DOSEN PEMBIMBING :
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang..................................................................................................1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan 1
A. Kesimpulan 6
B. Saran 6
DAFTAR PUSTAKA 7
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ulkus Genital adalah penyakit apapun yang memiliki ciri adanya luka (sores) pada
daerah genital (AIDSinfo Glossary, 2015). Ulkus Genital juga ditandai dengan adanya satu
atau lebih lesi vesikular, ulseratif atau erosif yang terdapat di daerah genitalia, dengan atau
tanpa adanya limfadenopati inguinal. Kebanyakan Ulkus Genital mengarah pada infeksi
menular seksual (IMS). (Grouzard, et al., 2017)
Etiologi Ulkus Genital dapat disebabkan oleh infeksi maupun noninfeksi (Workowski
dan Berman, 2010). Penyakit IMS yang menyebabkan Ulkus Genital paling sering adalah
sifilis (ulkus durum) yang disebabkan oleh Treponema pallidum, herpes genital (ulkus
herpes) yang disebabkan oleh Herpes simplex virus (HSV), dan chancroid (ulkus mole) yang
disebabkan oleh Haemophilus ducreyi. Granuloma inguinale (donovanosis;
Calymmatobacterium granulomatis) dan limfogranuloma venereum (Chlamydia trachomatis
serotype L1, L2, and L3) lebih jarang ditemukan. Etilologi noninfeksi yang ditemukan
meliputi psoriasis, trauma seksual, sindrom Behçet, granulomatosis Wegener, dan fixed drug
eruption (Roett, 2012). Di Amerika Serikat, kebanyakan pasien Ulkus Genital berusia muda
dan aktif secara seksual menderita herpes genital atau sifilis.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang kami angkat yaitu mengenai chancroid dan vaginitis bakterialis
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
- Mengetahui bagaimana memahami penyakit Chancroid
- Mengetahui bagaimana memahami penyakit vaginitis bakterialis
-
2. Tujuan Khusus
- Agar pembaca mengetahui bagaimana penyakit Chancroid
- Agar pembaca mengetahui bagaimana penyakit vaginitis bakterialis
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN CHANCROID
Chancroid adalah infeksi bakteri yang menyebabkan luka terbuka pada alat genital
(kelamin) dan sekitarnya. Penyakit ini dialami pria dan wanita, dan dapat
menyebar melalui hubungan seksual. Selain melalui hubungan seksual, penyakit ini
juga dapat menular jika melakukan kontak kulit dengan luka yang terinfeksi
chancroid.
Chancroid disebabkan oleh bakteri Haemophilus ducreyi (H. ducreyi) yang
menyerang jaringan pada area genital dan menimbulkan luka terbuka. Luka terbuka
ini dapat mengeluarkan darah atau cairan yang kembali menyebarkan bakteri H.
ducreyi kepada orang lain. Bakteri ini hanya menimbulkan penyakit pada manusia,
tanpa perantara hewan.
B. PATOFISIOLOGI CHANCROID
Patofisiologi ulkus mole atau chancroid disebabkan karena infeksi bakteri gram
negatif basil H. ducreyi. Transmisi H. ducreyi umumnya melalui melalui mikroabrasi
saat aktivitas seksual atau autoinokulasi mukosa yang mengalami kerusakan. Bakteri
kemudian akan menempel pada sel dengan bantuan interaksi mediator protein dan
lipooligosakarida dengan fibronektin pada matriks ekstrasel. Bakteri yang berhasil
menempel kemudian akan menyebabkan reaksi inflamasi lokal dan elaborasi protein
panas/heat shock protein GroEL. Protein ini kemudian akan memicu pembentukan
rantai bakteri. [3,5,6]
H.ducreyi membutuhkan waktu sekitar 5-7 hari untuk inkubasi. Bakteri kemudian
akan mengeluarkan toksin sitosidal HdCDT yang dapat menyebabkan gangguan pada
proses apoptosis atau nekrosis sehingga terjadi destruksi sel ekstensif sampai
terbentuk ulkus. Bakteri ini juga memiliki protein LspA yang dapat mengganggu
makrofag, sehingga melindungi bakteri dari proses fagositosis. H. ducreyi juga
memiliki peta DsrA yang membantu penempelan bakteri ke sel dan dapat
memproduksi protein Flp 1, Flp 2, dan Flp 3. Ketiga protein Flp ini dapat memicu
pembentukan mikrokoloni dan memperkuat penempelan bakteri ke fibroblas pada
preputium. Faktor-faktor virulensi ini membuat pembentukan ulkus lebih cepat dan
memperlambat penyembuhan. [5-7]
C. GEJALA CHANCROID
Gejala awal chancroid biasanya ditandai dengan munculnya satu atau beberapa
benjolan berwarna merah pada area genital, setelah tiga atau tujuh hari terinfeksi.
Pada pria, benjolan merah kecil
terlihat pada kulup dan beberapa bagian penis. Sedangkan pada wanita, jumlah
benjolan dapat mencapai beberapa buah yang berada di antara labia, anus, atau paha.
Benjolan tersebut bisa menjadi semakin besar dan berisi nanah. Apabila pecah, dapat
meninggalkan luka terbuka atau borok yang terasa nyeri.
Ukuran luka biasanya sekitar 2-5 cm dengan bagian tengah luka yang lembut
berwarna abu-abu kekuningan, luka mudah mengeluarkan darah jika disentuh, terasa
nyeri saat berhubungan seksual dan berkemih, juga disertai pembengkakan kelenjar
getah bening pada pangkal paha yang bisa pecah dan mengeluarkan nanah.
D. DIAGNOSIS CHANCROID
Diagnosis definitif ulkus mole atau chancroid umumnya bisa ditegakkan melalui
anamnesis dan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan penunjang berupa kultur bakteri
sangat jarang diperlukan.
Kriteria diagnosis chancroid berdasarkan CDC adalah :
a. Terdapat 1 atau lebih ulkus genital yang disertai nyeri
b. Manifestasi klinis sesuai dengan ciri-ciri chancroid
c. Hasil pemeriksaan untuk Treponema pallidum negatif, baik dari serologi atau
tes ruang gelap. Tes harus dilakukan dalam 7 hari setelah munculnya ulkus
Pemeriksaan untuk virus Herpes Simplex (HSV) negatif baik dari kultur ataupun
E. PENATALAKSANAAN CHANCROID
Penatalaksanaan ulkus mole atau chancroid dapat dilakukan dengan pemberian
antibiotik. Terapi umumnya menunjukkan hasil yang baik dengan resolusi komplit,
tetapi dalam beberapa kasus dapat menimbulkan jaringan parut. Pasien yang
mendapat terapi antibiotik harus dievaluasi dalam 7 hari, bila tidak ada perbaikan
kemungkinan terjadi kesalahan diagnosis, terdapat koinfeksi, atau resistensi. Respon
terapi dapat lebih buruk pada orang dengan HIV/AIDS dan laki-laki yang tidak
disirkumsisi.
F. PENGERTIAN VAGINOSIS BAKTERIALIS
Vaginosis bakterialis (VB) atau Bacterial vaginosis (BV) merupakan salah satu
penyakit yang cukup sering menyebabkan keputihan pada wanita usia produktif.
Penyakit ini terjadi karena adanya infeksi pada vagina yang disebabkan oleh bakteri
Gardnerella vaginalis. Selain bakteri ini, biasanya infeksi pada vaginosis bakterialis
juga melibatkan bakteri-bakteri anaerob, yang paling sering adalah Bacteroides dan
Peptococcus. Pada jumlah yang berlebihan, ketiga bakteri ini akan bersimbiosis dan
menimbulkan gejala.
Vaginosis bakterialis dapat mengenai wanita, baik yang sudah melakukan
hubungan intim ataupun yang belum. Penyakit ini juga memiliki nama lain, seperti
Haemophilus vaginalis vaginitis, Corynebacterium vaginale vaginitis, Gardnerella
vaginalis vaginitis, dan Gardnerella vaginalis associated vaginitis.
A. Kesimpulan
Ulkus Genital adalah penyakit apapun yang memiliki ciri adanya luka (sores)
pada daerah genital (AIDSinfo Glossary, 2015). Ulkus Genital juga ditandai
dengan adanya satu atau lebih lesi vesikular, ulseratif atau erosif yang terdapat di
daerah genitalia, dengan atau tanpa adanya limfadenopati inguinal. Kebanyakan
Ulkus Genital mengarah pada infeksi menular seksual. Pencegahan penyakit
genital menjadi hal yang penting karena penyakit ini menjadi pembuka jalan
untuk terjadinya penyakit IMS lainnya.
B. Saran
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi untuk melakukan penelitian
selanjutnya. Sebaiknya, ada penelitian lanjutan untuk mengembangkan penelitian
ini dengan meneliti faktor-faktor lainnya juga. Selain itu, setelah melakukan uji
validitas kuesioner sebaiknya diperbaiki agar semua item kisi-kisi terdapat dalam
kuesioner tersebut.
DAFTAR PUSTAKA