Hefri Yodiansyah
Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Yayasan Pendidikan Persada Bunda Pekanbaru
ABSTRAK
Pada era demokrasi, kebebasan informasi masih dalam tataran pemikiran, niat, kekuatan, dan
pemodalan media massa. Politik berdampak terhadap tuntutan demokratisasi bernegara yang
”good ideas” melalui pemilihan umum yang berkeadilan, dan kesadaran pemilih akan situasi dan
kondisi masyarakatnya. Penelitian ini membahas tentang iklim komunikasi politik dan pemilihan
umum kepala negara. Untuk menganalisis data, peneliti menggunakan perangkat analisis framing
berdasarkan model Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosciki yang pernah dikemukakan oleh
Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosciki yang terdiri dari 4 (empat) elemen makna dalam memaknai
ideologi, yaitu struktur sintaksis, skrip, struktur tematik, dan retoris. Dengan analisis framing tidak
hanya terbatas pada kerangka teori dalam mewacanakan bahasa politik dalam teks berita media
massa. Akan tetapi, sekaligus dapat sebagai metode analisis untuk studi media massa (media studies).
Temuan penelitian mencakup dinamika komunikasi politik, komunikator, pasangan kandidat, massa
pendukung, media massa, dan partisipasi pemilih dalam menggunakan hak pilihnya, dan kualitas
legitimasi politik menuju pemilihan umum berwibawa dan bermartabat. Ini merupakan faktor-faktor
penting pendukung keberhasilan pelaksanaan pemilihan umum yang berkualitas.
Kata-kata kunci: Media massa, politik, framing, analisis kritis, komunikasi politik
Freedom of information as an effort in the thoughts, intentions, strengths, and the capitalization
of the media over democratic demands. Politic impacted to demands of democratization state that
“good ideas” through fair elections and generate political candidates and voters who know the
situation and condition of the society. This study of the climate of political communication and
election head of state aims to provide a formulation of the topic of political discourse in order to
contribute information needed in the general election. The findings of the study include the dynamics
of political communication, communicators; a couple of candidates, supporters, the media, and
voter participation in using their voting rights, and the quality of political legitimacy to the electoral
authority and dignity. This is the important factors supporting the successful implementation of
quality elections. This study uses a qualitative methodology that places the emphasis on tracking
and triangulation of data sources related to the presidential and vice presidential elections.
Keywords: Mass media, politics, framing, criticalanalysis, political communication
Korespondensi: Hefri Yodiansyah, S.Sos, M.I.Kom. Yayasan Pendidikan Persada Bunda Sekolah Tinggi
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Program Studi Ilmu Komunikasi, Jln. Diponegoro No. 42, Riau, Pekanbaru
28116.
Email: hefri.yordiansyah@gmail.com
12 Jurnal Kajian Komunikasi, Volume 5, No. 1, Juni 2017 hlm 11–30
Dalam proses penulisan berita komunikasi namun secara terus-menerus mempunyai aksi
politik secara penulisan berita dapat ditentukan kembali terhadap penghasilannya. Sebaliknya
dengan menentukan struktur organisasinya manusia adalah hasil dari produk masyarakat
oleh media massa. Dengan langkah pertama, mengandung ideology tertentu. Seseorang baru
proses pembuatan itu darimana berita politik menjadi seorang berpribadian yang berindentitas
direkonstruksi mulai dari media menuliskan sejauh ia tetap tinggal di dalam masyarakat atau
fakta dan diterbitkan. Lalu yang menjadi lingkungannya (dalam Eriyanto, 2002: 13-14).
pertanyaan “cerita berita politik itu bertutur Proses produk dialektis melalui bahasa
tentang apa?” menjadi langkah kedua, dalam politik (politics language) ada dua definisi
menjelaskan beberapa tema sentral dalam menurut Barelson dan Stainer (1964)
simbol dalam proses penulisan berita, perangkat yakni communicationis the transmission of
dengan analisis data, maupun lambang bahasa information, ideas, emotions, skill, etc. by
yang digunakan dalam berita politik. the use of symbols, pictures, grapds, etc.
Kemampuan seorang jurnalis dalam sementara Gerbner (1964) mendefinisikan
menggambarkan realitas politik lengkap communication is social interaction through
dengan aspek-aspek tertentu. Menimbulkan symbols and massage system (dalam Cangara,
implikasi terhadap berbagai bidang seperti 2009: 19). Jika menyimak kandungan makna
ideologis, politik, ekonomi, budaya, hukum, (politics language) yang terdapat dalam setiap
dan seterusnya. Dengan pengalaman yang definsi komunikasi yang telah dikemukakan,
dimilikinya belum tentu dinamika politik dapat menemukan adanya sejumlah unsur-
memiliki arti penting sebagai agenda publik. unsur komunikasi yaitu; sumber, pesan, media,
Karena pengalaman dan pengetahuan publik penerima, pengaruh, tanggapan balik, dan
“melek media” terhadap suatu realitas yang lingkungan (Cangara, 2009: 20-23).
akan ditampilkan belum rata kesemua lapisan Dengan faktor-faktoritu dapat jadi asumsi
masyarakat. Liputan politik itu sesuai dengan mewacanakan realitas politik mencerminkan
perkembangan pers yang menampilkan upaya pembentukan opini publik bermakna
realitas, berkemungkinan realitas politik itu komunikasi bahasa politik yang dinamis, plural
akan ditampilkan atau tidak ditampilkan dalam secara terus menerus dalam proses komunikasi
proses produksi media massa. itu terjadi dalam anggota masyarakat secara
Untuk menganalisis data penelitian, terus menerus pula,sehingga sedikit banyak
peneliti menggunakan analisis data dengan mempengaruhi sikap dan tingkah laku pihak
perangkat analisis framing berdasarkan model yang dituju dalam hal ini adalah komunikator
milik Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosciki. politik dan media massa sebagai pengguna
Kendati sistem bahasa dan komunikasi bahasa politik (politics language).
politik yang digunakan komunikator politik Sehingga proses dialektis dalam
mempengaruhi persepsi massa pendukung menggunakan bahasa politik (politics
politik dalam memperebutkan simpati politik language) perlu pengetahuan dan pengalaman
yang dilakukan oleh media massa sebagai yang dapat dipahami sebagai proses produk
dengan menghubungkan konteks situasi dialektis, dinamis, dan plural di masyarakat
politik kenyataan pada realitas sosial yang sosial yang dapat dinikmati, sebagai kekuatan
diangkatnya dalam bentuk bahasa politik yang (power) dalam lingkungan secara berkelanjutan
bermakna ideologi tertentu. Dalam memproses countineu yang dilakukan secara bersama
produksi bahasa politik itu dapat jadi asumsi (serempak) dimanapun kapan pun.
pengkonstruksian realitas politik mencerminkan Fokus tinjauan kepustakaan ini terhubung
faktor–faktor dalam upaya pembentukan opini denganorientasi “ideology” sebagai kekuatan
publik bermakna komunikasi bahasa politik. (power) dalam lingkungan secara berkelanjutan
Pandangan Peter L. Berger dan Thomas countineu yang dilakukan secara bersama
Luckmann tentang konstruksi sosial atas realitas (serempak), dimanapun kapan pun dengan
yang diungkapnya. Beliau menggungkap sesuai yang menitikberatkan hubungan komunikasi
dengan alasan Berger adalah “manusia dan langsung atau tatap muka, dengan media massa
masyarakat adalah produk dialektis, dinamis, atau komunikasi massa mengunakan teknologi
dan plural secara terus-menerus. Masyarakat komunikasi media cetak.
tidak lain adalah produk manusia itu sendiri, Menurut Pan dan Kosicki dalam Eriyanto
14 Jurnal Kajian Komunikasi, Volume 5, No. 1, Juni 2017 hlm 11–30
(2002: 251) tidak melihat teks berita sebagai terdiri dari berbagai hal, dan berbagai elemen
suatu studi pesan politik yang hadir begitu saja masyarakat tentang ciri–ciri khas seseorang
seperti yang ada dalam analisis isi tradisional. dalam membentuk kredibilitas diri seorang
Dalam kehadiran teks berita itu disusun (communicator politic) sebagai objektifitas
berdasarkan formasi dan struktur tertentuatas pembuat kebijakan publik mengandung nilai
pandangan, ideas, gagasan, pendapat dari latent “ideology”.
komunikator politik dalam menggunakan Kemudian ditambahkan Eriyanto (2002)
bahasa politik (politics language) sebagai mengatakan pendapatnya bahwa generalisasi,
kebijakan politik yang akan diambil, namun sebagai elemen utama yang sering digunakan
bahasa politik melibatkan proses produksi dan seseorang dalam melihat, memperkirakan,
konsumsi dari suatu teks yang disajikan keranah dan mempelajari yang berhubungan dengan
komunikan (pembaca) target komunikasinya. generalisasi itu dipakai komunikator politik, dan
Senada dengan Budiardjo (2002) dalam media massa sebagai penghubung lingkungan
menggunakan bahasa politik (politics language) yang dilukiskan atas fenomena komunikasi itu
sebagai kebijakan politik mengatakan politik dengan melekatkan pada ciri–ciri yang sama.
adalah kegiatan yang dilakukan dalam suatu Ideologi merupakan sebuah pengaruh yang
Negara yang terkait dengan proses menemukan paling menyeluh dari semua pengaruh. Ideologi
tujuan dan melaksanakan tujuan dari kebijakan diartikan sebagai gagasan, ide-ide, mekanisme
umum (public policy) yang mengatur sumber simbolik yang menyediakan kekuatan kohesif
daya yang ada untuk kepentingan seluruh yang mempersatukan persepsi masyarakat
masyarakat. Dimensi politik dalam hubungan (public opinion).
antar Negara dengan masyarakat. Dalam hal Dalam upaya melihat serta mempelajari/
ini pertama, politik sebagai studi kelembagaan memahami wacana pembentukan opini publik
(institution stadies). Kedua, politik sebagai ini, sebagai permainan kata (war of words),
studi kekuasaan (power stadies), dan Ketiga, sebagai bahasa politik, juga sebagai motif
politik sebagai studi kebijakan publik (public media massa, seringkali surat kabar melakukan
policy stadies) (Cangara, 2009: 29-32). tiga objek sekaligus sebagai strategi ideologi,
Studi media massa pada umumnya, strategi komunikator politik, dan strategi
khususnya media cetak menggunakan bahasa lingkup media massanya (individu, rutinitas
politik mengenai kebijakan umum dalam media, organisasi media, ekstramedia, sampai
ilmu politik sebagai studi politik (political dengan tatanan ideologi). Rumusan tersebut
studies). Dalam proses studi itu memerlukan dalam objek penelitian ini ditunjukkan dalam
pengetahuan dan pengalaman seseorang, dalam tabel 1.
menggunakan skema teks berita mempunyai Kerangka pemikiran ini memperlihatkan
tujuan untuk mengorganisir pengetahuan, objek penelitian dengan orientasi peneliti
memancing pengalaman dan memori masa lalu sebagai berikut: Ideologis, idealis, Politik
untuk melihat dunia sekarang dan memprediksi Praktis, dan Pasar atau Lokasi Daerah distribusi
dunia masa depan. Berdasarkan peristiwa– Objek penelitian. Dengan orientasi menentukan
peristiwa yang datang silih berganti tiap hari, komunikasi politik dalam pemahaman dan
dapat menggunakan kerangka berfikir tertentu: seleksi media massa dalam memproses sistem
karena pandangan ini mirip dengan skenario bahasa yang digunakan dalam komunikasi
yang ditulis untuk meletakkan setiap kejadian politik.
dan fenomena dalam alur cerita (Eriyanto, Ibnu Hamad (2004) mengatakan bahwa
2002: 85). pertama, menggunakan simbol–simbol politik
Dalam Eriyanto (2002) juga membagi (politics language). Kedua, melaksanakan
beberapa skema teks berita itu dapat hadir strategi pengemasan pesan (Framing
sebagai klasifikasi, skema digunakan oleh Strategies). Ketiga, melakukan fungsi agenda
individu untuk membuat dunia ini tampak media (agenda setting function). Dan ketiga
bermakna mudah di mengerti untuk itu, strategi dalam pembentukan opini publik ini
dunia ini digambarkan sebagai sesuatu yang seringkali dipengaruhi oleh faktor internal
beraturan. Seiring dengan perkembangan atas dasar kepentingan media massa tersebut
psikologi manusia dalam memahami manusia berupa kebijakan redaksional mengenai suatu
itu sendiri, dengan secara sadar bahwa dunia ini kepentingan politik tertentu, kepentingan
KOMUNIKASI POLITIK MEDIA SURAT KABAR DALAM STUDI PESAN REALITAS POLITIK PADA MEDIA
15
CETAK RIAU POS DAN TRIBUN PEKANBARU
pengelola media, relasi media dengan kekuatan massa mewacanakan dalam bentuk bahasa
politik tertentu, dan faktor eksternal seperti politik, memiliki makna ideologi yang akan
sistem politik yang berlaku, permintaan pasar, diinformasi atas realitas (kenyataan) yang
dan kekuatan-kekuatan luar lainnya. Faktor diterimanya (John Fiske, 2007: 228-258; M.
inilah yang seringkali menimbulkan kemasan Edy Susilo 2000: 19-20; Eriyanto, 2002: 254;
redaksional yang berbeda-beda antara media dan Alex Sobur, 2001: 138-139).
satu dengan yang lainnya dalam menyampaikan
peristiwa politik yang sama. METODE PENELITIAN
Tabel 1 Objek Penelitian: Kandidat Politik dan Pada dasarnya, dalam mewacanakan
Surat Kabar Berdasarkan Orientasi peristiwa tertentu yang akan disajikan media
massa adalah akumulasi dari pengaruh
yang beragam, dengan level media massa
Nama dalam mempengaruhi perilaku manusia atau
Orientasi Nama Kandidat Politik
Koran pergeseran perilaku (shifting attitudes). Pamela
Ideologi 1. Megawati (Mega)- Riau Pos J. Shoemaker dan Stephen D. Reese (1996)
PrabowoSubianto
Tribun mengemukakan lima level media massa dapat
2. Susilo Bambang Pekanbaru memengaruhi pengambilan keputusan publik
Yudhoyono (SBY)- agenda setting (dalam Sobur, 2001: 138),
Boediono
yaitu: level individu, level rutinitas media, level
3. M. Yusuf Kalla- organisasi media, level ekstramedia, dan level
Wiranto
ideologi.
Idealis 1. Megawati (Mega)- Riau Pos Komunikasi politik lazim dikaitkan dengan
Prabowo Subianto
Tribun pembicaraan politik atau penyampaian pesan
2. Susilo Bambang Pekanbaru politik verbal maupun non verbal yang dapat
Yudhoyono (SBY)-
mempengaruhi rakyat maupun pemerintah
Boediono
dalam suatu sistem politik. Atau secara
3. M. Yusuf Kalla- sederhana dapat disebutkan bahwa komunikasi
Wiranto
politik adalah penyampaian pesan yang
Politik 1. Megawati (Mega)- Riau Pos bermuatan politik dari suatu sumber kepada
Praktis Prabowo Subianto
Tribun penerima untuk menciptakan pemahaman
2. Susilo Bambang Pekanbaru makna bersama (Eko Harry Susanto, 2013).
Yudhoyono (SBY)-
Boediono
Mengingat komunikasi melekat pada setiap
orang sebagaimana, menurut Bower dan
3. M. Yusuf Kalla- Bradac, (1982: 3), “manusia adalah mahluk
Wiranto
yang tidak bisa tidak berkomunikasi”, maka
Pasar atau 1. Megawati (Mega)- Riau Pos
Lokasi
setiap tingkah laku manusia, termasuk pada saat
Prabowo Subianto
Daerah
Tribun diam, dan tidak merespon pesan politik dari
2. Susilo Bambang Pekanbaru suatu sumber, tetap saja menimbulkan makna
Yudhoyono (SBY)-
Boediono
yang berhubungan dengan nuansa politik
(dalam Susanto, 2013).
3. M. Yusuf Kalla- Penelitian ini menggunakan metode
Wiranto
penelitian kualitatif dengan kajian secara
Sumber: Diolah dari Penelitian Berdasarkan deskripsi atau analisis terhadap fenomena
Orientasi Objek Penelitian Pada Harian Riau Pos komunikasi yang tidak tergantung pada
dan Tribun Pekanbaru pengukuran variabel, akan tetapi penelitan
memusatkan pada penganalisaanpada makna
ideology yang akan disampaikan atau tidak,
Komunikasi politik inilah yang seringkali kecenderungan analisis dalam upaya atau
menimbulkan kemasan redaksional bahasa usaha untuk faktor-faktor yang mempengaruhi
politik yang yang dipakai berbeda–beda, “ideology” dengan menginterpretasikan
media massa satu dengan yang lainnya dalam data menguatkan penelitian yang ada, serta
menyampaikan bahasa politik itu.Ketika media menganalisis objek yang akan diteliti dengan
16 Jurnal Kajian Komunikasi, Volume 5, No. 1, Juni 2017 hlm 11–30
18 Januari 1991 di Pekanbaru, dan sebenarnya harian Riau Pos, sekaligus penanggung jawab
pada tahun 1989 Riau Pos telah hadir, namun keuangan. Dengan frekuensi penerbitan dengan
dalam bentuk mingguan diterbitkan oleh SIUP hanya mengizinkan terbit sebanyak 4
yayasan Riau Makmur yang berafiliasi pada (empat) kali seminggu dalam bentuk harian
Pemerintah Provinsi Riau. Koran (Sumber: wawancara dengan staf
Pada tahun 1987, surat kabar Riau Pos redaksi).
pada awalnya merupakan surat kabar mingguan Surat kabar Riau Pos pada awalnya berfungsi
dengan nama Warta Karya. Sebuah informasi mempublikasikan berita pembangunan kepada
yang merupakan media informasi berfungsi khalayak ramai di Riau. Seiring dengan
sebagai surat kabar yang representative bagai pesatnya pembangunan, maka perlu adanya
para insane pers untuk sebuah media lokal yang media informasi yang dapat dihandalkan untuk
ada di Riau. Pada waktu pemerintahan Imam merekam dan menyebarluaskan informasi
Munandar selaku gubernur Riau pada masa itu pembangunan secara efektif sekaligus berfungsi
memberikan izin pendirian Yayasan Penerbitan untuk kontrol sosial, baik antara Pemerintah
dan Percetakan dengan nama Riau Makmur. dengan masyarakat, ataupun masyarakat dengan
Kemudian pada tanggal 28 Desember masyarakat yang lain. Maka pengelolaan surat
1988, Yayasan Riau Makmur mmperoleh Surat kabar Riau Pos mingguan Riau Pos yang
Izin Usaha Penerbitan (SIUP) pada tahun profesionali sangat mendesak untuk segera
1989 untuk menerbitkan surat kabar mingguan diwujudkan di Provinsi Riau. Sementara saat
dengan nama Riau Pos. Nama Riau Pos itu Provinsi Riau hanya mengimpor surat kabar
berasal dari nama Koran yang pernah terbit di terbitan ibukota atau daerah lainnya. Hadirnya
Pekanbaru sekitar tahun 1959-1961, serta atas surat kabar Riau Pos disambut oleh masyarakat
seizing seorang pejuang 1945, yaitu Letkol TNI Riau yang sudah lama menginginkan sumber
(pur.) Hasan Basri selaku pemilih Koran yang informasi tentang perkembangan daerah sendiri.
bernama Riau Pos terebut. Pada tahap perkembangannya, Riau Pos
Kemudian pada tanggal 23 Juli 1990 di terus meningkatkan sirkulasinya di setiap
Pekanbaru, PT. Jawa Pos memberi kuasa pada daerah yang ada di Riau dengan menerapkan
Indra Slamet Santoso dan Ridar K. Liamsi dan penerbitan Sistem Cetak Jarak Jauh (SCJJ)
dari penerbit pada saat itu adalah Yayasan Riau yang terletak di Tanjung Pinang dalam bentuk
Makmur memberi kuasa kepada Zuhdi, SH, H. halaman Koran.Pada tahun keenam dan ketujuh
Abdul Kadir MZ, dan Asparaini Rasyad dengan Riau Pos telah terbit dengan tampilan halaman
melakukan perundingan saham. Perundingan muka full color setiap harinya dapat menembus
saham tersebut tercetusnya secara bersama angka hingga 25.000 eksemplar. Tahun
mengenai perbandingan komposisi saham PT. kedelapan tepatnya pada tahun 1998 Riau Pos
Riau Pos yang akan didirikan, yaitu yayasan mencetak kembali sebanyak 50.000 eksemplar
Riau Makmur 65%, dan PT. Jawa Pos 35%. korannya. Dari setiap eksemplar surat kabar
Dalam perundingan menyepakati beberapa yang telah diterbitkan bertahan selama 10
posisi jabatan strategis untuk PT. Jawa Pos tahun dengan jumlah 35.000 eksemplar setiap
mengisi jabatan yang ada di Riau Pos, yaitu bulannya (wawancara Staf Pemasaran).
Komisaris Utama dipegang oleh Eric Samola, Pesatnya perkembangan Riau Pos dari
Komisaris dipegang oleh Trianto, Direktur tahun ke tahun membawa Riau Pos Group
Utama dipegang oleh Dahlan Iskan, dan (RPG) menjadi sebuah media Group yang maju
posisi Direktur dipegang oleh Rida K. Liamsi. dan besar di Provinsi Riau. Riau Pos memiliki
Kemudian di sisi lainnya, Yayasan Riau visi “menjadi perusahaan multimedia terdepan
Makmur mendapat 3 (tiga) posisi jabatan, yaitu dan terkemuka di Sumatera”, misi “Ikut serta
posisi Komisaris dipegang oleh H. Abdul Kadir mencerdaskan kehidupan berbangsa, serta
MZ, Komisaris dipegang oleh Drs. Aparaini motto “bangun negeri bijakan bangsa”.
Rasyad, dan posisi Direktur dipegang oleh Umar Pada tanggal 18 April 2007 PT. Riau Media
Umaiyah (Wawancara Redaksi). Kesepakatan Grafika dari kelompok Kompas Gramedia
itu juga memberi tanggung jawab kepada Rida kembali meluncurkan surat kabar baru di
K. Liamsi. Direktur Utama PT. Riau Pos yang Riau, dengan nama surat kabar harian Tribun
dipegang oleh Dahlan Iskan menetapkan Rida Pekanbaru. Harian Tribun Pekanbaru adalah
K. Liamsi sebagai penanggung jawab redaksi surat kabar termuda dan terbesar yang telah terbit
18 Jurnal Kajian Komunikasi, Volume 5, No. 1, Juni 2017 hlm 11–30
di Provinsi Riau. Dengan rekrutmen jurnalis Spirit Baru Riau. Memasuki pasar Riau dibawah
yang professional di bidangnya. Penampilan bendera PT Riau media grafika sebagai penerbit
harian Tribun Pekanbaru memberi dampak Tribun Pekanbaru dengan melakukan persiapan
yang sangat signifikan dalam perkembangan yang matang dan terencana. Setelah melakukan
pembangunan di Riau (Staf Redaksi). riset dalam waktu yang cukup panjang
Menurut staf redaksi pada harian Tribun dipengujung tahun 2006 rekrumen SDM mulai
pekanbaru berkedudukan di Pekanbaru, karena dilakukan.
harian Tribun Pekanbaru itu merupakan Selanjutnya di awal tahun 2007 SDM
kelompok Kompas Gramedia. Dengan motto terpilih sudah masuk dapur pelatihan intensif
“Spirit Baru Riau” dengan pemimpin umumnya selama tiga bulan, dengan prinsip-prinsip
H. Herman Darmo. Dengan penerbit PT. Riau cover book size atau berita berimbang,
Media Grafika. Harian Tribun Pekanbaru independent, dan kredibel adalah hal-hal yang
kelompok Kompas Gramedia adalah surat paling ditekankan dalam pelatihan. Dalam
kabar yang lahir ditengah era reformasi. sikap Independent, dan kredibel kami juga
Dalam perubahan yang melanda hampir berita- menekankan suatu sikap bahwa sebuah berita
berita umum, ekonomi dan bisnis, seputar harus dipandang dari berbagai sisi caver book
Pekanbaru, Kepulauan Riau dan Siak, Rengat, size orang mengatakan bahkan sekarang kami
dan Bangkinang, serta liputan sport, info artikel mencoba mengembangkan namanya cover
life style, dan info selebritis, essy wreding dan book all. Jadi kami melihat suatu persoalan
friendly adalah kunci. Bertumpu pada keyakinan tidak dilihat dari satu sisi atau dari satu
bahwa kedekatan dengan publik pembaca adalah narasumber saja tetapi berbagai narasumber
segalanya bagi surat kabar ini. Upaya yang jelas yang terkait dalam persoalan tersebut. Itu satu
tidak mudah, namun puji Tuhan, kami berhasil sikap independent kredibel yang terus selalu
menggapainya. Berangkat dari Indenpendent, kami bangun dilingkungan Tribun Pekanbaru.
friendly, infossible, essy wreding, educating, Para wartawanpun selalu dikenalkan pada
dift, difrends, credible tersebut, memilih surat teori baru jurnalistik essy wreding dan friendly
kabar untuk sarana promosi menjadi lebih dengan format desain dan layout yang hendy
mudah. Memang dibutuhkan perencanaan media menonjolkan kekuatan visual. Kaitannya
yang matang dan efektif agar setiap manajeman adalah dengan tampil independent dan kridebel
marketing yang dikeluarkan mengenai sasaran tentu kami tidak berpihak pada siapapun kepada
(wawancara dengan staf redaksi). perorangan golongan lembaga tetapi kami
Tribun Pekanbaru kelompok Kompas berpihak kepada kebenaran (wawancara dengan
Gramedia layak menjadi pilihan utama karena staf redaksi).
memilih riset yang representatif, sesuai Selanjutnya PT. Indrafeasda Prima media
dengan segmen pembaca, siapa dan bagaimana dari kelompok kompas gramedia kembali
pembaca Koran Tribun Pekanbaru Cabang meluncurkan Koran baru di bumi lancang
Kompas. Dengan data-data yang tertera, anda kuning Riau dengan nama Harian Tribun
dapat memahami bahwa surat kabar Tribun Pekanbaru. Kami hadir di sini ini sebenarnya
Pekanbaru benar-benar memiliki karakter menawarkan banyak hal yang baru namun
spesifik sebuah media Riau. Terdapat data yang pasti satu yang kita catat bersama adalah
penyebaran Tribun Pekanbaru kelompok kami membawa spirit baru riau. Memasuki
Kompas Gramedia keseluruh pelosok daerah pasar Riau dibawah bendera PT. Riau Media
Riau bahkan kepulauan Riau berikut dengan Grafika sebagai penerbit Tribun Pekanbaru
oplah hariannya. dengan melakukan persiapan yang matang dan
Setelah sukses mengembrak pasar Kota terencana.
Batam dengan Harian Tribun Batam pada Seperti yang diketahui bahwa setiap suatu
bulan April 2007 lalu PT. Riau Media Grafika badan usaha yang bergerak dibidang bisnis
dari kelompok kompas gramedia kembali tentunya memerlukan biaya, baik itu di awal
meluncurkan Koran baru di bumi lancang usahanya maupun setelah usahanya berjalan.
kuning Riau dengan nama Tribun Pekanbaru. Harian Tribun Pekanbaru pada awal berdirinya
Kami hadir di sini ini sebenarnya menawarkan dana sendiri yaitu berupa aset penjualan koran
banyak hal yang baru namun yang pasti satu setiap harinya dan aset dari iklan itulah yang
yang kita catat bersama adalah kami membawa dipakai untuk membiayai gaji karyawan,
KOMUNIKASI POLITIK MEDIA SURAT KABAR DALAM STUDI PESAN REALITAS POLITIK PADA MEDIA
19
CETAK RIAU POS DAN TRIBUN PEKANBARU
Tabel 2 Analisis Wacana Pengkontruksian Riau Pos Pada Acara Debat Pemilihan Presiden
dan Wakil Presiden
Frame : Acara debat pemilihan presiden dan wakil presiden diterima sepenuhnya
Elemen Strategi Penulisan
Sintaksis Respon acara debat pasangan kandidat yang menyatakan mengangkat ketiga
pasangan kandidat presiden dan wakil presiden. Riau Pos menempatkan pendapat
kandidat pada mewacanakan acara debat yang dinilai diawal tulisannya, baru
disusul oleh pakar/pengamat dengan menilai perlu adanya harus berkarakter.
Skrip Penekanan pada aspek legalitas. Sementara sisi moral, rasa keadilan masyarakat
dimasukkan dalam liputan politik. Penekanan pada sikap-sikap kandidat politik.
Sementara uraian kandidat mendapat tempat dan pengamat/pakar diuraikan tidak
mendapat tempat yang lebih besar, melainkan dalam porsi yang sama.
Tematik (1) Kronologis acara debat kandidat ada perbaikan pada masing-masing
kandidat politik.
(2) Argumentasi kandidat adalah benar dan sesuai dengan gagasan atau
pandangan arahan moderator
(3) Pasangan kandidat dalam mewacanakan mempunyai argumentasi yang
sama kuat, mempunyai porsi yang sama kuat dalam strategi penulisannya.
(4) Perlu diadakan perbaikan pada acara debat kandidat “berkarakter” menjadi
jaminan khusus dalam perang wacana.
Retoris Pemberian label otoritas pengalaman dan pengetahuan pada masing-masing
kandidat pada awalnya, dan memberi bukti dan klaim terhadap tema yang akan
diambil.
KOMUNIKASI POLITIK MEDIA SURAT KABAR DALAM STUDI PESAN REALITAS POLITIK PADA MEDIA
21
CETAK RIAU POS DAN TRIBUN PEKANBARU
Tabel 3 Analisis Wacana Pengkontruksian Tribun Pekanbaru Pada Acara Debat Pemilihan
Presiden dan Wakil Presiden
Sintaksis Respon acara debat pasangan kandidat yang mempunyai pandangan bertolak
belakang yang satu menilai benar/baik yang lain menilai tidak benar/tidak baik.
Memberikan pandangan pendapat disertai dengan bukti dan alasan yang sama-
sama kuatnya.
Skrip Baik pendapat pasangan kandidat tersebut maupun sumber ahli timbul sebagai
alasan pro dan tidak setuju proses politik itu ditempatkan saling melengkapi
dalam proses suksesi yang setara. Pendapat benar, tidak ditempatkan lebih utama
dibanding pendapat lain menyatakan argument itu kontra dengan alasan yang kuat.
Sehingga argument politik dalam mewacanakan dipekirakan pro atau kontra sama-
sama benarnya.
Tematik (1) Kronologis mewacanakan debat pasangan kandidat politik mengalami
pertikaian makna yang diindikasi menimbulkan pro-kontranya.
(2) Argument pasangan kandidat politik sebagai tolak ukur menimbulkan pro-
kontra di kalangan pakar/pengamatnya.
Retoris Penilaian klaim suatu kewajaran terhadap tema acara debat dan otoritas pengalaman
dan pengetahuan dari pasangan kandidat politik untuk mendukung gagasan/
pendapatnya.
Tabel 4 Proses Tahapan Mewacanakan Pada Internal Media Massa (Riau Pos)
Media Tahap
Materi depth interviuwdengan wartawan tetap media massa
Massa Naskah
perspektif ideas cara pandang tertentu yang bentuk pemahaman makna yang sederhana,
diungkapkan melalui komunikasi dengan media dan mudah dipahami dalam hubungan antara
teknologi dan komunikasi antar pribadi. komunikator politik dengan khalayak.
Faktor media massa itu selalu melekat Pencitraan media massa merupakan
dalam informasi politik yang disebarkan strategis penulisan media dalam memperoleh
oleh komunikator kepada masyarakat untuk keuntungan yang sangat besar, tergantung pada
mencapai tujuan politik. Simbol juga dapat apa yang harus diinformasikan oleh media
mengkomunikasikan konsep, gagasan umum, massa tersebut.
22 Jurnal Kajian Komunikasi, Volume 5, No. 1, Juni 2017 hlm 11–30
Tabel 5 Proses Tahapan Mewacanakan Pada Internal Media Massa (Tribun Pekanbaru)
Tabel 6 Publikasi Riau Pos Dan Tribun Pekanbaru Dalam Edisi Judul Per halaman Berita
Media Massa dari Tanggal 25 Mei 2009 Sampai Dengan 9 Juli 2009
Nama Koran 1 2 3 4 5
Riau Pos
5 6 4 - 15
Tribun Pekanbaru
3 4 3 1 11
Jumlah Publikasi Media Lokal
8 10 7 1 26
Peringkat Publikasi
2 1 3 4 Frame
Legenda : Jumlah Publikasi Megawati (Mega) – Prabowo Subianto pada kolom pertama; Jumlah
Publikasi Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) – Boediono pada kolom kedua; Jumlah Publikasi M.
Yusuf Kalla – Wirantopada kolom ketiga; dan Jumlah Publikasi Sumber Lokal pada kolom keempat.
Serta Total Publikasi pada kolom kelima.
KOMUNIKASI POLITIK MEDIA SURAT KABAR DALAM STUDI PESAN REALITAS POLITIK PADA MEDIA
CETAK RIAU POS DAN TRIBUN PEKANBARU 23
Legenda : Riau Pos (√); Tribun Pekanbaru (√√); serta nomor urut & nama pasangan kandidat politik
antara Presiden & Wakil Presiden sesuai dengan nomor 1 dan 2 : Megawati (Mega) – Prabowo;
Nomor 3 dan 4 : Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) – Boediono; dan Nomor 5 dan 6 : M. Yusuf
Kalla – Wiranto.
Tabel 8 Citra Kandidat Politik dalam Surat Kabar Riau Pos dan Tribun Pekanbaru
Legenda : Peserta nomor urut & nama pasangan kandidat politik antara Presiden & Wakil Presiden
sesuai dengan nomor 1 dan 2 : Megawati (Mega) – Prabowo Subianto; Nomor 3 dan 4 : Susilo
Bambang Yudhoyono (SBY) – Boediono; dan Nomor 5 dan 6 : M. Yusuf Kalla – Wiranto. Dan
Keterangan: + (positif) untuk citra baik; - (negatif) untuk citra buruk; +>- (positif ke negatif) untuk
citra baik ke arah buruk; dan ->+ (negatif ke positif) untuk citra buruk ke arah baik.
Tabel 9 Citra Klaim Massa Pendukung Pasangan Kandidat Politik dalam Surat Kabar Riau
Pos dan Tribun Pekanbaru
1 2 3
Nama Koran Sumber Ahli Sumber Ahli Sumber Ahli
+ - + - + -
Riau Pos 2 6 6 1 7 2
Tribun Pekanbaru 1 3 4 2 3 2
Jumlah Peringkat Makna
3 9 10 3 10 4
komunikator Ahli
Makna Angka (9) + lebih kecil (10) + lebih (10) + lebih
dari – (3) besar dari – (3) besar dari – (4)
Legenda Positif ke arah Negatif ke arah Negatif ke arah
Negatif Positif Positif
24 Jurnal Kajian Komunikasi, Volume 5, No. 1, Juni 2017 hlm 11–30
Legenda : Sumber ahli massa politik sesuai dengan peserta nomor urut 1 adalah Megawati (Mega) –
Prabowo Subianto; peserta nomor urut 2 adalah Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) – Boediono;dan
peserta nomor urut 3 adalah M. Yusuf Kalla – Wiranto.Dengan keterangan: + (positif) untuk citra
baik; - (negatif) untuk citra buruk; +>- (positif ke negatif) untuk citra baik ke arah buruk; dan ->+
(negatif ke positif) untuk citra buruk ke arah baik.
Legenda : Orientasi media massa politik sesuai dengan pencitraan (citra) peserta nomor urut 1 adalah
Megawati (Mega) – Prabowo Subianto; peserta nomor urut 2 adalah Susilo Bambang Yudhoyono
(SBY) – Boediono; serta peserta nomor urut 3 adalah M. Yusuf Kalla – Wiranto.Dengan tujuan
orientasi koran apakah itu: ideology; idealis; politik praktis; dan pasar atau lokasi daerah.
Tabel 11 Perbandingan Iklim Komunikasi Politik pada Riau Pos dan Tribun Pekanbaru
Aspek
Komunikasi Nama Koran Iklim Komunikasi Politik
Politik
Komunikator Riau Pos Dinamika politik dalam wacana sumber informasi yang
Politik Tribun Pekanbaru beragam berbeda-beda menimbulkan frame berbeda-beda
pula
Pesan Politik Riau Pos Dari isu politik beragam berdasarkan ideology media itu
Tribun Pekanbaru dalam strategi penulisannya
Media Riau Pos Media massa dalam melihat, diperkirakan, dan mempelajari/
Komunikasi Tribun Pekanbaru dipahami bahwa media terpengaruh dengan sumber internal
Politik dan sumber ekternal media dalam menjalankan profesi
jurnalisnya
Khalayak Riau Pos Massa politik sebagai partisipasi politik yang ikut
Komunikasi Tribun Pekanbaru memeriahkan pesta demokrasi Massa yang “apolitis”
Politik kesadaran ideologis dalam keadaan tertekan bahkan
fanatisme pada salah satu pasangan kandidat politik dengan
kesadaran ideologis yang masih tinggi
Efek Riau Pos Legitimasi kekuasaan politik mengenai pemikiran (ideas,
Komunikasi gagasan, pendapat, dan pandangan), niat (prosedur media
Politik massa), kekuatan (power), dan permodalan dalam marketing
politik (Firmanzah, 2008: 211)
KOMUNIKASI POLITIK MEDIA SURAT KABAR DALAM STUDI PESAN REALITAS POLITIK PADA MEDIA 25
CETAK RIAU POS DAN TRIBUN PEKANBARU
Komunikator politik tidak dapat melepaskan tanggapan, ideas, statement peristiwa pemilihan
diri dari kemampuan dalam mengorganisasikan presiden dan wakil presiden mempunyai
pesan politik kepada khalayak yang menuntut kontroversi yang besar, terutama dari sudut
demokratisasi dalam bernegara, kesejahteraan perdebatan antarkandidat.
dan keadilan. Esensi komunikasi politik, Pembahasan penelitian: Pertama,
khususnya yang berhubungan dengan komunikator dan komunikator media dengan
pengaturan dan penyebaran pesan politik sisi cara pandangan itu juga kontroversial
demi mempengaruhi khalayak ataupun calon antara kedua media tersebut. Cara pandangan
pemilih. Upaya mempengaruhi partisipasi yang satu dengan yang lain berbeda-beda
masyarakat dalam pemilihan umum, bukan menghadapi proses suksesi itu. Maka kedua,
pekerjaan mudah, mengingat respon khalayak ketika peristiwa politikitu berlangsung memberi
berbeda-beda tergantung dari karakter yang dugaan atau asumsi dengan persepsinya masing-
melekat. Pengaturan pesan dalam komunikasi masing, ada orang mengatakan setuju dan ada
politik yang menyentuh kebutuhan masyarakat pula yang tidak. Masing-masing peristiwa
secara mendasar akan meningkatkan itu diperkuat dengan dasar pembenar dengan
partisipasi masyarakat dalam kegiatan politik, alasan keberpihakannya pada kepentingannya.
khususnya pemilu dan membangun kredibilitas Ketiga, peristiwa ini menunjukkan bagaimana
komunikator politik dengan partai politiknya terjadi perang simbolik (simbolic war) dengan
secara positif. interaksional komunikasi verbal dengan
Temuan penelitian 2: Perbandingan menggunakan bahasa politik antara pihak-
frame surat kabar: Riau Pos dan Tribun pihak yang berkepentingan terhadap isu politik
Pekanbaru akibat frame efek komunikasi (ideologis, edialis, ekonomi, dan kepentingan
politik yang berbeda-beda dalam melihat, lokal). Keempat, media massa mempunyai
dipelajari/dipahami, dan memperkirakan, strategi penulisan dalam mewacanakanatas
sebab asumsi mewacanakan terlihat dengan peristiwa kontroversial tersebut. Dengan frame
menyusun, mengungkap, mengisahkan, dan kedua media massa itu menentukan bagaimana
menekankan sebagai fakta atas peristiwa fakta diambil, siapa yang diwawancarai,
(realitas) menimbulkan efek berbeda-beda. bagaimana hasil wawancara itu diperlakukan,
Frame Riau Pos dengan elemen framing bagaimana ia ditulis dan ditempatkan dalam
cenderung memperlihatkan Acara debat halaman surat kabar. Dalam identifikasi
pemilihan presiden dan wakil presiden diterima masalah pencitraan (citra) politik yang ingin
sepenuhnya. Sebaliknya, Tribun Pekanbaru disampaikan kepada publik adalah respon
dengan analisa framing dengan acara debat kandidat pada pemilihan presiden dan wakil
pemilihan presiden dan wakil presiden pro – presiden telah memenuhi syarat legal. Pendapat
kontra. yang setuju memang dimuat oleh Riau Pos,
Pembahasan temuan: Peristiwa tetapi untuk dikontraskan dengan pendapat
pemilihan presiden dan wakil presiden dalam yang setuju yang diuraikan dalam detail
mewacanakan pada media massa memilih fakta panjang. Akibatnya, pendapat mereka yang
atas peristiwa tersebut cenderung berbeda-beda, tidak setuju dengan proses suksesi dicitrakan
karena media massa memiliki elemen tertentu tidak benar atau pendapat minoritas diantara
maupun strategi penulisan untuk mewacanakan pakar atau pihak lainnya yang setuju maupun
informasi itu. tidak setuju dengan proses suksesi dalam acara
Temuan penelitian 3: Dengan mempelajari debat antarkandidat politik.
interaksi simbolik yang digunakan dalam analisa Temuan penelitian 4: Sementara Tribun
itu cenderung dipahami sebagai kontroversi Pekanbaru menempatkan pihak-pihak yang
yang besar, terutama perdebatan antar kandidat tidak setuju dan setuju dengan proses suksesi
politik antara interaksi simbolik yang dilalukan tersebut dengan tampilan dan detail yang sama.
komunikator dan komunikator media sebagai Dengan cara menampilkan fakta demikian,
frame surat kabar, diantaranya adalah Riau frame citra yang muncul dihadapan khalayak
Pos dengan Tribun Pekanbaru menimbulkan adalah adanya kontroversi di antara para
opini publik dengan mewacanakan: Kutipan, pakar/pihak-pihak, masing-masing dengan
26 Jurnal Kajian Komunikasi, Volume 5, No. 1, Juni 2017 hlm 11–30
argument yang sama benarnya. Pihak-pihak produk, dan struktur penyutingan media massa.
yang berpendapat dibiarkan tanpa pemaknaan Dalam proses mewacanakan surat kabar Riau
dari media yang bersangkutan. Dengan Pos maupun Tribun Pekanbaru menimbulkan
membeberkan pihak-pihak yang berdebat perbedaan dalam mempersepsikan opini publik
dan argumentasinya masing–masing, Tribun pada realitas yang diliputnya. Namun hal
Pekanbaru ingin menunjukkan bahwa disanalah ini, sebenarnya adalah prosedur pengelolaan
kontroversinya. wacana media menjadi teks beritanya. Sehingga
Pembahasan temuan: Simbol interaksi dianggap suatu kewajaran dalam menyampaikan
menyakut efek yang dihasilkan dalam pendapat di tengah masyarakat (khalayak
mewacanakan Tribun Pekanbaru adalah pembaca) atau sebagai diskusi publik.
peristiwa tersebut mengandung perdebatan Pembahasan temuan: menurut pandangan
tinggi dalam acara debat pemilihan presiden Hilgard dan Brower, mengatakan kemampuan
dan wakil presiden, memberi pandangan publik intelektual seseorang semakin tinggi intelektual
(opini publik) kepada sesuatu peristiwa bahwa seseorang, semakin mampu orang itu
“saya yang benar”. Dengan demikian frame menangkap pesan secara simbolik. Ada alasan
semacam ini menunjukkan juga bahwa Tribun mengapa tingkat pendidikan dipengaruhi pada
Pekanbaru tampaknya cukup berhati-hati dalam kognisi (cara berfikir) dan pemahaman non
menilai peristiwa tersebut. Tribun Pekanbaru verbal. Tingkat pendidikan berkaitan dengan
tidak memilih sisi-sisi kontroversi seperti Riau sekolah. Di sekolah diajarkan tentang berbagai
Pos yang mengambil posisi persetujuan terhadap budaya di dunia. Di sekolah, kemampuan
proses suksesi. Dalam hubungannya dengan seseorang untuk memandang dunia world view
kehidupan berbangsa dan bernegara, Bambang bertambah. Makin lama seseorang berada di
Setiawan (1990: 407) berpendapat, “komunikasi sekolah, semakin luas pemandangan dunianya
politik adalah proses penyampaian pendapat, (dalam Tinambunan, 2002: 44).
sikap dan tingkah laku orang-orang, lembaga- Temuan penelitian 6: untuk mengetahui
lembaga atau kekuatan-kekuatan politik faktor-faktor yang berpengaruh pada
dalam rangka mempengaruhi pengambilan pembentukan realitas sosial dalam naskah
keputusan politik, sedangkan yang dimaksud berita acara debat pemilihan presiden dan wakil
dengan politik tidak lain adalah kehidupan presiden 2009 itu terhadap pencitraan politik.
bernegara”. Secara fleksibel, “komunikasi Pembahasan temuan: pertama, dalam
politik merupakan komunikasi yang mengacu pemilihan presiden dan wakil presiden 2009
pada kegiatan politik” (Nimmo, 2007: 8). dapat orientasi bahwa Tribun Pekanbaru
Dengan demikian semua kegiatan bernuansa dalam mewacanakan pasangan kandidat
politis, yang dilakukan oleh pemerintah, atau politik terhadap isu politik, seperti isu agama
kekuasaan negara beserta institusi pendukung menggunakan jilbab dengan identifikasi masalah
maupun yang dilakukan (dalam Susanto, E. H., mengenai penggunaan jilbab bagi istri kandidat
2013). politik presiden dan wakil presiden pertama
Temuan penelitian 5: hasil temuan itu dalam yang diberitakan adalah Ani Yudhoyono (SBY)
proses mewacanakan acara debat pemilihan istri Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang
presiden dan wakil presiden 2009 itu, pada ditempatkan dalam judul berita media menjadi
dasarnya peneliti mengungkapkan langkah- tekanan isu politik tersebut. Sementara yang
langkah menyederhanakan dan mengumpulkan kedua yang strategi penulisan berita sebenarnya
data-data observasi dilapangan yang diperlukan. pada pasangan nomor urut satu Megawati
Menurut redaktur kedua media massa, (mega) adalah satu-satunya kandidat politik
tahap-tahap proses mewacanakan di internal berasal dari kaum hawa atau perempuan yang
media massa dalam wawancara mendalam dalam pemberitaan itu tidak berjilbab, kemudian
(depth interview) dapat digunakan sesuai bentuk pasangan kandidat politiknya wakil presiden
perangkat secara sistematis atas teks berita media Prabowo Subianto ialah berstatus duda atau
yang dipakainya. Prosedur itu adalah proses cerai hidup. Strategi penulisan mewacanakan
tahapan media massa dalam mewacanakan peristiwa penggunaan jilbab yang dituliskan
suatu peristiwa tergantung surat kabarnya, Tribun Pekanbaru untuk identifikasi masalah
menurut redaktur media massa membagi tiga isu agama/dekat islam maksud penulisannya.
struktur penting: struktur perencanaan, struktur Kedua, Strategi penulisan lainnya
KOMUNIKASI POLITIK MEDIA SURAT KABAR DALAM STUDI PESAN REALITAS POLITIK PADA MEDIA
27
CETAK RIAU POS DAN TRIBUN PEKANBARU
oleh kepentingan idealis, ideologis, politis mulai dari pertama, aktifitas eksternal (external
dan ekonomis. Tetapi, apapun yang menjadi activities) tentang bingkai teks cenderung untuk
pertimbangan, yang relatif pasti adalah menggunakan bingkai berbeda adalah peristiwa
adanya realitas yang ditonjolkan bahkan debat pemilihan presiden yang diperkirakan
dibesar-besarkan, disamarkan, atau bahkan oleh pilihan konflik di dalam memuat wacana
tidak diangkat sama sekali dalam setiap pesan media “pesanan” pada berita medianya.
pengkonstruksian realitas. Kedua, aktifitas objek (object activities)
Pembahasan penelitian: peliputan kedua kedua,yang dilihat dari tahap teknik adalah
media surat kabar Riau Pos dan Tribun Pekanbaru menulis teks pada bingkai di dalamperistiwa
cenderung pada aspek faktualitas (ideologis, debat pemilihan presiden, tahap perencanaan
idealis, politis, dan ekonomis) dalam acara berita media, tahap memproduksi berita media,
debat pemilihan presiden dan wakil presiden. tahap memproses hasil akhir mengedit berita
Meskipun terdapat penekanan pada aspek media. Dan ketiga, aktifitas Internal (internal
legalitas isu-isu faktual yang menjadi sorotan activities) merupakan faktor efek pesan
publik atas persoalan dan kasus yang terkait membentuk sistem politik dengan komunikasi
pelaku politik di masa pemerintahannya masing- yang politis di dalam mewacanakan media pada
masing. Menggunakan berbagai bentuk istilah peristiwa debat pemilihan presiden dan wakil
dengan menampilkan atribut-atribut metafora presiden 2009.
teks (kata, frase, kalimat dalam paragrafnya. Dengan pendekatan kualitatif dalam studi
Kebanyakan tampilan teks berita dipengaruhi ilmu komunikasi yang digunakan perangkat
dengan ruang lingkup kerja media itu sendiri analisa model Zhongdang Pan and Gerald M.
menunjukkan upaya sosialisasi antarcalon Kosciki menemukan gejala-gejala komunikasi
dalam pemilihan presiden dan wakil presiden dalam mengkontruksikan kandidat politik media
2009. Dapat diketahui bahwa pasangan kandidat kita menyimpan motif berbeda–beda. Perbedaan
politik sebagai komunikator politik yang motif ini tentu saja tidak mempermasalahkan
memiliki keistimewaan dalam retorika politik hitam putih. Kedua media sebut saja Riau Pos
berdasarkan pengalaman dan pengetahuan dan Tribun Pekanbaru terlibat dengan kontruksi
dalam wacana politik yang disampaikannya. ideologis karena pasar (khalayak pembaca)
Dengan mewacanakan dan strategi penulisan media itu sebagai nilai Laden secara ideologis.
Riau Pos dan Tribun Pekanbaru menimbulkan Dalam keadaan demikian, sebuah media massa
iklim komunikasi politik yang “good ideas”, memanfaatkan sentiment ideologis untuk
karena memberikan cerminan identifikasi mempertahankan pasar. Sebaliknya, kontruksi
masalah komunikasi politik dengan melihat yang bersifat politik praktis, bukan berarti sama
aspek, kemudian diperkirakan, dan selanjutnya sekali tanpa memotivasi ekonomis.
dipelajari akan menambah ilmu pengetahuan Interaksi Pers dan Prinsipnya,
kepada lapisan masyarakat tentang pendidikan kecenderungan pada motif media massa itu
politik yang akan diwacanakan pada masa akan atau orientasi dalam pemberitaan menekankan
depan. faktor–faktor internal dan eksternal mana saja
(ideologis, idealis) dan faktor eksternal mana saja
SIMPULAN (pasar, situasi politik) yang lebih berpengaruh
terhadap pengkontruksian kandidat politik itu
Berdasarkan temuan-temuan data serta oleh Riau Pos dan Tribun Pekanbaru. Media
hasil analisa, diperoleh kesimpulan-kesimpulan massa yang dipengaruhi oleh faktor-faktor
sebagai berikut: Secara umum, teori komunikasi ideologis adalah Riau Pos; yang dipengaruhi
politik pada penyajian kandidat politik terbatas faktor idealis adalah Tribun Pekanbaru. Oleh
pada penyajian durasi debat pemilihan presiden faktor politis-praktis adalah Koran Tribun
dan wakil presiden 2009, dilihat dari sudut Pekanbaru, karena lebih menonjolkan pada
pandang ideology, massa partai pendukung, aspek pertentangan “past poisoning.” Dan yang
peristiwa seputar debat pemilihan presiden dan lebih mempertimbangkan pasar atau ekonomi
wakil presiden 2009, dan pemberian klaim– adalah Riau Pos, karena memberikan lebel atau
klaim tertentu; belum menyentuh penggambaran klaim dukungan massa secara penuh dalam
dari sudut informasi publik secara menyeluruh mewacanakan.
terhadap peristiwa politik yang sebenarnya, Dalam peristiwa debat pemilihan presiden
KOMUNIKASI POLITIK MEDIA SURAT KABAR DALAM STUDI PESAN REALITAS POLITIK PADA MEDIA
29
CETAK RIAU POS DAN TRIBUN PEKANBARU
sebagai saluran) akan lebih optimal fungsinya Pos, Riau. (2009). Awasi netralitas tentara.
bila diarahkan untuk membentuk opini publik Edisi tanggal, 26 Mei 2009, hlm. 1 dan 2.
yang sehat tentang realitas masing-masing Pos, Riau. (2009). JK janjikan riau di kabinet.
pasangan kandidat politik. Edisi tanggal, 14 Juni 2009, hlm. 1 dan 7.
Pos, Riau. (2009). Mega-SBY-Kalla santun.
DAFTAR PUSTAKA Edisi tanggal, 19 Juni 2009, hlm. 1 dan 11.
Pos, Riau. (2009). Presiden SBY puji riau. Edisi
Baran, S. J. (2012). Pengantar komunikasi tanggal, 20 Juni 2009, hlm. 1 dan 11.
massa: melek media dan budaya. Jakarta: Pos, Riau. (2009). Di riau, SBY kritik mega.
Penerbit Erlangga. Edisi tanggal, 21 Juni 2009, hlm. 1 dan 7.
Biagi, S. (2005). Media impact: an introduction Pos, Riau. (2009). Prabawo baca notes,
to mass media. Seventh Edition, United boediono make up ulang, wiranto ngopi.
States: Thomson – Wadsworth. Edisi tanggal, 24 Juni 2009, hlm. 1 dan 2.
Cangara, Hd. (2009). Komunikasi politik; Pos, Riau. (2009). JK enjoy, sby terkekeh, mega
konsep, teori, dan strategi. (eds.), cetakan kikuk. Edisi tanggal, 26 Juni 2009, hlm. 1 dan
pertama. Jakarta: Rajawali Pers. 11.
Eriyanto. (2002). Analisis framing; konstruksi, Pos, Riau. (2009). Capres janji siap kalah. Edisi
ideologi, dan politik media.Yogyakarta: tanggal, 3 Juli 2009, hlm. 1 dan 8.
LkiS. Pos, Riau. (2009). SBY-Boediono menang
-----------. (2001). Analisis Wacana; pengantar mutlak di riau. Edisi tanggal, 9 Juli 2009,
analisis teks media. Yogyakarta: LkiS. hlm. 1 dan 2.
Firmanzah. 2008. Marketing politik: antara Pekanbaru, Tribun. (2009). 37 Simpatisan
pemahaman dan realitas. Jakarta: Yayasan mega-pro pingsan. Edisi tanggal, 25 Mei
Obor Indonesia. 2009, hlm. 1 dan 7.
Fiske, J. (2007). Cultural and communication Pekanbaru, Tribun. (2009). PD kaget ani
studies, sebuah pengantar paling diminta jilbab. Edisi tanggal, 28 Mei 2009,
komprehensif. Yosal Iriantara dan Idi Subandy hlm. 1 dan 7.
Ibrahim. (eds): cet. IV. Yogyakarta: Jalasutra. Pekanbaru, Tribun. (2009). PD kaget ani
Hamad, I. (2004). Konstruksi Realitas politik diminta jilbab. Edisi tanggal, 29 Mei 2009,
dalam media massa; sebuah studi critical hlm. 1 dan 7.
discourse analysis terhadap berita-berita Pekanbaru, Tribun. (2009). Mega diisiki, SBY
politik, Pengantar: Prof. Dr. Harsono ngopi JK dipijit. Edisi tanggal, 19 Juni 2009,
Suwardi, MA. Eds. Jakarta: Granit hlm. 1 dan 7.
Nimmo, D. (2007). Political communication Pekanbaru, Tribun. (2009). SBY: saya masih
and public opinion in America, atau ingat gelar riau saya. Edisi tanggal, 20 Juni
komunikasi politik: komunikator, pesan dan 2009, hlm. 1 dan 7.
media, Cetakan kedua, terjemahan Tjun Pekanbaru, Tribun. (2009). Kasih Saya modal
Surjaman. Bandung: Remaja Rosda Karya. pak SBY. Edisi tanggal, 21 Juni 2009, hlm. 1
Tinambunan, W. E. (2002). Teori-teori dan 7.
komunikasi. Jakarta: Swakarya. Pekanbaru, Tribun. (2009). Kasih saya modal
Sobur, A. (2001). Analisis Teks media; suatu pak SBY. Edisi tanggal, 24 Juni 2009, hlm.
pengantar untuk analisis wacana, analisis 1 dan 7.
semiotik, dan analisis framing. Bandung: Pekanbaru, Tribun. (2009). JK jadi bintang
Remaja Rosdakarya. debat. Edisi tanggal, 26 Juni 2009, hlm. 1
Susanto, E. H. (2013). Dinamika Komunikasi dan 7.
Politik dalam Pemilihan Umum. Jurnal Pekanbaru, Tribun. (2009). 2014 tak usah
Kajian Komunikasi; Volume 1, No. 2, pilpres. Edisi tanggal, 3 Juli 2009, hlm. 1 dan
Desember 2013 hlm. 163-172. 7.
Pos, Riau. (2009). 50.000 Pendukung mega-pro Pekanbaru, Tribun. (2009). Kalla ditinggal
merahkan bukit sampah. Edisi tanggal, 25 sendirian. Edisi tanggal, 9 Juli 2009, hlm. 1
Mei 2009, hlm. 1 dan 11. dan 7.