Anda di halaman 1dari 2

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Jagung merupakan salah satu komoditas serelia yang mempunyai peran yang
strategis dan berpeluang untuk dikembangkan karena perannya sebagai sumber utama
karbohidrat dan protein setelah beras. Hampir semua bagian tanaman jagung dapat
dimanfaatkan untuk berbagai macam keperluan Batang dan daun tanaman yang masih
muda dapat digunakan sebagai pakan ternak, tanaman yang telah dipanen dapat
digunakan untuk pembuatan pakan atau pupuk organik. Data BPS (2012)
menunjukkan produksi jagung Indonesia mencapai kurang lebih 19 juta ton
sementara kebutuhan jagung untuk bahan baku industri pakan terus meningkat seiring
meningkatnya tingkat konsumsi daging di Indonesia.
Kebutuhan bahan baku pakan di Indonesia sangat besar. Komposisi formula
ransum pakan terdiri dari 40-50% jagung dan sisanya dari bungkil kedelai. Dengan
asumsi kebutuhan pakan 15 juta ton maka diperlukan subtitusi jagung antara 7-7,5
juta ton. Tingkat konsumsi jagung untuk pakan ternak tertinggi di Indonesia adalah
Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara dan Sulsel terlebih khusus
pada wilayah Tolitoli yang memiliki potensi produksi jagung 5 hingga 6 ton per Ha.
Untuk memenuhi kebutuhan pakan yang terus meningkat maka penggunaan limbah
tanaman jagung merupakan salah satu alternative terbaik.
Peningkatan hasil pertanian selama ini berdampak pada limbah yang
dihasilkan. Limbah –limbah tersebut dapat menimbulkan masalah pencemaran pada
lingkungan.Padahal apabila dimanfaatkan, limbah tersebut dapat membantu manusia
dalam menjalankan kehidupannya. Salah satu limbah pertanian yang masih minim
penanganannya adalah tongkol jagung.Tongkol jagung merupakan salah satu limbah
yang berlimpah yang saat ini masih digunakan sebagai bahan bakar dan pakan ternak.
Limbah tanaman jagung sangat berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai pakan,
tetapi hanya untuk ternak ruminansia karena tingginya kandungan serat. Jerami
jagung merupakan bahan pakan penting untuk sapi pada saat rumput sulit diperoleh,
terutama pada musim kemarau. Jerami jagung yang diawetkan dengan pengeringan
matahari menghasilkan berbagai macam produk sampingan yang dapat dimanfaatkan
sebagai pakan ternak. Selain itu keuntungan dari pemberian fermentasi tongkol
jangung untuk pakan yaitu nilai gizinya cukup tinggi.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimanakah kandungan nutrient tongkol jagung yang difermentasi
menggunakan fermentor EM4 peternakan?

1.3 Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan nutrient tongkol jagung
yang terdiri dari PK, SK, dan LK setelah difermentasi menggunakan EM4. Hasil
penelitian ini diharapkan dijadikan sebagai salah satu upaya peningkatan nutrient
tongkol jagung untuk digunakan sebagai pakan ternak serta memberikan informasi
kepada petani untuk dapat memanfaatan limbah pertanian.

Anda mungkin juga menyukai