Anda di halaman 1dari 9

Jurnal JKFT: Universitas Muhamadiyah Tangerang

Vol 4 No 1 Tahun 2019


p-ISSN 2502-0552; e-ISSN 2580-2917
FAKTOR-FAKTOR PENGGUNAAN KONTRASEPSI
PADA WANITA USIA SUBUR 15-19 TAHUNDI
INDONESIA (DATA SRPJMN 2017)
Titis Wahyuni
1
Universitas Muhammadiyah Tangerang, ttswhyuni@gmail.com

INFORMASI ARTIKEL: ABSTRAK

Riwayat Artikel: Latar belakang: Umur Kawin Pertama akan memberikan kontribusi pada
Tanggal di Publikasi: Juli 2019 kenaikan angka kelahiran Total Fertility Rate (TFR). Selanjutnya persoalan
Kata kunci: lainnya jika dikaitkan dengan aspek fisik, ekonomi, psikologi dan sosialnya,
Penggunaan kontrasepsi pernikahan pada usia dini yang salah satu dampaknya adalah terjadinya
WUS 15-19 tahun kenaikan angka Age Specific Fertility Rate (ASFR).
RPJMN Tujuan: Mengetahui bagaimanakah pola penggunaan kontrasepsi pada
Indonesia Wanita usia Subur 15-19 tahun berdasarkan data SRPJMN 2017.
Metode: Penelitian ini menggunakan data SRPJMN 2017. Desain studi
penelitian adalah cross sectional denganjumlah populasi studi 455 WUS 15-
19 Tahun. Odds Ratio (OR) diperoleh pada analisis bivariat dan multivariat.
Hasil: Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa variabel yang
berhubungan dengan penggunaan kontrasepsi adalah jumlah anak hidup (OR
20).
Kesimpulan: Rekomendasi ditujukkan untuk memaksimalkan media massa
dan petugas dalam memberikan informasi kontrasepsi pada WUS 15-19
tahun.

29
Jurnal JKFT: Universitas Muhamadiyah Tangerang
Vol 4 No 1 Tahun 2019
p-ISSN 2502-0552; e-ISSN 2580-2917

PENDAHULUAN hidup per 1000 wanita kawin pada tahun


Keluarga berencana adalah suatu 2007 menjadi 48 kelahiran hidup per
cara yang memungkinkan orang 1000 wanita kawin pada tahun 2012
mencapai jumlah anak sesuai dengan (SDKI, 2012). ASFR adalah banyaknya
yang mereka inginkan dan menentukan kelahiran per 1000 wanita pada
jarak kehamilan, dimana hal ini dapat kelompok usia tertentu antara 15-49
dicapai melalui penggunaan metode tahun. ASFR merupakan indikator
kontrasepsi dan pengobatan infertilitas kelahiran yang memperhitungkan
(WHO, 2018). Program Keluarga perbedaan fertilitas dari wanita usia
Berencana (KB) merupakan upaya subur menurut umurnya.
pengaturan kelahiran anak, jarak dan Age Specific Fertility Rate (ASFR)
usia ideal melahirkan, serta mengatur pada remaja usia 15-19 tahun, Indonesia
kehamilan melalui promosi memiliki angka yang lebih tinggi dari
perlindungan dan bantuan sesuai dengan Malaysia yaitu 51 per 1.000 perempuan
hak reproduksi untuk mewujudkan remaja Indonesia dibandingkan 13 per
keluarga yang berkualitas (BKKBN, 1.000 perempuan remaja Malaysia. Hal
2012). ini menunjukkan bahwa fertilitas remaja
Ledakan penduduk terus meningkat di Indonesia masih berkontribusi besar
kususnya negara berkembang yang dalam mempengaruhi kondisi fertilitas
disebabkan karena tingginya angka di Indonesia.Berkaitan dengan
kelahiran yang terjadi di negara Sustianable Development Goals (SDGs)
berkembang karena maraknya umur pada goal ketiga yaitu menurunkan
kawin pertama rendah yang dilatar Angka Kematian Ibu (AKI), Angka
belakangi oleh pendidikan yang rendah, Kematian Bayi (AKB) termasuk akses
ekonomi rendah, pergaulan, serta tradisi kesehatan reproduksi (KB) (WHO,
di masyarakat (Todaro & Stephen,2009). 2013).
Ledakan penduduk yang tidak terkendali Untuk mengendalikan laju
dapat berdampak pada kemiskinan, pertumbuhan penduduk sekaligus
kerusakan lingkungan, ketahanan menurunkan angka kematian ibu
pangan terancam, pengangguran, tersebut, maka sejumlah upaya
kriminalitas, tingginya angka kematian intervensi telah dilakukan, salah satunya
ibu dan bayi, rendahnya kesehatan adalah dengan menggalakkan program
masyarakat, dan besarnya biaya Keluarga Berencana (KB) melalui
pelayanan kesehatan serta pendidikan penggunaan kontrasepsi. Berdasarkan
(BKKBN, 2014). data SDKI 2012 menunjukkan remaja
Salah satu upaya pemerintah dalam kawin yang menggunakan kontrasepsi
mengendalikan laju pertumbuhan yaitu 46,8% dan yang tidak
penduduk dan menurunkan angka menggunakan 53,2%. Hal ini
kematian ibu adlah melalui pelaksanaan menunjukkan bahwa remaja yang
program KB bagi Pasangan Usia Subur menggunakan kontrasepsi lebih rendah
(PUS) seperti tercantum dalam tiga daripada yang tidak menggunakan
pesan kunci Making Pregnancy Safer (SDKI, 2012).
(MPS) diharapakan setiap pasangan usia Beberapa penelitian telah
subur bisa mendapatkan akses terhadap mengungkapkan beberapa faktor yang
pencegahan kehamilan yaitu melalui mempengaruhi penggunaan kontrasepsi,
program KB. (BKKBN, 2012). terutama pada WUS di negara-negara
Data Survei Demografi dan berkembang.Sejumlah penelitian di
Kesehatan Indonesia (SDKI) mencatat India dan Bangladesh, sebagai contoh,
adanya peningkatan Age Specific menemukan bahwa tingkat pendidikan,
Fertility Rate (ASFR) pada perempuan jumlah anak serta status ekonomi
usia 15-19 tahun yaitu dari 39 kelahiran menjadi determinan penting pada
penggunaan dan pemilihan metode
kontrasepsi. (Rismawati, 2015).

30
Jurnal JKFT: Universitas Muhamadiyah Tangerang
Vol 4 No 1 Tahun 2019
p-ISSN 2502-0552; e-ISSN 2580-2917
Sehingga, peningkatan kualitas dan
cakupan informasi serta pelayanan Dari tabel 1 di atas menunjukkan
kontrasepsi pada seluruh kelompok bahwa paling banyak responden sebesar
WUS, tak terkecuali pada WUS 15-19 43.1% memiliki usia 19 tahun. Dan
tahun, menjadi kebutuhan sekaligus sebesar 2,4 % memiliki usia 15 tahun.
tantangan program KB saat ini. Studi ini Diketahui tidak sampai sebagian
bertujuan untuk mengetahui penggunaan WUS 15-19 Tahun (47.9%)
kontrasepsi pada remaja kawin di menggunakan alat kontrasepsi.
Indonesia, sehingga dapat menjadi
bahan masukan bagi stakeholders dalam
menyiapkan strategi intervensi program 19 43,1%
kesehatan reproduksi yang tepat dan
18 29,0%
efektif.

Umur
17 16,0%
METODE PENELITIAN
16 9,5%
Penelitian ini menggunakan data
sekunder yaitu hasil survei RPJMN 15 2,4%
2017 yang dilakukan oleh Badan
0,0% 20,0% 40,0% 60,0%
Kependudukan dan Keluarga Berencana
Nasional (BKKBN) Pusat.Desain Gambar 1
penelitian yang digunakan dalam Gambaran Umur pada WUS 15-19
peneitian ini adalah cross sectional dan tahun di Indonesia (Data SRPJMN
pendekatan penelitian secara kuantitatif. 2017)
Populasi dalam penelitian ini
adalah Wanita Usia Subur (WUS) yang Dari gambar 1 di atas menunjukkan
ada dalam daftar rumah tangga, yang bahwa paling banyak responden sebesar
berumur 15-19 tahun di Indonesia. 43,1% memiliki usia 19 tahun. Dan
Jumlah Sampel SRPJMN 2017 sebesar sebesar 2,4 % memiliki usia 15 tahun.
455 wanita usia subur berumur 15-19
tahun. Tabel 2
Pada penelitian ini variabel Distribusi Pengetahuan terkait
independen menurut kelompoknya yang Jenis/Metode Kontrasepsi WUS 15-19
akan diteliti adalah:Faktor Sosio tahun di Indonesia (data SRPJMN
Demografi yaitu, umur, pengetahuan 2017)
metode kontrasepsi, Faktorpsikososial,
yaitu jumlah anak hidup, Faktor terkait
pelayanan KB adalah keterpaparan
terhadap informasi tentang KB dari
media.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Analisaunivariat mendeskripsikan
karakteristikmasing-masing variable
yang diteliti.
Tabel 1
Distribusi Penggunaan Kontrasepsi
pada WUS 15-19 Tahun di Indonesia
(Data SRPJMN 2017)

Penggunaan Kontrasepsi n %
Tidak 237 52,1
Ya 218 47,9
Total 455 100,0

31
Jurnal JKFT: Universitas Muhamadiyah Tangerang
Vol 4 No 1 Tahun 2019
p-ISSN 2502-0552; e-ISSN 2580-2917

Berdasarkan tabel 2 di atas ada Tabel 5


beberapa jenis kontrasepsi yang banyak Distribusi Karakteristik Psikososial
diketahui oleh responden. Secara Pada WUS 15-19 Tahun di Indonesia
berurutan jenis kontrasepsi yang banyak (Data SRPJMN 2017)
diketahui oleh responden dalam studi ini
adalah suntikan, pil, kondom pria. Faktor Psikososial n %
Apabila dikatagorikan lebih lanjut, jenis Jumlah Anak Hidup
Belum ada anak 165 36,3
kontrasepsi yang banyak diketahui oleh 1 anak 271 59,6
responden adalah jenis kontrasepsi ≥ 2 anak 19 4,2
jangka pendek.
Tabel 3 Tabel 5 menunjukkan bahwa
Distribusi Karakteristik Sosio gambaran faktor psikososial dari WUS
Demografi pada WUS 15-19 Tahun di 15-19 tahun yang terlibat dalam
Indonesia (Data SRPJMN 2017) penelitian ini. Data menunjukkan lebih
dari sebagian WUS 15-19 Tahun
Faktor Sosio Demografi n % memiliki 1 anak (59,6%).
Umur
<16 tahun 11 2,4
≥ 16 – 19 tahun 444 97,6 Faktor Terkait Pelayanan KB
Pengetahuan tentang Tabel 6
metode kontrasepsi 185 40,7 Distribusi Jenis Media Massa dalam
Rendah 270 59,3
Memberikan Informasi tentang KB
Tinggi
Median = 6 pada WUS 15-19 Tahun di Indonesia
Tabel 3 di atas menunjukkan (Data SRPJMN 2017)
gambaran faktor sosio-demografi dari
Jenis Media Massa n %
WUS 15-19 Tahun yang terlibat dalam
Radio 28 6,2
penelitian ini. Paling banyak wanita Televisi 315 69,2
pada penelitian ini memiliki Koran 41 9,0
karakteristik berusia ≥ 16 – 19 tahun Majalah/Tabloid 17 3,7
(97,6%), Sementara itu juga diketahui Pamflet/Leaflet/brosur 48 10,5
Flipchart/lembar balik 11 2,4
lebih dari sebagian wanita (59,3%) Poster 145 31,9
wanita memiliki pengetahuan dengan Spanduk 169 37,1
katagori tinggi. Banner 50 11,0
Billboard/baliho 66 14,5
Pameran 15 3,3
Faktor Psikososial Website/internet 71 15,6
Tabel 4 Mupen KB 63 13,8
Distribusi Jumlah Anak Hidup pada Mural/lukisan dinding/gravity 37 8,1
WUS 15-19 Tahun di Indonesia (Data
SRPJMN 2017)
Paling banyak WUS 15-19 Tahun
Jumlah Anak n % menemukan informasi tentang
0 165 36,3 kontrasepsi dari televisi (69,2%) dan
1 271 59,6
2 17 3,7 hampir sepertiga WUS 15-19 Tahun
3 2 0,4 juga mendapatkannya dari spanduk
Total 455 100,0 (37,1%) serta poster (31,9%).

Berdasarkan tabel 4di atas


diketahui bahwa kisaran jumlah anak
responden adalah 0 dan 1 orang. Paling
banyak yaitu 59,6% responden memiliki
1 orang anak dan disusul sebanyak
36,3% responden belum memiliki anak.

32
Jurnal JKFT: Universitas Muhamadiyah Tangerang
Vol 4 No 1 Tahun 2019
p-ISSN 2502-0552; e-ISSN 2580-2917

Hasil Analisis Bivariat kontrasepsi antara WUS 15-19 Tahun


Tabel 7 yang memiliki keterpaparan yang rendah
Hubungan Antara Faktor Sosio- terhadap informasi tentang KB dari
Demografi Terhadap Penggunaan media dengan tingkat keterpaparan yang
Kontrasepsi Pada WUS 15-19 Tahun tinggiWUS 15-19 Tahun yang memiliki
tingkat keterpaparan rendah terhadap
informasi tentang KB dari media
memiliki risiko sebesar 1,96 kali (95%
CI: 1,21-3,17) untuk tidak menggunakan
kontrasepsi dibandingkan wanita yang
memiliki keterpaparan yang tinggi
terhadap informasi tentang KB dari
media.

Tabel 7di atas menunjukkan KESIMPULAN


gambaran karakteristik faktor sosio- Berdasarkan gambaran penggunaan
demografi dan penggunaan kontrasepsi pada WUS 15-19 tahun di
kontrasepsi.Hasil analisis data Indonesia sebesar 47,9% dan 61,9%
menunjukkan bahwa persentase WUS diantaranya memilih menggunakan
15-19 Tahun yang tidak menggunakan alat/metode kontrasepsi suntik 1 bulan.
kontrasepsi tidak berbeda signifikan Diketahui bahwa faktor yang paling
antara kelompok yang berusia <16 tahun dominan hubungannya terhadap
dengan yang berusia ≥ 16 – 19 tahun. penggunaan kontrasepsi pada WUS 15-
Paling banyak WUS 15-19 Tahun yang 19 Tahun di Indonesia yaitu jumlah anak
tidak menggunakan kontrasepsi adalah hidup.
wanita yang berumur <16 tahun. WUS Pemerintah, dalam hal ini yang
15-19 Tahun yang berusia <16 tahun terkait dengan kesehatan reproduksi dan
memiliki risiko sebesar 2,50 kali (95% keluarga berencana telah memiliki
CI: 0,66-9,56) untuk tidak menggunakan program seperti KIE Calon Pengantin,
kontrasepsi dibandingkan WUS 15-19 Genre, dan PKPR untuk kalangan
Tahun yang memiliki rentang usia 16 – remaja. Dengan adanya program
19 tahun. tersebut kemudian memaksimalkan
media massa sebagai alat untuk
Tabel 8 memberikan informasi tentang KB pada
Hubungan Antara Faktor Terkait WUS 15- 19. Dan terpapar pada
Pelayanan KB Terhadap Penggunaan informasi tersebut dan
Kontrasepsi Pada WUS 15-19 Tahun mempengaruhinya dalam menggunakan
kontrasepsi. Diharapkan informasi-
informasi tersebut dibuat menarik dan
ringan sesuai dengan rata-rata umur 15-
19 Tahun.
Serta kerjasama lintas sektor sangat
diperlukan, baik BKKBN dan kemetrian
kesehatan bersama dengan kementrian
agama dan kementrian pendidikan untuk
membantu dalam memberikan program
Tabel 8di atas menunjukkan terkait penggunaan kontrasepsi
gambaran faktor terkait pelayanna KB khususnya pada WUS 15-19 tahun.
dan penggunaan kontrasepsi. Hasil
analisis data menunjukkan ada DAFTAR PUSTAKA
perbedaan signifikan persentase WUS Anthony, et al. 2009. Prevalence and
15-19 Tahun yang tidak menggunakan determinants of unmet need for
family planning in Nnewi,

33
Jurnal JKFT: Universitas Muhamadiyah Tangerang
Vol 4 No 1 Tahun 2019
p-ISSN 2502-0552; e-ISSN 2580-2917
south-east Nigeria. International Contraceptive Services on
Journal of Medicine and Injectable Use and Demand for
Medical Sciences. Vol. 1 (8), pp. Family Planning in Malawi.
325-329. International Perspectives on
Akmal. 2014. Determinan Perilaku sexual and reproductive health.
Penggunaan Kontrasepsi 2015, 41(1):20–30, doi:
Pengaruhnya Terhadap Fertilitas 10.1363/4102015. A journal of
di Provinsi Sulawesi Selatan. : peer-reviewed research.
Sulawesi Selatan BKKBN. George, T. P., Decristofaro, C., Dumas,
Aryanti, H. 2014. Faktor-faktor yang B. P., & Murphy, P. F. 2015.
berhubungan dengan Shared Decision Aids:
penggunaan kontrasepsi pada Increasing Patient Acceptance
wanita kawin usia dini di of Long-Acting Reversible
kecamatan aikmel kabupaten Contraception, 205–218.
Lombok Timur. Tersedia di: https://doi.org/10.3390/healthcar
http://www. pps. unud. ac. e3020205
id/thesis/pdf_thesi s/unud-1007- Haque N. Unmet need for contraceptive:
437265649-hery% the case of married adolescent
20aryanti, 20, 1292161023. women in Bangladesh. Int J
Badan Pusat Statistik. 2013. Bapenas. Curr Res. 2010;9:29-35.
Proyeksi Penduduk Indonesia Huda, Andari Nurul. 2016. Faktor-
2010-2035. Jakarta. Faktor yang Berhubungan
BKKBN. 2012. Pernikahan Dini Pada Dengan Perilaku penggunaan
Beberapa Provinsi Di Indonesia: Kontrasepsi Pada Wanita Usia
Dampak Overpopulation, Akar Subur di Puskesmas Jombang-
Masalah Dan Peran Kota Tangerang Selatan. Jakarta
Kelembagaan. : Jurnal Kesehatan Masyarakat.
BKKBN. 2014. Kesertaan Keluarga Hox, J.J. 1995. Applied Multilevel
Berencana dan Faktor-faktor Analysis,Amsterdam, TT-
yang Berhubungan dengan Publikaties.
Terjadinya Unmet Need KB Informasi, D. T., & BKKBN, D. 2011.
pada Pasangan Usia Subur. Kamus istilah kependudukan
Jakarta: Pusat Penelitian dan dan keluarga berencana
Pengembangan Kependudukan. Nasional.
BKKBN. 2015. Laporan Kinerja Indonesia, S. 2013. National Population
Instansi Pemerintah 2015. and Family Planning Board
Badan Kependudukan dan (BKKBN), Kementerian
Keluarga Berencana Nasional. Kesehatan (Kemenkes—MOH),
BKKBN. 2016. Laporan Kinerja ICF International: Indonesia
Instansi Pemerintah 2016. Demographic and Health Survey
Badan Kependudukan dan 2012. Jakarta: BPS, BKKBN,
Keluarga Berencana Nasional. Kemenkes, and ICF
International.
CIA. 2017. Word Fact Book 2017. Kemenkes, 2015. Profil Kesehatan
Central Intelligent Agency. Indonesia 2015. Kementrian
Chacko MR, UpTo-Date MD. 2010. Kesehatan Republik Indonesia.
Contraception: Overview of Kemenkes RI. 2014. Pelayanan
issues specific to adolescents. Keluarga Berencana.
September. Kusumaningrum, R. A & Listyorini, D.
DepKes, R. I. 2011. Profil data 2013. Faktor-Faktor Yang
kesehatan Indonesia 2011. Berhubungan Dengan Pasangan
Friedeman, Martha Skiles. Et al. 2015. Usia Subur (Pus) Tidak Memilih
The Effect of Access to Metode Kontrasepsi Intra Uterine

34
Jurnal JKFT: Universitas Muhamadiyah Tangerang
Vol 4 No 1 Tahun 2019
p-ISSN 2502-0552; e-ISSN 2580-2917
Device (Iud) Di Desa Pucangan Indonesia Tahun 2007 dan
Kecamatan Kartasura Kabupaten 2012).
Sukoharjo (Doctoral dissertation, Muliawati, R., & Trihandini, I. 2012.
Universitas Muhammadiyah Faktor-faktor Yang
Surakarta). Berhubungan Dengan
Lekshmi AR. Et al. 2014. A Study To Penggunaan Metode
Assess The Factors Influencing Kontrasepsi Jangka Panjang
Unmet Need Of Family Pada Wanita Usia 35 Tahun
Planning Among Married Keatas ( Analisis Survei
Women In Selected Villages Of Demografi dan Kesehatan
Udupi District, Karnataka. Nitte Indonesia Tahun 2007 dan
University Journal of Health 2012).
Science. NUJHS Vol. 4, No.1, Mustafavi F, Mehryar AH, Agha H.
March 2014, ISSN 2249-7110. Socio-cultural factors affecting
Magnusson BM, Masho SW, Lapane men’s use of family planning. J
KL. 2012. Early Age at First Social Sciences Humanities of
Intercourse and Subsequent Shiraz University.
Gaps in Contraceptive Use. 2006;24(2):9–16.
Journal of Women's Health. Negara, Candra Kusuma. 2017.
Marhaeni, A. A. I. N., Saskara, D., & Pengambilan Keputusan Dalam
Gde, I. A. 2015. Pengaruh Pemakaian Kontrasepsi,
Faktor Sosial, Ekonomi, dan Penentuan Jumlah Anak, dan
Demografi Terhadap Nikah Muda di Provinsi
Penggunaan Kontrasepsi di Kalimantan Selatan. Jurnal
Denpasar. Jurnal Ekonomi Keluarga Berencana Vol. 2.
Kuantitatif Terapan. Novitasary, M.D., Mayulu, N. &
Malinda, Yoni. 2012. Hubungan Umur Kawengian, S.E.S. 2013.
Kawin Pertama dan Penggunaan Hubungan antara aktivitas fisik
Kontrasepsi dengan Fertilitas dengan obesitas pada wanita
Remaja Berstatus Kawin usia subur peserta Jamkesmas di
(Analisis Riskesdas 2010). Puskesmas Wawonasa
Jakarta. Kecamatan Singkil Manado.
Marliana, Yunita. 2013. Hubungan Jurnal e-Biomedik.
Pendidikan, Sumber Informasi Notoatmodjo S. 2010. Metodologi
Metode Kontrasepsi, dan penelitian kesehatan. Jakarta:
Dukungan Keluarga Dengan PT Rineka Cipta.
Penggunaan Metode Oktavia, Nanik. 2014. Pengaruh Tingkat
Kontrasepsi Pasangan Usia Pendidikan Usia Kawin
Subur Berusia < 20 Tahun. Pertama, Penggunaan Alat
Bandung. Kontrasepsi Terhadap Jumlah
McNicholas C, Peipert JF. Long-Acting Anak.
Reversible Contraception Permatasari, Tria Astika. 2015. Faktor-
(LARC) for Adolescent. Current Faktor yang berhubungan
opinion in obstetrics & dengan Pengetahuan
gynecology. 2012;24(5):293-8. Kontrasepsi Darurat pada
Muliawati, R., & Trihandini, I. 2012. Akseptor KB Suntik dan Pil di
Faktor-faktor Yang BPS Depok Periode Oktober
Berhubungan Dengan 2015.
Penggunaan Metode Pratiwi, Y. P., & Herdayati, M. 2014.
Kontrasepsi Jangka Panjang Pengaruh Umur Kawin Pertama
Pada Wanita Usia 35 Tahun Terhadap Tingkat Fertilitas
Keatas ( Analisis Survei Wanita Usia Subur Di Provinsi
Demografi dan Kesehatan Jawa Barat Tahun 2012

35
Jurnal JKFT: Universitas Muhamadiyah Tangerang
Vol 4 No 1 Tahun 2019
p-ISSN 2502-0552; e-ISSN 2580-2917
(Analisis Lanjut Survei Sari, Y. D., Indrayani, I. I., & Vidyarini,
Demografi dan Kesehatan T. N. 2016. ideologi dalam iklan
Indonesia 2012). Universitas keluarga berencana periode
Indonesia. 2004-2014. Scriptura, 6(1), 21-
Raharja, Mugia Bayu. 2014. Fertilitas 32.
Remaja di Indonesia. BKKBN. Tibaijuka L, Odongo R, Welikhe E,
Rizali, Muhammad Irwan. 2013. Faktor Mukisa W, Kugonza L,
yang Berhubungan dengan Busingye I, et al. Factors
Pemilihan Metode Kontrasepsi influencing use of long-acting
Suntik di Kelurahan Mattoangin versus short-acting
Kecamatan MarisoKota contraceptive methods among
Makasar. Makasar : Jurnal reproductive-age women in a
MKMI. resource-limited
RPJMN. (2015-2019). Buku 1 Agenda Todaro ,Michael P., Stephen C. Smith.
Pembangunan Nasional. 2009. Pembangunan Ekonomi
Kementrian Perencanaan (edisikesembilan, jilid I). Jakarta
Pembangunan Nasional. : Erlangga.
Rismawati S. 2015. Unmet need : UNICEF. Early marriage: a harmful
Tantangan program keluarga traditional practice, a
berencana dalam menghadapi statistical exploration. 2005.
ledakan penduduk tahun 2030.
New York, USA: The United
Rizkianti, Anissa. 2016. Penggunaan
Kontrasepsi pada Reamaja Nations Children’s Fund.
Perempuan Kawin di Indonesia. UNFPA. Giving girls today and
Saifuddin, Abdul Bari. 2006. Buku tomorrow: breaking the cycle
Panduan zpraktis Pelayanan of adolescent pregnancy.
Kontrasepsi. Jakarta : Penerbit 2007. New York, USA:
Bina Pustaka Sarwono UNFPA, the United Nations
Prawirohardjo. Population.
Sambosir, O. B. 2009. Pengetahuan, United Nations. 2015. Word Fertility
Sikap, dan Perilaku Ber-KB Patterns 2015. New York :
Pasangan Usia Subur Muda di Departemen of Economic and
Indonesia. Sosial Affairs.
SDKI. 2012. Survei Demografi dan Utomo ID, Utomo A. 2013. Adolescent
Kesehatan Indonesia 2012. Pregnancy in Indonesia: A
Kementrian Kesehatan Republik Literature Review: UNFPA.
Indonesia. USAID and ICRW. New insights on
Snijders, T. & Bosker. 2012. Multilevel preventing child marriage.
Analysis: anIntroduction to 2011. The United States
Basic and Applied Multilevel
Agency for International
Anaysis, Sage.
Sumariati, Rohdiana. 2013. Peran Media Development.
Massa Dalam Memepengaruhi UU Pernikahan Tahun 1974.
Sikap Terhadap Keikutsertaan Varney. Buku Asuhan Kebidanan.
Ber-Keluarga Berencana : Jakarta. EGC. 2007
Analisis Data SDKI Tahun World Health Organization. 2012. A
2007. Yogyakarta : UGM. guide to family planning for
Suparyanto, R. 2011. Wanita Usia Subur community health workers and
dan Kanker Payudara. their clients. Italy : WHO
Sulistyawati, A. 2011. Library Cataloguing-in-
Pelayanan keluarga Publication Data.
berencana. Jakarta: Salemba
Medika.

36
Jurnal JKFT: Universitas Muhamadiyah Tangerang
Vol 4 No 1 Tahun 2019
p-ISSN 2502-0552; e-ISSN 2580-2917
World Health Organization . 2013.
Family Planning Contraception.
Word Health Organization.
World Health Organization. 2018. WHO
Family planning/Contraception.
Retrieved February 8, 2018,
from
http://www.who.int/mediacentre/factshe
ets/fs351/en/

37

Anda mungkin juga menyukai