Anda di halaman 1dari 6

RMK

TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN ETIKA MANAJERIAL

KELAS B4

DOSEN PENGAJAR
Drs. I Putu Yadnya, M.M.

KELOMPOK 3
Isabella Laura Batistuta Jehau (2007511021)
I Kadek Adi Murwahana (2007511061)
I Gede Agus Mahendra Wiguna (2007511073)
Yohana Feradila Indah Teren (2007511077)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS UDAYANA
2021
1. Tanggung Jawab Sosial
Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) adalah
suatu konsep organisasi perusahaan memiliki berbagai bentuk tanggung jawab terhadap
seluruh pemangku kepentingannya, yang di antaranya adalah konsumen, karyawan,
pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan
yang mencakup aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan. Oleh karena itu, CSR berhubungan
erat dengan "pembangunan berkelanjutan", yakni suatu organisasi, terutama perusahaan,
dalam melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan keputusannya tidak semata
berdasarkan dampaknya dalam aspek ekonomi.
 Konsumen. Bisnis bertanggung jawab pada konsumennya dengan menjaga kejujuran
dan keterbukaannya. Mereka juga mencoba menetapkan harga yang wajar, garansi,
memenuhi komitmen, dan menjaga kualitas produk yang mereka jual.
 Karyawan. Bisnis bertanggung jawab sosial di dalam kesepakatan mereka dengan
mempekerjakan karyawan dengan wajar, membuat karyawan menjadi bagian dari tim,
dan menghargai martabat dan kebutuhan manusiawinya.
 Investor. Untuk menjaga tanggung jawab sosial terhadap investor, manajer harus
mengikuti prosedur akuntansi yang benar, menyediakan informasi yang tepat pada
pemegang saham mengenai kinerja keuangan, dan mengelola organisasi untuk
melindungi hak pemegang saham dan investasi.
 Pemasok. Hubungan dengan pemasok harus dikelola dengan baik. Banyak perusahaan
kini menyadari pentingnya kerja sama saling menguntungkan dengan pemasok sehingga
mereka melakukan kontrak pembelian dengan negosiasi harga, jadwal.
 Komunitas lokal. Hampir semua bisnis mencoba bertanggung jawab sosial terhadap
komunitas lokalnya. Mereka mungkin berkontribusi dalam program lokal, seperti bakti
sosial, beasiswa serta pengobatan gratis.
2. Pengertian Etika Manajerial
Etika Manajerial adalah keputusan manajemen untuk memendu manajer
membicarakan apa yang baik dan buruk dan apa tugas dan kewajiban moral dan sebagai
sebuah studi bagaimana keputusan kita mempengaruhi orang lain dalam pekerjaan mereka
serta lingkungnnya.
Etika didefinisikan sebagai consensus mengenai standar perilaku yang diterima untuk
suatu pekerjaan, perdagangan atau profesi. Etika manajerial adalah suatu kode etik
perilaku seoarang manajer atau pengusaha berdasarkan nilai –nilai moral dan norma
yang dijadikan tuntunan dan pedoman berprilaku dalam menjalankan kegiatan lembaga .
Secara sederhana yang dimaksud dengan etika manajerial adalah cara -cara untuk
melakukan kegiatan seoarang manajer, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan
dengan individu , lembaga, sumber daya dan juga masyarakat. Etika manajer dalam
lembaga memiliki peran yang sangat penting, yaitu untuk membentuk suatu lembaga
yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi serta mempunyai kemampuan
menciptakan nilai yang tinggi, diperlukan suatu landasan yang kokoh. Selain etika,
dikenal pula istilah Moral atau Moralitas yakni ajaran-ajaran perilaku personal
berdasarkan agama atau filosofi. Etika Bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi
seluruh karyawan termasuk manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman untuk
melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan
dan sikap yang professional. Beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain adalah:
1. Pengendalian diri.
2. Pengembangan tanggung jawab social (social responsibility).
3. Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh pesatnya
perkembangan informasi dan teknologi.
2
4. Menciptakan persaingan yang sehat.
5. Menerapkan konsep “pembangunan berkelanjutan”.
6. Menghindari sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi, dan Komisi)
7. Mampu menyatakan yang benar itu benar.
8. Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan golongan
pengusaha ke bawah.
9. Konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati bersama.
10. Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah
disepakati.
11. Perlu adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam suatu hokum positif yang
berupa peraturan perundang-undangan.
3. Relativisme Moral
Relativisme Moral mengatakan bahwa moral bersifat relative pada beberapa pribadi,
social atau standar budaya, dan tidak ada standar yang lebih baik dibanding standar
lainnya. Ada empat tipe relativisme :
1. Naïve Relativism, yakni keyakinan bahwa semua keputusan moral adalah sangat
pribadi dan individu memiliki hak untuk menjalani hidupnya.
2. Role Relativism, yakni melakukan peran sosial disertai dengan kewajiban hanya pada
peran tersebut,
3. Social Group Relativism, yakni kepercayaan bahwa moralitas adalah suatu hal yang
menyertai norma-norma suatu kelompok.
4. Cultural Relativism, yakni bahwa moralitas tergantng pada budaya tertentu dalam
masyarakat tertentu.
4. Pendekatan Etika
Ada tiga pendekatan dasar terhadap perilaku etis :
 Pendekatan Utilitarian : tindakan dan perencanaan harus dinilai berdasarkan akibat dari
tindakan tersebut.
 Pendekatan hak-hak individual : kesadaran bahwa manusia memiliki hak- hak dasar
yang harus dihormati dalam semua keputusan.
 Pendekatan Peradilan : pemahaman bahwa pembuatan keputusan harus wajar, adil dan
tidak bias dalam mendistribusikan keuntungan dan kerugian bagi individual dan bagi
kelompok
5. Manfaat Etika Manajerial
1. Pengendalian diri
2. Pengembangan tanggung jawab sosial lembaga
3. Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang ambing oleh pesatnya
perkembangan informasi dan teknologi
4. Dapat menciptakan persaingan yang sehat antar perusahaan maupun organisasi
5. Menerapkan konsep “pembangunan berkelanjutan”
6. Guna menghindari sifat KKN ( Korupsi, Kolusi dan Nepotisme ) yang dapat merusak
tatanan moral
7. Dapat mampu menyatakan hal benar itu adalah benar
8. Membentuk sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dengan golongan
pengusaha lemah
9. Dapat konsekuen dan konsisten dengan aturan-aturan yang telah disepakati bersama
Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah dimiliki.
6. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Etika Manajerial
a) Leadership
Kepemimpinan yang beretika menggabungkan antara pengambilan keputusan yang
beretika dan perilaku yang beretika. Ada beberapa hal yang harus dilakukang oleh
seorang pemimpin yang beretika yaitu :
 Mereka berperilaku sedemikian rupa sehingga sejalan dengan tujuannya dan
organisasi.
 Mereka berlaku sedemikian rupa sehingga secara pribadi, dia merasa bangga akan
perilakunya.
 Mereka berperilaku dengan sabar dan penuh keyakinan akan keputusan yang
diambilnya dan dirinya sendiri.
 Mereka berperilaku dengan teguh. Ini berarti berperilaku secara etika sepanjang
waktu, bukan hanya bila dia merasa nyaman untuk melakukannya.
 Seorang pemimpin etika, menurut Blanchard dan peale, memiliki ketangguhan untuk
tetap pada tujuan dan mencapai apa yang dicita-citakannya.
 Mereka berperilaku secara konsisten dengan apa yang benar-benar penting. Dengan
kata lain dia tetap menjaga perspektif
b) Strategi dan performasi
Fungsi yang penting dari sebuah manajemen adalah untuk kreatif dalam menghadapi
tingginya tingkat persaingan yang membuat perusahaannya mencapai tujuan perusahaa
terutama dari sisi keuangan tanpa harus menodai aktivitas bisnisnya berbagai kompromi
etika. Sebuah perusahaan yang jelek akan memiliki kesulitan besar untuk menyelaraskan
target yang ingin dicapai perusahaannya dengan standar-standar etika. Karena
keseluruhan strategi perusahaan yang disebut excellence harus bisa melaksanakan
seluruh kebijakan- kebijakan perusahaan guna mencapai tujuan perusahaan dengan cara
yang jujur.
c) Karakter individu
Perjalanan hidup suatu perusahaan tidak lain adalah karena peran banyak individu dalam
menjalankan fungsi-fungsinya dalam perusahaan tersebut. Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi karakter individu Faktor –faktor tersebut yang pertama adalah pengaruh
budaya, pengaruh budaya ini adalah pengaruh nilai-nilai yang dianut dalam
keluarganya. Faktor yang kedua, perilaku ini akan dipengaruhi oleh lingkunganya yang
diciptakan di tempat kerjanya. Faktor yang ketiga adalah berhubungan dengan
lingkungan luar tempat dia hidup berupa kondisi politik dan hukum, serta pengaruh–
pengaruh perubahan ekonomi. Kesemua faktor ini juga akan terkait dengan status
individu tersebut yang akan melekat pada diri individu tersebut yang terwujud dari
tingkah lakunya.
d) Budaya perusahaan
Budaya organisasi adalah seperangkat asumsi atau sistem keyakinan, nilai-nilai dan
norma yang dikembangkan dalam organisasi yang dijadikan pedoman tingkah laku
bagi anggota-anggotanya untuk mengatasi masalah adaptasi eksternal dan integrasi
internal. Budaya organisasi adalah suatu sikap deskriptif, bukan seperti kepuasan kerja
yang lebih bersifat evaluatif.
8. Manajemen Hijau
Maksud dari Manajemen Hijau adalah sebuah bentuk manajemen yang mempertimbangkan
dampak organisasi terhadap lingkungan alam. Suatu organisasi dapat menjadi hijau dengan
menggunakan istilah terang gelap warna hijau untuk menjelaskan pendekatan yang berbeda
yang diambil oleh suatu perusahaan seperti :
 Pendekatan hukum (hijau muda) : pendekatan dimana cukup mengikuti apa yang
diperintahkan hukum.
 Pendekatan pasar : pendekatan dimana dengan menggunakan produk ini, perusahaan
menjawab permintaan konsumen mereka (para petani) yang ingin meminimalkan
penggunaan bahan kimia pada tanaman mereka.
 Pendekatan pemangku kepentingan (stakeholder) : pendekatan dimana sebuah
organisasi bekerja untuk memenuhi tuntutan dari berbagai pemangku kepentingan,
seperti karyawan, pemasok, atau komunitas.
 Pendekatan aktivis (hijau tua) : pendekatan dengan mencari cara untuk melindungi
sumber daya alam bumi.
a) Manajer dan Perilaku Etis
Etika didefinisikan sebagai prinsip, nilai, dan keyakinan yang menentukan benar atau
salahnya suatu keputusan dan perilaku. Banyak keputusan yang diambil mengharuskan
manajer untuk mempertimbangkan baik itu prosesnya dan siapa saja yang dipengaruhi
oleh hasilnya. Untuk lebih memahami isu-isu etika yang terlibat dalam keputusan
tersebut, mari kita lihat faktor-faktor yang menentukan apakah seseorang bertindak
dengan etika atau tidak.
b) Tahap Pembangunan Moral
Sebuah penelitian membagi pembangunan moral menjadi tiga tingkatan. Pada tingkat
pertama, tingkat preconventional, pilihan seseorang antara benar atau salah didasarkan
pada konsekuensi pribadi dari sumber luar, seperti hukuman fisik, hadiah, atau
pertukaran dengan kenikmatan. Pada tingkat kedua, tingkat conventional, pilihan antara
benar atau salah bergantung pada mempertahankan standar yang diharapkan dan hidup
sesuai dengan yang diharapkan orang lain. Pada tingkat berprinsip, individu
mendefinisikan nilai-nilai moral terlepas dari otoritas kelompok mana mereka berasal
atau masyarakat pada umumnya.
c) Karakteristik Individu
Dua karakteristik individu – nilai dan kepribadian – memainkan peran dalam
menentukan apakah seseorang berperilaku dengan etika. Setiap orang datang ke sebuah
organisasi dengan seperangkat nilai-nilai pribadi relatif yang telah tertanam, yang
merupakan keyakinan dasar tentang apa yang benar dan salah. Nilai-nilai kita
berkembang dari usia muda berdasarkan apa yang kita lihat dan dengar dari orang tua,
guru, teman, dan lain-lain. Dengan demikian, karyawan di organisasi yang sama
seringkali memiliki nilai yang sangat berbeda. Meskipun nilai-nilai dan tahap
pembangunan moral mungkin tampak serupa, sebenarnya tidak. Nilai itu cakupannya
luas dan mencakup berbagai isu sedangkan tahap pembangunan moral adalah ukuran
kemerdekaan melakukan tindakan dengan etika dari pengaruh luar.
d) Variabel Struktural
Desain struktur organisasi dapat mempengaruhi apakah karyawan berperilaku dengan
etika atau tidak. Struktur yang meminimalkan ambiguitas dan ketidakpastian dengan
aturan formal dan peraturan dan yang terus mengingatkan karyawan tentang apa yang
etis lebih cenderung mendorong sesorang berperilaku dengan etika. Variabel struktural
lainnya yang mempengaruhi pilihan etika meliputi tujuan-tujuan organisasi, sistem
penilaian kinerja, dan prosedur pemberian penghargaan.
9. Mendorong Perilaku Beretika
Ada beberapa cara tertentu yang dapat dilakukan manajer untuk mendorong perilaku etis
dan membuat program etika yang komprehensif.
1. Seleksi Karyawan
2. Kode Etik dan Aturan Pembuatan Keputusan
3. Kepemimpinan/Leadership
4. Pelatihan Etika
5. Audit Sosial Independen
6. Mekanisme Perlindungan
10. Tanggung Jawab Sosial dan Etika Masa Kini
Etika secara luas dan sederhana didifinisikan sebagai pengetahuan mengenai bagaimana
keputusan kita mempengaruhi orang lain. Itu juga mencakup pengetahuan mengenai hak dan
kewajiban manusia, sifat alami hubungan antar manusia.
Sekarang banyak contoh bagaimana orang dapat berhasil dengan melaksanakan tanggung
jawab sosial perusahaan dan etika yang dipikirkannya.
 Eliot hoffman, pemilik just desert , sebuah perusahaan roti di San Francesco,
melambangkan kebiasaan menerima pegawai bekas tahanan.
 Ben & Jerry membuka sebuah toko di harlem dan memperkirakan para tuna wisma
menjadi penjualaan es krim
 Burger King bersama bersama dengan IBM menyelenggarakan program “Burger and
Bytes “, menyumbangkan komputer kepada sekolah menurut jumlah penerimaan oleh
mesin kas. Burger king juga mendirikan “burger King Academy” yaitu penyelenggaraan
pendidikan dan pelayanan sosial bagi mereka yang putus sekolah dan yang suka
membolos.

i. Moralitas

a. Moralitas Umum
 Moralitas umum adalah peraturan moral utama yang mengatur masalah etika sehari –
hari:
 Menepati Janji : Tanpa perjanjian sederhana untukmnempati janji, interaksi sisial
akan berhenti, bisnis tidak mungkin di lakukan.
 Tidak suka dengki : Kebanyakan teori moral memberikan syarat bahwa kebanyakan
orang, biasanya menahan diri dari menyakiti orang lain.
 Saling membantu : Umat manusia dapat tetap lestari dengan mengakui bahwa orang
saling tergantung dan saling membantu.
 Menghargai orang : Memperlakukan orang sebagai pribadi termasuk menanggapi
mereka dengan serius.
 Menghargai milik : Menghargai milik merupkan konsekuensi dari menghargai
individu.

Anda mungkin juga menyukai