Anda di halaman 1dari 2

NAMA : YULIA ANIS FADHILA

KELAS : XII IIS 1


MENULIS ARTIKEL POPULER
1. GAMBAR YANG DI PILIH:

2. TEMA YANG DIPILIH SETELAH MELIHAT GAMBAR PILIHAN


Politik Uang dalam Pilkada
3. BETUK ARTIKEL: (MINIMAL 3 PARAGRAF)
Politik Uang Masih Mewarnai Pilkada 2020
Uang memang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan. Tetapi bukan berarti
bahwa semua dapat dan boleh dilibatkan dengan uang. Salah satunya yaitu dalam
proses kampanye calon pemimpin daerah.
Politik uang adalah salah satu bentuk pelanggaran kampanye. Politik uang
umumnya dilakukan oleh para kader atau tim sukses dari calon menjelang hari H
pemilihan. Praktik politik uang, biasanya dilakukan dengan pemberian uang tunai
atau sembako dengan tujuan agar masyarakat yang menerima pemberian tersebut
memberikan suaranya pada calon yang bersangkutan.
Pemilihan Kepala Daerah serentak 2020 masih dipenuhi banyak
kecurangan. Apalagi, di tengah masa pandemic covid-19 yang sangat berdampak
pada kondisi ekonomi masyarakat. Kesulitan ekonomi yang tengah dihadapi,
menjadi kesempatan bagi para pihak yang menginginkan kemenangan pada
pemilihan untuk memengaruhi masyarakat dengan pemberian uang atuapun
sembako yang dijadikan sebagia alat untuk menarik simpati.
Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI merilis data terbaru terkait kasus
politik uang (money politic) yang terjadi selama Pilkada 2020. Hingga 9 Desember
malam, setidaknya lembaga yang kantor pusatnya di Jalan MH Thamrin Jakarta ini
mendapatkan laporan sebanyak 136 kasus dan temuan 60 kasus. Jumlah yang tidak
sedikit, mengingat bahwa Indonesia adalah demokratis yang menjunjung tinggi
hukum yang berlaku.
Tindakan politik uang yang seakan telah menjadi tradisi di setiap proses
peralihan kekuasaan belum juga terselesaikan sampai saat ini. Kurangnya
pengawasan dan kesadaran hukum yang dimiliki menjadi faktor utama kecurangan
masih terjadi. Juga keadaaan dimana masyarakat memang membutuhkan
pemberian tersebut, menjadikan politik uang masih eksis hingga saat ini.
Tidak dipungkiri bahwa pemberian uang tunai ataupun sembako dari kader
dan tim sukses pengusung calon, memang bermanfaat bagi masyarakat. Tetapi,
konteks atau tujuan dari pemberian yang masih salah dan keliru. Mereka
meberikan uang tunai dan sembako semata-mata hanya untuk kepentingan politik.
Politik uang masih akan mewarnai pemilihan-pemilihan selanjutnya jika
masih belum ada kesadaran dari semua pihak mengenai pentingnya Pilkada yang
bersih dari praktik politisi uang. Pihak penegak hukum juga perlu meningkatkan
pengawasan serta penindakanan yang tegas atas tindakan kecurangan pada
Pilkada. Sehingga penyelenggaraan peralihan kekuasaan berjalan murni dan bersih
tanpa adanya politik uang di masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai