FAKULTAS FARMASI
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ANALISIS
“GRAVIMETRI”
OLEH :
STAMBUK : 15020190068
KELAS : C4
FAKULTAS FARMASI
2020
GRAVIMETRI
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gravimetri merupakan salah satu metode kimia analitik untuk
menentukan jumlah atau kuantitas suatu zat atau bahan dengan cara
mengukur berat zat dalam keadaan murni setelah melalui proses
pemisahan. Analisis gravimetri adalah cara analisis kuantitatif
berdasarkan berat tetap (berat konstannya). Dalam analisis ini, unsur
atau senyawa yang dianalisis dipisahkan dari sejumlah bahan yang
dianalisis.
Gravimetri biasa digunakan untuk mengukur kadar air pada sampel
atau bahan dimana bertujuan untuk mendapatkan zat yang murni
dengan cara menentukan kadar air dengan metode pemanasan dan
diperoleh bobot yang konstan dari bahan tersebut.
Gravimetri merupakan metode yang tergolong telah jarang
digunakan sebab memakan waktu yang cukup lama. Namun kelebihan
dari metode ini ialah penyusun yang dicari dapat diketahui pengotoran
yang ada dan bila diperlukan dapat dilkakukan pembentulan (koreksi).
Metode gravimetri dibagi atas beberapa jenis yaitu Gravimetri
Pengendapan, Elektrogravimetri, Gravimetri Partikulat dan Gravimetri
Penguapan. Pada praktikum kali ini kita akan menggunakan metode
Gravimetri Penguapan dimana bahan atau sampel berupa kafein
dikurangi kadar airnya dengan cara dipanaskan melalui oven dan di
dinginkan pada desikator.
Analit yang menguap dapat diserap dengan medium tertentu yang
sebelumnya ditimbang dengan teliti. Hal ini disebut cara langsung.
Adapun cara tidak langsung yaitu dengan menghitung berat sisa
pengeringan / penguapan hingga penyusup yang menguap bisa
diketahui pada cara ini juga dapat menentukan kelembaban atau kadar
air hablur suatu bahan dengan cara memanaskan pada suhu tertentu,
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Teori Umum
Gravimetric merupakan cara pemeriksaan jumlah zat yang paling
tua dan paling sederhana dibandingkan dengan cara pemeriksaan
kimia lainnya. Analisis gravimetri adalah cara analisis kuantitatif
berdasarkan berat tetap (berat konstannya). Dalam analisis ini, unsur
atau senyawa yang dianalisis dipisahkan dari sejumlah bahan yang
dianalisis. Bagian terbesar analisis gravimetric menyangkut berubahan
unsur atau gugus senyawa yang dianalisis menjadi senyawa lain
yang murni dan mantap (stabil), sehingga dapat diketahui berat
tetapnya. Berat unsur atau gugus yang dianalisis selanjutnya dihitung
dari rumus senyawa serta berat atom penyusunnya (Gandjar, 2007).
Metode analisis laboratorium untuk aplikasi di bidang higiene
industri secara umum adalah berdasarkan prinsip-prinsip analisis
logam (analisis spektroskopi) atau gravimetri. Sebelum sampel
dianalisis menggunakan metode tersebut, sampel terlebih dahulu harus
dipersiapkan sehingga dapat dianalisis. Tahapan preparasi ini
bertujuan untuk mempersiapkan sampel sehingga dapat terbaca oleh
instrumen laboratorium (Cairns, 2008).
Gravimetri dalam ilmu kimia merupakan salah satu metode kimia
analitik untuk menentukan kuantitas suatu zat atau komponen yang
telah diketahui dengan cara mengukur berat komponen dalam keadaan
murni, setelah melalui proses pemisahan. Analisis gravimetri adalah
proses isolasi dan pengukuran berat suatu unsur atau senyawa
tertentu. Bagian terbesar dari penentuan secara analisis gravimetri
meliputi transformasi unsure atau radikal senyawa murni stabil yang
dapat segera diubah menjadi bentuk yang dapat ditimbang dengan
teliti. Metode gravimetri memakan waktu yang cukup lama, adanya
pengotor pada konstituen dapat diuji dan bila perlu faktor-faktor dapat
masalah ini dapat diperoleh melalui studi laju endapan dimana partikel-
partikel berubah menjadi gumpalan-gumpalan yang cukup  besar
untuk memisahkan dari larutan tersebut sebagai endapan (Underwood,
2002).
Langkah-langkah analisis gravimetri adalah seperti; penyediaan
larutan, pemendakan, pencernaan, penurasan, pembasuhan,
pengeringan (penyalaan), penimbangan dan pengiraan (Rahim, 2013).
Mengeringkan endapan, pengeringan sebagian yang cukup untuk
banyak maksud, dilaksanakan dengan membuka kertas saringnya dan
menaruhnya di atas beberapa kertas saring kering dan membiarkan air
diserap (Moore, 2003).
Metode gravimetri saaat ini mulai banyak ditinggalkan karena
semakin berkembangnya instrument analisis yang telah modern dan
canggih. Namun demikian masih terdapat beberapa material yang
hingga saat kini masih dianalisis menggunakan gravimetri ini (Raharjo,
2007).
2.2. Uraian Bahan
1. Baku Kafein (Ditjen POM, 1979 : 175)
Nama resmi : COFFEINUM
Nama lain : Kofeina
Rumus molekul : C8H10N4O2
Bobot molekul : 194,19 g/mol
Rumus struktur :
Pemerian : Serbuk atau hablur bentuk jarum mengkilat
biasanya menggumpal, putih, tidak berbau,
rasa pahit.
BAB 3
METODE KERJA
3.1 Alat Praktikum
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu cawan
porselen, desikator, oven dan timbangan.
3.2 Bahan Praktikum
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu bahan baku
kafein.
3.3 Cara Kerja
Dilakukan pembersihan dan pengeringan botol timbang dalam oven
dalam kondisi terbuka. Kemudian dilakukan penimbangan botol
timbang kosonng dengan tutup hingga diperoleh bobot konstan. Bahan
dihaluskan jika sampel dalam bentuk hablur kasar. Ditimbang bahan
sebanyak ± 1,5 gram. Kemudian botol yang berisi bahan ditimbang dan
ratakan bahan yang ada didalam botol timbang. Botol timbang
dimasukkan ke dalam oven dengan posisi tutup botol timbang sedikit
terbuka, panaskan dengan suhu 80ºC selama 4 jam. Buka tutup oven
dan segera tutup kembali botol timbang kemudian didinginkan didalam
desikator sampai suhu ruang. Dilakukan penimbangan kembali botol
timbangan yang berisi sampel dan kembali dipanaskan pada suhu 80ºC
selama 1 jam. Kemudian, dilakukan kembali pendinginan didalam
desikator hingga diperoleh bobot konstan.
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Pengamatan
4.2. Pembahasan
Gravimetri adalah suatu analisis kuantitatif berdasarkan berat
tetap atau berat konstannya. Pada metode ini, zat atau senyawa yang
dianalisis dipisahkan dari sejumlah bahan yang dianalisis. Hal
terpenting dari analisis gravimetri terkait perubahan unsur atau gugus
senyawa yang dianalisis menjadi senyawa lain yang murni dan stabil,
sehingga dapat diketahui berat tetap atau konstannya.
Pada prinsipnya, gravimetri didasarkan pada reaksi kimia:
aA + rR → AaRr
Dimana sejumlah a analit A akan bereaksi dengan sejumlah r
pereaksi R membentuk pola AaRr yang biasa merupakan suatu
senyawa yang sangat sedikit larut dan dapat ditimbang setelah
pengeringan; atau produk tersebut dapat dibakar menjadi senyawa lain
yang komposisinya diketahui untuk kemudian ditimbang.
Adapun persyaratan bobot konstan menurut buku Farmakope
Indonesia edisi Ketiga yaitu, yang dimaksud dengan bobot tetap (atau
biasa disebut bobot konstan) adalah berat pada penimbangan setelah
zat dikeringkan selama satu jam tidak berbeda lebih dari 0,5 mg dari
berat zat pada penimbangan sebelumnya.
ANDRA AUDINA PUTRI DELLA LESTARI
150 2019 0068
GRAVIMETRI
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum ini didapatkan hasil kadar air
dari kafein yaitu sebesar 1% dimana hasil yang diperoleh tidak sesuai
dengan literatur dimana persyaratan kadar air kafein tidak lebih dari
0,5%.
5.2. Saran
Saran untuk praktikum kali ini yaitu praktikan harus memperhatikan
kebersihan alat yang akan dipakai dan praktikan diharapkan lebih teliti
dalam melakukan penimbangan maupun pemanasan dengan
memperhatikan waktu yang ada. Adanya pendampingan oleh asisten
laboratorium sangat diperlukan untuk meminimalisir kesalahan-
kesalahan saat praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2020. Penuntun Praktikum Kimia Analisis Farmasi. Makassar:
Universitas Muslim Indonesia.
Okdayani, Yoskasih, 2010. Penuntun Kadar Air Dalam Serbuk UO2 Dengan
Metode Gravimetri. Hasil-hasil Penelitian EBN. Vol. 12 No. 7
LAMPIRAN
A. Skema Kerja
Pembersihan dan pengeringan botol timbang (botol timbang denga tutup
dikeringkan dalam oven dalam kondisi terbuka)
⇓
Menimbang teliti berat botol timbang kosong dengan penutupnya hingga
bobot konstan (hingga selisi 2 kali penimbangan tidak lebih 0,5 mg)
⇓
Bahan dihaluskan hingga ukuran partikel ± 2 mm, apalagi jika bentuk
hablur kasar
⇓
Ditimbang bahan sesuai yang dibutuhkan ±1,5 gram
⇓
Ditimbang bahan dengan menggunakan cawan porselin
⇓
Bahan dalam cawan porselin diratakan
⇓
Dimasukkan cawan porselin dalam oven
⇓
Dipanaskan dengan suhu 80°C selama 4 jam (rentang suhu ± 20C)
⇓
Dinginkan cawan porselin ke dalam desikator sampai suhu ruang ± 30
menit
⇓
Ditimbang berat cawan porselin berisi sampel
⇓
Dipanaskan kembali cawan porselin berisi sampel pada suhu 800C selama
1 jam
⇓
B. Perhitungan
Diketahui:
Berat botol timbang kosong dengan tutup (A) = 4,34 gram
Berat bahan (B) = 1,3 gram
Berat botol timbang dengan tutup yang berisi bahan (C) = 5,64 gram
Rumus:
C−A
% Kadar air = x 100%
B
5,64 g−4,34 g
= x 100%
1,3 g
1,3 g
= x 100%
1,3 g
= 1%