Anda di halaman 1dari 10

ARTIKEL HUKUM OHM DAN HUKUM KIRCHOFF

DOSEN PENGAMPU :

Bapak Drs. Andi Bahar M.Pd

Dwiki Muda Yulanto,S.Pd,M.Pd

Disusun oleh:

Rafli Shandika Husein { 5191122015 }

LISTRIK DAN ELEKTRONIKA DASAR

PRODI S1 PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2019
Pengertian Hukum OHM

Hukum Ohm ialah suatu pernyataan bahwa besar arus listrik yang mengalir melewati
sebuah penghantar akan selalu berbanding lurus dengan beda potensial yang diterapkan
kepadanya. Sebuah benda penghantar bisa dikatakan mematuhi hukum Ohm jika nilai
resistansinya tak bergantung pada besar dan polaritas beda potensial yang dikenakan kepadanya.
Walaupun hal ini tidak selalu berlaku untuk semua jenis penghantar, namun istilah “hukum”
tetap dipakai dengan alasan sejarah.

komponen parameter dalam hukum OHM

Secara matematis hukum Ohm diekspresikan dengan persamaan :

V=IR

Keterangan :

I: ialah arus listrik yang mengalir pada suatu penghantar pada satuan Ampere.
V: ialah tegangan listrik yang ada pada kedua ujung penghantar pada satuan volt.
R: ialah nilai hambatan listrik (resistansi) yang ada pada suatu penghantar dalam satuan ohm.

Hukum ini dicetuskan oleh Georg Simon Ohm, seorang fisikawan dari negara Jerman pada tahun
1825 dan dipublikasikan pada sebuah paper yang berjudul The Galvanic Circuit Investigated
Mathematically tahun 1827.
Bunyi Hukum OHM

Besar arus listrik (I) yang mengalir melewati sebuah penghantar atau Konduktor akan slalu
berbanding lurus dengan beda potensial / tegangan (V) yang diterapkan kepadanya dan
berbanding terbalik dengan hambatannya (R)

Agar lebih jelas mengenai Hukum Ohm, Bisa melakukan Praktikum dengan sebuah Rangkaian
Elektronika Sederhana seperti dibawah ini :

rang
kaian dasar hukum ohm

hanya memerlukan sebuah DC Generator (Power Supply), Voltmeter, Amperemeter, dan sebuah
Potensiometer sesuai pada nilai yang dibutuhkan. Dari Rangkaian Elektronika yang sederhana
tersebut, Bisa membandingkan Teori Hukum Ohm dengan hasil yang didapatkan dari Praktikum
dalam hal menghitung Arus Listrik (I), Tegangan (V) dan Resistansi/Hambatan (R).

Rumus
Rumus menghitung Arus Listrik
I=V/R

Rumus menghitung Tegangan atau Beda Potensial


V = I x R.

Rumus menghitung Nilai Resistansi


R=V/I

Contoh Soal

Menghitung Resistansi / Hambatan (R)

Jika di nilai Tegangan di Voltmeter (V) yaitu 12V dan nilai Arus Listrik (I) di Amperemeter
adalah 0.5A. Berapakah nilai Resistansi dalam Potensiometer ?
Masukan nilai Tegangan 12V dan Arus Listrik 0.5A kedalam Rumus Ohm seperti dibawah ini :
R=V/I
R = 12 /0.5
R = 24 Ohm
nilai Resistansinya adalah 24 Ohm

Menghitung tegangan

Atur nilai resistansi atau hambatan Potensiometer ke 500 Ohm, kemudian atur DC Generator
sehingga mendapatkan Arus Listrik (I) 10mA. Berapakah Tegangannya ?

Konversikan dahulu unit Arus Listrik (I) yang masih satu miliAmpere hingga menjadi satuan
unit Ampere yaitu : 10mA = 0.01 Ampere. Masukan nilai Resistansi Potensiometer 500 Ohm dan
nilai Arus Listrik 0.01 Ampere ke Rumus Hukum Ohm
V=IxR
V = 0.01 x 500
V = 5 Volt
nilainya adalah 5Volt.
Menghitung arus listrik

Setting DC Generator atau Power Supply agar menghasilkan Output Tegangan 10V, lalu atur
Nilai Potensiometer ke 10 Ohm. Berapakah nilai Arus Listrik ?

Masukan nilai Tegangan 10V dan Nilai Resistansi dari Potensiometer yaitu 10 Ohm ke dalam
Rumus Hukum Ohm
I=V/R
I = 10 / 10
I = 1 Ampere
hasilnya yaitu 1 Ampere
Hukum Kirchhoff

merupakan dua persamaan yang memiliki hubungan dengan arus dan memiliki perbedaan
potensial, umumnya dikenal dengan tegangan, dalam listrik. Hukum ini sendiri pertama kali
dikenalkan oleh Gustav Robert Kirchhoff yang merupakan ahli fisika dari Jerman di tahun tahun
1845. Lihat contoh gambar yang ada di bawah:

Tegangan yang jatuh pada R1 dan R2


tidak sama karena adanya ggl .
Sehingga membuat rangkaian kedua resistor ini tidak pararel juga bukan rangkaian seri, hal ini
dikarenakan rangkaian arus yang mengalir terdahap dua resistor tidaklah sama, akan tetapi
hukum yang berlaku pada rangkaian yang mempunyai arus tetap atau lunak. Hukum ini sendiri
dikenal dengan hukum Kirchhoff 1 dan 2.

Hukum Kirchhoff 1

Hukum Kirchhoff 1 biasa dikenal juga dengan hukum percabangan atau junction rule,
dikarenakan hukum ini memenuhi kekekalan muatan, hukum ini sendiri sangat diperlukan untuk
rangkaian multisimpal yang memiliki kandungan titik – titik percabangan pada saat arus mulai
terbagi. Pada keasaan tunak, tidak adanya akumulasi muatan listrik pada setiap titi dalam
rangkaian. Dengan begitu, jumlah muatan yang masuk ke dalam setiap titik akan meninggalkan
titik tersebut dengan jumlah yang sama.
Bunyi Hukum Kirchhoff 1

“Jumlah arus listrik yang masuk melalui titik percabangan di dalam suatu rangkaian listrik
sama dengan jumlah arus yang keluar melalui titik percabangan tersebut”

Hukum Kirchhoff 1 sendiri jika dituliskan secara umum rumusnya adalah sebagai berikut:

Jika dilihat pada gambar 1.2 menunjukkan pada suatu titik percabangan dari 5 buah kawat yang
dialiri dengan arus dan .

Di dalam rentang waktu muatan mengalir melalui titik percabangan yang berasal
dari arah kiri, di rentang waktu juga muatan dan juga biasa bergerak
kea rah kanan meninggalkan titik percabangan. Hal ini dikarenakan muatan tersebut tidak berasal
dari titik percabangan dan tidak pula menumpuk pada titik tersebut dalam keadaan tunak,
sehingga muatan akan terkonservasi di titik percabangan tersebut yakni:
Hukum Kirchhoff 2

Berikut ini adalah bunyi dari Hukum Kirchhoff 2 adalah sebagai berikut:

“di setiap rangkaian yang tertutup, jumlah beda potensialnya harus sama dengan nol”

Hukum Kirchhoff juga biasa disebut dengan hukum simpal atau loop rule, hal ini
dikarenakan pada kenyataan beda potensial di antara dua titik percabangan di dalam satu
rangkaian pada keadaan tunak adalah konstan. Hukum ini sendiri adalah bukti dari adanya
hukum konservasi energi. Apabila anda mempunyai suatu muatan Q pada sembarang titik
dengan potensial V dengan begitu energi yang dipunyai oleh muatan tersebut ialah QV.
Selanjutnya apabila muatan mulai bergerak melintasi simpal tersebut, maka muatan yang anda
punyai akan mendapatkan tambahan energi atau pun kehilangan sebagian besar energinya pada
saat melalui resistor baterai atau pun elemen lainnya. Akan tetapi pada saat kembali ke titik
awalnya, energinya pun akan kembali menjadi QV.

Salah satu contoh penggunaan Hukum Kirchhoff 2 bisa dilihat pada gambar yang ada di
bawah ini, di mana ada dua baterai yang berisi mengenai hambatan di dalam dan dan juga 3
hambatan luar. Anda akan bisa menentukan arus yang ada di dalam rangkaian tersebut dengan
fungsi GGL dan hambatan.
Secara umum, rumus dari Hukum Kirchhoff 2 ini sendiri bisa dinyatakan seperti di bawah ini:

Contoh Soal Hukum Kirchhoff

Untuk menjawab soal ini anda harus memperhatikan gambar rangkaian tertutup yang ada di
bawah ini!

Apabila diketahui dan

Maka tentukan kuat arus yang mengalir pada rangkauan yang ada di atas!

Jawaban :

Untuk memecahkan soal yang ada di atas, yang anda lakukan terlebih dahulu adaladengan
menentukan arah arus dan arah loop, di dalam hal ini anda akan menentukan arah loop searah
dengan arah jarum jam.
Dengan menggunakan Hukum Kirchhoff 2 yang diterapkan di soal di atas maka anda bisa
mendapatkan nilai arus listrik seperti di bawah ini:

maka

DAFTAR PUSTAKA

https://rumusrumus.com/hukum-ohm/

https://laelitm.com/hukum-kirchoff/#

Blocher,R. (2003). Dasar elektronika.yogyakarta:Andi Yogyakarta

Sutrisno.(1979). Fisika dasar.bandung:ITB

Tse,C.K. (2002). Analisis Rangkaian Linier.Jakarta:Erlangga

Anda mungkin juga menyukai