Anda di halaman 1dari 2

PENATALAKSANAAN INSOMNIA

No. : SOP/ /
Dokumen 35.07.103.102/2016
SOP No. Revisi :0
Tgl. Terbit : 28 Januari 2016 UPTD PUSKESMAS
Halaman :1/2 PUJON

KABUPATEN dr. Wiwit Wijayati


MALANG Nip.197501242006042015

1. Pengertian Insomnia adalah gejala atau gangguan dalam tidur, dapat berupa
kesulitan berulang untuk mencapai tidur, atau mempertahankan
tidur yang optimal, atau kualitas tidur yang buruk. Pada
kebanyakan kasus, gangguan tidur adalah salah satu gejala dari
gangguan lainnya, baik mental (psikiatrik) atau fisik. Secara umum
lebih baik membuat diagnosis gangguan tidur yang spesifik
bersamaan dengan diagnosis lain yang relevan untuk menjelaskan
secara adekuat psikopatologi dan atau patofisiologinya.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk Menangani
Insomnia
3. Kebijakan Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Pujon Nomor 440/ /KEP/
35.07.103.102/2015 Tentang Kebijakan Pelayanan klinis di
Puskesmas Pujon.
4. Referensi Buku Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I tahun 2013
5. Prosedur 1. Anamnesa
2. Pemeriksaan fisik
3. Penegakan diagnosa: Penanganan Insomnia
4. Tatalaksana

a. Pasien diberikan penjelasan tentang faktor-faktor risiko yang


dimilikinya dan pentingnya untuk memulai pola hidup yang
sehat dan mengatasi masalah yang menyebabkan terjadinya
insomnia.
b. Untuk obat-obatan, pasien dapat diberikan Lorazepam 0,5 – 2
mg atau Diazepam 2 - 5 mg pada malam hari. Pada orang
yang berusia lanjut atau mengalami gangguan medik umum
diberikan dosis minimal efektif.
c. Konseling dan Edukasi
Memberikan informasi kepada pasien dan keluarga agar
mereka dapat memahami tentang insomnia dan dapat
PENATALAKSANAAN INSOMNIA
dr. Wiwit Wijayati
UPTD Nip.197501242006042015
PUSKESMAS
PUJON No. : SOP/ /
Dokumen 35.07.103.102/2016
SOP No. Revisi :0
Tgl. Terbit : 28 Januari 2016

Halaman : 2/2

menghindari pemicu terjadinya insomnia.


d. Kriteria Rujukan
e. Apabila setelah 2 minggu pengobatan tidak menunjukkan
perbaikan, atau apabila terjadi perburukan walaupun belum
sampai 2 minggu, pasien dirujuk ke fasilitas kesehatan
sekunder yang memiliki dokter spesialis kedokteran jiwa.
6. Unit Terkait UGD, Rawat Jalan, Rawat Inap

Anda mungkin juga menyukai