1248-Article Text-2522-1-10-20190906
1248-Article Text-2522-1-10-20190906
Roby Hambali
Email : rhobee04@yahoo.com
Yayuk Apriyanti
Email : yayukapriyanti@ymail.com
ABSTRAK
Pada banyak kasus yang ditemui di Pulau Bangka, sungai-sungai mengalami pendangkalan yang
signifikan akibat sedimentasi yang bersumber dari erosi lahan yang dipercepat (accelerated
erosion). Prediksi laju sedimentasi (sedimentation rate) diperlukan sebagai dasar perencanaan
bangunan hidraulik sungai, pengelolaan scouring dan beberapa masalah lainnya di sungai.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik sedimen sungai di Pulau Bangka (studi
kasus Sungai Daeng, Kabupaten Bangka Barat), sehingga dapat diperkirakan laju sedimentasi
yang terjadi dengan menggunakan Persamaan Duboys. Prediksi kecepatan sedimentasi didasarkan
pada karakteristik sedimen yang terdiri dari ukuran (size), bentuk (shape), berat volume (specific
weigh) dan berat jenis (sepecific gravity) serta kecepatan jatuh (fall velocity). Hasil penelitian
menunjukkan gradasi partikel sedimen terdiri dari pasir halus, pasir sedang, pasir kasar, kerikil
halus dan kerikil kasar dengan diameter rata-rata (Dm) 1,39 – 13,25 mm dan diameter median
(D50) 0,5-1,52 mm. Berat volume sedimen berkisar antara 0,808 t/m3 sampai 0,934 t/m3, sedangkan
nilai berat jenis berkisar antara 2,55 sampai 2,69. Kecepatan jatuh partikel sedimen menunjukkan
hubungan logaritmik terhadap ukuran rerata sedimen dengan nilai 0.207-0,836 m/s. Laju transpor
material dasar per satuan lebar sungai (qs) meningkat dengan meningkatnya kedalaman mengikuti
fungsi persamaan geometrik dengan nilai maksimal pada kedalaman 1,6 m sebesar 197.315 kg/s/m
pada bagian hulu, 338.423 kg/s/m pada bagian tengah dan 435.97 kg/s/m pada bagian hilir.
Kata Kunci: Sungai, Karakteristik sedimen, Laju sedimentasi
dan penurunan kualitas air. Sebagi contoh, kecil tanpa perubahan substansi kimiawi.
kedalaman sungai berkurang apabila Dekomposisi mengacu pada pemecahan
terjadi sedimentasi. Hal ini berdampak komponen mineral batuan oleh reaksi
pada pengurangan kapasitas tampang kimia. Dekomposisi mencakup proses
sungai, atau dengan kata lain kemampuan karbonasi, hidrasi, oksidasi dan solusi.
sungai dalam mengalirkan air semakin Karakteristik butiran mineral dapat
kecil. Pada banyak kasus yang ditemui di menggambarkan properti sedimen, antara
Pulau Bangka, sungai-sungai mengalami lain ukuran (size), bentuk (shape), berat
pendangkalan yang signifikan akibat volume (specific weight), berat jenis
sedimentasi yang bersumber dari erosi (specipfic gravity) dan kecepatan
lahan yang dipercepat (accelerated jatuh/endap (fall velocity).
erosion). Sedimentasi adalah peristiwa pengendapan
Prediksi laju sedimentasi (sedimentation material batuan yang telah diangkut oleh
rate) diperlukan sebagai dasar perencanaan tenaga air atau angin. Pada saat pengikisan
bangunan hidraulik sungai, pengelolaan terjadi, air membawa batuan mengalir ke
scouring dan beberapa masalah lainnya di sungai, danau, dan akhirnya sampai di laut.
sungai. Berbagai metode tersedia untuk Pada saat kekuatan pengangkutannya
prediksi kecepatan sedimentasi, antara lain berkurang atau habis, batuan diendapkan di
Duboys Formula, Meyer-Peter Formula, daerah aliran air (Anwas, 1994).
Einstein Bed-Load Function, Modified
Ukuran Partikel Sedimen
Einstein Procedure, Colby’s 1957 Method
Ukuran partikel merupakan karakteristik
dan Colby’s 1964 Method. Pada umumnya
sedimen yang dapat diukur secara nyata.
prediksi kecepatan sedimentasi dapat
Abdul Ghani, dkk. (2012) menggunakan
didasarkan pada karakteristik sedimen
klasifikasi berdasarkan standar U.S. Army
yang terdiri dari ukuran (size), bentuk
Corps Engineer (USACE) untuk analisa
(shape), berat volume (specific weigh) dan
saringan sampel sedimen. Syahrul
berat jenis (sepecific gravity) serta
Purnawan, dkk. (2011) menngunakan
kecepatan jatuh (fall velocity). Dengan
teknik analisis penyaringan dengan metode
mengidentifikasi variabel-variabel
ayak basah yang menggunakan saringan
karakteristik sedimen, maka laju
sedimen bertingkat dengan diameter
sedimentasi di sungai (pada titik tinjauan)
berbeda-beda (4,75 mm, 1,7 mm, 250 µm,
dapat diperkirakan.
850 µm, 150 µm). Beberapa ahli hidraulika
TINJAUAN PUSTAKA menggunakan klasifikasi ukuran butiran
Sedimen dan Sedimentasi menurut AGU (American Geophysical
Ponce (1989) menyebutkan bahwa Union) sebagaimana yang ditunjukkan
sedimen adalah produk disintegrasi dan pada Tabel 1. Ponce (1989) menyatakan
dekomposisi batuan. Disintegrasi bahwa batu besar (boulders) dan krakal
mencakup seluruh proses dimana batuan (cobbles) dapat diukur tersendiri, kerikil
yang rusak/pecah menjadi butiran-butiran (gravel) dapat diukur tersendiri atau
dengan ayakan, dan pasir diukur dengan dan lempung, sedangkan lumpur dan
ayakan. Ayakan nomor 200 digunakan lempung dipisahkan dengan mengukur
untuk memisahkan partikel pasir dari perbedaan kecepatan jatuhnya pada air
partikel yang lebih halus seperti lumpur diam.
Tabel 1. Klasifikasi ukuran butiran menurut American Geophysical Union
2.0 Legend
Ground
Bank Sta
1.5
Elevasi (m)
1.0
0.5
0.0
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18
Stasiun (m)
Ground
Bank Sta
1.5
Elevasi (m)
Titik 1.0
pengamatan
0.5
Stasiun (m)
2.0
Bank Sta
Standar ini menetapkan prosedur uji untuk
menentukan berat jenis tanah lolos
Elevasi (m)
1.5
1.0
saringan 4,75 mm (no.4) menggunakan
0.5
alat piknometer. Apabila tanah
0.0
0 2 4 6 8 10 mengandung partikel lebih besar dari
Stasiun (m)
Mulai
Gs s d50 S0 d b
c dan D
0 (Pers. 2.5)
(Gambar 2.1)
qs (Pers 2.4) Qs
Selesai
cara unifikasi tanah sebagaimana 1 Tengah bagian Terdiri dari tanah kerikil sedang,
kanan kerikil halus, kerikil sangat halus,
menunjukkan bahwa pada bagian kanan pasir sangat kasar, pasir kasar,
pasir sedang, pasir halus, pasir
(belokan dalam) dan bagian kiri (belokan sangat halus serta terdiri dari 0,07
% tanah lumpur dan lempung
luar) didominasi oleh sedimen dengan 2 Tengah bagian Terdiri dari tanah kerikil sedang,
tengah kerikil halus, kerikil sangat halus,
butiran pasir sedang, sedangkan pada pasir sangat kasar, pasir kasar,
pasir sedang, pasir halus, pasir
bagian tengah lebih didominasi oleh pasir sangat halus serta terdiri dari 0,05
sedang, kerikil kasar, dan kerikil halus. % tanah lumpur dan lempung
3 Tengah bagian Terdiri dari tanah kerikil sedang,
Sedangkan berdasarkan AGU (American kiri kerikil halus, kerikil sangat halus,
pasir sangat kasar, pasir kasar,
Geophysical Union) ditunjukkan pada pasir sedang, pasir halus, pasir
sangat halus serta terdiri dari 0,05
Tabel 2. Hasil klasifikasi sedimen bagian % tanah lumpur dan lempung
tengah dengan cara unifikasi tanah
Hasil klasifikasi sedimen bagian hilir
menunjukkan bahwa pada bagian kanan
dengan cara unifikasi tanah menunjukkan
dan bagian kiri didominasi oleh sedimen
bahwa pada bagian kanan dan bagian
dengan butiran pasir sedang, sedangkan
tengah didominasi oleh sedimen dengan
pada bagian tengah didominasi pasir
butiran pasir sedang, sedangkan pada
sedang dan pasir kasar. Klasifikasi butiran
bagian kiri didominasi pasir sedang dan
sedimen berdasarkan AGU ditunjukkan
pasir halus. Tabel 4 merupakan klasifikasi
pada Tabel 3.
sedimen bagian hilir berdasarkan AGU.
Tabel 2. Klasifikasi ukuran butiran
Tabel 4. Klasifikasi ukuran butiran
sedimen bagian hulu berdasarkan AGU
sedimen bagian hilir berdasarkan AGU
No Sampel Tanah Klasifikasi Berdasarkan AGU
No Sampel Tanah Klasifikasi Berdasarkan AGU
1 Hulu bagian Terdiri dari tanah kerikil kasar,
kanan kerikil sedang, kerikil halus, 1 Hilir bagian Terdiri dari tanah kerikil sedang,
kerikil sangat halus, pasir sangat kanan kerikil halus, kerikil sangat halus,
kasar, pasir kasar, pasir sedang, pasir sangat kasar, pasir kasar,
pasir halus, pasir sangat halus pasir sedang, pasir halus, pasir
serta terdiri dari 0,08 % tanah sangat halus serta terdiri dari 0,14
lumpur dan lempung. % tanah lumpur dan lempung
2 Hulu bagian Terdiri dari tanah kerikil sangat 2 Hilir bagian Terdiri dari tanah kerikil sedang,
tengah kasar, kerikil kasar, kerikil tengah kerikil halus, kerikil sangat halus,
sedang, kerikil halus, kerikil pasir sangat kasar, pasir kasar,
sangat halus, pasir sangat kasar, pasir sedang, pasir halus, pasir
pasir kasar, pasir sedang, pasir sangat halus serta terdiri dari 0,12
halus, pasir sangat halus serta % tanah lumpur dan lempung
terdiri dari 0,12 % tanah lumpur 3 Hilir bagian kiri Terdiri dari tanah kerikil sedang,
dan lempung. kerikil halus, kerikil sangat halus,
3 Hulu bagian kiri Terdiri dari tanah kerikil kasar, pasir sangat kasar, pasir kasar,
kerikil sedang, kerikil halus, pasir sedang, pasir halus, pasir
kerikil sangat halus, pasir sangat sangat halus serta terdiri dari 0,67
kasar, pasir kasar, pasir sedang, % tanah lumpur dan lempung
pasir halus, pasir sangat halus
serta terdiri dari 0,13% tanah
lumpur dan lempung.
Berat Volume Sedimen
Hasil pengujian berat volume
menunjukkan bahwa berat volume sedimen
berkisar antara 0,808 t/m3 sampai 0,934
t/m3. Umumnya pada semua bagian 1,39-4,75 mm, kecuali pada bagian tengah
menunjukkan nilai yang tidak jauh panampang hulu dengan nilai 13,25 mm.
berbeda, yaitu rata-rata di bawah 0,9 t/m3 Hal ini disebabkan oleh butiran-butiran
yang lebih didominasi pasir sedang, yang lebih kasar akan lebih cepat jatuh
kecuali pada bagian hulu tengah. Hal ini dibanding dengan butiran yang lebih halus,
dikarenakan pada bagian hulu tengah lebih sehingga pada bagian hulu lebih di
didominasi oleh pasir sedang, kerikil kasar, dominasi butiran kasar.
dan kerikil halus. Tabel 5 merupakan Kecepatan jatuh partikel sedimen yang
rekapitulasi hasil pengujian berat volume dihitung berdasarkan Persamaan (1)
sedimen pada bagian hulu, tengah dan disajikan pada Tabel 6. Kecepatan jatuh
hilir. partikel sedimen menunjukkan besaran
Tabel 5. Berat volume sedimen sungai dengan pola yang sama terhadap ukuran
(t/m3)
rerata sedimen. Kecepatan jatuh dan
Penampang
Bagian ukuran rerata partikel sedimen membentuk
Hulu Tengah Hilir
suatu hubungan logaritmik dengan nilai
Kanan 0.871 0.821 0.849
koefisien korelasi Pearson (r) sebesar
Tengah 0.934 0.874 0.881
0.973 (Gambar 10).
Kiri 0.808 0.862 0.849
Tabel 6. Rekapitulasi nilai drag coefficient
Berat Jenis Sedimen (CD), angka Reynold (R) dan kecepatan
Nilai berat jenis pada tiap penampang jatuh (w)
bervariasi karena dipengaruhi oleh Bagian penampang
Penampang Parameter
persentase sedimen yang lolos saringan Kanan Tengah Kiri
CD 0.426 0.410 0.400
No.4 dan suhu, serta persentase tanah yang
Hulu R 1380.042 11071.286 2404.674
tertahan No.4. Nilai berat jenis berkisar
w (m/s) 0.412 0.836 0.506
antara 2,55 sampai 2,69 diambil dari rata- CD 0.645 0.435 0.495
rata berat jenis berdasarkan kedua SNI Tengah R 359.983 1215.280 742.637
w (m/s) 0.229 0.392 0.319
sesuai dengan perhitungan yang ada di SNI
CD 0.568 0.520 0.700
03-1964-2008
Hilir R 502.662 637.964 287.795