Anda di halaman 1dari 2

Tugas Pribadi oleh : Friska Evany

Mata Kuliah : Mikrobiologi dan Parasitologi


Jurusan : Kebidanan Poltekkes kemenkes medan Prodi D4 Ajeng
Dosen Pengampu :Yuliana M.Biomed
Soal :

Kenapa kecacingan bisa mengakibatkan Mual ?

Pembahasan :

Kecacingan merupakan penyakit yang disebabkan oleh cacing parasit usus dengan
prevalensi yang cukup tinggi dan menyebar di seluruh wilayah Indonesia. Kecacingan dilaporkan
jarang menyebabkan kematian namun mampu mempengaruhi kesehatan dan produktivitas
penderita melalui penurunan status gizi. Dampak yang perlahan dan cenderung tanpa gejala
menyebabkan penyakit ini diabaikan di antara penyakit lainnya. Kerugian yang ditimbulkan
akibat kecacingan sangat besar. Kecacingan mempengaruhi pemasukan (intake), pencernaan
(digestif), penyerapan (absorbsi), dan metabolisme makanan. Secara kumulatif kecacingan dapat
menimbulkan kerugian zat gizi berupa kalori dan protein serta kehilangan darah. Selain dapat
menghambat perkembangan fisik, kecerdasan dan produktivitas kerja, kecacingan juga dapat
menurunkan ketahanan tubuh sehingga mudah terkena penyakit lainnya. Kerugian utama
terhadap anak-anak adalah menurunnya kecerdasan dan produktivitas anak yang merupakan
generasi penerus bangsa.

Kecacingan sangat sulit didiagnosis, karena tidak menimbulkan gejala. Kecuali jika
jumlahnya banyak, maka timbul mual, kembung dan diare pada anak-anak sampai masalah
anemia. Akibat yang terburuk, terjadinya kurang gizi, mudah sakit, kurang aktif dan lemas,
sehingga berpengaruh pada IQ anak, bahkan cacing dapat menyumbat usus.(Departemen
Kesehatan, 2006). Tiga cacing yang selalu mengancam kesehatan anak, yakni cacing gelang,
cacing tambang, dan cacing cambuk. Seekor cacing saja, dapat mengisap darah, karbohidrat dan
protein, dalam sehari cacing gelang dapat mengisap 0,14 gram karbohidrat dan 0,035 gram
protein, cacing cambuk mengisap 0,005 ml darah. (Departemen Kesehatan, 2006)

Cacing gelang (Ascaris Lumricoides) menyebabkan gangguan pada paru disertai demam,
batuk dan Eosinofilia (keadaan meningkatnya sel darah putih jenis eosinofil), gangguan usus
ringan seperti mual, nafsu makan berkurang, diare atau konstipasi. Pada infeksi yang berat bisa
menyebabkan malabsorbsi sehingga memperberat malnutrisi bahkan menyebabkan obstruksi
usus. Cacing tambang (Ancylostoma duodenale, Necator Americamus) menyebabkan daya tahan
tubuh berkurang, prestasi kerja menurun serta menurunan kadar Hemoglobin darah. Cacing
cambuk (Trichuris trichiura) menyebabkan Diare, diselingi sindrom Disentri, Anemia, berat bdan
turun dan terkadang disertai Prolapsus Rektum. (Gandahusada, Ilahude, Pribadi, 1998)
Penyebaran penyakit cacing usus terjadi karena adanya kontaminasi tanah dengan tinja.
Telur tumbuh di tanah liat, tempat lembab dan teduh dengan suhu optimum kira-kira 300 C.
Telur tersebut menjadi infektif masuk melalui mulut bersama makanan atau minuman dan dapat
pula melalui tangan yang kotor (tercemar tanah dengan telur cacing) frekuensi di Indonesia
masih sangat tinggi. Di beberapa daerah pedesaan di Indonesia frekuensinya berkisar antara 30-
90%. Di daerah yang sangat endemik infeksi dapat dicegah dengan pengobatan penderita
Trikuriasis, pembuatan jamban yang baik dan pendidikan tentang sanitasi dan kebersihan
perorangan, terutama anak. Mencuci tangan sebelum makan, mencuci dengan baik sayuran yang
dimakan mentah adalah penting apalagi di negera-negera yang memakai tinja sebagai pupuk
(Taniawati, Margono, Susanto, Abidin, 2008 : 9-18).

Oleh sebab infeksi kecacingan menyerangsistem pencernaan maka gejala yg ditimbulkan


yaitu dengan Mual.

Anda mungkin juga menyukai