Anda di halaman 1dari 12

TUGAS MAKALAH

PERILAKU ORGANISASI

Tentang :

“Konflik”

DI SUSUN OLEH :

NAMA : MUHAMMAD RAFLY M ZALDY

NIM : 1865142053

KELAS :C

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2020-2021

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah Perilaku Organisasi ini yang berjudul Konflik
tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen
pada “Mata Kuliah Perilaku Organisasi”. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang Perilaku Organisasi bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada dosen saya yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya
tekuni. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah
ini.

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................... 2
DAFTAR ISI.............................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................... 4
1.3 Tujuan Penulisan....................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................ 5
2.1 Pengertian Konflik ................................................................................................... 5
2.2 Pandangan Terhadap Konflik .................................................................................. 5
2.3 Jenis dan Faktor Penyebab Konflik ......................................................................... 6
2.4 Tingkatan Konflik .................................................................................................... 8
2.5 Cara Penyelesaian Konflik ....................................................................................... 9
BAB III PENUTUP................................................................................................... 11
3.1 Kesimpulan............................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 12

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Organisasi adalah suatu wadah yang memfasilitasi sekelompok individu yang


mempunyai visi, misi, yang sama dan melakukan suatu kegiatan atau kerja secara terorganisir
demi mencapai tujuan yang ingin dicapai. Dalam suatu kelompok kerja banyak terdiri dari
individu yang memiliki perilaku, sikap, dan karakter yang berbeda antara satu dengan yang
lainnya. Dari perilaku, sikap, dan karakter yang dimiliki oleh masing-masing individu juga
mempengaruhi terhadap perilaku organisasi yang menaungi kelompok individu tersebut. Perilaku
setiap individu sangat berpengaruh terhadap kinerja organisasi, perilaku individu yang baik maka
akan berdampak baik terhadap kinerja individu tersebut, begitupun sebaliknya. Apabila individu
tersebut memiliki perilaku yang kurang baik, maka hal itu akan berdampak kurang baikpula pada
kinerja individu tersebut, yang otomatis akan mempengaruhi citra organisasi atau perusahaan
yang menaungi individu tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud konflik?


2. Apa saja pandangan terhadap konflik?
3. Apa jenis dan faktor penyebab konflik?
4. Tingkatan konflik?
5. Bagaimana cara penyelesaian konflik?
1.3 Tujuan Penulisan

Agar mahasiswa dapat mengetahui hal-hal buruk yaitu Konflik dapat mempengaruhi dan yang
menghambat kerja-kerja dalam organisasi.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Konflik

Konflik berasal dari kata kerja Latin configure  yang berarti saling memukul .Secara


sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga
kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan
menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya. Konflik juga dapat diartikan sebagai
hubungan antara dua pihak atau lebih (individu atau kelompok) yang memiliki tujuan atau
kepentingan yang berbeda.

Adapun pengertian konflik menurut para ahli, sebagai berikut :

1. Menurut Robbin (1996) : Keberadaan konflik dalam organisasi dalam organisasi


ditentukan oleh persepsi individu atau kelompok. Jika mereka tidak menyadari adanya konflik di
dalam organisasi maka secara umum konflik tersebut dianggap tidak ada. Sebaliknya, jika
mereka mempersepsikan bahwa di dalam organisasi telah ada konflik maka konflik tersebut telah
menjadi kenyataan.

2. Muchlas (1999) : Dipandang sebagai perilaku, konflik merupakan bentuk minteraktif


yang terjadi pada tingkatan individual, interpersonal, kelompok atau pada tingkatan organisasi
(Muchlas, 1999). Konflik ini terutama pada tingkatan individual yang sangat dekat hubungannya
dengan stres.

3. Menurut Taquiri dalam Newstorm dan Davis (1977) : Konflik merupakan warisan
kehidupan sosial yang boleh berlaku dalam berbagai keadaan akibat daripada berbangkitnya
keadaan ketidaksetujuan, kontroversi dan pertentangan di antara dua pihak atau lebih pihak
secara berterusan.

2.2 Pandangan Terhadap Konflik

Robbin (1996: 431) mengatakan konflik dalam organisasi disebut sebagai The Conflict
Paradoks, yaitu pandangan bahwa di sisi konflik dianggap dapat meningkatkan kinerja

5
kelompok, tetapi di sisi lain kebanyakan kelompok dan organisasi berusaha untuk
meminimalisasikan konflik. Pandangan ini dibagi menjadi tiga bagian, antara lain:

1. Pandangan tradisional (The Traditional View) : Pandangan ini menyatakan


bahwa konflik itu hal yang buruk, sesuatu yang negatif, merugikan, dan harus dihindari. Konflik
disinonimkan dengan istilah violence, destruction, dan irrationality. Konflik ini merupakan suatu
hasil disfungsional akibat komunikasi yang buruk, kurang kepercayaan, keterbukaan di antara
orang– orang, dan kegagalaan manajer untuk tanggap terhadap kebutuhan dan aspirasi karyawan.

2. Pandangan hubungan manusia (The Human Relation View). Pandangan


ini menyatakan bahwa konflik dianggap sebagai suatu peristiwa yang wajar terjadi di dalam
kelompok atau organisasi. Konflik dianggap sebagai sesuatu yang tidak dapat dihindari karena
didalam kelompok atau organisasi pasti terjadi perbedaan pandangan atau pendapat antar
anggota. Oleh karena itu, konflik harus dijadikan sebagai suatu hal yang bermanfaat guna
mendorong peningkatan kinerja organisasi. Dengan kata lain, konflik harus dijadikan sebagai
motivasi untuk melakukan inovasi atau perubahan di dalam tubuh kelompok atau organisasi.

3. Pandangan interaksionis (The Interactionist View). Pandangan ini cenderung


mendorong suatu kelompok atau organisasi terjadinya konflik. Hal ini disebabkan suatu
organisasi yang kooperatif, tenang, damai, dan serasi cenderung menjadi statis, apatis, tidak
aspiratif, dan tidak inovatif. Oleh karena itu, menurut pandangan ini, konflik perlu dipertahankan
pada tingkat minimum secara berkelanjutan sehingga tiap anggota didalam kelompok tersebut
tetap semangat, kritis– diri, dan kreatif.

2.3 Jenis dan Faktor Penyebab Konflik

a. Jenis Konflik :

Menurut Dahrendorf, konflik dibedakan menjadi 5 macam :

1.    Konflik dalam peran sosial (intrapribadi), misalnya antara peranan-peranan dalam


keluarga atau profesi (konflik peran (role))

2.    Konflik antara kelompok-kelompok sosial (antar keluarga, antar gank).

3.    Konflik kelompok terorganisir dan tidak terorganisir (polisi melawan massa).

6
4.    Konflik antar satuan nasional (kampanye, perang saudara)

5.    Konflik antar atau tidak antar agama

6.    Konflik antar politik.

T. Hani Handoko memaparkan ada 4 jenis konflik dalam kehidupan organisasi, yaitu :

1.    Konflik dalam diri individu, yang terjadi bila seseorang individu menghadapi
ketidak pastian terhadap pekerjaan yang dia harapkan untuk melaksanakannya.

2.    Konflik antar individu dalam organisasi  yang sama, dimana hal ini sering
diakibatkan oleh perbedaan-perbedaan kepribadian.

3.    Konflik antar individu dan kelompok, yang berhubungan dengan cara individu
menanggapi tekanan untuk keseragaman yang dipaksakan oleh kelompok kerja mereka.

4.    Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama, karena terjadi pertentangan
kepentingan antar kelompok.

5.    Konflik antar organisasi.

b. Faktor Penyebab Konflik :

Diantara faktor-faktor yang menyebabkan konflik anatara individu atau organisasi adalah
sebagai berikut:

1.    Perbedaan individu yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan. Setiap manusia
adalah individu yang unik. Artinya, setiap orang memiliki pendirian dan perasaan yang
berbeda-beda satu dengan lainnya. Perbedaan pendirian dan perasaan akan sesuatu hal
atau lingkungan yang nyata ini dapat menjadi faktor penyebab konflik sosial, sebab
dalam menjalani hubungan sosial, seseorang tidak selalu sejalan dengan kelompoknya.

2.    Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi yang


berbeda.

7
3.    Seseorang sedikit banyak akan terpengaruh dengan pola-pola pemikiran dan
pendirian kelompoknya. Pemikiran dan pendirian yang berbeda itu pada akhirnya akan
menghasilkan perbedaan individu yang dapat memicu konflik.

4.    Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok.

5.    Manusia memiliki perasaan, pendirian maupun latar belakang kebudayaan yang


berbeda. Oleh sebab itu, dalam waktu yang bersamaan, masing-masing orang atau
kelompok memiliki kepentingan yang berbeda-beda. Kadang-kadang orang dapat
melakukan hal yang sama, tetapi untuk tujuan yang berbeda-beda.

6.    Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat.

2.4 Tingkatan Konflik

Tingkatan dalam konflik terdiri atas:

1. Konflik Intra Individu menurut Handoko (1995:349) mengemukakan konflik dalam


diri individu, terjadi bila seorang individu menghadapi ketidakpastian tentang pekerjaan yang dia
harapkan untuk melaksanakannya, bila berbagai permintaan pekerjaan saling bertentangan, atau
bila individu diharapkan untuk melakukan lebih dari kemampuannya. Konflik ini muncul dalam
diri seorang individu degan pemikirannya sendiri, yaitu individu mengalami semacam tekanan-
tekanan dalam dirinya sendiri secara emosional.

2.Konflik antar Individu Terjadi antara satu individu dengan individu lain atau


lebih, biasanya disebabkan oleh adanya perbedaan sifat & perilaku setiap orang dalam
organisasi. Perilaku yang tidak disukai atau diharapkan dari tindakan seorang individu terhadap
individu lain dapat menyulut terjadinyakonflik antar individu dalam organisasi.

3.Konflik antar KelompokTerjadi apabila diantara unit-unit kelompok mengalami


pertentangan dengan unit-unit dari kelompok lain, pertentangan ini bila berlarut-larut akan
membuat koordinasi & integrasi kegiatan menjadi terkendala/mengalami kesulitan.

4.Konflik antar Organisasi Konflik antar organisasi terjadi karena mereka memiliki saling
ketergantungan pada tindakan suatu organisasi yang menyebabkan dampak negatif terhadap

8
organisasi lain. Misalnya konflik yang terjadi antara sekolah dengan salah satu organisasi
masyarakat.

2.5 Cara Penyelesaian Konflik

Menurut Stevenin (2000, pp.134-135), terdapat lima langkah meraih kedamaian dalam
konflik. Apa pun sumber masalahnya, lima langkah berikut ini bersifat mendasar dalam
mengatasi kesulitan:

1. Pengenalan Kesenjangan antara keadaan yang ada atau yang teridentifikasi dan
bagaimana keadaan yang seharusnya. Satu-satunya yang menjadi perangkap adalah kesalahan
dalam mendeteksi (tidak mempedulikan masalah atau menganggap ada masalah padahal
sebenarnya tidak ada).

2. Diagnosis, Inilah langkah yang terpenting. Metode yang benar dan telah diuji
mengenai siapa, apa, mengapa, dimana, dan bagaimana berhasil dengan sempurna. Pusatkan
perhatian pada masalah utama dan bukan pada hal-hal sepele.

3. Menyepakati suatu solusi. Kumpulkanlah masukan mengenai jalan keluar yang


memungkinkan dari orang-orangyang terlibat di dalamnya. Saringlah penyelesaian yang tidak
dapat diterapkan atau tidak praktis. Jangan sekali-kali menyelesaikan dengan cara yang tidak
terlalu baik. Carilah yang terbaik.

4. Pelaksanaan, Ingatlah bahwa akan selalu ada keuntungan dan kerugian. Namun hati-
hati, jangan biarkan pertimbangan ini terlalu mempengaruhi pilihan dan arah pada kelompok
tertentu.

5. Evaluasi Penyelesaian itu sendiri dapat melahirkan serangkaian masalah baru. Jika
penyelesaiannya tampak tidak berhasil, kembalilah ke langkah-langkah sebelumnya dan cobalah
lagi.

Stevenin (1993 : 139-141) juga memaparkan bahwa ketika mengalami konflik, ada hal-
hal yang tidak boleh dilakukan di tengah-tengah konflik, yaitu:

9
1. Jangan hanyut dalam perebutan kekuasaan dengan orang lain. Ada pepatah dalam
masyarakat yang tidak dapat dipungkiri, bunyinya: bila wewenang bertambah maka kekuasaan
pun berkurang, demikian pula sebaliknya.

 2. Jangan terlalu terpisah dari konflik. Dinamika dan hasil konflik dapat ditangani secara
paling baik adalah bila diselesaikan dari dalam, tanpa melibatkan pihak ketiga.

 3. Jangan biarkan visi dibangun oleh konflik yang ada. Jagalah cara pandang dengan
berkonsentrasi pada masalah-masalah penting. Masalah yang paling mendesak belum tentu
merupakan kesempatan yang terbesar.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pengertian konflik adalah suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga


kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan
menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya. Pandangan–pandangan terhadap konflik
adalah pandangan tradisional, pandanganhubungan manusia, pandangan interaksionis. Segi
positif dan negatif konflik adalah positif, mampu memberikan kohesif yang lebih baik apabila
dapat terselesaikan. Dan negatif, organisasi tersebut akan terpuruk apabila tidak dapat
memecahkan konflik tersebut. Pengertian stres adalah adanya ketidak sesuaian antara
keinginan individu dengan individu yang lain. Penyebab stres adalah adanya ketidak
sesuaian pemikiran dan pengaruh stres adalah adanya pengaruh terhadap kepuasan kerja.

11
DAFTAR PUSTAKA

http://setabasri01.blogspot.com/2011/01/konflik-dalam-organisasi.html

http://harysetiawan07.blog.com/2012/01/07/manajemen-konflik/

http://uzi-online.blogspot.com/2010/11/konflik-dalam-organisasi.html

http://goenable.wordpress.com/2012/01/06/konflik-dalam-organisasi/

Robert J. Edelmann, Interpersonal ..., op.cit.,p.3-5.

Ibid., p.4-5.

M. Afzalur Rahim, Managing Conflict ..., op.cit., p.6-7.

Gibson, James L., et al., 1977. Organisasi: Perilaku, Struktur, Proses. Alih bahasa oleh
Adriani.Jakarta: Binarupa Aksara.

Greenhalgh, Leonard, 1999. “Menangani Konflik”. Dalam A.Dale Timpe, (Ed.), Memimpin

Manusia. Alih bahasa oleh Sofyan Cikmat. Jakarta: PT.Gramedia.

Igndjoko, Strategi Mengatasi Konflik,


(http://www.zimbio.com/member/igndjoko/articles/9QRMTF_pMWb/Strategi+Mengatasi+Konf
lik)

12

Anda mungkin juga menyukai