Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PRASANGKA TERHADAP PEMIMPIN YANG BERBEDA ETNIS

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Sosial

Dosen Pengampu : Dr. Sumardi, M.Si.

Oleh :
Sarrah Yolanda (1905110515)
3A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS RIAU

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
Tanpa pertolongan-Nya tentunya penulis tidak akan sanggup untuk menyelesaikan
makalah ini dengan baik dan tepat waktu.
Penulis berharap dan mengucapkan terima kasih kepada para pembaca yang
telah menyempatkan waktunya untuk membaca makalah ini. Semoga makalah ini
dapat menambah pengetahuan para pembaca dan berguna bagi kehidupan.
Penulis tentunya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan di dalamnya. Oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Pekanbaru, 27 Desember 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ ii
BAB I......................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................3
1.3 Tujuan................................................................................................................ 3
BAB II........................................................................................................................ 4
PEMBAHASAN.......................................................................................................... 4
2.1 Pengertian Prasangka Sosial menurut Para Ahli.......................................................4
2.2 Pengertian Prasangka Terhadap Pemimpin yang Berbeda Etnis.................................5
2.3 Hubungan Identitas Sosial dan Prasangka terhadap Pemimpin yang Berbeda Etnis......6
BAB III....................................................................................................................... 9
PENUTUP................................................................................................................... 9
3.1 Simpulan............................................................................................................ 9
3.2 Saran................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan negara kepulauan yang terkenal dengan semboyan
Bhineka Tunggal Ika. Semboyan yang terpampang jelas pada lambang Garuda
Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia memiliki arti, yaitu berbeda-beda
tetapi tetap satu jua, bagi bangsa Indonesia kalimat ini merupakan kalimat pengikat
atau pemersatu. Bhineka Tunggal Ika bukanlah hanya sebuah semboyan yang dimiliki
bangsa Indonesia tetapi juga merupakan ciri bangsa Indonesia sebagai negara dengan
masyarakat yang majemuk.
Kemajemukan bisa meliputi keragaman budaya, etnis (suku bangsa), ras,
agama dan bahasa. Keragaman yang dimiliki oleh bangsa Indonesia pada satu sisi
merupakan kekayaan bangsa yang sangat bernilai dan merupakan kekayaan yang unik
yang tidak dimiliki oleh setiap bangsa di dunia, namun pada sisi lain keberagaman
tersebut memiliki potensi terjadinya disintegritas atau pemecahan bangsa karena
sering dijadikan alat untuk memicu munculnya konflik antar etnis (suku bangsa), ras
dan agama. Konflik yang sering terjadi biasanya diakibatkan oleh adanya perbedaan
pandangan atau pendapat antara dua atau lebih kelompok masyarakat di suatu
wilayah dan konflik-konflik yang kerap terjadi itu dapat disebabkan oleh faktor
prasangka.
Pemimpin merupakan figur penting dalam menggerakkan sebuah organisasi
dalam hal ini bawahan dan juga pengikutnya. Menjadi hal yang aneh ketika seseorang
disebut sebagai pemimpin tetapi tidak memilki pengikut ataupun juga pengaruh untuk
menggerakkan orang yang dipimpinnya dalam mencapai tujuan yang diinginkan.
Setiap pemimpin tentu memiliki karakteristik dan model kepemimpinan yang berbeda

1
sesuai dengan karakter yang dimilikinya, sehingga hal tersebut juga akan berpengaruh
kepada daerah ataupun organisasi yang dipimpinnya, karena bagaimana karakteristik
masyarakat suatu daerah dapat mencerminkan karakteristik dari pemimpinnya.
Anggota masyarakat yang menggolongkan dirinya kedalam kategori identitas
sosial tertentu cenderung memandang dirinya sesuai dengan kategori identitas
sosialnya. Dengan adanya cara pandang tersebut sangat memungkinkan munculnya
keinginan untuk dipimpin oleh orang-orang yang berasal dari indentitas sosial yang
sama, misalnya seseorang dari kategori sosial berdasarkan kelompok etnis atau suku
bangsa akan suka jika dipimpin oleh orang yang berasal dari etnis yang sama, dan
sebaliknya akan merasa kurang suka jika dipimpin oleh orang yang berbeda etnis.
Keadaan suka dan tidak suka jika dipimpin oleh pemimpin yang berbeda etinis
terjadi, karena individu yang telah menggolongkan dirinya kedalam identitas sosial
berdasarkan etnis telah menyakini memiliki pemahaman, keinginan, cita-cita, maksud
dan tujuan yang sama dan sejalan dengan orang-orang yang termasuk dalam identitas
sosial yang sama.
Oleh karena itu, dipimpin oleh pemimpin yang memiliki identitas sosial yang
sama, akan memunculkan prasangka terhadap pemimpin yang berbeda identitas
sosial. Prasangka yang muncul biasanya berupa, prasangka terhadap perbedaan
pemahaman, keinginan, cita-cita, maksud dan tujuan serta sebagiannya. Prasangka
tersebut akan cenderung negatif, dimana identitas sosial berdasarkan etnis tertentu
akan merasa bahwa pemahaman, keinginan, cita-cita, maksud dan tujuan serta
sebagiannya yang dimiliki kelompok mereka akan lebih baik dibanding dengan
kelompok identitas sosial berdasarkan etnis yang lain.
Berdasarkan hal tersebut, penulis membahas prasangka terhadap pemimpin
yang berbeda etnis agar dapat memberikan manfaat bagi para pembaca untuk
menambah ilmu pengetahuan dan wawasan. Penulis berharap melalui makalah ini
para pembaca mengetahui tentang prasangka terhadap pemimpin yang berbeda etnis
serta makalah ini pun bisa menjadi referensi bagi penulis lain.

2
1.2 Rumusan Masalah
Topik yang penulis bahas pada makalah ini perlu diberikan rumusan masalah
agar lebih memudahkan dan tidak terjadi kesalah pahaman dalam menjawab
permasalahannya. Berdasarkan latar belakang masalah yang penulis berikan ada
beberapa rumusan yaitu sebagai pertanyaan dalam makalah ini. Berikut rumusan
masalah dari makalah ini.
1) Apa yang dimaksud dengan prasangka sosial menurut para ahli?
2) Apa yang dimaksud dengan prasangka terhadap pemimpin yang berbeda
etnis?
3) Bagaimana hubungan identitas sosial dan prasangka terhadap pemimpin yang
berbeda etnis?

1.3 Tujuan
Tujuan dari permasalahan ini sesuai dari rumusan masalah yang telah
disampaikan. Hal tersebut untuk memudahkan hal yang harus dilakukan berdasarkan
masalah yang akan dibahas. Berikut tujuan dari permasalahan dari makalah ini yaitu:
1) Mendeskripsikan definisi prasangka sosial menurut para ahli.
2) Mendeskripsikan definisi prasangka terhadap pemimpin yang berbeda etnis.
3) Menjelaskan hubungan identitas sosial dan prasangka terhadap pemimpin
yang berbeda etnis.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Prasangka Sosial menurut Para Ahli


Menurut Purwasito (dalam Ahmad Sihabudin, 2008:205) Prasangka pada
dasarnya cara pandang atau perilaku seseorang terhadap orang lain secara negatif. Itu
sebabnya, prasangka sangat potensial menimbulkan kesalahpahaman ketimbang
kesepahaman dalam berkomunikasi. Artinya, dalam prasangka sosial ini seseorang
memandang atau berperilaku negatif kepada seseorang yang menjadi prasangka itu
dan menimbulkan kesalahpahaman dalam berkomunikasi.
Menurut Gerungan (dalam Ahmad Sihabudin, 2008:205) Prasangka sosial
memengaruhi tingkah laku orang terhadap golongan manusia lain itu. Prasangka
sosial lambat laun memunculkan sikap diskriminatif tanpa alasan-alasan objekktif.
Maksudnya disini, prasangka sosial berkaitan dengan tingkah laku yang nantinya
akan memunculkan sikap diskriminatif dari golongan manusia itu.
Menurut Myers (dalam Joko Kuncoro,2020:5) mengemukakan bahwa
prasangka adalah suatu sikap negatif yang tidak tepat atau tidak benar terhadap suatu
kelompok atau anggota dalam kelompok tertentu. Maksudnya adalah seseorang
memiliki sikap negatif atau berpikir yang tidak benar dan negatif terhadap suatu
kelompok atau anggota dalam kelompok tertentu.
Seluruh definisi yang dijelaskan tersebut pada dasarnya memiliki kesamaan
yang mencakup tentang sikap negatif, perilaku negatif, dan cara pandang yang tidak
baik atau tidak tepat terhadap suatu kelompok maupun anggota dalam kelompok
tertentu. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa prasangka merupakan suatu
sikap atau penilaian negatif yang ditujukan kepada seseorang atau sekelompok orang
atas dasar perbandingan dengan kelompok sendiri. Sehingga menimbulkan
kesalahpahaman dan memicu timbulnya sikap diskriminatif.

4
2.2 Pengertian Prasangka Terhadap Pemimpin yang Berbeda Etnis
Brehm & Kassin (dalam Sarwono, 2006) mengemukakan prasangka dapat
berarti sikap, emosi, atau perilaku negatif terhadap seseorang atau sekelompok orang
karena keanggotannya dalam kelompok tertentu, hal ini disebabkan karena adanya
penilaian tanpa melihat karakterirtik unik dari seseorang atau sekelompok orang yang
dinilai, tetapi penilaian dilakukan berdasarkan karakteristik kelompoknya yang
menonjol.
Pemimpin menurut Tambunan dalam bukunya “Kunci Menuju Sukses” adalah
pemimpin yang berkenaan dengan tindakan memimpin orang-orang atau menunjuk
pada suatu kelompok orang, dimana di dalamnya terdapat kegiatan untuk
mempengaruhi orang lain supaya mereka dapat bekerja sama mencapai tujuan.
Pemimpin merupakan figur penting dalam menggerakkan sebuah organisasi dalam
hal ini bawahan dan juga pengikutnya. Menjadi hal yang aneh ketika seseorang
disebut sebagai pemimpin tetapi tidak memilki pengikut ataupun juga pengaruh untuk
menggerakkan orang yang dipimpinnya dalam mencapai tujuan yang diinginkan.
Prasangka terhadap pemimpin yang berbeda etnis tampak dalam konflik yang
terjadi pada bangsa Indonesia. Jakarta sebagai ibu kota Negara Indonesia pada
penghujung tahun 2016 dan memasuki tahun 2017 sering terjadi konflik antara
kelompok-kelompok masyarakat. Konflik yang paling mencolok adalah tentang
Pemilihan Gubernur Jakarta dimana salah satu calon Gubernur berasal dari etnis
Thiong Hoa, hal ini kemudian memunculkan berbagai pendapat positif maupun
negatif dari berbagai elemen masyarakat. Diskriminasi terhadap etnis Tionghoa juga
tampak dalam alasan tolak Ahok sebagai pemimpin calon Gubernur karena berasal
dari etnis Tionghoa dan beragama Kristiani yang merupakan kaum minoritas di
Indonesia. Pendapat negatif yang muncul tersebut merupakan bentuk dari adanya

5
prasangka yang dimiliki oleh kaum mayoritas di Indonesia terhadap kaum minoritas
seperti etnis Tionghoa.

Berdasarkan beberapa penjelasan yang telah dijelaskan dapat diambil


kesimpulan bahwa prasangka terhadap pemimpin yang berbeda etnis adalah emosi
atau perilaku negatif yang diarahkan kepada seseorang pemimpin yang berbeda etnis
atas dasar perbandingan dengan kelompok etnis sendiri.

2.3 Hubungan Identitas Sosial dan Prasangka terhadap Pemimpin yang


Berbeda Etnis
Baron & Byrne (2003) mengemukakan identitas sosial adalah bagaimana
seseorang mendefinisikan tentang dirinya, termasuk di dalamnya atribut pribadi dan
atribut yang dibaginya bersama dengan orang lain, seperti gender dan ras. Identitas
sosial memiliki karakteristik, yakni: adanya entosentrisme sifat khas dari pada
individu yang menganggap kelompoknya lebih superior, sehingga menumbuhkan
kecenderungan penilaian memandang in-group secara moral lebih baik dan lebih
berharga daripada out-group), adanya in-group favoritisme (perilaku yang menyukai
dan menilai apa yang ada pada kelompoknya melebihi kelompok lain, individu
umunya menilai anggotanya lebih positif), adanya conformity to in-group norms
(konformitas merupakan kecenderungan untuk memperbolehkan suatu perilaku untuk
dilakukan individu sesuai dengan norma yang ada di dalam kelompoknya), adanya
intergroup differentation (tingkahlaku yang menekankan perbedaan antar kelompok
yang dimiliki dengan kelompok lain. Perbedaan ini akan mempengaruhi persepsi
seseorang tentang kelompoknya dengan kelompok lain), dan adanya group stereotype
(kepercayaan tentang karakteristik tertentu, bisa positif maupun negatif yang
merupakan persepsi terhadap suatu kelompok yang kaku dan uniform).
Kehidupan saat sekarang ini banyak sekali anggota masyarakat sebagai
individu yang menggolongkan dirinya ke dalam kategori sosial tertentu. Pada artinya

6
mereka memiliki identitas sosialnya masing- masing, misalnya identitas sosial yang
dikategorikan dalam kelompok agama, kelompok etnis, kelompok nasionalis,
kelompok affiliasi politik, kelompok organisasi atau kelompok kerja, serta kelompok
yang berdasarkan suku dan lain sebagiannya. Anggota masyarakat yang
menggolongkan dirinya kedalam kategori identitas sosial tertentu cenderung
memandang dirinya sesuai dengan kategori identitas sosialnya. Dengan adanya cara
pandang tersebut sangat memungkinkan munculnya keinginan untuk dipimpin oleh
pemimpin yang berasal dari indentitas sosial yang sama, misalnya seseorang dari
kategori sosial berdasarkan kelompok etnis atau suku bangsa akan suka jika dipimpin
oleh orang yang berasal dari etnis yang sama, dan sebaliknya akan merasa kurang
suka jika dipimpin oleh orang yang berbeda etnis.
Keadaan suka dan tidak suka jika dipimpin oleh pemimpin yang berbeda
etinis terjadi, karena individu yang telah menggolongkan dirinya ke dalam identitas
sosial berdasarkan etnis telah menyakini memiliki pemahaman, keinginan, cita-cita,
maksud dan tujuan yang sama dan sejalan dengan orang-orang yang termasuk dalam
identitas sosial yang sama. Pemahaman dipimpin oleh pemimpin yang memiliki
identitas sosial yang sama, akan memunculkan prasangka terhadap pemimpin yang
berbeda identitas sosial. Prasangka yang muncul biasanya berupa, prasangka terhadap
perbedaan pemahaman, keinginan, cita-cita, maksud dan tujuan serta sebagiannya.
Prasangka tersebut akan cenderung negatif, dimana identitas sosial
berdasarkan etnis tertentu akan merasa bahwa pemahaman, keinginan, cita-cita,
maksud dan tujuan serta sebagiannya yang dimiliki kelompok mereka akan lebih baik
dibanding dengan kelompok identitas sosial berdasarkan etnis yang lain. Selain itu
identitas sosial sendiri merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya
prasangka. Dimana individu dalam masyarakat akan membentuk suatu identitas
sosial, karena seseorang sebagai individu membutuhkan pengenalan diri agar dapat
saling mengenal sesama dan dapat membedakan sesama, proses membedakan inilah
yang akan menjadi sebab munculnya prasangka.

7
Prasangka merupakan suatu evaluasi negatif seseorang atau sekelompok orang
terhadap orang atau kelompok lain, semata-mata karena orang atau sekelompok orang
itu merupakan anggota kelompok lain yang berbeda (outgroup) dari kelompoknya
sendiri (ingroup). Hal tersebut kemudian menyebabkan individu melakukan bias
dalam memandang outgroup sehingga muncul stereotipe terhadap kelompok
outgroup. Prasangka terhadap pemimpin yang berbeda etnis diukur dengan indikator-
indikator yang diperoleh melalui dalam ciri-ciri prasangka menurut Brown (2005),
yaitu: adanya keyakinan kognitif yang bersifat merendahkan, adanya pengekspresian
perasaan negatif dan adanya tindakan permusuhan dan diskriminatif.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa
ada hubungan positif antara identitas sosial dengan prasangka terhadap pemimpin
yang berbeda etnis. Semakin tinggi identitas sosialnya, maka semakin tinggi
prasangka terhadap pemimpin yang berbeda etnis dan sebaliknya semakin rendah
identitas sosialnya, maka semakin rendah prasangka terhadap pemimpin yang
berbeda etnis.

8
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan
Penulis membahas secara rinci dalam setiap poin pada makalah ini. Hal
tersebut berdasarkan dari pendapat ahli,beberapa sumber materi, dan sebagainya
sebagai dasar pemikiran dalam penjelasan maupun pembahasan. Penulis berharap
penjelasan dari pendapat ahli bisa meyakinkan pembaca mengenai apa yang penulis
jelaskan serta bisa dipahami dengan baik. Setelah melakukan pembahasan mengenai
prasangka terhadap pemimpin yang berbeda etnis, penulis menyimpulkan dari temuan
dan pembahasan yang telah dibahas. Berikut simpulan dari makalah ini.
1. Prasangka sosial merupakan suatu sikap atau penilaian negatif yang ditujukan
kepada seseorang atau sekelompok orang atas dasar perbandingan dengan
kelompok sendiri. Sehingga menimbulkan kesalahpahaman dan memicu
timbulnya sikap diskriminatif, sikap negatif, perilaku negatif, dan cara
pandang yang tidak baik atau tidak tepat terhadap suatu kelompok maupun
anggota dalam kelompok tertentu.
2. Prasangka terhadap pemimpin yang berbeda etnis adalah emosi atau perilaku
negatif yang diarahkan kepada seseorang pemimpin yang berbeda etnis atas
dasar perbandingan dengan kelompok etnis sendiri.

9
3. Hubungan identitas sosial dan prasangka terhadap pemimpin yang berbeda
etnis yaitu ada hubungan positif antara identitas sosial dengan prasangka
terhadap pemimpin yang berbeda etnis. Semakin tinggi identitas sosialnya,
maka semakin tinggi prasangka terhadap pemimpin yang berbeda etnis dan
sebaliknya semakin rendah identitas sosialnya, maka semakin rendah
prasangka terhadap pemimpin yang berbeda etnis.

3.2 Saran
Berdasarkan pembahasan yang telah dijelaskan pada makalah ini, ada
beberapa rekomendasi yang dapat dijadikan masukkan bagi pembaca maupun penulis
selanjutnya. Hal ini diharapkan bisa menjadi saran yang tepat untuk nantinya bisa
dilakukan oleh pembaca. Penulis memiliki beberapa saran untuk penulis selanjutnya
agar makalah ini bisa terus berlanjut sehingga memberikan banyak manfaat bagi para
pembaca nantinya. Berikut beberapa saran dari masalah yang bisa dilakukan untuk
penulis selanjutnya.
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi prasangka sosial
2. Dampak prasangka sosial
3. Mengurangi prasangka sosial

10
DAFTAR PUSTAKA

Kuncoro,Joko. 2020. “Prasangka dan Diskriminasi”. Jurnal Psikologi, hlm.1-16.

Prasetyo,Danny. 2014. “Persepsi Masyarakat DKI Jakarta terhadap Figur dan


Komunikasi Politik Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)”. Jurnal
Politika,Vol.5(2), hlm. 1-13.

Saba, Corneliya. 2018. “Prasangka Terhadap Pemimpin yanh Berbeda Etnis”. hlm. 1-
16.

Sihabudin,Ahmad. 2008. “Prasangka Sosial dan Efektivitas Komunikasi


Antarkelompok”. Jurnal Mediator, Vol.9(1),hlm. 201-220.

11

Anda mungkin juga menyukai