Anda di halaman 1dari 2

PENATALAKSANAAN DEMENSIA

No. : SOP/ /
Dokumen 35.07.103.102/2016
SOP No. Revisi :0
Tgl. Terbit : 28 Januari 2016 UPTD PUSKESMAS
Halaman :1/2 PUJON

KABUPATEN dr. Wiwit Wijayati


MALANG Nip.197501242006042015

1. Pengertian Demensia merupakan sindrom akibat penyakit otak yang bersifat


kronik progresif, ditandai dengan kemunduran fungsi kognitif
multiple, termasuk daya ingat (memori), daya pikir, daya tangkap
(komprehensi), kemampuan belajar, orientasi, kalkulasi,
visuospasial, bahasa dan daya nilai. Gangguan kognitif biasanya
diikuti dengan deteriorasi dalam kontrol emosi, hubungan sosial
dan motivasi. Pada umumnya terjadi pada usia lanjut, ditemukan
pada penyakit Alzhaimer, penyakit serebrovaskular, dan kondisi
lain yang secara primer dan sekunder mempengaruhi otak.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk Menangani
Demensia
3. Kebijakan Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Pujon Nomor 440/ /KEP/
35.07.103.102/2015 Tentang Kebijakan Pelayanan klinis di
Puskesmas Pujon.
4. Referensi Buku Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I tahun 2013
5. Prosedur 1. Anamnesa
2. Pemeriksaan fisik
3. Penegakan diagnosa: penanganan Demensia
4. Tatalaksana

 Non farmakologi
a. Modifikasi faktor resiko yaitu kontrol penyakit fisik, lakukan
aktifitas fisik sederhana seperti senam otak, stimulasi kognitif
dengan permintaan, kuis, mengisi teka-teki silang, bermain
catur.
b. Modifikasi lingkungan sekitar agar lebih nyaman dan aman
bagi pasien.
c. Rencanakan aktivitas hidup sehari-hari (mandi, makan, dan
lain-lain) untuk mengoptimalkan aktivitas independen,
meningkatkan fungsi, membantu adaptasi dan
PENATALAKSANAAN DEMENSIA
UPTD
PUSKESMAS No. : SOP/ / dr. Wiwit Wijayati
PUJON Dokumen 35.07.103.102/2016 Nip.197501242006042015
SOP No. Revisi :0
Tgl. Terbit : 28 Januari 2016
Halaman :2/2

mengembangkan keterampilan, serta meminimalisasi


kebutuhan akan bantuan.
d. Ajarkan kepada keluarga agar dapat membantu mengenal
barang milik pribadinya, mengenal waktu dengan
menggunakan jam besar, kalender harian, dapat
menyebutkan namanya dan anggota keluarga terdekat,
mengenal lingkungan sekitar, beri pujian jika dapat menjawab
dengan benar, bicara dengan kalimat sederhana dan jelas
(satu atau dua tahap saja), bila perlu gunakan isyarat atau
sentuhan lembut.
 Farmakologi
a. Jangan berikan inhibitor asetilkolinesterase (seperti: donepzil,
galantamine dan rivastigmine) atau memantine secara rutin
untuk semua kasus demensia. Pertimbangkan pemberiannya
hanya pada kondisi yang memungkinkan diagnosis spesifik
penyakit Alzheimer ditegakkan dan tersedia dukungan serta
supervisi adekuat oleh spesialis serta pemantauan efek
samping oleh pelaku rawat.
b. Bila pasien berperilaku agresif, dapat diberikan antipsikotik
dosis rendah, seperti: Haloperidol 0,5 – 1 mg/hari
6. Unit Terkait UGD, Rawat Jalan, Rawat Inap

Anda mungkin juga menyukai