Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS PELAKSANAAN AUDIT TERKAIT

KAS DAN SETARA KAS PADA


CABANG KALIMANTAN TIMUR

Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan audit operasional kas dan setara kas yang diterapkan pada Cabang Kalimantan
Timur. Objek Penelitian dilaksanakan di Cabang Kalimantan Timur. Jenis data yang digunakan adalah data kualitatif. Metode pengumpulan data dengan
teknik pengumpulan data berupa studi kepustakaan. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus dengan metode deskriptif yang memaparkan
bagaimana pelaksanaan audit operasional di Cabang Kalimantan Timur. Berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan audit operasional kas dan
setara kas pada Cabang Kalimantan Timur masih kurang sesuai sebagai contoh masih terdapat kelebihan biaya rawat jalan.

PENDAHULUAN

PT. ABC sebagai suatu korporasi badan usaha harus mempertanggungjawabkan semua
kegiatan dan hasil usahanya kepada pemegang saham serta stakeholder lainnya dengan menerapkan
prinsip Tata Kelola Perusahaan yang baik (Good Coorporate Governance) secara transparan
(transparency), akuntabel (accountability), dapat dipertanggungjawabkan (responsibility), mandiri
(independency) dan wajar (fairness).
Kegiatan usaha ABC berupa kegiatan jasa perusahaan yang meliputi kegiatan komersial.
Dengan memiliki Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) masing-masing yang ditetapkan oleh
pemegang saham.
Berkembangnya suatu perusahaan berimplikasi pada timbulnya aktivitas dan permasalahan baru
bagi perusahaan. Oleh karena itu, pihak perusahaan sangat memerlukan suatu sistem pengawasan
internal yang efektif dan terpadu. Auditing adalah pengumpulan dan evaluasi bukti tentang informasi
untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi itu dan kriteria yang telah
ditetapkan.
Program Kerja Pemeriksaan Tahunan (PKPT) merupakan tinjauan dari penilaian efesiensi dan
efektfitas suatu kegiatan atau prosedur kegiatan, dimana pemeriksaan ini dilaksanakan dengan disertai
tangung jawab untuk mengungkapkan dan memberikan informasi kepada manajemen mengenai
masalah operasi dan membantu manajemen dalam memecahkan berbagai masalah tersebut dengan
merekomendasikan berbagai tindakan perbaikan yang dibutuhkan.
Suatu pemeriksaan terhadap kegiatan operasi suatu perusahaan, termasuk kebijakan akuntansi
dan kebijakan operasional yang telah ditentukan oleh manajemen untuk mengetahui apakah kegiatan
operasi tersebut sudah dilakukan secara efektif, efesien, dan ekonomi.
Dari permasalahan yang ada penulis tertarik untuk melakukan penelitian pada Cabang
Kalimantan Timur dengan judul “Analisis Pelaksanaan Audit Terkait Kas dan Setara Kas Pada
Cabang Kalimantan Timur”.

KAJIAN PUSTAKA

Pengertian Audit
Menurut Mulyadi (2002), Auditing adalah proses yang sistematis untuk memperoleh dan
mengevaluasi bukti secara objektif atas tuduhan kegiatan ekonomi dan kegiatan dengan tujuan untuk
menetapkan tingkat kesesuaian antara laporan dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta
penyampaian hasil kepada pengguna yang bersangkutan. Menurut Alvin A. Arens (2008), Auditing
adalah pengumpulan dan evaluasi bukti tentang informasi untuk menentukan dan melaporkan derajat
kesesuaian antara informasi itu dan kriteria yang telah ditetapkan. Auditing harus dilakukan oleh orang
yang kompeten dan independen.
1
Tujuan Audit
Tujuan audit yang tertuang dalam Internal Audit Charter, yaitu :
Membantu Direktur Utama untuk melakukan evaluasi atas efektifitas pelaksanaan pengendalian internal,
manajemen risiko dan proses tata kelola perusahaan dengan cara melakukan pemeriksaan, kajian serta
usulan perbaikan untuk mengamankan investasi dan aset perusahaan.
Sedangkan tujuan audit menurut IBK. Bayangkara (2011:4) adalah:
1. Audit laporan keuangan, bertujuan menentukan apakah laporan keuangan audit telah disusun sesuai
dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum.
2. Audit kepatuhan, bertujuan meningkatkan kepatuhan suatu entitas terhadap hukum, peraturan,
kebijakan, rencana dan prosedur.

Audit Operasional
Menurut Agoes (2004: 1), audit operasional adalah suatu pemeriksaan terhadap kegiatan
operasi suatu perusahaan, termasuk kebijakan akuntansi dan kebijakan operasional yang telah
ditentukan oleh manajemen untuk mengetahui apakah kegiatan operasi tersebut sudah dilakukan
secara efektif, efesien, dan ekonomi.

Tahap-Tahap Audit Operasional


1. Persiapan Audit
2. Penyusunan Program Audit
3. Pelaksanaan Penugasan Audit
4. Pelaporan Hasil Audit
5. Tindak lanjut Hasil Audit

METODE PENELITIAN

Objek Penelitian
Penelitian dilakukan pada Cabang Utama Kalimantan Timur.

Jenis Penelitian
Penilitian ini adalah penelitian deskriptif, dimana penelitian deskriptif adalah suatu sistem
pemikiran atau suatu metode peninjauan yang berusaha menggambarkan dan menyajikan keadaan
pada suatu penelitian berlangsung pada saat penelitian ini dilakukan.

Jenis dan Sumber Data


Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif yaitu data yang digunakan
untuk membahas dan menerangkan hasil penelitian tentang berbagai gejala atau kasus yang dapat
diuraikan dengan kalimat tentang pelaksanaan PKPT pada Cabang Kalimantan Timur.

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang sudah
jadi berupa pelaksanaan PKPT, sejarah berdiri PT. ABC, struktur organisasi dan sumber data lain yang
ada.

Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah : teknik pengumpulan data berupa studi
kepustakaan. Pengumpulan data studi kepustakaan dengan cara mempelajari, meneliti, mengkaji serta
menelaah literatur berupa peraturan perundang-undangan, peraturan perusahaan, situs web, jurnal-
jurnal dan penelitian-penelitian sebelumnya yang memiliki hubungan dengan masalah yang diteliti.

2
Teknis Analisis Data
Dalam menganalisis data menggunakan metode deskriptif, dimana data yang diperoleh dalam
penelitian ini akan di olah dan disusun serta membandingkan kenyataan yang ada di lapangan dengan
teori-teori yang relevan dan mendukung serta dapat memecahkan pokok permasalahan dengan tujuan
menarik suatu kesimpulan dan saran- saran.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pembahasan
Tahap-Tahap Pelaksanaan Audit Pada Cabang Kalimantan Timur
Program Kerja Pemeriksaan Tahunan (PKPT) / audit dilaksanakan oleh tim Satuan Pengendalian
Internal (SPI) yang status organisasinya berada dibawah Direktur Utama.
Dalam melaksanakan aktivitasnya, SPI tidak terlibat langsung dalam aktivitas perancangan, penerapan
dan pengoperasiannya sehingga penilaian terhadap pengendalian dilakukan secara objektif dan
independen.
Laporan Temuan Pemeriksaan (LTP) mengungkapkan kelemahan yang terjadi bukan mencari
kesalahan, rekomendasi perbaikan, serta keberhasilan yang telah dicapai sehingga pengendalian yang
dijalankan cabang/unit produksi akan semakin baik di masa yang akan datang.
Auditor internal yang bertugas memilki kecakapan dan keahlian dalam bidang pemeriksaan dari
berbagai disiplin ilmu pengetahuan tentang auditing yang diperlukan untuk melaksanakan tangung
jawab atas kualitas hasil audit dan mengembangkan kompentensi sebagai seorang auditor internal, ini
tercermin dari kebijakan yang diambil oleh perusahaan yang terus meningkatkan kualitas auditor
internal yang dimiliki dengan memberikan kesempatan untuk melanjutkan tahap pendidikan atau
mengikuti pelatihan-pelatihan.
Persiapan audit yang dijalankan pada Cabang Kalimantan Timur telah memadai dimana sebelum
melakukan audit tim SPI terlebih dahulu menerima surat penugasan untuk melakukan PKPT, kemudian
menyampaikan surat/email pemberitahuan tersebut kepada Cabang Kalimantan Timur bahwa akan
dilakukan audit dengan melampirkan daftar dokumen yang harus dipersiapkan sehingga segala sesuatu
yang diperlukan untuk kepentingan audit telah dilaksanakan.

Pelaksanaan Audit
Di dalam pelaksanaan audit ini, Cabang Kalimantan Timur terlebih dahulu melakukan tahap audit
pada :
1. Kas
Kas dan setara kas terdiri dari kas, bank dan setara kas. Kas dan bank adalah jumlah uang tunai
yang berada dalam perusahaan dan jumlah uang yang berada di bank yang dimiliki, dikuasai dan
dikendalikan oleh perusahaan untuk melaksanakan kegiatan operasional perusahaan, bagian
kegiatan operasi maupun investasi.
2. Setara Kas
Adalah investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka pendek dan yang dengan cepat dapat
dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi risiko perubahan nilai yang signifikan. Definisi
investasi yang dimaksud dibatasi pada simpanan berjangka di bank yang memiliki tenor kurang dari
atau sama dengan 3 bulan.
Kas dan setaran kas diakui pada saat terjadinya transaksi yang mengakibatkan diterimanya uang di kas
dan bank dan perusahaan mempunyai kewenangan untuk memiliki, menguasai dan mengendalikan
uang tersebut untuk melaksanakan kegiatan operasionalnya.
Kas dan setara kas diukur sebesar jumlah uang yang diterima, yang dapat dimiliki, dikuasai dan
dikendalikan oleh perusahaan untuk melaksanakan kegiatan operasionalnya.
Pemeriksaan fisik pada uang kas tunai antara saldo yang terdapat pada Catatan Akuntansi dengan Uang
kas yang ada di brankas/di tangan (cash on hand) disebut cash opname.

3
Pelaporan Audit
Pelaporan audit merupakan tahap akhir dalam kegiatan audit, sebelum Laporan Hasil
Pemeriksaan (LHP) dibuat, hasil temuan dalam pemeriksaan dibuat dalam bentuk Lembar Temuan
Pemeriksaan (LTP) yang didiskusikan terlebih dahulu dengan pimpinan cabang, kegiatan ini dinamakan
closing meeting dimana pada saat closing meeting auditor akan mengkonfirmasikan penugasan audit
yang telah diperoleh, mendengarkan tanggapan atau komentar dari auditee mengenai temuan audit
dan juga menerima komitmen dari Kelapa Cabang Kalimantan Timur untuk menyelesaikan atau tindak
lanjut dari temuan tersebut. Setelah closing meeting, salah seorang auditor internal mengedit LTP
tersebut sesuai hasil closing meeting yang kemudian direview oleh pimpinan cabang, agar diperoleh
keyakinan bahwa LTP tersebut telah lengkap dan benar, dimana LTP tersebut telah dibuat sesuai
dengan informasi mengenai temuan audit yang dilakukan dan sesuai dengan fakta.
Setelah review atas LTP, pimpinan cabang dan ketua tim auditor menandatangani LTP tersebut
yang selanjutnya unit kerja/produksi yang diperiksa yaitu Cabang Kalimantan Timur untuk dapat
menanggapi dalam kurun waktu tertentu setelah closing meeting dan menindaklanjuti dalam kurun
waktu tertentu setelah closing meeting.
LHP dibuat oleh auditor internal tanpa harus menunggu tanggapan/tindaklanjut dari unit
kerja/produksi yang diperiksa, dikarenakan auditor internal memiliki Key Performance Indicator (KPI)
untuk membuat LHP tersebut. LHP direview dan ditandatangani oleh Kepala Satuan Pengendalian
Internal dan Ketua Tim Auditor, yang selanjutnya disampaikan kepada Direktur utama. Setelah LHP
mendapatkan disposisi dari Direktur Utama, auditor internal melakukan monitoring terhadap LHP
tersebut.

Tindak Lanjut Hasil Audit


Auditor internal dalam melaksanakan audit terhadap kegiatan kas dan rawat jalan tidak hanya
melakukan pemeriksaan dan melaporkan temuan yang telah diperolehnya, melainkan juga melakukan
pengawasan tindak lanjut cabang atas rekomendasi yang telah diberikan, auditor internal melakukan
pengecekkan terhadap tindak lanjut dari Cabang Kalimanatn Timur untuk melihat sejauh mana hasil
audit tersebut telah ditindaklanjuti, apakah perbaikan telah dilakukan dengan tuntas oleh auditee, masih
dalam proses ataukah belum diselesaikan sama sekali.
Auditor internal memantau dan menganalisis serta melaporkan perkembangan pelaksanaan
tindaklanjut perbaikan yang telah dilakukan auditee meliputi:
1. Pemantauan atas pelaksanaan tindak lanjut
Pemantauan ini dilakukan untuk mengetahui perkembangan dan mengingat Cabang Kalimantan
Timur bila belum dapat menyelesaikan komitmen perbaikan menjelang atau sampai batas waktu yang
dijanjikan pada tanggapan LTP yang telah dikirimkan sebelumnya.
2. Analisis kecukupan tindak lanjut
Dari hasil pemantauan pelaksanaan tindak lanjut, dilakukan analisis kecukupan atas realisasi janji
perbaikan yang telah dilaksanakan Cabang Kalimantan Timur, apakah perbaikan telah dengan tuntas
dilakukan oleh auditee, masih dalam proses ataukah belum diselesaikan sama sekali. Selain itu,
analisis ini juga digunakan untuk mengetahui hambatan ynag menyebabkan tindak lanjut tersebut
tidak dapat dilakukan sebagaimana mestinya.
3. Pelaporan tindak lanjut
Perbaikan-perbaikan yang dilakukan Cabang Kalimantan Timur atas temuan yang diperoleh pada
pemeriksaan dilaporkan dalam bentuk Laporan Tindak Lanjut Hasil Audit dalam bentuk surat serta
lampiran-lampiran bukti tindaklanjut dan dikirimkan kepada Satuan Pengendalian Internal (SPI).
Dalam hal ini Auditor Internal yang ditunjuk membuat LTP (Lembar Temuan Pemeriksaan) merespon
Laporan Tindak Lanjut Hasil Audit yang dikirimkan oleh Cabang Kalimantan Timur tersebut dengan
menganalisa kecukupan perbaikan yang telah dilakukan.

Dalam hal ini Cabang Kalimantan Timur melewati batas kesepakatan waktu perbaikan yang
telah ditetapkan pada tanggapan LTP, maka pihak audit akan melakukan reminder terkait hal tersebut
agar cabang yang bersangkutan untuk dapat segera melengkapi kekurangan yang telah menjadi
temuan audit.
4
Lembar Temuan Pemeriksaan (LTP) yang diteliti dari catatan, informasi, bukti dan dokumen
lainya termasuk surat menyurat dari mulai proses perencanaan, persiapan, pelaksanaan, pelaporan
dan monitoring hasil audit yang diketahui oleh pimpinan PT.ABC yang dokumentasinya dapat berupa
hard copy, soft copy.

Tindak lanjut hasil audit yang dilaksanakan pada Cabang Kalimantan Timur telah memadai
namun masih terdapat 1 (satu) temuan yang belum ditindaklanjuti yaitu terkait Rawat Jalan, dimana
sebelumnya auditor internal memantau dan menganalisis serta melaporkan perkembangan
pelaksanaan tindak lanjut perbaikan yang telah dilakukan auditee meliputi, pemantauan atas
pelaksanaan tindak lanjut, analisis kecukupan tindak lanjut, pelaporan tindak lanjut.
Dari hasil pembahasan, dapat diketahui bahwa pelaksanaan audit pada Cabang Kalimantan
Timur belum sepenuh dengan Internal Audit Charter dan penerapan pelaksanaan audit internal, dimana
dapat dilihat dalam pelaksanaan audit operasional hanya memiliki 4 tahap yaitu:
1. Persiapan audit
2. Pelaksanaan audit
3. Pelaporan audit
4. Tindak lanjut hasil audit

PENUTUP

Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan pelaksanaan audit operasional pada
Cabang Kalimantan Timur telah melakukan beberapa tahap dapat dilihat dari:
1. Persiapan audit
Persiapan audit yang dijalankan telah memadai dimana sebelum melakukan pemeriksaan Kas tim
SPI terlebih dahulu menerima surat penugasan untuk melakukan pemeriksaan kegiatan
operasional.
2. Pelaksanaan Audit
Pelaksanaan audit operasional dibidang kas dan setara kas telah memandai, dimana dapat
diketahui, sehingga pelaksanaan audit yang diperlukan telah dilakukan oleh SPI.
3. Pelaporan Audit
Pelaporan audit merupakan tahap akhir dalam kegiatan audit, hasil temuan audit didiskusikan
terlebih dahulu dengan pimpinan cabang agar diperoleh keyakinan telah lengkap dan benar sesuai
dengan hasil temuan dan fakta, sebelum hasil temuan dibuat LTP.
4. Tindak Lanjut Hasil Audit
Tindak lanjut hasil audit operasional, dapat diketahui bahwa Cabang Kalimantan Timur dalam
pelaksanaan audit operasional telah memandai karena melalui beberapa tahap, dimulai dari
pemantauan atas pelaksanaan tindak lanjut, analisis kecukupan tindak lanjut dan pelaporan tindak
lanjut.

Saran
Sesuai dengan pembahasan dan kesimpulan di atas, maka penulis memberikan saran sebagai
berikut:
1. Bagi Cabang Kalimantan Timur, supaya mempertahankan kinerja dalam pelaksanaan audit
opersional di bidang kas dan setara kas supaya lebih terprogram sesuai dengan standar pelaksanaan
sistem pengendalian internal.
2. Bagi petugas kasir setiap hari secara taat azas wajib melaksanakan Cash Opname dilengkapi dengan
Berita Acara Pemeriksaan Kas (Register Kas) yang diketahui oleh Pimpinan Cabang.
3. Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk meneliti ruang lingkup audit operasional tidak hanya
mencakup kas dan setara kas tetapi juga meliputi efektivitas, efesiensi dan nilai ekonomis.

5
Jakarta, Maret 2020

Pemeriksa Utama II

Anda mungkin juga menyukai