Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
LAPORAN PRAKTIKUM
KARBOHIDRAT
OLEH :
NAMA : OLIVIA CANTIKA AGUSTAM
NIM : 15020200199
KELAS : C9
KELOMPOK : 2 ( DUA )
ASISTEN : AJRY SAGITA
BAB 1
PENDAHULUAN
Di alam, karbohidrat dibentuk dari reaksi CO2 dan H2O dengan bantuan
sinar matahari melalui proses fotosintesis dalam sel tanaman yang
berklorofil. Sebagian besar bahan-bahan nabati yang merupakan sumber
karbohidrat diperoleh dari serelia, umbi-umbian, dan batang tanaman
misalnya sagu. Sumber karbohidrat yang merupakan bahan makanan
pokok di berbagai daerah di Indonesia adalah biji-bijian, khususnya beras
dan jagung.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Struktur Karbohidrat
1. Struktur Fischer
Struktur Fischer merupakan rumus proyeksi yang dikemukakan oleh
seorang kimiawan Jerman bernama Emil Fischer pada tahun 1891.
Pada senyawa yang termasuk karbohidrat terdapat gugus fungsi,
yaitu gugus – OH, gugus aldehida atau gugus keton. Struktur
karbohidrat selain mempunyai hubungan dengan sifat kimia yang
ditentukan oleh gugus fungsi, ada pula hubungannya dengan sifat
fisika, dalam hal ini aktivitas optik. Senyawa yang dapat
menyebabkan terjadinya pemutaran cahaya terpolarisasi dikatakan
mempunyai aktivitas optik. Isomer optis pada monosakarida
disebabkan oleh adanya atom C asimetris dalam molekulnya. Isomer
optis monosakarida terjadi pada sakarida dengan rumus molekul
sama, tetapi arah putarnya bidang cahaya terpolarisasinya berbeda.
Ada yang memutar ke kiri dan ada yang memutar ke kanan. Molekul
monosakarida yang memutar ke kiri diberi nama awalan L (levo = kiri)
dan yang memutar ke kanan diberi nama awalan D (dekstro = kanan).
Contoh : Gliseraldehid
2. Struktur Haworth
Struktur melingkar atau hemiasetal ini dikemukakan oleh Tollens.
Struktur ini digambarkan secara perspektif oleh Haworth. Penulisan
kedua struktur tersebut mempunyai hubungan yaitu gugus OH
mengarah ke kanan pada proyeksi Fischer menjadi ke bawah pada
struktur Haworth, sedangkan gugus OH yang mengarah ke kiri pada
proyeksi Fischer menjadi ke atas pada struktur Haworth. Penamaan
struktur melingkar dari monosakarida yang gugus OH-nya mengarah
ke bawah diberi awalan alfa (α), sedangkan yang mengarah ke atas
diberi awalan beta (β).
Penggolongan Karbohidrat
A. Monosakarida
Struktur Monosakarida
Struktur D-galaktosa
A. Disakarida
Sukrosa atau sakarosa disebut juga gula tebu. Gula ini lebih dikenal
dengan sebutan gula pasir yang dikonsumsi sehari-hari. Sukrosa
terdapat dalam gula aren, gula kelapa, dan madu. Disakarida ini
terdiri atas fruktosa dan glukosa. Hidrolisis sukrosa dengan bantuan
asam atau enzim invertase akan menghasilkan glukosa dan fruktosa.
2. Laktosa (C12H22O11)
Laktosa disebut juga gula susu karena terdapat dalam air susu. Air
susu Ibu (ASI) mengandung 5-8% laktosa, sedangkan susu sapi
mengandung 4-6% laktosa. Laktosa merupakan serbuk tak berwarna
dan sedikit larut dalam air. Hidrolisis laktosa dengan katalis enzim
laktase akan menghasilkan glukosa dan galaktosa.
C. Polisakarida
Molekul polisakarida tersusun oleh lebih dari dua puluh atau lebih molekul
monosakarida. Rumus umum molekul polisakarida adalah (C6H10O5)n.
Polisakarida mempunyai massa yang sangat besar dan tidak larut dalam
air. Senyawa-senyawa penting polisakarida: amilum (pati), glikogen, dan
selulosa.
1. Amilum/pati
Amilum merupakan polimer glukosa dalam bentuk ikatan alfa, yang
terdiri atas kurang lebih 500 unit. Amilum terdapat sebagai
persediaan makanan tumbuh-tumbuhan. Seperti kentang, jagung,
singkong, dan lain sebagainya. Terbentuknya amilum dalam tumbuh-
tumbuhan merupakan hasil reaksi fotosintesis. Glukosa dengan
enzim zimase merupakan peragian terbentuk alkohol (C2H5OH) dan
CO2.
Struktur Amilase
2. Glikogen
Glikogen terdiri atas satuan-satuan D-glukosa, kurang lebih 1.000 unit,
merupakan makanan cadangan yang terdapat dalam hati, jaringan
hewan menyusui, dan manusia.
Struktur Glikogen
3. Selulosa
sulfat pekat.
Dehidrasi heksosa menghasilkan senyawa hidroksi metil
5. Uji Iodin
merah coklat
6. Uji Fehling
7. Uji Osazon
1. Uji Molisch
a. Alat : tabung reaksi, pipet tetes, pipet volume, gegep kayu, rak
tabung.
b. Bahan : amilum, sukrosa, glukosa masing-masing dalam larutan
1%, pereaksi molisch, dan larutan Asam sulfat pekat (H2SO4).
c. Prosedur kerja :
Siapkan 3 tabung reaksi. Tabung 1 diisi larutan glukosa, tabung 2
diisi larutan sukrosa, tabung 3 diisi larutan amilum. Dimasukkan 15
tetes larutan uji ke dalam tabung reaksi. Ditambahkan 3 tetes
pereaksi molisch. Dicampurkan dengan baik. Dimiringkan tabung
reaksi lalu dialirkan dengan hati-hati 1 ml H2SO4 pekat melalui
dinding tabung agar tidak bercampur (jangan dikocok). Diamati
pembentukan cincin berwarna ungu.
2. Uji Iodium
a. Alat : plat tetes, pipet tetes, dan rak tabung.
b. Bahan : amilum, sukrosa, glukosa masing-masing dalam larutan
1%, dan larutan iodium.
c. Prosedur kerja :
Siapkan 3 tabung reaksi. Dimasukkan 3 tetes larutan uji ke dalam
tabung reaksi. Ditambahkan 2 tetes larutan iodium. Diamati warna
biru, ungu hingga coklat yang terbentuk.
3. Uji Fehling
a. Alat : tabung reaksi, rak tabung, gegep kayu,, pipet tetes, lampu
spiritus
b. Bahan : amilum, sukrosa, glukosa masing-masing dalam larutan
1%, dan pereaksi Fehling A dan Fehling B.
c. Prosedur kerja :
Siapkan 3 tabung reaksi. Tabung 1 diisi larutan glukosa, tabung 2
diisi larutan sukrosa, tabung 3 diisi larutan amilum. Dimasukkan 5
tetes larutan uji ke dalam tabung reaksi dan 10 tetes pereaksi
Fehling A dan fehling B, homogenkan. Dipanaskan perlahan-lahan,
dinginkan. Diperhatikan warna dan endapan merah bata yang
terbentuk.
4. Uji Benedict
a. Alat : tabung reaksi, rak tabung, gegep kayu, pipet tetes, lampu
spiritus.
b. Bahan : amilum, sukrosa, glukosa masing-masing dalam larutan
1%, dan pereaksi Benedict.
c. Prosedur kerja :
Siapkan 3 tabung reaksi. Tabung 1 diisi larutan glukosa, tabung 2
diisi larutan sukrosa, tabung 3 diisi larutan amilum. Dimasukkan 5
tetes larutan uji ke dalam tabung reaksi dan 15 tetes pereaksi
Benedict, homogenkan. Panaskan pada lampu spiritus, dinginkan.
Diperhatikan warna dan endapan merah bata yang terbentuk.
5. Uji Barfoed
a. Alat : tabung reaksi, rak tabung, gegep kayu, pipet tetes, lampu
spiritus.
b. Bahan : sukrosa dan glukosa masing-masing dalam larutan 1%,
dan pereaksi Barfoed.
c. Prosedur kerja :
Siapkan 2 tabung. Tabung 1 diisi larutan glukosa, tabung 2 diisi
larutan sukrosa. Dimasukkan 10 tetes larutan uji ke dalam tabung
reaksi dan 10 tetes pereaksi Barfoed, homogenkan. Panaskan
pada tangas air. Diamati warna dan endapan merah bata.
6. Uji Seliwanoff
a. Alat : tabung reaksi, gegep kayu, pipet tetes,rak tabung, lampu
spiritus.
b. Bahan : sukrosa dan glukosa masing-masing dalam larutan 1%,
dan pereaksi Seliwanoff.
c. Prosedur kerja :
Siapkan 2 tabung reaksi. Tabung 1 diisi larutan glukosa, tabung 2
diisi larutan sukrosa. Dimasukkan 5 tetes larutan uji dan 15 tetes
pereaksi Seliwanoff ke dalam tabung reaksi. Panaskan pada lampu
spiritus. Diamati warna larutan, hasil positif ditandai dengan
terbentuknya larutan berwarna merah orange.
7. Uji Osazon
a. Alat : tabung reaksi, pipet tetes, alat pemanas, dan mikroskop.
b. Bahan : sukrosa, glukosa, fenilhidrasin-hidroklorida dan natrium
asetat.
c. Prosedur kerja :
Siapkan 2 tabung reaksi. Tabung 1 diisi larutan glukosa, tabung 2
diisi larutan sukrosa. Dimasukkan 2 ml larutan uji ke dalam tabung
reaksi. Ditambahkan seujung sepatel fenilhidrazin-hidroklorida dan
kristal natrium asetat. Dipanaskan dalam penangas air mendidih
selama beberapa menit. Didinginkan perlahan-lahan di bawah air
keran. Diamati kristal yang terbentuk dan diidentifikasikan di
bawah mikroskop.
BAB 3
METODE KERJA
3.1 Alat Praktikum
Tabung reaksi
Pipet tetes
Pipet volume
Gegep kayu
Rak tabung
Lampu Spiritus
Alat pemanas
Mikroskop
3.2 Bahan Praktikum
Sukrosa
Glukosa
Amilum
Fenilhidrasin-hidroklorida
Natrium asetat
Pereaksi seliwanoff
Pereaksi Fehling A
Pereaksi Fehling B
Pereaksi Benedict
Pereaksi Barfoed
Larutan Iodium
Pereaksi Moslich
Larutan Asam Sulfat Pekat
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAAN
4.1 Hasil
1 Monosakarida Glukosa
2 Disakarida Sukrosa
3 Polisakarida Amilum
B. Pereaksi
spesifik Perubahan yang Golongan
dalam Terjadi Karbohidrat
karbohidrat
1 Uji Molisch Terbentuk cincin Monosakarida,
berwarna ungu disakarida, dan
polisakarida
Tabung A dan B
tidaK terjadi
perubahan
2 Uji Iodin sedangkan tabung C
kompleks berwarna Polisakarida
biru tua/ungu.
Tabung A terjadi
endapan merah bata
3 Uji Fehling sedangkan tabung B
dan C tidak terjadi Monosakarida
endapan
Tabung A terbentuk
endapan merah bata
sedangkan tabung B Monosakarida
4 Uji Benedict
dan C tidak terjadi
endapan dan tetap
berwarna biru
Tabung A terjadi
endapan dan tabung
5 Uji Barfoed Monosakarida
B tidak terjadi
endapan
Tabung A tidak terjadi
perubahan warna
tetap bening
6 Uji Seliwanoff Disakarida
sedangkan tabung B
terbentuk larutan
berwarna merah ceri
Tabung A terlihat
kristal berbentuk
jarum sedangkan Monosakarida
7 Uji Osazon dan disakarida
tabung B terlihat
kristal berbentuk
seperti kristal jarum
1. Uji Molisch
Karbohidrat
No Sampel uji Hasil Uji Molisch (+/-)
Terbentuk cincin
1 Glukosa berwarna ungu +
Terbentuk cincin
2 Sukrosa berwarna ungu +
Terbentuk cincin
3 Amilum berwarna ungu +
2. Uji Iodium
Polisakarida
No Sampel Hasil Uji (+/-)
uji Iodium
1 Glukosa Bening -
2 Sukrosa Bening -
Biru tua/
3 Amilum Ungu tua +
3. Uji Fehling
Gula
No Sampel Hasil Uji Fehling Reduksi
uji (+/-)
Endapan merah
1 Glukosa bata +
4. Uji Benedict
1 Glukosa Endapan +
Merah Bata
2 Sukrosa Biru -
3 Amilum Biru -
5. Uji Barfoed
No Sampel Monosa
uji Hasil Uji Barfoed karida
(+/-)
Endapan warna merah
1 Glukosa bata +
2 Sukrosa Biru -
6. Uji Seliwanoff
1 Glukosa Bening -
2 Sukrosa Larutan +
merah ceri
7. Uji Osazon
1 Glukosa Kristal
jarum
Kesimpulan :
4.2 Pembahasaan
Dari hasil uji molisch dengan sampel yang digunakan yaitu glukosa,
sukrosa dan amilum ketika di tambahkan pereaksi molisch lalu di
homogenkan dan di tambahkan asam sulfat pekat dengan cara dialirkan di
dinding tabung reaksi maka ketiga sampel tersebut akan bereaksi dengan
perekasi molisch dan asam sulfat pekat membentuk kompleks cincin
berwarna ungu. Serta glukosa, sukrosa, dan amilum menunjukkan semua
arbinosanya positif yang ditandai dengan adanya karbohidrat dalam
larutan tersebut. Terbentuknya kompleks cincin berwarna ungu karena
pengaruh hasil dehidrasi monosakarida dengan a-naftol dari pereaksi
moslich.
Dari hasil uji iodium dengan sampel glukosa, sukrosa dan amilum ketika
larutan iodium di tambahkan kedalam sampel glukosa hasilnya iodium
tidak bereaksi dengan sampel glukosa begitupun dengan sukrosa (
berwarna bening ) dan hasilnya menunjukkan hasil negatif dari kandungan
polisakarida. Sedangkan, ketika sampel amilum di tambahkan larutan
iodium dan bereaksi maka akan menghasilkan warna biru tua / ungu tua
menunjukkan hasil positif dari kandungan polisakarida. Oleh karena itu
Terbentuknya warna biru tua dan ungu tua ini disebabkan molekul amilosa
dan amilopektin yang membentuk suatu molekul dengan molekul dari
larutan iodium.
Dari hasil uji fehling dengan sampel glukosa, sukrosa dan amilum. Ketika
glukosa diberi pereaksi fehling A dan Pereaksi fehling B dan bereaksi
maka akan menghasilkan warna biru tua namun setelah dipanaskan maka
akan membentuk endapan merah disebabkan karena fehling bereduksi
dengan gula reduksinya. Sedangkan untuk sukrosa dan amilum tidak
bereaksi dengan pereaksi fehling A dan pereaksi Fehling B.
Dari hasil uji benedict dengan sampel glukosa, sukrosa dan amilum.
Ketika glukosa di beri pereaksi benedict dan di panaskan di lampu
spiritus maka akan bereaksi dengan pereaksi benedict dan menghasilkan
endapan berwarna merah bata di mana hasil tersebut menunjukka hasil
postif hal ini disebabkan karena terjadi reduksi antara benedict dan gula.
Dimana . Terbentuknya endapan merah bata ini sebagai hasil reduksi ion
Cu2+ menjadi ion Cu+ oleh suatu gugus aldehid atau keton bebas yang
terkandung dalam gula reduksi yang berlangsung dalam suasana alkalis
(basa). Sedangkan untuk sukrosa dan amilum ketika di tambahkan
pereksi benedit lalu di panaskan akan membentuk larutan yang berwarna
biru dan menunjukkan hasil yang negatif atau tidak mengandung gula
pereduksi.
Pada uji barfoed dengan sampel glukosa dan sukrosa. Ketika glukosa di
tambahkan pereaksi barfoed dan dipanaskan maka sampel glukosa akan
membentuk endapan merah bata sebagai hasil positif dikarenakan
mengandung monosakarida. Sedangkan pada sukrosa tidak bereaksi
dengan pereaksi barfoed dan menunjukkan hasil negatif sehingga tidak
membentuk endapan merah bata yang ditandai dengan tidak adanya
kandungan monosakarida pada sampel sukrosa.
Pada uji seliwanoff dengan sampel glukosa dan sukrosa. Ketika glukosa
di tambahkan pereaksi seliwanoff tidak terjadi reaksi atau tidak berubah
warna ( bening ). Sedangkan pada sukrosa ketika di tambahkan pereaksi
seliwanoff dan di panaskan agak lama maka akan berubah warna
menjadi warna merah ceri dan menunjukkan hasil positif yang
mengidentifikasikan adanya kandungan ketosa dalam karbohidrat jenis
monosakarida itu.
Pada uji osazon dengan sampel glukosa dan sukrosa. Ketika sampel
glukosa dan sukrosa ditambahkan larutan uji dan di panaskan pada
penangas air lalu didinginkan di atas air keran maka akan membentuk
kristal jika di amati di bawah mikroskop. Pada glukosa akan membentuk
kristal jarum sedangakan pada sukrosa membentuk kristal jarum halus.
Hal ini dapat terjadi dikarenakan semua karbohidrat yang mempunyai
gugus aldehida atau keton bebas akan membentuk oaszon bila
dipanaskan bersama fenilhidrazin berlebih.
BAB 5
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
DATA PRAKTIKUM
1 Monosakarida Glukosa
2 Disakarida Sukrosa
3 Polisakarida Amilum
B. Pereaksi
spesifik Perubahan yang Golongan
dalam Terjadi Karbohidrat
karbohidrat
Tabung A terbentuk
endapan merah bata
sedangkan tabung B Monosakarida
4 Uji Benedict
dan C tidak terjadi
endapan dan tetap
berwarna biru
Tabung A terjadi
endapan dan tabung
5 Uji Barfoed Monosakarida
B tidak terjadi
endapan
Tabung A tidak terjadi
perubahan warna
tetap bening
6 Uji Seliwanoff Disakarida
sedangkan tabung B
terbentuk larutan
berwarna merah ceri
Tabung A terlihat
kristal berbentuk
jarum sedangkan Monosakarida
7 Uji Osazon dan disakarida
tabung B terlihat
kristal berbentuk
seperti kristal jarum
1. Uji Molisch
Karbohidrat
No Sampel uji Hasil Uji Molisch (+/-)
Terbentuk cincin
1 Glukosa berwarna ungu +
Terbentuk cincin
2 Sukrosa berwarna ungu +
Terbentuk cincin
3 Amilum berwarna ungu +
2. Uji Iodium
Polisakarida
No Sampel Hasil Uji (+/-)
uji Iodium
1 Glukosa Bening -
2 Sukrosa Bening -
Biru tua/
3 Amilum Ungu tua +
3. Uji Fehling
Gula
No Sampel Hasil Uji Fehling Reduksi
uji (+/-)
Endapan merah
1 Glukosa bata +
4. Uji Benedict
1 Glukosa Endapan +
Merah Bata
2 Sukrosa Biru -
3 Amilum Biru -
5. Uji Barfoed
No Sampel Monosa
uji Hasil Uji Barfoed karida
(+/-)
Endapan warna merah
1 Glukosa bata +
2 Sukrosa Biru -
6. Uji Seliwanoff
1 Glukosa Bening -
2 Sukrosa Larutan +
merah ceri
7. Uji Osazon
1 Glukosa Kristal
jarum
Kesimpulan :
HASIL
1. Uji Molisch
2. Uji iodium
3. Uji fehling
4. Uji benedict
5. Uji barfoed
6. Uji seliwanoff
7. Uji osazon