DASAR-DASAR PEMASARAN
Disusun oleh :
Nama : AHMAD MAHASIN
NIRM : 067.09.0261.18
Fakultas : Syariah
Prodi : Hukum Ekonomi Syariah (HESy)
Mata Kuliah : Manajemen Pemasaran
Semester : VI (Enam)
Cirebon, 28 Agustus 20
Ahmad Mahasin
DAFTAR ISI
COVER..........................................................................................................................
i
2
KATA PENGANTAR ..................................................................................................
ii
DAFTAR ISI .................................................................................................................
iv
BAB I : PENDAHULUAN ..........................................................................................
4
1. Latar Belakang ......................................................................................................
4
2. Rumusan Masalah ................................................................................................
5
BAB II : DASAR-DASAR PEMASARAN.................................................................
6
A. PEMASARAN......................................................................................................
6
1. Pengertian dan Ruang Lingkup Pemasaran.....................................................
6
2. Perbedaan dan Orientasi Produksi, Orientasi Penjualan, dan Orientasi
Pemasaran........................................................................................................
9
a) Tahap Orientasi Produksi..........................................................................
9
b) Tahap Orientasi Penjualan.........................................................................
10
c) Tahap Orientasi Pemasaran ......................................................................
11
d) Tahap Orientasi Manusia dan Tanggung Jawab Sosial.............................
12
B. UTILITAS.............................................................................................................
12
1. Fungsi Pemasaran............................................................................................
13
2. Konsep Pemasaran...........................................................................................
14
3. Strategi Pemasaran..........................................................................................
15
a. Voice Response.........................................................................................
18
b. Private Response.......................................................................................
18
c. Third-Party Response................................................................................
18
BAB III : PENUTUP....................................................................................................
19
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................
20
3
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pemenuhan kebutuhan dan keinginan serta nilai kualitas jasa sangat
ditentukan oleh tingkat kepentingan maupun kepuasan pelanggan sebagai
pemakainya. Pelayanan yang kurang memuaskan akan menyebabkan
berkurangnya konsumen atau bahkan hilang karena konsumen berpindah ke jasa
layanan lain. Hal ini merupakan tantangan besar bagi perusahaan dalam
membangun citra perusahaan yang tidak hanya mampu membuat dan membangun
tapi juga dapat memberikan pelayanan yang memuaskan. Oleh sebab itu
perusahaan perlu mengetahui perilaku pelanggan dalam membeli, menggunakan
dan mengevaluasi jasa dalam rangka pemenuhan dan pemuasan kebutuhan.
Setiap perusahaan memiliki tantangan untuk tetap mempertahankan
usahanya antara lain bagaimana menjaga kualitas pelayanan agar dapat bersaing
dengan produk serupa dan juga produk pengganti lainnya yang saat ini semakin
banyak bermunculan. Salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam menjaga
kualitas pelayanan yaitu dengan memberikan pelayanan yang memuaskan, sesuai
dengan atau melebihi harapan pelanggan. Sehingga dirasakan sangat penting
untuk mengetahui pelayanan yang diharapkan oleh pelanggan.
4
Bila ditinjau dari sudut pandang perusahaan, salah satu cara yang efektif
dalam melakukan diferensiasi adalah melalui jasa atau pelayanan yang diberikan.
Hal ini membawa perubahan yang cukup mendasar dalam bisnis utama suatu
perusahaan. Sebagai contoh, semakin banyaknya bisnis utama restoran bergeser
dari sekedar menyediakan segala macam makanan untuk dijual, menjadi usaha
melayani dan memuaskan rasa lapar pelanggan dengan disertai usaha
menyediakan suasana yang kondusif bagi pelanggan untuk menikmati hidangan.
Bahkan tidak jarang pula di restoran disajikan pula hiburan musik.
Analisis mengenai tingkat kepuasan pelanggan ini nantinya dapat dijadikan
sebagai dasar untuk menentukan strategi dan program pemasaran yang relevan
pada situasi dan kondisi saat ini. Konsep strategi yang baik membutuhkan
perumusan masalah yang berlandaskan kepada wawasan yang lebih luas.
Manajemen pemasaran mengenal konsep bauran pemasaran (Marketing
Mix) sebagai variabel-variabel keputusan yang dapat dikendalikan oleh
manajemen untuk mencapai tujuan perusahaan. Di dalam konsep bauran
pemasaran (Marketing Mix) terdapat 7 variabel yaitu produk (product), harga
(price), promosi (promotion) dan tempat (place), proses (process),personil
(personil), dan fasilitas fisik (physical facility).
Analisis tingkat kepuasan pelanggan memberikan landasan yang baik untuk
memahami dan memanfaatkan lebih efektif lagi konsep dan metode-metode
pemasaran produk bagi strategi dan program pemasaran. Strategi dan program
pemasaran diperlukan untuk mengatasi permasalahan pemasaran yang kompleks
melalui pendekatan terhadap sistem nyata di dalam perusahaan.
2. Rumusan Masalah
Dalam memberikan pelayanan seringkali terjadi perbedaan kualitas antara
yang diberikan suatu perusahaan yang diharapkan oleh pelanggan. Besarnya
perbedaan kualitas tersebut tergantung dari seberapa besar perusahaan tersebut
dapat memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggannya serta tergantung pada
perilaku pelanggan dalam membeli, menggunakan dan mengevaluasi jasa yang
diberikan.
5
Sejalan dengan pandangan pelanggan terhadap pelayanan sebuah perusahaan
dikaitkan dengan penjelasan latar belakang di atas dapat dirumuskan hal-hal yang
akan dijadikan acuan dalam pembuatan makalah ini, yaitu :
1. Pemasaran
2. Konsep Pemasaran
3. Strategi Pemasaran
4. Turbo Marketing
5. Kebijaksanaan harga
6. Promotion atau Komunikasi Bisnis
BAB II
DASAR-DASAR PEMASARAN
A. Pemasaran
1. Pengertian dan Ruang lingkup pemasaran
Hal utama yang menjadi dasar perlu adanya pemasaran bagi perusahaan
adalah karena produk yang dihasilkannya tidak bisa mencari konsumennya
sendiri. Oleh karena itu, di setiap koorporat selalu terdapat bidang khusus yang
menangani distribusi produk mereka agar sampai ke tangan konsumen. Divisi
6
tersebut dinamakan divisi pemasaran, yang di dalamnya termasuk bagian
penjualan.
Semakin ketatnya kompetisi di antara perusahaan, menjadikan bidang
pemasaran ini mendapat perhatian sangat serius para ahli, karena ia menjadi
semacam roh bagi sebuah koorporat. Betapa pun bagusnya sebuah produk, tanpa
didukung pemasaran yang memadai, akan menjadi sia-sia. Kualitas sebuah produk
memang menentukan daya tarik bagi konsumen, tetapi tanpa didukung model
pemasaran yang memadai, akan sulit sampai ke tangan konsumen.
Sebuah produk barang atau jasa tidak akan dibeli apabila konsumen tidak
mengetahui kegunaannya, keunggulannya, dimana produk dapat diperoleh dan
berapa harganya. Untuk itulah konsumen yang menjadi sasaran produk perlu
diberikan informasi yang jelas mengenai:
Sebuah produk beserta mutunya.
Kegunaan produk tersebut serta cara penggunaanya.
Di mana produk tersebut bisa didapatkan
Jika dianggap perlu disebutkan berapa harganya
Kedua poin pertama dilakukan oleh bagian promosi. Setelah sebuah
produk, baik berupa barang mau pun jasa cukup dikenal oleh konsumen, barulah
sarana distribusi agar produk tersebut sampai di tangan konsumen ditentukan
strateginya. Ini dilakukan oleh bidang penjualan. Kedua bidang tersebut
merupakan bagian dari divisi pemasaran.
Secara umum, pemasaran cenderung didefinisikan sebagai proses distribusi
barang atau jasa yang dihasilkan suatu perusahaan atau koorporat kepada
konsumen. Perhatikan difinisi-definisi berikut :
1. Pengertian Pemasaran Menurut H. Nystrom
Pemasaran merupakan suatu kegiatan penyaluran barang atau jasa dari
tangan produsen ke tangan konsumen.
2. Pengertian Pemasaran Menurut Philip dan Duncan
Pemasaran yaitu sesuatu yang meliputi semua langkah yang dipakai atau
dibutuhkan untuk menempatkan barang yang bersifat tangible ke tangan
konsumen.
7
3. Pengertian Pemasaran Menurut Asosiasi Pemasaran Amerika Serikat /
American Merketing Association
Pemasaran adalah pelaksanaan kegiatan usaha pedagangan yang diarahkan
pada aliran barang dan jasa dari produsen ke konsumen.
4. Pengertian Pemasaran Menurut Wilkipedia
Pemasaran adalah sebuah proses dalam memuaskan kebutuhan dan
keinginan manusia. Jadi, segala kegiatan dalam hubungannya dalam
pemuasan kebutuhan dan keinginan manusia merupakan bagian dari konsep
pemasaran.
Pemasaran dimulai dengan pemenuhan kebutuhan manusia yang kemudian
bertumbuh menjadi keinginan manusia. Contohnya, seorang manusia
membutuhkan air dalam memenuhi kebutuhan dahaganya. Jika ada segelas air
maka kebutuhan dahaganya akan terpenuhi. Namun manusia tidak hanya ingin
memenuhi kebutuhannya namun juga ingin memenuhi keinginannya yaitu
misalnya segelas air merek Aqua yang bersih dan mudah dibawa. Maka manusia
ini memilih Aqua botol yang sesuai dengan kebutuhan dalam dahaga dan sesuai
dengan keinginannya yang juga mudah dibawa.
Proses dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan manusia inilah yang
menjadi konsep pemasaran. Mulai dari pemenuhan produk (product), penetapan
harga (price), pengiriman barang (place), dan mempromosikan barang
(promotion). Seseorang yang bekerja dibidang pemasaran disebut pemasar.
Pemasar ini sebaiknya memiliki pengetahuan dalam konsep dan prinsip
pemasaran agar kegiatan pemasaran dapat tercapai sesuai dengan kebutuhan dan
keinginan manusia terutama pihak konsumen yang dituju.
Jika kita tilik pengertian di atas, maka pemasaran hanya diartikan sebagai
kegiatan mendistribusikan produk dari produsen ke konsumen. Dengan pengertian
seperti itu menjadi tak ada bedanya antara pemasaran dan penjualan.
Hingga saat ini masih banyak orang, termasuk beberapa eksekutif, belum
bisa memahami perbedaan antara pemasaran dengan penjualan. Padahal,
sesungguhnya kedua istilah tersebut memiliki konsep yang berbeda.
Dalam konsep penjualan, suatu perusahaan meluncurkan produk baru.
Setelah itu, perusahaan tersebut menggunakan segala methoda penjualan untuk
8
merayu konsumen agar membeli produk tersebut. Setelah konsumen terbujuk,
diharapkan mereka mau membeli produk tersebut sehingga perusahaan
memperoleh laba. Jadi, dalam konsep penjualan, perusahaan mengarahkan
permintaan konsumen agar sesuai dengan produk yang dimilikinya. Hal ini
berbeda dengan konsep pemasaran. Di dalam konsep pemasaran, langkah
perusahaan diawali dengan penjajakan untuk mengetahui apa yang diinginkan
atau dibutuhkan konsumen. Kemudian, perusahaan tersebut mengembangkan
sebuah produk yang dapat memenuhi keinginan atau kebutuhan konsumen, dari
sini perusahaan mendapatkan laba. Di sini, perusahaan menyesuaikan produk
mereka untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan konsumen.
9
telah menerapkan tahap-tahap mutakhir dari perkembangan filsafat dan praktek
pemasaran.
Ada pun tahap-tahap perkembangan atau evolusi manajemen pemasaran
adalah sebagai berikut :
10
“menjual keras” ini tidak hanya dilakukan oleh bisnis korporat saja, tetapi
organisasi-organisasi non bisnis juga menggunakan konsep ini. Akibatnya, konsep
“penjualan keras” ini banyak menuai kritik dan kecaman. Bahkan pekerjaan
sebagai sales banyak mendapat pandangan negatif.
Pada tahap penjualan ini, terjadi dua perubahan penting dalam pengelolaan
organisasi bisnis. Pertama, semua aktivitas pemasaran seperti periklanan dan riset
pemasaran biasanya dipimpin oleh manajer penjualan atau wakil direktur bidang
penjualan. Kedua, kegiatan seperti pelatihan dan analisis penjualan yang
sebelumnya ditangani oleh departemen lain sekarang dikelola oleh departemen
penjualan. Secara umum tahap ini berjalan dari tahun 1930-an sampai tahun 1950-
an.
11
dapat menjadi sadar konsumen hanya karena keputusan dan perintah. Karena
semua organisasi cenderung mencontoh pemimpinnya, sehingga penting untuk
seorang pemimpin bisnis menjadi sadar-konsumen....Dia akan dapat
mengembangkan suasana, atmosfir dan semangat kesatuan yang memantulkan
citra bahwa konsumen adalah raja di perusahaan kami, dan gagasan ini meresap
ke seluruh bagian dalam perusahaan”.
Dewasa ini sebagian besar perusahaan besar, terutama perusahaan multi
nasional, berada pada tahap ini. Mereka telah mengadopsi konsep pemasaran
untuk menjalankan usaha bisnisnya. Burouhgs Coorporation menunjukkan citra
perusahaan yang telah sepenuhnya menerapkan konsep pemasaran. Dia
berkata,”Setiap perusahaan yang bukan merupakan organisasi pemasaran tidak
dapat dikatakan sebagai perusahaan.” Presiden Direktur Pepsi Cola
berkata,”Bisnis kita adalah bisnis pemasaran”.
B. Utilitas
Utilitas adalah hubungan antara keinginan konsumen dengan nilai atau
kegunaan barang/jasa yang dijual. Empat tipe utilitas adalah sebagai berikut:
12
1. Utilitas bentuk: nilai tambah suatu produk karena perubahan bentuknya.
Contoh: mobil minivan, dengan bentuknya dapat dipakai sebagai mobil
penumpang ataupun truk pengangkut.
2. Utilitas tempat: nilai tambah karena barang atau jasa tersedia pada tempat
yang diinginkan konsumen. Contoh: restoran fast-food yang menyediakan
paket layanan antar.
3. Utilitas waktu: nilai tambah barang atau jasa karena lebih cepat atau ada
ketika dibutuhkan. Contoh: mesin ATM, karena lebih cepat dibanding ke
teller bank.
4. Utility kepemilikan: nilai tambah pada produk sehingga pembeli berhak
memakai atau mengkonsumsi.
13
efisiensi Pareto, yang digambarkan oleh kotak Edgeworth dan kurva kontrak.
Efisiensi ini merupakan konsep utama ekonomi kesejahteraan.
1. Fungsi Pemasaran
Dengan adanya pemasaran konsumen tidak perlu lagi memenuhi kebutuhan
pribadi secara sendiri-sendiri dengan melakukan pertukaran antara konsumen
dengan pelaku pemasaran sehingga akan ada banyak waktu konsumen untuk
kegiatan yang dikuasai atau disukai. Fungsi-Fungsi Pemasaran :
1. Fungsi Pertukaran
Dengan pemasaran pembeli dapat membeli produk dari produsen baik
dengan menukar uang dengan produk maupun pertukaran produk dengan
produk (barter) untuk dipakai sendiri atau untuk dijual kembali.
2. Fungsi Distribusi Fisik
Distribusi fisik suatu produk dilakukan dengan cara mengangkut serta
menyimpan produk. Produk diangkut dari produsen mendekati kebutuhan
konsumen dengan banyak cara baik melalui air, darat, udara, dsb.
Penyimpanan produk mengedepankan menjaga pasokan produk agar tidak
kekurangan saat dibutuhkan.
3. Fungsi Perantara
Untuk menyampaikan produk dari tangan produsen ke tangan konsumen
dapat dilakukan pelalui perantara pemasaran yang menghubungkan aktivitas
pertukaran dengan distribusi fisik. Aktivitas fungsi perantara antara lain
seperti pengurangan resiko, pembiayaan, pencarian informasi serta
standarisasi / penggolongan produk
2. Konsep Pemasaran
Pemasaran adalah keinginan manusia dalam hubungannya dengan pasar.
Pemasaran maksudnya bekerja dengan pasar untuk mewujudkan transaksi yang
mungkin terjadi dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia. Pemasar
adalah orang yang mencari sumberdaya dari orang lain dan mau menawarkan
sesuatu yang bernilai untuk itu. Kalau salah satu pihak lebih aktif mencari
pertukaran daripada pihak lain, maka pihak pertama adalah pemasar dan pihak
kedua adalah calon pembeli.
14
Dari konsep inti pemasaran maka, ada lima konsep pemasaran yang
mendasari cara organisasi melakukan kegiatan pemasarannya.
Konsep Pemasaran Berwawasan Produksi
Konsep ini adalah salah satu konsep tertua, yaitu akan memilih produk yang
mullah didapat dan murah harganya. Dalam hal ini memusatkan perhatiannya
untuk mencapai efisiensi produksi yang tinggi serta cakupan distribusi yang luas.
Konsep ini dapat dijalankan apabila permintaan produk melebihi penawarannya
dan dimana biaya produk tersebut sangat tingi. Kelemahan konsep pemasaran ini
adalah pelayanan tidak ramah dan buruk.
Konsep Pemasaran Berwawasan Produk
Konsep ini berpendapat bahwa pelanggan akan memilih produk yang menawarkan
mutu, kinerja terbaik dan inovatif dalam hal ini memuaskan perhatian untuk
membuat produk yang lebih baik dan terus menyempurnakannya. Industri yang
berwawasan ini cenderung tidak memperhatikan keinginan dan kebutuhan dari
pelanggan, sehingga divisi pemasaran akan mengalami kesulitan dalam
pemasaran.
Konsep Pemasaran Berwawasan Menjual
Konsep ini berpendapat bahwa kalau pelanggan dibiarkan saja, pelanggan tidak
akan membeli produk industri dalam jumlah cukup sehingga harus melakukan
usaha penjualan dan promosi yang agresif. Konsep ini beranggapan bahwa
pelanggan enggan membeli dan harus didorong supaya membeli. Konsep ini
sering digunakan pada " Produk yang tidak dicari" atau tidak terpikir untuk dibeli
serta pada industri yang mengalami kelebihan kapasitas produksi.
3. Strategi Pemasaran
Masyarakat selaku konsumen pembeli perumahan tidak dengan begitu saja
membeli rumah tanpa mempunyai pertimbangan tentang faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi mereka dalam pengambilan keputusan seperti produk, harga,
lokasi, promosi (Kotler & Amstrong 1997). Selain itu, dalam sebuah proses
pengambilan keputusan pembelian tidak hanya berakhir dengan terjadinya
transaksi pembelian, akan tetapi diikuti pula oleh tahap perilaku purnabeli (post
purchase behavior). Pada tahap ini konsumen akan merasakan tingkat kepuasan
atau ketidakpuasan tertentu yang akan mempengaruhi perilaku berikutnya.
15
Konsumen yang merasa puas cenderung akan menyatakan hal-hal yang baik
tentang produk dan perusahaan yang bersangkutan kepada orang lain (Bayus
dalam Kotler et al. 1996).
Konsumen perumahan mewah selain membeli untuk tinggal, mereka juga
mengharapkan adanya pencapaian kepuasan (Property 2000). Oleh karena itu, di
dalam memasarkan perumahan mewah, para pengembang harus mampu
menciptakan kepuasan bagi para konsumennya.
Untuk mampu menciptakan kepuasan konsumen tersebut, para pengembang
perlu memiliki suatu strategi pemasaran yang jitu dalam memasarkan produknya,
karena strategi pemasaran juga merupakan alat fundamental yang direncanakan
untuk mencapai tujuan perusahaan dengan mengembangkan keunggulan bersaing
yang digunakan untuk melayani pasar sasaran (Tull & Kahle dalam Tjiptono
1997).
Salah satu bentuk strategi pemasaran yang mampu mendukung dalam
memasarkan perumahan untuk menciptakan kepuasan konsumen adalah
penggunaan marketing mix (bauran pemasaran) yang dapat meliputi product,
price, promotion, dan physical evidence (Pawitra 1993). Dengan demikian, faktor
yang ada dalam bauran pemasaran merupakan variabel-variabel yang diharapkan
mampu menciptakan kepuasan konsumen, atau dengan kata lain variabel-variabel
tersebut akan mempengaruhi kepuasan konsumen dalam membeli suatu produk.
Pembangunan perumahan untuk kelompok masyarakat menengah ke atas
cenderung dilakukan oleh para pengembang swasta, dimana mereka lebih
menekankan pada profit orientied. Untuk mencapai tujuan tersebut, penekanan
pada daya tarik bentuk rumah yang mereka bangun lebih diutamakan. Hal tersebut
dilakukan dengan menggunakan para konsultan pembangunan perumahan,
sehingga perumahan yang mereka bangun mampu menghasilkan bentuk yang
menarik konsumen untuk membelinya. Sedangkan beberapa hal seperti
konstruksi, sarana jalan, saluran, dan fasilitas-fasilitas umum yang seharusnya ada
dalam kompleks perumahan yang mereka bangun, cenderung diabaikan. Dengan
demikian, ketidakpuasan konsumen mungkin akan muncul setelah membeli
rumah yang dipasarkan oleh para pengembang.
16
Bertitik tolak pada paparan yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa pola
pemikiran yang berkembang dalam pembelian rumah di era sekarang ini, terutama
untuk rumah kelas menengah ke atas adalah bahwa rumah tidak hanya sebagai
tempat berlindung, namun juga berfungsi sebagai tempat tinggal yang nyaman,
sehat, bahkan estetika menjadi bahan pertimbangan mereka dalam pembelian
rumah. Dengan demikian, para pengembang harus mampu memberikan pelayanan
yang optimal untuk memberikan kepuasan pada konsumennya. Oleh karena itu,
selain faktor teknis, para pengembang perlu mengetahui dan mengerti mengenai
prilaku konsumen dalam memasarkan produknya. Karena dengan mempelajari
perilaku konsumen para pengembang akan banyak memperoleh informasi tentang
keterlibatan konsumen secara langsung dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan
sekaligus menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang
mendahului tindakan ini (Engel, Well, & Miniard 1994).
Pengertian pemasaran yang berkaitan dengan produk berupa real estate dan
property adalah suatu kegiatan yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan
konsumen akan rumah tinggal dan atau ruang usaha, dengan cara pengalihan hak
atas produk tersebut dari perusahaan kepada konsumen melalui proses pertukaran
( Santoso 2000).
Marketing mix (bauran pemasaran) merupakan seperangkat alat pemasaran
yang digunakan untuk mencapai tujuan pemasaran dalam pasar sasaran (Kotler
1999). Secara umum, bauran pemasaran menekankan pada pengertian suatu
strategi yang mengintegrasikan produk (product), harga (price), promosi
(promotion), dan distribusi (place), dimana kesemuanya itu diarahkan untuk dapat
menghasilkan omset penjualan yang maksimal atas produk yang dipasarkan
dengan memberikan kepuasan pada para konsumen.
Sejalan dengan semakin kompetitifnya dunia bisnis, 4-P tersebut
berkembang. Pawitra (1993) menegaskan bauran pemasaran meliputi 7-P yaitu
product, place, price, promotion, participant, physical evidence dan process.
Sedangkan Payne (1993) menyatakan bauran pemasaran terdiri dari product,
place, price, promotion, people, processes dan provision of consumer service.
Berdasarkan beberapa penjelasan tersebut, maka bauran pemasaran dapat meliputi
produk, harga, lokasi, promosi, dan bukti fisik.
17
Harapan konsumen terbentuk berdasarkan pesan yang diterima dari penjual,
teman, dan sumber-sumber informasi lainnya. Apabila penjual melebih-lebihkan
manfaat suatu produk, konsumen akan mengalami harapan yang tak tercapai
(disconfirmed expectation), yang akan menyebabkan ketidakpuasan. Semakin
besar kesenjangan antara harapan dan kinerja yang dihasilkan suatu produk, akan
semakin besar ketidakpuasan konsumen.
Konsumen yang merasa tidak puas akan bereaksi dengan tindakan yang
berbeda. Berkaitan dengan hal ini, Singh dalam Tjiptono (1997) menyatakan ada
tiga kategori tanggapan atau komplain terhadap ketidakpuasan, yaitu :
a. Voice response
Kategori ini meliputi usaha menyampaikan keluhan secara langsung
dan/atau meminta ganti rugi kepada perusahaan yang bersangkutan. Bila
pelanggan melakukan hal ini, maka perusahaan masih mungkin memperoleh
beberapa manfaat. Pertama, pelanggan memberikan kesempatan sekali lagi
kepada perusahaan untuk memuaskan mereka. Kedua, resiko publisitas buruk
dapat ditekan, baik publisitas dalam bentuk rekomendasi dari mulut ke mulut,
maupun melalui koran/media massa. Dan yang tidak kalah pentingnya adalah
ketiga, memberi masukan mengenai kekurangan pelayanan yang perlu diperbaiki
perusahaan. Melalui perbaikan (recovery), perusahaan dapat memelihara
hubungan baik dan loyalitas pelanggannya.
b. Private response
Tindakan yang dilakukan antara lain memperingatkan atau memberitahu
kolega, teman atau keluarganya mengenai pengalamannya dengan produk atau
perusahaan yang bersangkutan, Umumnya tindakan ini sering dilakukan dan
dampaknya sangat besar bagi citra perusahaan.
c. Third-party response
Tindakan yang dilakukan meliputi usaha meminta ganti rugi secara hukum;
mengadu lewat media massa (misalnya menulis di Surat Pembaca); atau secara
18
langsung mendatangi lembaga konsumen, instansi hukum, dan sebagainya.
Tindakan seperti ini sangat ditakuti oleh sebagian besar perusahaan yang tidak
memiliki prosedur penanganan keluhan yang baik. Kadangkala pelanggan lebih
memilih menyebarluaskan keluhannya kepada masyarakat luas, karena secara
psikologis lebih memuaskan. Lagipula mereka yakin akan mendapat tanggapan
yang lebih cepat dari perusahaan yang bersangkutan.
BAB III
PENUTUP
Pemasaran adalah sebuah proses dalam memuaskan kebutuhan dan
keinginan manusia. Jadi, segala kegiatan dalam hubungannya dalam pemuasan
kebutuhan dan keinginan manusia merupakan bagian dari konsep pemasaran.
Tujuan kegiatan pemasaran adalah mempengaruhi pembeli agar bersedia
membeli harang dan jasa perusahaan pada saat mereka membutuhkan. Agar tujuan
tersebut tercapai maka setiap perusahaan harus memahami tentang perilaku
konsumen. Setiap manajer pemasaran harus memahami tingkah laku konsumen
sehingga perusahaan dapat mengembangkan, menentukan harga, mempromosikan
dan mendistribusikan produk secara lebih baik. Dasar-dasar pemasaran yang harus
kita kuasai meliputi :
1. Pemasaran
2. Konsep Pemasaran
3. Strategi Pemasaran
4. Turbo Marketing
5. Kebijaksanaan harga
6. Promotion atau Komunikasi Bisnis
Oleh karena itu dengan adanya konsep pemasaran yang baik dan benar,
diharapkan dapat diaplikasikan ke dalam kegiatan produksi, distribusi dan
19
konsumsi yang sebenarnya. Sehingga kegiatan perusahaan berjalan dengan baik
dan semakin baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
20
http://scylics.multiply.com/journal/item/192
http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-tugas-makalah/manajemen-
pemasaran/riset-pemasaran
http://www.midas-solusi.com/knowledge-space,en,detail,39,tahap-tahap-
melakukan-riset-pemasaran
http://id.wikipedia.org/wiki/Utilitas
21