ABSTRAK
Anemon laut adalah salah satu laut biota laut dari kelas dari Anthozoa yang
memiliki nilai ekonomi yang sangat tinggi. Perkembangan jumlah penduduk yang sangat
cepat serta berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, pemanfaatan anemon laut
terus meningkat terutama untuk memenuhi permintaan pasar ikan hias domestik dan
ekspor. Salah satu daerah yang menjadi habitat dan memiliki potensi anemon laut yang
sangat besar adalah Pulau Kambuno dan Pulau kodingareng di Kepulauan Sembilan,
Kabupaten Sinjai Provinsi Sulawesi Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui,
menganalisis, dan menginventarisasi jenis-jenis anemon laut serta menganalisis status
indeks ekologi anamon laut. Adapun manfaat utamapenelitian ini adalah tersedianya ilmu
pengetahuan baru yang merupakan data dasar bagi pemangku kebijakan dalam
melakukanrencana pengelolaan anemon laut dan upaya pemulihannya (restocking)
sehingga keberlanjutan anemon laut tetap terjaga dan lestari.
37
Jurnal SAINTEK Peternakan dan Perikanan Vol. 2 (1) Juni 2018 ISSN : 2580-1945 (print)
2598-7836 (online)
malu, dan Stoichactis keuti telah di ekspor yang sangat tinggi ini khususnya ekspor
ke Singapura, Eropa, Amerika Serikat, dan anemon dalam bentuk hidup menjadikan
Kanada sebagai anemon hias untuk biota ini diwilayah perairan kepulauan
akuarium laut. Selain itu anemon memiliki sembilan tekhusus di Pulau Kambuno dan
sel-sel penyengat (nematokis) yang Pulau kodingareng ini dieksplotasi secara
mengandung bioaktif potensial berupa besar-besaran oleh nelayan. Hal ini diduga
toxin-toxin yang sangat berguna bagi dunia telah mengakibatkan penurunan populasi di
farmasi, seperti polypeptide neurotoxin (Sh alam dan dikhwatirkan akan berada dalam
I), ShK, AsKS, BgK, HmK, AeK, AsKC 1- ancaman kepunahan.
3, BDS-I, BDS-II, APETx1, dan Olehnya berdasarkan latar belakang
Gigantoxin II and Gigantoxin III dari tersebut, penelitian anemon laut di
anemon Sticodaytyla gigantea, dll Kepulauan Sembilan ini sangat penting
(Messerli & Greenberg, 2006) untuk segera dimulai. Penelitian ini
Perkembangan jumlah penduduk bertujuan untuk mengetahui, menganalisis,
yang sangat cepat serta berkembang-nya dan menginventarisasi jenis-jenis anemon
ilmu pengetahuan dan teknologi, laut serta menganilisis status indeks ekologi
pemanfaatan anemon laut terus meningkat anamon laut.Adapun manfaat
terutama untuk memenuhi permintaan pasar utamapenelitian ini adalah tersedianya ilmu
ikan hias domestik dan ekspor. Sebagai pengetahuan baru yang merupakan data
contoh, di Sulawesi Selatan menurut Balai dasar bagi pemangku kebijakan dalam
Besar Karantina Ikan Sulawesi Selatan, melakukanrencana pengelolaan anemon
data lalu lintas domestik dan ekspor laut dan upaya pemulihannya (restocking)
anemon laut pada tahun 2002 hanya sehingga sehingga keberlanjutan anemon
mencapai 49.655 ekor dan pada tahun 2006 lautdi Kepulauan Sembilan khususnya di
ini telah terjadi peningkatan yang sangat Perairan Pulau Kambuno dan Pulau
signifikan mencapai 84.534 ekor. Kondisi kodingareng agar tetap terjaga dan lestari.
serupa tentunya terjadi pula di propinsi
lainnya di Indonesia, maupun di luar negeri
METODOLOGI PENELITIAN
(Rifai, 2009).
Salah satu daerah yang menjadi Waktu dan Lokasi Penelitian
habitat dan memiliki potensi anemon laut
yang sangat besar adalah di Pulau Penelitian pengamatan keaneka-
Kambuno dan Pulau kodingareng, ragaman jenis dan status ekologi
Kepulauan Sembilan. Secara adminitrasi anemonakan dilaksanakan di Perairan
wilayah kepulauan sembilan masuk dalam Pulau Kambuno dan Pulau kodingareng di
wilayah adminitrasi Kabupaten Sinjai, Kepulauan Sembilan, Kabupaten Sinjai,
Provinsi Sulawesi Selatan yang memiliki Provinsi Sulawesi Selatan.Analisis sampel
luas wilayah 7,55 Km2 (BPS, Kabupaten dan data akan dilaksanakan di
Sinjai, 2013). Penamaan pulau sembilan Laboratorium STIP Yapi di Kota
sendiri dikarenakan jumlah pulau di Watampone, Sulawesi Selatan. Selanjutnya
kepulauan tersebut terdapat 9 buah. Peta pengambilan sampel penelitian di
Gugusan pulau ini terdiri dariPulau Perairan Pulau Kambuno dan Pulau
Bululohe, Pulau liang - liang, Pulau kodingare di Kepulauan Sembilan dapat
Kambuno, Pulau Kondingare, Pulau Larea dilihat pada Gambar 1 berikut :
rea, Pulau Katingdoang, Pulau
BatangLampe,Pulau Kanalo 1 dan Pulau
Kanalo 2. Permintaan ekspor anemon laut
38
Jurnal SAINTEK Peternakan dan Perikanan Vol. 2 (1) Juni 2018 ISSN : 2580-1945 (print)
2598-7836 (online)
B
A
Gambar 1. Peta lokasi penelitian/samplingdi Perairan Pulau Kambuno (A) dan Pulau
kodingareng (B) di Kepulauan Sembilan, Kabupaten Sinjai.
Alat dan Bahan sebagai alat transportasi untuk mencapai
Alat yang digunakan dalam stasiun pengambilan data.
penelitian ini adalah alat tulis menulis, Teknik Pengumpulan Data
sebagai alat untuk mencatat data yang Tahap Persiapan
diperoleh selama pengamatan berupa Kegiatan pengambilan diawali
sabak selam, underwater paper, pensil, dengan melakukan survey pendahuluan.
transek kuadran,gambar slide tiap jenis Hal ini penting dilakukan karena untuk
anemon laut sebagai panduan identifikasi, mengenal jenis-jenis anemon yang berada
dan roll meter. Untuk melakukan di daerah penelitian dan juga bentuk dasar
menyelaman dalam pengambilan data, perairan, untuk meminimalisir kesalahan
digunakan Jam selam sebagai indikator yang mungkin akan terjadi di lapangan
waktu dalam mengambil data di lapangan pada saat pengambilan data.
kemudian Scuba Set, yang terdiri atas Stasiun Sampling
masker, snorkel, fins, regulator, Bouyancy Pengambilan sampel dilakukan
Compensator Device (BCD), dan tabung dengan membagi pulau (stasiun) masing-
selam yang diisi dengan udara masing menjadi 4 sub stasiun yaitu
menggunakan compressor selam. wilayah Barat, Timur, Utara dan Selatan.
Rangkaian alat selam tersebut sebagai alat Selanjutnya pengambilan sampel anemon
pernafasan pada saat melakukan laut nantinya akan menggunakan metode
penyelaman. Kamera bawah laut yang survei jelajah sistematis pada kelompok
dipergunakan untuk mendokumentasikan kedalaman yang telah dilakukan
kegiatan bawah laut dan mengambil sebelumnya oleh beberapa peneliti anemon
gambar. Transportasi menuju ke stasiun laut dimana menggunakan area kedalaman
penelitian, digunakan perahu motor, A (0-5 meter), B (5-10 meter), dan C (10-
15 meter). Pada saat pengambilan data
37
Jurnal SAINTEK Peternakan dan Perikanan Vol. 2 (1) Juni 2018 ISSN : 2580-1945 (print)
2598-7836 (online)
38
Jurnal SAINTEK Peternakan dan Perikanan Vol. 2 (1) Juni 2018 ISSN : 2580-1945 (print)
2598-7836 (online)
39
Jurnal SAINTEK Peternakan dan Perikanan Vol. 2 (1) Juni 2018 ISSN : 2580-1945 (print)
2598-7836 (online)
Kisaran normal salinitas perairan bagi kimia, yang juga mengakibatkan tingginya
kehidupan anemon laut yaitu 32.9-34.7 ppt nilai salinitas dan daya hantar listrik. Arus,
(Rifa’I, 2009). Penetrasi cahaya ke dalam pergerakan massa air, dan gelombang
air sangat dipengaruhi oleh intensitas dan diperlukan untuk transportasi zat hara,
sudut datang cahaya, kondisi permukaan larva, bahan sedimen, dan oksigen serta
air, dan bahan – bahan yang terlarut dan mendatangkan makanan berupa plankton
tersuspensi di dalam air (Boyd, 1988; (Mas’ud, 2014). Tutupan dasar perairan
Welch, 1952 dalam Effendi, 2003). TSS adalah keadaan komponen suatu tutupan
terdiri atas lumpur dan pasir halus serta dasar perairan antara lain pasir/lumpur,
jasad – jasad renik, yang terutama lamun dan alga, dan karang di sekitar
disebabkan oleh kikisan tanah atau erosi pengamatan yang merupakan habitat
tanah yang terbawah ke dalam air (Effendi, anemon untuk dapat melekatkan pedal disk
2003). Air laut memiliki TDS yang tinggi pada dasar perairan.
karena banyak mengandung senyawa
Tabel 1. Kepadatan anemon laut yang ditemukan pada masing-masing stasiun dan
kedalaman di Pulau Samalona Kota Makassar Sulawesi Selatan selama penelitian
Kepadatan (Individu/m2)
Nama
No. Pulau Kambuno Pulau Kodingare
spesies
0-5 m 5-10 m 10-15 m 0-5 m 5-10 m 10-15 m
1 Sg 0.0400 0.0400 0.0400 0 0.0800 0
2 Ha 0 0 0 0 0.0400 0.0400
3 Hm 0 0.0400 0.0400 0 0 0
Keterangan: Sg (Stichodactyla gigantea), Hm (Heteractis magnifica), Hc (Heteractis
aurora).
40
Jurnal SAINTEK Peternakan dan Perikanan Vol. 2 (1) Juni 2018 ISSN : 2580-1945 (print)
2598-7836 (online)
Parameter Lingkungan
Parameter Lingkungan
Intensitas Kecepatan
Stasiun Nitrat TDS TSS Salinitas Suhu
Cahaya Arus
Pulau Kambuno 0.12 296 0 29 29.9 35 0.1443
Pulau Kodingare 0.108 294 0 28 29.7 30 0.1149
Kodingare masing-masing menunjukkan
Keanekaragaman jenis Shannon-Wiener nilai indeks keseragaman berkisar 0,6213
(H’) dan 0,7212. Hal tersebut menujukkan
Indeks keanekaragaman pada bahwa keseragaman antar spesies tergolong
anemon pada Pulau Kambuno dan Pulau merata.
Kodingare menunjukkan nilai indeks
keanekaragaman berkisar 1.5537. Hal Indeks Dominansi (C)
tersebut menujukkan bahwa Nilai indeks dominasi disetiap
keanekaragaman pada anemon pada Pulau lokasi menunjukkan dominasi suatu jenis
Kambuno dan Pulau Sinjai berada pada tertentu di suatu ekosistem. Nilai indeks
kategori sedang. Hal tersebut sesuai dengan dominasi mendekati 0 menunjukkan tidak
pendapat Menurut Stirn (1981) dalam terdapat jenis yang mendominasi sedangkan
Pirzan dan Masak (2008), jika indeks bila mendekati 1 menunjukkan terdapat
keanekaragaman dibawah 1 menunjukkan dominasi jenis tertentu dalam komunitas
komunitas tidak stabil, sedangkan bila nilai (Krebs, 2001 dalam Sumarto, 2014).
indek keanekaragaman berkisar antara 1-3 Berdasarkan hal tersebut maka indeks
menunjukkan stabilitaskomunitas berada dominasi anemon pada Pulau Kambuno
pada tingkat moderat (sedang) dan bila nilai berkisar 0,52 dan Pulau Kodingare berkisar
indek keanekaragaman lebihdari 3 0,32. Hal tersebut menujukkan bahwa
menunjukkan stabilitas komunitas pada dominasi pada anemon pada Pulau
tingkat yang stabil (prima). Kambuno sedikit ada jenis yang
mendominasi sementara Pulau Kodingare
Indeks keseragaman (E) tidak terdapat jenis yang mendominasi.
Nilai indeks keseragaman dihitung
guna mengetahui seberapa besar kesamaan KESIMPULAN DAN SARAN
penyebaran jumlah individu pada tingkat
komunitas (Odum, 1993) baik pada setiap Kesimpulan
lokasi maupun musim. Indeks keseragaman Berdasarkan pembahasan hasil penelitian,
yang diperoleh menunjukkkan keseragaman maka ada beberapa kesimpulan dari hasil
penyebaran jumlah individu. Indeks penelitian yaitu sebagai berikut:
keseragaman yang mendekati 1 1. Keragaman jenis anemon laut di
menunjukkan keseragaman antar spesies perairan Pulau Kambuno dan Pulau
tergolong merata, sedangkan bila Kodingare terdiri dari 3 spesies yaitu,
mendekati 0 menunjukkan keseragaman Stichodactyla gigantea, Heteractis
antar spesies tergolong rendah. Berdasarkan aurora, dan Heteractis magnifica.
hal tersebut maka Indeks keseragaman pada 2. Kepadatan anemon laut tertinggi
anemon pada Pulau Kambuno dan Pulau terdapat pada spesies Sticodactyla
41
Jurnal SAINTEK Peternakan dan Perikanan Vol. 2 (1) Juni 2018 ISSN : 2580-1945 (print)
2598-7836 (online)
42
37