Anda di halaman 1dari 8

Lingkup Praktik Kebidanan

Lingkup Praktik Kebidanan meliputi Pemberian Asuhan pada :

Bayi baru lahir (BBL), bayi, balita, anak perempuan, remaja putri, wanita pranikah, wanita selama
masa hamil, persalinan dan nifas, wanita pada masa interval dan wanita menopause.

Ruang lingkup praktik kebidanan meliputi standar minimal yang telah ditentukan dalam SPK. Standar
Praktik Kebidanan (SPK) tersebut telah bersifat nasional dan dibuat oleh organisasi profesi bidan itu
sendiri (Ikatan Bidan Indonesia atau IBI).

Dalam melaksanakan praktik kebidanan secara aman dan bertanggung jawab, maka setiap bidan
harus memiliki kompetensi utama yang meliputi pengetahuan, keterampilan dan perilaku.

Ruang Lingkup Praktik Kebidanan mencakup kategori, yaitu : kompetensi inti atau utama dan
kompetensi lanjutan adalah pengembangan dari pengetahuan dan keterampilan dasar untuk
mendukung tugas bidan dalam memenuhi tuntutan masyarakat yang dinamis.

Lingkup Praktik Bidan

Kewenangan yang bisa dilakukan oleh bidan dalam menjalankan praktik kebidanan berdasarkan
Kepmenkes No 900/Menkes/SK/VII/2002.

1. Lingkup pelayanan kebidanan kepada anak meliputi (KEPMENKES RI No 900 pasal 18)
a. Pelayanan neonatal esensial
b. pemeriksaan bayi baru lahir dan perawatan bayi
c. Perawatan tali pusat
d. Resusitasi pada bayi baru lahir
e. Penanganan hipotermi pada BBL
f. Pemberian ASI
g. Pemantauan tumbuh kembang anak
h. Pengobatan penyakit ringan
i. Pemberian imunisasi
j. Pemberian penyuluhan
2. Lingkup pelayan kebidanan kepada wanita meliputi (KEPMENKES RI No 900 pasal 16)
a. Penyuluhan dan konseling
b. Pemeriksaan fisik
c. Pelayanan antenatal pada kehamilan normal
d. Pertolongan pada kehamilan abnormal yang mencakup ibu hamil dengan abortus
imminens, hipertensi gravidarum tingkat I, preeklamsi ringan dan anemia ringan.
e. Pertolongan persalinan normal
f. Pertolongan normal yang mencakup letak sungsang, infeksi, pendarahan post
partum, laserasi jalan lahir, partus, macet kepala didasar panggul, ketuban pecah
dini, distosia karena inseria uteri primer, postterm, dan preterm.
g. Pelayanan ibu nifas ringan
h. Pelayanan ibu nifas abnormal yang meliputi retensio plasenta, rejentan dan infeksi
ringan
i. Pelayanan dan pengobatan pada klien ginekologis yang meliputi keputihan,
perdarahan tidak teratur, dan penundaan haid.
3. Lingkup pelayan Keluarga Berencana
Bidan dalam memberikan pelayanan keluarga berencana berwenang untuk :
a. Memberikan pelayanan KB yakni : pemasangan IUD/AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam
Rahim), AKBK (Alat Kontrasepsi Bawah Kulit), pemberian suntikan, tablet, kondom,
diagfragma, jelly.
b. Memberikan konseling pemakaian kontasepsi dan semua informasi tentang
kontrasepsi
c. Memberikan pelayanan efek samping pemakaian kontrasepsi
d. Melakukan pencabutan AKDR letak normal
e. Melakukan pencabutan AKBK tanpa penyulit
4. Lingkup Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan masyarakat berwenang untuk :
a. Pembinaan Peran serta masyarakat dalam bidang KIA
b. Memantau tumbuh kembang anak
c. Melaksanakan pelayanan kebidanan komunitas
d. Melaksanakan deteksi dini, melaksanakan pertolongan pertama merujuk dan
memberikan penyuluhan infeksi menular seksual (IMS), penyalahgunaan narkotika
psikotropika dan zat adiktif lainnya (NAPZA)

Bidan dalam memberikan pelayanan sebagaimana dimaksud dalam pasal 16 berwenang untuk

1. Memberikan imunisasi
2. Memberikan suntikan pada penyulit kehamilan, persalinan dan nifas
3. Mengeluarkan plasenta secara normal
4. Bimbing senam hamil
5. Pengeluaran sisa jaringan konsepsi
6. Episiotomi
7. Penjahitan luka episotomi dan luka jalan lahir sampai tingkat II
8. Amniotomi pada pembukaan seviks lebih dari 4 cm
9. Pemberian infus
10. Pemberiaan suntikan intramuskuler uterotonika, antibiotika dan sedative
11. Kompresi bimanual
12. Versi ekstrasi gemelli pada kelahiran bayi ke II dan seterusnya
13. Vacum ekstrasi dengan bayi didasar panggul
14. Pengendalian anemia
15. Meningkatkan pemeliharaan dan pengeluaran ASI
16. Resusitasi pada bayi baru lahir dengan asfiksia
17. Penanganan hipotermi
18. Pemberian obat obatan terbatas melalui lembar permintaan obat
19. Pemberian minum sonde atau pipet
20. Pemberian surat keterangan kelahiran dan kematian
21. Memberikan obat atau alat kontrasepsi oral, suntikan, alat kontrasepsi dalam rahim, alat
kontrasepsi bawah kulit dan kondom
22. Memberikan penyuluhan dan konseling pemakaian KB
23. Melakukan pencabutan alat kontrasepsi dalam rahim
24. Melakukan pencabutan alat kkontrasepsi dibawah kulit tanpa penyulit
25. Memberikan konseling untuk pelayanan kebidanan, KB dan kesehatan masyarakat

Sasaran Pelayanan Kebidanan


Sasaran pelayanan kebidanan : individu, keluarga dan masyarakat yang meliputi : upaya,
pencegahan, penyembuhan dan pemulihan :

 Individu
 Keluarga 
 Masyarakat 
 Anak anak perempuan
 Remaja putri
 WUS (wanita usia subur)
  Wanita hamil
 Ibu bersalin
 Ibu nifas dan menyusui
 Bayi Baru Lahir (BBL)
 Bayi dan balita
 Keluarga, kelompok dan masyarakat
 Ibu atau wanita dengan sistem reproduksi

PELAYANAN MANDIRI

Asuhan Kebidanan yang mandiri adalah pelayanan yang di lakukan oleh seorang bidan tanpa
intervensi dari pihak lain dalam menjalankan asuhan kebidanan. Kewenangan Bidan Sesuai
Permenkes Nomor 1464 Tahun 2010 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan. Berdasarkan
Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 1464/Menkes/Per/X/2010 tentang Izin dan
Penyelenggaran Praktik Bidan, kewenangan yang dimiliki bidan meliputi Kewenangan normal

1. Kewenangan normal:
 Pelayanan kesehatan ibu
 Pelayanan kesehatan anak
 Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana
2. Kewenangan dalam menjalankan program Pemerintah
3. Kewenangan bidan yang menjalankan praktik di daerah yang tidak memiliki dokter
Kewenangan normal adalah kewenangan yang dimiliki oleh seluruh bidan. Kewenangan ini
meliputi:

Pelayanan Kesehatan Ibu

1. Ruang lingkup:
 Pelayanan konseling pada masa pra hamil
 Pelayanan antenatal pada kehamilan normal
 Pelayanan persalinan normal
 Pelayanan ibu nifas normal
 Pelayanan ibu menyusui
 Pelayanan konseling pada masa antara dua kehamilan

2. Kewenangan:
 Episiotomi
 Penjahitan luka jalan lahir tingkat I dan II
 Penanganan kegawat-daruratan, dilanjutkan dengan perujukan
 Pemberian tablet Fe pada ibu hamil
 Pemberian vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas
 Fasilitasi/bimbingan inisiasi menyusu dini (IMD) dan promosi air susu ibu (ASI)
eksklusif
 Pemberian uterotonika pada manajemen aktif kala tiga dan postpartum
 Penyuluhan dan konseling
 Bimbingan pada kelompok ibu hamil
 Pemberian surat keterangan kematian
 Pemberian surat keterangan cuti bersalin

Pelayanan Kesehatan Anak

a. Ruang lingkup:
 pelayanan bayi baru lahir
 Pelayanan bayi
 Pelayanan anak balita
 Pelayanan anak pra sekolah

b. Kewenangan:
 Melakukan asuhan bayi baru lahir normal termasuk resusitasi, pencegahan
hipotermi, inisiasi menyusu dini (IMD), injeksi vitamin K 1, perawatan bayi
baru lahir pada masa neonatal (0-28 hari), dan perawatan tali pusat
 Penanganan hipotermi pada bayi baru lahir dan segera merujuk
 Penanganan kegawatdaruratan, dilanjutkan dengan perujukan
 Pemberian imunisasi rutin sesuai program Pemerintah
 Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita dan anak pra sekolah
 Pemberian konseling dan penyuluhan
 Pemberian surat keterangan kelahiran
 Pemberian surat keterangan kematian
c. Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana, dengan
kewenangan:
 Memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan reproduksi perempuan
dan keluarga berencana
 Memberikan alat kontrasepsi oral dan kondom
 Selain kewenangan normal sebagaimana tersebut di atas, khusus bagi bidan
yang menjalankan program Pemerintah mendapat kewenangan tambahan
untuk melakukan pelayanan kesehatan yang meliputi:
1. Pemberian alat kontrasepsi suntikan, alat kontrasepsi dalam rahim, dan
memberikan pelayanan alat kontrasepsi bawah kulit
2.  Asuhan antenatal terintegrasi dengan intervensi khusus penyakit kronis
tertentu (dilakukan di bawah supervisi dokter)
3. Penanganan bayi dan anak balita sakit sesuai pedoman yang ditetapkan
4. Melakukan pembinaan peran serta masyarakat di bidang kesehatan ibu
dan anak, anak usia sekolah dan remaja, dan penyehatan lingkungan
5. Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita, anak pra sekolah dan
anak sekolah
6. Melaksanakan pelayanan kebidanan komunitas
7. Melaksanakan deteksi dini, merujuk dan memberikan penyuluhan
terhadap Infeksi Menular Seksual (IMS) termasuk pemberian kondom, dan
penyakit lainnya
8. Pencegahan penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif
lainnya (NAPZA) melalui informasi dan edukasi
9. Pelayanan kesehatan lain yang merupakan program Pemerintah

Khusus untuk pelayanan alat kontrasepsi bawah kulit, asuhan antenatal terintegrasi, penanganan
bayi dan anak balita sakit, dan pelaksanaan deteksi dini, merujuk, dan memberikan penyuluhan
terhadap Infeksi Menular Seksual (IMS) dan penyakit lainnya, serta pencegahan penyalahgunaan
Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA), hanya dapat dilakukan oleh bidan yang telah
mendapat pelatihan untuk pelayanan tersebut.

Selain itu, khusus di daerah (kecamatan atau kelurahan/desa) yang belum ada dokter, bidan juga
diberikan kewenangan sementara untuk memberikan pelayanan kesehatan di luar kewenangan
normal, dengan syarat telah ditetapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Kewenangan
bidan untuk memberikan pelayanan kesehatan di luar kewenangan normal tersebut berakhir dan
tidak berlaku lagi jika di daerah tersebut sudah terdapat tenaga dokter.

KOLABORASI

Dilakukan bidan sebagai anggota tim, kegiatannya dilakukan secara bersama-sama atau sebagai
suatu proses pelayanan kesehatan mis: merawat ibu hamil dengan komplikasi medik atau obstetrik

Tujuan pelayanan : berbagi otoritas dalam pemberian pelayanan berkualitas sesuai ruang lingkup
masing-masing

Kemampuan untuk berbagi tanggung jawab antara bidan dan dokter sangat penting agar bisa saling
menghormati, saling mempercayai dan menciptakan komunikasi efektif antara kedua profesi

a. Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap askeb sesuai fungsi kolaborasi dengan
melibatkan klien dan keluarga
 Mengkaji masalah yang berkaitan dengan komplikasi & keadaan kegawatan yang
memerlukan tindakan kolaborasi.
 Menentukan diagnosa, prognosa, dan prioritas kegawatan yang memerlukan
tindakan kolaborasi.
 Merencanakan tindakan sesuai dengan prioritas kegawatan & hasil kolaborasi /
kerjasama dengan klien.
 Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana dengan melibatkan klien
 Mengevaluasi hasil tindakan yang telah diberikan
 Menyusun rencana tindak lanjut bersama klien
 Membuat pencatan dan pelaporan
b. Memberikan askeb pada bumil dgn risiko tinggi dan pertolongan pertama pada kegawatan
yg memerlukan tindakan kolaborasi
 Mengkaji kebutuhan asuhan kepada kasus risiko tinggi & keadaan kegawatdaruratan
yg memrlukan pertolongan pertama & tindakan kolaborasi
 Menentukan diagnosa, prognosa, dan prioritas sesuai dengan faktor risiko dan
keadaan kegawadaruratan pada kasus risiko tinggi.
 Menyusun rencana asuhan dan tindakan pertolongan pertama sesuai dengan
prioritas
 Melaksanakan askeb kepada bumil risiko tinggi dan memberikan pertolongan
pertama sesuai dengan prioritas
 Mengevaluasi hasil askeb dan pertolongan pertama
 Menyusun rencana tindak lanjut bersama klien
 Membuat pencatan dan pelaporan

c. Memberikan askeb kepada ibu dalam masa persalinan dengan risiko tinggi dan keadaan
kegawatan yang memerlukan pertolongan pertama dengan tindakan kolaborasi
denga melibatkan klien dan keluarga
 Mengkaji kebutuhan askeb pada ibu masa persalinan dgn risiko tinggi dan keadaan
kegawatdaruratan yg memerlukan pertolongan pertama dgn tindakan kolaborasi
 Menentukan diagnosa, prognosa dan prioritas sesuai dgn faktor risiko dan keadaan
kegawatan
 Menyusun rencana askeb pada ibu dlm masa persalinan dgn risiko tinggi dan
pertolongan pertama sesuai dengan prioritas
 Melaksanakan askeb pada ibu dalam masa persalinan dgn risiko tinggi dan
memberikan pertolongan pertama sesuai dengan prioritas
 Mengevaluasi hasil askeb dan pertolongan pertama
 Menyusun rencana tindak lanjut bersama klien/ keluarga
 Membuat catatan dan laporan
d. Memberikan askeb pada ibu masa nifas dengan risiko tinggi dan pertolongan pertama dalam
keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi dengan klien dan keluarga
 Mengkaji kebutuhan asuhan pada ibu masa nifas  dgn risiko tinggi dan keadaan
kegawatdaruratan yg memerlukan pertolongan pertama dgn tindakan kolaborasi
 Menentukan diagnosa, prognosa dan prioritas sesuai dgn faktor risiko dan keadaan
kegawatan
 Menyusun rencana askeb pada ibu masa nifas dgn risiko tinggi dan pertolongan
pertama sesuai dengan prioritas bersama klien/keluarga
 Melaksanakan askeb dengan ibu risiko tinggi dan memberikan pertolongan pertama
sesuai dengan prioritas
 Mengevaluasi hasil askeb dan pertolongan pertama
 Menyusun rencana tindak lanjut bersama klien/ keluarga
 Membuat catatan dan laporan
 Memberikan askeb  pada BBL dengan risiko tinggi dan yang mengalami komplikasi
serta kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi dengan klien dan
keluarga
 Mengkaji kebutuhan asuhan pada BBL dgn risiko tinggi dan keadaan
kegawatdaruratan yg memerlukan pertolongan pertama dgn tindakan kolaborasi.
 Menentukan diagnosa, prognosa dan prioritas sesuai dgn faktor risiko dan keadaan
kegawatan
 Menyusun rencana askeb pada BBL dgn risiko tinggi dan pertolongan pertama sesuai
dengan prioritas bersama klien/keluarga
 Melaksanakan askeb dgn BBL risiko tinggi dan memberikan pertolongan pertama
sesuai dengan prioritas
 Mengevaluasi hasil askeb dan pertolongan pertama
 Menyusun rencana tindak lanjut bersama klien/ keluarga
 Membuat catatan dan laporan

RUJUKAN

Definisi sistem rujukan  upaya kesehatan adalah suatu sistem jaringan pelayanan kesehatan yang
memungkinkan terjadinya penyerahan tanggung jawab secara timbal balik atas timbulnya masalah
dari suatu kasus atau masalah dari suatu kasus atau masalah kesehatan masyarakat, baik secara
vertical maupun horizontal (Depkes RI, 2007)

Fungsi bidan salah satunya adalah melakukan skirining terhadap adanya komplikasi kehamilan agar
dirujuk untuk mendapatkanperawatan khusus dari idokter spesialis. Sistem rujukan upaya kesehatan
adalah suatu sistem jaringan fasilitas pelayanan kesehatan yang memungkinkam terjadinya
penyerahan tanggung jawab secara timbal balik atas masalah yang timbul, baik secara vertikal
maupun horizontal kepada fasilitas pelayanan yang lebih kompeten, terjangkau dan rasional serta
tidak dibatasi oleh wilayah administrasi.

Tujuan sitem rujukan adalah untuk meningkatkan mutu, cakupan dan efisiensi pelaksanaan
pelayanan kesehatan secara terpadu.

Terdapat dua jenis istilah rujukan yaitu :

1. Rujukan Medik : Pelimpahan tanggung jawab secara timbal balik atas   satu kasus
yang timbul baik secara vertikal maupun horizontal kepada yang lebih berwenang
dan mampu menanganinya secara rasional
2. Rujukan Kesehatan : Hubungan dalam pengiriman, pemeriksaan bahan
atau spesimen ke fasilitas yang lebih mampu dan lengkap.

Tata laksana rujukan dapat berlangsung antara lain :

 Internal antar petugas di satu rumah sakit.


 Antara Puskesmas Pembantu dan Puskesmas.
 Antara masyarakat dan Puskesmas
 Antara satu Puskesmas dan Puskesmas lainnya.
 Antara Puskesmas dan Rumah Sakit, laboratorium atau fasilitas pelayanan kesehatan
lainnya.
 Internal antara bagian / unit pelayanan di dalam satu Rumah Sakit.
 Antar Rumah Sakit, laboratorium atau fasilitas pelayanan lain dan Rumah Sakit.

Setelah upaya penanggulangan diberikan ditempat rujukan dan kondisi ibu  ( klien ) telah
memungkinkan, maka harus segera mengembalikan klien ke tempat fasilitas pelayanan asalnya
dengan terlebih dahulu memberikan :

 Konseling tentrang kondisi klien sebelum dan sesudah diberi upaya penanggulangan.
 Nasehat yang perlu diperhatikan.
 Memberikan askeb melalui konsultasi & rujukan pada klien dgn risiko tinggi &
kegawatdaruratan.

Asuhan ini diberikan kepada :

 Klien (Ibu) dengan risiko tinggi selama masa kehamilan, persalinan & nifas
 Bayi baru Lahir, bayi & balita
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat Asri.2009. Catatan Kuliah: KONSEP KEBIDANAN. Yogyakarta:Mitra Cendekia Press


Yogyakarta.

Rukiyah, ai yeyeh. 2011. Konsep Kebidanan. Jakarta timur : CV. Trans Info Media.

Asrinah,dkk. 2010. Konsep Kebidanan. Yogyakarta. Graha Ilmu.

Soepardan, suryani. 2008. Konsep kebidanan. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai