlihatkan acara debat
begitu seterusnya pada tahun berikutnya. Tetapi pemilihan presiden dan wakil presiden
oplah bertahan berkisaran 55.000 eksemplar diperkirakan diterima sepenuhnya. Sebaliknya,
pada akhir tahun 2010. Dengan memberikan frame Tribun Pekanbaru memperlihatkan acara
pelatihan marketing manajemen pemasaran debat pemilihan presiden dan wakil presiden
pada para agen distribusi korannya dan kualitas diperkirakan pro-kontra.
isi media yang baik pihak manajemen Tribun Dalam komunikasi politik, sesungguhnya
Pekanbaru kelompok Kompas melakukan setiap aspek memiliki peran tersendiri, walaupun
rekrutmen wartawan dengan pelatihan khusus tetap memiliki hubungan secara langsung
dengan teori jurnalistik berbagai sisi “cover book ataupun tidak langsung dalam aplikasinya. Lima
size”orang mengatakan bahkan sekarang kami komponen dalam komunikasi politik tersebut
mencoba mengembangkan namanya “cover menyangkut (1) komunikator politik, (2)
book all”. Jadi Tribun Pekanbaru melihat suatu pesan politik (3) media yang digunakan dalam
persoalan tidak dilihat dari satu sisi atau dari komunikasi politik, (4) khalayak komunikasi
satu narasumber saja tetapi berbagai narasumber politik, dan (5) Akibat yang ditimbulkan dari
yang terkait dalam persoalan tersebut. Itu satu komunikasi dalam politik. (Nimmo, 2007: 114).
sikap independent kredibel yang terus selalu Pemberian label komunikasi dalam
20 Jurnal Kajian Komunikasi, Volume 5, No. 1, Juni 2017 hlm 11–30

memperlihatkan makna dalam proses Sesuai tabel 4, proses dalam tahapan


argumentasi, berdasarkan pengalaman dan sebagai proses mewacanakan internal media
pengetahuan yang mereka miliki masing– berbeda-beda satu sama lainnya, begitu juga
masing memberikan makna dalam lebel otoritas teknik penulisan naskah beritanya. Namun
kronologis politik yang terjadi di lapangan. strategi persuasi, mempengaruhi iklan politik
Dengan demikian proses itu dapat dijadikan dan retorika tidak semata – mata mampu meraih
dalam pemberitaan media tersebut dalam teks dukungan massa, karena itu harus menggunakan
beritanya. saluran komunikasi “interpersonal”, “saluran
Pasangan kandidat tersebut maupun organisasi”, misalnya partai politik, kelompok
sumber ahli timbul sebagai alasan pro dan kepentingan dan organisasi massa yang memiliki
tidak setuju proses politik itu ditempatkan tujuan spesifik. Saluran lain yang sangat
saling melengkapi dalam proses suksesi yang potensial untuk menyebarkan pesan politik
setara. Pendapat benar, tidak ditempatkan lebih melalui komunikasi massa untuk menciptakan
utama dibanding pendapat lain menyatakan makna bersama antara media massa dan
argument itu kontra dengan alasan yang kuat. khalayaknya. (Baran, 2012: 7). Sejalan dengan
Sehingga argument politik dalam mewacanakan itu, Biagi (2005: 7), menyatakan “Komunikasi
dipekirakan memberi bukti dan klaim terhadap massa dari satu orang atau sekelompok orang
tema yang benar. melalui perangkat transmiting (medium) untuk
Respon acara debat pasangan kandidat audiens besar atau pasar”. Tujuannya untuk
yang mempunyai pandangan berkarakter yang menyebarkan program dan ideologi supaya
satu menilai benar/baik yang lain menilai tidak lebih dikenal khalayak.
benar/tidak baik. Memberikan pandangan Secara substansial, ideologi adalah pikiran
strategi penulisannya. Dalam komunikasi politik (ideas, gagasan, pendapat, dan sebagainya)
dalam mewacanakan memiliki argumen politik yang terorganisir, yakni nilai, orientasi (literasi
dalam identifikasi masalah yang dilustrasikan media) dan kecenderungan yang saling
oleh tabel 2 maupun tabel 3. melengkapi hingga membentuk perspektif-

Tabel 2 Analisis Wacana Pengkontruksian Riau Pos Pada Acara Debat Pemilihan Presiden
dan Wakil Presiden
Frame : Acara debat pemilihan presiden dan wakil presiden diterima sepenuhnya
Elemen Strategi Penulisan
Sintaksis Respon acara debat pasangan kandidat yang menyatakan mengangkat ketiga
pasangan kandidat presiden dan wakil presiden. Riau Pos menempatkan pendapat
kandidat pada mewacanakan acara debat yang dinilai diawal tulisannya, baru
disusul oleh pakar/pengamat dengan menilai perlu adanya harus berkarakter.
Skrip Penekanan pada aspek legalitas. Sementara sisi moral, rasa keadilan masyarakat
dimasukkan dalam liputan politik. Penekanan pada sikap-sikap kandidat politik.
Sementara uraian kandidat mendapat tempat dan pengamat/pakar diuraikan tidak
mendapat tempat yang lebih besar, melainkan dalam porsi yang sama.
Tematik (1) Kronologis acara debat kandidat ada perbaikan pada masing-masing
kandidat politik.
(2) Argumentasi kandidat adalah benar dan sesuai dengan gagasan atau
pandangan arahan moderator
(3) Pasangan kandidat dalam mewacanakan mempunyai argumentasi yang
sama kuat, mempunyai porsi yang sama kuat dalam strategi penulisannya.
(4) Perlu diadakan perbaikan pada acara debat kandidat “berkarakter” menjadi
jaminan khusus dalam perang wacana.
Retoris Pemberian label otoritas pengalaman dan pengetahuan pada masing-masing
kandidat pada awalnya, dan memberi bukti dan klaim terhadap tema yang akan
diambil.
KOMUNIKASI POLITIK MEDIA SURAT KABAR DALAM STUDI PESAN REALITAS POLITIK PADA MEDIA
21
CETAK RIAU POS DAN TRIBUN PEKANBARU

Tabel 3 Analisis Wacana Pengkontruksian Tribun Pekanbaru Pada Acara Debat Pemilihan
Presiden dan Wakil Presiden

Frame : Acara debat pemilihan presiden dan wakil presiden Pro-Kontra

Elemen Strategi Penulisan

Sintaksis Respon acara debat pasangan kandidat yang mempunyai pandangan bertolak
belakang yang satu menilai benar/baik yang lain menilai tidak benar/tidak baik.
Memberikan pandangan pendapat disertai dengan bukti dan alasan yang sama-
sama kuatnya.
Skrip Baik pendapat pasangan kandidat tersebut maupun sumber ahli timbul sebagai
alasan pro dan tidak setuju proses politik itu ditempatkan saling melengkapi
dalam proses suksesi yang setara. Pendapat benar, tidak ditempatkan lebih utama
dibanding pendapat lain menyatakan argument itu kontra dengan alasan yang kuat.
Sehingga argument politik dalam mewacanakan dipekirakan pro atau kontra sama-
sama benarnya.
Tematik (1) Kronologis mewacanakan debat pasangan kandidat politik mengalami
pertikaian makna yang diindikasi menimbulkan pro-kontranya.
(2) Argument pasangan kandidat politik sebagai tolak ukur menimbulkan pro-
kontra di kalangan pakar/pengamatnya.
Retoris Penilaian klaim suatu kewajaran terhadap tema acara debat dan otoritas pengalaman
dan pengetahuan dari pasangan kandidat politik untuk mendukung gagasan/
pendapatnya.

Tabel 4 Proses Tahapan Mewacanakan Pada Internal Media Massa (Riau Pos)

Media Tahap
Materi depth interviuwdengan wartawan tetap media massa
Massa Naskah

1. Tema identifikasi masalah pada headline


Perencanaan 2. Penempatan berita headline media massa
3. Pilihan fakta dengan karakter identifikasi.

Strategi penulisan berita itu pilihan fakta diolah dengan skema


Riau Pos Produk
dipelajari diterima sepenuhnya sebagai kapasitas yang netral.

Secara seksama memberi penyunting dengan sikap dan cara kerja


yang sangat disarankan dipatuhi strategi penulisan paragraph,
Penyajian
antarkalimat, kalimat, dan kata-kata yang dipergunakan untuk
menekankan gagasan/pendapatnya.

perspektif ideas cara pandang tertentu yang bentuk pemahaman makna yang sederhana,
diungkapkan melalui komunikasi dengan media dan mudah dipahami dalam hubungan antara
teknologi dan komunikasi antar pribadi. komunikator politik dengan khalayak.
Faktor media massa itu selalu melekat Pencitraan media massa merupakan
dalam informasi politik yang disebarkan strategis penulisan media dalam memperoleh
oleh komunikator kepada masyarakat untuk keuntungan yang sangat besar, tergantung pada
mencapai tujuan politik. Simbol juga dapat apa yang harus diinformasikan oleh media
mengkomunikasikan konsep, gagasan umum, massa tersebut.
22 Jurnal Kajian Komunikasi, Volume 5, No. 1, Juni 2017 hlm 11–30

Tabel 5 Proses Tahapan Mewacanakan Pada Internal Media Massa (Tribun Pekanbaru)

Media Materi depth interviuw dengan wartawan tetap media


Tahap Naskah
Massa massa
1. Prosesi peristiwa itu ramai diperbincangkan orang
(khalayak).

2. Penempatan berita headline sebagai informasi penting


dalam peristiwa.
Perencanaan
3. Pilihan fakta liputan politik mengenai prosesi itu memberi
sebab-akibat sebagai identifikasi masalah pro-kontra.

4. Kontroversi mewacanakan menempatkan JK dan Prabowo


lebih detail
Tribun
Pekanbaru 1. Strategi penulisan berita dipelajari sebagai pilihan fakta
yang real ke khalayak pada image diantara kandidat politik.

Produksi 2. Upaya kandidat politik dengan memakai judul besar

3. Strategi penulisan memberi andil yang kuat terhadap cara


pandang publik sebagai kapasitas pro dan kontra

Secara seksama memberi penyajian dengan sikap dan cara


kerja yang sangat disarankan dipatuhi dengan membentuk
Penyajian
paragraph, antarkalimat, kalimat, dan kata-kata dan diperkuat
dengan foto atau gambar pada naskah beritanya.

Tabel 6 Publikasi Riau Pos Dan Tribun Pekanbaru Dalam Edisi Judul Per halaman Berita
Media Massa dari Tanggal 25 Mei 2009 Sampai Dengan 9 Juli 2009

Nama Koran 1 2 3 4 5

Riau Pos
5 6 4 - 15
Tribun Pekanbaru
3 4 3 1 11
Jumlah Publikasi Media Lokal
8 10 7 1 26

Peringkat Publikasi
2 1 3 4 Frame

Legenda : Jumlah Publikasi Megawati (Mega) – Prabowo Subianto pada kolom pertama; Jumlah
Publikasi Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) – Boediono pada kolom kedua; Jumlah Publikasi M.
Yusuf Kalla – Wirantopada kolom ketiga; dan Jumlah Publikasi Sumber Lokal pada kolom keempat.
Serta Total Publikasi pada kolom kelima.
KOMUNIKASI POLITIK MEDIA SURAT KABAR DALAM STUDI PESAN REALITAS POLITIK PADA MEDIA
CETAK RIAU POS DAN TRIBUN PEKANBARU 23

Tabel 7 Orientasi Surat Kabar dalam Pertarungan Mewacanakan Pasangan Kandidat


Politik Terhadap Isu Politik

No. Urut & Nama Pasangan Kandidat Politik


Presiden & Wakil Presiden
Isu Politik
No. Urut 1 No. Urut 2 No. Urut 3
1 2 3 4 5 6
Isu Agama √√ − √√ √√ √√ √√
Isu Lokal − − √√ − √ −
Isu Meliterisme − √ √ − − √

Isu Kapitalisme Pengusaha Kaya − √ − − √ −

Isu Kalangan Akademisi − − − √ − −

Legenda : Riau Pos (√); Tribun Pekanbaru (√√); serta nomor urut & nama pasangan kandidat politik
antara Presiden & Wakil Presiden sesuai dengan nomor 1 dan 2 : Megawati (Mega) – Prabowo;
Nomor 3 dan 4 : Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) – Boediono; dan Nomor 5 dan 6 : M. Yusuf
Kalla – Wiranto.

Tabel 8 Citra Kandidat Politik dalam Surat Kabar Riau Pos dan Tribun Pekanbaru

Nama Koran Nomor Urut 1 Nomor Urut 2 Nomor Urut 3

Riau Pos Positif ke Negatif Positif Positif


Tribun Pekanbaru Negatif Negatif ke positif Positif ke negatif

Legenda : Peserta nomor urut & nama pasangan kandidat politik antara Presiden & Wakil Presiden
sesuai dengan nomor 1 dan 2 : Megawati (Mega) – Prabowo Subianto; Nomor 3 dan 4 : Susilo
Bambang Yudhoyono (SBY) – Boediono; dan Nomor 5 dan 6 : M. Yusuf Kalla – Wiranto. Dan
Keterangan: + (positif) untuk citra baik; - (negatif) untuk citra buruk; +>- (positif ke negatif) untuk
citra baik ke arah buruk; dan ->+ (negatif ke positif) untuk citra buruk ke arah baik.

Tabel 9 Citra Klaim Massa Pendukung Pasangan Kandidat Politik dalam Surat Kabar Riau
Pos dan Tribun Pekanbaru
1 2 3
Nama Koran Sumber Ahli Sumber Ahli Sumber Ahli
+ - + - + -
Riau Pos 2 6 6 1 7 2
Tribun Pekanbaru 1 3 4 2 3 2
Jumlah Peringkat Makna
3 9 10 3 10 4
komunikator Ahli
Makna Angka (9) + lebih kecil (10) + lebih (10) + lebih
dari – (3) besar dari – (3) besar dari – (4)
Legenda Positif ke arah Negatif ke arah Negatif ke arah
Negatif Positif Positif
24 Jurnal Kajian Komunikasi, Volume 5, No. 1, Juni 2017 hlm 11–30

Legenda : Sumber ahli massa politik sesuai dengan peserta nomor urut 1 adalah Megawati (Mega) –
Prabowo Subianto; peserta nomor urut 2 adalah Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) – Boediono;dan
peserta nomor urut 3 adalah M. Yusuf Kalla – Wiranto.Dengan keterangan: + (positif) untuk citra
baik; - (negatif) untuk citra buruk; +>- (positif ke negatif) untuk citra baik ke arah buruk; dan ->+
(negatif ke positif) untuk citra buruk ke arah baik.

Tabel 10 Orientasi Surat Kabar dalam Mewacanakan Kandidat Politik

Orientasi Nama Kandidat Politik dalam Pencitraan Politik Nama Koran


Ideologi 1. Megawati (Mega) – Prabowo Subianto Riau Pos
2. Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) – Boediono
3. M. Yusuf Kalla – Wiranto
Idealis Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) – Boediono Tribun Pekanbaru
Politik Praktis 1. Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) – Boediono Tribun Pekanbaru
2. M. Yusuf Kalla – Wiranto
Pasar atau Lokasi 1. Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) – Boediono Riau Pos
Daerah 2. M. Yusuf Kalla – Wiranto

Legenda : Orientasi media massa politik sesuai dengan pencitraan (citra) peserta nomor urut 1 adalah
Megawati (Mega) – Prabowo Subianto; peserta nomor urut 2 adalah Susilo Bambang Yudhoyono
(SBY) – Boediono; serta peserta nomor urut 3 adalah M. Yusuf Kalla – Wiranto.Dengan tujuan
orientasi koran apakah itu: ideology; idealis; politik praktis; dan pasar atau lokasi daerah.

Tabel 11 Perbandingan Iklim Komunikasi Politik pada Riau Pos dan Tribun Pekanbaru
Aspek
Komunikasi Nama Koran Iklim Komunikasi Politik
Politik
Komunikator Riau Pos Dinamika politik dalam wacana sumber informasi yang
Politik Tribun Pekanbaru beragam berbeda-beda menimbulkan frame berbeda-beda
pula
Pesan Politik Riau Pos Dari isu politik beragam berdasarkan ideology media itu
Tribun Pekanbaru dalam strategi penulisannya
Media Riau Pos Media massa dalam melihat, diperkirakan, dan mempelajari/
Komunikasi Tribun Pekanbaru dipahami bahwa media terpengaruh dengan sumber internal
Politik dan sumber ekternal media dalam menjalankan profesi
jurnalisnya
Khalayak Riau Pos Massa politik sebagai partisipasi politik yang ikut
Komunikasi Tribun Pekanbaru memeriahkan pesta demokrasi Massa yang “apolitis”
Politik kesadaran ideologis dalam keadaan tertekan bahkan
fanatisme pada salah satu pasangan kandidat politik dengan
kesadaran ideologis yang masih tinggi
Efek Riau Pos Legitimasi kekuasaan politik mengenai pemikiran (ideas,
Komunikasi gagasan, pendapat, dan pandangan), niat (prosedur media
Politik massa), kekuatan (power), dan permodalan dalam marketing
politik (Firmanzah, 2008: 211)
KOMUNIKASI POLITIK MEDIA SURAT KABAR DALAM STUDI PESAN REALITAS POLITIK PADA MEDIA 25
CETAK RIAU POS DAN TRIBUN PEKANBARU
Komunikator politik tidak dapat melepaskan tanggapan, ideas, statement peristiwa pemilihan
diri dari kemampuan dalam mengorganisasikan presiden dan wakil presiden mempunyai
pesan politik kepada khalayak yang menuntut kontroversi yang besar, terutama dari sudut
demokratisasi dalam bernegara, kesejahteraan perdebatan antarkandidat.
dan keadilan. Esensi komunikasi politik, Pembahasan penelitian: Pertama,
khususnya yang berhubungan dengan komunikator dan komunikator media dengan
pengaturan dan penyebaran pesan politik sisi cara pandangan itu juga kontroversial
demi mempengaruhi khalayak ataupun calon antara kedua media tersebut. Cara pandangan
pemilih. Upaya mempengaruhi partisipasi yang satu dengan yang lain berbeda-beda
masyarakat dalam pemilihan umum, bukan menghadapi proses suksesi itu. Maka kedua,
pekerjaan mudah, mengingat respon khalayak ketika peristiwa politikitu berlangsung memberi
berbeda-beda tergantung dari karakter yang dugaan atau asumsi dengan persepsinya masing-
melekat. Pengaturan pesan dalam komunikasi masing, ada orang mengatakan setuju dan ada
politik yang menyentuh kebutuhan masyarakat pula yang tidak. Masing-masing peristiwa
secara mendasar akan meningkatkan itu diperkuat dengan dasar pembenar dengan
partisipasi masyarakat dalam kegiatan politik, alasan keberpihakannya pada kepentingannya.
khususnya pemilu dan membangun kredibilitas Ketiga, peristiwa ini menunjukkan bagaimana
komunikator politik dengan partai politiknya terjadi perang simbolik (simbolic war) dengan
secara positif. interaksional komunikasi verbal dengan
Temuan penelitian 2: Perbandingan menggunakan bahasa politik antara pihak-
frame surat kabar: Riau Pos dan Tribun pihak yang berkepentingan terhadap isu politik
Pekanbaru akibat frame efek komunikasi (ideologis, edialis, ekonomi, dan kepentingan
politik yang berbeda-beda dalam melihat, lokal). Keempat, media massa mempunyai
dipelajari/dipahami, dan memperkirakan, strategi penulisan dalam mewacanakanatas
sebab asumsi mewacanakan terlihat dengan peristiwa kontroversial tersebut. Dengan frame
menyusun, mengungkap, mengisahkan, dan kedua media massa itu menentukan bagaimana
menekankan sebagai fakta atas peristiwa fakta diambil, siapa yang diwawancarai,
(realitas) menimbulkan efek berbeda-beda. bagaimana hasil wawancara itu diperlakukan,
Frame Riau Pos dengan elemen framing bagaimana ia ditulis dan ditempatkan dalam
cenderung memperlihatkan Acara debat halaman surat kabar. Dalam identifikasi
pemilihan presiden dan wakil presiden diterima masalah pencitraan (citra) politik yang ingin
sepenuhnya. Sebaliknya, Tribun Pekanbaru disampaikan kepada publik adalah respon
dengan analisa framing dengan acara debat kandidat pada pemilihan presiden dan wakil
pemilihan presiden dan wakil presiden pro – presiden telah memenuhi syarat legal. Pendapat
kontra. yang setuju memang dimuat oleh Riau Pos,
Pembahasan temuan: Peristiwa tetapi untuk dikontraskan dengan pendapat
pemilihan presiden dan wakil presiden dalam yang setuju yang diuraikan dalam detail
mewacanakan pada media massa memilih fakta panjang. Akibatnya, pendapat mereka yang
atas peristiwa tersebut cenderung berbeda-beda, tidak setuju dengan proses suksesi dicitrakan
karena media massa memiliki elemen tertentu tidak benar atau pendapat minoritas diantara
maupun strategi penulisan untuk mewacanakan pakar atau pihak lainnya yang setuju maupun
informasi itu. tidak setuju dengan proses suksesi dalam acara
Temuan penelitian 3: Dengan mempelajari debat antarkandidat politik.
interaksi simbolik yang digunakan dalam analisa Temuan penelitian 4: Sementara Tribun
itu cenderung dipahami sebagai kontroversi Pekanbaru menempatkan pihak-pihak yang
yang besar, terutama perdebatan antar kandidat tidak setuju dan setuju dengan proses suksesi
politik antara interaksi simbolik yang dilalukan tersebut dengan tampilan dan detail yang sama.
komunikator dan komunikator media sebagai Dengan cara menampilkan fakta demikian,
frame surat kabar, diantaranya adalah Riau frame citra yang muncul dihadapan khalayak
Pos dengan Tribun Pekanbaru menimbulkan adalah adanya kontroversi di antara para
opini publik dengan mewacanakan: Kutipan, pakar/pihak-pihak, masing-masing dengan
26 Jurnal Kajian Komunikasi, Volume 5, No. 1, Juni 2017 hlm 11–30

argument yang sama benarnya. Pihak-pihak produk, dan struktur penyutingan media massa.
yang berpendapat dibiarkan tanpa pemaknaan Dalam proses mewacanakan surat kabar Riau
dari media yang bersangkutan. Dengan Pos maupun Tribun Pekanbaru menimbulkan
membeberkan pihak-pihak yang berdebat perbedaan dalam mempersepsikan opini publik
dan argumentasinya masing–masing, Tribun pada realitas yang diliputnya. Namun hal
Pekanbaru ingin menunjukkan bahwa disanalah ini, sebenarnya adalah prosedur pengelolaan
kontroversinya. wacana media menjadi teks beritanya. Sehingga
Pembahasan temuan: Simbol interaksi dianggap suatu kewajaran dalam menyampaikan
menyakut efek yang dihasilkan dalam pendapat di tengah masyarakat (khalayak
mewacanakan Tribun Pekanbaru adalah pembaca) atau sebagai diskusi publik.
peristiwa tersebut mengandung perdebatan Pembahasan temuan: menurut pandangan
tinggi dalam acara debat pemilihan presiden Hilgard dan Brower, mengatakan kemampuan
dan wakil presiden, memberi pandangan publik intelektual seseorang semakin tinggi intelektual
(opini publik) kepada sesuatu peristiwa bahwa seseorang, semakin mampu orang itu
“saya yang benar”. Dengan demikian frame menangkap pesan secara simbolik. Ada alasan
semacam ini menunjukkan juga bahwa Tribun mengapa tingkat pendidikan dipengaruhi pada
Pekanbaru tampaknya cukup berhati-hati dalam kognisi (cara berfikir) dan pemahaman non
menilai peristiwa tersebut. Tribun Pekanbaru verbal. Tingkat pendidikan berkaitan dengan
tidak memilih sisi-sisi kontroversi seperti Riau sekolah. Di sekolah diajarkan tentang berbagai
Pos yang mengambil posisi persetujuan terhadap budaya di dunia. Di sekolah, kemampuan
proses suksesi. Dalam hubungannya dengan seseorang untuk memandang dunia world view
kehidupan berbangsa dan bernegara, Bambang bertambah. Makin lama seseorang berada di
Setiawan (1990: 407) berpendapat, “komunikasi sekolah, semakin luas pemandangan dunianya
politik adalah proses penyampaian pendapat, (dalam Tinambunan, 2002: 44).
sikap dan tingkah laku orang-orang, lembaga- Temuan penelitian 6: untuk mengetahui
lembaga atau kekuatan-kekuatan politik faktor-faktor yang berpengaruh pada
dalam rangka mempengaruhi pengambilan pembentukan realitas sosial dalam naskah
keputusan politik, sedangkan yang dimaksud berita acara debat pemilihan presiden dan wakil
dengan politik tidak lain adalah kehidupan presiden 2009 itu terhadap pencitraan politik.
bernegara”. Secara fleksibel, “komunikasi Pembahasan temuan: pertama, dalam
politik merupakan komunikasi yang mengacu pemilihan presiden dan wakil presiden 2009
pada kegiatan politik” (Nimmo, 2007: 8). dapat orientasi bahwa Tribun Pekanbaru
Dengan demikian semua kegiatan bernuansa dalam mewacanakan pasangan kandidat
politis, yang dilakukan oleh pemerintah, atau politik terhadap isu politik, seperti isu agama
kekuasaan negara beserta institusi pendukung menggunakan jilbab dengan identifikasi masalah
maupun yang dilakukan (dalam Susanto, E. H., mengenai penggunaan jilbab bagi istri kandidat
2013). politik presiden dan wakil presiden pertama
Temuan penelitian 5: hasil temuan itu dalam yang diberitakan adalah Ani Yudhoyono (SBY)
proses mewacanakan acara debat pemilihan istri Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang
presiden dan wakil presiden 2009 itu, pada ditempatkan dalam judul berita media menjadi
dasarnya peneliti mengungkapkan langkah- tekanan isu politik tersebut. Sementara yang
langkah menyederhanakan dan mengumpulkan kedua yang strategi penulisan berita sebenarnya
data-data observasi dilapangan yang diperlukan. pada pasangan nomor urut satu Megawati
Menurut redaktur kedua media massa, (mega) adalah satu-satunya kandidat politik
tahap-tahap proses mewacanakan di internal berasal dari kaum hawa atau perempuan yang
media massa dalam wawancara mendalam dalam pemberitaan itu tidak berjilbab, kemudian
(depth interview) dapat digunakan sesuai bentuk pasangan kandidat politiknya wakil presiden
perangkat secara sistematis atas teks berita media Prabowo Subianto ialah berstatus duda atau
yang dipakainya. Prosedur itu adalah proses cerai hidup. Strategi penulisan mewacanakan
tahapan media massa dalam mewacanakan peristiwa penggunaan jilbab yang dituliskan
suatu peristiwa tergantung surat kabarnya, Tribun Pekanbaru untuk identifikasi masalah
menurut redaktur media massa membagi tiga isu agama/dekat islam maksud penulisannya.
struktur penting: struktur perencanaan, struktur Kedua, Strategi penulisan lainnya
KOMUNIKASI POLITIK MEDIA SURAT KABAR DALAM STUDI PESAN REALITAS POLITIK PADA MEDIA
27
CETAK RIAU POS DAN TRIBUN PEKANBARU

mengenai isu local/pasar masalah ekonomi Megawati (Mega)-Prabowo Subianto, nomor


daerah Riau Pos dan Tribun Pekanbaru urut dua adalah Susilo Bambang Yudhoyono
sama-sama mengidentifikasi masalah isu (SBY)-Boediono, dan nomor urut tiga adalah
lokal tersebut dengan mewacanakan Susilo M. Yusuf Kalla-Wiranto dalam citra pasangan
Bambang Yudhoyono (SBY) dengan M. Yusuf kandidat politik dalam surat kabar Riau Pos dan
Kalla sebagai strategi penulisannya dengan Tribun Pekanbaru. Surat kabar Riau Pos nomor
memberitakan kandidat politik presiden antara urut satu adalah Megawati (Mega)-Prabowo
nomor urut dua maupun kandidat politik nomor Subianto dalam mengelola pemberitaan media
tiga sebagai pemenang di Riau. Riau Pos menghasilkan dengan citra positif ke
Ketiga, dalam mewacanakan Riau Pos negative untuk citra baik ke arah buruk. Nomor
terhadap isu politik, yaitu mewacanakan urut dua adalah Susilo Bambang Yudhoyono
kandidat politik dengan isu meliterisme. Strategi (SBY)-Boediono dalam pemberitaannya citra
penulisan Riau Pos menampilkan kandidat yang ditampilkan positif untuk citra baik. Citra
politik yang mengikuti pemilihan presiden M. Yusuf Kalla-Wiranto dengan nomor urut
ini kedalam dua pilihan antara lain, mereka tiga cenderung dalam pemberitaan Riau Pos
(Prabowo Subianto kandidat wakil presiden menimbulkan citra positif untuk citra baik pula.
nomor urut satu, Susilo Bambang Yudhoyono Kedua, surat kabar Tribun Pekanbaru mulai
kandidat presiden nomor urut dua, dan Wiranto dari nomor urut satu adalah Megawati (Mega)-
kandidat politik wakil presiden nomor urut tiga) Prabowo Subianto bercitra negative untuk untuk
sebagai mantan meliter aktif yang harus bersifat citra buruk. Nomor urut dua bercitra negative
netral terhadap kemanunggalan TNI dan Polri ke positif untuk citra buruk ke arah baik yang
yang harus bersifat netral. Kendati identifikasi dilakukan oleh Susilo Bambang Yudhoyono
masalah kedua adalah mereka adalah orang (SBY)-Boediono. Nomor urut tiga adalah M.
meliter yang cukup disegani dalam kalangan Yusuf Kalla-Wirantocenderung mengalami
militer (masa orde baru) pada saat itu. citra positif ke negative untuk citra baik ke arah
Selanjutnya keempat adalah isu kapitalisme buruk.
pengusaha kaya dalam mewacanakan Riau Ketiga, citra klaim massa pendukung
Pos adalah Prabowo Subianto (kandidat wakil kandidat politik menunjukan bahwa surat
presiden) dan M. Yusuf Kalla(kandidat presiden) kabar Riau Pos dan Tribun Pekanbaru dalam
sebagai pengusaha sukses dalam strategi pernyataan dan argumentasi politiknya oleh
penulisannya. Namun hanya sedikit informasi sumber ahli komunikasi politik menggunakan
mengenai identitas sosial kedua kandidat politik gagasan atau idea klaim politik, dalam suksesi
tersebut dalam strategi penulisannya. Yang tidak acara debat pemilihan presiden dan wakil
mendapat tempat dalam mewacanakan media presiden 2009.Mulai dari tanggal 25 mei 2009
Riau Pos adalah Boediono sebagai kandidat sampai dengan 9 juli 2009 yang dikontruksi oleh
wakil presiden nomor urut dua yang merupakan Riau Pos dan Tribun Pekanbaru. Bahwa sumber
kalangan akademisi yang memiliki ideas dalam ahli komunikasi politik yang dilakukan oleh
menentukan program-programnya. komunikator politik oleh Megawati (Mega)-
Temuan penelitian 7: Dalam prosesi Prabowo cenderung mendapatkan makna positif
komunikasi politik yang dilakukan oleh ketiga ke arah negative untuk citra baik ke arah buruk.
pasangan kandidat politik mengkomunikasikan Subianto Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-
bagaimana suksesi acara debat pemilihan Boediono menghasilkan perdebatan dalam
presiden 2009 berjalan dengan lancar. acara debat itu dengan mendapat makna negatif
Pembahasan penelitian: Kendati ke arah positif untuk citra buruk ke arah baik.
permasalahan itu komunikator politik dalam Selanjutnya komunikasi politik oleh M. Yusuf
acara debat pemilihan presiden dan wakil Kalla-Wiranto cenderung menghasilkan negatif
presiden itu mengalami kesulitan melakukan ke arah positif untuk citra buruk ke arah baik,
komunikasi tentang permasalahan pemilihan walaupun dalam perdebatan itu mereka tampak
kata dalam penbicaraan debat pemilihan vocal dan bagus dalam acara tersebut.
presiden dan wakil presiden 2009. Namun hal Temuan penelitian 8: patokan liputan
itu dapat dilakukan oleh beberapa pasangan yang dipakai adalah kebijaksanaan readaksi
kandidat politik dengan citranya: (redactional concept) media masing-masing
Pertama, seperti nomor urut satu adalah yang sangat boleh jadi hal itu dipengaruhi
28 Jurnal Kajian Komunikasi, Volume 5, No. 1, Juni 2017 hlm 11–30

oleh kepentingan idealis, ideologis, politis mulai dari pertama, aktifitas eksternal (external
dan ekonomis. Tetapi, apapun yang menjadi activities) tentang bingkai teks cenderung untuk
pertimbangan, yang relatif pasti adalah menggunakan bingkai berbeda adalah peristiwa
adanya realitas yang ditonjolkan bahkan debat pemilihan presiden yang diperkirakan
dibesar-besarkan, disamarkan, atau bahkan oleh pilihan konflik di dalam memuat wacana
tidak diangkat sama sekali dalam setiap pesan media “pesanan” pada berita medianya.
pengkonstruksian realitas. Kedua, aktifitas objek (object activities)
Pembahasan penelitian: peliputan kedua kedua,yang dilihat dari tahap teknik adalah
media surat kabar Riau Pos dan Tribun Pekanbaru menulis teks pada bingkai di dalamperistiwa
cenderung pada aspek faktualitas (ideologis, debat pemilihan presiden, tahap perencanaan
idealis, politis, dan ekonomis) dalam acara berita media, tahap memproduksi berita media,
debat pemilihan presiden dan wakil presiden. tahap memproses hasil akhir mengedit berita
Meskipun terdapat penekanan pada aspek media. Dan ketiga, aktifitas Internal (internal
legalitas isu-isu faktual yang menjadi sorotan activities) merupakan faktor efek pesan
publik atas persoalan dan kasus yang terkait membentuk sistem politik dengan komunikasi
pelaku politik di masa pemerintahannya masing- yang politis di dalam mewacanakan media pada
masing. Menggunakan berbagai bentuk istilah peristiwa debat pemilihan presiden dan wakil
dengan menampilkan atribut-atribut metafora presiden 2009.
teks (kata, frase, kalimat dalam paragrafnya. Dengan pendekatan kualitatif dalam studi
Kebanyakan tampilan teks berita dipengaruhi ilmu komunikasi yang digunakan perangkat
dengan ruang lingkup kerja media itu sendiri analisa model Zhongdang Pan and Gerald M.
menunjukkan upaya sosialisasi antarcalon Kosciki menemukan gejala-gejala komunikasi
dalam pemilihan presiden dan wakil presiden dalam mengkontruksikan kandidat politik media
2009. Dapat diketahui bahwa pasangan kandidat kita menyimpan motif berbeda–beda. Perbedaan
politik sebagai komunikator politik yang motif ini tentu saja tidak mempermasalahkan
memiliki keistimewaan dalam retorika politik hitam putih. Kedua media sebut saja Riau Pos
berdasarkan pengalaman dan pengetahuan dan Tribun Pekanbaru terlibat dengan kontruksi
dalam wacana politik yang disampaikannya. ideologis karena pasar (khalayak pembaca)
Dengan mewacanakan dan strategi penulisan media itu sebagai nilai Laden secara ideologis.
Riau Pos dan Tribun Pekanbaru menimbulkan Dalam keadaan demikian, sebuah media massa
iklim komunikasi politik yang “good ideas”, memanfaatkan sentiment ideologis untuk
karena memberikan cerminan identifikasi mempertahankan pasar. Sebaliknya, kontruksi
masalah komunikasi politik dengan melihat yang bersifat politik praktis, bukan berarti sama
aspek, kemudian diperkirakan, dan selanjutnya sekali tanpa memotivasi ekonomis.
dipelajari akan menambah ilmu pengetahuan Interaksi Pers dan Prinsipnya,
kepada lapisan masyarakat tentang pendidikan kecenderungan pada motif media massa itu
politik yang akan diwacanakan pada masa akan atau orientasi dalam pemberitaan menekankan
depan. faktor–faktor internal dan eksternal mana saja
(ideologis, idealis) dan faktor eksternal mana saja
SIMPULAN (pasar, situasi politik) yang lebih berpengaruh
terhadap pengkontruksian kandidat politik itu
Berdasarkan temuan-temuan data serta oleh Riau Pos dan Tribun Pekanbaru. Media
hasil analisa, diperoleh kesimpulan-kesimpulan massa yang dipengaruhi oleh faktor-faktor
sebagai berikut: Secara umum, teori komunikasi ideologis adalah Riau Pos; yang dipengaruhi
politik pada penyajian kandidat politik terbatas faktor idealis adalah Tribun Pekanbaru. Oleh
pada penyajian durasi debat pemilihan presiden faktor politis-praktis adalah Koran Tribun
dan wakil presiden 2009, dilihat dari sudut Pekanbaru, karena lebih menonjolkan pada
pandang ideology, massa partai pendukung, aspek pertentangan “past poisoning.” Dan yang
peristiwa seputar debat pemilihan presiden dan lebih mempertimbangkan pasar atau ekonomi
wakil presiden 2009, dan pemberian klaim– adalah Riau Pos, karena memberikan lebel atau
klaim tertentu; belum menyentuh penggambaran klaim dukungan massa secara penuh dalam
dari sudut informasi publik secara menyeluruh mewacanakan.
terhadap peristiwa politik yang sebenarnya, Dalam peristiwa debat pemilihan presiden
KOMUNIKASI POLITIK MEDIA SURAT KABAR DALAM STUDI PESAN REALITAS POLITIK PADA MEDIA
29
CETAK RIAU POS DAN TRIBUN PEKANBARU

2009, faktor ekternal ekonomis (pembaca) Dengan menggunakan analisis framing


disini bisa ditambahkan dengan penambahan kritis ini, terlebih dahulu lagi dengan mengikuti
oplah iklan terhadap media massa. Dalam masa paradigm kritikal seperti yang dilakukan dalam
2009 itu beberapa peristiwa dalam pemberitaan riset ini, ditemukan bahwa terdapat sejumlah
pemilihan presiden dan wakil presiden 2009 realitas yang tersembunyi atau realitas maya
menambah asset iklan politik (kapitalisme (Vitual reality) di balik (sebuah) teks (discourse)
media) sebagai industri media besar lokal. berupa “fakta sosial” pembuat wacana berupa
Pilihan fakta dalam pemilihan presiden dan bermacam kepentingan ideologis (politis),
wakil presiden 2009 itu merupakan acara yang ekonomis (pasar), idealis, dan politik praktis.
dinantikan banyak orang (khalayak pembaca) Hal ini mengajarkan bahwa teks adalah hasil
dalam pemberitaan Riau Pos menunjukan bentukan secara sadar atas pertimbangan-
pemilihan presiden dan wakil presiden bahwa, pertimbangan atau motif-motif ideologis,
peristiwa berdebat pemilihan tersebut menerima ekonomis, idealisme, dan politik praktis.
secara penuh. Dengan memberi otoritas pada Secara teoritis hal ini memberi implikasi
pengalaman dan pengetahuan tentang mana bahwa dalam memahami/mempelajari isi media
calon akan (jadi) terpilih? (satu sama lain (jurnalistik) dari aspek teknik belaka jelas tidak
mendukung) pada peristiwa berdebat pemilihan memadai lagi. Penjelasan tentang isi media
presiden dari awal sampai akhir pesan media harus menyentuh “fakta–fakta sosial” yang
dengan gagasan politiknya, memberi bukti potensial masuk kedalam teks tersebut, baik
dukungan dan mengakui tiga pasangan calon itu aspek ideologis, politis, ataupun ekonomis.
politis ke dalam tema peristiwa berdebat Kepada para peserta diklat jurnalistik tersebut
pemilihan presiden dan wakil presiden 2009. sebaliknya juga diajarkan mengenai “kesadaran
Pilihan fakta pemberitaan Tribun Pekanbaru berwacana” agar mereka menyadari dengan
menunjukan pilihan fakta yang dipilih, peristiwa baik atas karya yang dihasilkannya.
berdebat pemilihan presiden adalah pro – Karena teks itu bisa diamati dengan
kontra atau pilihan di posisi tidak mendukung berbagai macam kepentingan, maka secara
(pilihan konflik). Dengan memberi penilaian praktis kita dapat belajar mengenai strategi
mengakui ke debat tema peristiwa dan otoritas pengemasan pesan. Melalui pemakaian simbol
pengalaman dan pengetahuan antarcalon untuk dan struktur penyajian, kita dapat menampilkan
mendukung pendapat atau ideanya. siapa diri kita di depan publik.
Mengikut semangat budaya politik local Nilai kepraktisan ini bisa dipergunakan
di provinsi riau yang digagas dari paradigma untuk menyusun teks iklan, press release oleh
kontruksi realitas politik yang dipakai dalam public relations, naskah pidato untuk orator/
penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa juru bicara, pengemasan produk (pemasaran),
pengkontruksian kandidat politik oleh media dan sebagainya. Seharusnya, nilai kepraktisan
massa lokal di provinsi riau kita tampaknya ini tidak dipakai untuk melakukan kebohongan
belum menopang pada peningkatan kualitas publik oleh pihak manapun terutama pejabat
demokrasi dalam menegakkan demokrasi pemerintah dan swasta, serta media massa.
yang bermartabat di bumi lancang kuning ini. Hasil riset ini menunjukkan, dalam
Pengkontruksian kandidat politik dalam acara mewacanakan realitas politik, media massa kita
debat pemilihan presiden masih didominasi oleh cenderung ke peristiwa (event) ketimbang pada
sisi luarnya. Seharusnya liputan kandidat politik program pasangan kandidat. Ini menandakan
lebih banyak lagi mempertengahkan wacana bahwa media massa kita belum turut serta secara
budaya politik lokal dalam mengaspirasikan aktif membangun kualitas kehidupan politik;
kehendak masyarakat kepada kandidat politik. tetapi masih lebih suka menceritakan struktur
Supaya calon pemilih menjadi tahu duduk apa luar (kulit ari) dari kejadian yang dilakukan
yang harus dilakukannya terhadap kandidat oleh atau yang menimpa sepasang kandidat
politik dalam debat politik pemilihan presiden politik. Namun lebih kepada mengoptimalkan
dan wakil presiden. Dengan mengetahui secara lebih mengedepankan subtansi (program) yang
benar “frame” sebuah pasangan kandidat dimiliki masing-masing pasangan kandidat agar
politik dalam mengangkat budaya politik local, publik dapat menilai secara seksama pasangan
maka pemilih dapat menggunakan hak pilihnya kandidat pilihannya. Kemampuan media massa
secara benar dan pilihan rasional. menjadi agen (agen bukan lagi semata-mata
30 Jurnal Kajian Komunikasi, Volume 5, No. 1, Juni 2017 hlm 11–30

sebagai saluran) akan lebih optimal fungsinya Pos, Riau. (2009). Awasi netralitas tentara.
bila diarahkan untuk membentuk opini publik Edisi tanggal, 26 Mei 2009, hlm. 1 dan 2.
yang sehat tentang realitas masing-masing Pos, Riau. (2009). JK janjikan riau di kabinet.
pasangan kandidat politik. Edisi tanggal, 14 Juni 2009, hlm. 1 dan 7.
Pos, Riau. (2009). Mega-SBY-Kalla santun.
DAFTAR PUSTAKA Edisi tanggal, 19 Juni 2009, hlm. 1 dan 11.
Pos, Riau. (2009). Presiden SBY puji riau. Edisi
Baran, S. J. (2012). Pengantar komunikasi tanggal, 20 Juni 2009, hlm. 1 dan 11.
massa: melek media dan budaya. Jakarta: Pos, Riau. (2009). Di riau, SBY kritik mega.
Penerbit Erlangga. Edisi tanggal, 21 Juni 2009, hlm. 1 dan 7.
Biagi, S. (2005). Media impact: an introduction Pos, Riau. (2009). Prabawo baca notes,
to mass media. Seventh Edition, United boediono make up ulang, wiranto ngopi.
States: Thomson – Wadsworth. Edisi tanggal, 24 Juni 2009, hlm. 1 dan 2.
Cangara, Hd. (2009). Komunikasi politik; Pos, Riau. (2009). JK enjoy, sby terkekeh, mega
konsep, teori, dan strategi. (eds.), cetakan kikuk. Edisi tanggal, 26 Juni 2009, hlm. 1 dan
pertama. Jakarta: Rajawali Pers. 11.
Eriyanto. (2002). Analisis framing; konstruksi, Pos, Riau. (2009). Capres janji siap kalah. Edisi
ideologi, dan politik media.Yogyakarta: tanggal, 3 Juli 2009, hlm. 1 dan 8.
LkiS. Pos, Riau. (2009). SBY-Boediono menang
-----------. (2001). Analisis Wacana; pengantar mutlak di riau. Edisi tanggal, 9 Juli 2009,
analisis teks media. Yogyakarta: LkiS. hlm. 1 dan 2.
Firmanzah. 2008. Marketing politik: antara Pekanbaru, Tribun. (2009). 37 Simpatisan
pemahaman dan realitas. Jakarta: Yayasan mega-pro pingsan. Edisi tanggal, 25 Mei
Obor Indonesia. 2009, hlm. 1 dan 7.
Fiske, J. (2007). Cultural and communication Pekanbaru, Tribun. (2009). PD kaget ani
studies, sebuah pengantar paling diminta jilbab. Edisi tanggal, 28 Mei 2009,
komprehensif. Yosal Iriantara dan Idi Subandy hlm. 1 dan 7.
Ibrahim. (eds): cet. IV. Yogyakarta: Jalasutra. Pekanbaru, Tribun. (2009). PD kaget ani
Hamad, I. (2004). Konstruksi Realitas politik diminta jilbab. Edisi tanggal, 29 Mei 2009,
dalam media massa; sebuah studi critical hlm. 1 dan 7.
discourse analysis terhadap berita-berita Pekanbaru, Tribun. (2009). Mega diisiki, SBY
politik, Pengantar: Prof. Dr. Harsono ngopi JK dipijit. Edisi tanggal, 19 Juni 2009,
Suwardi, MA. Eds. Jakarta: Granit hlm. 1 dan 7.
Nimmo, D. (2007). Political communication Pekanbaru, Tribun. (2009). SBY: saya masih
and public opinion in America, atau ingat gelar riau saya. Edisi tanggal, 20 Juni
komunikasi politik: komunikator, pesan dan 2009, hlm. 1 dan 7.
media, Cetakan kedua, terjemahan Tjun Pekanbaru, Tribun. (2009). Kasih Saya modal
Surjaman. Bandung: Remaja Rosda Karya. pak SBY. Edisi tanggal, 21 Juni 2009, hlm. 1
Tinambunan, W. E. (2002). Teori-teori dan 7.
komunikasi. Jakarta: Swakarya. Pekanbaru, Tribun. (2009). Kasih saya modal
Sobur, A. (2001). Analisis Teks media; suatu pak SBY. Edisi tanggal, 24 Juni 2009, hlm.
pengantar untuk analisis wacana, analisis 1 dan 7.
semiotik, dan analisis framing. Bandung: Pekanbaru, Tribun. (2009). JK jadi bintang
Remaja Rosdakarya. debat. Edisi tanggal, 26 Juni 2009, hlm. 1
Susanto, E. H. (2013). Dinamika Komunikasi dan 7.
Politik dalam Pemilihan Umum. Jurnal Pekanbaru, Tribun. (2009). 2014 tak usah
Kajian Komunikasi; Volume 1, No. 2, pilpres. Edisi tanggal, 3 Juli 2009, hlm. 1 dan
Desember 2013 hlm. 163-172. 7.
Pos, Riau. (2009). 50.000 Pendukung mega-pro Pekanbaru, Tribun. (2009). Kalla ditinggal
merahkan bukit sampah. Edisi tanggal, 25 sendirian. Edisi tanggal, 9 Juli 2009, hlm. 1
Mei 2009, hlm. 1 dan 11. dan 7.

Anda mungkin juga menyukai