FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
LAPORAN PRAKTIKUM
ALDEHID DAN KETON
OLEH :
NAMA : OLIVIA CANTIKA AGUSTAM
NIM : 15020200199
KELAS : C9
KELOMPOK : 2 ( DUA )
ASISTEN : APT. SUKMAWATI, S.FARM., M.KES.
BAB 1
PENDAHULUAN
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Aldehid dan keton mengandung gugus karbonil C = O. Jika dua gugus ini
menempel pada gugus karbonil adalah gugus karbon, maka senyawa itu
dinamakan keton. Jika salah satu dari kedua gugus tersebut adalah
hidrogen, maka senyawa tersebut adalah golongan aldehid. Oksida
parsial dari alkohol menghasilkan aldehid. Oksidasi alkohol sekunder
menghaslkan keton. Oksidasi bertahap dari etanol menjadi asetaldehida
kemudian menjadi asam asetat yang diilustrasi dengan model molekul.
(Petrucci, 1987)
Walaupun reaksi adisi umum untuk aldehida, hanya sejumlah terbatas
dari keton yang dapat membentuk hasil bisulfit dalam jumlah yang berarti.
Aldehida yang lebih tinggi berlaku hampir sama, tergantung dari ukuran
gugusan yang melekat, karena semua zat-zat ini mempunyai lebih
kesamaan gugus formil, -CHO. Aseton bereaksi lebih lambat dan kurang
luas, tetapi perubahannya tetap melampaui dari keadaan yang dapat
diamati dari pencaran yang lebih tinggi. Dalam deret keton, yang
mempunyai satu gugusan metil, reaksi berkurang.
(Louis, 1964)
Lignin dapat dihidrolisa menggunakan nitrobensen atau kombinasi etanol
dan asam hidroklorat yang menghasilkan senyawa vanilin , vaniloil metil
keton atau hidroksibenzoil metil keton. Pada hasil penelitian ini hidrolisa
secara kimiawi menghasilkan kenaikan monosakarida sampai 88%
kandungan gula, tetapi proses ini merupakan kontrol positif dan
diharapkan tidak diterapkan secara luas karena menggunakan zat toksik
asam sulfat pekat dan encer
(Susilaningsih, 2008)
C. Uji Benedict
1. Alat
Tabung reaksi, rak tabung, pipet tetes, lampu spiritus.
2. Bahan
Aseton, formalin, pereaksi Benedict
3. Prosedur kerja :
Siapkan 2 buah tabung reaksi. Masing-masing diisi dengan 2 mL
pereaksi Benedict. Tabung pertama, tambahkan 2 mL formalin.
Tabung kedua tambahkan 2 mL aseton. Kedua tabung reaksi
dipanaskan. Amati perubahan yang terjadi. Hasil positif jika
terbentuk endapan merah bata.
D. Uji Tollen’s
1. Alat
Tabung reaksi, rak tabung, pipet tetes, lampu spiritus.
2. Bahan
Aseton, formalin, NH4OH, AgNO3
3. Prosedur kerja :
Siapkan 2 buah tabung reaksi. Masing-masing isi dengan 1 mL
pereaksi AgNO3, tambahkan beberapa tetes NH4OH hingga
terbentuk endapan, tambahkan lagi NH4OH berlebih hingga
endapan larut.Tabung reaksi pertama tambahkan 2 tetes formalin,
kocok dan amati endapan yang terbentuk. Tabung reaksi kedua
tambahkan 2 tetes aseton, kocok dan amati endapan yang
terbentuk. Panaskan kedua tabung reaksi dalam air mendidih, amati
perubahan yang terjadi. Hasil positif jika terbentuk endapan cermin
perak.
E. Uji Schiff
1. Alat
Tabung reaksi, rak tabung, pipet tetes, lampu spiritus.
2. Bahan
Aseton, formalin, pereaksi Schiff
3. Prosedur kerja :
Siapkan 2 buah tabung reaksi. Masing-masing diisi dengan 3 tetes
pereaksi Schiff. Tabung reaksi pertama tambahkan dengan 3 tetes
formalin.Tabung reaksi kedua tambahkan dengan 3 tetes aseton.
Amati perubahan yang terjadi. Hasil positif jika terbentuk warna
merah hingga merah ungu.
F. Uji asam kromat
1. Alat
Tabung reaksi, rak tabung, pipet tetes, lampu spiritus.
2. Bahan
Aseton, formalin, pereaksi asam kromat
3. Prosedur kerja :
Siapkan 2 buah tabung reaksi. Masing-masing diisi dengan 1 mL
pereaksi asam kromat. Tabung reaksi pertama isi dengan 1 tetes
formalin. Tabung reaksi kedua isi dengan 1 tetes aseton. Amati
perubahan yang terjadi. Hasil positif jika terbentuk warna hijau.
BAB 3
METODE KERJA
3.1 Alat Praktikum
Tabung Reaksi
Rak Tabung
Pipet Tetes
Lampu Spiritus
Penangas Digital
3.2 Bahan Praktikum
Aseton
Formalin
Fehling A
Fehling B
Etanol 96 %
2,4-dinitrofenilhidrazin
Pereaksi Benedict
NH4OH
AgNO3
Pereaksi Schiff
Pereaksi Asam Kromat
3.3 Cara Kerja
1. Uji 2,4-dinitrofenilhidrazin (Uji brady) adapun cara kerjanya yaitu
Siapkan 2 tabung reaksi. Tabung reaksi pertama isi dengan 2 mL
formalin. Tabung reaksi kedua iisi dengan 2 mL aseton. Masing-
masing tabung reaksi tambahkan 2 mL etanol 96 % dan 2 mL larutan
2,4- dinitrofenilhidrazin lalu homogenkan. Jika tidak terbentuk
6. Uji Schiff adapun cara kerjanya yaitu Siapkan 2 buah tabung reaksi.
Masing-masing diisi dengan 3 tetes pereaksi Schiff. Tabung reaksi
pertama tambahkan dengan 3 tetes formalin.Tabung reaksi kedua
tambahkan dengan 3 tetes aseton. Amati perubahan yang terjadi.
Hasil positif jika terbentuk warna merah hingga merah ungu.
7. Uji asam kromat yaitu Siapkan 2 buah tabung reaksi. Masing-masing
diisi dengan 1 mL pereaksi asam kromat. Tabung reaksi pertama isi
dengan 1 tetes formalin. Tabung reaksi kedua isi dengan 1 tetes
aseton. Amati perubahan yang terjadi. Hasil positif jika terbentuk
warna hijau.
BAB 4
4.1 Hasil
4.2 Pembahasaan
Pada uji fehling dapat disimpulkan bahwa kedua tabung A dan B yang
berisikan sampel formaldehid dan aseton ketika di beri pereaksi fehling A
dan B pada masing-masing tabung dan dihomogenkan akan membentuk
larutan berwarna biru tua. Kemudian di panaskan menggunakan
penangas air selama 5-10 menit hasilnya yaitu pada tabung A
membentuk endapan merah bata ( hasil positif membentuk endapan
merah bata ). Sedangkan, tabung B tidak terjadi perubahan warna.
Pada uji benedict dapat kita simpulkan bahwa ketika kedua tabung A dan
B yang berisikan sampel formaldehid dan aseton ketika di tambahkan
pereaksi benedict dan di homogenkan akan membentuk larutan berwarna
biru. Kemudian, ketika di panaskan menggunakan penangas air tabung A
akan berubah warna menjadi warna merah bata dan akan membentuk
endapan merah bata. Sedangkan, pada tabung B tidak terjadi perubahan
warna dan tidak terbentuk endapan.
Pada uji tollens dapat kita simpulkan bahwa tabung A dan B diberi
pereaksi AgNO3 dan NH4OH sampai membentuk endapan lalu di beri
lagi NH4OH sampai endapan tersebut larut kembali dan masukkan
sampel formaldehid pada tabung A dan Aseton pada Tabung B lalu
dihomogenkan dan di panaskan maka hasilnya pada tabung A
membentuk endapan cermin perak ( hasil positif akan membentuk
endapan cermin perak ). Sedangkan Tabung B tidak terjadi perubahan.
Pada uji schiff dapat kita simpulkan bahwa ketika tabung A dan Tabung B
di beri pereaksi schiff sebanyak 3 tetes dan di beri sampel formaldehid
pada tabung A dan aseton pada tabung B dan di homogenkan maka hasil
tersebut yaitu pada tabung A membentuk warna merah keunguan ( hasil
positif uji schiff jika terbentuk warna merah hingga merah keunguan).
Sedangkan, pada tabung B tidak terjadi perubahan warna.
Pada uji asam kromat dapat disimpulkan bahwa ketika di kedua tabung A
dan B deberi pereaksi H2CrO4 sebanyak 1 ml dan di tambahkan sampel
formaldehid pada tabung A dan Aseton pada tabung B dan di
homogenkan maka hasil tersebut yaitu tabung A terbentuk larutan
berwarna hijau sedangkan pada tabung B tidak terjadi perubahan warna.
BAB 5
5.1 Kesimpulan
Pada praktikum aldehid dan keton dapat kita simpulkan bahwa pada uji
brady aseton dan formalin diberi pereaksi 2,4-dinitrofenihidrazin maka
akan membentuk endapan jingga setelah di panaskan tetapi formaldehid
lebih cepat bereaksi di bandingkan aseton, pada uji fehling formaldehid
akan membentuk endapan merah bata, pada uji benedict formaldehid
akan membentuk larutan warna merah bata dan endapan merah bata
sedangkan aseton tidak bereaksi, formaldehid bereaksi pada uji tollens
dan menghasilkan endapan cermin perak sedangkan aseton tidak
bereaksi, Formaldehid bereaksi dengan pereaksi schiff dan membentuk
larutan berwarna merah keungunan sedangkan aseton tidak breaksi,
Formaldehid bereaksi dengan H2CrO4 dan membentuk larutan berwarna
merah keunguan sedangkan aseton tidak bereaksi.
5.2 Saran
Diperlukan ketelitian dan sangat disarankan untuk berhati-hati dalam
praktikum dan dalam mengamati perubahan sampel.
DAFTAR PUSTAKA
Katja, 2004, Kimia Organik, Jilid 2, Erlangga, Jakarta.
Louis, 1964, Kimia Organik I, Penerbit ITB, Bandung.
Anonim, 2020. Penuntuk Kimia Organik. Universitas Muslim Indonesia:
Makassar
Susilaningsih, 2008, Kimia Organik, Bina Rupa Aksara, Jakarta.
Petrucci,R. H, 1999, Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern, Erlangga,
Jakarta.
Ditjen POM, 1979. Farmakope Indonesia Edisi III .Departemen Kesehatan
Republik Indonesia: Jakarta
Ditjen POM, 1979. Farmakope Indonesia Edisi IV .Departemen Kesehatan
Republik Indonesia: Jakarta
Ditjen POM., 2014, Farmakope Indonesia Edisi V, Jakarta, Depertemen
Kesehatan RI
LAMPIRAN
warna
HASIL
1. Uji 2,4-dinitrofenilhidrazin
2. Uji Fehling
3. Uji benedic
4. Uji tollens
5. Uji Schiff