Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Fropil Vol 4 Nomor 2 Juli-Desember 2016

STUDI KARAKTERISTIK SEDIMEN DAN LAJU SEDIMENTASI


SUNGAI DAENG – KABUPATEN BANGKA BARAT

Roby Hambali
Email : rhobee04@yahoo.com

Yayuk Apriyanti
Email : yayukapriyanti@ymail.com

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung


Kampu Terpadu UBB Balunijuk, Merawang, Kab. Bangka

ABSTRAK
Pada banyak kasus yang ditemui di Pulau Bangka, sungai-sungai mengalami pendangkalan yang
signifikan akibat sedimentasi yang bersumber dari erosi lahan yang dipercepat (accelerated
erosion). Prediksi laju sedimentasi (sedimentation rate) diperlukan sebagai dasar perencanaan
bangunan hidraulik sungai, pengelolaan scouring dan beberapa masalah lainnya di sungai.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik sedimen sungai di Pulau Bangka (studi
kasus Sungai Daeng, Kabupaten Bangka Barat), sehingga dapat diperkirakan laju sedimentasi
yang terjadi dengan menggunakan Persamaan Duboys. Prediksi kecepatan sedimentasi didasarkan
pada karakteristik sedimen yang terdiri dari ukuran (size), bentuk (shape), berat volume (specific
weigh) dan berat jenis (sepecific gravity) serta kecepatan jatuh (fall velocity). Hasil penelitian
menunjukkan gradasi partikel sedimen terdiri dari pasir halus, pasir sedang, pasir kasar, kerikil
halus dan kerikil kasar dengan diameter rata-rata (Dm) 1,39 – 13,25 mm dan diameter median
(D50) 0,5-1,52 mm. Berat volume sedimen berkisar antara 0,808 t/m3 sampai 0,934 t/m3, sedangkan
nilai berat jenis berkisar antara 2,55 sampai 2,69. Kecepatan jatuh partikel sedimen menunjukkan
hubungan logaritmik terhadap ukuran rerata sedimen dengan nilai 0.207-0,836 m/s. Laju transpor
material dasar per satuan lebar sungai (qs) meningkat dengan meningkatnya kedalaman mengikuti
fungsi persamaan geometrik dengan nilai maksimal pada kedalaman 1,6 m sebesar 197.315 kg/s/m
pada bagian hulu, 338.423 kg/s/m pada bagian tengah dan 435.97 kg/s/m pada bagian hilir.
Kata Kunci: Sungai, Karakteristik sedimen, Laju sedimentasi

PENDAHULUAN PAM di Kabupaten Bangka Barat akan


Sungai Daeng memiliki nilai yang strategis terancam tidak terpenuhinya kebutuhan air
bagi masyarakat Bangka Barat, di bersih karena reservoir yang digunakan
dalamnya terdapat ketergantungan oleh PAM sudah mengalami pendangkalan
masyarakat yang tinggi terhadap parah akibat sedimentasi. Keberadaan
ketersedian air bersih yang berasal dari sedimen dalam batas tertentu merupakan
sungai (PAM). Balai Pengelolaan Daerah bagian dari dinamika keseimbangan alami
Aliran Sungai (BPDAS) Baturusa-Cerucuk di sungai. Keberadaan sedimen yang
dalam Laporan Model DAS Mikro Sungai berlebih dapat mempengaruhi karakteristik
Daeng DAS Muntok SWPDAS Mancung dan menimbulkan masalah yang berkaitan
(2011) menyatakan sekitar 2000 pelanggan dengan kehidupan manusia, seperti banjir

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung 165


Jurnal Fropil Vol 4 Nomor 2 Juli-Desember 2016

dan penurunan kualitas air. Sebagi contoh, kecil tanpa perubahan substansi kimiawi.
kedalaman sungai berkurang apabila Dekomposisi mengacu pada pemecahan
terjadi sedimentasi. Hal ini berdampak komponen mineral batuan oleh reaksi
pada pengurangan kapasitas tampang kimia. Dekomposisi mencakup proses
sungai, atau dengan kata lain kemampuan karbonasi, hidrasi, oksidasi dan solusi.
sungai dalam mengalirkan air semakin Karakteristik butiran mineral dapat
kecil. Pada banyak kasus yang ditemui di menggambarkan properti sedimen, antara
Pulau Bangka, sungai-sungai mengalami lain ukuran (size), bentuk (shape), berat
pendangkalan yang signifikan akibat volume (specific weight), berat jenis
sedimentasi yang bersumber dari erosi (specipfic gravity) dan kecepatan
lahan yang dipercepat (accelerated jatuh/endap (fall velocity).
erosion). Sedimentasi adalah peristiwa pengendapan
Prediksi laju sedimentasi (sedimentation material batuan yang telah diangkut oleh
rate) diperlukan sebagai dasar perencanaan tenaga air atau angin. Pada saat pengikisan
bangunan hidraulik sungai, pengelolaan terjadi, air membawa batuan mengalir ke
scouring dan beberapa masalah lainnya di sungai, danau, dan akhirnya sampai di laut.
sungai. Berbagai metode tersedia untuk Pada saat kekuatan pengangkutannya
prediksi kecepatan sedimentasi, antara lain berkurang atau habis, batuan diendapkan di
Duboys Formula, Meyer-Peter Formula, daerah aliran air (Anwas, 1994).
Einstein Bed-Load Function, Modified
Ukuran Partikel Sedimen
Einstein Procedure, Colby’s 1957 Method
Ukuran partikel merupakan karakteristik
dan Colby’s 1964 Method. Pada umumnya
sedimen yang dapat diukur secara nyata.
prediksi kecepatan sedimentasi dapat
Abdul Ghani, dkk. (2012) menggunakan
didasarkan pada karakteristik sedimen
klasifikasi berdasarkan standar U.S. Army
yang terdiri dari ukuran (size), bentuk
Corps Engineer (USACE) untuk analisa
(shape), berat volume (specific weigh) dan
saringan sampel sedimen. Syahrul
berat jenis (sepecific gravity) serta
Purnawan, dkk. (2011) menngunakan
kecepatan jatuh (fall velocity). Dengan
teknik analisis penyaringan dengan metode
mengidentifikasi variabel-variabel
ayak basah yang menggunakan saringan
karakteristik sedimen, maka laju
sedimen bertingkat dengan diameter
sedimentasi di sungai (pada titik tinjauan)
berbeda-beda (4,75 mm, 1,7 mm, 250 µm,
dapat diperkirakan.
850 µm, 150 µm). Beberapa ahli hidraulika
TINJAUAN PUSTAKA menggunakan klasifikasi ukuran butiran
Sedimen dan Sedimentasi menurut AGU (American Geophysical
Ponce (1989) menyebutkan bahwa Union) sebagaimana yang ditunjukkan
sedimen adalah produk disintegrasi dan pada Tabel 1. Ponce (1989) menyatakan
dekomposisi batuan. Disintegrasi bahwa batu besar (boulders) dan krakal
mencakup seluruh proses dimana batuan (cobbles) dapat diukur tersendiri, kerikil
yang rusak/pecah menjadi butiran-butiran (gravel) dapat diukur tersendiri atau

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung 166


Jurnal Fropil Vol 4 Nomor 2 Juli-Desember 2016

dengan ayakan, dan pasir diukur dengan dan lempung, sedangkan lumpur dan
ayakan. Ayakan nomor 200 digunakan lempung dipisahkan dengan mengukur
untuk memisahkan partikel pasir dari perbedaan kecepatan jatuhnya pada air
partikel yang lebih halus seperti lumpur diam.
Tabel 1. Klasifikasi ukuran butiran menurut American Geophysical Union

(Sumber: Garde & Raju, 1985)


Volume dan Berat Jenis Sedimen mengendap pada air diam. Menurut Ponce
Berat volume (specific weight) sedimen (1989), kecepatan jatuh merupakan fungsi
adalah berat butir partikel sedimen setiap ukuran, bentuk, berat volume partikel,
satu satuan volume, sedangkan berat jenis berat volume dan kekentalan air di
(specific gravity) sedimen adalah rasio sekitarnya. Untuk partikel dengan bentuk
berat butir partikel sedimen terhadap berat yang tidak bulat (spherical), kecepatan
volume air (Ponce, 1989). Berat jenis jatuhnya dapat dinyatakan dengan:
1/ 2
sedimen pada umumnya diperkirakan  4 gd s  s   
w 
 3 CD  
sekitar 2,65, kecuali untuk material yang
.......................... (1)
berat seperti magnetit (berat jenis 5,18).
dimana:
Kecepatan Jatuh
w = kecepatan jatuh (m/s)
Kecepatan jatuh (fall velocity) partikel g = percepatan gravitasi (9,81 m/s2)
merupakan kecepatan akhir sedimen untuk ds = diameter partikel (mm)

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung 167


Jurnal Fropil Vol 4 Nomor 2 Juli-Desember 2016

CD = koefisien larutan/drag coefficient transpor sedimen, diantaranya adalah


(tidak berdimensi) Persamaan Duboys sebagaimana berikut:
s = berat volume partikel (g/cm3)
q s  D 0  0   c  ...............................(4)
 = berat volume air (1,0 g/cm3)
Drag coefficient merupakan fungsi angka  0  dS 0 .............................................. (5)
Reynold dari partikel R, yang ditentukan dimana:
dengan:
qs = laju transpor material dasar per
 wd  satuan lebar sungai (kg/s/m)
R   s  ............................................ (2)
 v  D = parameter dari fungsi ukuran
v adalah kekentalan kinematik cairan. partikel (m3/kg/s)
0 = tegangan geser dasar (kg/m2)
Untuk angka Reynold partikel lebih kecil
c = tegangan tarik kritis (kg/m2)
dari 0,1, maka CD=24/R. Dengan men- S0 = kemiringan energi
substitusi nilai CD ini ke dalam Persamaan
Nilai D dan tegangan tarik kritis yang
2.1, maka mengarah pada hukum Stoke
digunakan pada Persamaan Duboys
(Stokes’ law):
ditunjukkan pada Gambar 1.
 gd 2   s   
w   .............................. (3)
 18v   
Untuk angka Reynol partikel lebih besar
dari 0,1, CD masih merupakan fungsi
angka Reynold, tetapi hubungannya tidak
dapat digambarkan dalam bentuk analitis.
Oleh karena kecepatan jatuh bervariasi
terhadap suhu dan kekentalan, dua partikel
dengan ukuran, bentuk dan berat jenis
Gambar 1. Nilai D dan c yang digunakan
yang sama jatuh pada dua cairan dengan
pada Persamaan Duboys
kekentalan yang berbeda atau pada cairan
yang sama dengan suhu yang berbeda,
METODE PENELITIAN
maka akan memiliki kecepatan jatuh yang
Lokasi Studi
berbeda.
Lokasi penelitian yang ditetapkan adalah
Laju Sedimentasi Sungai Daeng, DAS Muntok di Kabupaten
Pada praktek di lapangan, muatan sedimen, Bangka Barat (Gambar 2). Sungai Daeng
debit sedimen dan laju transpor sedimen dipilih sebagai lokasi studi kasus karena
merupakan hal yang sama. Prediksi memiliki permasalah sedimen yang cukup
transpor sedimen berkenaan dengan berat. Selain itu beberapa data pendukung
perkiraan laju transpor sedimen dalam yang berkaitan dengan Sungai Daeng
kondisi aliran seimbang (misal steady tersedia cukup banyak.
uniform flow). Banyak formula yang dapat
digunakan untuk melakukan prediksi

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung 168


Jurnal Fropil Vol 4 Nomor 2 Juli-Desember 2016

2.0 Legend

Ground

Bank Sta

1.5

Elevasi (m)
1.0

0.5

0.0
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18

Stasiun (m)

Gambar 4. Penampang melintang sungai


bagian tengah
2.0 Legend

Ground

Bank Sta

1.5

Elevasi (m)
Titik 1.0

pengamatan
0.5

Gambar 2. Peta Model DAS Mikro Sungai


Daeng 0.0
0 5 10 15 20 25 30 35

Stasiun (m)

Kegiatan Lapangan Gambar 5. Penampang melintang sungai


Kegiatan di lapangan terdiri dari bagian hilir
pengambilan sampel sedimen dan Kegiatan Laboratorium
pengukuran penampang sungai (lebar dan Kegiatan laboratorium terdiri dari analisa
kedalaman). Pengambilan sampel sedimen saringan (shive analysis), berat jenis dan
dan pengukuran penampang sungai berat volume tanah. Analisa saringan
dilakukan pada alur sungai yang lurus dan dimaksudkan untuk menentukan jenis
pada belokan sungai. Sampel sedimen material sedimen berdasarkan butiran. Dari
yang diambil adalah sedimen dasar (bed- pengujian ini didapatkan jumlah dan
load) pada tiga bagian penampang sungai, distribusi ukuran sedimen dengan
yaitu sisi tengah dan sisi pinggir (belokan menggunakan saringan yang sesuai dengan
dalam dan belokan luar pada sungai yang standar ASTM D 422. Pengujian berat
berbelok). Gambar Penampang Sungai volume dilakukan melalui dua pengujian,
disajikan pada Gambar 3 sampai Gambar yaitu berat volume lepas dan berat volume
5. padat. Pengujian berat jenis sedimen
2.5 Legend
dilakukan berdasarkan SNI 1964:2008.
Ground

2.0
Bank Sta
Standar ini menetapkan prosedur uji untuk
menentukan berat jenis tanah lolos
Elevasi (m)

1.5

1.0
saringan 4,75 mm (no.4) menggunakan
0.5
alat piknometer. Apabila tanah
0.0
0 2 4 6 8 10 mengandung partikel lebih besar dari
Stasiun (m)

Gambar 3. Penampang melintang sungai saringan No.4, maka bagian tertahan


bagian hulu saringan No.4 diuji sesuai dengan SNI 03-
1969-1990. Bagan alir analisis disajikan
pada Gambar 6.

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung 169


Jurnal Fropil Vol 4 Nomor 2 Juli-Desember 2016

Mulai

Pengambilan sampel Analisa literature dan Pengukuran


peta topografi penampang sungai

Pengujian berat jenis Analisa


dan berat volume saringan

Gs s d50  S0 d b

c dan D
0 (Pers. 2.5)
(Gambar 2.1)

qs (Pers 2.4) Qs

Selesai

Gambar 6. Bagan alir analisis

HASIL DAN PEMBAHASAN


Gradasi Butiran Sedimen
Hasil analisis saringan disajikan dalam
grafik gradasi butiran sedimen. Selain itu,
sedimen akan diklasifikasi berdasarkan
standar AGU dan cara unifikasi tanah.
Gambar 7 sampai Gambar 9 menunjukkan Gambar 8. Grafik gradasi butir sedimen
grafik gradasi butiran sedimen pada tiap bagian tengah
bagian sungai.

Gambar 9. Grafik gradasi butir sedimen


Gambar 7. Grafik gradasi butir sedimen bagian hilir
bagian hulu
Bagian hulu kanan merupakan belokan
dalam, sedangkan bagian hulu kiri
merupakan belokan luar sungai. Bagian

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung 170


Jurnal Fropil Vol 4 Nomor 2 Juli-Desember 2016

tengah dan bagian hilir semuanya Tabel 3. Klasifikasi ukuran butiran


merupakan bagian sungai yang lurus. Hasil sedimen bagian tengah berdasarkan AGU
klasifikasi sedimen bagian hulu dengan No Sampel Tanah Klasifikasi Berdasarkan AGU

cara unifikasi tanah sebagaimana 1 Tengah bagian Terdiri dari tanah kerikil sedang,
kanan kerikil halus, kerikil sangat halus,
menunjukkan bahwa pada bagian kanan pasir sangat kasar, pasir kasar,
pasir sedang, pasir halus, pasir
(belokan dalam) dan bagian kiri (belokan sangat halus serta terdiri dari 0,07
% tanah lumpur dan lempung
luar) didominasi oleh sedimen dengan 2 Tengah bagian Terdiri dari tanah kerikil sedang,
tengah kerikil halus, kerikil sangat halus,
butiran pasir sedang, sedangkan pada pasir sangat kasar, pasir kasar,
pasir sedang, pasir halus, pasir
bagian tengah lebih didominasi oleh pasir sangat halus serta terdiri dari 0,05
sedang, kerikil kasar, dan kerikil halus. % tanah lumpur dan lempung
3 Tengah bagian Terdiri dari tanah kerikil sedang,
Sedangkan berdasarkan AGU (American kiri kerikil halus, kerikil sangat halus,
pasir sangat kasar, pasir kasar,
Geophysical Union) ditunjukkan pada pasir sedang, pasir halus, pasir
sangat halus serta terdiri dari 0,05
Tabel 2. Hasil klasifikasi sedimen bagian % tanah lumpur dan lempung
tengah dengan cara unifikasi tanah
Hasil klasifikasi sedimen bagian hilir
menunjukkan bahwa pada bagian kanan
dengan cara unifikasi tanah menunjukkan
dan bagian kiri didominasi oleh sedimen
bahwa pada bagian kanan dan bagian
dengan butiran pasir sedang, sedangkan
tengah didominasi oleh sedimen dengan
pada bagian tengah didominasi pasir
butiran pasir sedang, sedangkan pada
sedang dan pasir kasar. Klasifikasi butiran
bagian kiri didominasi pasir sedang dan
sedimen berdasarkan AGU ditunjukkan
pasir halus. Tabel 4 merupakan klasifikasi
pada Tabel 3.
sedimen bagian hilir berdasarkan AGU.
Tabel 2. Klasifikasi ukuran butiran
Tabel 4. Klasifikasi ukuran butiran
sedimen bagian hulu berdasarkan AGU
sedimen bagian hilir berdasarkan AGU
No Sampel Tanah Klasifikasi Berdasarkan AGU
No Sampel Tanah Klasifikasi Berdasarkan AGU
1 Hulu bagian Terdiri dari tanah kerikil kasar,
kanan kerikil sedang, kerikil halus, 1 Hilir bagian Terdiri dari tanah kerikil sedang,
kerikil sangat halus, pasir sangat kanan kerikil halus, kerikil sangat halus,
kasar, pasir kasar, pasir sedang, pasir sangat kasar, pasir kasar,
pasir halus, pasir sangat halus pasir sedang, pasir halus, pasir
serta terdiri dari 0,08 % tanah sangat halus serta terdiri dari 0,14
lumpur dan lempung. % tanah lumpur dan lempung
2 Hulu bagian Terdiri dari tanah kerikil sangat 2 Hilir bagian Terdiri dari tanah kerikil sedang,
tengah kasar, kerikil kasar, kerikil tengah kerikil halus, kerikil sangat halus,
sedang, kerikil halus, kerikil pasir sangat kasar, pasir kasar,
sangat halus, pasir sangat kasar, pasir sedang, pasir halus, pasir
pasir kasar, pasir sedang, pasir sangat halus serta terdiri dari 0,12
halus, pasir sangat halus serta % tanah lumpur dan lempung
terdiri dari 0,12 % tanah lumpur 3 Hilir bagian kiri Terdiri dari tanah kerikil sedang,
dan lempung. kerikil halus, kerikil sangat halus,
3 Hulu bagian kiri Terdiri dari tanah kerikil kasar, pasir sangat kasar, pasir kasar,
kerikil sedang, kerikil halus, pasir sedang, pasir halus, pasir
kerikil sangat halus, pasir sangat sangat halus serta terdiri dari 0,67
kasar, pasir kasar, pasir sedang, % tanah lumpur dan lempung
pasir halus, pasir sangat halus
serta terdiri dari 0,13% tanah
lumpur dan lempung.
Berat Volume Sedimen
Hasil pengujian berat volume
menunjukkan bahwa berat volume sedimen
berkisar antara 0,808 t/m3 sampai 0,934

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung 171


Jurnal Fropil Vol 4 Nomor 2 Juli-Desember 2016

t/m3. Umumnya pada semua bagian 1,39-4,75 mm, kecuali pada bagian tengah
menunjukkan nilai yang tidak jauh panampang hulu dengan nilai 13,25 mm.
berbeda, yaitu rata-rata di bawah 0,9 t/m3 Hal ini disebabkan oleh butiran-butiran
yang lebih didominasi pasir sedang, yang lebih kasar akan lebih cepat jatuh
kecuali pada bagian hulu tengah. Hal ini dibanding dengan butiran yang lebih halus,
dikarenakan pada bagian hulu tengah lebih sehingga pada bagian hulu lebih di
didominasi oleh pasir sedang, kerikil kasar, dominasi butiran kasar.
dan kerikil halus. Tabel 5 merupakan Kecepatan jatuh partikel sedimen yang
rekapitulasi hasil pengujian berat volume dihitung berdasarkan Persamaan (1)
sedimen pada bagian hulu, tengah dan disajikan pada Tabel 6. Kecepatan jatuh
hilir. partikel sedimen menunjukkan besaran
Tabel 5. Berat volume sedimen sungai dengan pola yang sama terhadap ukuran
(t/m3)
rerata sedimen. Kecepatan jatuh dan
Penampang
Bagian ukuran rerata partikel sedimen membentuk
Hulu Tengah Hilir
suatu hubungan logaritmik dengan nilai
Kanan 0.871 0.821 0.849
koefisien korelasi Pearson (r) sebesar
Tengah 0.934 0.874 0.881
0.973 (Gambar 10).
Kiri 0.808 0.862 0.849
Tabel 6. Rekapitulasi nilai drag coefficient
Berat Jenis Sedimen (CD), angka Reynold (R) dan kecepatan
Nilai berat jenis pada tiap penampang jatuh (w)
bervariasi karena dipengaruhi oleh Bagian penampang
Penampang Parameter
persentase sedimen yang lolos saringan Kanan Tengah Kiri
CD 0.426 0.410 0.400
No.4 dan suhu, serta persentase tanah yang
Hulu R 1380.042 11071.286 2404.674
tertahan No.4. Nilai berat jenis berkisar
w (m/s) 0.412 0.836 0.506
antara 2,55 sampai 2,69 diambil dari rata- CD 0.645 0.435 0.495
rata berat jenis berdasarkan kedua SNI Tengah R 359.983 1215.280 742.637
w (m/s) 0.229 0.392 0.319
sesuai dengan perhitungan yang ada di SNI
CD 0.568 0.520 0.700
03-1964-2008
Hilir R 502.662 637.964 287.795

Kecepatan Jatuh (Fall Velocity) Sedimen w (m/s) 0.267 0.298 0.207

Kecepatan jatuh sedimen merupakan 1.0

fungsi ukuran, bentuk, berat volume 0.8


Kecepatan Jatuh (m/s)

partikel, berat volume dan kekentalan air


0.6
di sekitarnya. Oleh karena ukuran partikel y = 0.2792ln(x) + 0.0904

sedimen tidak seragam pada suatu 0.4

penampang, maka digunakan diameter 0.2

rata-rata (Dm), dimana Dm didapat


0.0
berdasarkan jumlah total dari perkalian 0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00 14.00
Diameter (mm)
antara persentase berat setiap bagian
Gambar 10. Hubungan antara diameter
ukuran butir. Nilai Dm hampir merata rerata (Dm) dan kecepatan jatuh (w)
disetiap penampang dengan kisaran antara partikel sedimen

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung 172


Jurnal Fropil Vol 4 Nomor 2 Juli-Desember 2016

Laju Sedimentasi Tabel 9. Laju sedimentasi pada penampang


Laju sedimentasi, selain dipengaruhi oleh hilir
ukuran partikel sedimen, juga dipengaruhi Kedalaman Lebar qs
oleh debit yang melewati penampang (m) sungai (m) (kg/s/m) Qs (kg/s)
tersebut, dimana debit aliran merupakan 0.2 15.21 6.354 96.641
0.4 17.8 26.463 471.033
fungsi dari kedalaman aliran (d), lebar
0.6 18.88 60.326 1138.961
sungai (b) dan kemiringan energi (S0). 0.8 25.48 107.945 2750.440
Berdasarkan analisis terhadap peta 1.0 26.72 169.319 4524.197
topografi daerah tangkapan air Sungai 1.2 27.88 244.447 6815.195
Daeng, kemiringan energi rerata sebesar 1.4 29.14 333.331 9713.269
1.6 30.26 435.97 13192.446
0,0089. Dengan menggunakan Persamaan
(4), laju transpor material dasar per satuan Berdasarkan nilai kedalaman pada masing-
lebar sungai (qs) untuk berbagai kedalaman masing penampang, dapat ditentukan lebar
di seluruh penampang sungai disajikan sungai (b). Dengan demikian laju
pada Tabel 7 sampai Tabel 9. sedimentasi untuk satu penampang sungai
Tabel 7. Laju sedimentasi pada penampang (Qs) dapat dihitung. Hubungan antara
hulu kedalaman (d) dan laju transpor material
Kedalaman Lebar qs dasar per satuan lebar sungai (qs) disajikan
(m) sungai (m) (kg/s/m) Qs (kg/s) pada Gambar 11.
0.2 3.25 2.727 8.861
500
0.4 3.44 11.721 40.321 450 Penampang Hulu
0.6 3.57 26.984 96.331 400 Penampang Tengah
350 Penampang Hilir
0.8 3.88 48.514 188.234
300
q s (kg/s/m)

1.0 4.47 76.312 341.116


250
1.2 5.27 110.379 581.695 200
1.4 5.98 150.713 901.262 150
100
1.6 6.68 197.315 1318.063
50
0
Tabel 8. Laju sedimentasi pada penampang 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 1.2 1.4 1.6 1.8
tengah Kedalaman (m)

Kedalaman Lebar qs Gambar 11. Hubungan antara kedalaman


Qs (kg/s)
(m) sungai (m) (kg/s/m) (d) dan laju transpor material dasar per
0.2 7.78 4.873 37.912 satuan lebar sungai (qs)
0.4 14.13 20.44 288.822 Gambar 11 menunjukkan bahwa laju
0.6 14.13 46.702 659.897
transpor material dasar per satuan lebar
0.8 14.13 83.658 1182.081
1.0 14.13 131.307 1855.374
sungai (qs) meningkat dengan
1.2 14.13 189.652 2679.777 meningkatnya kedalaman mengikuti fungsi
1.4 14.13 258.69 3655.289 persamaan geometrik dengan nilai
1.6 14.13 338.423 4781.910 maksimal pada kedalaman 1,6 m sebesar
197.315 kg/s/m pada bagian hulu, 338.423

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung 173


Jurnal Fropil Vol 4 Nomor 2 Juli-Desember 2016

kg/s/m pada bagian tengah dan 435.97 SWPDAS Mancang, BPDAS


kg/s/m pada bagian hilir. Baturusa-Cerucuk, Pangkalpinang.

KESIMPULAN Anwas, M, 1994, Bentuk Muka Bumi,


Berdasarkan data dan pembahasan dari http:// elcom.umy.ac. id/elschool
/muallimin_muhammadiyah /file.
penelitian, maka dapat disimpulkan antara php/1/materi/Geografi /Bentuk%20
lain: muka%20bumi. Pdf, diakses pada
1. Gradasi partikel sedimen terdiri dari tanggal 20 April 2015.
pasir halus, pasir sedang, pasir kasar,
ASTM D 422, 2007, Standard Test Method
kerikil halus dan kerikil kasar dengan for Particle-Size Analysis of Soils.
diameter rata-rata (Dm) 1,39 – 13,25
mm dan diameter median (D50) 0,5-1,52 Bowles. J.E.,1993, Sifat-sifat Fisis dan
Geoteknis Tanah, Edisi Kedua,
mm. Berat volume sedimen berkisar Erlangga, Jakarta.
antara 0,808 t/m3 sampai 0,934 t/m3,
sedangkan nilai berat jenis berkisar Garde, R.J., Raju, K.G.R., 1985,
Mechanics of Sediment
antara 2,55 sampai 2,69. Kecepatan
Transportation and Alluvial Stream
jatuh partikel sedimen menunjukkan Problems, Second Edition, Wiley
hubungan logaritmik terhadap ukuran Eastern Limited, Roorkee, India.
rerata sedimen dengan nilai 0.207-0,836
Ponce, V.M., 1989, Engineering
m/s. Hydrology, Principles and Practice,
2. Laju transpor material dasar per satuan Prentice-Hall Inc., New Jersey.
lebar sungai (qs) meningkat dengan
Purnawan, Syahrul., Setiawan, Ichsan.,
meningkatnya kedalaman mengikuti
Marwantim, 2012, Studi sebaran
fungsi persamaan geometrik dengan sedimen berdasarkan ukuran butir di
nilai maksimal pada kedalaman 1,6 m perairan Kuala Gigieng, Kabupaten
sebesar 197.315 kg/s/m pada bagian Aceh Besar, Provinsi Aceh, Jurnal
Depik Vol 1 Nomor 1, Hal 31-36.
hulu, 338.423 kg/s/m pada bagian
tengah dan 435.97 kg/s/m pada bagian Khatib Anwar., Adriati, Yolly., Wahyudi.
hilir. AE., Analisis Sedimentasi dan
Alternatif Penanganannya di
DAFTAR PUSTAKA Pelabuhan Selat Baru Bengkalis,
Abdul Ghani. N.A.A., Othman. N., Prosiding pada Konferensi Nasional
Baharudin. M.K.H, 2012, Study on Teknik Sipil ke 7, Surakarta.
Characteristics of Sediment and
Sedimentation Rate at Sungai SNI 1964:2008, Cara Uji Berat Jenis
Lembing, Kuantan, Pahang, Precedia Tanah, Badan Standarisasi Nasional.
Engineering of Malaysian Technical
SNI 03-1969-1990, Metode Pengujian
Universities Conference on
Berat Jenis dan Penyerapan Air
Engineering & Technology 2012,
Agregat Kasar, Badan Standarisasi
MUCET 2012 Part 3 - Civil and
Nasional.
Chemical Engineering.

Anonim, 2011, Laporan Model DAS Mikro


Sungai Daeng DAS Muntok

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung 174

Anda mungkin juga menyukai