2. TEMA YANG DIPILIH SETELAH MELIHAT GAMBAR PILIHAN
Politik Uang dalam Pilkada 3. BETUK ARTIKEL: (MINIMAL 3 PARAGRAF) Politik Uang Masih Mewarnai Pilkada 2020 Uang memang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan. Tetapi bukan berarti bahwa semua dapat dan boleh dilibatkan dengan uang. Salah satunya yaitu dalam proses kampanye calon pemimpin daerah. Politik uang adalah salah satu bentuk pelanggaran kampanye. Politik uang umumnya dilakukan oleh para kader atau tim sukses dari calon menjelang hari H pemilihan. Praktik politik uang, biasanya dilakukan dengan pemberian uang tunai atau sembako dengan tujuan agar masyarakat yang menerima pemberian tersebut memberikan suaranya pada calon yang bersangkutan. Pemilihan Kepala Daerah serentak 2020 masih dipenuhi banyak kecurangan. Apalagi, di tengah masa pandemic covid-19 yang sangat berdampak pada kondisi ekonomi masyarakat. Kesulitan ekonomi yang tengah dihadapi, menjadi kesempatan bagi para pihak yang menginginkan kemenangan pada pemilihan untuk memengaruhi masyarakat dengan pemberian uang atuapun sembako yang dijadikan sebagia alat untuk menarik simpati. Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI merilis data terbaru terkait kasus politik uang (money politic) yang terjadi selama Pilkada 2020. Hingga 9 Desember malam, setidaknya lembaga yang kantor pusatnya di Jalan MH Thamrin Jakarta ini mendapatkan laporan sebanyak 136 kasus dan temuan 60 kasus. Jumlah yang tidak sedikit, mengingat bahwa Indonesia adalah demokratis yang menjunjung tinggi hukum yang berlaku. Tindakan politik uang yang seakan telah menjadi tradisi di setiap proses peralihan kekuasaan belum juga terselesaikan sampai saat ini. Kurangnya pengawasan dan kesadaran hukum yang dimiliki menjadi faktor utama kecurangan masih terjadi. Juga keadaaan dimana masyarakat memang membutuhkan pemberian tersebut, menjadikan politik uang masih eksis hingga saat ini. Tidak dipungkiri bahwa pemberian uang tunai ataupun sembako dari kader dan tim sukses pengusung calon, memang bermanfaat bagi masyarakat. Tetapi, konteks atau tujuan dari pemberian yang masih salah dan keliru. Mereka meberikan uang tunai dan sembako semata-mata hanya untuk kepentingan politik. Politik uang masih akan mewarnai pemilihan-pemilihan selanjutnya jika masih belum ada kesadaran dari semua pihak mengenai pentingnya Pilkada yang bersih dari praktik politisi uang. Pihak penegak hukum juga perlu meningkatkan pengawasan serta penindakanan yang tegas atas tindakan kecurangan pada Pilkada. Sehingga penyelenggaraan peralihan kekuasaan berjalan murni dan bersih tanpa adanya politik uang di masyarakat.