Anda di halaman 1dari 10

HUBUNGAN PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP ORGANISASI

KAITANNYA DENGAN MINAT MAHASISWA DALAM BERLEMBAGA

Oleh
A. MUHAMMAD IBRAHIM
(1916918)

SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI YAPPI MAKASSAR


2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan
karunianya makalah berjudul “Hubungan Persepsi Mahasiswa Terhadap
Organisasi Kaitannya Dengan Minat Mahasiswa Dalam Berlembaga” dapat di
selesaikan tepat pada waktunya, meski penulis sedikit mengalami kesulitan dalam
penyusunan makalah ini.

Tidak lupa penulis ucapkan banyak terima kasih kepada dosen dan teman-
teman serta semua pihak yang telah membantu penulis dalam mengoreksi dan
menyelesaikan makalah ini,

Makalah ini penulis buat untuk membantu pembaca dalam memahami


bagaimana Hubungan Persepsi Mahasiswa Terhadap Organisasi Kaitannya
Dengan Minat Mahasiswa Dalam Berlembaga.

Tentunya makalah yang penulis buat ini tidak luput dari kesalahan dan
kekurangan, oleh karenanya itu, penulis sangat berharap adanya masukan –
masukan, dan kritikan – kritikan yang membangun penulis sangat harapkan,
karena penulis ingin menjadikan makalah ini makalah yang mendekati
kesempurnaan.

Makassar, 6 Oktober 2019

A. Muhammad Ibrahim
1. LATAR BELAKANG

1.1. Pendahuluan
Seiring perkembangan zaman perlu adanya memaksimalkan diri agar dapat
menjadi sumber daya yang sesuai dengan perkembangan jaman. Cara yang dapat
digunakan untuk meningkatkan sumber daya dalam diri adalah dengan
berorganisasi. Aktif dalam berorganisasi selain dapat meningkatkan percaya diri
juga dapat melatih diri untuk membagi waktu antara tugas kuliah dan juga
tanggung jawab organisasi [1].
Perguruan tinggi merupakan salah satu lembaga pendidikan, diharapkan
mampu merealisasikan tujuan pendidikan nasional. Perguruan tinggi juga
diharapkan mampu mengembangkan bakat dan minat serta potensi mahasiswa
melalui pengembangan kegiatan kemahasiswaan, sehingga dengan adanya
kegiatan kemahasiswaan diharapkan mampu meningkatkan kualitas ilmu
pengetahuan dan kemampuan sikap mahasiswa [2].
Kegiatan kemahasiswaan dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan
potensi yang dimiliki mahasiswa dan mengembangkan prestasi mahasiswa di
bidang akademik. Prestasi bidang akademik bukan menjadi alasan bagi
mahasiswa yang aktif dalam mengikuti organisasi atas kesibukannya, tetapi
menjadi suatu tantangan bahwa mahasiswa yang aktif beroganisasi mampu
meningkatkan prestasi akademik diimbangi dengan disiplin belajar yang baik [2].
Kegiatan kemahasiswaan dapat dilakukan melalui suatu organisasi mahasiswa
yang ada di perguruan tinggi [1].
Persepsi mahasiswa terkait organisasi menjadi salah satu faktor yang
menentukan minat mahasiswa dalam berorganisasi. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia persepsi merupakan tanggapan langsung terkait suatu proses yang
dialami oleh setiap orang dalam memahami setiap informasi melalui panca indera
tentang lingkungan. Hal ini berdasarkan hasil penelitian Ardi (2011) yang
menunjukan bahwa persepsi mahasiswa sebesar 74,8% mempengaruhi minat
mahasiswa dalam berorganisasi [1].
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian organisasi
2. Bagaimana peranan organisasi kampus terhadap mahasiswa
3. Bagaimana motivasi mahasiswa dalam berorganisasi terkait dengan
keterlibatannya dalam organisasi kemahasiswaan
1.3. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa pengertian organisasi…?
2. Untuk mengetahui bagaimana peranan organisasi kampus (Ormawa)
terhadap mahasiswa…?
3. Untuk mengetahui bagaimana motivasi mahasiswa dalam berorganisasi
terkait dengan keterlibatannya dalam organisasi kemahasiswaan…?
4.
2. PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Organisasi


Organisasi adalah suatu sistem yang saling berpengaruh antara beberapa orang
yang saling berinteraksi dan bekerjasama dalam rangka mencapai tujuan bersama.
Organisasi mencapai tujuannya apabila anggota yang ada di dalamnya saling
berinteraksi dan saling bekerjasama dengan baik sesuai harapan organisasi
tersebut. Pencapaian tujuan organisasi bukan hanya untuk kepuasan individual,
tetapi untuk kepuasan dan manfaat bersama-sama. Organisasi yang ada di
Perguruan Tinggi seperti organisasi Kemahasiswaan. Adanya organisasi di
Perguruan Tinggi diharapkan mampu meningkatkan kualitas ilmu pegetahuan,
menambah pengalaman individu dan mampu bersaing di era globalisasi [2].

2.2. Peranan organisasi Kampus (Ormawa) terhadap mahasiswa


Organisasi mahasiswa adalah subsistem kelembagaan non struktural universitas
yang merupakan sebuah wadah dan sarana pemberdayaan diri mahasiswa yang
diharapkan dapat menampung dan menyalurkan minat, bakat dan kegemaran
sekaligus menjadi wadah kegiatan peningkatan penalaran dan keilmuan, serta
profesi mahasiswa yang merupakan bagian dari proses pendidikan. Pada dasarnya,
organisasi mahasiswa (Ormawa) di suatu perguruan tinggi diselenggarakan atas
dasar prinsip dari oleh dan untuk mahasiswa itu sendiri [3].
Organisasi mahasiswa memperoleh banyak manfaat seperti melatih kerja
sama, membina sikap mandiri, percaya diri, disiplin dan bertanggung jawab,
melatih berorganisasi, melatih berkomunikasi dan menyatakan pendapat di muka
umum, membina dan mengembangkan minat bakat, menambah wawasan,
meningkatkan rasa kepedulian dan kepekaan pada masyarakat dan lingkungan
mahasiswa, membina kemampuan kritis, produktif, kreatif dan inovatif, melatih
diri untuk menjadi seorang pemimpin (leaderdship), belajar mengaturwaktu,
mengasah kemampuan sosial, problem solving dan manajemen konflik,
memperluas jaringan atau networking, membentuk pola pikir yang baik dan
meningkatkan kemampuas berkomunikasi. Manfaat-manfaat diatas sebagai upaya
dalam melatih soft skill dan ilmu pengetahuan mahasiswa. Adanya kemampuan
tersebut diharapkan mampu meningkatkan prestasi akaedemik mahasiswa aktivis
dan mampu bersaing dengan Sumber Daya Manusia (SDM) yang lain dalam era
globalisasi [2].
Keaktifan mahasiswa dalam mengikuti organisasi dan disiplin belajar
mahasiswa berpengaruh terhadap proses belajar dan pencapaian prestasi belajar.
Kedua faktor ini dapat mempengaruhi prestasi belajar apabila dibiarkan terus
menerus, sehingga keaktifan mahasiswa dalam organisasi dan disiplin belajar
secara bersama-sama mempunyai pengaruh positif terhadap prestasi belajar [2].

2.3. Motivasi mahasiswa dalam berorganisasi terkait dengan


keterlibatannya dalam organisasi kemahasiswaan
Terdapat dua faktor yang mempengaruhi minat organisasi yaitu faktor
internal dan faktor eksternal. Yang tergolong dalam faktor internal yaitu sikap,
motif, permainan, pengalaman, tanggapan, persepsi. Persepsi yang dialami
seseorang menentukan pemahaman yang didapatkan terkait organisasi hal ini juga
yang melatarbelakangi seseorang dalam hal ini mahasiswa untuk termotivasi
dalam berorganisasi [1, 4].
Ryan & Deci (2000) dalam Cahyorinartri (2018) membedakan tipe
motivasi berdasarkan perbedaan alasan atau tujuan yang diberikan untuk
melakukan suatu tindakan. Perbedaan yang paling mendasar adalah antara
motivasi intrinsik yang mengacu pada pengertian seseorang mengerjakan sesuatu
karena ketertarikan yang muncul dalam dirinya, atau karena pada dasarnya dia
senangi. Sementara motivasi ekstrinsik, yang mengacu pada seseorang yang
melakukan sesuatu karena mengarah pada sesuatu yang akan dia dapatkan [4]

2.3.1. Motivasi intrinsik


Factor intrinsik mengacu pada pengertian seseorang mengerjakan sesuatu karena
ketertarikan yang muncul dalam dirinya, atau karena pada dasarnya dia senangi
Mahasiswa-mahasiswa yang memiliki tipe motivasi intrinsik menilai bahwa
kuliah tanpa mengikuti kegiatan organisasi kemahasiswaa tidaklah menarik.
Mereka merasa bahagia ketika mengikuti kegiatan organisasi dan menikmati
setiap prosesnya. Pada mahasiswa dengan tipe motivasi ini dengan derajat yang
lebih rendah menjelaskan bahwa mereka menyenangi kegiatan organisasi yang
diikuti. Mereka juga merasa waktu berjalan dengan cepat saat mereka melakukan
kegiatan organisasi kemahasiswaan. Akan tetapi mereka tidak menilai bahwa
ketika mahasiswa berkuliah itu harus mengikuti kegiatan organisasi [4].

2.3.2. Motivasi Ekstrinsik


Faktor ekstrinsik adalah regulasi terintroyeksi (introjected regulation). Introyeksi
dideskripsikan sebagai tipe regulasi internal yang masih dikontrol karena individu
menampilkan perilaku dengan tujuan untuk menghindari perasaan bersalah atau
kecemasan atau berusaha mencapai kebanggan. Ketika individu melakukan
sesuatu, individu akan meresapi tujuan sehingga secara pribadi berkomitmen
untuk mendapatkan kualitas hasil yang diinginkan. Individu memiliki tujuan
untuk memuaskan kebutuhan psikologis yang dimiliki. Sebagian besar mahasiswa
yang menjadi partisipan memiliki tipe motivasi ekstrinsik integrasi. Mahasiswa-
mahasiswa ini mengakui bahwa mereka mengikuti kegiatan organisasi karena
merasa kegiatan ini akan baik untuk dirinya. Mereka juga yakin bahwa kegiatan
kemahasiswaan akan memberikan kebaikan untuk dirinya.
Terdapat lima mahasiswa yang berada pada tipe motivasi ini. Dua
mahasiswa mengakui alasan mengikuti organisasi karena keinginan untuk terlihat
sebagai mahasiswa yang aktif dan tidak dianggap kutu buku. Pengakuan dari
institusi sebagai mahasiswa yang aktif juga dirasa penting bagi mereka. Tiga
mahasiswa lainnya juga mengakui bahwa pengakuan institusi dan anggapan dari
lingkungan menjadi alasan mereka mengikuti organisasi. Hal ini sesuai dengan
penjelasan Sanli, Bray dan Lee (2013) bahwa alasan individu dengan tipe
motivasi untuk berperilaku adalah untuk menghindari ketidakpersetujuan dari
lingkungan. Saat mengikuti organisasi, mahasiswa-mahasiswa ini mengaku tidak
begitu mengetahui kegiatan yang dilakukan pada organisasi tersebut, namun
karena teman-temannya mengikuti organisasi maka mereka juga mengikutinya
agar tidak merasa berbeda dengan yang lain [4].
3. PENUTUP
3.1. Kesimpulan
1. Organisasi adalah suatu sistem yang saling berpengaruh antara beberapa
orang yang saling berinteraksi dan bekerjasama dalam rangka mencapai
tujuan bersama. Organisasi mencapai tujuannya apabila anggota yang ada di
dalamnya saling berinteraksi dan saling bekerjasama dengan baik sesuai
harapan organisasi tersebut.
2. Organisasi mahasiswa memperoleh banyak manfaat terutama pada
peningkatan soft skill mahasiswa
3. Persepsi yang dialami seseorang menentukan pemahaman yang didapatkan
terkait organisasi hal ini juga yang melatarbelakangi seseorang dalam hal ini
mahasiswa untuk termotivasi dalam berorganisasi, motivasi dalam
berorganisasiterbagi atas dua yaitu motivasi instrinsik dan ekstrinsik.
3.2. Saran
1. Dengan dibuatnya makalah ini pembaca dapat lebih memperluas wawasan
mengenai hubungan persepsi mahasiswa terhadap organisasi kaitannya
dengan minat mahasiswa dalam berlembaga.
2. Semoga makalah ini dapat membantu dalam meningkatkan pengetahuan
tentang hubungan persepsi mahasiswa terhadap organisasi kaitannya dengan
minat mahasiswa dalam berlembaga.
DAFTAR PUSTAKA

[1]. FRIYANI, V. S. 2018. Hubungan Persepsi Terhadap Organisasi Dengan


Minat Mahasiswa Kedokteran Untuk Berorganisasi. Skripsi, Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
[2]. Sulaeman, Ahmad. 2017. Pengaruh Keaktifan Mahasiswa Dalam Mengikuti
Organisasi Himpunan Mahasiswa Pendidikan Administrasi Perkantoran
(HIMA ADP) Dan Disiplin Belajar Terhadap Prestasi Belajar
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Administrasi Perkantoran
Fakultas Ekonomi Uny. Skripsi, Universitas Negeri Yogyakarta.
[3]. Wulandari, Putri. 2015. Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Minat Mahasiswa
Mengikuti Pendidikan Profesi Guru Di Fakultas Ekonomi Universitas
Negeri Yogyakarta. Skripsi, Universitas Negeri Yogyakarta.
[4]. Cahyorinartri, Niken. 2018. Motivasi Mahasiswa Berorganisasi Di Kampus.
Jurnal Psikologi Insight. Vol. 2, No. 2, Oktober 2018: P 27-38.

Anda mungkin juga menyukai