Abstrak : Manusia merupakan sumber daya yang paling penting dan menentukan dalam arah dan perubahan organisasi. Tanpa manusia sebagai
penggeraknya, organisasi menjadi kumpulan resources yang tidak berguna. Selain itu, sumber daya manusia menjadi pilar penyangga utama sekaligus
penggerak roda organisasi dalam usaha mewujudkan visi – misi dan tujuan organisasi. Dan, persis seperti aspek keuangan, pemasaran, mutu, lingkungan,
manajemen, operasional, internal dan eksternal, maka sumber daya manusia juga memerlukan audit untuk memeriksa dan melihat sejauh mana fungsi-fungsi
sumber daya manusia dalam organisasi memenuhi azas kesesuaian, efektivitas dan efisiensi di dalam prakteknya untuk mendukung tercapainya tujuan dan
sasaran organisasi secara keseluruhan.
PENDAHULUAN
PT. ABC sebagai suatu korporasi badan usaha harus mempertanggungjawabkan semua kegiatan
dan hasil usahanya kepada pemegang saham serta stakeholder lainnya dengan menerapkan prinsip Tata
Kelola Perusahaan yang baik (Good Coorporate Governance) secara transparan (transparency),
akuntabel (accountability), dapat dipertanggungjawabkan (responsibility), mandiri (independency) dan
wajar (fairness).
ABC dalam berkegiatan usahanya sangatlah mengandalkan professional dan intelektual dari
sumber daya manusianya dikarenakan produk yang dihasilkan tidak berbentuk fisik melainkan berbentuk
jasa. Oleh karena itu aset yang sangat penting untuk ABC adalah aset sumber daya manusia/karyawan.
Bagaimana dengan pekerjaan bila seorang karyawan sakit? Siapa yang akan membayar
pengobatannya dan apa karyawan bisa kehilangan pekerjaan karena sakit? Katanya, sakit itu mahal.
Karena itu, jangan sampai deh kita sakit. Mencegah lebih baik dari pada mengobati. Karena itu juga, kita
sebagai karyawan harus aktif untuk menjaga kesehatan, jangan sampai sakit. Meskipun perusahaan
menyediakan beberapa macam benefit dan tunjangan kesehatan karyawan.
Ya, biaya pengobatan semakin mahal. Jenis penyakitnya sendiri semakin beragam, dan dari hari ke hari
rasanya semakin mengancam nyawa kita. Dan, sebagai perusahaan yang mengandalkan sumber daya
manusianya, ABC akan sangat peduli terhadap kesehatan karyawannya, karena karyawan yang sehat
sudah pasti akan produktif dan bisa menghasilkan output kerja yang berkualitas.
Dari permasalahan yang ada penulis tertarik untuk melakukan penelitian pada Cabang
Kalimantan Timur dengan judul “Analisis Pelaksanaan Audit Terkait Rawat Jalan Pada Cabang
Kalimantan Timur”.
KAJIAN PUSTAKA
Pengertian Audit
Menurut Mulyadi (2002), Auditing adalah proses yang sistematis untuk memperoleh dan
mengevaluasi bukti secara objektif atas tuduhan kegiatan ekonomi dan kegiatan dengan tujuan untuk
menetapkan tingkat kesesuaian antara laporan dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta
penyampaian hasil kepada pengguna yang bersangkutan. Menurut Alvin A. Arens (2008), Auditing
adalah pengumpulan dan evaluasi bukti tentang informasi untk menentukan dan melaporkan derajat
kesesuaian antara informasi itu dan kriteria yang telah ditetapkan. Auditing harus dilakukan oleh orang
yang kompeten dan independen.
Tujuan Audit
Adapun tujuan audit tertuang dalam Internal Audit Charter, yaitu :
Membantu Direktur Utama untuk melakukan evaluasi atas efektifitas pelaksanaan pengendalian
internal, manajemen risiko dan proses tata kelola perusahaan dengan cara melakukan pemeriksaan,
1
kajian serta usulan perbaikan untuk mengamankan investasi dan aset perusahaan.
METODE PENELITIAN
Objek Penelitian
Penelitian dilakukan pada Cabang Kalimantan Timur
Jenis Penelitian
Penilitian ini adalah penelitian deskriptif, dimana penelitian deskriptif adalah suatu sistem
pemikiran atau suatu metode peninjauan yang berusaha menggambarkan dan menyajikan keadaan
pada suatu penelitian berlangsung pada saat penelitian ini dilakukan.
Pembahasan
Tahap-Tahap Pelaksanaan Audit Pada Cabang Kalimantan Timur
Program Kerja Pemeriksaan Tahunan (PKPT) / audit dilaksanakan oleh tim Satuan Pengendalian
Internal (SPI) yang status organisasinya berada dibawah Direktur Utama.
Dalam melaksanakan aktivitasnya, SPI tidak terlibat langsung dalam aktivitas perancangan, penerapan
dan pengoperasiannya sehingga penilaian terhadap pengendalian dilakukan secara objektif dan
independen.
Laporan Temuan Pemeriksaan (LTP) mengungkapkan kelemahan yang terjadi bukan mencari
kesalahan, rekomendasi perbaikan, serta keberhasilan yang telah dicapai sehingga pengendalian yang
dijalankan cabang/unit produksi akan semakin baik di masa yang akan datang.
Auditor internal yang bertugas memilki kecakapan dan keahlian dalam bidang pemeriksaan dari
berbagai disiplin ilmu pengetahuan tentang auditing yang diperlukan untuk melaksanakan tangung
jawab atas kualitas hasil audit dan mengembangkan kompentensi sebagai seorang auditor internal, ini
tercermin dari kebijakan yang diambil oleh perusahaan yang terus meningkatkan kualitas auditor
internal yang dimiliki dengan memberikan kesempatan untuk melanjutkan tahap pendidikan atau
mengikuti pelatihan-pelatihan.
2
Persiapan audit yang dijalankan pada Cabang Kalimantan Timur telah memadai dimana sebelum
melakukan audit tim SPI terlebih dahulu menerima surat penugasan untuk melakukan PKPT, kemudian
menyampaikan surat/email pemberitahuan tersebut kepada Cabang Kalimantan Timur bahwa akan
dilakukan audit dengan melampirkan daftar dokumen yang harus dipersiapkan sehingga segala sesuatu
yang diperlukan untuk kepentingan audit telah dilaksanakan.
Pelaksanaan Audit
Di dalam pelaksanaan audit ini, Cabang Kalimantan Timur terlebih dahulu melakukan tahap audit pada:
- Rawat Jalan
Rawat jalan adalah perawatan yang terjadi tidak terkait dengan rawat inap & tindakan operasi.
Rawat jalan diberikan kepada pegawai tetap & keluarga (suami/istri & anak yang terdaftar dalam
perusahaan) dengan besaran diatur dalam peraturan perusahaan.
Pelaporan Audit
Pelaporan audit merupakan tahap akhir dalam kegiatan audit, sebelum Laporan Hasil
Pemeriksaan (LHP) dibuat, hasil temuan dalam pemeriksaan dibuat dalam bentuk Lembar Temuan
Pemeriksaan (LTP) yang didiskusikan terlebih dahulu dengan pimpinan cabang, kegiatan ini dinamakan
closing meeting dimana pada saat closing meeting auditor akan mengkonfirmasikan penugasan audit
yang telah diperoleh, mendengarkan tanggapan atau komentar dari auditee mengenai temuan audit
dan juga menerima komitmen dari Kelapa Cabang Kalimantan Timur untuk menyelesaikan atau tindak
lanjut dari temuan tersebut. Setelah closing meeting, salah seorang auditor internal mengedit LTP
tersebut sesuai hasil closing meeting yang kemudian direview oleh pimpinan cabang, agar diperoleh
keyakinan bahwa LTP tersebut telah lengkap dan benar, dimana LTP tersebut telah dibuat sesuai
dengan informasi mengenai temuan audit yang dilakukan dan sesuai dengan fakta.
Setelah review atas LTP, pimpinan cabang dan ketua tim auditor menandatangani LTP tersebut
yang selanjutnya unit kerja/produksi yang diperiksa yaitu Cabang Kalimantan Timur untuk dapat
ditanggapi dalam kurun waktu tertentu setelah closing meeting dan menindaklanjuti dalam kurun waktu
tertentu setelah closing meeting.
LHP dibuat oleh auditor internal tanpa harus menunggu tanggapan/tindaklanjut dari unit
kerja/produksi yang diperiksa, dikarenakan auditor internal memiliki Key Performance Indicator (KPI)
untuk membuat LHP tersebut. LHP direview dan ditandatangani oleh Kepala Satuan Pengendalian
Internal dan Ketua Tim Auditor, yang selanjutnya disampaikan kepada Direktur utama. Setelah LHP
mendapatkan disposisi dari Direktur Utama, auditor internal melakukan monitoring terhadap LHP
tersebut.
Dari hasil pembahasan, dapat diketahui bahwa pelaksanaan audit pada Cabang Kalimantan
Timur belum sepenuh dengan Internal Audit Charter dan penerapan pelaksanaan audit internal, dimana
dapat dilihat dalam pelaksanaan audit operasional hanya memiliki 4 tahap yaitu:
1. Persiapan audit
2. Pelaksanaan audit
3. Pelaporan audit
4. Tindak lanjut hasil audit
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan pelaksanaan audit operasional pada
Cabang Kalimantan Timur telah melakukan beberapa tahap dapat dilihat dari:
1. Persiapan audit
Persiapan audit yang dijalankan telah memadai dimana sebelum melakukan pemeriksaan tim SPI
terlebih dahulu menerima surat penugasan untuk melakukan pemeriksaan kegiatan operasional.
2. Pelaksanaan Audit
Pelaksanaan audit operasional dibidang kas dan setara kas dimana didalamnya terdapat transaksi/
fiat terkait rawat jalan telah memandai, dimana dapat diketahui, sehingga pelaksanaan audit yang
diperlukan telah dilakukan oleh SPI.
3. Pelaporan Audit
Pelaporan audit merupakan tahap akhir dalam kegiatan audit, hasil temuan audit didiskusikan
terlebih dahulu dengan pimpinan cabang agar diperoleh keyakinan telah lengkap dan benar sesuai
dengan hasil temuan dan fakta, sebelum hasil temuan dibuat LTP.
4. Tindak Lanjut Hasil Audit
Tindak lanjut hasil audit operasional, dapat diketahui bahwa Cabang Kalimantan Timur dalam
pelaksanaan audit operasional telah memandai karena melalui beberapa tahap, dimulai dari
pemantauan atas pelaksanaan tindak lanjut, analisis kecukupan tindak lanjut dan pelaporan tindak
lanjut.
4
Saran
Sesuai dengan pembahasan dan kesimpulan di atas, maka penulis memberikan saran sebagai
berikut:
1. Bagi Cabang Kalimantan Timur, supaya mempertahankan kinerja dalam pelaksanaan audit
opersional di bidang kas dan setara kas supaya lebih terprogram sesuai dengan standar pelaksanaan
sistem pengendalian internal.
2. Bagi Manager Keuangan dan Manager Umum Cabang Kalimantan Timur agar lebih memperhatikan
plafon tunjangan rawat jalan dari setiap karyawan yang berada di Cabang Kalimantan Timur, sehingga
tidak terjadi reimbusement yang melebihi plafon rawat jalan untuk setiap karyawan.
3. Bagi Divisi Sumber Daya Manusia agar membuat suatu sistem yang terintegrasi terkait tunjangan
rawat jalan sehingga tidak terdapat reimbursement yang melebihi plafon dan terkendali, maksudnya
jika ada seorang karyawan yang telah menggunakan tunjangan rawat jalannya di salah satu cabang
dan karyawan tersebut dimutasi maka tunjangan rawat jalan yang dapat digunakan adalah sisa dari
cabang sebelumnya, tidak mendapatkan tunjangan rawat jalan baru.
Didalam sistem untuk plafon rawat jalan sepetinya sudah ada, namun belum dioptimalkan
penggunaannya. Sungguh sesuatu ada hal yang mubazir jika telah ada namun belum dipergunakan
atau dimaksimalkan penggunaannya.
4. Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk meneliti ruang lingkup audit operasional tidak hanya
mencakup kas dan setara kas tetapi juga meliputi efektivitas, efesiensi dan nilai ekonomis.
Pemeriksa Utama II