Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PENDAHULUAN

DENGUE HAEMORAGIC FEVER (DHF)

PENGERTIAN DHF

DHF atau Dengue Haemorrhagic Fever adalah penyakit demam akut yang disertai
dengan adanya manifestasi pendarahan, yang bertendensi mengakibatkan renjatan yang
dapat menyebabkan kematian (Dwi istani, 2019). Menurut Hindra (2012) DHF adalah
penyakit infeksi yang relatif singkat, dapat merenggut nyawa penderit jika tak ditangani
secepatnya.

Etiologi Dengue Haemoragic Fever

Demam berdarah disebabkan oleh virus Dengue, yang termasuk dalam genus
flavirus. Survey epidemiologi pada hewan ternak didapatkan antibody terhadap virus
dengue pada hewan kuda, sapi dan babi. Pada penelitian atropoda menunjukan virus
dengue dapat bereflikasi pada nyamuk aedes ( stegomiya ).

Manifestasi Klinis Dengue Haemoragic Fever

Manifestasi pada demam berdarah ini :

1. Demam tinggi mendadak 2-7 hari (38-40 derajat celcius)

2. Pada pemeriksaan terdapat uji turniquet, tampak adanya jentik (puspura)


pendarahan.

3. Tekanan darah menurun ( Syok)

4. Mengalami pendarahan pada mulu atau hidung

5. Demam yang dirasakan penderita menyebabkan keluhan pegal atau sakit


persendian

Patofisiologi Dengue Haemoragic Fever

Virus dengue masuk kedalam tubuh melalui gigitan nyamuk dan infeksi pertama
kali menyebabkan demam dengue. Reaksi tubuh merupakan reaksi yang biasa terlihat
pada infeksi oleh virus. Reaksi yang amat sangat berbeda akan tampak, bila seseorang
mendapat infeksi berulang dengan tipe virus dengue yang berlainan. Dan DHF bisa terjadi
pada seseorang setelah terinfeksi pertama kali, mendapat infeksin berulang dengan virus
dengue lain nya. Re-infeksi ini akan menyebabkan suatu reaksi anamestik antibodi
sehingga menimbulkan antigen dan dapat menyebabkan Hipertermi, Kekurangan Volume
Cairan dan Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan.

Komplikasi Dengue Haemoragic Fever

1. Pendarahan

2. Penurunan jumlah trombosit

3. Syok tekanan darah menurun

4. Denyut nadi lemah

5. Jumlah Urine menurun

Pemeriksaan Diagnostik Dengue Haemoragic Fever

1. Trombositopenil

2. Hb dan PCV

3. Isolasi virus

4. Serologi ( Uji H ) respon antibody sekunder

Therapi DHF Dengue Haemoragic Fever

1. Berikan banyak minum larutan oralit, atau jus buah, susu untuk menganti cairang
yang hilang akibat muntah/diare.

2. Berikan paracetamol jika demam. Jangan berikan asetol atau ibuprofen karena obat
ini merangsang terjadinya pendarahan.

3. Berikan infus RL ( Ringer Laktat )

4. Pantau tanda-tanda vital serta periksa lab tiap 6 jam.

Kebutuhan cairan dan kalori : Pasien mengatakan Mual dan muntah. Nutrisi kurang dri
kebutuhan
Asuhan Keperawatan DHF

Pengkajian

A. Pengkajian
1. Identitas
 Pasien
 Nama : Tn. A
 Umur : 25 tahun
 Jenis kelamin : Laki-laki
 Pendidikan : .SMA
 Pekerjaan : Pegawai swasta
 Status perkawinan : Menikah
 Agama : Hindu
 Suku : Bali
 Alamat : Jl. Imam bonjol. No. 14 Denpasar
 Tanggal masuk : 28 Mei 2017
 Tanggal pengkajian : 30 Mei 2017
 Sumber Informasi : pasien dan keluarga
 Diagnosa masuk : .DHF
 Penanggung
 Nama : Ny. K
 Hubungan dengan pasien : Istri
2. Riwayat keluarga
 Genogram kalau perlu) :-
 Keterangan genogram :-
3. Status kesehatan
a. Status Kesehatan Saat Ini
 Keluhan utama (saat MRS dan saat ini): pasien mengeluh demam, nyeri
pada punggung dan tulang hilang timbul, kepala pusing.
 Alasan masuk Rumah Sakit dan perjalanan Penyakit saat ini: saat masuk
rumah sakit pasien mengeluh demam, nyeri pada punggung dan tulang
hilang timbul, kepala pusing. Saat ini pasien merasa lemas dan tidak
mampu melakukan aktifitas fisik
 Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya
Apakah sebelum masuk rumah sakit pasien minum obat penurun
panas/parasetamol?
b. Status Kesehatan Masa Lalu
 Apakah sebelumnya pasien sudah pernah menderita DHF?
 Apakah sebelumnya pasien pernah dirawat karena penyakit tertentu?
 Apakah sebelumnya pasien memiliki riwayat alergi obat atau makanan?
 Apakah sebelumnya pasien pernsh memiliki riwayat tranfusi?
 Apakah pasien memiliki kebiasaan merokok, minum kopi dan pengguna
alkohol?
4. Riwayaan Penyakit Keluarga :
 Apakah ada keluarga pasien dalam satu rumah yang saat ini mengalami
DHF?
 Apakah ada tetangga atau keluarga dalam jarak rumah yang berdekatan
saat ini mengalami DHF?
5. Diagnosa Medis dan therapy: DHF
6. Pola Fungsi Kesehatan
a. Pemeliharaan dan persepsi terhadap kesehatan:
 Apakah saat sakit pasien akan minum obat dan pergi ke petugas
kesehatan terdekat?
 Apakah menurut pasien kesehatan itu penting?
b. Nutrisi/ metabolic:
 Setelah masuk rumah sakit pasien mengalami mual (+) dan muntah (+)
 Menilai apakah pasien mengalami perubahan porsi dan nafsu makan
sebelum dan setelah sakit?
 Menilai bagaimana konsumsi makanan dan cairan pasien setelah sakit?
c. Pola eliminasi
Berdasarkan pengkajian pasien mengalami BAB terakhir encer
d. Pola aktivitas dan latihan (ADL dan latihan)
- Menilai apakah pasien mampu melakukan aktivitas dan latihan seperti
perawatan diri, makan, mandi, toileting, berpakaian, mobilisasi, dan
berpindah secara mandiri atau dibantu
- Pasien mengatakan tidak mampu melakukan aktivitas
e. Pola tidur dan istirahat
 Menilai frekuensi dan durasi periode istirahat dan tidur pasien sebelum
dan setelah sakit
 Apakah ada masalah yang dirasakan saat tidur?
f. Pola kognitif-perseptual
Berdasarkan pada kasus Pasien merasa nyeri pada punggung dan tulang
yang hilang timbul
g. Pola persepsi diri/konsep diri
Menanyakan pada pasien selama sakit apakah ada peruubahan peran, harga
diri, gambaran diri, ideal diri dan identitas diri
h. Pola seksual dan reproduksi
Apakah selama sakit pasien mengalami perubahan dalam pemenuhan
kebutuhan seksual
i. Pola peran-hubungan
Apakah terjadi perubahan peran hubungan dalam keluarga dan peran sosial
selama pasien sakit dan dirawat di rumah sakit?
j. Pola manajemen koping stress
Menilai apakah pasien mengungkapkan keluhan yang dirasakan baik pada
petugas kesehatan maupun keluarga
k. Pola keyakinan-nilai
Menilai apakah pasien mampu melakukan persembahyangan selama sakit
atau hanya berdoa di tempat tidur
7. Riwayat Kesehatan dan Pemeriksaan fisik
Keadaan umum :  Baik  Sedang  Lemah
Kesadaran: Composmentis
TTV TD: 110/70 Nadi : tidak dikaji
0
Suhu: 38,5 C RR: tidak dikaji
A. Kulit :
- Inspeksi : Menilai warna kulit, melihat ada tidaknya edema dan
lesi
- Palpasi : Menilai ada tidaknya edema, menilai ada tidaknya nyeri
tekan, menilai akral pasien pana, hangat atau dingin
B. Kepala:
- Inspeksi : Melihat keadaan rambut dan kulit kepala, melihat ada
tidaknya lesi
- Palpasi : Menilai ada tidaknya nyeri tekan dan edema
C. Mata
- Inspeksi : Menilai apakah pandangan kabur atau tidak, menilai
warna konjuctiva dan sklera
- Palpasi : - D.
Telinga
- Inspeksi : Melihat apakah telinga simetris, menilai ada tidaknya lesi
- Palpasi :-
E. Hidung
- Inspeksi : Melihat ada tidaknya lesi, melihat apakah terdapat sekret,
saat anak bernafas terdapat cuping hidung
- Palpasi :-
F. Mulut
- Inspeksi : Melihat warna mukosa mulut dan serta apakah mukosa
mulut lembab atau kering
- Palpasi :-
G. Leher
- Inspeksi : Melihat ada tidaknya pembesaran kelenjar tiroid pada
leher
- Palpasi : Menilai ada tidaknya pembesaran kelenjar tiroid atau
kelenjar limfe
H. Dada
Payudara
- Inspeksi :
Areola : Menilai warna areola
Puting : Menilai apakah puting susu menonjol atau tidak
- Palpasi :-
Paru-paru
- Inspeksi : Menilai apakah gerakan dada kanan dan kiri simetris
- Palpasi : Menilai bagaimana retraksi dinding dada
- Auskultasi : Menilai suara nafas klien (suara nafas anak mengi)
Jantung
- Inspeksi : Menilai apakah iktus kordis terlihat atau tidak
- Palpasi : Menilai tempat terabanya iktus kordis
- Auskultasi : Menilai suara jantung dan menilai apakah ada suara
tambahan
I. Abdomen
- Inspeksi : Melihat keadaan perut dan tidaknya asites
- Palpasi : Menilai ada tidaknya nyeri tekan
- Perkusi : Apakah suara perkusi perut timfani atau tidak
- Auskultasi : Menilai bunyi bising usus
J. Sistem gastrointestinal
Pasien mengalami mual (+) dan muntah (+)
K. Sistem muskuloskeletal
Berdasarkan kasus pasien mengeluh nyeri otot dan punggung hilang timbul
L. Genetalia
- Inspeksi : Melihat kebersihan genitalia
M. Anus dan rektum
- Inspeksi : Melihat keadaan dan kebersihan anus dan rektum
N. Muskuloskeletal
- Mengkaji refleks kaki dengan tes pattela
O. Neurologi
- Menilai tingkat kesadaran pasien (Composmentis)
8. Pemeriksaan Penunjang
a. Data laboratorium yang berhubungan
Hematokrit: 55,3% (normal: 35-45%)
HB: 20g/dl. (normal 13-16g/dl)
LED: 50 mm/jam
Leukosit : 5700/uL (normal: 5000-10.000/uL)
Plt: 34.000/uL (normal: 150-400)
b. Pemeriksaan penunjang diagnostik lain
Hasil torniket (+)
9. Analisa Data
No Tgl Data Etiologi Masalah
1. 30 Mei DS: Pasien Gigitan nyamuk aedes Kekurangan
2017 merasa lemas aegypti Volume Cairan
dan tidak
mampu Masuknya virus dengue
melakukan dalam tubuh
aktivitas fisik.
DO: Hasil Kontak dengan antibodi
pemeriksaan lab
yang Virus berekasi dengan
menunjukan: antibodi
- Ht: 55,3%
- Hb: 20 g/dl Terbentuknya kompleks
- LED : virus antibodi
5700/µL
- Plt: 34.000 Aktivasi C3 & C5
/µL
Pelepasan C3a & C5a

Peningkatan permaibilitas
dinding pembuluh darah

Perembesan plasma keluar


menuju ekstravaskuler

Kekurangan volume
cairan
2. 30 Mei DS : Pasien Virus masuk sirkulasi Hipertemi
2017 mengeluh
demam
Menempel di sel fagosit
DO : mononuklear
- Suhu tubuh
o
38,5 C
(normal: 36,5 Masuk & menginfeksi sel
o
fagosit
– 37,5 C)
- Kulit pasien
terasa panas Virus bereplikasi di dalam
saat disentuh sel fagosit

Aktivasi sel T helper, T


sitotoksis & sistem
komplemen

Merangsang mikrofag
melepaskan IL-1, TNF-α
& IFN-γ (pirogen
endogen)

Aktivasi IL-1 di
hipotalamus
Endothelium hipotalamus
meningkatkan produksi
prostaglandin &
neurotransmiter

Prostaglandin berikatan
dengan neuron prepiotik
di hipotalamus

Peningkatan thermostatic
set poin

Peningkatan suhu >


o
37,5 C

Hipertemi

3. 30 Mei DS : Pasien Virus masuk dan bereaksi Nausea


2017 mengatakan dengan antibodi

lemas dan
merasa mual dan Gangguan endotel
sudah muntah
DO : Pasien
terlihat mual Agregasi trombosit

Mengaktivasi sistem
koagulasi

Pengeluaran ADP
(Adenosin Di Phosphat)

Trombosit melekat satu


sama lain

Trombosit dihancurkan
oleh RES

Kerja hati dan linfa


berlebihan untuk
menghancurkan trombosit
yang rusak

Hepatomegali-
Splenomegali

Mendesak lambung

Peningkatan HCl

Mual, muntah

Nausea

4. 30 Mei DS: Pasien Peningkatan permeabilitas Nyeri Akut


2017 mengatakan dinding pembuluh darah
nyeri pada
punggung dan
tulang hilang Kebocoran plasma

timbul
DO: - Peningkatan hematokrit

Viskositas darah
meningkat

Aliran darah meningkat

Suplai O2 menurun

Penumpukan asam laktat


di sel otot

Nyeri otot dan punggung

Nyeri akut

Diagnosa Keperawatan (berdasarkan prioritas):


1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan penurunan mekanisme regulasi
ditandai dengan peningkatan hematokrit.
2. Hipertermi berhubungan dengan penyakit DHF ditandai dengan kulit panas
ketika disentuh
3. Nausea berhubungan dengan adanya iritasi gastrointestinal ditandai dengan mual
4. Nyeri akut berhubungan dengan agen biological ditandai dengan pasien
menyatakan nyeri pada punggung dan tulang hilang timbul

B. Perencanaan
No Diagnosa Rencana Keperawatan
Tujuan Intervensi Rasional
1 Kekurangan Setelah diberikan NIC Label: Fluid Management
volume cairan tindakan keperawatan Fluid Management 1. Untuk mengetahui
berhubungan selama ... di harapkan 1. Memasang kateter jumlah urine yang
dengan cairan tubuh pasien urine pada pasien dapat dihasilkan
penurunan terpenuhi dan sesuai indikasi oleh pasien dan
mekanisme hematokrit menuju 2. Memonitor status terpenuhinya
regulasi ditandai rentang normal hydrasi pasien seperti keseimbangan
dengan Dengan kriteria hasil : keadaan membrane cairan (intake
peningkatan NOC Label: mukosa. cairan = output
hematokrit Fluid Balance 3. Memonitor tekanan cairan)
1. Tekanan darah darah pasien. 2. Mukosa yang
pasien dalam rentan 4. Memonitor hasil lab kering terutama
normal yaitu 120/80 terutama adanya mukosa bibir dapat
mmHg. penurunan dari menjadi indikasi
2. Turgor kulit pasien hematocrit pasien dari pasien kekurangan
normal. 55,3% dapat turun cairan.
3. Hematocrit pasien sampai batas normal 3. Memastikan
dalam keadaan yaitu 40 – 48%. tekanan darah
normal yaitu 40 – 5. Memberikan terapi pasien tidak terlalu
48%. cairan intravena pada rendah di bawah
Hydration pasien sesuai normal.
1. Intake cairan pasien kebutuhan. 4. Hematocrit pasien
terpenuhi (intake 6. Memberikan cairan dehidrasi akan
cairan = output melalui oral sesuai mengalami
cairan) kebutuhan. peningkatan, maka
2. Pasien mampu 7. Memberikan makanan perlu mengetahui
menghasilkan urine. atau minuman yang jumlah hematocrit.
3. Bagian membrane mengandung banyak 5. Pasien yang
mukosa tubuh tidak air seperti buah, juice kekurangan cairan
kering (seperti dan minuman berasa. harus mendapatkan
mulut) 8. Memonitor pasien cairan baik oral
4. Pasien tidak merasa yang mendapatkan maupun intravena.
kehausan terapi elektrolit. 6. Menambah cairan
tubuh pasien
7. Makanan atau
minuman yang
mengandung
banyak air
membantu dalam
penambahan cairan
pada tubuh pasien
8. Agar dapat
menentukkan
tindakan yang perlu
dilakukan
2. Hipertermi Setelah diberikan NIC: Fever Treatment
berhubungan tindakan keperawatan Fever Treatment 1. Agar mengetahui
dengan penyakit selama ... di harapkan 1. Memonitor perubahan suhu
DHF ditandai suhu tubuh pasien temperatur pasien yang dialami
dengan kulit menuju normal paling sedikit setiap 2 pasien dan jika
panas ketika Dengan kriteria hasil : jam tidak ada
disentuh NOC: 2. Monitor frekuensi perubahan atau ke
Thermoregulation pernafasan, nadi dan arah yang lebih
1. Terjadi penurunan tekanan darah pasien buruk dapat
pada suhu kulit agar tetap dalam diberikan
pasien yaitu saat rentang normal medikasi yang
disentuh tidak terasa 3. Monitor intake dan sesuai
panas output pasien sesuai 2. Untuk mengetahui
2. Warna kulit pasien dengan kebutuhan perubahan yang
kembali ke warna 4. Berikan cairan terjadi pada
aslinya melalui IV dengan pernafasan, nadi
3. Pasien tidak jumlah sesuai anjuran dan tekanan darah
mengalami 5. Berikan obat anti pasien dan dapat
dehidrasi selama piretik dengan dosis diberikan
hipertermi sesuai anjuran dokter medikasi yang
Vital signs 6. Berikan kompres sesuai
1. Suhu tubuh stabil hangat pada lipat paha 3. Agar terjadi
stabil dan menuju dan aksila pasien keseimbangan
rentang normal 7. Monitor komplikasi antara intake dan
0
yaitu 36,5 C - terkait demam output serta
0
37,5 C. (kejang, penurunan menghindari
2. Frekuensi kesadaran, status dehidrasi yang
pernafasan (16- ketidakabnormalan mungkin terjadi
20x/menit), tekanan elektrolit, pada pasien
darah ketidakseimbangan 4. Mempertahankan
(120/80mmHg) dan asam basa) kebutuhan cairan
nadi (60- 8. Fasilitasi konsumsi pasien sehingga
100x/menit) pasien cairan sesuai anjuran mencegah
dalam rentang dan kebutuhan pasien terjadinya
normal dehidrasi
5. Untuk
menurunkan panas
o
pasien dari 38,5 C
6. Dengan kompres
hangat pembuluh
darah melebar
sehingga pori-pori
kulit terbukan dan
membuat panas
yang terperangkap
dalam tubuh bisa
mnguap keluar
selain itu saat
kompres hangat
membuat
hipotalamus
menangkap pesan
bahwa suhu tubuh
tinggi sehingga
panas tubuh harus
diturunkan
7. Untuk mengetahui
komplikasi yang
dapat terjadi dan
menentukkan
tindakan yang
harus dilakukan
8. Konsumsi cairan
dapat mencegah
dehidrasi pada
pasien
3. Nausea Setelah diberikan NIC : NIC:
berhubungan tindakan keperawatan Nausea management Nausea Management
dengan adanya selama ... di harapkan 1. Lakukan pengkajian 1. Mengidentifikasi
iritasi mual muntah pasien mual secara lengkap secara lengkap
gastrointestinal berkurang termasuk frekuensi, frekuensi , tingkat,
ditandai dengan Dengan kriteria hasil : durasi, tingkat mual, durasi dan faktor
mual NOC : dan faktor penyebab penyebab mual
Nausea & Vomiting mual. 2. Memenuhi
Control 2. Evaluasi efek mual kebutuhan nutrisi
1. Pasien dapat terhadap nafsu pasien dan
mengetahui dan makan, aktivitas mencegah mual
menghindari sehari-hari dan tidur 3. Mengidentifikasi
penyebab mual pasien pengaruh mual
2. Meggunakan obat 3. Berikan istirahat dan terhadap kualitas
antiemetik tidur yang adekuat hidup pasien dan
Nausea & Vomiting untuk mengurangi tidur pasien.
Severity mual 4. Mengurangi mual
1. Frekuensi mual 4. Kolaborasi pemberian dengan aksi
pasien berkurang obat antiemetik: sentralnya pada
2. Intensitas mual Metoclopramide 0,5 hipotalamus
pasien berkurang mg/berat badan 5. Untuk menghindari
3. Frekuensi muntah sebanyak 3xsehari terjadinya mual
pasien berkurang 5. Anjurkan makan namun nutrisi tetap
4. Intensitas muntah sedikit tapi sering dan terpenuhi
pasien berkurang dalam keadaan hangat 6. Untuk menghindari
5. Tidak ada 6. Anjurkan pasien rutin dehidrasi
peningkatan sekresi minum air putih Vomiting
air liur sesuai anjuran Management
Nutritional Status : Vomiting Management 1. Mengidentifikasi
Food & Fluin Intake 1. Lakukan pengkajian muntah dari warna,
1. Pemasukan muntah dari warna, konsistensi, darah
makanan dan konsistensi, ada dan kekuatan
minuman secara oral tidaknya darah, waktu muntah
kedalam tubuh dan kekuatan 2. Mengidentifikasi
terpenuhi sesuai muntahnya. volume muntah
dengan indikasi 2. Mengukur volume 3. Untuk mengurangi
2. Terpenuhinya muntah pasien bau tidak sedap
pemasukan nutrisi 3. Mempertahankan dimulut, dan
lewat parenteral jika kebersihan mulut memudahkan
tidak dapat lewat pasien dengan tetap pasien untuk
oral menggosok gigi makan
selama sakit dan 4. Menghilangkan
berkumur setelah bau tidak sedap
muntah yang bisa
4. Membersikan setelah menyebabkan
pasien muntah untuk muntah berulang
menghilangkan bau 5. Untuk membantu
dari muntahan dengan pasien lebih rileks
berkumur 6. Untuk mengurangi
5. Ajari menggunakan mual muntah pada
tehnik non pasien
farmakologi seperti Nutritonal
relaksasi dan Monitoring
mendengarkan musik 1. Menjaga agar tidak
untuk pengalih terjadi turgor kulit
perhatian terhadap dan melakukan
mual muntah pasien mobilitas secara
6. Menganjurkan mandiri
menghirup wangi 2. Mengurangi mual
aromateraphy untuk muntah pasien
menangani muntah. 3. Memenuhi
Nutritional Monitoring kebutuhan asupan
1. Memantau turgor kalori dan
kulit dan mobilitas makanan pasien
pasien 4. Mencegah
2. Memantau mual dan perubahan selera
muntah setiap hari makan dan
3. Memantau asupan aktivitas pasien
kalori dan makanan 5. Memenuhi
pasien sesuai dengan kebutuhan makan
anjuran sesuai faktor
4. Mengidentifikasi penentu pola
perubahan selera makan
makan dan aktivitas 6. Menjaga uji lab
pasien pasien dalam
5. Memantau faktor keadaan normal
penentu pola makanan
seperti makanan yang
disuka, makanan dan
yang tidak disuka
namun tidak
bertentangan dengan
penyakitnya (seperti
makanan pedas,
makanan berlemak)
6. Melakukan
pemantauan uji lab
seperti hematokrit,
hemoglobin, leukosit,
trombosit dan LED
4. Nyeri akut Setelah diberikan NIC: Pain Management
berhubungan tindakan keperawatan Pain Management 1. Penanganan nyeri
dengan agen selama ... di harapkan 1. Lakukan pengkajian tidak dapat
biological nyeri yang dirasakan nyeri secara disamakan pada
ditandai dengan pasien berkurang komprehensif masing - masing
pasien Dengan kriteria hasil : termasuk lokasi, individu dan
menyatakan NOC: karakteristik, durasi, kelompok umur
nyeri pada Pain Control frekuensi, kualitas karena
punggung dan 1. Pasien dapat dan faktor presipitasi. penanganan nyeri
tulang hilang menggunakan teknik 2. Kaji tipe dan sumber yang baik
timbul non farmakologi nyeri untuk memerlukan
untuk menurunkan menentukan perhatian khusus
rasa nyeri intervensi yang tepat. terhadap
2. Menggunakan obat 3. Observasi reaksi fisiologi,
non-analgesik sesuai nonverbal dari anatomi, dan
anjuran ketidaknyamanan. karakteristik
Pain Level 4. Gunakan teknik farmakologi.
1. Pasien dapat komunikasi terapeutik 2. Penanganan nyeri
menyampaikan untuk mengetahui akan lebih tepat
nyeri yang pengalaman nyeri sasaran apabila
dirasakan. klien. sumber dari nyeri
2. Durasi nyeri yang 5. Evaluasi bersama telah
dirasakan pasien klien dan tim terindentifikasi
dapat berkurang. kesehatan lain tingkat dengan jelas.
3. Skala nyeri yang pengontrolan nyeri 3. Untuk
dirasakan pasien yang dilakukan mengetahui
berkurang 6. Bantu klien untuk tingkat
4. Pasien dapat memaksimalkan ketidaknyamanan
mengekpresikan dukungan dari yang dirasakan
rasa nyerinya. sumber-sumber yang oleh pasien
klien miliki seperti 4. Komunikasi
keluarga, teman dan terapeutik yang
orang-orang disekitar terstrukur akan
klien. memperjelas hal
7. Kontrol lingkungan yang dikaji,
yang dapat dilakukan dan
mempengaruhi nyeri dievaluasi.
seperti suhu ruangan, 5. Untuk mengetahui
pencahayaan, apakah terjadi
kebisingan, dsb. penurunan rasa
8. Kurangi faktor nyeri yang
presipitasi nyeri klien dirasakan pasien
(seperti ketakutan atau sebaliknya
yang dirasakan pasien 6. Dengan adanya
mengenai dukungan dari
penyakitnya) orang-orang
9. Pilih dan lakukan terdekat
penanganan nyeri diharapkan dapat
baik secara sedikit tidaknya
farmakologi menurunkan rasa
(analgesik) dan non nyeri yang
farmakologi. dirasakan pasien
10. Ajarkan klien tentang 7. Lingkungan yang
pengendalian nyeri tidak nyaman
dengan cara non akan
farmakologi seperti memperparah
teknik relaksasi, rasa nyeri yang
distraksi, dsb. dirasakan.
8. Agar rasa nyeri
pasien dapat
berkurang
9. Untuk
mengurangi rasa nyeri yang
dirasakan pasien
10. Agar pasien dapat
mengaplikasikan teknik non-
farmakologi
dalam menangani nyeri yang
dirasakan.

Anda mungkin juga menyukai