Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASKEP

KEHAMILAN DENGAN ANEMIA PADA KEHAMILAN TRIMESTER


II

PEMBIMBING:

Sulastri, S.Kp., M.Kes

DISUSUN OLEH:

1. Dhimas Agung Nugroho J210180122


2. Nove Wiand Dwi Wijayanti J210180127
3. Sofia Ngizatu Rahma J210180137

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2021
A. PENGERTIAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN TRIMESTER II

Anemia difenisikan sebagai kadar hemoglobin (Hb) yang rendah dalam darah
yang disebabkan oleh beberapa faktor.beberapa faktor tersebut di antaranya penyakit
yang menyebabkan kehilangan darah atau mengurangi produksi hemoglobin (Hb), Pola
nutrisi kebanyakan orang beberapa vitamin seperti B12,asam folat, dan riboflafin itu
berpengaruh terhadap pembentukan hb,akan tetapi faktor nutrisi yang penting adalah
kekurangan zat besi. (kraimer & zimmermann , 2009)

Anemia dalam kehamilan yang paling sering dijumpai adalah anemia gizi besi,
hal ini disebabkan kurangnya asupan zat besi dalam makanan karena gangguan
absorbsi, gangguan penggunaan atau perdarahan (Rizka Angrainy, 2017)

Anemia gizi besi pada ibu hamil masih merupakan salah satu masalah kesehatan
masyarakat di Indonesia dimana angka kematian ibu hamil yang cukup tinggi.
Penyebab utama anemia ini adalah kekurangan zat besi. Selama kehamilan terjadi
peningkatan kebutuhan zat besi hampir tiga kali lipat untuk pertumbuhan janin dan
keperluan ibu hamil. Konsekuensi anemia pada ibu hamil dapat membawa pengaruh
buruk baik terhadap kesehatan ibu maupun janinnya, keadaan ini dapat meningkatkan
morbiditas maupun mortalitas ibu dan anak.

Keadaan kurang zat besi (Fe) merupakan fenomena yang kompleks (Khomsan,
2010). Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin di bawah
11 gr% pada trimester I dan III atau kadar hemoglobin < 10,5 gr% pada trimester II
(Depkes RI, 2009).

Anemia sebenarnya adalah sebuah tanda dari proses penyakit bukan penyakit
itu sendiri.Hal ini biasanya digolongkan baik kronis atau akut.Anemia kronis terjadi
selama jangka waktu yang panjang.Anemia akut terjadi dengan cepat.Menentukan
apakah anemia telah terjadi untuk waktu yang lama atau apakah itu adalah sesuatu yang
baru,membantu dokter dalam mencari penyebabnya.Hal ini juga membantu
memprediksi seberapa parah gejala anemia mungkin.Pada Anemia kronis,gejala
biasanya di mulai secara perlahan dan bertahap,sedangkan pada gejala anemia akut
dapat mendadak dan lebih berat.( Atikah Proverawati,2011,Hal 1-2 ).
B. ANATOMI dan FISIOLOGI ANEMIA DALAM KEHAMILAN TRIMESTER II

1. Anatomi

Bagian-bagian Darah :
a. Air : 91%
b. Protein : 35 (albumin, globulin, protrombin dan fibrinogen)
c. Mineral : 0,9% (natrium klorida, natrium bikarbonat, garam fosfat,
magnesium, kalsium dan zatbesi)
d. Bahan organic : 0,1% (glukosa, lemak, asam urat, kreatinin, kolesterol, dan
asamamino)

Darah terdiri dari 2 bagian yaitu :


a. Sel-sel darah ada 3 macam, yaitu:
a) Eritrosit (sel darah merah)
Eritrosit berbentuk cakram bikonkav, tanpa inti sel, berdiameter 8
mikron, tebalnya 2 mikron dan ditengah tebalnya 1 mikron. Eritrosit
mengandung hemoglobin, yang memberinya warnamerah.
b) Leukosit (sel darah putih) Leukosit dibagi menjadi 2, yaitu:
 Granulosit adalah leukosit yang didalam sitoplasmanya
memiliki butir-butir kasar (granula). Jenisnya adalah eosinofil,
basofil, 5 dannetrofil.
 Agranulosit adalah leukosit yang sitoplasmanya tidak memiliki
granula, jenisnya adalah limfosit (sel T dan sel B) danmonosit.
c) Trombosit/platelet (sel pembekudarah)

b. Plasma Darah
Terdiri dari air dan protein darah yaitu albumin, globulin, dan fibrinogen.
Cairan yang tidak mengandung unsur fibrinogen disebut serum darah.

2. Fisiologi
Perubahan fisiologis alami yang terjadi selama kehamilan akan
mempengaruhi jumlah sel darah merah normal pada kehamilan, peningkatan
volume darah ibu terutama terjadi akibat peningkatan plasma, bukan akibat
peningkatana sel darah merah, walaupun ada peningkatan jumlah sel darah merah
dalam sirkulasi, tetapi jumlahnya tidak seimbang dengan peningkatan volume
plasma, ketidakseimbangan ini akan terlihat dalam bentuk penurunan kadar
hemoglobin (Hb).

Pengenceran darah (hemodilusi) pada ibu hamil sering terjadi dengan


peningkatan volume plasma 30%-40%, peningkatan sel darah merah 18%-30%
dan hemoglobin 19%, secara fisiologi hemodilusi membantu meringankan kerja
jantung. Hemodilusi terjadi sejak kehamilan 10 minggu dan mencapai puncaknya
pada kehamilan 32-34 minggu.

C. ETIOLOGI ANEMIA DALAM KEHAMILAN TRIMESTER II

Anemia memiliki berbagai macam penyebab. Beberapa penyebab umum


timbulnya anemia pada ibu hamil yaitu kurang gizi atau tidak adekuatnya intake besi
(malnutrisi) yang berhubungan dengan peningkatan kebutuhan kadar besi saat
kehamilan, malabsorsi besi, pendarahan uterus dan menorrhagi (Octavia, 2016).

Menurut Irianto (2014) etiologi anemia defisiensi besi pada kehamilan yaitu
gangguan pencernaan dan absorpsi, hipervolemia, menyebabkan terjadinya
pengenceran darah, kebutuhan zat besi meningkat, kurangnya zat besi dalam makanan,
dan pertambahan darah tidak sebanding dengan pertambahan plasma.
Selain itu, anemia ibu hamil pada umumnya disebabkan oleh kurang gizi
(malnutrisi), kurang zat besi dalam diit, malabsobsi, perdarahan antepartum, kehilangan
darah banyak seperti persalinan yang lalu, penyakit-penyakit kronik seperti TB paru,
cacing usus,malaria, dan lain-lain.( Saifuddin, 2002 dalam Wagiyo dan Putrono (2016))

D. TANDA DAN GEJALA ANEMIA DALAM KEHAMILAN TRIMESTER II

Gejala umum anemia adalah rasa lemah, lesu, cepat lelah, telinga mendenging
(tinitus), mata berkunang-kunang, kaki terasa dingin, sesak nafas dan dispepsia, serta
konjungtiva anemis.
Menurut Proverawati (2011) tanda dan gejalah anemia pada ibu hamil sebagai
berikut :
1. Kelelahan
2. Penurunan energi
3. Sesak nafas
4. Tampak pucat dan kulit dingin
5. Tekanan darah rendah
6. Frekuensi pernapasan cepat
7. Kulit kuning disebut jaundice jika anemia karena kerusakan sel darah merah
8. Sakit kepala
9. Tidak bisa berkonsentrasi
10. Rambut rontok k. Malaise

E. DAMPAK ANEMIA DALAM KEHAMILAN TRIMESTER II

Anemia menyebabkan rendahnya kemampuan jasmani karena sel-sel tubuh tidak


cukup mendapat pasokan oksigen. Pada wanita hamil, anemia meningkatkan frekuensi
komplikasi pada kehamilan dan persalinan. Risiko kematian maternal, angka
prematuritas, berat badan bayi lahir rendah, dan angka kematian perinatal meningkat.
Disamping itu, perdarahan antepartum dan postpartum lebih sering dijumpai pada
wanita yang anemia dan lebih sering berakibat fatal sebab wanita yang anemia tidak
dapat mentolerir kehilangan darah.

Dampak anemia pada kehamilan bervariasi dari keluhan yang sangat ringan
hingga terjadinya kelangsungan kehamilan abortus, partus imatur/prematur, gangguan
proses persalinan (perdarahan), gangguan masa nifas (daya tahan terhadap infeksi dan
stres kurang, produksi ASI rendah), dan gangguan pada janin (abortus, dismaturitas,
mikrosomi, cacat bawaan, BBLR, kematian perinatal, dan lain-lain) (Irianto, 2014).

F. KLASIFIKASI ANEMIA DALAM KEHAMILAN TRIMESTER 2

Berdasarkan klasifikasi dari WHO kadar hemoglobin pada ibu hamil dapat dibagi
menjadi 4 kategori yaitu:
1) Hb 11 gr%: tidak anemia.
2) Hb 9-10 gr%: anemia ringan.
3) Hb 7-8 gr%: anemia sedang.
4) Hb < 7 gr%: anemia berat

G. PATOFISIOLOGI DALAM KEHAMILAN TRIMESTER 2

Anemia dalam kehamilan dapat disebabkan oeh banyak faktor, antara lain;
kurang zat besi; kehilangan darah yang berlebihan; proses penghancuran eritrosit dalam
tubuh sebelum waktunya; peningkatan kebutuhan zat besi (Pratami, 2016). Selama
kehamilan, kebutuhan oksigen lebih tinggi sehingga memicu peningkatan produksi
eritropenin. Akibatnya, volume plasma bertambah dan sel darah merah meningkat.
Namun, peningkatan volume plasma terjadi dalam proporsi yang lebih besar jika
dibandingkan dengan peningkatan eritrosit sehingga terjadi penurunan konsentrasi Hb
(Prawirohardjo, 2010).

Sedangkan volume plasma yang terekspansi menurunkan hematokrit (Ht),


konsentrasi hemoglobin darah (Hb) dan hitung eritrosit, tetapi tidak menurunkan
jumlah Hb atau eritrosit dalam sirkulasi. Ada spekulasi bahwa anemia fisiologik dalam
kehamilan bertujuan untuk viskositas darah maternal sehingga meningkatkan perfusi
plasenta dan membantu penghantaran oksigen serta nutrisi ke janin (Prawirohardjo,
2010). 12 Ekspansi volume plasma mulai pada minggu ke 6 kehamilan dan mencapai
maksimum pada minggu ke 24 kehamilan, tetapi dapat terus meningkat sampai minggu
ke 37. Pada titik puncaknya, volume plasma sekitar 40% lebih tinggi pada ibu hamil.
Penurunan hematokrit, konsentrasi hemoglobin, dan hitung eritrosit biasanya tampak
pada minggu ke 7 sampai ke 8 kehamilan dan terus menurun sampai minggu ke 16
sampai 22 ketika titik keseimbangan tercapai (Prawirohardjo, 2010).

Jumlah eritrosit dalam sirkulasi darah meningkat sebanyak 450 ml. Volume
plasma meningkat 45-65 %, yaitu sekitar 1.000 ml. Kondisi tersebut mengakibatkan
terjadinya pengenceran darah karena jumlah eritrosit tidak sebanding dengan
peningkatan plasma darah. Pada akhirnya, volume plasma akan sedikit menurun
menjelang usia kehamilan cukup bulan dan kembali normal tiga bulan postpartum.
Persentase peningkatan volume plasma yang terjadi selama kehamilan, antara lain
plasma darah 30%, sel darah 18%, dan hemoglobin 19%. Pada awal kehamilan, volume
plasma meningkat pesat sejak usia gestasi 6 minggu dan selanjutnya laju peningkatan
melaambaat. Jumlah eritrosit mulai meningkat pada trimester II dan memuncak pada
trimester III (Pratami, 2016).

H. PENATALAKSANAAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN TRIMESETER II

Penatalaksanaan Secara Medis, Penanganan anemia yang tepat merupakan hal


penting untuk mengatasi anemia pada awal untuk mencegah atau meminimalkan
konsekuensi serius perdarahan. Penanganan anemia secara efektif perlu dilakukan. Ibu
hamil berhak memilih kadar Hb normal selama kehamilan dan memperoleh pengobatan
yang aman dan efektif. Pengobatan yang aman dan efektif akan memastikan ibu hamil
memiliki kadar Hb yang normal dan mencegah pelaksanaan tindakan tranfusi darah.
Peningkatan oksigen melalui tranfusi darah telah ditentang selama dekade terakhir.
Selain itu, tindakan tranfusi beresiko menimbulkan masalah yang lain, seperti transmisi
virus dan bakteri (Pratami, 2016).

Terdapat satu uji acak terkontrol yang menyatakan bahwa pemberian zat besi oral
harian selama empat minggu memiliki hasil yang lebih baik dalam meningkatkan kadar
Hb rata-rata 19,5 g/dl. Zat besi oral dan iron polymaltose aman diberikan dan dapat
meningkatkan kadar Hb dengan lebih efektif dibandingkan dengan pemberian zat besi
oral secara terpisah pada anemia defesiensi zat besiyang berkaitan dengan kehamilan
(Pratami, 2016).

Konsumsi suplemen zat besi setiap hari berkaitan erat dengan peningkatan kadar
Hb ibu sebelum dan sesudah pelahiran. Selain itu, tindakan tersebut juga mengurangi
resiko anemia yang berkepanjangan. Ibu yang mengkonsumsi suplemen zat besi atau
asam folat, baik harian maupun intermiten, tidak menunjukan perbedaan efek yang
signifikan. Konsumsi zat besi oral yang melebihi dosis tidak meningkatkan hematokrit,
tetapi meningkatkan kadar Hb. Pemberian suplemen zat besi oral sering kali
menimbulkan efek samping mual dan sembelit. Sekitar 10-20% ibu yang
mengkonsumsi zat besi oral pada dosis pengobatan mengalami efek saamping, seperti
mual, muntah, konstipasi atau diare. Ibu hamil yang menderita anemia berat mungkin
memerlukan tranfusi darah, yang terkadang tidak memberi peningkatan kondisi yang
signifikan.

Pemberian suplemen zat besi secara rutin pada ibu hamil yang tidak menunjukan
tanda kekurangan zat besi dan memiliki kadar Hb lebih dari 10,0 g/dl terbukti memberi
dampak positif, yaitu prevelensi anemia selama hamil dan enam minggu postpartum
berkurang. Efek samping berupa hemokonsentrasi, yaitu kadar Hb lebih dari 13,o g/dl
lebih sering terjadi pada ibu yang mengkonsumsi suplemen zat besi atau asam folat
setiap hari dibandingkan ibu yang tidak mengkonsumsi supleman. Dalam menagani
anemia, profesional kesehatan harus menerapkan strategi yang sesuai dengan kondisi
yang dialami oleh ibu hamil. Penanganan anemia defesiensi zat besi yang tepat akan
meningkatkan parameter kehamilan fisiologis dan mencegah kebutuhan akan intervensi
lebih lanjut (Pratami, 2016)

I. KOMPLIKASI ANEMIA DALAM KEHAMILAN TRIMESTER II

a. Komplikasi Anemia Pada Ibu Hamil


Menurut (Pratami, 2016) kondisi anemia sanggat menggangu kesehatan ibu
hamil sejak awal kehamilan hingga masa nifas. Anemia yang terjadi selama masa
kehamilan dapat menyebabkan abortus, persalinan prematur, hambatan tumbuh
kembang janin dalam rahim, peningkatan resiko terjadinya infeksi, ancaman
dekompensasi jantung jika Hb kurang dari 6,0 g/dl, mola hidatidosa, hiperemis
gravidarum, perdarahan ante partum, atau ketuban pecah dini.

Anemia juga dapat menyebabkan gangguan selama persalinan seperti


gangguan his, gangguan kekuatan mengejan, kala pertama yang berlangsung
lama, kala kedua yang lama hingga dapat melelahkan ibu dan sering kali
mengakibatkan tindakan operasi, kala ketiga yang retensi plasenta dan perdaraan
postpartum akibat atonia uterus, atau perdarahan postpartum sekunder dan atonia
uterus pada kala keempat.Bahaya yang dapat timbul adalah resiko terjadinya sub
involusi uteri yang mengakibatkan perdarahan postpartum, resiko terjadinya
dekompensasi jantung segera setelah persalinan, resiko infeksi selama masa
puerperium, atau peningkatan resiko terjadinya infeksi payudara.

b. Komplikasi Anemia Pada Janin


Menurut (Pratami, 2016) anemia yang terjadi pada ibu hamil juga
membahayakan janin yang dikandungnya. Karena asupan nutrisi, O2 dan plasenta
menurun ke dalam tubuh janin sehingga dapat timbul pada janin adalah resiko
terjadinya kematian intra-uteri, resiko terjadinya abortus, berat badan lahir
rendah, resiko terjadinya cacat bawaan, peningkatan resiko infeksi pada bayi
hingga kematian perinatal, atau tingkat intiligensi bayi rendah.

J. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN


TRIMESTER II

I. Pengkajian Keperawatan
a. Identitas Pasien
Nama : Ny. A
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 31 tahun
Status Perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat : Silaut
Golongan Darah :O
Tanggal Pengkajian : 5 Maret 2021
Dx : G3P2A0H2
b. Identitas Penanggung jawab
Nama : Tn. R
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 33 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Silaut
Pendidikan : SMA

c. Keluhan Utama
Klien masuk dengan keluhan hamil trimester II, mengeluh pusing, mual,badan
terasa lemas, nafsu makan berkurang, suhu : 37,5 0C, TD : 110/80mmHg,
konjungtiva sedikit anemis.

d. Riwayat Kesehatan Sekarang


Ibu mengatakan saat ini tidak menderita penyakit menular, klien mengatakan
matanya berkunang-kunang,klien tampak pucat

e. Riwayat Kesehatan Masa Lalu


Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular. Ibu juga tidak
pernah menderita penyakit menahun dengan gejala seperti sesak nafas, mengi
(asma), sering pusing, mudah lelah, dan wajah pucat (anemia).

f. Pengobatan yang sedang/pernah dialami


Ibu mengatakan tidak sedang /tidak pernah menjalani pengobatan tertentu, Ibu
mengatakan tidak pernah dirawat dirumah sakit.

g. Riwayat Kesehatan Keluarga


Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak ada riwayat keturunan kembar, tidak
ada yang menderita cacat bawaan

h. Riwayat Obstetrik
G:3 P:2 A:0 HPHT : 15 – 11 - 2020
i. Riwayat Kebidanan
1) Haid
Ibu mengatakan pertama kali haid saat usia 14 tahun, siklus 28 – 30 hari,
teratur, lamanya7hari.Warna darah haid merah segar, hari pertama
biasanya agak bergumpal dan selanjutnya encer. Pada hari 1 sampai hari
ke 3 ganti pembalut 2 – 3 kali sehari. Selanjutnya hanyaganti 2 kali. Saat
haid tidak mengeluh nyeri, tidak pusing, tetapi kadang-kadang nyeri
pinggang. Tidak terjadi keputihan sebelum haid.
2) Keluarga berencana
Ibu mengatakan belum pernah KB dan merencanakan akan memilih KB
apa setelah persalinan nanti.
3) Riwayat kehamilan sekarang
Ibu mengatakan hamil ketiga usia5 bulan. Ini adalah kali ke 2 ibu
memeriksakan kehamilannya. Ibu mendapatkan imunisasi TT. Ibu
merasakan pergerakan janin tepat setelah mengetahui bahwa ibu hamil. Ibu
telah mendapatkan tablet Fe dan Kalk dan diminum rutin setiap hari, Ibu
juga mendapatkan penyuluhan tentang gizi dan pola aktivitas selama
hamil. Ibu mengatakan mual dan muntah, cepat lelah, lemah, nafsu makan
berkurang dan sering pusing.

j. Pola kebiasaan sehari-hari


a. Nutrisi
Sebelum hail : Ibu makan 3 kali sehari, komposisinasi, sayur
(bayam, kacang panjang, wortel, kol, sawi, kangkung,
dll), lauk (tahu, tempe, telur, ikan), buah (papaya,
jeruk, pisang, dll) dan air putih 8 gelass hari.
Selama hamil : Ibu makan 3 kalise hari komposisinasi, sayur
(bayam, kacang panjang, wortel, kol, sawi, kangkung,
dll), lauk (tahu, tempe, telur, ikan), buah (papaya,
jeruk, pisang, dll) dan air putih 6 – 8 gelass hari.
1) Eliminasi
Sebelum hamil : BAB 1 kali sehari pada pagi hari bangun
tidur,konsistensi lunak, warna kuning trengguli, tidak
ada keluhan. BAK 6-7 kali sehari , tidak ada keluhan,
warna kuning jernih.
Selama hamil : BAB 1 kali sehari pada pagi hari bangun
tidur,konsistensi lunak, warna kuning trengguli, tidak
ada keluhan. BAK 4x pada siang hari. Malam hari 2-
3x, warna kuning jernih dantidak ada keluhan.
2) Istirahat
Sebelum hamil : Ibu tidurs ekitar 10 jam sehari. Tidak ada keluhan.
Selama hail : Ibutidurmalam 8 jamsehari. Ibu merasa
terganggukarena sering kencing, dan setelah kencing
ibu langsung bisa tidur kembali. Ibu tidur siang mulai
pukul 11.00-13.00 WIB dan tidak ada keluhan.
3) Aktifitas dan olahraga
Sebelum hamil : Ibu tidak pernah melakukan olahraga fisik apapun,
kegitan ibu sehari-hari dirumah adalah
memasak,bersih-bersih rumah, menyapu, mengepel,
mencuci dan pekerjaan rumah tangga lainnya.
Selama hamil : kadang-kadang ibu melakukan jalan santai selama
+30 menit. Ibu tetap melakukan pekerjaan rumah
tangga seperti sewaktu sebelum hamil.
4) Personalhygiene
Sebelum hamil : Mandi 2 kali sehari pagi dan sore hari, gosok gigi
2 kali sehari setiap mandi. Keramas 2x seminggu,
membersihkan genetalia setiap selesai BAK dengan
air bersih dar idepan kebelakang, dan setelah BAB
dengan air bersih dari belakang kedepan. Memotong
kuku 1minggu sekali.
Selama hamil : Mandi 3 kali sehari (pagi, siang, malam), gosok
gigi 2 kali sehari seperti sebelum hamil, keramas
3hari sekali, membersihkan genetalia setiap selesai
BAK dengan air bersih dari depan ke belakang, dan
setelah BAB dengan air bersih dari belakang
kedepan. Memotong kuku 1minggusekali
5) Rekreasi
Sebelum hamil : Ibu jarang pergi untuk rekreasi. Hanya pada hari
libur saja ibu pergi ke tempat orang tua di desa
sebelah. Di rumah ibu biasa nonton TV atau main
kerumah tetangga.
Selama hamil : Ibu lebih sering pergi ke rumah orang tua selama
hamil. Dirumah biasa nonton TVatau ikut ngobrol
kerumah tetangga.
k. Riwayat ketergantungan/alergi
Sebelum dan selama hamil ibu tidak tergantung pada jenis obat-obatan
tertentu, tidak mengkonsumsi obat-obatan terlarang, tidak minum kopi,
dantidak minum-minuman keras. Ibu tidak merokok tetapi suami merokok.
l. Latar Belakang Sosial Budaya
Ibu mengatakan dalam keluarga ibu tidak ada kebiasaan periksa dan pijat
perut kedukun ,minum jamu-jamuan, minum ramuan, dan pantang
terhadap makanan tertentu. Tidak ada kebiasaan minum ramuan seperti
rumput fatimah untuk mempercepat proses persalinan, tidak ada kebiasaan
memberi ramuan pada pusar bayi setelah bay ilahir.
m. Psikologis
Klien tampak tenang dengan penyakitnya, klien tidak tampak cemas
dengan penyakitnya yang dideritanya, klien tampak bersahaja untuk
mengobati sakitnya.
n. Spiritual
Klien tampak rajin shala tdan berdoa untuk kesembuhannya, klien
yakinbahwa akan sembuh dan melahirkan dengan selamat.
o. Datapenunjang
TD = 110/80 mmHg
Hb = 8gr/dl
S = 37,50C
p. Data pengobatan
Tablet FeVit C
q. Pemeriksaan Fisik
Kesadaran : ComposMentis
BB/TB :70Kg/165cm
TTV :
TD = 110/80 mmHg,
N = 80x/i,
P = 22x/i,
S = 37,50C
1) Kepala
Rambut : Bersih, kulit tidak berketombe, tidak ada luka, tidak
ada kutu, rambut tidak mudah rontok.
Kulit : Bersih, tidak ada luka
Muka : Tidak sembab, tidak ada cloas magravidarum, tidak
pucat.
Mata : Sklera putih, tidak ada kekeruhan pada retina,
konjungtiva sediki tanemis, kelopak mata tidak oedema.
Hidung :Lubang hidung bersih, secret tidak berlebihan
Mulut :Bibir lembab, sedikit pucat, keadaan mulut bersih, tonsil
tidak membesar, tidak ada stomatitis, lidah bersih, gusi
tidak berdarah
Gigi :Tidak ada karie sgigi.
2) Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan limfe, tidak ada bendunga
vena jugularis
3) Thoraxdanpayudara
Paru-paru : Pernafasan teratur, tidak ada retraksi otot intercosta,
tidak ada wheezing dan ronchi
Jantung : Irama denyut jantung teratur
Aksila : Tidak ada pembengkakan kelenjar limfe
Mammae : Payudara bersih, pembesaran kedua payudara
simetris, papilla mammae menonjol, terdapat hiperpig
mentasi papilla dan areola mammae, tidak terdapat
benjolan abnormal, colostrum sudah keluar saat
dipencet areola mammae.
4) Abdomen : Pembesaran perut sesuai umur kehamilan, pembesaran
membujur, perut tidak mengkilat, ada striae lividae, terdapat linea
nigra, tidak ada luka bekas operasi
5) Genitalia
Vulva bersih, fluoralbus sedikit, tidak ada condiloma talata
dancondiloma akuminata, tidak ada varises, tidak oedem, vulva
merah kebiruan, tidak ada pembengkakan kelenjar skene dan
bartolini, tidak ada bekas jahitan.
6) Anus
Bersih, tidak hemoroid
7) Ekstremitas
Atas : simetris, tidak ada clubbing finger Bawah : simetris,
tidakoedema, tidak ada varices
r. Pemeriksaan khusus
1) TFU McDonald : 28 cm
TBJ (Johnson-Tausack) : (28-12)x155 = 2480 gr
2) Palpasi
LI : TFU pertengahan pusat–Px. Pada fundus teraba bagianyang
besar, lunak dan tidak melenting
L II : Pada dinding perut sebelah kanan teraba bagian yang keras,
dan memanjang seperti papan. Pada dinding perut sebelah
kiri teraba bagian kecil janin
L III : Pada perut bagian terbawah teraba bagian yang bundar,
keras dan melenting (kepala belum masuk PAP)
Lain-lain :
- Ibu tidak kesakitan saat dipalpasi
- Bagian-bagian janin tidak mudah teraba
- Tidak adab again kecil di smping janin
- Tidak ada sudut fibriE
s. Auskultasi
DJJ + ,kuat,teratur11-12-11 (136x/menit), punctum maksimum 1
jarikanan bawah pusat
t. Pemeriksaan Penunjang
Hb : 8g/dl
u. Terapi yang diperoleh
Tablet Fe1x1 Vit C3 x 50 mg

II. Analisis Data


No Data Fokus Problem Etiologi
1. Ds : Keletihan kondisi fisiologis
 Pasien mengeluhkan (anemia)
badan terasa lemas
dan lemah
 Pasien mengatakan
cepat lelah
 Pasien mengeluhkan
matanya berkunanh –
kunang dan sering
pusing

Do :
 Pasien tampak pucat
 Konjungtiva sedikit
anemis
 Hb : 8 gr/dl
 Sklera putih
 Bibir sedikit pucat

2. Ds : Defisit nutrisi Faktor psikologis


 Pasien mengatakan
nafsu makannya
menurun
 Pasien mengatakan
mual dan muntah

Do :
 Pasien tampak pucat
 Pasien tidak
menghabiskan
makanannya

3. Ds : - Resiko infeksi Ketidakadekuatan


Do : pertahanan tubuh
 Hb : 8g/dl sekunder :
 Sklera putih penurunan
 Konjungtiva sedikit hemoglobin
anemis
 Bibir sedikit pucat

III. Diagnosa Keperawatan


a. Keletihan b.d kondisi fisiologis : anemia d.d klien tampak lemas, konjungtiva
sedikit anemis
b. Defisit nutrisi b.d factor psikologis d.d berkurangnya nafsu makan dan mual
muntah
c. Resiko infeksi b.d ketidakadekuatan pertahanan tubuh sekunder : penurunan
hemoglobin d.d hb : 8 gl/dl

IV. Intervensi Keperawatan


No.
Kriteria Hasil Intervensi
Dx
1. Setelah dilakukan tindakan Observasi :
keperawatan 3x24 jam 1. Monitor kelelahan fisik dan
diharapkan keletihan pasien emosional
berkurang dengan kriteria 2. Monitor nilai hemoglobin
hasil: darah
1. Verbalisasi kepulihan Teraupetik :
energy meningkat 1. Berikan aktivitas distraksi yang
2. Tenaga meningkat menyenangkan
3. Kemampuan 2. Lakukan latihan rentang gerak
melakukan aktivitas pasif dan/atau aktif
rutin meningkat Edukasi :
4. Lesu menurun 1. Anjurkan menghubungi
5. Sakit kepala menurun perawat jika tanda dan gejala
keletihan tidak berkurang
Kolaborasi :
1. Kolaborasi dengan dokter
dalam pemberian zat besi
2. Kolaborasi dengan ahli gizi
tentang cara meningkatkan
asupan makanan
2. Setelah dilakukan tindakan Observasi :
keperawatan selama 3x24 jam 1. Identifikasi status nutrisi
diharapkan status nutrisi 2. Identifikasi makanan yang
pasien membaik dengan disukai
kriteria hasil : 3. Monitor asupan makan
1. Porsi makanan yang Teraupetik :
dihabiskan meningkat 1. Berikan makanan tinggi kalori
2. Verbalisasi keinginan dan tinggi protein
untuk meningkatkan 2. Fasilitasi penentuan pedoman
nutrisi meningkat diet
3. Pengetahuan tentang Edukasi :
pemilihan makan sehat 1. Ajarkan diet yang terprogram
meningkat Kolaborasi :
4. Pengetahuan tentang 1. Kolaborasi dengan ahli gizi
standart asupan nutrisi untuk menentukan jumlah
yang tepat meningkat kalori dan jumlah nutrisi yang
5. Nafsu makan membaik dibutuhkan
3. Setelah dilakukan tindakan Observasi :
keperawatan selama 3x24 jam 1. Monitor tanda dan gejala
diharapkan tidak ada infeksi infeksi local dan sistemik
dengan kriteria hasil : Teraupetik :
1. Hb meningkat 1. Cuci tangan sebelum dan
2. Nafsu makan sesudah kontak dengan pasien
meningkat dan lingkungan pasien
3. Badan kembali bugar Edukasi :
1. Ajarkan cara mencuci tangan
dengan benar
2. Anjurkan meningkatkan
asupan nutrisi dan cairan
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian
imunisasi, jika diperlukan

V. Implementasi
No. Implementasi
Dx
1 Observasi :
- Memonitor kelelahan fisik dan emosional
- Memonitor nilai hemoglobin darah
Teraupetik :
- Memberikan aktivitas distraksi yang menyenangkan
- Melakukan latihan rentang gerak pasif dan/atau aktif
Edukasi :
- Menganjurkan menghubungi perawat jika tanda dan gejala
keletihan tidak berkurang
Kolaborasi :
- Berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian zat besi
- Berkolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan
makanan
2 Observasi :
- Mengidentifikasi status nutrisi
- Mengidentifikasi makanan yang disukai
- Memonitor asupan makan
Teraupetik :
- Memberikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
- Memfasilitasi penentuan pedoman diet
Edukasi :
- Mengajarkan diet yang terprogram
Kolaborasi :
- Berkolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan
jumlah nutrisi yang dibutuhkan
3 Observasi :
- Memonitor tanda dan gejala infeksi local dan sistemik
Teraupetik :
- Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan
lingkungan pasien
Edukasi :
- Mengajarkan cara mencuci tangan dengan benar
- Menganjurkan meningkatkan asupan nutrisi dan cairan
Kolaborasi :
- Berkolaborasi pemberian imunisasi, jika diperlukan

VI. Evaluasi
No. Evaluasi
Dx
1 S : Pasien mengatakan keadaan tubuh sekarang sudah lebih baik dan
tidak keletihan seperti awal
O : Konjungtiva pasien nampak tidak anemis lagi
A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi
2 S : Pasien mengatakan nafsu makan sudah meningkat dari sebelumnya
O : Pasien Nampak lahap saat menghabiskan porsi makanannya
A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi
3 S : Pasien mengatakan kondisi badan lebih bugar
O : Hb pasien meningkat (Normal)
A : Masalah sebagian teratasi
P : Lanjutkan intervensi
DAFTAR PUSTAKA

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. Edisi
I,Jakarta: DPP PPNI

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Edisi
I,Jakarta: DPP PPNI

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Edisi
I,Jakarta: DPP PPNI

Wagiyo & Putrono. (2016). Asuhan Keperawatan Antenatal, Intranatal dan Bayi Baru Lahir
Fisilogis dan Patologis. Yogyakarta : ANDI

Anda mungkin juga menyukai