18230007
Fakultas Teknik
Pasar Oligopsoni
Pasar ologopsoni adalah bentuk pasar dimana barang yang dihasilkan oleh beberapa
perusahaan dan banyak perusahaan yang bertindak sebagai konsumen. Contoh Telkom,
indosat, Mobile-8, excelcomindo adalah beberapa perusahaan pembeli infrastruktur
telekomunikasi seluler.
Pasar Duopsoni
Pasar duopsoni adalah suatu pasar dimana hanya dikuasai oleh dua orang /kelompok
pembeli sebagai konsumen. Contohnya adalah Infrastruktur telekomunikasi SLI yang
dihasilkan oleh beberapa peruasahaan yang ada hanya dibeli oleh dua perusahaan yaitu PT.
Telkom, dan PT. Indosat.
Pasar Duopoli
Duopoli adalah suatu pasar di mana penawaran suatu jenis barang dikuasai oleh dua
perusahaan. Contohnya penawaran minyak pelumas dikuasai oleh Pertamina dan Caltex.
2. Jenis Pasar
1) Berdasarkan Jenis Barang yang Diperjualbelikan
a. Pasar Barang Konsumsi
Pasar barang konsumsi memiliki ciri barang yang diperjualbelikan adalah barang-barang
siap pakai atau barang jadi seperti makanan, minuman, pakaian, sepeda, dan barang-
barang kebutuhan hidup lainnya. Pasar seperti ini sangat diperlukan oleh produsen untuk
menjual hasil produksinya. Contoh pasar barang konsumsi adalah pasar swalayan yang
menjual aneka kebutuhan pokok.
b. Pasar Barang Produksi
Pasar yang memperjualbelikan barang produksi atau faktor-faktor produksi
yang memiliki ciri barang yang diperjual belikan berupa sumber daya yang berguna bagi
kelancaran proses produksi misalnya pasar bibit ikan, pasar mesin-mesin pabrik, bursa
tenaga kerja, pasar modal.
4) Berdasarkan Sifatnya
a. Pasar Nyata
Pasar nyata adalah pasar diman barang-barang yang akan diperjual belikan dan dapat
dibeli oleh pembeli. Contoh pasar tradisional dan pasar swalayan.
b. Pasar Abstrak
Pasar abstrak adalah pasar dimana para pedagangnya tidak menawar barang-barang yang
akan dijual dan tidak membeli secara langsung tetapi hanya dengan menggunakan surat
dagangannya saja. Contoh pasar online, pasar saham, pasar modal dan pasar valuta asing.
5. Penyebab Inflasi
Inflasi dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu tarikan permintaan (kelebihan
likuiditas/uang/alat tukar) dan yang kedua adalah desakan (tekanan) produksi atau distribusi
(kurangnya produksi (product or service) dan/atau juga termasuk kurangnya distribusi).[butuh
rujukan]
Untuk sebab pertama lebih dipengaruhi dari peran negara dalam kebijakan moneter
(Bank Sentral), sedangkan untuk sebab kedua lebih dipengaruhi dari peran negara dalam
kebijakan eksekutor yang dalam hal ini dipegang oleh Pemerintah (Government) seperti
fiskal (perpajakan/pungutan/insentif/disinsentif), kebijakan pembangunan infrastruktur,
regulasi, dll.
Inflasi permintaan terjadi akibat adanya permintaan total yang berlebihan di mana
biasanya dipicu oleh membanjirnya likuiditas di pasar sehingga terjadi permintaan yang
tinggi dan memicu perubahan pada tingkat harga. Bertambahnya volume alat tukar atau
likuiditas yang terkait dengan permintaan terhadap barang dan jasa mengakibatkan
bertambahnya permintaan terhadap faktor-faktor produksi tersebut. Meningkatnya
permintaan terhadap faktor produksi itu kemudian menyebabkan harga faktor produksi
meningkat.
Inflasi desakan biaya terjadi akibat adanya kelangkaan produksi dan/atau juga
termasuk adanya kelangkaan distribusi, walau permintaan secara umum tidak ada perubahan
yang meningkat secara signifikan. Adanya ketidak-lancaran aliran distribusi ini atau
berkurangnya produksi yang tersedia dari rata-rata permintaan normal dapat memicu
kenaikan harga sesuai dengan berlakunya hukum permintaan-penawaran, atau juga karena
terbentuknya posisi nilai keekonomian yang baru terhadap produk tersebut akibat pola atau
skala distribusi yang baru.
6. Dampak Inflasi
Inflasi memiliki dampak positif dan dampak negatif tergantung parah atau tidaknya
inflasi. Apabila inflasi tersebut ringan, justru mempunyai pengaruh yang positif dalam arti
dapat mendorong perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan pendapatan nasional dan
membuat orang bergairah untuk bekerja, menabung dan mengadakan investasi. Sebaliknya,
dalam masa inflasi yang parah, yaitu pada saat terjadi inflasi tak terkendali (hiperinflasi),
keadaan perekonomian menjadi kacau dan perekonomian dirasakan lesu. Orang menjadi
tidak bersemangat kerja, menabung, atau mengadakan investasi dan produksi karena harga
meningkat dengan cepat. Para penerima pendapatan tetap seperti pegawai negeri atau
karyawan swasta serta kaum buruh juga akan kewalahan menanggung dan mengimbangi
harga sehingga hidup mereka menjadi semakin merosot dan terpuruk dari waktu ke waktu.