Anda di halaman 1dari 35

MAKALAH ASUHAN KEBIDANAN

Materi Kebutuhuan Fisik dan Psikologi Ibu Hamil


Dosen Pengampu Ni Komang Sulyastini ,S.ST.,M.Pd

Oleh:
Nama: Komang Diana Saputri Dewi
Nim: 2006091019
Kelas: 1A

PRODI D3 KEBIDANAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-
Nyalah saya dapat menyelesaikan makalah untuk memenuhi tugas yang diberikan dalam mata kuliah
“Asuhan Kebidanan dengan Materi Kebutuhan Fisik dan Psikologi Ibu Hamil”. Dalam menyelesaikan
laporan ini saya banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
saya tidak lupa menyampaikan terima kasih .
Saya menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari
semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini dan
semoga laporan ini bermanfaat bagi semua pihak.

Om Santhi, Santhi, Santhi, Om

Singaraja, 01 Maret 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ...................................................................................................... i
Daftar Isi ............................................................................................................... ii
BAB 1
Pendahuluan
1.1 latar belakang ..................................................................................................... 1
1.2 rumusan masalah ................................................................................................ 1
1.3 Tujuan .................................................................................................................1

BAB 2
Pembahasan teori
2.1 Definisi Kehamilan……………………………………………………………..2
2.2 Kebutuhan fisik ibu hamil trimester I,II,III… ..................................................... 2
A. Oksigen
B. Nutrisi
C. Personal hygine
D. Pakaian
E. Eliminasi
F. Seksual
G. Mobilisasi dan body mekanik
H. Senam hamil
I. Istirahat tidur
J. Imunisasi
K. Persiapan laktasi
L. Persiapan Persalinan dan Kelahiran
M. Pekerjaan
N. Mengatasi Ketidaknyamanan
O. Memantau Kesejahteraan Janin

2.3 Kebutuhan Psikologis Pada Ibu Hamil Trimester I,II,III ............................... 27


A. Support keluarga

ii
B. Support dari tenaga kesehatan
C. Rasa Aman dan Nyaman Selama Kehamilan
D. Persiapan Menjadi Orang Tua
E. Persiapan Sibling
BAB 3
Penutup
3.1 Kesimpulan ........................................................................................................... 30
3.2 Saran ..................................................................................................................... 30
Daftar pustaka

iii
BAB I
PENDAHULUAN
Kehamilan merupakan suatu proses kehidupan seorang wanita, dimana dengan adanya
proses ini terjadi perubahan-perubahan. Perubahan tersebut meliputi perubahan fisik, mental dan
sosial. Selain kebutuhan psikologis, kebutuhan fisik juga harus diperhatikan agar kehamilan
dapat berlangsung dengan aman dan lancar. Kebutuhan fisik yang diperlukan ibu selama hamil
meliputi oksigen, nutrisi, peronal hygiene, pakaian, eliminasi, seksual, mobilisasi & body mekanik,
exercise/senam hamil, istirahat/tidur, imunisasi, traveling, persiapan laktasi, persiapan kelahiran
bayi, memantau kesejahteraan bayi, ketidaknyamanan dan cara mengatasinya, kunjungan ulang,
pekerjaan, tanda bahaya dalam kehamilan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Definisi kehamilan
2. Sebutkan dan jelaskan kebuutuhan fisik ibu hamil trimester I,II,III
3. Sebutkan dan jelaskan kebutuhan psikologis ibu hamil trimester I,II,III

1.3 Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini untuk lebih memehami dan mendalami apa kebutuhan fisik dan psikologi
ibu hamil pada trimester I,II,III dan lebih memperluas ilmu kesehatan ibu dan janinMengetahui adakah
pengaruh senam hamil terhadap kualitas tidur ibu hamil berdasarkan usia responden, usia kehamilan dan
jumlah kehamilan.untuk mengetahui gambaran kualitas tidur ibu hamil sebelum dan sesudah senam
hamil.

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Kehamilan
Kehamilan adalah proses yang terjadi dari pembuahan sampai kelahiran. Proses ini
dimulai dari sel telur yang dibuahi oleh sperma, lalu tertanam di dalam lapisan rahim, dan
kemudian menjadi janin.
Kehamilan terjadi selama 40 minggu, yang terbagi ke dalam tiga trimester yaitu:

o Trimester pertama (0-13 minggu): struktur tubuh dan sistem organ bayi berkembang.
Kebanyakan keguguran dan kecacatan lahir muncul selama periode inii
o Trimester kedua (14-26 minggu): tubuh bayi terus berkembang dan Anda dapat merasakan
pergerakan pertama bayi.
o Trimester ketiga (27-40 minggu): bayi berkembang seutuhnya.

2.2 Kebutuhan Fisik Ibu Hamil Trimester I,II,III


A.OKSIGEN
Oksigen adalah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses metabolisme untuk
mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh. Oksigenasi adalah peristiwa menghirup udara
dari luar yang mengandung oksigen ke dalam tubuh serta menghembuskan karbon dioksida sebagai hasil
oksidasi.Kebutuhan oksigen adalah yang utama pada manusia termasuk ibu hamil berbagai gangguan
pernafasan bias terjadi saat ibu hamil sehingga akan mengganggu pemenuhan kebutuhan oksigen pada ibu
dan pengaruh pada bayi yang dikandungKebutuhan oksigen berhubungan dengan perubahan system
pernapasan pada masa kehamilan. Kebutuhan oksigen selama kehamilan meningkat sebagai respon tubuh
terhadap akselerasi metabolisme rate perlu untuk menambah masa jaringan pada payudara, hasil konsepsi
dan masa uterus.Kebutuhan oksigen adalah yang utama pada manusia termasuk ibu hamil berbagai
gangguan pernafasan bias terjadi saat ibu hamil sehingga akan mengganggu pemenuhan kebutuhan
oksigen pada ibu dan pengaruh pada bayi yang dikandung.
B.NUTRISI
Pada saat hamil ibu harus makan makanan yang mengandung nilai gizi bermutu tinggi
meskipun tidak berarti makanan yang mahal. Gizi pada waktu hamil harus ditingkatkan hingga 300 kalori
per hari, ibu hamil harusnya mengonsumsi yang mengandung protein, zat besi, dan minum cukup cairan
(menu seimbang).
1. Kebutuhan Nutrisi Ibu Hamil Trimester Pertama.
a. Minggu 1 sampai minggu ke-4
Selama trimester 1 (hingga minggu ke-12), ibu harus mengonsumsi berbagai jenis makanan
berkalori tinggi untuk mencukupi kebutuhan kalori yang bertambah 170 kalori (setara 1 porsi
nasi putih).
b. Minggu ke-5
Contoh porsi yang dapat dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan zat gizi per hari pada
trimester 1, antara lain roti, sereal, nasi 6 porsi, buah 3 - 4 porsi, sayuran 4 porsi, daging,
sumber protein lainnya 2 - 3 porsi, susu atau produk olahannya 3 - 4 porsi, camilan 2 - 3 porsi.
2
c. Minggu ke-7
Konsumsi aneka jenis makanan sumber kalsium untuk menunjang pembentukan tulang
kerangka tubuh janin yang berlangsung saat ini. Kebutuhan kalsium Anda 1000 miligram/hari.
d. Minggu ke-9
Penuhi kebutuhan asam folat 0,6 miligram per hari, diperoleh dari hati, kacang kering, telur,
brokoli, aneka produk whole grain, jeruk, dan jus jeruk. Konsumsi juga vitamin C untuk
pembentukan jaringan tubuh janin, penyerapan zat besi, dan mencegah pre-eklampsia.
e. Minggu ke-10
Saatnya makan banyak protein untuk memperoleh asam amino bagi pembentukan otak janin,
diitambah kolin dan DHA untuk membentuk sel otak baru. Sumber kolin; susu, telur, kacang-
kacangan, daging sapi dan roti gandum. Sumber DHA: ikan, kuning telur, produk unggas,
daging, dan minyak kanola.
f. Minggu ke-12
Sejumlah vitamin yang harus Anda penuhi kebutuhannya adalah vitamin A, B1, B2, B3, dan
B6, semuanya untuk membantu proses tumbuh-kembang, vitamin B12 untuk membentuk sel
darah baru, vitamin C untuk penyerapan zat besi, vitamin D untuk pembentukan tulang dan
gigi, vitamin E untuk metabolism
2. Kebutuhan Nutrisi pada Ibu Hamil Trimester II
a. Minggu ke-13
Kurangi atau hindari minum kopi. Sebab kafeinnya (juga terdapat di teh, kola dan cokelat)
berisiko mengganggu perkembangan sistem saraf pusat janin yang mulai berkembang.
b. Minggu ke-14
c. Ibu perlu menambah asupan 300 kalori per hari untuk tambahan energi yang dibutuhkan untuk
tumbuh-kembang janin. Penuhi antara lain dari 2 cangkir nasi atau penggantinya. Juga perlu
lebih banyak ngemil, 3-4 kali sehari porsi sedang.
d. Minggu ke-17
Makan sayur dan buah serta cairan untuk mencegah sembelit. Penuhi kebutuhan cairan tubuh
yang meningkat. Pastikan minum 6-8 gelas air setiap hari.
e. Minggu ke-24
Batasi garam, karena memicu tekanan darah tinggi dan mencetus kaki bengkak akibat
menahan cairan tubuh
f. Minggu ke-28
Konsumsi aneka jenis seafood untuk memenuhi kebutuhan asam lemak omega -3 bagi
pembentukan otak dan kecerdasan janin. Vitamin E sebagai antioksidan harus dipenuhi pula.
Pilihannya, bayam dan buah kering.
3. Kebutuhan Nutrisi Ibu Hamil Pada Trimester IIl
a. Kalori
Kebutuhan kalori selama kehamilan adalah sekitar 70.000 - 80.000 kilo kalori (kkal), dengan
pertambahan berat badan sekitar 12,5 kg.
b. Lemak
• 20% hingga 35% dari asupan kalori seorang wanita perari
• Asam linoleate
• Merupakan asam lemak esensial bagi pertumbuhan sel yang baru
• Harus diperoleh dari makanan
• Ditemukan dalam minyak nabati seperti minyak jagung, minyak zaitun, minyak kacang,
dan safflower (minyak biji rami)
c. Vitamin

3
Asupan semua vitamin harus ditingkatkan karena:
• Diperlukan bagi sintesis jaringan dan produksi energi
• Kebutuhan akan vitamin yang larut-lemak dan air akan meningkat
d. Yodium
Yodium dibutuhkan sebagai pembentuk senyawa tiroksin yang berperan mengontrol setiap
metabolisma sel baru yang terbentuk. Bila kekurangan senyawa ini, akibatnya proses
perekembagan janin, termasuk otaknya terhambat dan terganggu. Janin akan tumbuh kerdil.
e. Air
Kebutuhan ibu hamil di trimester III ini bukan hanya dari makanan tapi juga dari cairan. Ari
sangat penting untuk pertubuhan sel-sel baru, mengatur suhu tubuh, melarutkan dan mengatur
proses metabolisma zat-zat gizi, serta mempertahankan volume darah yang meningkat selama
masa kehamilan.
C.PERSONAL HYGIENE
Personal hygiene pada ibu hamil adalah kebersihan yang dilakukan oleh ibu hamil untuk
mengurangi kemungkinan infeksi, karena badan yang kotor yang banyak mengandung kuman-kuman.
Kehamilan merupakan suatu proses kehidupan seorang wanita, dimana dengan adanya proses ini terjadi
perubahan-perubahan yang meliputi perubahan fisik, mental, psikologis dan sosial.
Tujuan perawatan personal hygiene (Tarwoto dan Wartonah. 2006 dan Ambarwati, E.R dan
Sunarsih T. 2009)

• Meningkatkan derajat kesejahteraan seseorang


• Memelihara kebersihan diri seseorang
• Memperbaiki personal hygiene yang kurang
• Pencegahan penyakit
• Meningkatkan percaya diri seseorang
• Menciptakan keindahan
Faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene (Tarwoto dan Wartonah. 2006 dan Ambarwati, E.R
dan Sunarsih T. 2009)
a. Body image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri misalnya
karena adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli terhadap kebersihannya.
b. Praktik Sosial
Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan terjadi
perubahan pola personal hygiene
c. Status sosial ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi,
shampoo, sabun mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya.
d. Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat
meningkatkan kesehatan.
e. Budaya
Disebagian masyarakat jika individu sakit tertentu maka tidak boleh dimandikan.
f. Kebiasaan seseorang

4
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan diri seperti
penggunaan sabun, shampoo dan lain-lain.
g. Kondisi Fisik
Pada keadaan sakit tentu kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu bantuan
untuk melakukannya.
Manfaat Personal Hygiens dan Aktivitas pada Ibu Hamil (Rio. 2011)

• Dengan mandi dan membersihkan badan ibu akan mengurangi kemungkinan adanya
kuman yang masuk selama ibu hamil. Hal ini mengurangi terjadinya Infeksi, khususnya
sesudah melahirkan.
• b. Ibu akan merasa nyaman selama menjalani proses persalinan
• Saat ini, ibu yang akan melahirkan, tidak di-huknah untuk mengeluarkan tinja
• Bulu kemalauan tidak dicukur seluruhnya, hanya bagian yang dekat anus yang akan
dibersihkan karena hal tersebut akan mempermudah penjahitan jika ibu ternyata
diepisiotomi
• Selama menunggu persalinan tiba ibu diperbolehkan untuk berjalan-jalan disekitar kamar
bersalin
• Ibu boleh minum dan makan makanan ringan, disarankan untuk tidak mengkonsumsi
makanan yang berbau menyengat seperti pete dan jengkol
• Hal-hal yang Perlu diperhatikan pada Personal Hygiens Ibu Hamil (Rio. 2011)
• Pada personal hygiens ibu hamil, adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalampersonal
hygiens pada ibu hamil adalah dimulai dari kebersihan rambut dan kulit kepala,
kebersihan payudara, kebersihan pakaian, kebersihan vulva, kebersihan kuku tangan dan
kaki.

Pada dasarnya pakaian apa saja bisa dipakai, baju hendaknya yang longgar dan mudah dipakai
serta bahan yang mudah menyerap keringat.
Ada dua hal yang harus diperhatikan dan dihindari yaitu :

• Sabuk dan stoking yang terlalu ketat. Karena akan mengganggu aliran balik
• Sepatu dengan hak tinggi, akan menambah lordosis sehingga sakit pinggang akan
bertambah. (Kusmiyati Y, dkk.2008)
Menurut Lusysulistriawati,2012 personal hygine pada ibu hamil :
1. Bra
a. Pilih bra yang biasa dipakai untuk berolahraga
b. Ada bra yang bisa dipakai sejak masa hamil hingga menyusui
c. Pilih yang bahan dasarnya katun
d. Pastikan penyangga bra di bagian bawah cup nyaman dipakai.
2. Celana Dalam
a. Pilih celana dalam berbahan dasar katun
b. Perhatikan ukuran dan karet celana
c. Celana dalam yang pas

5
E.ELIMINASI
Eliminasi pada Ibu Hamil

• Trimester I
frekuensi BAK meningkat karena kandung kencing tertekan oleh pembesaran uterus, BAB
normal konstitensi lunak.
• Trimester II
frekuensi BAK normal kembali karena uterus telah keluar dari rongga panggul
• Trimester III
frekuensi BAK meningkat karena penurunan kepala ke PAP (Pintu Atas Panggul), BAB sering
obstipasi (sembelit) karena hormone progesterone meningkat
Keluhan yang sering muncul pada ibu hamil berkaitan dengan eliminasi adalah konstipasi dan
sering buang air kemih. Konstipasi terjadi karena adanya pengaruh hormone progesterone yang
mempunyai efek rileks terhadap otot polos, salah satunya otot usus. Selain itu, desakan usus oleh
pembesaran janin juga menyebabkan bertambahnya konstipasi.
Defekasi menjadi tidak teratur karena :

• Pengaruh relaksasi otot polos oleh estrogen


• Tekanan uterus yang membesar
• Pada kehamilan lanjut karena pengaruh tekanan kepala yang telah masuk panggul
• Konstipasi di cegah dengan :
• Cukup banyak minum
• Olahraga
• Pemberian laksatif ringan seperti jus buah-buahan
Hal-hal untuk mengatasi terjadinya masalah eliminasi pada masa kehamilan:

• BAK : untuk melancarkan dan mengurangi infeksi kandung kemih yaitu dengan minum dan
menjaga kebersihan sekitar alat kelamin
• BAB : perubahan hormonal mempengaruhi aktifitas usus halus dan usus besar sehingga pada ibu
hamil sering mengalami obstipasi, untuk mengatasi di anjurkan meningkatkan aktifitas jasmani
dan makan bersehat. (Manuaba, 1998:96)
Faktor yang Memengaruhi Eliminasi Urine

• Diet dan asupan


Jumlah dan tipe makanan merupakan faktor utama yang memengaruhi output urine (jumlah
urine). Protein dan natrium dapat menentukan jumlah urine yang dibentuk.selain itu, minum kopi
juga dapat meningkatkan pembentukan urine.
• Respon keinginan awal untuk berkemih
Kebiasaan mengabaikan keinginan awal utnuk berkemih dapat urin banyak tertahan di vesika
urinaria, sehingga memengaruhi ukuran vesika urinaria dan jumlah pengeluaran urine
• Gaya hidup
Perubahan gaya hidup dapat memengaruhi pemenuhan kebutuhan eliminasi. Hal ini terkait
dengan tersedianya fasilitas toilet.
• Stress psikologis
Meningkatkan stres dapat meningkatkan frekuensi keinginan berkemih.

6
F.SEKSUAL
Hubungan seksual selama kehamilan tidak dilarang selama tidak ada riwayat penyakit seperti berikut ini.

• Sering abortus dan kelahiran premature


• Perdarahan pervaginam
• Coitus harus dilakukan dengan hati-hati terutama pada minggu terakhir kehamilan
1.Kebutuhan Seksual pada Tiap Trimester

• Trimester pertama:
Minat menurun pada trimester (3 bulan) pertama, biasanya gairah seks menurun karena gangguan
rasa nyaman dan rasa cepat lelah. Jangankan kepingin, bangun tidur saja sudah didera morning
sickness, muntah, lemas, malas, segala hal yang bertolak belakang dengan semangat dan libido.
Fluktuasi, kelelahan, dan rasa mual dapat menghisap semua keinginan untuk melakukan
hubungan seks.
• Trimester kedua:
Gairah seksual dapat meningkat ketika gangguan rasa nyaman berkurang. Tubuh sudah dapat
menerima dan terbiasa dengan kondisi kehamilan sehingga ibu hamil dapat menikmati aktifitas
dengan lebih leluasa dari pada di trimester pertama. Kehamilan juga belum terlalu besar dan
memberatkan seperti pada trimester ketiga. Mual, muntah, dan segala rasa tidak enak biasanya
sudah jauh berkurang dan tubuh terasa lebih nyaman
• Trimester ketiga:
Minat menurun lagi libido dapat turun kembali ketika kehamilan memasuki trimester ketiga. Rasa
nyaman sudah jauh berkurang. Pegel di punggung dan pinggul, tubuh bertambah berat dengan
cepat, nafas lebih sesak (karena besarnya janin mendesak dada dan lambung), dan kembali
merasa mual, itulah penyebab menurunnya minat seksual. Tapi jika termasuk yang tidak
mengalami penurunan libido di trimester ketiga, itu adalah hal yang normal, apalagi jika termasuk
yang menikmati masa kehamilan
2. Bahaya Melakukan Hubungan Seksual pada ibu hamil

• Hal diatas berlaku bila selama kehamilan tidak ada masalah, namun bila kehamilan berisiko
seperti:
• Ancaman keguguran atau riwayat keguguran, akan berisiko terjadi keguguran berulang
• Plasenta letak rendah (ari-ari tertanam di segmen bawah rahim),
• Khawatir terjadi perdarahan hebat saat hubungan seksual Riwayat kelahiran prematur, ini juga
terjadinya persalinan sebelum waktunya.
• Keluar cairan ketuban, bila ketuban sudah keluar berarti selaput ketuban yang berfungsi sebagai
pelindung janin dari kuman yang ada di daerah vagina robek, akibatnya hubungan seksual akan
mengantarkan kuman di vagina ke dalam rahim melalui sel-sel sperma, risikonya dapat
menyebabkan infeksi pada janin
• Penyakit hubungan seksual (PHS),seperti: GO, siphilis, HIV/Aids, dll

7
G.MOBILISASI dan BODY MEKANIK
❖ Kebutuhan Mobilisasi
Kemampuan bergerak bebas, melangkah dengan baik, dan berirama, dengan maksud dan tujuan
tertentu merupakan hal yang penting dalam melakukan kegiatan hidup atau suatu usaha dari manusia
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya melalui bergerak. Kemampuan seseorang bergerak dalam upaya
memenuhi kebutuhan sehari-hari disebut dengan Mobilisasi. Pembatasan pergerakan oleh karena suatu
kondisi dan keadaan disebut dengan Imobilisasi. Pergerakan seseorang yang dibantu dengan alat disebut
Ambulasi.
1. Pengertian Mobilisasi
Mobilisasi adalah suatu kondisi dimana tubuh dapat melakukan keegiatan dengan bebas (Kosier,
1989).
2. Tujuan Mobilisasi
Tujuan dari mobilisasi antara lain:
• Memenuhi kebutuhan dasar manusia,
• Mencegah terjadinya trauma,
• Mempertahankan tingkat kesehatan,
• Mempertahankan interaksi sosial dan peran sehari-hari, dan
• Mencegah hilangnya kemampuan fungsi tubuh.
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Mobilisasi
1. Gaya Hidup
Gaya hidup seseorang sangat tergantung dari tingkat pendidikannya. Makin tinggi tingkat
pendidikan seseorang akan di ikuti oleh perilaku yang dapat meningkatkan kesehatannya.
Demikian halnya dengan pengetahuan kesehatan tetang mobilitas, seseorang akan senantiasa
melakukan mobilisasi dengan cara yang sehat misalnya; seorang ABRI akan berjalan dengan
gaya berbeda dengan seorang pramugari atau seorang pemabuk.
2. Proses Penyakit dan Injuri
Adanya penyakit tertentu yang diderita seseorang akan mempengaruhi mobilitasnya
misalnya; seorang yang patah tulang akan kesulitan untuk mobilisasi secara bebas. Demikian
pula orang yang baru menjalani operasi, karena adanya nyeri mereka cenderung untuk
bergerak lebih lamban. Ada kalanya klien harus istirahat di tempat tidur karena mederita
penyakit tertentu misalnya; CVA yang berakibat kelumpuhan, typoid dan penyakit
kardiovaskuler.
3. Kebudayaan
Kebudayaan dapat mempengaruhi pola dan sikap dalam melakukan aktifitas misalnya;
seorang anak desa yang biasa jalan kaki setiap hari akan berbeda mobilitasnya dengan anak
kota yang biasa pakai mobil dalam segala keperluannya. Wanita keraton akan berbeda
mobilitasnya dibandingkan dengan seorang wanita madura dan sebagainya.
4. Tingkat Energi
Setiap orang mobilisasi jelas memerlukan tenaga atau energi, orang yang sedang sakit akan
berbeda mobilitasnya di bandingkan dengan orang sehat apalagi dengan seorang pelari
5. Usia dan Status Perkembangan

8
Seorang anak akan berbeda tingkat kemampuan mobilitasnyadibandingkan dengan seorang
remaja. Anak yang selalu sakit dalam masa pertumbuhannya akan berbeda pula tingkat
kelincahannya dibandingkan dengan anak yang tidak sering sakit.
4. Tipe Persendian dan Pergerakan Sendi
Dalam sistim muskuloskeletal dikenal 2 maca persendian yaitu sendi yang dapat digerakkan
(diartroses) dan sendi yang tidak dapat digerakkan (siartrosis)
5. Toleransi Aktifitas
Penilaian tolerasi aktifitas sangat penting terutama pada klien dengan gangguan kardiovaskuler,
seperti Angina Pektoris, Infark, Miocard atau pada klien dengan immobiliasi yang lama akibat
kelumpuhan. Hal tersebut biasanya dikaji pada waktu sebelum melakukan mobilisai, saat
mobilisasi dan setelah mobilisasi.
Tanda-tanda yang dapat di kaji pada intoleransi aktifitas antara lain (Gordon, 1976):
o Denyut nadi frekuensinya mengalami peningkatan dan irama tidak teratur,
o Tekanan darah biasanya terjadi penurunan tekanan sistol/hipotensi orthostatic,
o Pernafasan terjadi peningkatan frekuensi, pernafasan cepat dan dangkal,
o Warna kulit dan suhu tubuh terjadi penurunan,
o Kecepatan dan posisi tubuh akan mengalami kecepatan aktifitas dan ketidak stabilan
posisi tubuh, dan
o Status emosi labil.
6. Masalah Fisik
Masalah fisik yang dapat terjadi akibat immobilitasi dapat dikaji / diamati pada berbagai sistim
antara lain:
o Masalah Musculoskeletal
o Menurunnya kekuatan dan kemampuan otot, atropi, kontraktur, penurunan mineral,
tulang dan kerusakan kulit.
o Masalah Urinaria
o Terjadi statis urine pada pelvis ginjal, pengapuran infeksi saluran kemih dan
inkontinentia urine.
o Masalah Gastrointestinal
o Terjadinya anoreksia / penurunan nafsu makan, diarrhoe dan konstipasi.
o Masalah Respirasi
o Penurunan ekspansi paru, tertumpuknya sekret dalam saluran nafas, ketidak seimbangan
asam basa (CO2 dan O2).
o Masalah Kardiofaskuler
o Terjadinya hipotensi orthostatic, dan pembentukan trombus.
7. Upaya Mencegah Terjadinya Masalah akibat Kurangnya Mobilisasi
Upaya mencegah terjadinya masalah akibat kurangnya mobilisasi antara lain:
o Perbaikan status gizi,
o Memperbaiki kemampuan mobilisasi,
o Melaksanakan latihan pasif dan aktif,
o Mempertahankan posisi tubuh dengan benar sesuai dengan body aligmen (struktur
tubuh), dan
o Melakukan perubahan posisi tubuh secara periodik (mobilisasi untuk menghindari
terjadinya dekubitus / pressure area akibat tekanan yang menetap pada bagian tubuh.
8. Macam-Macam Posisi Klien di Tempat Tidur
o Posisi fowler (setengah duduk)

9
o Posisi litotomi
o Posisi dorsal recumbent
o Posisi supinasi (terlentang)
o Posisi pronasi (tengkurap)
o Posisi lateral (miring)
o Posisi sim
o Posisi trendelenbeg (kepala lebih rendah dari kaki).
9. Manfaat Mobilisasi
o Meningkatkan harga diri dan body image,
o Memperbaiki sistem tubuh dan aktifitas yang teratur,
o Meningkatkan derajat kesehatan,
o Mencegah ketidakmampuan, dan
o Memperlambat serangan penyakit degenerative.

H.SENAM HAMIL
Olah raga sangat penting bagi ibu hamil, untuk tetap mendapatkan tubuh yang sehat dan bugar.
Namun olah raga yang dilakukan juga harus yang sesuai dengan perubahan fisik. Senam yang pas
dilakukan saat kehamilan adalah senam hamil.Senam hamil biasanya dimulai saat kehamilan memasuki
trisemester ketiga, yaitu sekitar usia 28-30 minggu kehamilan. Selain untuk menjaga kebugaran, senam
hamil juga diperlukan untuk meningkatkan kesiapan fisik dan mental calon ibu selama proses persalinan.
a. Pengertian Senam Hamil
Senam hamil adalah suatu gerak atau olah tubuh yang dilaksanakan oleh ibu hamil
sehingga ibu tersebut menjadi siap baik fisik maupun mental untuk menghadapi kehamilan dan
persalinannya dengan aman dan alami (Hamilton P. (1995)).
b. Tujuan Senam Hamil
a.Tujuan Umum Senam Hamil
o Melalui latihan senam hamil yang teratur dapat dijaga kondisi otot-otot dan persediaan
yang berperan dalam mekanisme persalinan.
o Mempertinggi kesehatan fisik dan psikis serta kepercayaan diri sendiri dalam
menghadapi persalinan.
o Membimbing wanita menuju suatu persalinan yang fisiologis.
b.Tujuan Khusus Senam Hamil

o Memperkuat dan mempertahankan elastisitas otot-otot dinding perut,otot-otot dasar


panggul, ligamen, dan jaringan serta fasia yang berperan dalam mekanisme persalinan.
o Melonggarkan persendian-persendian yang berhubungan dengan proses persalinan.
o Membentuk sikap tubuh yang prima, sehingga dapat membantu mengatasi keluhan-
keluhan, letak janin, dan mengurangi sesak nafas.
o Memperoleh cara kontraksi dan relaksasi yang sempurna.
o Menguasai teknik-teknik pernafasan dalam persalinan.
o Dapat mengatur diri dalam ketenangan.
c. Syarat Melakukan Senam Hamil
o Telah dilakukan pemeriksaan kesehatan dan kehamilan oleh dokter atau bidan.
o Latihan dilakukan setelah kehamilan mencapai 22 minggu.

10
o Latihan dilakukan secara teratur dan disiplin, sebaiknya latihan dilakukan di rumah sakit
atau klinik bersalin dibawah pimpinan instruktur senam hamil. (Prof. Dr. Rustam
Mochtar, MPH.1998)
d. Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan Sebelum Melakukan Senam Hamil
o Petugas kesehatan sebaiknya mengadakan pengawasan selama melatih.
o Latihan fisik atau olahraga dapat dianjurkan, dimulai mulai kehamilan 7 bulan.
o Makan yang cukup agar tenaga selalu ada. Tidak ada kontra indikasi melakukan senam
hamil (Hamilton P. (1995)).
e. Tujuan Senam Hamil
Berikut beberapa tujuan senam hamil:
o Menguasai teknik pernapasan.
o Latihan pernapasan sangat bermanfaat untuk mendapatkan oksigen, sedangkan teknik
pernapasan dilatih agar ibu siap menghadapi persalinan.
o Memperkuat elastisitas otot.
o Memperkuat dan mempertahankan elastisitas otot-otot dinding perut, sehingga dapat
mencegah atau mengatasi keluhan nyeri di bokong, di perut bagian bawah dan keluhan
wasir.
o Mengurangi keluhan.
o Melatih sikap tubuh selama hamil sehingga mengurangi keluhan yang timbul akibat
perubahan bentuk tubuh.
o Melatih relaksasi.
o Proses relaksasi akan sempurna dengan melakukan latihan kontraksi dan relaksasi yang
diperlukan untuk mengatasi ketegangan atau rasa sakit saat proses persalinan.
o Menghindari kesulitan.
o Senam ini membantu persalinan sehingga ibu dapat melahirkan tanpa kesulitan, serta
menjaga ibu dan bayi sehat setelah melahirkan.
f. Beberapa Petunjuk dalam Melakukan Senam Hamil
a. Latihan Otot Kaki
o Duduklah dengan posisi kedua lutut diluruskan, tubuh bersandar pada kedua lengan yang
diletakkan di belakang pantat.
o Tegakkan kedua telapak kaki dengan lutut menekan kasur. Kemudian tundukkan kedua
telapak kaki bersama jari-jarinya. Ulangi beberapa kali.
o Hadapkan kedua telapak kaki satu sama lain dengan lutut tetap menghadap ke atas,
kembalikan ke posisi semula. Ulangi terus sebanyak beberapa kali.
o Kedua telapak kaki digerakkan turun ke arah bawah, lalu gerakan membuka ke arah
samping, tegakkan, kembali, dan seterusnya.
o Kedua telapak kaki buka dari atas ke samping turunkan, hadapkan, kembali ke posisi
semula, dan seterusnya
Fungsi: Memperlancar sirkulasi darah di kaki dan mencegah pembengkakan pada
pergelangan kaki
b. Latihan Pernapasan
1. Pernapasan Perut
o Tidurlah terlentang dengan satu bantal, kedua lutut dibengkokkan dan dibuka kurang
lebih 20 cm.
o Letakkan kedua telapak tangan di atas perut di sekitar pusat sebagai perangsang.

11
o Tarik napas dari hidung dengan mulut tertutup, perut mengembang mendorong kedua
tangan ke atas. Perhatikan bahwa gerakan pernafasan dilakukan dengan perut (jadi dada
tidak ikut kembang kempis).
Fungsi: Melemaskan dinding perut agar mudah diperiksa oleh dokter/bidan.
2. Pernapasan Iga
Tidur terlentang (seperti pada pernafasan perut), letakkan kedua tangan dalam posisi
mengepal di iga sebagai perangsang.
o Bernapaslah seperti pada pernapasan perut, dengan pengecualian tangan menekan iga ke
dalam dan iga mengembang mendorong kedua tangan ke arah samping luar.
Fungsi: Mendapatkan oksigen sebanyak mungkin.
3. Pernapasan Dada
o Tidur terlentang (seperti pada pernapasan perut), letakkan kedua tangan di dada bagian
atas.
o Keluarkan napas dari mulut (tiup) dengan tangan menekan dada ke arah dalam.
o Tarik napas dari mulut dengan mulut terbuka, dada mengembang mendorong ke dua
tangan ke atas.
Fungsi: Mengurangi rasa sakit saat bersalin.
4. Pernapasan Panting (Pendek-Pendek dan Cepat
o Pernapasan ini menyerupai pernapasan dada, hanya saja irama pernapasan lebih cepat
dengan gerakan napas dihentikan separuhnya (bernapas tidak terlalu dalam, pendek-
pendek saja).
Fungsi: Istirahat atau menghilangkan lelah sesudah mengejan. Juga dilakukan saat ibu sudah
merasa ingin mengejan sementara pembukaan belum lengkap, supaya jalan lahir tidak
bengkak atau sobek. Semua gerakan latihan pernapasan di atas sebaiknya dilakukan enam
kali sehari, di pagi hari sesudah bangun tidur dan malam hari sebelum tidur.
c. Latihan Otot Panggul

o Tidur terlentang, kedua lutut dibengkokkan.


o Letakkan kedua tangan di samping badan. Tundukkan kepala dan kerutkan pantat ke
dalam hingga terangkat dari kasur.
o Kempeskan perut hingga punggung menekan kasur. Rasakan tonjolan tulang panggul
bergerak ke belakang.
o Lemaskan kembali dan rasakan tonjolan tulang bergerak kembali ke depan. Ulangi
gerakan ini 15-30 kali sehari.
Fungsi: Mengembalikan posisi panggul yang berat ke depan, mengurangi dan mencegah
pegal-pegal, sakit pinggang dan punggung serta nyeri di lipat paha.

d. .Latihan Otot Betis

o Berdiri sambil berpegangan pada benda yang berat dan mantap.


o Posisikan ibu jari dan jari-jari lain menghadap ke atas.
o Regangkan kaki sedikit dengan badan lurus dan pandangan lurus ke depan.

12
o Tundukkan kepala seraya berjongkok perlahan sampai ke bawah tanpa mengangkat tumit
dari lantai.
o Setelah jongkok, lemaskan bahu. Kempeskan perut, kemudian perlahan kembalilah
berdiri tegak, lepaskan kerutan. Lakukan enam kali dalam sehari.
Fungsi: Mencegah kejang di betis.
e.Latihan Otot Pantat

o Tidur terlentang tanpa bantal, kedua lutut dibengkokkan dan agak diregangkan.
o Dekatkan tumit ke pantat dengan kedua tangan di samping badan.
o Kerutkan pantat ke dalam sehingga lepas dari kasur, angkat panggul ke atas sejauh
mungkin.
o Turunkan perlahan (pantat masih berkerut), lepaskan kerutan, dsb. Ulangi enam kali
sehari.
Fungsi: Mencegah timbulnya wasir saat mengejan.

f.Latihan Anti Sunsang


o Ambil posisi merangkak, kedua lengan sejajar bahu, kedua lutut sejajar panggul dan agak
diregangkan.
o Kepala di antara kedua tangan, tolehkan ke kiri atau ke kanan.
o Letakkan siku di atas kasur, geser siku sejauh mungkin ke kiri dan ke kanan hingga dada
menyentuh kasur. Lakukan sehari 2 kali selama 15-20 menit/kali.
Fungsi: Mempertahankan dan memperbaiki posisi janin agar bagian kepala tetap di bawah.

I.I STIRAHAT DAN TIDUR

Istirahat dan tidur yang sesuai adalah sama pentingnya bagi kesehatan yang baik, dengan nutrisi
yang baik dan olah raga yang cukup. Tiap individu membutuhkan jumlah yang berbeda untuk istirahat
dan tidur. Kesehatan fisik dan emosi tergantung pada kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar
manusia. Tanpa jumlah istirahat dan tidur yang cukup, kemampuan untuk berkonsentrasi membuat
keputusan dan berpartisipasi dalam aktivitas harian akan menurun dan meningkatkan iritabilitas (Potter,
dkk, 2005).
Tidur merupakan salah satu cara untuk melepaskan kelelahan jasmani dan kelelahan mental.
Dengan tidur semua keluhan hilang atau berkurang dan akan kembali mendapatkan tenaga serta semangat
untuk menyelesaikan persoalan yang dihadapi. Tidur yang cukup dapat memainkan peranan dalam
membantu tubuh kita untuk pulih dari penyakit atau luka. Penelitian menunjukkan bahwa kurang tidur
mengakibatkan kehilangan kekuatan, kerusakan pada sistem kekebalan dan meningkatkan tekanan darah
(Nancy W, 2006).
1. Istirahat / Tidur
Wanita hamil harus mengurangi semua kegiatan yang melelahkan, tapi tidak boleh
digunakan sebagai alasan untuk menghindari pekerjaan yang tidak disukainya. Wanita hamil

13
juga harus menghindari posisi duduk, berdiri dalam waktu yang sangat lama. Ibu hamil harus
mempertimbangkan pola istirahat dan tidur yang mendukung kesehatan sendiri, maupun
kesehatan bayinya. Kebiasaan tidur larut malam dan kegiatan-kegiatan malam hari harus
dipertimbangkan dan kalau mungkin dikurangi hingga seminimal mungkin. Tidur malam +
sekitar 8 jam/ istirahat/ tidur siang ± 1 jam. Jadwal istirahat dan tidur perlu diperhatikan
dengan baik, karena istirahat dan tidur yang teratur dapat meningkatkan kesehatan jasmani,
dan rohani untuk kepentingan perkembangan dan pertumbuhan janin.
2. Posisi Tidur Ibu Hamil
Posisi aman untuk ibu hamil sekitar 16 minggu sebaiknya ibu tidur dengan posisi miring ke
sisi kiri karena posisi ini memberi keuntungan untuk janin untuk mendapatkan aliran darah
dan nutrisi yang maksimal ke plasenta karena adanya vena cava inferior di bagian belakang
sebelah kanan spina yang mengembalikan darah dari tubuh bagian bawah ke jantung. Juga
dapat membantu ginjal untuk membuang sisa produk dan cairan dari tubuh ibu sehingga
mengurangi pembengkakan (edema) di tangan, kaki dan pergelangan kaki. Tips untuk tidur
dengan posisi yang lebih nyaman letakkan bantal diantara dengkul dan satu di punggung atau
memilih bantal tidur untuk ibu hamil.
Hal utama yang menyebabkan kesulitan tidur ibu hamil, hal ini terjadi karena peningkatan
ukuran janin berubah, yang membuat ibu hamil sulit menentukan posisi tidur yang enak.
Buat ibu yang terbiasa tidur terlentang atau tengkurap sebelum hamil, kehadiran janin tentu
akan menyulitkan. Selain persoalan kenyamanan, ada cukup banyak pula penyebab lainnya.
Beberapa diantaranya, ada yang bersumber dari factor fisik, dan psikologis.Factor fisik,
misalnya:
▪ Sering berkemih pada ibu hamil, ginjal bekerja lebih berat dari biasanya karena
organ harus menyaring volume darah yang lebih banyak 30-50% dari sebelum
hamil, proses penyaringan inilah yang menghasilkan lebih banyak urine. Selain
itu, karena janin dan plasenta membesar maka tekanan kandung kemih juga
meningkat keseringan berkemih juga akan bertambah.
▪ Peningkatan detak jantung, selama hamil kerja jantung juga meningkat, jantung
akan memompa lebih banyak darah selain mengirim suplay ke rahim, darah juga
akan didistribusikan ke seluruh tubuh.
▪ Pernafasan lebih pendek karena rahim membesar, maka kondisi ini menghasilkan
tekanan pada rongga diafragma.
▪ Kram kaki dan nyeri punggung.

J.IMUNISASI
o Pengertian Imunisasi
Imunisasi berasal dari kata imun, yang berarti kebal atau resisten. Jadi Imunisasi adalah suatu
tindakan untuk memberikan kekebalan dengan cara memasukkan vaksin ke dalam tubuh manusia.
Sedangkan kebal adalah suatu keadaan dimana tubuh mempunyai daya kemampuan mengadakan
pencegahan penyakit dalam rangka menghadapi serangan kuman tertentu. Kebal atau resisten terhadap
suatu penyakit belum tentu kebal terhadap penyakit lain (Depkes RI, 1994).
Dalam ilmu kedokteran, imunitas adalah suatu peristiwa mekanisme pertahanan tubuh terhadap
invasi benda asing hingga terjadi interaksi antara tubuh dengan benda asing tersebut. Adapun tujuan

14
imunisasi adalah merangsang sistim imunologi tubuh untuk membentuk antibody spesifik sehingga dapat
melindungi tubuh dari serangan Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) (Musa, 1985)
o Program Imunisasi
Di Indonesia, program imunisasi telah dimulai sejak abad ke 19 untuk membasmi penyakit cacar di
Pulau Jawa. Kasus cacar terakhir di Indonesia ditemukan pada tahun 1972 dan pada tahun 1974 Indonesia
secara resmi dinyatakan Negara bebas cacar. Tahun 1977 sampai dengan tahun 1980 mulai diperkenalkan
imunisasi BCG, DPT dan TT secara berturut-turut untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit-
penyakit TBC anak, difteri, pertusis dan tetanus neonatorum. Tahun 1981 dan 1982 berturut-turut mulai
diperkenalkan antigen polio dan campak yang dimulai di 55 buah kecamatan dan dikenal sebagai
kecamatan Pengembangan Program Imunisasi (PPI) (Depkes RI 2000).

o Pentingnya Imunisasi dan Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi


Imunisasi merupakan salah satu cara yang efektif dan efisien dalam mencegah penyakit dan
merupakan bagian kedokteran preventif yang mendapatkan prioritas. Sampai saat ini ada tujuh penyakit
infeksi pada anak yang dapat menyebabkan kematian dan cacat, walaupun sebagian anak dapat bertahan
dan menjadi kebal. Ketujuh penyakit tersebut dimasukkan pada program imunisasi yaitu penyakit
tuberkulosis, difteri, pertusis, tetanus, polio, campak dan hepatitis-B.
Kehamilan bukan saat untuk memakai program imunisasi terhadap berbagai penyakit yang dapat dicegah.
Hal ini karena kemungkinan adanya akibat yang membahayakan janin. Imunisasi harus diberikan pada
wanita hamil hanya imunisasi TT untuk mencegah kemungkinan tetanus neonatorum. Imunisasi TT harus
diberikan sebanyak 2 kali, dengan jarak waktu TT1 dan TT2 minimal 1bulan, dan ibu hamil harus sudah
diimunisasi lengkap pada umur kehamilan 8 bulan. Vaksinasi dengan toksoid dianjurkan untuk dapat
menurunkan angka kematian bayi Karena infeksi tetanus. Vaksinasi toksoid tetanus dilakukan dua kali
selama hamil.

Imunisasi Interval Durasi Perlindungan


TT1 Selama kunjungan antenatal pertama -
TT2 4 minggu setelah TT1 3 tahun
TT3 6 bulan setelah TT2 5 tahun
TT4 1 tahun setelah TT3 10 tahun
TT5 1 tahun setelah TT4 25tahun(seumur
hidup)

L.PERSIAPAN LAKTASI

15
ASI (Air Susu Ibu) merupakan cairan putih yang dihasilkan oleh kelenjar payudara wanita
melalui proses laktasi. ASI terdiri dari berbagai komponen gizi dan non gizi. Komposisi ASI tidak sama
selama periode menyusui, pada akhir menyusui kadar lemak 4-5 kali dan kadar protein 1,5 kali lebih
tinggi daripada awal menyusui. Juga terjadi variasi dari hari ke hari selama periode laktasi. Keberhasilan
laktasi dipengaruhi oleh kondisi sebelum dan saat kehamilan. Kondisi sebelum kehamilan ditentukan
oleh perkembangan payudara saat lahir dan saat pubertas. Pada saat kehamilan yaitu trimester II
payudara mengalami pembesaran karena pertumbuhan dan difrensiasi dari lobuloalveolar dan sel epitel
payudara. Pada saat pembesaran payudara ini hormon prolaktin dan laktogen placenta aktif bekerja yang
berperan dalam produksi ASI.Sekresi ASI diatur oleh hormon prolaktin dan oksitosin. Prolaktin
menghasilkan ASI dalam alveolar dan bekerjanya prolaktin ini dipengaruhi oleh lama dan frekuensi
pengisapan (suckling). Hormon oksitosin disekresi oleh kelenjar pituitary sebagai respon adanya suckling
yang akan menstimulasi sel-sel mioepitel untuk mengeluarkan (ejection) ASI. Hal ini dikenal dengan
milk ejection reflex atau let down reflex.
Produksi ASI dapat meningkat atau menurun tergantung pada stimulasi pada kelenjar payudara terutama
pada minggu pertama laktasi.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi ASI
o Frekuensi Penyusuan
Pada ibu dengan bayi prematur disimpulkan bahwa produksi ASI akan optimal dengan
pemompaan ASI lebih dari 5 kali per hari selama bulan pertama setelah melahirkan.
Pemompaan dilakukan karena bayi prematur belum dapat menyusu. Studi lain yang
dilakukan pada ibu dengan bayi cukup bulan menunjukkan bahwa frekuensi penyusuan
10 ± 3 kali perhari selama 2 minggu pertama setelah melahirkan berhubungan dengan
produksi ASI yang cukup. Berdasarkan hal ini direkomendasikan penyusuan paling
sedikit 8 kali perhari pada periode awal setelah melahirkan. Frekuensi penyusuan ini
berkaitan dengan kemampuan stimulasi hormon dalam kelenjar payudara.
o Berat Lahir
Mengamati hubungan berat lahir bayi dengan volume ASI. Hal ini berkaitan dengan
kekuatan untuk mengisap, frekuensi, dan lama penyusuan dibanding bayi yang lebih
besar. Berat bayi pada hari kedua dan usia 1 bulan sangat erat berhubungan dengan
kekuatan mengisap yang mengakibatkan perbedaan intik yang besar dibanding bayi yang
mendapat formula. Menemukan hubungan positif berat lahir bayi dengan frekuensi dan
lama menyusui selama 14 hari pertama setelah lahir. Bayi berat lahir rendah (BBLR)
mempunyai kemampuan mengisap ASI yang lebih rendah dibanding bayi yang berat
lahir normal (> 2500 gr). Kemampuan mengisap ASI yang lebih rendah ini meliputi
frekuensi dan lama penyusuan yang lebih rendah dibanding bayi berat lahir normal yang
akan mempengaruhi stimulasi hormon prolaktin dan oksitosin dalam memproduksi ASI.
o Umur Kehamilan saat Melahirkan
Umur kehamilan dan berat lahir mempengaruhi intik ASI. Hal ini disebabkan bayi yang
lahir prematur (umur kehamilan kurang dari 34 minggu) sangat lemah dan tidak mampu
mengisap secara efektif sehingga produksi ASI lebih rendah daripada bayi yang lahir
tidak prematur. Lemahnya kemampuan mengisap pada bayi prematur dapat disebabkan
berat badan yang rendah dan belum sempurnanya fungsi organ.
o Umur dan Paritas
Umur dan paritas tidak berhubungan atau kecil hubungannya dengan produksi ASI yang
diukur sebagai intik bayi terhadap ASI.Menemukan bahwa pada ibu menyusui usia

16
remaja dengan gizi baik, intik ASI mencukupi berdasarkan pengukuran pertumbuhan 22
bayi dari 25 bayi. Pada ibu yang melahirkan lebih dari satu kali, produksi ASI pada hari
keempat setelah melahirkan lebih tinggi dibanding ibu yang melahirkan pertama kali.
o Stres dan Penyakit Akut
Ibu yang cemas dan stres dapat mengganggu laktasi sehingga mempengaruhi produksi
ASI karena menghambat pengeluaran ASI. Pengeluaran ASI akan berlangsung baik pada
ibu yang merasa rileks dan nyaman. Studi lebih lanjut diperlukan untuk mengkaji
dampak dari berbagai tipe stres ibu khususnya kecemasan dan tekanan darah terhadap
produksi ASI. Penyakit infeksi baik yang kronik maupun akut yang mengganggu proses
laktasi dapat mempengaruhi produksi ASI.
o Konsumsi Rokok
Merokok dapat mengurangi volume ASI karena akan mengganggu hormon prolaktin dan
oksitosin untuk produksi ASI. Merokok akan menstimulasi pelepasan adrenalin dimana
adrenalin akan menghambat pelepasan oksitosin. Studi Lyon,(1983); Matheson, (1989)
menunjukkan adanya hubungan antara merokok dan penyapihan dini meskipun volume
ASI tidak diukur secara langsung.
M. Persiapan Persalinan dan Kelahiran
Kesiapan persalinan adalah proses perencanaan untuk persalinan normal dan antisipasi tindakan
yang diperlukan dalam keadaan darurat, sedangkan kelahiran adalah keadaan noramal yang terjadi pada
wanita, Meski hal ini merupakan hal yang sangat normal, namun masih merupakan fenomena normal
dalam kehidupan perempuan, namun masih terdapat kemungkinan patologi pada perempuan dan bayi.
kesiapan dalam menghadapi persalinan dari kematangan usia saat hamil sehingga timbul perasaan cemas
dan takut dalam menghadapi persalinannya. Pendidikan yang diperoleh oleh ibu hamil dapat
memudahkan dalam menerima informasi mengenai kehamilan. Dan dengan dukungan yang baik dari
keluarga baik dari segi dukungan moril dan materil sehingga ibu hamil percaya diri dan siap menghadapi
persalinan. Selain itu Sebelum melahirkan, sebaiknya persiapkan peralatan dari perlengkapan bayi.
Seperti baju ganti, perlengkapan mandi, keset khusus ibu nifas, dll.
Persiapan mental suami, sangat diperlukan dalam menghadapi hal-hal berikut ini;
o Perubahan Fisik & Mental Istri
Di trimester awal biasanya perubahan pada ibu terjadi secara menyolok. Meningkatnya
produksi hormon progesteron membuat sikapnya sering berubah-ubah sesuai mood yang
sedang dialaminya saat itu. Kadang gembira, sedih, marah-marah, ketus, dan sebagainya.
o Fase Ngidam
Bukan hanya mual-muntah, seringkali masih di trimester pertama, istri juga memiliki
permintaan yang aneh-aneh. Tengah malam misalnya, tahu-tahu istri ingin minum air
kelapa.
o Mengantar Istri ke Dokter
Tak hanya ke dokter, bila ada waktu, suami pun sebaiknya menemani istri menjalani
program senam hamil. Senam ini diyakini sangat membantu ibu menghadapi persalinan.
Tidak hanya istri, suami pun perlu mengetahui berbagai tahapan dan kendala yang
mungkin terjadi saat persalinan. Bila nanti istri panik, suami akan tahu cara
menghadapinya. Suami juga bisa memantau perilaku istri ketika bersalin. Bila terjadi
kesalahan, suami bisa langsung mengoreaksinya. Bila hal ini dapat dilakukan dengan
baik, tentu beban istri saat melahirkan bisa dikurangi dan kondisi mentalnya akan naik
sehingga persalinan bisa berjalan lancer

17
o Beban Menghadapi Persalinan
Memasuki bulan-bulan terakhir, dimana istri sudah bersiap menghadapi persalinan, sang
suami harus mempersiapkan mentalnya lebih kuat lagi. Pada periode trimester ke tiga
akhir, selain beban tubuh istri semakin berat, dia juga sering mengalami perasaan takut
karena membayangkan proses persalinan yang sulit dan kamar operasi. Oleh karena itu,
suami harus hadir sebagai pendamping yang bisa menyamankan kondisi istri.
o Menemani Istri Bersalin
Dukungan suami sangat diperlukan agar psikis istri bisa terangkat saat menjalani proses
persalinan. Dengan begitu istri bisa lebih kuat, nyaman, percaya diri, dan ringan ketika
bersalin. Saat itu, rasa empati suami pun dapat tumbuh lebih dalam, sehingga
penghargaan terhadap perjuangan istri dan rasa sayang kepadanya bisa tumbuh lebih
sempurna.

N.PEKERJAAN
1. Pekerjaan rumah tangga
o Pekerjaan rutin dapat dilaksanakan
o Bekerjalah sesuai kemampuan
o Makin dikurangi dengan semakin tua kehamilan
2. Wanita pekerja di luar rumah
• Wanita hamil boleh bekerja, tapi jangan terlalu berat
• Istirahatlah sebanyak mungkin
• Menurut uu perburuhan, wanita hamil berhak mendapat cuti hamil selama 3
bulan, yaitu 1,5 bulan sebelum bersalin dan 1, 5 bulan sesudah bersalin.
• Selama hamil perhatikan hal-hal yang dapat membehayakan kandungan dan
segera memeriksakan diri
• Pada minggu-minggu terkahir kehamilan, beritahukan tanda-tanda permulaan
persalinan
Kasus kegawatdaruratan obstetri adalah kasus obstetri yang apabila tidak segera ditangani akan
berakibat kematian ibu dan janinnya. Kasus ini menjadi penyebab utama kematian ibu, janin serta bayi
baru lahir. Empat penyebab utama kematian ibu ialah:
o Perdarahan
o infeksi dan sepsis
o hipertensi dan preeklamsi/eklamsia
o persalinan macet (distosia)
Persalinan macet hanya terjadi pada saat persalinan berlangsung, sedangkan ketiga penyebab lain
dapat terjadi dalam kehamilan, persalinan, dan dalam masa nifas. Berikut ini hanya akan dibahas
mengenai tanda-tanda bahaya atau kegawatdaruratan yang terjadi dalam kehamilan. Tanda-tanda bahaya
yang perlu diwaspadai dalam kehamilan muda antara lain
o Perdarahan pervaginam
o Hipertensi Gravidarum
o Nyeri perut bagian bawah

18
Mengingat manifestasi klinik kasus gawat darurat obstetri berbeda-beda dalam rentang yang
cukup luas, mengenal kasus tersebut tidak selalu mudah dilakukan, tergantung pada pengetahuan,
kemampuan daya pikir dan daya analisis, serta pengalaman tenaga penolong. Kesalahan atau pun
keterlambatan dalam menentukan kasus dapat berakibat fatal. Oleh karena itu, saat menerima kasus,
haruslah dianggap sebagai kasus gawat darurat atau setidaknya berpotensi menjadi gawat darurat, sampai
hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa kasus tersebut bukan gawat darurat.
A. Perdarahan Pervaginam
Perdarahan yang terjadi pada hamil muda dapat disebabkan oleh berbagai kemungkinan. Oleh
karena itu, diperlukan analisis dan pemeriksaan yang cermat untuk menentukan penyebabnya.
o Perdarahan ringan membutuhkan waktu lebih dari 5 menit untuk membasahi pembalut
atau kain bersih
o Perdarahan berat membutuhkan waktu kurang dari 5 menit untuk membasahi pembalut
atau kain bersih
1. Abortus Imminens
Abortus Imminens adalah peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan sebelum 20
minggu, hasil konsepsi masih di dalam uterus, dan tanpa adanya dilatasi serviks. Diagnosis
abortus imminens ditentukan bila pada wanita hamil terjadi perdarahan melalui ostium uteri
eksternum, disertai mules-mules sedikit atau tidak sama sekali, besarnya uterus sesuai dengan
usia kehamilan, serviks belum membuka, dan tes kehamilan positif. Pada beberapa wanita hamil
dapat terjadi perdarahan sedikit seperti pada saat haid. Hal ini disebabkan oleh penembusan villi
koriales ke dalam desidua, pada saat implantasi. Perdarahan implantasi biasanya sedikit,
warnanya merah dan cepat berhenti, tidak disertai mules-mules.
2. Kehamilan ektopik terganggu
Kehamilan ektopik terjadi bila ovum yang telah dibuahi berimplantasi dan tumbuh di luar kavum
uteri. Pada keadaan ini besar kemungkinan terjadi keadaan gawat. Keadaan gawat ini dapat
terjadi apabila kehamilan ektopik terganggu. Nyeri merupakan keluhan utama pada kehamilan
ektopik terganggu. Pada ruptur tuba, nyeri perut bagian bawah terjadi secara tiba-tiba dan
intensitasnya disertai dengan perdarahan yang menyebabkan penderita pingsan dan masuk dalam
keadaan syok. Perdarahan pervaginam merupakan tanda penting kedua pada kehamilan ektopik
terganggu. Perdarahan yang berasal dari uterusbiasanya tidak banyak dan berwarna coklat tua.
Pada kehamilan ektopik terganggu ditemukan bahwa usaha menggerakkan serviks uteri
menimbulkan rasa nyeri, demikian pula kavum Douglas menonjol dannyeri pada perabaan.
Kehamilan ektopik terganggu sangat bervariasi, dari yang klasik dengan gejala perdarahan
mendadak dalam rongga perut dan ditandai oleh abdomen akut sampai gejala samar-samar,
sehingga sulit membuat diagnosis.
3. Abortus komplit
Pada abortus kompletus semua hasil konsepsi sudah keluar, ditemukan perdarahan sedikit, ostium
uteri telah menutup, dan uterus sudah mulai mengecil. Diagnosis dapat dipermudah bila hasil
konsepsi yang telah keluar dapat diperiksa apakah sudah keluar semua dengan lengkap. Penderita
dengan abortus kompletus tidak memerlukan pengobatan secara khusus, hanya apabila ditemukan
anemia perlu diberi sulfas ferrosus (tablet Fe) atau transfusi.

19
4. Abortus insipiens
Abortus insipiens adalah peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan
adanya dilatasi serviks uteri yang meningkat, tetapi hasil konsepsi masih dalam uterus. Rasa
mules lebih sering dan kuat, perdarahan bertambah.
5. Abortus inkomplit
Abortus inkompletus adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20
minggu dengan masih ada sisa tertinggal di dalam uterus. Pada pemeriksaan vaginal, kanalis
servikalis terbuka dan jaringan dapat diraba dalam kavum uteri atau kadang-kadang sudah
menonjol dari ostium uteri eksternum. Perdarahan yang terjadi pada abortus inkompletus dapat
banyak sekali, sehingga dapat menyebabkan syok dan perdarahan tidak akan berhenti sebelum
sisa hasil konsepsi dikeluarkan. Apabila abortus inkompletus disertai syok karena perdarahan,
segera atasi syok segera, setelah keadaan membaik baru dilakukan pengeluaran sisa konsepsi.
6. Abortus mola
Mola hidatidosa adalah suatu kehamilan yang berkembang tanpa janin dan ditemukan jaringan
seperti buah anggur. Secara makroskopik, mola hidatidosa mudah dikenal yaitu berupa
gelembung-gelembung putih, tembus pandang, berisi cairan jernih, dengan ukuran bervariasi dari
beberapa millimeter sampai 1 atau 2 sentimeter.
B. Hipertensi Gravidarum
Klasifikasi hipertensi dalam kehamilan meliputi:
▪ Hipertensi (tanpa proteinuria dan edema)
▪ Preeklampsia ringan
▪ Preeklampsia berat
▪ Eklampsia

C. Nyeri Perut Bagian Bawah


Nyeri perut pada kehamilan 22 minggu atau kurang kemungkinan merupakan gejala utama pada
kehamilan ektopik atau abortus, dapat juga disebabkan oleh sebab lain. Nyeri perut bagian bawah dapat
ditemukan pada Apendisitis, Peritonitis, Kista ovarium, Sistitis, Pielonefritis akut, Peritonitis. Pada
keadaan-keadaan tersebut, nyeri perut mungkin disertai dengan berbagai gejala dan tanda, seperti di
bawah ini.
1. Kista ovarium
Nyeri perut
Tumor adneksa pada periksa dalam
Massa tumor di perut bawah
Perdarahan vaginal ringan
2. Apendisitis
Nyeri perut bawah
Demam

20
Nyeri lepas
Perut bengkak

3. Sistitis
Disuria
Sering berkemih
Nyeri perut
Nyeri retro/suprapubik
4. Pielonefritis akut
Disuria
Demam tinggi/menggigil
Sering berkemih
Nyeri perut
Nyeri retro/suprapubik
Nyeri pinggang
Sakit di dada
Anoreksia
Mual/muntah
5. Peritonitis
Demam
Nyeri perut bawah
Bising usus (-)
Nyeri lepas
Perut kembung
Anoreksia
Mual/muntah
Syok
Ketidaknyamanan pada kehamilan terutama terjadi pada hamil muda. Dengan makin tua kehamilan
keluhan akan semakin berkurang, kecuali varises dan kaki bengkak makin meningkat.
1. Trimester Pertama
1) Perubahan payudara,sensasi baru nyeri dan perasaan geli.
Fisiologi : Hipertensi jaringan glandula mammae dan penambahan vaskularisasi,
pigmentasi dan ukuran serta penonjolan puting susu dan alveoli yang disebabkan oleh
stimulasi hormon.
Solusi : - Kompres hangat pada payudara
- Mandi air hangat atau berendam
- memijat payudara dengan lembut
- menggunakan BH yang memyangga
2). Dinamika psikososial, perasaan sayang, perasaan kacau

21
Fisiologi : adaptasi hormonal dan metabolik, perasaan mengenali peran wanita,
seksualitas, waktu kehamilan, dan jarak perubaahan dalam satu kehidupan dan gaya hidup.
Solusi : - Ibu diberi suport dan ditenangkan hatinya
- Memeperbaiki komunikasi (patner, keluarga, dll)
3). Leukoria
Fisiologi : adanya peningkatan kadar hormon estrogen yang tinggi, stimulasi
cervix secara hormonal menjadi hipertropy dan hiperaktif, produksi mucus dalam jumlah
berlebihan
Solusi : - Sering ganti celana selama dalam
- Hygienie memakai pembalut perineum, menerangkan hati
rujuk ke dokter bila diikuti dengan, bau busuk, perubahan
warna.
4). Urgensi dan frekwensi kencing
Fisiologi : Perubahan fungsi kandung kencing yang disebabkan oleh hormon,
berkurangnnya kapsitas kandung kemih oleh pembesaran uterus.
Solusi : - Batasi intake cairan sebelum tidur
- Rujuk ke dokter untuk nyeri atau sensasi panas
5). Nausea, vommiting, morning sickness
Fisiologi : Perubahan hormon dan faktor psikologis, refleksi kebahagian atau bisa juga
karena rasa penolakan terhadap kehamilan.
Solusi : - Menghindari perut kosong atau berlebihan
- Makanan dalam jumlah sedikit tapi sering
- Makan biskuit, jahe, roti panggang kering, dan segala
sesuatu yang mengandung pepermint.
- Makan teratur meski tidak nafsu makan
- Sering minum hangat (teh hangat, susu atau minuman
bebas kopi)
- Bangun perlahan-lahan di pagi hari, istirahat di siang
hari.
- Hindari segala sesuatu atau bau yang membuat mual.

6). Kurang energi/kelelahan


Fisiologi : Peningkatan kadar estrogen, progesteron serta merupakan respon
fisiologi dari kehamilan.
Solusi : - Menenangkan diri

22
- istirahat yang cukup
- keseimbangan nutrisi untuk mencegah anemia
7). Gingivitas dan epulis
Fisiologi : Peningkatan vascularisasi dan poliferasi terhadap jaringan konektif
dari stimulasi estrogen.
Solusi : - Makan cukup buah dan sayur
- sikat halus
- Hygiene gigi dan hindari infeksi
8). Konstipasi
Fisiologi : Peningkatan hormon progesteron yang menyebabkan relaksasi otot
sehingga usus kurang efisien
Solusi : - banyak minum air
- Makan makanan berserat tinggi (sayur buah)
- Olahraga (jalan-jalan)
9). Sakit Kepala
Fisiologi : Sakit kepala yang sering lebih dari biasa, hal ini mungkin karena
keadaan rasa mual, kelelahan,lpar, tekanan darah rendah, dan dapat juga karena
perasaan tegang/depresi.
Solusi :- Atasi dengan istirahat
- makan sedikit tapi sering
- Bila semakin parah hubungi dokter
10). Pusing
Fisiologi : Merasa pusing karena pada awal kehamilan ini karena adanya
peningkatan tuntutan darah ketubuh, sehingga sewaktu berubah posisi dari tidur
atau duduk ke posisi berdiri secara tiba-tiba, sistem sirkulasi darah kesulitan
untuk beradaptasi.
Solusi : Bila rasa pusing timbul ketika sedang duduk ini
biasanya karena menurunnya level gula darah.
11).Peningkatan berat badan
Fisiologi : Hormon estrogen menyebabkan pembesaran rahim
Solusi : Jangan terlalu banyak makan-makanan yang mengandung
karbohidrat.
b. Trimester Kedua

23
1. Rasa nyeri ulu hati
Fisiologi : peningkatan hormon progesteron yang menyebabkan relaksasi otot
saluran cerna dan juga karena rahim yang semakin membesar yang mendorong
bagian atas perut, sehingga mendorong asam lambung naik ke kerongkongan.
Solusi : - jangan makan dalam jumlah yang besar
2. Pembengkakan
Fisiologi : Hal ini terjadi karena peningkatan hormon progesteron yang bersifat
menahan cairan. Pada trimester kedua ini akan tampak sedikit pembengkakan kaki
dan tangan, hal ini sering terjadi karena psosisi duduk atau berdiri yang terlalu lama.
Solusi : - Jangan melakukan posisi duduk dan berdiri yang terlalu lama.

3. Pusing
Fisiologi : Pusing menjadi keluhan yang sering selama kehamilan trimester
kedua. Hal ini dapat terjadi ketika pembesaran rahim ibu menekan pembuluh darah
besar sehingga menyebabkan tekanan darah menurun.
Solusi : Atasi dengan melakukan perpindahan posisi perlahan-lahan
4). Perubahan kulit
Fisiologi : Perenggangan kulit yang berlebih biasannya pada perut
Solusi : - Krim yang mengandung vitamen E juga dapat membantu
5. Kram pada kaki
Fisiologi : Kram otot ini timbul karena pembesaran uterus yang memberikan
tekanan pada pembuluh darah sehingga sirkulasi darah menjadi lambat saat
kehamilan.
Solusi : - Atasi dengan istirahat dengan jalan kaki diangkat ke atas

c. Trimester Ketiga
1). Cairan Vagina
Fisiologi : Peningkatan cairan vagina selama kehamilan adalah normal. Cairan biasanya
jernih, pada awal kehamilan biasanya agak kental dan mendekati persalinan lebih cair.
➢ Solusi
- Tetap juga kebersihan.

24
- Hubungi dokter bila cairan berbau, terasa gatal dan sakit
2). Bengkak (edema)
Fisiologi : Pertumbuhan bayi akan meningkatkan tekanan pada daerah kaki dan
pergelangan kaki ibu, disebabkan oleh perubahan hormonal yang menyebabkan retensi
cairan.
➢ Solusi
- Menghindari makanan asin
- Ganjal kaki dengan bantal ketika berbaring/duduk
- jangan berdiri terlalu lama

3). Sesak Nafas


Fisiologi : Hal ini terjadi karena rahim mendesak paru-paru dan diafragma.
➢ Solusi
- berjalan tegak
- menarik nafas dalam-dalam
- tidur miring kiri dan olahraga teratur yang ringan seperti jalan-jalan dipagi hari
4). Varises
Fisiologi : Sirkulasi darah selama hamil lebih banyak sehingga tidak teratasi oleh katub
yang mengalirkan darah ke jantung. Akibatnya, pembuluh darah kaki mekar, bahkan sampai
menonjol agar tertampung darah lebih banyak.
➢ Solusi
- Jangan berdiri atau duduk terlalu lama
- Duduk atau berbaring dengan kaki diganjal bantal, sehingga posisi kaki lebih tinggi
dari jantung.
5). Merasa Kepanasan
Fisiologi : Hal ini terjadi karena kecepatan metabolisme ibu hamil rata-rata meningkat ±
20% selama kehamilan sehingga suhu tubuh juga tinggi.
➢ Solusi
- Untuk mengurangi rasa tidak nyaman, seringlah mandi.
- Gunakan pakaian yang mudah menyerap keringat
- Jangan lupa untuk minum lebih banyakuntuk menggantikan cairan yang keluar melalui
pori-pori tubuh bumil.
6). Kontraksi Perut
Fisiologi : Broxton Hick kontraksi palsu, kontraksi berupa rasa sakit ringan, tidak teratur
dan hilang bila duduk atau istirahat.
➢ solusi
- Istirahat cukup
- hindari pekerjaan yang memberatkan

25
- Berdiri dan berjalan dengan punggung dan bahu yang tegak
- pakailah kasur yang nyaman
7). Konstipasi
Fisiologi : Selain karena adanya peningkatan hormon progesteron konstipasi juga karena
tekanan rahim yang semakin membesar ke daerah usus.
➢ Solusi
- Makan makanan berserat tinggi (buah dan sayur)
- Minum air yang banyak dan olahraga ringan.
8). Sering Kencing
Fisiologi : Pembesaran rahim dan ketika kepala bayi turun ke rongga panggul akan
makin menekan kandung kencing ibu hamil.
➢ Solusi
- Batasi intake cairan sebelum tidur
- Tenangkan hati
- Memakai pembalut perineum
9). Terganggunya Tidur (Insomnia)
Fisiologi : Setelah perut membesar, bayi menendang semakin sering, sehingga ibu sulit
untuk tidur nyenyak selain itu ada perasaan cemas menanti waktu persalinan.
➢ Solusi
- Menenangkan hati ibu
- Message atau memijat pinggang
- Minum susu hangat atau mandi hangat sebelum tidur.
- Batasi minum setelah jam 4 sore agar saat tidur tidak terbangun karena sering BAK.
Kunjungan ulang yaitu setiap kali kunjungan antenatal yang dilakukan setelah kunjungan antenatal
pertama
Bumil seharusnya melakukan kunjungan antenatal selama kehamilan minimal 4 kali, yaitu :
1 kali trimester I
1 kali trimester II
2 kali trimester III

P. MEMANTAU KESEJAHTERAAN JANIN


Biasanya pada ibu hamil trimester I belum terlalu memperhatikan tentang perkembangan janin
mereka. Namun baru pada trimester II ibu hamil lebih memperhatikan janin mereka dan memantau
perkembangannya. Contohnya seperti pemeriksaan USG. Ibu itu dapat melihat gerakan janin yang ada
pada perutnya meraka baik dengan 3 dimensi maupun 4 dimensi. Jika terjadi ketidak normalan pada janin
mereka pun dapat terlihat sehingga dapat untuk mengetahui sejak awal.

26
Ibu hamil pun juga bisa memantaunya dengan cara memeriksa pada bidan, dan disitu akan di
periksa leopold akan di gelar DJJ oleh bidan. Selain itu ibu hamil dapat konsultasi baik keluhan maupun
saran kepada ibu bidan.Ibu hamil dapat memantau tumbuh kembang janinnya sendiri dengan cara lebih
memperhatikan makannya apakah sudah cukup gizi atau belum. Pola di jaga karena sebaiknya ibu hamil
tidak boleh terlalu lelah, faktor lingkungan yang bersih dan nyaman pun sangat di perlukan bagi ibu
hamil.

2.3. Kebutuhan Psikologis Ibu Hamil Trimester I,II,III

A. Support keluarga
Dukungan selama masa kehamilan sangat dibutuhkan bagi seorang wanita yang sedang hamil,
terutama dari orang terdekat apalagi bagi ibu yang baru pertama kali hamil. Seorang wanita akan
merasa tenang dan nyaman dengan adanya dukungan dan perhatian dari orang – orang terdekat.
1. Suami
Dukungan dan peran serta suami dalam masa kehamilan terbukti meningkatkan
kesiapan ibu hamil dalam menghadapi kehamilan dan proses persalinan, bahkan juga
memicu produksi ASI. Suami sebagai seorang yang paling dekat, dianggap paling
tahu kebutuhan istri. Saat hamil wanita mengalami perubahan baik fisik maupun
mental. Tugas penting suami yaitu memberikan perhatian dan membina hubungan
baik dengan istri, sehingga istri mengkonsultasikan setiap saat dan setiap masalah
yang dialaminya dalam menghadapi kesulitan-kesulitan selama mengalami
kehamilan.
o Keterlibatan suami sejak awal masa kehamilan, sudah pasti akan mempermudah
dan meringankan pasangan dalam menjalani dan mengatasi berbagai perubahan
yang terjadi pada tubuhnya akibat hadirnya sesosok “manusia mungil” di dalam
perutnya.
o Saat hamil merupakan saat yang sensitif bagi seorang wanita, jadi sebisa
mungkin seorang suami memberikan suasana yang mendukung perasaan istri,
misalnya dengan mengajak istri jalan-jalan ringan, menemani istri ke dokter
untuk memeriksakan kehamilannya serta tidak membuat masalah dalam
komunikasi. Diperoleh tidaknya dukungan suami tergantung dari keintiman
hubungan, ada tidaknya komunikasi yang bermakna, dan ada tidaknya masalah
atau kekhawatiran akan bayinya.
2. Keluarga
o Lingkungan keluarga yang harmonis ataupun lingkungan tempat tinggal yang
kondusif sangat berpengaruh terhadap keadaan emosi ibu hamil. Wanita hamil
sering kali mempunyai ketergantungan terhadap orang lain disekitarnya terutama
pada ibu primigravida. Keluarga harus menjadi bagian dalam mempersiapkan
pasangan menjadi orang tua.
o Dukungan Keluarga Dapat Berbentuk :
Ayah – ibu kandung maupun mertua sangat mendukung kehamilan ini.
Ayah – ibu kandung maupun mertua sering berkunjung dalam periode ini.
Seluruh keluarga berdoa untuk keselamatan ibu dan bayi.
3. Lingkungan

27
B.Support dari Tenaga kesehatan
Peran bidan dalam perubahan dan adaptasi psikologi adalah dengan memberi support
atau dukungan moral bagi klien, meyakinkan bahwa klien dapat menghadapi kehamilannya dan
perubahan yang dirasakannya adalah sesuatu yang normal. Bidan harus bekerjasama dan
membangun hubungan yang baik dengan klien agar terjalin hubungan yang terbuka antara bidan
dan klien. Keterbukaan ini akan mempermudah bidan memberikan solusi terhadap permasalahan
yang dihadapi klien.
Bidan juga berfungsi sebagai fasilitator bag i kliennya. Bidan dapat membagi pengalaman yang
pernah dirasakan bidan itu sendiri, misalnya jika bidan tersebut juga pernah merasakan
kehamilan, hal ini akan membuat klien mengerti akan fungsi bidan yang disatu sisi sebagai
seorang bidan dan disisi lain sebagai manusia biasa yang juga merasakan perubahan-perubahan
yang terjadi dalam siklus kehidupan. Bidan juga dapat menceritakan pengalaman orang lain
sehingga klien mampu membayangkan bagaimana cara mereka sendiri untuk menyelesaikan dan
menghadapi masalahnya.
Bidan juga berperan sebagai seorang pendidik, bidan yang memutuskan apa yang harus di
beritahukan kepada klien dalam menghadapi kehamilannya agar selalu waspada terhadap
perubahan yang terjadi, perilakunya dan bagaimana menghadapi permasalahnnya yang timbul
akibat kehamilannya.
Tenaga kesehatan juga dapat memberikan peranannya melalui dukungan, yaitu:

o Dukungan Aktif : melalui kelas antenatal


o Dukungan Pasif : dengan memberikan kesempatan kepada ibu hamil yang
mengalami masalah untuk berkonsultasi.
Tenaga kesehatan harus mampu mengenali tentang keadaan yang ada disekitar ibu hamil atau
pasca bersalin, yaitu:bapak, kakak, dan pengunjung (Buku Keperawatan Ibu Hamil)

C.Rasa Aman Nyaman Selama Kehamilan


Orang yang paling penting bagi seorang wanita hamil biasanya ialah ayah sang anak.
Semakin banyak bukti menunjukan bahwa wanita yang diperhatikan dan dikasihi oleh pasangan
prianya selama hamil akan menunjukan lebih sedikit gejala emosi dan fisik, lebih sedikit
komplikasi persalinan, dan lebih mudah melakukan penyesuaian selam masa nifas. Ada dua
kebutuhan utama yang ditunjukan wanita selama ia hamil, kebutuhan pertama ialah menerima
tanda-tanda bahwa ia dicintai dan dihargai. Kebutuhan kedua ialah merasa yakin akan
penerimaan pasangannya terhadap sang anak dan mengasimilasi bayi tersebut kadalam
keluarga.Peran keluarga khususnya suami, sangat diperlukan bagi seorang wanita hamil.
Keterlibatan dan dukungan yang diberikan suami kepada kehamilan akan mempererat hubungan
antara ayah anak dan suami istri. Dukungan yang diperoleh oleh ibu hamil akan membuatnya
lebih tenang dan nyaman dalam kehamilannya. Hal ini akan memberikan kehamilan yang sehat.
Dukungan yang dapat diberikan oleh suami misalnya dengan mengantar ibu memeriksakan
kehamilan, memenuhi keinginan ibu hamil yang ngidam, mengingatkan minum tablet besi,
maupun membantu ibu malakukan kegiatan rumah tangga selama ibu hamil. Walaupun suami
melakukan hal kecil namun mempunyai makna yang tinggi dalam meningkatkan keadaan
psikologis ibu hamil ke arah yang lebih baik (Buku Keperawatan Ibu Hamil)

28
D. Persiapan Menjadi Orang Tua
1. Kehamilan dan peran sebagai orang tua dapat dianggap sebagai masa transisi atau
peralihan
2. Terlihat adanya peralihan yang sangat besar akibat kelahiran dan peran yang baru, serta
ketidak pastian yang terjadi sampai peran yang baru ini dapat disatukan dengan anggota
keluarga yang baru.
Reaksi pertama seorang pria ketika mengetahui dirinya akan menjadi seorang
ayah maka timbulnya kebanggaan atas kemampuannya mempunyai keturunan
bercampur dan keprihatinan akan persiapannya menjadi seorang ayah dan
pencari nafkah untuk keluarganya. Seorang calon ayah mungkin akan sangat
memperhatikan keadaan ibu yang sedang hamil dan menghindari se ks karena
takut akan mencederai bayinya. Disamping respon yang diperhatikannya, seorang
ayah perlu dapat memahami keadaan ini dan menerimanya.
3. Keterampilan Kognitif – Motorik
Dalam proses ini orang tua melibatkan aktifitas perawatan anak, seperti memberi makan,
menjaganya dari bahaya, memungkinkannya untuk bisa bergerak. Kemampuan ini
dipengaruhi oleh pengalaman pribadinya dan budayanya. Banyak orang tua harus belajar
untuk melakukan tugas ini dan proses belajar ini mungkin sukar bagi mereka. Akan tetapi,
hampir semua orang tua memiliki keinginan untuk belajar dan dibantu dukungan orang
lain menjadi terbiasa dengan aktifitas merawat anak.
4. Keterampilan Kognitif-Efektif
Komponen psikologis menjadi orang tua, sifat keibuan atau kebapakkan tampaknya
berakar dari pengalaman orang tua dimasa kecil saat mengalami dan menerima kasih
sayang dari ibunya. Dalam hal ini orang tua bisa dikatakan mewarisi kemampuan untuk
menunjukkan perhatian dan kelembutan. Keterampilan kognitif-efektif menjadi oarang tua
ini meliputi sikap yang lembut, waspada dan memberi perhatian lepada bayinya.
E. Persiapan sibling
Kehadiaran seorang adik yang baru dapat merupakan krisis utama bagi seorang anak.
Anak sering mengalami perasaan kehilangan atau merasa cemburu karena digantikan oleh bayi
yang baru. Beberapa faktor yang mempengaruhi respon seorang anak adalah umur, sikap orang
tua, peran ayah, lama wakt berpisah dengan ibu, peraturah kunjungan dirumah sakit dan
bagaimana anak itu dipersiapkan untuk suatu perubahan.
Ibu yang mempunyai anak harus menyediakan banyak waktu dan tenaga untuk
mengorganisasi kembali hubungannya dengan anak-anaknya ia perlu mempersiapkan anak-
anaknya untuk menyambut kelahiran sang bayi dan melalui proses perubahan peran dalam
keluarga dengan melibatkan anak-anaknya yang lebih besar karena mereka kehilangan tempat.
Usia dan tingkat perkembangan anak mempengaruhi respon mereka. Oleh karena itu
persiapan harus memenuhi kebutuhan setiap anak. Anak yang berusia kurang dari dua tahun
menunjukan minat kecil terhadap kehamilannya. Bagi anak yang lebih tua, pengalaman ini akan
mengurangi rasa takut dan konsep yang salah. Dengan diberi penjelasan dan pengertian anak
biasanya tidak akan merasa disisihkan dan akan merasa senang dengan kehadiran adiknya yang
bisa dijadikan teman.

29
BAB III

PENUTUP
3.1. Kesimpulan

Kehamilan adalah proses yang terjadi dari pembuahan sampai kelahiran. Proses ini dimulai dari
sel telur yang dibuahi oleh sperma, lalu tertanam di dalam lapisan rahim, dan kemudian menjadi
janin.Selama pertumbuhan dan perkembangan kehamilan dari bulan ke bulan diperlukan
kemampuan seorang ibu hamil untuk beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada
fisik dan mentalnya. Perubahan ini terjadi akibat adanya ketidakseimbangan hormonprogesterone dan
hormon estrogen yakni hormonkewanitaan yang ada didalam tubuh ibu sejak terjadinya proses
kehamilan (Mandriwati, 2008).Selama masa kehamilan ibu hamil mengalami perubahan fisik dan
psikologis yang dapat menimbulkan ketidaknyamanan terutama trimester II dan III seperti dispnea,
insomnia, gingivirisdan epulsi, sering buang air kecil, tekanan dan ketidaknyamanan pada perineum,
nyeri punggung, konstipasi, varises, mudah lelah, kontraksi Braxton hicks, kram kaki, edema
pergelangan kaki (non pitting) dan perubahan mood serta peningkatan kecemasan .Perubahan fisik yang
terjadi seperti rasa mual dan muntah dipagi hari, meningkatnya frekuensi buang air kecil, pembesaran
uterus, nyeri punggung dan pergerakan janin.
3.2. Saran

Bagi Pembaca Dan Mahasiswa,diharapkan makalah ini bisa dijadikan referensi dalam proses mencari
ilmu

30
DAFTAR PUSTAKA
https://hellosehat.com/kehamilan/kandungan/kehamilan/#gref
Prawirohardjo, Sarwono. 2011. Ilmu Kebidanan. Jakarta : P.T. Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
Persis Mary Hamilton, 1995:84 Manuaba, 1998:96, Ibrahim, 1993 :59
Romauli, Suryati. 2011. Buku Ajar ASKEB I: Konsep Dasar Asuhan Kehamilan.
Yogyakarta : Nuha Medika
https://id.scribd.com/doc/316305062/Kebutuhan-Fisik-Ibu-Hamil-Trimester-i-2-Dan-3

31

Anda mungkin juga menyukai