Irene F1319031 Chapter 2 Pendekatan Untuk Investigasi
Irene F1319031 Chapter 2 Pendekatan Untuk Investigasi
NIM : F1319031
Kelas / Fakultas : A / Ekonomi dan Bisnis
Mata Kuliah : Metodologi Penelitian I
BAB 2
PENDEKATAN UNTUK INVESTIGASI
1. Tujuan jelas
Manager memulai penelitian dengan sebuah sasaran atau tujuan yang jelas. Fokusnya
adalah meningkatkan komitmen karyawan terhadap, organisasi, di samping manfaat lain penelitian
tersebut dalam banyak bidang. Peningkatan komitmen karyawan akan terwujud dalam berkurangnya
pergantian, absensi, dan mungkin menaikkan level kinerja, yang kesemuanya tentu akan
menguntungkan organisasi. Penelitian tersebut dengan demikian mempunyai sebuah fokus tujuan yang
jelas.
2. Ketep atan
Dasar teori yang baik dan desain metodologi yang tepat akan menambah ketepatan pada
sebuah studi.dengan tujuan yang jelas. Ketepatan mengandung arti tingat kehatian-hatian dalam
investigasi penelitian.
3. Dapat Diuji
Bila, setelah mewawancarai sekelompok acak karyawan organisasi dan
mempelajari penelitian sebelumnya yang dilakukan dalam bidang komitmen organisasi,
manajer atau peneliti membuat hipotesis tertentu mengenai bagaimana
meningkatkan komitmen karyawan, maka hal tersebut dapat diuji dengan menerapkan
uji statistik tertentu pada data yang dikumpulkan untuk tujuan tersebut. Misalnya, peneliti
mungkin menghipotesiskan bahwa karyawan yang merasakan kesempatan lebih besar untuk
terlibat dalam pengambilan keputusan akan mempunyai level komitmen yang lebih tinggi. Ini
adalah hipotesis yang dapat diuji setelah data dikumpulkan.
Analisis korelasi akan menunjukkan apakali hipotesis tersebut diterima atau tidak.
Penggunaan beberapa uji lainnya, seperti uji chi-square dan uji-t. Penelitian ilmiah dengan
demikian menguji secara logis hipotesis yang disusun untuk melihat apakah data
mendukung perkiraan atau hipotesis yang dibuat setelah studi yang mendalam terhadap
situasi masalah. Dengan demikian, dapat diuji menjadi ciri lain dari penelitian ilmiah.
4. Dapat Ditiru
Hasil uji hipotesis tersebut harus didukung lagi dan lagi ketika jenis penelitian serupa
diulangi dalam keadaan lain yang mirip. Bila hal tersebut terjadi (misalnya, hasil ditiru atau
terulang), kita akan memperoleh keyakinan dalam sifat ilmiah penelitian kita. Dengan kata
lain, hipotesis kita tidak hanya bersifat kebetulan, tetapi merupakan refleksi dari keadaan
populasi yang sebenamya. Dengan demikian, Dapat Ditiru merupakan ciri lain dari
penelitian ilmiah.
6. Objektivitas
Kesimpulan yang ditarik dari interpretasi hasil analisis data harus obfektif; yaitu, harus
berdasarkan fakta-fakta dari temuan yang berasal dari data aktual, dan bukan nilai-nilai
subjektif atau emosional kita. Misalnya, jika kita mempunyai hipotesis bahwa partisipasi yang
lebih besar dalam pengambilan keputusan akan meningkatkan komitmen organisasi, dan hal
tersebut tidak didukung oleh .hasil penelitian, adalah percuma jika peneliti terus
memperdebatkan bahwa peningkatan kesempatan bagi partisipasi karyawan akan tetap
bermanfaat! Argumen semacam itu akan didasarkan pada opini subjektif peneliti, bukan pada
temuan penelitian berdasar data yang faktual. Bila hal tersebut merupakan pendirian peneliti,
maka tidak ada gunanya sama sekali untuk melakukan penelitian. Banyak kerugian yang
akan diderita oleh organisasi yang melaksanakan kesimpulan yang tidak berdasar data atau
menyesatkan yang ditarik dari penelitian.
7. Dapat Digeneralisasi
Dapat digeneralisasi mengacu pada cakupan penerapan temuan penelitian dalam satu
konteks organisasi ke konteks organisasi lainnya. Tidak dapat dipungkiri lagi, semakin luas
jangkauan penerapan solusi yang dihasilkan oleh penelitian, semakin berguna penelitian tersebut
bagi para pengguna. Misalnya, jika seorang peneliti menemukan bahwa partisipasi dalam
pengambilan keputusan adalah benar terkait dengan peningkatan komitmen organisasi dalam
berbagai organisasi manufaktur, industri, dan jasa, dan tidak hanya dalam organisasi tertentu
yang diselidiki oleh peneliti tersebut, maka generalisasi temuan tersebut pada konteks
organisasi lain pun meningkat. Semakin penelitian dapat digeneralisasi, semakin besar
kegunaan dan nilainya. Tetapi, tidak banyak temuan penelitian yang dapat
digeneralisasi pada semua konteks, situasi, atau organisasi lainnya.
8. Hemat
Kesederhanaan dalam menjelaskan fenomena atau persoalan yang muncul, dan dalam
menghasilkan solusi masalah, selalu Iebih disukai untuk kerangka penelitian yang kompleks
yang meliputi jumlah faktor yang tidak dapat dikendalikan. Sifat ekonomis dalam model
penelitian dicapai jika kita memasukkan ke dalam kerangka penelitian lebih sedikit jumlah
variabel yang akan menjelaskan varians (variance) secara jauh lebih efisien dibanding
seperangkat variabel kompleks yang hanya akan sedikit menambah varians yang dijelaskan.
Sifat hemat ini dapat dicapai dengan pemahaman yang baik terhadap masalah dan faktor
penting lainnya yang memengaruhi hal tersebut. Model teoretis konseptual yang baik
semacam itu dapat diperoleh melalui wawancara terstruktur dan tidak terstruktur
dengan pihak terkait, dan tinjauan literatur yang menyeluruh terhadap hasil
penelitian sebelumnya dalam bidang masalah tertentu.
Salah satu metode investigasi ilmiah yang utama adalah metode hipotetis-deduktif. Proses
deduktif dan induktif dalam penelitian dijelaskan di bawah ini.
3. P e r u m u s a n t e o r i
Yaitu usaha untuk menggabungkan semua informasi dalam cara yang logis, sehingga
faktor-faktor yang berkaitan dengan masalah dapat dikonseptualisasi dan diuji. Kerangka
teoretis yang dirumuskan sering dituntun oleh pengalaman dan intuisi. Pada langkah ini,
variabel kritis diuji kontribusi dan pengaruhnya dalam menjelaskan mengapa
masalah terjadi dan bagaimana hal tersebut dapat diselesaikan. Jaringan asosiasi yang
diidentifikasi di antara variabel kemudian akan dijalin bersama secara teoretis dengan
justifikasi alasan mengapa hal tersebut berpengaruh terhadap masalah.
4. Pen yu s u n an h ip otes is
Penyusunan hipotesis adalah langkah logis selanjutnya setelah perumusan teori. Dari
jaringan asosiasi teori di antara variabel, hipotesis atau perkiraan tertentu yang dapat diuji
pun bisa dihasilkan. Misalnya, pada poin ini, seseorang mungkin menyusun hipotesis bahwa
jika sejumlah item ditaruh di rak-rak, ketidakpuasan konsumen akan sangat berkurang. Hal
tersebut merupakan sebuah hipotesis yang dapat diuji untuk menentukan apakah
pernyataan tersebut akan terbukti. Pengujian hipotesis disebut penelitian
deduktif (deductive). Terkadang, hipotesis yang tidak dirumuskan secara orisinil dihasilkan
melalui prossts induksi (induction). Yaitu, setelah data diperoleh, beberapa gagasan kreatif
muncul dan berdasarkan hal tersebut, hipotesis baru pun bisa dihasilkan untuk diuji
kemudian. Biasanya, dalam penelitian, pengujian hipotesis melalui penelitian deduktif dan
hipotesis yang dihasilkan dengan induksi keduanya adalah lazim.
6. Analisis data
Dalam langkah analisis data, data yang dikumpulkan dianalisis secara
statistik untuk melihat apakah hipotesis terbukti. Misalnya, untuk melihat jika
level persediaan memengaruhi kepuasan konsumen, seseorang dapat menggunakan analisis
korelasi dan menentukan hubungan antara dua faktor. Hampir serupa, hipotesis lain dapat
diuji dengan analisis statistik yang tepat. Analisis kuanritatif dan kualitatif terhadap data
dapat dilakukan jika sejumlah perkiraan terbukti. Data kualitatif mengacu pada informasi
yang diperoleh dalam bentuk naratif melalui wawancara dan pengamatan.
7. Deduksi
Deduksi adalah proses tiba pada kesimpulan dengan menginterpretasikan arti dari hasil
analisis data.