Anda di halaman 1dari 10

KAJIAN KESELAMATAN PASIEN MENGGUNAKAN GLOBAL TRIGGERS TOOL

DI RUMAH SAKIT UNIVERSITAS GADJAH MADA


Alfajri. NZ., Widyasari, DF., Puspita. RD
Rumah Sakit Universitas Gadjah Mada
2016

ABSTRAK

Manajemen pengobatan medis merupakan sebuah proses yang sangat kompleks dengan banyak
tahapan dan multi-disiplin yang melibatkan dokter, perawat, apoteker, pasien. Dalam kegiatan pelayanan
pasien di Rumah Sakit Universitas Gadjah Mada (RS UGM) telah terjadi insiden-insiden keselamatan pasien
baik yang terlaporkan maupun yang secara tidak sengaja ditemukan, hal ini sesuai dengan beberapa
penelitian kesehatan masyarakat yang juga melaporkan bahwa eror yang terjadi di rumah sakit dapat terjadi
10 kali lipat dari yang teridentifikasi1. Tujuan penelitian ini untuk: memberikan input kepada pihak
manajemen mengenai tingkat Keselamatan Pasien dan memberikan rekomendasi upaya perbaikan Mutu
Pelayanan terutama untuk mengurangi cedera pada pasien dan peningkatan Keselamatan Pasien di RS UGM
khususnya dengan cara mengidentifikasi dan mengklasifikasi trigger yang terjadi, mengidentifikasi insiden
yang terjadi, menilai tingkat cedera pada setiap insiden, dan memberikan gambaran tingkat keselamatan
pasien di RS UGM.
Penelitian dilaksanakan di RS UGM dengan melakukan review terhadap rekam medis pasien rawat
inap dewasa (n=60) yang dirawat dalam periode September 2015 untuk mendeteksi trigger dan adverse
event menggunakan IHI Global Triggers Tool for Measuring Adverse event2. Readmisi pasien menurut IHI
Global Triggers Tool diamati dalam 30 hari sehingga Rekam medis yang terpilih harus diamati dalam 30
hari sebelum dan sesudahnya apakah ada riwayat admisi. Proses review menggunakan 5 modul sebagai
pengelompokan triggers, meliputi Cares, Surgical, Medication, Intensive Care, dan Emergency Departemen.
Teknis analisis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah statistik deskriptif (descriptive statistics).
Hasil penelitian menemukan 111 triggers yang terjadi pada 38 pasien (n=60) terdiri atas 49 trigger
pada kelompok perawatan, 15 trigger pada kelompok pembedahan, 2 trigger pada perawatan intensif, 5
trigger pada IGD dan 40 trigger Pengobatan. Dari trigger yang sudah diidentifikasi, ditemukan 25 insiden
pada 19 pasien dalam masa perawatan di RS UGM yang meliputi Health-care Associated Infections (HAIs)
(32%), Dekubitus (32%), Komplikasi Operasi (12%), Komplikasi Tindakan Keperawatan (12%), Oversedasi
(8%) dan Cardiac Arrest (4%). Jika insiden tersebut dikelompokkan sesuai level cideranya, 48% tergolong
dalam kategori F (initial/prolonged hosptalization) dan tidak ada kasus kematian serta cidera permanen.
Kesimpulan: Trigger ditemukan pada semua kategori sesuai modul, yaitu Perawatan,
Pembedahan, Perawatan Intensif, IGD dan Pengobatan dengan insiden terbanyak adalah trigger perawatan,
dan insiden terkecil pada perawatan intensif. Dari trigger yang ditemukan memicu insiden yang bisa
memperpanjang lama perawatan dan membutuhkan intervensi lebih banyak. Tidak ada kasus kematian dan
cidera permanen pada sampel yang diteliti.

Kata Kunci : keselamatan pasien, insiden, triggers, adverse event

PENDAHULUAN dalam sistem pelayanan kesehatan mencerminkan


Latar Belakang fenomena gunung es, karena yang terdeteksi
Manajemen pengobatan medis merupakan umumnya adalah adverse event yang ditemukan
sebuah proses yang sangat kompleks dengan banyak secara kebetulan saja. Sebagian besar yang lain
tahapan dan multi-disiplin yang melibatkan dokter, cenderung tidak dilaporkan, tidak dicatat, atau justru
perawat, apoteker, pasien. Permasalahan dalam luput dari perhatian kita semua4.
proses pengobatan dapat terjadi pada setiap tahapan, RS UGM sebagai rumah sakit yang
sejak proses peresepan, penyiapan obat (dispensing berkomitmen terhadap mutu dan keselamatan perlu
dan administering) sampai dengan tahap pencatatan membangun sebuah budaya dan sistem yang
dan pelaporan. Medical error adalah sebuah mendukung pelaksanaan keselamatan pasien. Dalam
kegagalan proses perawatan yang dapat kegiatan pelayanan pasien di RS UGM telah terjadi
menimbulkan atau potensial menimbulkan cedera, insiden-insiden keselamatan pasien baik yang
beberapa penelitian menunjukkan bahwa hal tersebut terlaporkan maupun yang secara tidak sengaja
tidak selalu berhubungan dengan kejadian cedera ditemukan. Sejak tahun 2011 telah terbentuk Tim
pada pasien (Layde, Maas, Teret, et al, 2002)3. Keselamatan Pasien RS UGM, akan tetapi dengan
Dalam kenyataannya masalah medical error kompleksitas permasalahan sebagai rumah sakit baru

Rumah Sakit Universitas Gadjah Mada 1


tim ini belum dapat berperan secara optimal. 3. Intensive Care Module (untuk mengidentifikasi
Pengumpulan data-data mengenai keselamatan triggers dan adverse event selama pasien dirawat
pasien, pelaporan insiden, dan kegiatan tindak di Unit Perawatan Intensif)
lanjutnya belum dilakukan secara sistematis. RS 4. Emergency Departement Module (untuk
UGM perlu menerapkan cara yang lebih efektif mengidentifikasi triggers dan adverse event
dalam mengidentifikasi insiden yang dapat selama pasien di IGD)
mencederai pasien agar dapat mengetahui derajat 5. Medication Module (untuk mengidetifikasi
cedera dan melakukan perubahan untuk mengurangi triggers dan adverse event dalam pemberian
cedera dalam pelayanan. obat)2
Sosialisasi tentang keselamatan pasien di RS
UGM telah beberapa kali dilakukan tetapi Penelitian dilaksanakan di RS UGM selama 3
monitoring dan evaluasinya belum berjalan baik. bulan ( September-November 2015).
Penelitian ini diharapkan menjadi data dasar sebagai Sejumlah sampel rekam medis dari total
masukan kepada pihak Manajemen Rumah Sakit populasi pasien dewasa pada bulan September 2015
dalam menentukan kebijakan mengenai Peningkatan di RS UGM dipilih secara acak untuk dilakukan
Mutu dan Keselamatan Pasien di RS UGM. review. Total rekam medis yang dianalisis adalah 60
rekam medis. Kriteria seleksi rekam medis adalah
Rumusan Masalah sebagai berikut:
RS UGM telah melakukan pelayanan selama 1. Berkas Rekam Medis Lengkap (Ringkasan
hamper 5 tahun dan belum pernah melakukan Pulang dan coding diisi dengan lengkap)
evaluasi aktif tentang keselamatan pasien yang telah 2. Lama pasien dirawat (length of stay) minimal 24
dilayani. Perlu dilakukan kajian yang dapat jam dan secara formal diadmisikan sebagai
memberikan gambaran keselamatan pasien di RS pasien rawat inap di rumah sakit.
UGM sebagai evaluasi dan input untuk upaya 3. Pasien berusia 18 tahun atau lebih.
peningkatan keselamatan pasien 4. Tidak termasuk didalamnya pasien psikiatri,
rehabilitasi rehabilitasi medis, dan pasien pediatri
Tujuan Penelitian
1. Mengidentifikasi trigger keselamatan pasien Sampel dikumpulkan, ditelaah, dan disajikan
2. Mengidentifikasi insiden yang terjadi dalam bentuk bagan yang mendiskripsikan variasi
3. Menilai tingkat cedera pada setiap insiden cedera. Readmisi pasien menurut IHI Global
Triggers Tool diamati dalam 30 hari sehingga
Manfaat Penelitian Rekam medis yang terpilih harus diamati dalam 30
1. Sebagai gambaran mengenai keselamatan pasien hari sebelum dan sesudahnya apakah ada riwayat
di RS UGM. admisi2. Teknis analisis yang digunakan adalah
2. Sebagai acuan rekomendasi upaya perbaikan statistik deskriptif (descriptive statistics).
Mutu Pelayanan terutama untuk mengurangi
cidera pada pasien dan peningkatan keselamatan HASIL DAN PEMBAHASAN
pasien di RS UGM. A. Analisis Data Awal
Data rekam medis pasien yang terpilih meliputi
METODE PENELITIAN (Tabel.1):
Penelitian ini merupakan jenis penelitian 1. Jenis Kelamin
kuantitatif dengan desain studi potong lintang Sampel yang terambil menunjukkan jumlah
menggunakan The IHI Global Triggers Tool untuk sampel perempuan lebih banyak (52%) dibanding
mengidentifikasi trigger yang bisa menyebabkan laki-laki (48% ).
terjadinya adverse event melalui telaah dokumen 2. Umur
rekam medis. Metode ini merupakan langkah Sampel penelitian terdiri atas pasien dewasa
identifikasi segera yang dapat mendeteksi kejadian muda dan usia lanjut. Proporsi tertinggi
yang masih bersifat potensial cedera. Identifikasi ini kelompok usia adalah kelompok > 60 tahun
dapat dilakukan dalam skala lebih besar dibandingkan (30%) dan proporsi terendah adalah kelompok
dengan metode pelaporan individu5. Proses review usia 18 – 29 tahun (13%).
menggunakan 5 modul sebagai pengelompokan 3. Pembiayaan
trigger, meliputi: Sampel penelitian terdiri atas pasien umum (5%),
1. Cares Module (untuk mencerminkan triggers dan Coodination of Benefits (COB) (13%), Jamkesda
adverse event yang terjadi di unit pelayanan) (18%) dan pasien BPJS (64%).
2. Surgical Module (untuk mengidentifikasi triggers
dan adverse event dalam proses pembedahan) 4. Jenis Kasus

Rumah Sakit Universitas Gadjah Mada 2


Kasus pasien rawat inap yang terpilih adalah
kasus Bedah (operatif) sebanyak 78% dan kasus Tabel 2. Lama Hari Rawat Rata-rata
non bedah (non operatif) sebanyak 22%. Total LOS 226
5. Jalur Admisi av LOS 3.77
Sampel penelitian menurut jalur admisinya, 65%
merupakan pasien yang masuk lewat poliklinik
C. Analisis Jumlah Trigger
dan 35% merupakan pasien yang masuk lewat
Hasil dari review 60 sampel rekam
IGD.
medis, dengan 5 kategori (Cares Module,
Surgical Module, Emergency Departement
Tabel 1. Analisis Data Awal Rekam Medis
Module, Intensive Care Module dan Medication
Kategori Frekuensi Presentase Modul) ditemukan 38 pasien dengan trigger
Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin positif dan 22 triggers negatif. Dari 39 triggers
Laki – laki 29 48% tersebut, ditemukan 18 pasien (47%) yang
Perempuan 31 52% dirawat mengalami insiden keselamatan
Sampel Berdasarkan Kelompok pasien (Bagan.1). Classen, dkk menyatakan
Umur bahwa 50 – 60 % dari insiden adalah
18 – 29 tahun 8 13% preventable error 1. GTT didesain untuk
30 – 39 tahun 10 17% mengidentifikasi preventable error di
40 – 49 tahun 11 18% pelayanan meskipun masih bersifat potensi
50 – 59 tahun 13 22% error.
≥ 60 tahun 18 30% Angka insiden keselamatan pasien di
Sampel Berdasarkan Pembiyaan rumah sakit, jika dibandingkan dengan
Umum 3 5% seluruh pasien yang diidentifikasi ditemukan
COB 8 13% 18 insiden (30%). Angka tersebut jauh lebih
Jamkesda 11 18% tinggi dari data insiden penelitian Harvard
BPJS 38 64% menemukan bahwa sekitar 4% pasien
Sampel Berdasarkan Jenis Kasus mengalami adverse event selama dirawat di
Kasus Bedah 47 78% rumah sakit, dan 70% dari data tersebut
Kasus Non Bedah 13 22% berakhir dengan kecacatan sementara,
Sampel Berdasarkan Jalur Admisi sedangkan 14% berakhir dengan kematian
Poliklinik 39 65% (Brennan, 1991a6; Leape, 19917).
IGD 21 35% Sedangkan pada pasien yang
diidentifikasi tidak terdapat trigger ketika di
B. Analisis Lama Hari Rawat rumah sakit, tidak ditemukan juga insiden pada
Sampel rekam medis pasien yang pasien tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa
terpilih menunjukkan data total lama hari trigger sangat berpengaruh terjadinya insiden.
perawatan yaitu 226 hari. Lama Hari Rawat
Rata-rata (average length of stay) adalah 3,77
hari.

SAMPEL
60

Trigger (+) Trigger (-)


38 22

AE (+) AE (-) AE (+) AE (-)


18 20 0 22

Bagan 1. Penemuan Triggers dan Adverse event di RS UGM

Rumah Sakit Universitas Gadjah Mada 3


D. Analisis Trigger per Modul Dari total 111 triggers yang
Instrumen penelitian yang digunakan ditemukan, secara kasar bisa didapatkan rata-
mengadopsi beberapa modul dari Institute for rata per hari pasien adalah 0.49 dan jumlah
Healthcare Improvement (IHI) Global trigger per pasien adalah 1.85 (tabel. 3).
Triggers Tools versi tahun 2009 (Tabel. 4).
Hasil dari kelima modul tersebut diperoleh Tabel 3. Jumlah Rata-rata Trigger
hasil modul perawatan sebanyak 49 triggers, Jumlah total trigger 111
modul pembedahan sebanyak 15 triggers, Trigger/ hari pasien 0.49
modul IGD sebanyak 5 triggers, modul
perawatan intensif sebanyak 2 triggers dan Trigger per pasien 1.85
modul Pengobatan sebanyak 40 triggers
(Gambar. 1).

49
Trigger Berdasarkan Kelompok Modul
Triggers
40

15
5
2

Care Module Surgical Module Emergency Intensive Care Module Medication Module
Departement Module

Gambar 1. Trigger Berdasarkan Kelompok Modul

Tabel 4. Modul Institute for Healthcare Improvement (IHI) Global Triggers Tools tahun 20091
No. Kode Triggers Jenis Insiden
Modul Perawatan (Care Module)
1. C1 Tranfusi atau penggunaan produk darah
2. C2 Tim Respon Cepat/Code Blue/arrest
3. C3 Dialisis Akut
4. C4 Kultur Darah Positif
5. C5 Deep Vein Trombosis (Pemeriksaan X-ray atau Doppler)
6. C6 Penurunan 25% atau lebih Hemoglobin atau Hematokrit
7. C7 Pasien Jatuh
8. C8 Dekubitus
9. C9 Readmisi dalam 30 hari
10. C10 Penggunaan Restrain
11. C11 Infeksi terkait Pelayanan Kesehatan
12. C12 Stroke di dalam perawatan
13. C13 Admisi ke level perawatan yang lebih tinggi
14. C14 Komplikasi Tindakan
15. C15 Lain-lain
Modul Pembedahan (Surgical Module)
1. S1 Re-Operasi
2. S2 Perubahan Prosedur Operasi
3. S3 Admisi ke ICU post operasi
4. S4 Intubasi/Re-intubasi di PACU/ICU post operasi
5. S5 X-ray Intra operasi atau post operasi di PACU/ICU
6. S6 Kematian Intra/Post Operasi
7. S7 Ventilasi Mekanik >24 jam post operasi
8. S8 Penggunaan Epineprin/norepineprin atau Naloxon atau Romazicon intra operasi
9. S9 Troponin post operasi > 1,5 ng/mL
10. S10 Cedera/Repair/Removal organ
11. S11 Komplikasi Operasi
Rumah Sakit Universitas Gadjah Mada 4
Modul Instalasi Gawat Darurat (Emergency Department Module)
1. I1 Terjadinya Pneumonia
2. I2 Readmisi ke ICU
3. I3 Tindakan selama di ICU
4. I4 Intubasi/Re-intubasi
Modul Perawatan Intensif (Intensive Care Module)
1. E1 Readmisi IGD 48 jam
2. E2 Waktu di IGD lebih dari 6 jam
Modul Pengobatan (Medication Module)
1. M1 Tinja positif Clostridium diffecile
2. M2 Thromboplastin parsial > 100 detik
3. M3 International Normalized Ratio (INR) > 6
4. M4 Glukosa < 50 mg/dl
5. M5 Kenaikan BUN atau serum kreatin >2 kali ambang batas
6. M6 Pemberian Anti Histamin
7. M7 Menggunakan Benadryl (Diphenhydramine)
8. M8 Menggunakan Naloxone (Nocoba)
9. M9 Menggunakan Anti Emetic (Ondansetron / Metoclopramid)
10. M10 Over sedation/ Hipotensi
11. M11 Menghentikan obat secara tiba-tiba
12. M12 Lain-Lain

1. Trigger Perawatan
Trigger perawatan yang diidentifikasi 10 Surgical Modul
9
menurut modul perawatan meliputi 15
8 7
kategori (Gambar. 2), menunjukkan trigger
7
terbanyak adalah pada C8 yaitu kejadian
6
dekubitus, diikuti C1 dan C6 yaitu tranfusi
5 4
darah dan penurunan Hb lebih dari 25%
4
serta C6 (admisi dari bangsal ke ICU).
3
2 1 1 1 1
Care Modul 1
10
0 0 0 0 0
9 0
9 8 8 S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11
8 7
7 6 Gambar 3. Distribusi Trigger pada Modul
6 Pembedahan
5 4
4 3 Infeksi Daerah Operasi adalah infeksi yang
3 2 terjadi pada tempat insisi dan sekitarnya
2 1 1 yang terjadi dalam masa 30 hari (atau 1
1 0 0 0 0 0 tahun pada operasi dengan implant) setelah
0
C1 C2 C3 C4 C5 C6 C7 C8 C9 C10 C11 C12 C13 C14 C15 operasi dimana hari pertama adalah hari
dilakukannya operasi. Perdarahan pasca
Gambar 2. Distribusi Trigger pada Modul Perawatan operasi adalah perdarahan yang terjadi 24
jam – 10 hari pasca operasi baik yang ringan
2. Trigger Pembedahan (<750cc) maupun yang berat hingga
Distribusi trigger pembedahan digambarkan menimbulkan syok.
dalam 11 triggers menunjukkan trigger
terbanyak adalah S11 yaitu Komplikasi 3. Trigger Instalasi Gawat Darurat
Operasi meliputi Infeksi Daerah Operasi dan Data dari sampel terpilih menunjukkan
Perdarahan Post Operasi (Gambar. 3). jumlah pasien yang masuk melalui Instalasi
Gawat Darurat sebanyak 21 pasien dan 5
diantaranya ditemukan adanya trigger
(Tabel. 5).

Rumah Sakit Universitas Gadjah Mada 5


Tabel 5. Jumlah Triggers IGD dilakukan tindakan operasi dari ICU dan
Jumlah Pasien Masuk Lewat IGD 21 kembali ke ICU untuk perawatan pasca
Triggers yang ditemukan di IGD 5 operasi (Gambar 5).
Prosentase Trigger IGD 23.8%

Distribusi insiden IGD tergambar dengan


10 Intensive Care Modul
trigger yang terjadi adalah waktu di IGD 8
lebih dari 6 jam sebanyak 5 dari 21 pasien 6
(Gambar. 4).
4
2
2
10 Emergency Departement Modul 0 0 0
0
8 I1 I2 I3 I4

6 5 Gambar 5. Distribusi Trigger pada Modul Perawatan


Intensif
4
5. Trigger Pengobatan (Medication Module)
2
0 Medication Modul
0 20
E1 E2

Gambar 4. Distribusi Trigger pada Modul 15


14
Emergency Department (IGD) 11 11
10
Standar waktu pelayanan di IGD sesuai
modul tersebut adalah ≤ 6 jam. Trigger 5
2 2
waktu pelayanan di IGD lebih dari 6 jam 0 0 0 0 0 0 0
0
dialami oleh 5 orang pasien dengan waktu M1 M2 M3 M4 M5 M6 M7 M8 M9 M10M11M12
masing-masing adalah 6 jam 25 menit, 7
jam 40 menit, 8 jam 25 menit, 10 jam 40 Gambar 6. Distribusi Trigger pada Modul
menit, dan 12 jam. Dari sampel terpilih Pengobatan
diperoleh 5.037 menit/ 84 jam waktu
pelayanan di IGD (Tabel. 6). Trigger pengobatan yang diidentifikasi
menurut modul terdiri dari 12 kategori.
Tabel 6. Waktu Pelayanan di IGD Kategori yang menunjukkan triggers
Total Wkt di IGD 5037 menit terbanyak adalah M6 (Pemberian Obat
Jml kasus 21 kasus Hemostatis. Mis. Vitamin K, As.
239.86 menit Tranexamat, dll) sebanyak 14 pasien
Rerata Waktu Pelayanan IGD (Gambar.6). Pada kenyataannya, kesalahan
4.00 jam
pemberian obat sering terjadi di rumah sakit,
Dalam tabel tersebut diketahui Rata-Rata meskipun tidak semuanya tidak
Waktu Pelayanan di IGD adalah 4,00 jam. menyebabkan cidera, konsekuensi pastinya
Dari data tersebut masih dikatakan bahwa adalah penambahan 9.
rata-rata lama pelayanan di IGD belum
memenuhi standar. Dalam Standar E. Analisisa Insiden
Pelayanan Minimal RS diatur bahwa lama Dari 111 triggers yang sudah diidentifikasi,
pelayanan IGD yang dijadikan standar kemudian dianalisis insiden/ adverse event
adalah 2 jam 8. yang terjadi. Dari hasil analisis tersebut,
ditemukan 25 insiden, dengan rata-rata insiden
4. Trigger Perawatan Intensif per hari pasien adalah 0.12. Sedangkan rata-rata
Sampel rekam medis terpilih menunjukkan insiden per pasien adalah 0.43 (Tabel. 7).
sejumlah 18 pasien (26,67%) dirawat di
HCU/ICU. Pasien yang dirawat di ICU Tabel 7. Jumlah Rata-rata Insiden
tersebut diidentifikasi menggunakan modul Jumlah total insiden/ adverse event 25
Perawatan Intensif. Insiden Perawatan adverse event/hari pasien 0.11
Intensif terjadi 2 triggers yaitu Tindakan adverse event per pasien 0.42
selama di ICU (in unit prosedure). Pasien

Rumah Sakit Universitas Gadjah Mada 6


Menurut Institute for Healthcare F. Analisis Tingkat Cidera
Improvement (IHI) Global Triggers Tools, Insiden yang ditemukan sebanyak 25 pada
angka insiden keselamatan pasien bisa sampel Rekam Medis terpilih dikelompokkan
digambarkan per 1.000 hari pasien1. Dari berdasarkan tingkat cedera yang dialami pasien
penghitungan tersebut, didapatkan 111AEs/ menjadi 5 kategori yaitu:
1.000 hari pasien pada bulan September 1. Level E :cedera bersifat sementara
(Gambar. 8). dan membutuhkan intervensi
2. Level F :cedera bersifat sementara
Tabel. 8 Angka Insiden per 1.000 Hari Pasien1 dan menyebabkan perawatan segera atau
Jumlah total insiden/ adverse event 25 menambah lama perawatan
Total LOS 226 3. Level G :cedera bersifat permanen
o 4. Level H :cedera yang membutuhkan
Angka insiden /1.000 hari pasien 111 /oo penanganan untuk bantuan hidup
5. Level I :cedera yang menyebabkan
Analisis Adverse event (AE) berdasarkan kematian
penemuan 111 triggerrs dari 5 modul, didapat
20 AE pada care module (41%), 12 AE Insiden yang terjadi sebagian besar
Surgical Module (20%), 2 AE di Medication merupakan kategori F sebanyak 12 kasus,
Module (5%) dan tidak ditemukan AE pada disusul kategori E sebanyak 10 kasus, dan
Intensive Care Module (Gambar.7). kategori H sebanyak 3 kasus. Tidak didapatkan
kasus kematian dan cidera permanen dalam
insiden yang terjadi.

Insiden Berdasarkan Tingkat Cidera


I (death) 0

H (intervention to sustain life) 3

Gambar. 7. Trigger yang berhubungan dengan terjadinya G (permanent harm) 0


Adverse event
F (initial/prolonged
Hasil review insiden yang terjadi selama hosptalization) 12
perawatan di RS UGM, didapatkan 6 kejadian
meliputi Health-care Associated Infections E (required intervention) 10
(HAIs) (32%), Dekubitus (32%), Komplikasi
Operasi (12%), Komplikasi Tindakan 0 5 10 15

Keperawatan (12%), Oversedasi (8%) dan Gambar.9. Insiden Menurut Tingkat Cidera
Cardiac Arrest (4%) (Gambar. 8).
DISKUSI
DESKRIPSI INSIDEN Manajemen Keselamatan pasien salah satunya
adalah manajemen insiden untuk pembelajaran atau
4%
8% upaya perbaikan sistem. Salah satu aspek dalam
manajemen insiden adalah langkah mitigasi berupa
12%
32% identifikasi insiden yang terjadi dan analisisnya10.
Dalam upaya peningkatan mutu dan keselamatan
pasien, rumah sakit dapat belajar dari 4 model mayor
12% yaitu 1) belajar dari pengalaman institusi/ rumah
sakit lain, 2) belajar dari hasil analisa defek/
kesalahan yang terjadi, 3) belajar dari pengukuran
32% indikator proses dan luaran, dan 4) belajar dari
respon atas ancaman yang tak diharapkan terhadap
HAIs Dekubitus mutu dan keselamatan pasien. Model tersebut
Komplikasi Operasi Komplikasi Tindakan Perawatan berkaitan dengan kolaborasi, tidak ada budaya
Oversedasi Cardiac Arrest menyalahkan atas kesalahan manusia, akuntabilitas
Gambar 8. Diskripsi Insiden

Rumah Sakit Universitas Gadjah Mada 7


kinerja, dan manajemen kejadian yang tak tidak perlu, rasa sakit atau tidak nyaman akibat
diharapkan.10. cedera yang tidak perlu, menimbulkan kecacatan,
Identifikasi trigger dan insiden atau adverse hingga kematian sedangkan insiden bagi rumah sakit
event penting dilakukan sebagai langkah awal dapat mengakibatkan inefisiensi berupa pemanfaatan
manajemen insiden yang merupakan bagian dari sumber daya akibat intervensi atau perawatan
manajemen keselamatan pasien 11. Trigger yang tambahan termasuk resiko LOS memanjang. Maka
ditemukan menjadi penanda dalam mencari kausa dari itu, GTT dapat menjadi alternatif metode yang
insiden atau identifikasi insiden yang mengikuti lebih pro aktif dalam menemukan insiden (adverse
trigger2. Seorang pasien dapat mengalami beberapa event) dalam pelayanan untuk tindak lanjut
insiden dalam 1 periode rawat. Insiden bagi pasien Peningkatan Keselamatan Pasein.
akan menambah penderitaan berupa tindakan yang

KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan
1. Penelitian ini menemukan berbagai insiden yang tidak terlaporkan yang terjadi selama pasien
dirawat di RS UGM
2. Trigger ditemukan pada semua kategori sesuai modul, yaitu Perawatan, Pembedahan, Perawatan
Intensif, IGD dan Pengobatan dengan trigger terbanyak adalah trigger perawatan, dan trigger terkecil
pada perawatan intensif.
3. Insiden ditemukan karena dipicu oleh trigger yang ditemukan diantaranya Health-care Associated
Infections (HAIs), Dekubitus, Komplikasi Operasi, Komplikasi Tindakan Keperawatan, Oversedasi
dan Cardiac Arrest.
4. Dari trigger yang ditemukan memicu insiden yang bisa memperpanjang lama perawatan dan
membutuhkan intervensi lebih banyak. Tidak ada kasus kematian dan cidera permanen pada sampel
yang diteliti.
5. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori bahwa insiden keselamatan pasien ini sesungguhnya
merupakan fenomena gunung es, yang mana kasus/insiden yang dilaporkan hanyalah sebagian kecil
dari kasus/insiden yang sesungguhnya terjadi.
6. Tingkat Keselamatan Pasien di RS UGM masih menjadi permasalahan dan perlu ditingkatkan

B. Saran
1. Perlu monitoring dan evaluasi program keselamatan pasien di RS UGM saat ini.
2. Review keselamatan pasien dapat dilakukan rutin/ periodik menggunakan Institute for Healthcare
Improvement (IHI) Global Triggers Tools untuk menilai efektivitas program keselamatan pasien.
3. Perlu diteliti lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang berkontribusi terhadap terjadinya insiden
keselamatan pasien dan dilakukan upaya perbaikannya dengan program yang efektif.

DAFTAR PUSTAKA
1. Classen, DC, Resar R, Griffin F, et al. (2011). „„Global trigger tool‟‟ shows that adverse events in
hospitals may be ten times greater than previously measured. Health Aff. 2011;30:581Y589.
2. Griffin FA, Resar RK. (2009), “IHI Global Triggers Tool for Measuring Adverse events (Second
Edition). IHI Innovation Series white paper”, Cambridge, Massachusetts: Institute for Healthcare
Improvement. (Available on www.IHI.org) .
3. Layde PM, Maas LA, Teret SP, et al. (2002), “Patient safety efforts should focus on medical injuries”,
Journal of the American Medical Association, 287 (15): 1993-1997
4. Linda T. Kohn, Janet M. Corrigan, and Molla S. Donaldson, To Err Is Human: Building a Safer Health
System. Editors; Committee on Quality of Health Care in America, Institute of Medicine. ISBN: 0-309-
51563-7, 312 pages, 6 x 9, (2000).
5. Philip Aspden, Janet M. Corrigan, Julie Wolcott, Shari M. (2004)Patient Safety: Achieving a New
Standard for Care. Erickson, Editors, Committee on Data Standards for Patient Safety ISBN: 0-309-
52932-8, 550 pages, 6 x 9.
6. Brennan TA, Leape LL, Laird N et al. (1991a), “Insidence of adverse event and negligence in
hospitalized patients: result of the Harvard Medical Practice Study”. New England Journal of Medicine,
324 (6): 370-7
7. Leape LL, Brennan TA, Laird N et al. (1991), “The Nature of adverse event in hospitalized patients, :
result of the Harvard Medical Practice Study II”. New England Journal of Medicine, 324 (6): 377-84

Rumah Sakit Universitas Gadjah Mada 8


8. Kementerian kesehatan RI (2011), “Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1691
tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit tahun”
9. Bates, David W.; Spell, Nathan; Cullen, David J., et al.(1997). The Costs of Adverse Drug Events in
Hospitalized Patients. JAMA. 277:307–311.
10. Edwards, M.T., 2016. An Organizational Learning Framework for Patient Safety. American journal of
medical quality : the official journal of the American College of Medical Quality, pp.1–17. Available at:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/26917805.
11. Beard, P. et al., 2012. Canadian Incident Analysis Framework, Canada: Canadian Patient Safety
Institute. Available at: www.patientsafetyinstitute.ca.

Rumah Sakit Universitas Gadjah Mada 9


LAMPIRAN

MODUL IHI Global Triggers

Diskripsi dan Diskripsi dan


Cares Module Triggers + Medication Module Triggers +
Katagori Cidera Katagori Cidera
C1 Tranfusi atau menggunakan produk darah M1 Tinja positif Clostridium diffecile
C2 Tim Respon Cepat/ Code Blue/ Arrest M2 Thromboplastin parsial > 100 detik
C3 Dialisis akut M3 International Normalized Ratio (INR) > 6
C4 Kultur darah positif M4 Glukosa < 50 mg/dl
C5 Deep Vein Trombosit (Pemeriksaan X-ray atau Doppler) M5 Kenaikan BUN atau serum kreatin >2 kali ambang batas
C6 Penurunan >25% hemoglobin atau Hematrokrit M6 Pemberian Vitamin K
C7 Pasien jatuh M7 Menggunakan Benadryl (Diphenhydramine)
C8 Ulkus decubitus M8 Menggunakan Naloxone (Nocoba)
C9 Readmisi dalam waktu 30 hari M9 Menggunakan Anti Emetic (Ondansetron / Metoclopramid)
C10 Penggunaan restrain M10 Over sedation/ Hipotensi
C11 Infeksi terkait pelayanan kesehatan M11 Menghentikan obat secara tiba-tiba
C12 Stroke di dalam perawatan M12 Lain-lain
C13 Admisi ke level perawatan yang lebih tinggi
C14 Komplikasi Tindakan Surgical Module Tiggers
C15 Lain-lain S1 Re-Operasi
S2 Perubahan prosedur operasi
Intensive Care Module Triggers S3 Masuk ke ICU post operasi
11 Onset pneumonia S4 Intubasi/reintubasi/BiPap di PACU/ICU
12 Readmisi ke ICU S5 X-ray intra operasi atau post operasi di PACU/ICU
13 Tindakan selama di ICU S6 Kematian intra/post operasi
14 Intubasi/reintubasi S7 Penggunaan ventilasi mekanis > 24 Jam post operasi
S8 Pemberian epinephrine, norepinephine, naloxone, atau romazicon
Emergency Departement Module Triggers S9 tingkat troponin post operasi > 1.5 mg/ml
E1 Readmisi IGD dalam waktu 48 jam S10 cedera, perbaikan, atau removal organ
E2 Waktu pelayanan di IGD > 6 jam S11 adanya komplikasi operasi lain

Nomor RM : Total Event : Total LOS : (Tulis detail diskripsi dan katagori cidera)

Rumah Sakit Universitas Gadjah Mada 10

Anda mungkin juga menyukai